Ketuhanan
Oleh: Danusiri
Tuhan Yang Maha Esa
(pertemuan ke-I)
Standar Kompentensi
To han (Yunani)
Thou, Thee, God, Lord, Devina (Inggris)
Do (Spanyol)
Tien, Syang Ti (Cina)
Do Spanyol Nasrani,Minggu (Mesir kuno), Dominggu
(Nasrani Mesir)
Sang Hyang Widi Wasa (Hindu)
Bersambung. . . .
(pertemuan ke-II)
Standar Kompentensi
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian filsafat baik
secara generik maupun teknis.
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian fisafat
ketuhanan
Mahasiswa dapat menjelaskan cara berpikir kefilsafatan
Mahasiswa dapat menjelaskan objek pemikiran filsafat
Mahasiswa dapat menjelaskan bahwa Tuhan sebagai
salah satu objek pemikiran filsafat
Mahasiswa dapat menjelaskan bahwa Tuhan itu ada
dengan argumen kefilsafatan.
Filsafat
Arti filsafat secara bahasa
Filsafat
Berpikir yang identik dengan berfilsafat jika memenuhi lima ciri
Rasional, hasil pemikiran harus dapat diterima dengan akal sehat.
Contohnya adalah, :Jika kau menenam jagung, maka kamu akan
memanen jagung.Contoh berpikir irrasional adalah: gerhana matahari
tadi pagi sebagai alamat kematian anak pemimpin negara kita.
Koherent (runtut) alur berpikir yang dinyatakan dalam bentuk
pernyataan--pernyataan harus runtut, tidak saling bertentangan.
Contoh berpikir runtut jika a = b, dan b = c, maka a = c. contoh
berpikir tidak runtut adalah a = b, b = c, maka a = e, a berbeda
dengan c.
radikal, yaitu dalam berpikir harus sampai akar-akarnya yang
dipikirkan, atau berpikir amat sangat mendetail
Menyeluruh, yaitu dalam memikirkan sesuatu harus tidak ada
aspeknya yang tertinggal. Contohnya adalah jika telah menetapkan
bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, maka yang dimaksud adalah
setiap gejala di alam ini atau mungkin ada alam lain sama sekali tidak
ada tuhan. Tuhan hanya Allah saja
Metafisika, yaitu berpikir kefilsafatan harus sampai aspek metafisika
(kenyataan yang ada di balik yang tampak). Contoh menetapkan
bahwa Tuhan itu Ada, adanya Tuhan tidak dapat ditangkap dengan
panca Indra
Filsafat
Objek Pemikiran Filsafat
Objek pemikiran filsafat adalah segala yang
ada dan yang mungkin ada.Ibaratnya,
berfilsafat itu seperti mencari kucing hitam di
dalam ruangan yang gelap sementara kucing
itu tidak ada dalam ruangan itu. Jika diringkas,
objek pemikiran filsafat adalah tentang Tuhan,
alam, dan manusia.
Filsafat
Tuhan Sebagai Objek Pemikiran
Filsafat
Dalam filsafat tidak ada barang tabu. Tuhan
pun dipikirkan ada atau tidak ada menurut
rasio.Kalau ada, seperti apa adanya Tuhan.
Filsafat ketuhanan tidak berangkat dengan
iman bahwa Tuhan itu ada. Iman dan
kepercayaan dikesampingkan. Dengan
kekuatan akal seseorang merenung Tuhan itu
ada atau tidak ada. Jika akal menetapkan
bahwa Tuhan itu ada, adalah merupakan
kesimpulan rasional. Kesimpulan rasional dapat
membantu meneguhkan keimanan.
Filsafat
Tuhan Sebagai Objek Pemikiran
Filsafat
Untuk membuktikan Tuhan itu ada atau
tidak ada dikenal tiga dalil, yaitu:
Dalil ontologi. Kata ini berasasl dari bahasa Yunani, ta,
onta, dan logos yang berarti ilmu tentang ada dalam
arti ada seumum-umumnya. Dalil ini menyatakan
bahwa segala sesuatu ada pasti ada sebabnya.
Penyebab itu hanyalah akibat dari sebab sebelumnya.
Sebab yang terakhir ini pun juga disebabkan yang
lain. Rangkaian sebab-akibat ini tidak mungkin tanpa
ada ujung, yaitu sebab yang tidak disebabkan lagi.
Dia adalah penyebab pertama (prima caosa). Dia
itulah pasti Tuhan. Jadi, Tuhan itu ada.
Filsafat
Tuhan Sebagai Objek Pemikiran
Filsafat
Dalil kosmologi. Kata ini berasal dari bahasa Yunani cosmos
yang berarti alam semesta (universa, the world) dan logos.
Kosmologi berarti ilmu tentang alam semesta dalam
pembahasan secara kefilsafatan, bukan secara ilmiah. Dalil ini
menyatakan bahwa semua yang ada di alam semesta ini
berada secara teratur, harmonis satu dengan yang lain. Tentu
alam tidak terjadi dengan sendirinya, pasti ada yang
mengatur. Kualitas pengatur ini tentu maha pandai. Yang
memiliki kualitas demikian itu tidak lain pastilah Tuhan.
Dalil teleologi. Kata ini berasal dari bahasa Yunani telos berart
tujuan dan logos berarti ilmu. Teleologi berarti ilmu yang
membicarakan tentang tujuan segala sesuatu. Apa pun di alam
semesti jelas menuju kepada kesempurnaannya yang lebih
tinggi. Tujuan itu harus ada, dan berakhir pada puncak tujuan,
dan tidak tanpa ujung. Puncak tujuan itu pastilah Yang Maha
Sempurna. Sesuatu yang memiliki kualitas Maha Semperna
tiada bukan dan tiada lain pastilah Tuhan, jadi, Tuhan itu ada.
Filsafat
Keberadaan Tuhan
Melalui tiga dalil pembuktian tentang
kebaradaan Tuhan, akhirnya dapat
disimpulkan bahwa Tuhan itu ada dengan
sendirinya, tidak disebabkan oleh sesuatu di
luar diri-Nya. Dia terus menerus ada tanpa
akhir, dan keberadaannya tidak dapat
ditanyakan bagaimana (bila kaifa, tankeno
kinoyongopo)
Filsafat
Faidah mempelajari filsafat
Ketuhanan
Mempelajari filsafat ketuhanan berfaidah
menumbuhkan keimanan yang sempurna.
Keimnan seseorang tanpa didukung filsafat
ketuhanan hanyalah iman buta tanpa
rasionalisasi yang rasional. Iman buta hanya
pantas bagi orang awam (man on the street).
Orang terdidik, keimanan harus didukung
filsafat ketuhanan. Iman yang didukung filsafat
ketuhanan akan menumbuhkan ketakwaan
yang lebih sempurna.
Filsafat
Kata kunci
Filsafat, filsafat ketuhanan, dalil ontologi, dalil
kosmologi, dalil teleologi
Pemecahan Masalah
Dalam suatu kegiatan sosial, terkumpullah beberapa
orang yang berbeda-beda agamanya. Mereka termasuk
orang-orang yang terpelajar, agamis, dan nasionalis.
Mereka terlibat berdebat tentang ketuhanan. Diantara
pendapat mereka ada kesamnaan bahwa Tuhan itu
Maha Esa, tetapi rumusan keesaan itu ternyata
berbeda-beda, dan satu sama lain cenderung saling
menyalahkan dan membenarkan pendapatnya sendiri.
Bagaimana supaya mereka bisa menghormati atas
konsepsi Tuhan yang berbeda-beda ini ?
Filsafat
Jawab
Semua kelompok agama harus disadarkan bahwa setiap pemahaman
terhadap kitab sucinya hanya menghasilkan pengertian yang bersifat
relatif tentang ketuhanan, malah bisa salah, belum tentu sesuai yang
dikehendaki oleh kitab suci itu sendiri.
Apa yang diyakini oleh masing-masing pemeluk agama boleh dipercayai
sebagai benar mutlak yang lainnya salah, tetapi sikap yang harus
dipelihara adalah saling menghormatinya, tidak saling melecehkannya.
Dalam kehidupan bersama hendaklah mencari kesamaan atau kesejalan
arah dari masing-masing ajaran agama, umpama semua agama
mengajarkan supaya saling tolong-menolong dan mengedepankan kasih
sayang terhadap orang lain.
Disadarkan bahwa dalam Islam tidak ada pemaksaan orang untuk
menganut agama Islam (QS. al-Baqarah/2 : 256); Antara umat agama
yang satu dengan yang lain supaya ada toleransi 9QS. al-Kafirun/109 :
1-6); dan memberikan kebebasan untuk beriman atau kafir (QS. al-
Kahfi/18 : 29). Agama-agama non Islm pun pasti juga neniliki visi yang
sama, dan masing-masing pemeluknya jangan mengingkari agama
sendiri, sehingga meskipun konsep tentang Tuhan berbrda-beda,
mereka bisa saling menghormati
Filsafat
Soal-soal
1. Sebutkan konsep yang menciptakan alam semesta
menurut bangsa-bangsa kuno: seperti : Yunani, Inggris,
Spanyol, Cina, Mesir, India, dan bangsa-bangsa penganut
agama Smith: Yahudi, Nasrani, dan Islam.
2. Konsep ketuhanan dalam Islam adalah tauhid semurni-
murninya. Jelaskan makna ungkapan tersebut !
3. Konsep tauhid agama non Islam tidak murni lagi. Jelaskan
konsep ketauhidan model agama Nasrani, Yahudi, dan
Hinduisme.
4. Apa yang saudara ketahui tentang agama dan
beragama ? jelaskan pula hubungan anatara keduanya.
5. Jelaskan arti iman, rukun, dan rukun iman dalam Islam !
6. Iman bersifat fluktuatif. Jelaskan ungkapan ini, dan
mengapa iman bisa bersifat fluktuatif.
7. Jelaskan ciri-ciri berpikir kefilsafatan, dan jelaskan pula
yang dimaksud dengan filsafat ketuhanan
8. Jelaskan manfaat filsafat dalam beragama
9. Untuk membuktikan adanya Tuhan secara kefilsafatan
sedikitnya membutuhkan tiga macam dalil, ontologi,
kosmologi, dan teleologi. Jelaskan pengertian masing-
masing, selanjutnya aplikasikan ketiga dalil itu untuk
membuktikan bahwa Tuhan itu ada.
10. Adakah kelemahan atau keterbatasan menurut saudara
bahwa ketiga dalil itu tidak cukup untuk membuktikan
bahwa Tuhan itu ada atau tidak ada. Kalau ada jelaskan
keterbatasannya, kemudian bagaimana sebaiknya
menurut saudara. Jika saudara menerima ketiga dalil itu
secara penuh bahwa telah cukup untuk membuktikan
keberadaan Tuhan, apa yang sebaiknya saudara
lakukan ?