NPM : 1052342 Kelas : 1TE B Matkul : Pendidikan Agama Islam Hari/Tanggal : Senin, 5 Oktober 2023
“ Keagungan Ayat Kursi”
Mengkaji ilmu diantara ilmu-ilmu Allah SWT melalui kitab Jawahirul Qur’an dari Al- imam Hujjatul islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-ghazali, yang membahas tentang ‘Keagungan surat Al-fatihah’ dimana surat Al-fatihah ini memuat delapan kunci, yang dari pada pintu-pintu surga, jadi imam Al-ghazali ingin menyebutkan bahwasannya kunci pintu-pintu surga itu dikandung dalam surat Al-fatihah. Yang dimaksud dengan delapan kunci ini adalah bahwasanya dari 10 kandungan makna atau ilmu inti dari pada Al-quran itu delapannya dimuat oleh surat Al-fatihah. Sehingga tidak salah kalau dikatakan bahwa surat Al- fatihah ini adalah kunci dari pada delapan pintu surga. Delapan hal yang memuat dalam surat Al-fatihah itu adalah pembahasan tentang ma’rifat zat Allah kemudian ma’rifat tentang sifat Allah, ma’rifat tentang syafa’at Allah, kemudian tentang akhirat, tentang sirotul mustaqim. Sirotul mustaqim ini tazkiatun nufuz, kemudian ada Tahliyah yang mengisi dengan sifat-sifat yang baik, kemuadian ada dzikru ni’matil auliya’ kemudian dzikru ghodobila’dza ya ghodobullah allal a’la, gimana Allah SWT murka terhadap musuh-musuh Allah. Dan sebelumya sudah dibahas tentang keagungan surat/ayat kursi dan ayat kursi ini dikatakan sebagai pemimpin dari pada ayat-ayat Al-quran. Ayat kursi yang sedemikian pendek hanya satu ayat saja dianggap pemimpin dari pada ayat-ayat Al-quran. Imam Al-ghazali menyebutkan karena yang pertama inti dari ilmu-ilmu Al-quran itu adalah ma’rifat tentang Allah SWT. Tujuan pokok dari ilmu Al-quran, dari kandungan – kandungan makna yang dimuat dalam Al-quran itu adalah bagaimana seorang hamba mengetahui Allh SWT, pengetahuan tersebut meliputi tiga hal yakni meliputi zat Allah, sifat Allah. Ini adalah inti dari Allah SWT ini adalah inti dari Allah SWT menurunkan Al-quran dengan berbagai macam kandungannya, maka ilmu-ilmu yang lain bertujuan untuk ini,ilmu tentang pengetahuan tentang Allah SWT. Dalam ayat kursi, itu ternyata ayat sedemikian pendek memuat pengetahuan kita atau menjelaskan kepada kita tentang Allah SWT, baik tentang sifatnya, zatnya atau tentang perbuatan-perbuatan Allah SWT. Maka ayat kursi ini diawali dengan Allah, dengan maksud supaya menunjukan kepada kita dzat Allah SWT. Setelah mengetahui dzat Allah, bahwasannya Allah swt adalah tuhan kita, Allah swt tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Allah swt dia tempat bergantung, Allah swt tidak menyerupai apapun, kemudian lailahaillaullah isyarotun illah tauhid, yang menunjukkan agar supaya kita mengesakan dzat Allah SWT, tiada tuhan selain Dia Allah zatnya yang berhak untuk disembah yang berhak untuk di Imani, yang berhak untuk ditujukan ibadah-ibadah kita, yang berhak untuk mengatur kita. Setelah menjelaskan zat Allah, bagaimana supaya kita mengesakan Allah, menyebutkan sifat Allah, bahwa diantara sifat Allah dia maha hidup, dan dia maha berdiri sendiri yang tidak membutuhkan apapun untuk mengatur alam semesta jagat raya. Akan tetapi mengapa Allah masih menciptakan malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amalan-amalan manusia, yang nanti ada hisab, syirod, mahsyar, dan lain sebagainya. Kalua Allah bisa melakukanya sendiri mengapa Allah menggunakan malaikat untuk mencatat amalan-amalan manusia. Ini mungkin jadi pertanyaan, jawaban ini bisa kita kataka, bahwasannya Allah swt menciptakan malaikat untuk memantau manusia, kemudian untuk tugas-tugas yang lainnya seperti memberikan rizki, menyampaikan wahyu, itu bukan karna Allah tidak mampu tapi supaya manusia nanti tidak ada lagi alasan, karna malaikat nanti yang jadi saksi bahwasanya seseorang telah melakukan sesuatu dan catatan nya ini dan malaikat sebagai perantara/saksi yang mencatat segala amal kebaikan atau keburukan kita. Dan kenapa nanti ada catatan amalan, dan catatan amalan kita ini ditimbang, padahal Allah swt telah mengetahui semua amlan kita. Tapi manusia butuh bukti fisik supaya gak ada hujjah lagi, maka Allah swt kenapa juga Allah swt mengirimkan para nabi sebagai utusannya supaya tidak ada hujjah bagi manusia. Dan potongan firman Allah yang selanjutnya Allah tidak ngantuk dan tidak tidur, yang berarti Allah swt mengantuk juga tidak apalagi tidur. Dan Allah swt selalu sibuk mengatur alam jagat raya ini. Kemudian potongan ayat selanjutnya menjelaskan sifat-sifat Allah yang tidak boleh dimiliki oleh Dzat yang kita tuhankan artinya kita membersihkan dan mensucikan Allah swt dari sifat-sifat yang tidak layak baginya. Dan pada firman Allah yang berbunyi bagiNya apa- apa yang ada dibumi dan apa- apa yang ada dilangit ini menunjukan kepada kita semua akhirnya, semua yang ada dilangit dan semua yang ada dibumi dan yang ada diantara langit dan bumi, bahwasannya semua yang ada dilangit dan yang ada dibumi yang ada diantara keduanya adalah milik Allah SWT semuanya dibawah kekuasaan Allah swt, dan Allah adalah sumber dari segala sesuatu yang menciptakan alam semesta ini. Serta tidak ada seseorang pun yang mampu memberi syafaat disisi-Nya kecuali atas izin Allah SWT. Di katakan dalam salah satu ayat dalam Al-quran, nanti ditanya kepada manusia punya siapa kekuasaan pada hari ini, pada hari kiamat nanti, diakhirat nanti, manusia semua kan mengatakan ilaihil wahidir qohar semua itu adalah punya Allah SWT yang maha perkasa dan yang maha menaklukan dunia. Di dunia terserah ada yang jadi raja ada perdana mentri ada yang menjadi sultan ada yang menjadi presiden dan lain sebagainya yang seakan meraka mempunyai kuasa dan itu adalah semuanya dari Allah SWT dan hanyalah titipan, yang merupakan sebagian kecil yang Allah berikan. Tetapi nanti diakhirat tidak ada lagi orang yang memiliki kekusaan selain Allah SWT. Kekusaan itu hanyalah milik Allah yang maha satu yang maha menaklukan. Tidak ada yang berhak memberikan syafaat kecuali atas izin Allah SWT dan yang memberi syafaat nanti banyak, Rasulullah saw akan memberikan syafaat yang disebut dengan syafaat yang disebut dengan syafa’atul uzhma, syafaat yang besar. Siapa yang dalam hatinya ada ucapan laa ilaha illaullah, isnyaalah ada potensi kemungkinan dia mendapatkan syafaat nabi sallaulllahu alaihi wasallam tapi syafaat nabi tidak lain karna izin Allah swt. Nanti Al-quran juga memberi syafaat, yang mana ketika kita rajin membaca Al-quran maka Al-quran akan menjadi pemberi syafaat nanti di hari kiamat bagi orang-orang yang membacanhya, kemudian puasa juga memberi syafaat dalm satu hadist disebutkan sesungguhnya puasa dan membaca Al-quran akan memberi syafaat bagi orang- orang yang melakukannya. Dan bagi orang yang melakukan puasa dan membaca Al-quran diakhirat nanti Allah jadikan puasa itu seperti makhluk yang dapat berbicara dan mengatakannya kepada Allah sebagai pembuktian/saksi atas ibadah yang kita lakukan. Kemudian Al-quran juga begitu akn memberikan syafaat bagi orang yang membacanya, Al-quran akan mengatakan orang ini rela menahan diri dari tidur, orang ini rela tidak tidur bangun dimalam hari bersusah payah untuk membacaku maka berikanlah syafaat dihari ini melalui perantara ku dan sebagainya. Serta berkawan dengan orang-orang yang sholeh,orang berjihad gugur dijalan Allah, dia mendapatakan peluang untuk memberi 40 syafaat bagi anggota keluarganya dan lain sebagianya. Allah mengetahui apa-apa yang ada didepannya wama khalfahum dan apa-apa yang ada dibelakangnnya. Maksudnya mengetahui segala sesuatu baik yang ditampakkan maupun yang disembunyikan. Baik yang dikerjakan secara lahir maupun yang ditahan didalam hati. Allah swt itu maha mengetahui apa-apa yang disembunyikan dalam hati, jadi yang dimaksud dengan Allah mengetahui depan mereka dan belakang mereka bukan berarti depan belakang saja tapi Allah mengetahui secara terang-terangan didepan atau dibelakang yang disembunyikan. Maka ketika orang-orang munafik itu merasa membohongi Allah dengan amalan mereka yang pada hakekatnya amalan itu tidak dilandasi keimanan kepada Allah, mereka sholat, mereka zakat, mereka berpuasa, mereka melakukan ritual-ritual ibadah sebagaimana orang muslim tapi hati mereka ingkar kepada Allah dan ingkar kepada Rasulullah Shalaullah Alaihi Wasalam. Sehingga allah mengatakan dia munafik, orang munafik itu merasa menipu Allah merasa membohongi Allah seakan-akan mereka bisa menyembunyikan diri dari Allah swt. Padahal Allah Allah tau, hanya saja mereka yang terkecoh dengan amalan yang dilakuka oleh mereka. Pengetahuan Allah adalah adalah pengetahuan yang hakiki, sementara kita manusia pengetahuan kita terbatas, Allah tidak terbatas. Kita mengetahui sesuatu karena sesuatu itu muncul sudah terjadi sehingga baru kita tahu. Dan kadang-kadang dalam menemukan sesuatu atau melihat benda dari sudut tertentu kita tidak sempuran melihatnya, kita melihat dari sudut yang lain berbeda dengan yang kita lihat dengan tempat pertama yang kita lihat. Dan Allah swt pengetahuan tidak terbatas yang hakiki. Pengetahuan kita juga kadang-kadang salah antara objek yang kita lihat dengan objek yang sebenarnya, seperti tongkat yang dimasukan ke dalam air yang kita lihat dengan mata kita bahwa tongkat itu bengkok padahal tongkat itu tetap tegak lurus begitu naik kepermukaan. Itu artinya pengetahuan kita masih terbatas atau salah. Dan pengetahuan manusia diliputi dengan kelupaan, kemudian berubah-ubah, dan lain sebagainya. Sementara pengetahuan Allah itu hakiki tidak terbatas dan tidak berubah-ubah dan pengetahuan Allah tidak dipengaruhi muncul tidaknya sesuatu, terjadi atau tidaknya sesuatu. Sedangkan kita manusia terjadi dulu baru mengetahui sesuatu. Dan dalam firman Allah menyebutkan manusia tidak mampu memngetahui sesuatu apapun dari ilmu Allah kecuali atas kehendak Allah swt. Dan diatas orang yang memiliki ilmu ada yang maha memiliki ilmu yang maha mengetahui itu Allah swt. Dan kursinya meliputi langit dan bumi bahkan lebih luas dari pada langit dan bumi dan kursi Allah ini adalah mahluk yang besar melebihi langit dan melebihi bumi, maka ketika Allah mampu menguasai kursi, lebih kecil dari kursi ini maka akkan tunduk kepada Allah swt. Dan Allah tidak merasa berat dalam menjaga keduanya dalam menjaga langit dan menjaga bumi, tidak merasa berat sama sekali, tidak merasakan beban sama sekali dengan semua itu. Dan dalam ayat kursi ini memberikan penjelasan tentang sifat kodratnya Allah dan juga kesempurnaan kodrat, kemudian membersihkan kuasa Allah swt dari sifat lemah dan sifat yang penuh dengan kekurangan. Dan potongan firman Allah pada ayat terakhir dari ayat kursi ini adalah dia yang maha tinggi dan lagi maha agung. Ayat ini menunjukan 2 pokok penting dalam masalah sifat. Untuk mendapatkan penjelasan tentang sifat-sifat Allah swt maka silahkan rujukan pada buku kami kata Imam Al-ghazali yang punya satu buku tentang sifat dan asma Allah swt yang berjudul ‘Almaqsidil Ashna fii ashma illahilhusnah’. Dan ketika kamu mencoba mengkaji ayat kursi mengungkapkan kandungan maknanya dan kamu mencari di ayat-ayat yang lain dalam Al- quran kamu tidak akan menemukan ayat yang memuat Dzat dan sifat Allah swt dengan sempurna selain dari pada ayat kursi, tidak ada ayat lain yang sesempurna ayat kursi dalam penyebutan atau isyarat-isyarat atau ma’rifat pengetahuan tentang zat Allah, sifat Allah. Ayat kursi ini yang paling utama kandungan maknanya yang paling kompherensif, paling sempurna. Serta kandungan-kandungan makna yang sedemikian rupa tadi itu yang oleh ayat lain itu butuh lebih dari satu ayat itu yang termuat dalam satu ayat dari ayat kursi. Ayat kursi ini mempunyai satu ayat tetapi muatannya bisa menandingi beberapa ayat-ayat lainnya dalam Al-quran. Dalam ayat kursi ini ada sifat Allah swt yang disebutkan ‘Al hayyul qayyum’ paling agung nama Allah yang paling mulia dan yang paling utama. Jadi diantara rahasia kenapa ayat kursi hanya satu ayat itu menjadi pemimpin dari pada ayat-ayat Al-quran yang lainnya pertama dengan kandungan makna yang dimuat aya kursi ini mengandung ilmu tentang zat Allah, tentang sifat Allah, tentang affan Allah. Yang mana ilmu dari tiga ini adalah sebaik-baiknya ilmu Al-quran, tujuan utama dari pada ilmu Al-quran dan juga ilmu-ilmu yang lainnya, kemudian alasan yang kedua kenapa ayat kursi itu menjadi pemimpin ayat-ayat lainnya karna dsini menyebutkan selain tetang sifat Allah juga tentang tauhid pensucian kepada Allah dari hal-hal yang tidak layak kemudian penjelasan dari pada sifat Allah, yang ketiga kandungan ini tidak dimuat oleh ayat-ayat yang lain, ayat-ayat yanglain hanya memuat 1/2 ayat saja. Akan tetapi ayat kursi muat keselurhannya dalam satu ayat baik itu tetang tauhid,taqdis, dan syarhusifat. Kemudian yang ke empat jadi antara alasan kenapa Imam Al-ghazali mengatakan bahwasannya layak atau sangat tepat jika Rasulullah mengatakan bahwasanya ayat kursi ini adalah pemimpin ayat-ayat Al-quran karena dalam ayat kursi ini ada al-ismul a’zham yang merupakan nama yang paling utama yang paling mulia paling agung bagi Allah swt yaitu ‘Al hayyul qayyum’ yang hanya disebutkan tiga kali dalam Alquran yang pertama ada di ayat kursi, yang kedua ada surat al-imron diawal-awal, kemudian yang ketiga ada disurat Thaha ayat ke sebelas. Artinya dengan memuat al-ismul a’zham ini maka ayat kursi itu juga menjadi mulia, menjadi agung sehingga disebut sebagai pemimpin dari pada ayat-ayat yang ada di Alquran.