Anda di halaman 1dari 13

GAYA GAYA

KEPEMIMPINAN
OLEH
ALIFIA GANESHI ANGGARINI 1902106010
PENDIDIKAN AKUNTANSI 2A
A.Pengertian Kepemimpinan
• Secara harfiah kepemimpinan atau leadership
berarti adalah sifat, kapasitas dan kemampuan
seseorang dalam memimpin. Arti dari
kepemimpinan sendiri sangat luas dan
bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang
menjelaskannya. Menurut Charteris-Black
(2007), definisi dari kepemimpinan adalah
“leadership is process whereby an individual
influence a group of individuals to achieve a
common goal”. Kepemimpinan adalah sifat
dan nilai yang dimiliki oleh seorang leader.
B.Gaya-Gaya Kepemimpinan

1. Gaya Kepemimpinan Kompromis


adalah gaya kepemimpinan yang
mempertahankan gaya berimbang, di mana
perhatian diberikan secara merata antara
produksi dan manusia.

Compromisser (kompromis), menunjukkan perilaku


kepemimpinan tidak tetap pendirian, menunda-nunda dan
bahkan tidak membuat keputusan, berwawasan/ pandangan
dangkal.
2.Gaya Kepemimpinan
• Otokratis
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan
otokratis adalah sebagai berikut:Wewenang
Gaya kepemimpinan mutlak terpusat pada pemimpin
otokratis adalah • Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;
kemampuan • Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;
mempengaruhi orang • Komunikasi berlangsung satu arah dari
lain agar bersedia pimpinan kepada bawahan;
bekerjasama untuk • Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku,
mencapai tujuan yang perbuatan atau kegiatan para bawahannya
telah ditentukan
dilakukan secara ketat;
dengan cara segala
kegiatan yang akan
• Tidak ada kesempatan bagi bawahan
dilakukan semata-mata untuk memberikan saran pertimbangan
diputuskan oleh atau pendapat;
pimpinan. • Lebih banyak kritik dari pada pujian,
menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna
dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung
adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
3.Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan


mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara
pimpinan dan bawahan.
Gaya ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang
terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan,
kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin
kerkonsultasi dengan anak buah untuk merumuskan tindakan
keputusan bersama.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Wewenang pemimpin tidak mutlak;
2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan;
3. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan
bawahan;
4. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi
antara pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan;
5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
para bawahan dilakukan secara wajar;
6. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan atau pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan
diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi;
8. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya
saling percaya, saling menghormati.
3. Gaya Kepemimpinan Delegatif
Gaya Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya pemimpin
memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan
anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri (MacGrefor,
2004). Gaya Kepemimpinan adalah suatu ciri khas prilaku seorang pemimpin
dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan demikian maka gaya
kepemimpinan seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh karakter
pribadinya. Kepemimpinan delegatif adalah sebuah gaya kepemimpinan yang
dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya yang memiliki kemampuan, agar
dapat menjalankan kegiatannya yang untuk sementara waktu tidak dapat
dilakukan oleh pimpinan dengan berbagai sebab. Gaya kepemimpinan delegatif
sangat cocok dilakukan jika staf yang dimiliki memiliki kemampuan dan
motivasi yang tinggi. dengan demikian pimpinan tidak terlalu banyak
memberikan instruksi kepada bawahannya, bahkan pemimpin lebih banyak
memberikan dukungan kepada bawahannya.
4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk
mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang
dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya ini hanya bias
berjalan apabila bawahan memperlihatkan tingkat
kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan
sasaran cukup tinggi.
Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali
menggunakan kekuasaannya atau sama sekali
membiarkan anak buahnya untuk berbuat sesuka
hatinya.
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez Faire adalah
sebagai berikut:
• Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam
melaksanakan tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati
diberi batasan serta berbagai produser;
• Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-
tugasnya diberikan hadiah atau penghargaan, di
samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang
berhasil, sebagai dorongan;
• Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana
yang baik secara umum manajer bertindak cukup baik;
• Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang
berkaitan dengan tugas-tugas atau perintah, dan
sebaliknya para bawahan diberikan kebebasan untuk
memberikan pendapatannya.
5. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala


keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya
sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang
otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.

Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya


dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka
kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia
memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebut dapat tercapai
dengan baik. Di sini bawahan hanyalah suatu mesin yang dapat digerakkan
sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang datang dari bawahan sama
sekali tak pernah diperhatikan.
6.Gaya Kepemimpinan
Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam
gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi
tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

• Tipe kepemimpinan demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang


mengacu pada hubungan. Di sini seorang pemimpin selalu
mengadakan hubungan dengan yang dipimpinnya. Segala
kebijaksanaan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau
akan merupakan kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering
turun ke bawah guna mendapatkan informasi yang juga akan berguna
untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya.
7. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan yang otoriter Kelebihan model kepemimpinan
biasanya berorientasi kepada tugas. otoriter ini ada di pencapaian
Artinya dengan tugas yang diberikan prestasinya. Tidak ada satupun
oleh suatu lembaga atau suatu tembok yang mampu menghalangi
organisasi, maka kebijaksanaan dari langkah pemimpin ini. Ketika dia
lembaganya ini akan diproyeksikan memutuskan suatu tujuan, itu
dalam bagaimana ia memerintah adalah harga mati, tidak ada alasan,
yang ada adalah hasil. Langkah –
kepada bawahannya agar
langkahnya penuh perhitungan dan
kebijaksanaan tersebut dapat tercapai
sistematis.Dingin dan sedikit kejam
dengan baik. Di sini bawahan hanyalah adalah kelemahan pemimpin dengan
suatu mesin yang dapat digerakkan kepribadian merah ini. Mereka
sesuai dengan kehendaknya sendiri, sangat mementingkan tujuan
inisiatif yang datang dari bawahan sehingga tidak pernah peduli dengan
sama sekali tak pernah diperhatikan. cara. Makan atau dimakan adalah
prinsip hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai