Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik Kerja Lapangan adalah kegiatan pendidikan, pelatihan, dan
pembelajaran bagi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dilakukan di
dunia usaha atau dunia industri yang berkaitan dengan kompetensi siswa-siswi
sesuai bidang yang digelutinya. Pada umumnya, sekolah akan mengupayakan
terlaksananya program Praktik Kerja Lapangan SMK ini demi meningkatkan
keterampilan siswa di bidangnya.
Dalam program ini, para siswa diberikan bekal ilmu pengetahuan dasar
supaya meminimalisir kendala saat penerapan bekerja. Program ini dilaksanakan
agar siswa-siswi lebih siap untuk bekerja di lapangan dan juga dapat
mempraktikkan teori yang sudah dipelajari di sekolah. Dengan begitu, ketika lulus
nanti, siswa dapat beradaptasi lebih cepat dengan dunia kerja.
Praktik Kerja Lapangan ini merupakan upaya sekolah untuk meningkatkan
mutu siswa-siswi sehingga dapat menghasilkan lulusan yang mampu menjalani
pekerjaan sesuai dengan bidangnya dan memasuki dunia kerja yang
persaingannya cukup ketat. Beberapa sekolah sudah mewajibkan program Praktik
Kerja Lapangan bagi para siswa daalam jangka waktu tertentu termasuk SMK
AL-Wafa.
Pelaksanaan program Praktik Kerja Lapangan ini didasari oleh Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Berbasis Kompetensi yang
Link and Match dengan Industri yang memuat ketenuan khusus tentang Praktik
Kerja Lapangan berbunyi, “Perusahaan Industri dan/atau Perusahaan Kawasan
Industri memfasilitasi Praktik Kerja Lapangan untuk siswa-siswi dan Pemagangan
Industri untuk guru Bidang Studi Produktif.”
Praktik Kerja Industri, mengandung makna bahwa kegiatan ini menjadi
anggung jawab bersama antar pihak sekolah dan masyarakat atau dunia kerja. Di

1
2

lingkunan sekolah dan lingkungan dunia kerja, semua sistem pendidikan /


pelatihan yang berlangsung di dunia kerjadievaluasi oleh dunia kerja.

1.2 Tujuan PKL


1.2.1 Tujuan Umum
Adapun Tujuan Umum Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai
berikut :
1) Memperoleh pengalaman dan perluasan terhadap ilmu-ilmu di
tempat Praktik Kerja Lapangan.
2) Memantapkan keterampilan siswa-siswi yang diperoleh selama di
sekolah.
3) Melatih siswa-siswi untuk berinteraksi langsung secara professional
di dunia kerja yang sebenarnya.
4) Menetapkan rasa tanggung jawab, disiplin, dan professional dalam
bertugas
1.2.2 Tujuan Khusus
Adapun Tujuan Khusus Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai
berikut :
1) Mampu menigkatkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman
Praktik Kerja Lapangan Di Apotek / Puseksmas.
2) Meningkatkan pemahaman kefarmasian.
3) Mampu memahami tugas dan tanggung jawab apoteker.
4) Mampu belajar hal yang belum pernah dibberikan di sekolah.
5) Mampu meningkatkan rasa percaya diri, disiplin dan tanggung jawab
dalam dunia kerja.

1.3 Profil Perusahaan/Instansi Tempat PKL


Nama Perusahaan/Instansi: Puskesmas Pasirjambu
Tanggal Berdiri : 1970
Alamat Instansi : Jl.Stasion Cisondari No.1 Desa Pasirjambu,
Kercamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung
3

Jenis Instansi : Pemerintah


Jumlah Kayawan : 46 orang
Email : pkmpasirjambu_bandung@yahoo.com

1.4 Riwayat Perusahaan/Instansi


Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak
pemerintahan Belanda pada abad ke-16. Kesehatan masyarakat di Indonesia pada
waktu itu deimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang
sangat ditakuti masyarakat pada waktu itu. Kolera masuk di Indonesia tahun 1927
dan tahun 1937 terjadi wabah kolera eltor di Indonesia. Kemudian pada tahun
1948 cacar masuk ke Indonesia melalui Singapura dan ternyata efek yang
ditimbulkan penyakit tersebut sangat menghawatirkan. Berawal dari wabah kolera
tersebut pemerintah Belanda pada waktu itu melakukan upaya-upaya kesehatan
masyarakat.
Puskesmas telah menjadi tonggak periode perjalanan sejarah Dinas
Kesehatan Kabupaten di Indonesia. Konsep Puskesmas sendiri diterapkan
pada tahun 1969. Puskesmas juga diatur dalam PERMENKES No.43 tahun 2019

1.5 Visi dan Misi Perusahaan/Instansi


 Visi
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung yang Bangkit, Edukatif,
Dinamis, Agamis, dan Sejahtera.
 Misi
1). Membangkitkan daya saing daerah
2). Menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan
merata.
3) Mengoptimalkan pembangunan daerah berbasis partisipasi masyarakat
yang menjunjung tinggi kreativitas dalam bingkai kearifan local dan
berwawasan lingkungan.
4). Mengoptimalkan tata kelola pemerintahan melalui birokrasi yang
4

professional dan tata kehidupan masyarakat yang berlandaskan nilai-


nilai keagamaan.
5) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan prinsip keadilan dan
keberpihakan pada kelompok masyarakat lemah.

1.6 Gambaran Umum


Puskesmas Pasirjambu merupakan Puskesmas pedesaan yang terletak di
Kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, dengan letak geografis daerah binaan
sebagian besart wilayah perbukitan dan pegunungan, dengan udara segar dan suhu
berkisar 18o C sampai 28oC.
Batasan wilayah binaan Puskesmas Pasirjambu antara lain:
 Sebelah Selatan daerah binaan Puskesmas Ciwidey
 Sebelah Barat daerah Kabupaten Bandung Barat
 Sebelah Timur daerah binaan Puskesmas Pangalengan
 Sebelah Utara daerah binaan Puskesmas Soreang
Puskesmas Pasirjambu terdiri dari 7 (tujuh) desa yaitu, Pasirjambu,
Mekarmaju, Cikoneng, Cisondari, Cibodas, Mekarsari, Cukanggenteng, dengan
total penduduk sebesar 55.192 jiwa ( Profil Kecamatan Pasirjambu 2021). Dengan
masing-masing jumlah penduduk keseluruhan.

1.7 Ruang Lingkup Kerja Perusahaan/Instansi


1.7.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan kesehatan
untuk menentukan jumlah obat dalam rangka memenuhi kebutuhan
Puskesmas.Pererncaraan Kebutuhan untuk Puskesmas setiap periode yang
dilaksanakan oleh pengelola obat dan perbekalan Kesehatan di Puskesmas.
Dalam proses perencanaan kebutuhan obat, Puskesmas Pasirjambu
diminta menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan Laporan
Pemakaian dan Lembar Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
fungsinya yaitu untuk Analisis penggunaan, perencanaan kebutuhan,
pengendalian persediaan dan pemusnahan laporan pengelolaan obat.
5

1.7.2 Pengadaan atau Permintaan


Pengadaan atau permintaan obat merupakan suatu prodses
pengumpulan dalam rangka menyediakan obat dan alat Kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan di Puskesmas.
Sumber pengadaan obat di Puskesmas Pasirjambu dibagi dua bagian
yaitu yang pertama berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang
kedua pembelian secara mandiri. Obat yang diperkenankan untuk disediakan
di Puskesmas adalah obat Esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap
tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat Esensial
Nasional. Selain itu sesuai dengan kesepakatan global maupun kputusan
Menteri Kesehatan No.085 tahun 1989 tentang kewajiban menuliskan resep
dan atau menggunakan obat generic di Pelayanan kesehatan milik
pemerintah, makahanya obet geberik saja yang diperkenankan tersedia di
Puskesmas. Adapun beberapa dasar pertimbangan dari Kepmenkes tersebut
adalah:
1). Obat gebnerik sudah menjadi kesepakatan global untuk digunakan
diseluruh dunia bagi pelayanan kesehatan publik.
2). Obat generic mempunyai mutu, efikasi yang memenuhi standar
pengobatan.
3). Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan public bagi masyarakat.
4). Menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan publik.
5). Meningkatkan efektifitas dan efisiensi alokasi dana obat di pelayanan
kesehatan publik.
Berdasarkan UU No.23 tahun 19*925 Tentang Kesehatan dan PP No.72
tahun 1999 tentang Pengamanan sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, yang
diperkenankan untuk melakukan penyediaan obat adalah Apoteker.
Puskesmas tidak diperkenankan melakukan pengadaan obat secara sendiri-
sendiri.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing
Puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan
6

dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara periodic menggunakan


LPLPO sub unit. Untuk pengadaan, pada awalnya dibuat surat pesanan oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian atau Apoteker berupa LPLPO, yang kemudian
ditanda tangani oleh kepala Puskesmas yang bersangkutan. LPLPO dibuat
sebanyak 4 rangkap, 1 lembar untuk Dinas Kesehatan Kabupatern/Kota
setempat, 2 lembar untuk Gudang Farmasi, dan 1 lembar sebagai Arsip.
LPLPO dikirimkan pada setiap akhir bulan dan permintaan barang akan
diterima pada setiap awal bulan.
Adapun macam-macam permintaan obat di Puskesmas Pasirjambu,
sebagai berikut:
1). Permintaan rutin, dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2). Permintaan Khusus, dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
kebutuhan meningkat, menghindari kekosongan, penanganan kejadian luar
biasa (KLB), obat rusak dan kedaluarsa.
3). Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan formulir Laporan
Pemakaian dan Lembar Permintaan obat ( LPLPO).
4). Permintaan obat ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan selanjtnya diproses oleh UPOPPK Kabupaten/Kota,

1.7.3 Penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-
obatan yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia
dan mutunya tetap terjamin. Tujuan penyimpanan adalah agar obat yang
tersedia di unit pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. Gudang
obat Puskesmas merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan semua
perbekalan farmasi untuk kegiatan yang dilakukan di Puskesmas.
Pada persyaratan Gudang atau kamar obat. Mempunyai parameter yang
dipersyaratkan oleh DepKes 2008 antara lain meliputi:
a. Luas minimal 3 x 4 m.
b. Adanya Ventilasi
7

c. Adanya cahaya yang cukup


d. Lantai terbuat dari semen
e. Dinding dibuat licin
f. Mempunyai pintu yang dilengkapi dengan kunci ganda khusus narkotika
dan psikotropika.
g. Selalu dalam keadaan terkunci.
Peraturan penyimpanan obat di Puskesmas Pasirjambu:
1). Obat disusun secara bentuk sediaan
2), Obat disusun secara alfabetis
3). Obat dirotasi dengan system FIFO dan FEFO.
4). Obat psikotropika disusun di dalam lemari terpisah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

1.7.4 Pendistribusian
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran obat dan penyerahan obat secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan
Kesehatan. Tujuan dari Pendistribusian itu sendiri merupakan untuk
memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah, dan tepat waktu.
Pendistribusian obat di Puskesmas Pasirjkambu, obat didistribusikan ke:
1) Loket obat
2) Poskesdes Cibodas, Sukasari, dan Mekarsari.
3) Poli-poli seperti poli gigi, poli umum, laboratorium, IGD dan KIA.

1.7.5 Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan Pelaporan data obat di Puskesmas adalah kegiatan
dalam rangka penata laksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan
yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakandi puskesmas dan atau
unit pelayanan seperti di poli umum, poli gigi, poli KIA dan lainnya. Tujuan
pencatatan dan pelaporan merupakan sebagai bukti bahwa suatu kegiatan
telah dilakukan, sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian,
sumber data dalam pelaporan. Selain itu, pencatatan stok obat juga bertujuan
8

untuk mengetahui p0engeluaran dan pemasukan obat, sehingga mudah


dimonitor. Pencatatan stok obat meliputi keluar masuknya obat, baik obat
narkotik, Psikotropika ataupun jenis obat lain yang dicatan dalam kartu stok
masing-masing.
Pencatatan stok di Puskesmas Pasirjambu dapat dilakukan untuk periode
tertentu, baik perhari, perminggu, atau perbulan. Pencatatan pada buku
pemasukan, hanya dilakukan pada waktu barang masuk ke Apotek di
Puskesmas.
Penyelenggaraan Pelaporan di Puskesmas Pasirjambu meliputi:
1). Perekapan Resep yang dilakukan setiap hari, untuk resep obat
psikotropika direkap terpisah.
2). Pencatatan kartu stok dilakukan terhadap obat yang masuk atau ke luar.
Pencatatan barang yang masuk dilakukan pada kartu stok manual dngan
mencatat tanggal, nomor fasktur, jumlah barang, nomor Batch, expired date,
dan paraf. Pencatatan barang yang ke luar dilakukan dengan mencatat
tanggal, nomor resep, jumlah barang, dan sisa barang.
3). Pelaporan obat-obat tersebut dilaporkan secara online melalui aplikasi
simpus.
4). Pelaporan obat Psikotropika dilaporkan secara online melalui aplikasi
SIPNAP (Sistem Informasi Penggunaan Narkotika dan Psikotropika).

1.7.6 Pemusnahan
Pemusnahan obat adalahsuatu tindakan perusakan dan pelenyapan
terhadap obat, kemasan, dan/atau label yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label sehingga tidak dapat
digunakan lagi.
1). Pemusnahan obat kedaluarsa dilakukan dengan cara dicatat terlebih
dahulu nama obatnya, jumlah, tanggal expired, dan no batch.
2). Pemusnahan resep dilakukan setiap 5 tahun sekali , jika belum 5 tahun,
maka resep tersebut harus diarsipkan terlebih dahulu. Pemusnahan resep
9

dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain


apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain.

1.8 Pelayanan di Puskesmas Pasirjambu


Jenis Pelayanan dan Program Kesehatan
1) Pelayanan Pemeriksaan Umum
2) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
3) Pelayanan DOTS/TB Paru.
4) Pelayanan KIA/KB
5) Pelayanan Laboratorium
6) Pelayana n Farmasi
7) Pelayanan Konsultasi Terpadu ( Keparawatan, Kesehatan, sanitasi, gizi,
ibu hamil dan obat.
8) Pelayanan PONED
9) Pelayanan Imunisasi
10) Pelayanan BALITA/MTBS
11) Pelayanan Pemerikasaan Bayi
12) Pelayanan Prolanis
13) Pelayanan Tindakan P3K

1.9 Penerapan Keselamatan Kerja


Tabel 1
PENIALIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO UKP PUSKESMAS
PASIRJAMBU
TAHUN 2023
FAKTOR PENGENDALIA
RUANG BAHAYA DAMPAK N RISIKO
POTENSI
BAHAYA
FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
10

PENDAFTARAN tajam lebih terang


penglihatan
b. Pencahayaan Heat stress sering membuka
kurang jendela
c. Radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor
d. Suhu panas

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan Memasang MSDS
pernafasan di dekat semua b3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan

BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Memakai masker
b. Bakteri Tertular Menerapkan
penyakit, protokol kesehatan
c. Jamur terkena
d. Vektor dan penyakit
binatang droplet
pembawa
penyakit
BAHAYA
PSIKOSOSIAL
a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan
petugas dengan pelatihan bagi
karyawan petugas pelayanan
11

b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan


tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu Pegal Pengaturan duduk
FARMASI
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan posisi
setiap karyawan

BAHAYA
KECELAKAA
N KERJA
a. tersandung
b. terpeleset Cedera Menerapkan 5R di
c. tergores setiap ruangan
d. tersetrum

BAHAYA
FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
tajam lebih terang
penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
12

pernafasan di dekat semua B3


b. Larutan Keracunan yang ada
disinfektan
c. Larutan ( obat iritasi Memakai masker
cair )

BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Tertular Memakai masker
b. Bakteri penyakit, Menerapkan
terkena protokol kesehatan
c. Jamur percikan
d. Vektor dan droplet
binatang
pembawa
penyakit

BAHAYA
PSIKOSOSIAL
a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan
petugas dengan pelatihan bagi
karyawan petugas pelayanan
b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan
tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu pegal Pengaturan duduk
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan postur
setiap karyawan
BAHAYA
13

KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
b. terpeleset Cedera Menerapkan 5R di
c. tergores setiap ruangan

POLI GIGI BAHAYA


FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
tajam lebih terang
penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
pernafasan di dekat semua B3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan
iritasi
BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Tertular Memakai masker
b. Bakteri penyakit, Menerapkan
terkena protokol kesehatan
c. Jamur percikan
d. Vektor dan droplet
14

binatang
pembawa
penyakit

BAHAYA
PSIKOSOSIAL
a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan
petugas dengan pelatihan bagi
karyawan petugas pelayanan
b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan
tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu pegal Pengaturan duduk
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan postur
setiap karyawan

BAHAYA
KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
Cedera Menerapkan 5R di
setiap ruangan
b. terpeleset
c. tergores
d. tersetrum

POLI KIA BAHAYA


FISIK
15

a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu


tajam lebih terang
penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
pernafasan di dekat semua B3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan
iritasi
BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Memakai masker
b. Bakteri Tertular Menerapkan
penyakit, protokol kesehatan
c. Jamur terkena
d. Vektor dan percikan
binatang droplet
pembawa
penyakit

BAHAYA
PSIKOSOSIAL
a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan
16

petugas dengan pelatihan bagi


karyawan petugas pelayanan
b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan
tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu pegal Pengaturan duduk
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan postur
setiap karyawan
BAHAYA
KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
Cedera, Menerapkan 5R di
tertular setiap ruangan
b. terpeleset penyakit
c. tergores HIV,
d. tertusuk hepatitis
jarum

POLI MTBS BAHAYA


FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
tajam lebih terang
penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor
17

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
pernafasan di dekat semua B3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan
iritasi

BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Memakai masker
b. Bakteri Tertular Menerapkan
penyakit, protokol kesehatan
c. Jamur terkena
d. Vektor dan percikan
binatang droplet
pembawa
penyakit
BAHAYA
PSIKOSOSIAL
a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan
petugas dengan pelatihan bagi
karyawan petugas pelayanan
b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan
tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu pegal Pengaturan duduk
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan postur
18

setiap karyawan
BAHAYA
KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
Cedera, Menerapkan 5R di
tertular setiap ruangan
b. terpeleset penyakit
c. tergores HIV,
hepatitis
POLI UMUM BAHAYA
FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
tajam lebih terang
penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
pernafasan di dekat semua B3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan
iritasi

BAHAYA
BIOLOGI
19

a. Virus Memakai masker


b. Bakteri Tertular Menerapkan
penyakit, protokol kesehatan
c. Jamur terkena
d. Vektor dan percikan
binatang droplet
pembawa
penyakit

BAHAYA
PSIKOSOSIAL
a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan
petugas dengan pelatihan bagi
karyawan petugas pelayanan
b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan
tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu pegal Pengaturan duduk
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan postur
setiap karyawan

BAHAYA
KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
Cedera, Menerapkan 5R di
tertular setiap ruangan
b. terpeleset penyakit
c. tergores HIV,
20

d. tertusuk hepatitis
jarum

RUANG
TINDAKAN BAHAYA
FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
tajam lebih terang
penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
pernafasan di dekat semua B3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan
iritasi

BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Memakai masker
b. Bakteri Tertular Menerapkan
penyakit, protokol kesehatan
c. Jamur terkena
d. Vektor dan percikan
binatang droplet
21

pembawa
penyakit

BAHAYA
PSIKOSOSIAL
a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan
petugas dengan pelatihan bagi
karyawan petugas pelayanan
b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan
tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu pegal Pengaturan duduk
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan postur
setiap karyawan
BAHAYA
KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
Cedera, Menerapkan 5R di
tertular setiap ruangan
b. terpeleset penyakit
c. tergores HIV,
d. tertusuk hepatitis
jarum

BAHAYA
FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
22

tajam lebih terang


penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
pernafasan di dekat semua B3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan
c. Larutan obat ( iritasi
obat cair )
BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Memakai masker
b. Bakteri Tertular Menerapkan
penyakit, protokol kesehatan
c. Jamur terkena
d. Vektor dan percikan
binatang droplet
pembawa
penyakit
BAHAYA
PSIKOSOSIAL
23

a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan


petugas dengan pelatihan bagi
karyawan petugas pelayanan
b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan
tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu pegal Pengaturan duduk
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan postur
setiap karyawan
BAHAYA
KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
Cedera, Menerapkan 5R di
tertular setiap ruangan
b. terpeleset penyakit
c. tergores HIV,
d. tertusuk hepatitis
jarum

BAHAYA
FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
tajam lebih terang
penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
24

pendengaran filter monitor

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
pernafasan di dekat semua B3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan
iritasi
c. larutan ( obat
cair )
BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Memakai masker
b. Bakteri Tertular Menerapkan
penyakit, protokol kesehatan
c. Jamur terkena
d. Vektor dan percikan
binatang droplet
pembawa
penyakit

BAHAYA
KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
cedera Menerapkan 5R di
setiap ruangan
b. terpeleset
c. tergores
25

RUANG
KONSELING BAHAYA
FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
tajam lebih terang
penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor
d. suhu panas
BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
pernafasan di dekat semua B3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan
BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Memakai masker
b. Bakteri Tertular Menerapkan
penyakit, protokol kesehatan
c. Jamur terkena
d. Vektor dan percikan
binatang droplet
pembawa
penyakit
BAHAYA
PSIKOSOSIAL
26

a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan


petugas dengan pelatihan bagi
karyawan petugas pelayanan
b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan
tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu pegal Pengaturan duduk
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan postur
setiap karyawan
BAHAYA
KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
Cedera Menerapkan 5R di
setiap ruangan
b. terpeleset
c. tergores
d. tersetrum

RUANG
IMUNISASI BAHAYA
FISIK
a. Kelembapan Gangguan Mengganti lampu
tajam lebih terang
penglihatan
b. Pencahayaan Heat stres Sering membuka
kurang jendela
c. radiasi Gangguan Memberi kaca
pendengaran filter monitor
27

BAHAYA
KIMIA
a. Debu Gangguan memasang MSDS
pernafasan di dekat semua B3
yang ada
b. Larutan Keracunan Memakai masker
disinfektan
iritasi
BAHAYA
BIOLOGI
a. Virus Memakai masker
b. Bakteri Tertular Menerapkan
penyakit, protokol kesehatan
c. Jamur terkena
d. Vektor dan percikan
binatang droplet
pembawa
penyakit
BAHAYA
PSIKOSOSIAL
a. Hubungan Stress kerja Melaksanakan
petugas dengan pelatihan bagi
karyawan petugas pelayanan
b. Posisi kerja Nyeri Menerapkan
tidak ergonomis punggung, senam GERMAS
gangguan setiap pukul 10.00
otot WIB
c. duduk terlalu pegal Pengaturan duduk
lama > 2 jam saat kerja sesuai
tanpa bergerak dengan postur
28

setiap karyawan
BAHAYA
KECELAKAAN
KERJA
a. tersandung
b. terpeleset Cedera, Menerapkan 5R di
c. tergores tertular setiap ruangan
d. tertusuk penyakit
jarum HIV,
hepatitis

Anda mungkin juga menyukai