Anda di halaman 1dari 15

Tuhan Yang

Maha Esa Dan


Ketuhanan
Dosen: Nur Annisa Q.A. S.Ag
Introduction
Adam Candra
Andru Anis Septiana Arya Alfayad
Maulana
Prayoga

Aulia Luthfatul Tessa Pipi


Azahra Bagus Setiaji
Putri Anjani
Alifianto
TUHAN YANG MAHA ESA DAN
KETUHANAN
01 Konsep ketuhanan dalam islam (QR. AL-
IKHLAS)

02 Konsep ketuhanan dalam islam

03 Pentingnya iman kepada Allah


Materi
04 Pembuktian Wujud tuhan melalui
ciptaannya

05 Sejarah pemikiran manusia tentang tuhan


Konsep ketuhanan dalam (QR.AL-IHKLAS)
Salah satu surat dalam Al Quran yang menjelaskan tentang konsep Ketuhanan
yaitu surat Al Ikhlas yang terdiri dari empat ayat yaitu‫قُ ْله َُو هَّللا ُ َأ َح ٌد‬
 (1) ‫ص َم ُد‬َّ ‫هَّللا ُ ا ل‬ 
(2) ‫لَ ْم َي ل ِْد َولَ ْم ُي ولَ ْد‬
(3) ‫ولَ ْم َي ُكنلَّ ُه ُك فُ ًوا َأ َح ٌد‬ َ
 ARTINYA : Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. (1) Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (2) Dia tiada beranak dan tidak
pula diperanakkan, (3) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS.
Al Ikhlas: 1-4).Asbabun Nuzul Surat Al IkhlasImam Ibnu Katsir dalam tafsirnya
menjelaskan bahwa ayat ini  turun berkenaan orang musyrik (menyekutukan
Allah) berkata kepada Nabi Muhammad:“Hai Muhammad, jelaskan kepada
kami tentang  sifat Tuhanmu?”Lantas turun surat al Ikhlas untuk membantah
mereka. Sedangkan menurut sahabat Ibnu Abbas menjelaskan bahwa ayat ini
turun berkenaan sikap orang Qurays yang bertanya kepada Nabi Muhammad
tentang sifat Tuhan
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Konsep ketuhanan dalam islam ada dalam Al Quran surat Al


Ikhlas, sebagai berikut:
‫قُ ْل ه َُو ٱهَّلل ُ َأ َح ٌد‬
1. Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa”.
‫ص َم ُد‬ َّ ‫ٱهَّلل ُ ٱل‬
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.
‫َل ْم َيل ِْد َو َل ْم يُو َل ْد‬
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
‫َولَ ْم َي ُكن لَّهُۥ ُكفُ ًوا َأ َح ۢ ٌد‬
4. dan “tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
PENTINGNYA IMAN KEPADA ALLAH

Adapun fungsi iman kepada Allah SWT bagi kita ialah:


1. Sebagai penyelamat.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Mukminin, Allah SWT berfirman yang
artinya:
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang
yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada berdirinya saksi-saksi
(hari kiamat).”

2. Menjadikan Manusia yang Berakhlak Baik


Dengan beriman kepada Allah SWT akan menumbuhkan dalam diri
seseorang itu sifat dan sikap yang baik; perkataan jujur, dapat
dipercaya, tidak sombong, tidak fitnah, tidak mengadu domba, dan lain
sebagainya.
PENTINGNYA IMAN KEPADA ALLAH
3. Sebagai Pedoman Hidup
Iman merupakan pedoman, penuntun, dan kompas dalam kehidupan
kita. Tiada manusia yang berada di jalan benar jika ia tidak beriman
kepada Allah SWT. Maka, mereka yang beriman akan memiliki
tujuan hidup yang jelas serta tidak mudah berputus asa. Sebab,
bagaimana sikap seseorang akan terlihat jelas jika ia sedang ditimpa
musibah. Mereka yang beriman akan selalu berpikiran positif kepada
Allah atas segala yang mereka hadapi.

4. Menumbuhkan Rasa Rendah Diri


Iman kepada Allah, berarti kita percaya baik dari hati, lisan, maupun
perbuatan akan Dzat Allah SWT dengan segala Keagungan dan
Kesempurnaan-Nya. Karenanya, sebagai manusia yang merupakan
salah satu dari makhluk ciptaan Allah, kita sadar bahwa diri kita ini
bukanlah apa-apa jika bukan karena Kuasa Allah SWT.
PENTINGNYA IMAN KEPADA ALLAH

5. Menumbuhkan  Sikap Qanaa’ah
Dengan beriman kepada Allah, kita menyadari bahwa segala yang kita nikmati
di dunia (maupun di akhirat nanti) adalah berasal dari Allah SWT. Maka, tidak
ada celah bagi kita untuk merengek apalagi protes jika sesuatu yang kita
dapatkan tidak sesuai keinginan. Allah lebih mengetahui apa yang tidak
hamba-Nya ketahui.

6. Ingat Akan Kematian


Tidak ada makhluk yang kekal karena Kekal adalah Sifat milik Allah SWT.
Maka, dengan menyadari dan mengingat bahwa kehidupan hanyalah masalah
waktu sampal ajal menjemput, kita akan lebih berhati-hati dalam
menggunakan umur yang Allah berikan karena kepada-Nya jualah kita akan
memepertanggungjawabkan segalanya nanti. Dengan begitu, kita harusnya
semakin dan semakin memperkuat iman kita kepada Allah SWT. 
PENTINGNYA IMAN KEPADA ALLAH
7. Allah Selalu Mengawasi
Allah SWT adalah satu-satunya yang pantas dan wajib untuk disembah. Maka,
dengan segala kesempurnaan yang dimiliki-Nya, manusia sadar bahwa ia
hanyalah makhluk lemah tak berdaya tanpa kuasa Tuhan. Bahkan untuk
bernapas saja, jika bukan karena izin Allah, tidak akan bisa bernapas.
Karenanya, iman menjadikan kita sadar bahwa segala sesuatu adalah Allah
yang mengaturnya. Allah lah yang menentukan apa-apa saja yang terjadi
maupun yang tidak terjadi karena Allah mengetahui apa-apa saja yang
makhluknya tidak ketahui.

8. Menentramkan Hati
Diantara salah satu fungsi iman kepada Allah, sebagaimana yang tertera di
dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’ad ayat 28, dijelaskan bahwa orang-orang yang
beriman, yang mana mereka senantiasa mengingat Allah SWT, maka hal
tersebut membuat hati mereka menajdi tentram. Jadi, jika ingin memperbaiki
maupun mendapatkan suasana hati yang damai, aman, dan nyaman, maka
banyak-banyaklah mengingat Allah SWT.
Pembuktian wujud tuhan melalui ciptaannya

1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya


Sikap mempercayai adanya Tuhan ditenggarai dengan perilaku anak mengetahui sifat Tuhan
sebagai pencipta, mengenal ciptaan-ciptaan Tuhan, mengucapkan kalimat takjub saat melihat
ciptaan Tuhan. Upaya yang dapat dilakukan guru diantaranya 1 pembiasaan mengenalkan
ciptaan Tuhan yang ada di lingkungan, berupa benda, tumbuhan, orang-orang sebagai ciptaan
Tuhan, 2 pembiasaan mengucapkan kalimat takjub melihat ciptaan Tuhan. 3 membiasakan
ibadah sehari-hari.

2. Keberadaan Alam Membuktikan Adanya Tuhan


Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rahasianya yang pelik, tidak boleh
tidak memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu
“Akal” yang tidak ada batasnya. Setiap manusia normal percaya bahwa dirinya “ada” dan
percaya pula bahwa alam ini “ada”. Dengan dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani
setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.
Pembuktian wujud tuhan melalui ciptaannya

3. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika


Sampai abad ke-19 pendapat yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri
(alam bersifat azali) masih banyak pengikutnya. Tetapi setelah ditemukan “hukum kedua
termodinamika” (Second law of Thermodynamics), pernyataan ini telah kehilangan landasan
berpijak. Hukum tersebut yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori
pembatasan perubahan energi panas membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin
bersifat azali. Hukum tersebut menerangkan bahwa energi panas selalu berpindah dari
keadaan panas beralih menjadi tidak panas. Sedang kebalikannya tidak mungkin, yakni
energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas menjadi panas.
Perubahan energi panas dikendalikan oleh keseimbangan antara “energi yang ada” dengan
“energi yang tidak ada”. Bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika di
alam terus berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan. Hal itu membuktikan secara pasti
bahwa alam bukan bersifat azali. Seandainya alam ini azali, maka sejak dulu alam sudah
kehilangan energinya, sesuai dengan hukum tersebut dan tidak akan ada lagi kehidupan di
alam ini. Oleh karena itu pasti ada yang menciptakan alam yaitu Tuhan.
Pembuktian wujud tuhan melalui ciptaannya

4. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan Astronomi


Benda alam yang paling dekat dengan bumi adalah bulan, yang jaraknya dari bumi sekitar
240.000 mil, yang bergerak mengelilingi bumi dan menyelesaikan setiap edarannya selama
dua puluh sembilan hari sekali. Demikian pula bumi yang terletak 93.000.000.000 mil dari
matahari berputar pada porosnya dengan kecepatan seribu mil per jam dan menempuh garis
edarnya sepanjang 190.000.000 mil setiap setahun sekali. Di samping bumi terdapat gugus
sembilan planet tata surya, termasuk bumi, yang mengelilingi matahari dengan kecepatan
luar biasa.
Matahari tidak berhenti pada suatu tempat tertentu, tetapi ia beredar bersama-sama dengan
planet-planet dan asteroid mengelilingi garis edarnya dengan kecepatan 600.000 mil per jam.
Di samping itu masih ada ribuan sistem selain “sistem tata surya” kita dan setiap sistem
mempunyai kumpulan atau galaxy sendiri-sendiri. Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada
garis edarnya. Galaxy dimana terletak sistem matahari kita, beredar pada sumbunya dan
menyelesaikan edarannya sekali dalam 200.000.000 tahun cahaya.
Sejarah pemikiran manusia tentang tuhan
1.    Pemikiran Barat
Yang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah konsep yang
didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah,
baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur
sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya
proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi
sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian
dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock, dan Jevens. Proses
perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah
sebagai berikut:
a.     Dinamisme
             Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya
kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang
berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh
pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh
negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda,
seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti (India). 
Sejarah pemikiran manusia tentang tuhan
b.    Animisme
Di samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga mempercayai
adanya peran roh dalam  hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik,
mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang
aktif sekalipun bendanya telah mati
 c.    Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan
kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan.
d.    Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum
cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena
tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan
manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu).
e.    Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme.
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam
tiga paham yaitu: deisme, panteisme, dan teisme.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai