Disusun Oleh :
Jum’ah, Ali. (2013) At- Thoriq Ila Al-Alla. (Muhammad Farid Wajdi (pengalih
bahasa) Fauzi Al Muhtad (editor) Yogyakarta. CV. Pustaka
Ilmu Group
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang diberi akal yang sempurna, tatkala
akal membawa kepada sesuatu yang diinginkan. Tetapi alangkah baiknya
digunakan kepada sesuatu yang akan memberikan manfaat salah satunya
untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Manusia akan
hidup lurus apabila dia mampu menggunakan akalya untuk mengetahui
siapa dirinya. Yang akhirnya akan sampai kepada zat yang
menciptakannya yaitu Allah SWT. Inilah yang menjadi persoalan bahwa
manusia kebanyakan lupa kepada dzat yang menciptakannya yaitu Allah
SWT.
Fenomena yang terjadi sekarang bahwa manusia hidup kebanyakan
dengan moral yang kurang sempurna. Yaitu hal yang tidak sejalan dengan
aturan Agama Islam. Ini dikarenakan kurang mengenal dirinya sendiri atau
dengan kata lain tidak mengetahui jati dirinya sendiri. Orang yang
mengenali Allah dengan benar adalah orang yang mampu mewarnai
dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya
sebagai orang yang rajin shalat, pada saat lain kita dapati ia senantiasa
berdzikir, tilawah, belajar, pelayan masyarkat, dermawan, dst. Tidak ada
ruang hanya waktu ibadah kepada Allah.
Ada sebagian ulama yang mengatakan : “Duduk di sisi orang yang
mengenali Allah akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari
enam hal, yaitu : dari ragu menjadi yakin, dari riya menjadi ikhlash, dari
ghaflah (lalai) menjadi ingat, dari cinta dunia menjadi cinta akhirat, dari
sombong menjadi tawadhu’ (randah hati), dari buruk hati menjadi nasehat”
Bagaimana supaya kita mampu mengenal Allah SWT? Maka
dalam makalah ini akan dibahas mengenai Mengenal Allah atau dengan
kata lain ma’rifatullah.
2.1. MA’RIFATULLAH
1. Urgensi Mengenal Allah
a. Definisi
Ma’rifah berasal dari kata ‘arafa – ya’rifu – ma’rifah yang berarti
mengenal. Dengan demikian ma’rifatullah berarti usaha manusia untuk
mengenal Allah baik wujud maupun sifat-sifat-Nya. Manusia sangat
berkepentingan untuk mengetahui siapa penciptanya dan untuk apa ia
diciptakan. Karena itu, manusia pun mulai melakukan penelitian dan
mencari-cari siapa gerangan Tuhannya. Allah yang Maha Rahman dan
Maha Rahim tentu tidak akan membiarkan kita terkatung-katung tanpa
adanya pembimbing yaitu utusan-utusan-Nya para nabi dan rasul yang
akan menunjukkan kita ke jalan yang benar. Maka di antara manusia ada
yang berhasil mengetahui Allah dan banyak pula yang tersesat, berjalan
dengan angan-angannya sendiri.
“Maka berpalinglah kamu dari orang yang telah berpaling dari
peringatan Kami dan dia tidak menghendaki, kecuali kehidupan dunia.
Itulah kesudahan pengetahuan mereka. Sungguh Tuhanmu lebih
mengetahui orang yang telah sesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih
mengetahui orang yang dapat petunjuk”. (QS. An Najm: 29-30).
Definisi yang lain bahwa Ma’rifatullah (mengenal Allah) bukanlah
mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh
kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia
yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas?. Segelas susu
yang dibikin seseorang tidak akan pernah mengetahui seperti apakah
orang yang telah membuatnya menjadi segelas susu.
Menurut Ibn Al Qayyim : Ma’rifatullah yang dimaksudkan oleh
ahlul ma’rifah (orang-orang yang mengenali Allah) adalah ilmu yang
membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya
dan konsekuensi pengenalannya”.
Ma’rifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun
ma’riaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang
mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan
gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ma’rifah berasal dari kata ‘arafa – ya’rifu – ma’rifah yang berarti
mengenal. Dengan demikian ma’rifatullah berarti usaha manusia untuk
mengenal Allah baik wujud maupun sifat-sifat-Nya. Manusia sangat
berkepentingan untuk mengetahui siapa penciptanya dan untuk apa ia
diciptakan. Karena itu, manusia pun mulai melakukan penelitian dan
mencari-cari siapa gerangan Tuhannya. Ma’rifatullah merupakan ilmu
yang paling mulia dan penting karena materi yang dipelajarinya adalah
Allah. Manfaat yang dihasilkannya pun tidak saja untuk kepentingan dunia
tapi juga untuk kebahagiaan akhirat. Bukti keberadaan Allah didasarkan
banyak dalil yaang kuat dan bukti yang nyata diantaranya: bukti fitrah,
bukti Inderawi, bukti Rasional, bukti Nash, dan bukti Sejarah.
Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah
adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain.
Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran baik yang
datangnya dari Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya cinta kepada allah adalah pondasi yang mendasari
agama Islam, dengan cinta yang sempurna itulah agama ini menjadi
sempurna dan dengan berkurangnya cinta tauhid seseorang menjadi
berkurang.
B. Saran
Melalui Makalah ini semoga dapat membantu memberikan
Informasi kepada semua pembaca mengenai Ma’rifatullah / Mengenal
Allah, dan supaya kita menjadi Manusia yang lebih baik dalam
menjalankan roda kehidupan. Dan dalam pembuatan makalah ini mungkin
masih jauh dari kesempurnaan, Kritik dan saran yang membangun saya
sangat harapkan dari segenap pembaca Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi T dkk, 2003. Maraji’: Syahadat dan Makrifatullah; Solo: Era Intermedia.
https://abuhanzhalah.files.wordpress.com/2010/05/makna-sebenarnya-dari-
kalimat-tauhid-la-ilaha-illallah.pdf
Jasiman, Lc. 2009. Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah. Surakarta: Aulia Press
Tim Penyusun, 2008. Akidah Akhlak al-Hikmah, Surabaya: Akik Pusaka.