Anda di halaman 1dari 14

TUHAN DAN

MENUMBUHKAN RASA
BERTUHAN

Kelompok 1 :
Puspa Widya Ningrum (1902106009)
Dewi Santika Risti (1902106012)
A. Definisi TUHAN
Menutrut KBBI : Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja disembah oleh manusia,
sebagai yang Maha Kuasa, Maha Perkasa, dan lain sebagainya.

Teisme
Tuhan merupakan pencipta sekaligus
pengatur segala kejadian di alam semesta.

KONSEP
Deisme
KETUHANAN Tuhan merupakan pencipta alam semesta,
namun tidak ikut campur dalam kejadian
di alam semesta.

Panteisme
Tuhan merupakan alam semesta itu
sendiri.
SIFAT-SIFAT TUHAN

Maha Tahu
(Mengetahui Segalanya)

Maha Kuasa
(Memiliki Kekuasaan tak terbatas)

Maha Ada
(Hadir dimana pun)

Maha Mulia
(mengandung segala sifat baik dan
sempurna)

Bersifat kekal abadi


B. KONSEP TUHAN DALAM
ISLAM

Istilah Tuhan dalam sebutan Al-


Quran digunakan kata ilaahun, yaitu
setiap yang menjadi penggerak atau
motivator, sehingga dikagumi dan
dipatuhi oleh manusia.

Orang yang mematuhinya di sebut


abdun (hamba). Kata ilaah (tuhan) di
dalam Al-Quran konotasinya ada dua
kemungkinan, yaitu Allah, dan
selain Allah. Subjektif (hawa nafsu)
dapat menjadi ilah (tuhan)
Pengakuan bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam
dikemukakan dalam Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 61
sebagai berikut;

‫او ْن َو َو َو َّن َو ا ا ن َّل ْن َو ا‬ َ ‫َو َاو ِم ْن ا َو َونْا َو ُذ ْن ا َو ْن ا َو َو َو ا ا ن َّل َو َو ِم‬


َ ْ ‫ااو ن‬
‫ون ا ُذ ْن َو ُذ َواو‬ َّ ‫ااو َو ُذ ا ُذ َّن ا َّن ذُا َو َو‬
َ ‫َو نْا َو َو َو‬

Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit


dan bumi, dan menundukkan matahari dan bulan?” Mereka
pasti akan menjawab Allah
Seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu
berarti orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
Seseorang baru layak dinyatakan bertuhan kepada Allah jika
ia telah memenuhi segala yang dimau oleh Allah. Atas dasar
itu inti konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam Islam adalah
memerankan ajaran Allah yaitu AlQuran dalam kehidupan
sehari-hari.
Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta, melainkan juga
pengatur alam semesta.
C. KEBERTUHANAN SEBAGAI FITRAH
MANUSIA

Dalam kedalaman jiwa manusia terdapat kekuatan yang


mendorong manusia untuk mencari Tuhan yang memberikan
rasa aman dan ketenangan kepada manusia dan
membantunya dalam menghadapi kesulitan serta
menghilangkan segala bentuk kekhawatiran. Manusia ketika
mengalami kebuntuan dan berbagai faktor materi tidak ada
yang dapat membantunya maka secara alami akan mencari
sumber kekuatan yang lebih besar yang mampu
melepaskannya dari kebuntuan tersebut.
Agama-agama samawi menyebutkan bahwa wujud
yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia serta wajib disembah adalah Tuhan Yang
Maha Esa. Dia adalah sumber rahmat, keagungan,
kekuatan, kesempurnaan dan keindahan yang tidak
ada habisnya, di mana beribadah kepada-Nya akan
menyambungkan manusia kepada sumber abadi dan
tanpa akhir ini. Selain itu, hubungan dengan Tuhan
mengantarkan manusia kepada kebebasan sejati
dan di dalam hatinya tidak ada ketergantungan
kepada selain-Nya.
D. DALAM TEOLOGI ISLAM

Dalam perspektif teologis, masalah ketuhanan, kebenaran, dan


keberagamaan harus dicarikan penjelasannya dari sesuatu yang
dianggap sakral dan dikultuskan karena dimulai dari atas (dari Tuhan
sendiri melalui wahyu-Nya).

Melalui wahyu yang diberikan Tuhan, manusia dapat


mengenal Tuhan; manusia mengetahui cara beribadah; dan
cara memuji dan mengagungkan Tuhan.
Tuhan menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad. Melalui wahyu yang
diterimanya, Nabi Muhammad mengajarkan dan menekankan monoteisme di
tengah politeisme yang terjadi di Arab. Umat dituntun menyembah hanya
kepada Dia, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Melalui wahyu yang diterimanya,
Nabi Muhammad memiliki keyakinan untuk menobatkan orang-orang Arab
yang menyembah banyak Tuhan/dewa. Melalui wahyu yang diturunkan
Tuhan juga, Muhammad mampu membentuk suatu umat yang beragama,
beribadah, dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pengetahuan tentang Tuhan, baikburuk, dan cara beragama


dalam perspektif teologis tidak terjadi atas prakarsa manusia,
tetapi terjadi atas dasar wahyu dari atas. Tanpa inisiatif Tuhan
melalui wahyu-Nya, manusia tidak mampu menjadi makhluk
yang bertuhan dan beribadah kepada-Nya.
.
E. KONSEP TAUHID DALAM ISLAM

Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan adalah penghayatan kepada


asmaul husna (nama Allah yang berjumlah Sembilan puluh Sembilan).
Penghayatan itu tampak bahwa Allah itu Esa dalam Zat, Esa dalam
sifat, dan Esa dalam perbuatan-Nya. Oleh karena itu, aagama islam
adalah agama tauhid. Konsep ketauhidan yang dimaksud merupakan
realisasi dari ucapan dua kalimat syahadat (syahadatain). Hal ini
berdasarkan firman Allah yang termaktub dalam Surah Al-Ikhlas (112)
ayat 1-4

َ َ ‫) َول َْم يَك ُ ْن ل َُه ُكفُ ًوا أ‬3( ‫) ل َْم يَل ِ ْد َول َْم يُول َ ْد‬2( ‫الص َم ُد‬
)4( ‫ح ٌد‬ َ َ ‫ق ُْل ُه َو الل َّ ُه أ‬
َّ ‫) الل َّ ُه‬1( ‫ح ٌد‬
Katakanlah: Dialah Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada
beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia”.
Konsep tauhid berdasarkan ayat Al- Qur’an melahirkan sifat
tauhid, pola perilaku kompetensi, dan hasil karya dan cipta
pada setiap nilai hidup tertentu. Oleh karena itu, sikap dan
perilaku muslim dapat diungkapkan diantaranya sebagai
berikut:
1. Sebagai muslim harus mampu menolak dan tidak menyembah selain Allah. Hal
ini diungkapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Fatihah (1) ayat 5.

2. Memohon pertolongan atau berdoa hanya kepada Allah. Hal ini diungkapkan oleh Allah
dalam Alquran Surah Al-Fatihah (1) ayat 5.

3. Menjadikan hokum Allah sebagai pedoman hidup. Hal ini diungkapkan oleh Allah dalam
Alquran Surah Al-An’aam (6) ayat 57.
4. Tidak ada yang ditakuti kecuali Allah. Hal ini diungkapkan oleh Allah dalam Alquran
Surah At-Taubah (9) ayat 19.

5. Tidak mencintai sesuatu atau seseorang melebihi cintanya kepada Allah dan berjuang
dijalan Allah. Hal ini diungkapkan oleh Allah dalam Alquran Surat At-Taubah (9) 29.

6. Menyakini bahwa setiap yang hidup pasti diberikan oleh Allah rezeki dan hanya Allah
yang menentukan rezeki. Hal ini diungkapkan oleh Allah yang menetukan rezeki. Hal ini
diungkapkan oleh Allah dalam Alquran Surah Al-Huud (11) ayat 6.

7. Mengakui kekuasaan llah yang mutlak dan kekuasaan yang ada pada manusia itu nisbi serta ditentukan
oleh Allah yang memberi dan yang mengambil kembali kekuasaan itu dari siapa yang dikehendaki-Nya.
Hal ini diungkapkan oleh Allah dalam Alquran Surah Ali Imran (3) ayat 26.

8. Menyakini bahwa yang menentukan hidup dan mati itu hanya Allah. Demikian juga, hidup
dan mati itu hanya untuk Allah semata. Hal ini diungkapkan Allah dala Alquran Surah Ali
Imran (3) ayat 145

9. Menyakini bahwa shalat (ibadah dalam arti khusus) sebagai pengabdian, hidup dan mati
hanya untuk Allah semata. Hal ini diungkapkan oleh Allah dalam Alquran Surah Al—An’ (6)
ayat 126
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai