MATERI
1. Marifatullah(Mengenal Allah)
Setiap muslim seharusnya mengenal tuhannya dengan baik, yaitu: Allah ; satu-
satunya Dzat yang berhak untuk disembah dan ditaati. Ma’rifatullah adalah
puncak aqidah dan tauhid seorang muslim. Ma’rifatullah merupakan tolak ukur
kualitas keislaman dan keimanan seseorang, karena untuk mencapai ketinggian
iman seorang muslim harus tahu dan mengenal dengan baik siapa tuhannya.
Ma’rifatullah Makna
Ma’rifatullah bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal itu tidak mungkin
terjangkau oleh akal manusia yang terbatas. Ma’rifatullah menurut Ibnul
Qoyyim, sebagaimana di definisikan oleh ahli ma’rifah adalah : “ilmu yang
membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan
konsekuensi pengenalannya”.
Figur teladan dalam ma’rifatullah adalah Rasulullah, Dialah sosok yang paling
mengenal Allah, paling dekat denganNya, dan paling taat kepada perintah-
perintahNya.
Rasulullah SAW bersabda : “Sayalah orang yang paling mengenal Allah dan
paling takut kepadaNya”.(HR. Bukhari dan Muslim). Tingkatan berikutnya
yang paling mengenal Allah adalah : ( َ) اَ ْل ُعلَ َما ُء ال َعا ِملُون. Ulama’ yang
mengamalkan ilmunya.
إِنَّ َما يَ ْخ َشى هّللا َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ال ُعلَ َما ُء....: قال تعالى
“Sesungguhnya yang takut pada Allah di antara hamba-hambanya hanyalah
‘ulama’”. (QS,35:28 )
Orang yang mengenali Allah, dengan benar adalah orang yang mampu
mewarnai dirinya dengan segala macam bentuk ibadah. Kita akan mendapatinya
sebagai orang yang rajin sholat, pada saat yang lain kita dapati ia senantiasa
berzikir, tilawah, pengajar, mujahid, pelayan masyarakat, dermawan, dll. Tidak
ada ruang dan waktu ibadah kepada Allah, kecuali dia ada di sana. Dan tidak
ada ruang dan waktu yang di benci Allah, melainkan ia menjauhinya.
Urgensi Ma’rifatullah
Ma’rifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan hidup
selanjutnya. Dengan ma’rifatullah manusia bisa mengetahui tujuan hidup yang
sesungguhnya. Ketiadaan ma’rifatullah membuat orang hidup tanpa arah dan
tujuan yang jelas, bahkan orang yang tidak mengenal Allah dengan benar akan
menjalani hidupnya seperti binatang. (QS,47:12).
Buah Ma’rifatullah
Puncak ilmu adalah mengenal Allah. Seseorang dikatakan sukses dalam belajar
atau menuntut ilmu apabila dia semakin mengenal Allah dan semakin Dekat
pada Allah. Jadi, percuma sekolah tinggi, gelar prestisius segudang, harta
melimpah dan jabatan melangit bila itu semua tidak menjadikannya semakin
dekat, semakin kenal dan semakin taat pada Allah.
1.Tidak takut dan tidak bersedih hati ( َف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُون
uٌ ْ )الَخَ وdengan urusan
duniawi. Karena itulah kualitas ma’rifah kita bisa diukur, bila kita selalu cemas
dan takut kehilangan dunia, berarti kita belum mengenal Allah dengan
baik.Sebab orang yang ma’rifah, susah senangnya tidak diukur oleh ada
tidaknya dunia, tetapi diukur oleh dekat tidaknya dirinya dengan Allah.
2.Orang yang ma’rifah akan senantiasa menjaga kualitas ibadahnya. Karena
dengan terjaganya ibadah akan mendatangkan banyak manfaat dan keuntungan
dalam hidup, diantaranya :
Hidup selalu berada di jalan yang benar.
Memiliki kekuatan dalam menghadapi cobaan hidup.
Allah akan selalu mengaruniakan dalam hidupnya.
Akan selalu optimis dalam menghadapi kehidupan.
Memiliki kendali dan kontrol dalam hidup, sehingga tidak selalu
terjerumus kedalam jurang kema’siatan.
Selalu berada dalam bimbingan dan pertolongan Allah.
Memiliki Ruhiyah imaniah yang kuat.
Sarana Ma’rifatullah
Diantara sarana yang dapat mengantarkan kita pada ma’rifatullah adalah :
َّ )) ال َع ْق ُل ال
1.Akal sehat سلِي ُم
Akal sehat manusia jika digunakan untuk memikirkan dan merenungkan apa
yamg ada di sekelilingnya dari ciptaan Allah dapat menjadikan pemiliknya
sampai pada ma’rifatullah yang sempurna. Alqur-an menjelaskan dalam
berbagai ayatnya pengaruh perenungan makhluk terhadap pengenalan kepada
sang khaliq. Allah berfirman: ”sesunggunya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda – tanda bagi orang yang
berakal. Yaitu orang – orang yang mengingat Allah dalam keadaan berdiri,
duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi ( seraya berkata ) " Ya tuhan kami, tiadalah engkau
menciptakan ini dengan sia – sia. Maha suci engkau maka peliharalah kami dari
siksa api neraka”.(QS. 03: 190-191). Rasulullah Sha. Bersabda : ِ ق هَّللا ِ تَفَ َّكرُوا فِ ْي خَ ْل
ِ ت هَّللا
ِ " َواَل تَفَ َّكرُوا فِي َذاberfikirlah kalian tentang ciptaan Allah dan janganlah
berfikir tentang dzat Allah" (HR. Abu Nu'aim).
2.Para Nabi dan Rasul ( س ُل ُّ ) األَ ْنبِيَا ُء َو
ُ الر
Kita dapat mengenal Allah dengan baik melalui dakwah dan penjelasan dari
para rasul. Karena mereka memang di utus untuk mengenalkan dan mengajak
manusia kepada Allah. Allah SWT berfirman :"Sesungguhnya kami telah
mengutus rasul – rasul kami dengan membawa bukti – bukti nyata dan telah
telah kamiturunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan".(QS,57:25)
3.Nama dan sifat Allah ُالصفَات ْ َ)) األ
ِّ س َما ُء َو
Mengenali nama dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan
pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. cara
inilah yang Allah gunakan untuk memperkenalkan dirinya kepada makhluk-
Nya. Dengan asma dan sifat ini terbukalah jendela bagi manusia untuk
mengenali Allah lebih dekat lagi. Asma dan sifat Allah akan menggerakkan dan
membuka hati manusia untuk menyajikan pancaran cahaya Allah. Allah
berfirman: "katakanlah: serulah Allah atau Ar- Rahman. Dengan nama yang
mana saja kamu seru, dia memiliki nama–nama yang baik .(") األسماء الحسنى
Qs,17:110.
Di tengah kondisi yang semakin sulit dan zaman yang semakin hancur tidak
ada yang bisa menolong kita selai Allah. maka salah satu ikhtiar untuk
menggapai pertolongan-Nya dengan meningkatkan pengenalan kita kepada
Allah. cara menggapainya adalah dengan memperbaik kualitas ibadah kita serta
dengan terus menerus berusaha untuk istiqomah di jalan-Nya.
Artinya:
“Katakanlah: Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika
kamu mengetahui? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Alloh.Katakanlah:
Maka apakah kamu tidak ingat? Katakanlah: Siapakah Yang Empunya langit
yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar? Mereka akan menjawab:
Kepunyaan Alloh. Katakanlah: Maka apakah kamu tidak bertakwa? Katakanlah:
Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia
melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu
mengetahui? Mereka akan menjawab: Kepunyaan Alloh. Katakanlah: (Kalau
demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (QS. Al-Mukminun: 84—
89).
Ma’rifatul Rosul ini membincangkan bagaimana mengenal Rosul, apa saja yang
perlu dikenal dari Rosul dan bagaimana pula kita mengamalkan Islam melalui
petunjuk Rosul. Yang penting dari paket ini adalah kita mengetahui,
memahami, dan dapat mengamalkan Sunnah Nabi dan menjalankan Ibadah
dengan baik.
Mengenal Rosul tidak saja dalam bentuk fisikal atau penampilannya tetapi
segala aspek syari berupa sunnah yang didedahkan Nabi kepada kita sama ada
tingkah laku, perkataan ataupun sikap. Pengenalan kepada Rosul dapat dilihat
melalui syirah nabi yang menggambarkan kehidupan Nabi serta latar
belakangnya seperti nasab. Kemudian melalui sunnah dan dakwah Nabi pun
dapat memberikan penjelasan siapa Nabi sebenarnya.
Dengan mengenal Rosul diharapkan kita dapat mencintai Rosul dan
mengikutinya, perkara ini sebagai cara bagaimana kita taat dan mencintai Alloh
SWT. Oleh karena itu mengenal Rosul tidak saja dari segi jasad, nasab, dan
latar belakangnya, tetapi bagaimana beliau beribadah dan beramal soleh.
Setengah masyarakat mengetahui dan mengamalkan sunnah Nabi dari segi
ibadah saja bahkan dari segi penampilan saja. Sangat jarang muslim yang
mengambil contoh kehidupan Nabi secara keseluruhannya sebagai contoh,
misalnya peranan Nabi dari segi politik, pemimpin, penjaga, dan juga Nabi
sebagai suami, ayah, dan ahli di masyarakat. Semua Peranan Nabi ini perlu
dicontoh dan diikuti sehingga kita dapat mengamalkan Islam secara sempurna
dan menyeluruh. Walaupun demikian, umat Islam masih menjadikan Nabi
sebagai Rosul adalah dari segi lafaz atau kebiasaan umat Islam bersalawat ke
atas Nabi. Bagaimana pun umat lslam yang sholat akan selalu bersalawat ke
atas Nabi dan selalu menyebutnya.
Pengenalan kepada Rosul juga pengenalan kepada Alloh dan Islam. Memahami
Rosul secara komprehensif adalah cara yang tepat dalam mengenal Islam yang
juga komprehensif Rosul dikenal sebagai pribadi teladan dan unggul dan lelaki
terpilih di antara manusia yang sangat layak dijadikan model bagi setiap
muslim. Berarti Nabi adalah ikutan bagi setiap tingkah laku, perkataan, dan
sikap yang disunnahkannya.
Setiap manusia diciptakan oleh Alloh SWT dengan fitrah, di mana manusia
bersih, suci, dan mempunyai kecenderungan yang baik dan ke arah positif yaitu
ke arah lslam. Fitrah manusia di antaranya adalah mengakui kewujudan Alloh
sebagai pencipta, keinginan untuk beribadah, dan menghendaki kehidupan yang
teratur. Fitrah demikian perlu diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari
melalui petunjuk Al Quran (Firman-firman dan panduan dari Alloh SWT) dan
panduan Sunnah (Sabda Nabi dan perbuatannya). Semua panduaan ini
memerlukan petunjuk dan Rosul khususnya dalam mengenal pencipta dan
sebagai panduan kehidupan manusia. Dengan cara mengikuti panduan Rosul
kita akan mendapati ibadah yang sohih.
Pentingnya Iman Kepada Rosul
Iman kepada para Rosul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak
dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Alloh mengutus para
Rosul yang menginterprestasikan hakikat yang sebenarnya dari agama islam
yaitu Tauhidullah. Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali kepada
seluruh Rosul dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Tugas Para Rosul
Berdasarkan hadits yang shohih, jumlah Nabi adalah 124 ribu, sedangkan
jumlah Rosul adalah 315 orang. Syaikh al-Albany menjelaskan bahwa hadits
yang menunjukkan jumlah Rosul tersebut shahih li dzaatihi (tanpa penguat dari
jalur lain), sedangkan hadits yang menunjukkan jumlah Nabi adalah shohih li
ghoirihi (masing-masing jalur memiliki kelemahan, namun jika dipadukan
menjadi shahih).
Hadits tentang jumlah Rosul:
Adam adalah Nabi yang diajak bicara. Antara ia dengan Nuh terdapat 10 abad.
Jumlah Rasul adalah 315 orang (H.R Abu Ja’far ar-Rozzaaz dan selainnya,
dishahihkan Syaikh al-Albany dalam Silsilah al-Ahaadiits as-Shohiihah).
Yang wajib diimani oleh umat Muslim ada 25 orang Nabi, yang mereka di
antaranya:
1. Adam 14. Musa
2. Idris 15. Harun
3. Nuh 16. Zulkifli
4. Hud 17. Daud
5. Shalih 18. Sulaiman
6. Ibrahim 19. Ilyas
7. Luth 20. Ilyasa
8. Ismail 21. Yusuf
9. Ishaq 22. Zakaria
10.Ya’kub 23. Yahya
11.Yusuf 24. Isa
12.Ayyub 25. Muhammad SAW
13.Syu’aib
Di dalam Al Quran, juga disebutkan beberapa identitas lainnya, namun tidak
ada dasar/petunjuk sehingga mereka dapat dikatakan sebagai nabi. Begitu pula
sekali pun Al Quran menyebutkan istilah “nabi-nabi” atau “para nabi”, namun
tidak disebutkan jelas identitas orang yang dimaksud.
Di antara sejumlah Nabi dan Rosul ada lima orang yang dikenal memilliki
kesabaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi penderitaan dan
gangguan untuk menjalankan tugasnya. Kelimanya disebut sebagai Rosul ulul
azmi.
Nama Nama Rosul Alloh mendapat julukan Ulul Azmi:
1. Nuh a.s.,
2. Ibrahim a.s.,
3. Musa a.s.,
4. Isa a.s.,
5. Muhammad saw.
Rosul adalah seseorang yang penting bagi manusia, khususnya umat islam,
karena tanpa Rosul kita tidak bisa melaksanakan syariat islam dengan baik.
Selain itu kita juga harus mengetahui berapa jumlah Rosul, kita juga harus
mengimani Rosul, karena telah dijelaskan dalam Al Quran dan hadis.