Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI INSTANSI FARMASI APOTIK KIARA

Laporan ini diajukan sebagai syarat kelulusan praktik kerja lapangan

Disusun oleh:

Nama : Amara syafa Nabila

NIS : 150161251

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI

SMK KESEHATAN HUSADA PRATAMA


Jl. Mayor muslich lingkar selatan cikulur jelawe RT 03/04 kota serang 42116

Maret 201
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis Laporan pelaksanaan praktek kerja
lapangan (PKL) Di apotek Kiara dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian
laporan ini,terutama kepada :

1. Bpk.Lucky Dita Agustiansyah,S.Farm.,Apt . Selaku Ka. Prodi Farmasi


2. Ibu.Nia Marlina Kurnia, S.Si.,M.Farm.,Apt .Selaku guru pembimbing
3. Ibu.Rindu,AM Keb. Selaku pembimbing di Apotik Kiara
4. Guru-guru Farmasi Smk Kesehatan Husada Pratama
5. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Yang telah membantu
dalam proses penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuh nya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan.
Muda- mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Serang, januari 2017

Penyusun

Amara Syafa Nabila

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sekolah menengah kejuruan husada pratama program keahlian farmasi


merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional yang wajib
menterjemahkan tujuan pendidikan kejuruan secara nasional menjadi tujuan pendidikan
pada tingkat kelembagaan atau sekolah. Tujuan tersebut adalah mendidik tenaga-tenaga
farmasi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa pancasila dan
UUD 1945, memiliki integritas dan kepribadian, terbuka dan tanggap terhadap masalah
yang dihadapi masyarakat khususnya yang berhubungan dengan bidang kefarmasian.

Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis kompetensi dan


pendekatan berbasis dunia kerja. Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran
yang ditekankan untuk membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta didik.
sedangkan pendekatan berbasis dunia kerja mengarahkan peserta didik untuk
mengingatkan kompetensinya melalui dunia kerja. Pembelajaran dunia kerja ini, peserta
didik harus melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan persyaratan kompetensi
yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

Praktik kerja lapangan dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu sekolah


menengah kejuruan (SMK) , agar siswa memiliki etos kerja yang meliputi
kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisistif, kreatif, disiplin dan tanggung jawab
sehingga menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Oleh karna itu, kegiatan praktik
kerja lapangan ini merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan,
sikap dan keterampilan peserta didik pada proses belajar mengajar untuk
diimplementasikan kepada pembelajaran di dunia kerja atau instansi farmasi.

1.2 Tujuan praktik kerja lapangan


1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional, yaitu tenag
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan
2. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas dan profesional
3. Memperkokoh hubunan antara sekolah dan dunia kerja

1.3 Manfaat praktik kerja lapangan

1. Institusi dapat mengenal kualitas peserta PKL yang belajar dan bekerja
ditempat PKL
2. Institusi dapat memberikan tugas kepada peserta PKL untuk kepentingan
pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki
3. Memberi keahlian profesional bagi peserta didik agar lebih terjamin
pencapaiannya
4. Memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan (sekolah) karna lulusannya
lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat

BAB 2

TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah pendirian Instansi

Dengan keinginan yang kuat dan kerja keras, Apotek Kiara didirikan pada tanggal
10 mei 2014, Dengan berbagai persyaratan dan pada bulan mei 2014 maka di
syahkan mendirikan apotik sendiri.

2.2 Visi, Misi dan Tujuan pendirian Instansi

2.2.1 Visi dan Misi Instansi

VISI

1. Melakukan konseling yang baik kepada pasien


2. Menyediakan obat-obatan dengan kualitas yang baik
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

MISI

1. Menjadikan masyarakat Indonesia menjadi rakyat yang sehat, khususnya


dalam bidang jasmani

2. Membuka hubung baik antara pasien dan petugas Apotek

2.2.2 Tujuan pendirian instansi

1. Dalam rangka ikut mendukung program pemerintah di bidang kesehatan,


khususnya menjamin ketersediaan obat yang baik dan bermutu.
2. Dalam rangka mendekatkan pelayanan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan lainnya pada masyarakat.
3. Memperluas jangkauan komunikasi dan informasi kepada masyarakat
perihal obat dan penyakit sehingga dapat meningkatkan kesadaran hidup
sehat bagi masyarakat

2.3 Ketentuan atau praturan instansi

1. Datang tepat waktu


2. Bersih
3. Sopa perkataannya
4. Rajin
2.4 Struktur organisasi instansi

PSA
RINDU ,AM.Keb

APOTEKERSANTI ENDRAWATI,S.Si,Apt

AATRI WAHYUNI MEI LINGGA ADMRATNASARI,AM,Keb

BAB 3

TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

3.1 Deskripsi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan

Pengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan sesuai


ketentuan perundangan yang berlaku meliputi: perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan
pelayanan.
1. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan:
a. Pola penyakit
b. Kemampuan masyarakat
c. Budaya masyarakat
2. Pengadaan

Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan sediaan farmasi harus
melalui jalur resmi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. penyimpanan

3.2 Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya

Pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan yang dilakukan apotik sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku, meliputi: perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan
pelayanan. Penelolaan ini bertujuan untuk menjaga dan menjamin ketersediaan barang di
Apotek sehingga tidak terjadi kekosongan baran. Selain itu juga bertujuan untuk memperoleh
barang yang dibutuhkan dalam jumblah yang cukup dengan kualitas harga yang dapat di
pertanggungjawbkan dalam waktu tertentu secara efektif dan efisien, menurut tata cara dan
ketentuan yang berlaku.
3.2.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumblah dan harga dalam
rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan dan anggaran, serta menghindari kekosonan obat. Dalam perencanaan pengadaan
ini, ada empat metode yang sering dipakai yaitu:
1. Metode epidemiologi yaitu berdasarkan pola penyebaran penyakit dan pola
pengobatan penyakit yang terjadi dalam masyarakat sekitar.
2. Metode konsumsi yaitu berdasarkan data pengeluaran barang priode lalu. Selanjutnya
data tersebut dikelompokan dalam kelompok fast moving (cepat beredar) maupun
yang slow moving (lambat beredar)
3. Metode kombinasi yaitu gabungan dariepidemiologi dan metode
konsumsi.perencanaan pengadaan barang dibuat berdasarkan pola penyebaran
penyakit dan melihat kebutuhan sediaan farmasi priode sebelumnya.
4. Metode just in time yaitu dilakukan saat obat dibutuhkan dan obat yang tersedia di
apoyek dalam jumlah terbatas. Digunakan untuk obat-obatan yang jarang dipakai atau
diresepkan dan harganya mahal serta memiliki waktu kadaluarsa yang pendek.
Di Apotek perencanaan pengadaan sediaan farmasi seperti obat-obatan dan
alat kesehatan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data obat-obatan
yang akan dipesan. Data tersebut ditulis dalam buku defecta, selaon dengan
menggunakan buku defecta, perencanaan pengadaan obat dan perbekalan
kesehatan lainnya dilakukan berdasarkan analisis pareto yang berisi daftar
barang yang terjual yang memberikan kontribusi terhadap omzet.

3.2.2. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek dilakukan pleh bagian unit
pembelian yang meliputi pengadaan obat bebas, obat bebas terbatas, obat
keras tertentu, narkotika dan psikotropika, dan alat kesehatan.
Pengadaan perbekalan farmasi dapat berasal dari beberapa sumber,yaitu:
1. Pengadaan Rutin
Merupakan cara pengadaan perbekalan farmasi yang paling utama.
Pembelian rutin yaitu pembelian baran kepada para distributor
perbekalan farmasi untuk obat-obat yang kosong berdasarkan data
dari buku defekta. Pemesanan dilakukan dengan cara membuat surat
pesanan (SP) dan dikirim ke masing-masing distributor/PBF yang
sesuai dengan jenis barang yang dipesan.
2. Pengadaan mendesak
Pengadaan mendesak dilakukan, apabila barang yang diminta tidak
ada dalam persediaan serta untuk menghindari penolakan obat/resep.
Pembelian barang dapat dilakukan ke apotek lain yang terdekat seuai
dengan jumlah sediaan farmasi yang dibutuhkan tidak dilebihkan
untuk stok di apotek.
3. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerja sama anatara Apotek
dengan suatu perusahaan atau istributor yang menitipkan produknya
untuk dijual di Apotk, misalnya madu, sari kurma, setiap dua bulan
sekali prusahaan yang menitipkan produknya akan memeriksa produk
yang di titipkan di Apotek. Pembayaran yang dilakukan oleh apotek
sesuai dengan barang yang laku.
4. Penyimpanan
Perbekalan farmasi yang telah diterima kemudian disimpan dengan
sebelumnya mengisi kartu stok yang berisikan tanggal pemasukan
obat, nomor dokumen, jumlah barang, sisa, nomor batch, tanggal
kadaluarsa, dan paraf.
Penyimpanan barang di Apotek dilaksanakan berdasarkan system
FIFO (first in first out) dan FEFO (first expired first out). Sistem
FIFO adalah penyimpanan barang dimana barang yang datang lebih
dulu akan disimpan di depan sehingga akan dikeluarkan lebih dahulu
dari yang lain, sedangkan baran yang yang terakhir datang ditaruh di
belakang. Demikian seterusnya. Sistem FEFO (first expired first out)
adalah penyimpanan baran dimana barang yang mendekati tanggal
kadaluarsa diletakan di depan sehingga akan di keluarkan lebih dulu
dari yang lainnya. System ini digunakan agar perputaran barang di
apotek dapat terpantau dengan baik.
Sistem penyimpanan obat di Apotek antara lain:
1. Berdasarkan golongan obat
1. Narkotik dan Psikotropika
Apotik kiara tidak menjual obat golong Narkotik dan Psikotropika
2. Obat bebas dan Obat bebas terbtas
Disimpan di etalase depan, dan disusun menurut Abjad dan khasiat
obat.
3. Obat Keras
Obat keras di simpan di etalase dalam dan disusun sesuai khasiat
obat.

2. Bentuk sediaan

Obat disimpan berdasarkan bentuk sediaannya yaitu: padat, cair, semi


solid, tetes mata, tetes hidung, tete telinga, oral drop, inhaler,aerosol,
supositoria, ovula.

3. Obat generk
Obat generic disimpan dalam etelase dengan label warna hiju, obat
lainnya (paten) diisimpan dengan warna label yang berbeda-beda
berdasarkan efek farmakologinya.

4. Efek farmakologinya

Berdasarkan farmakologinya, penyimpanan obat dibagi menjadi:

1. Antibiotik
2. Anti nyeri
3. Flu dan batuk
4. Anti radang dan gatal
5. Asam urat
6. Vitamin
7. pencernaan
8. Demam
9. sesak
10. paru-paru
11. diabetes
5. Berdasarkan sifat obat
Terdapat obat yang di simpan di lemari es, contohnya: supositoria,
lacto-B.
6. Alat kesehatan
Alat kesehatan di simpan di etalase depan sama dengan penyimpanan
obat bebas
3.2.4. Adimistrasi

Administrasi di Apotek dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Administrasi umum
Pencatatan, pengarsipan pelaporan narkotik, psikotropika dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Administrasi pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien,
Ppengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
3.3 Pelayanan

Pelayanan di Apotek melipui pelayanan tunai. Pelayanan berdasarkan resep dokter, baik resep
dari dokter yang melakukan praktek di Apotek maupun dokter luar peraktek Apotek, serta
pelayanan non resep yang terdiri dari pelayanan obat bebas, UPDS ( upaya pengobatan diri
sendiri), serta alat kesehatan.

3.3.1 Pelayanan resep atau pesanan

Pelayanan resep dilakukan oleh pasien yang datang langsung ke Apotek untuk
menebus resep yang di butuhkan dan di bayar secara tunai. Alur pelayanan resep
denga penjelasan sebagai berikut:

1. Penerimaan resep
Pemeriksaan kelengkapan resep, meliputi: (1) Nama, alamat, ,
nomor sip dan paraf dokter penulisresep. (2) Nama obat, dosis,
mlah dan aturan pakai. (3) Nama pasieen, umur , alamat dan
nomor telepon.
Pemberian nomor resep
Penetapan harga
Pemeriksaan ketersediaan obat.
2. Pembayarn
Pengambilan obat
Ada atau tidak adanya penggantian obat atas persetujuan
dokter/pasien
Pembayaran
Pemeriksaan ketersediaan obat
3. Penyiapan oabat/ peracikan
Penyiapan etiket atau penandaan obat dan kemasan.
Peracikan obat (hitung dosis/penimbangan,pencampuran,
pengemasan).
Penyiapan obat.

4. Pemeriksaan akhir
Kesesuaian hasil penyajian atau peracikan dengan resep, jenis,
dodis,jumlah, aturan pakai, nama pasien, umur, alamat dan
nomor telpon.
Kesesuaian antara salinan resep dengan resep asli.
Kebenaran kuwitansi.
5. Penyerahan obat dan pemberian informasi.
Nama obat, kegunaan, dosis, jumlah dan aturan pakai.
Cara penyimpanan.
Efek samping yang mugkin timbul dan cara mengatasinya.

3.3.2 Promosi

Dalam rangka kebutuhan masyarakat, Asisten Apoteker selalu memberikan


informasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk
penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai. Dan kadang juga dilakukan
dengan menwarkan vitamin dan lain-lain.

3.3.3 Pelayanan obat tanpa resep

Pelayanan ini seperti pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas , pelayanan
terhadap ini lebih sederhana dibandingkan dengan dengan pelayanan resep. Petugas
dapat langsung mengambilkan obat yang diminta oleh konsumen , kemudian
langsung dibayar pada kasir dan dicatat kedalam computer olehh kasir.

3.3.4 Pelayanan narkotika

Apotik Kiara tidak menjual obat golongan narkoti

BAB 4

PEMBAHASAN
4.1 Waktu, tempat dan teknis pelaksanaan PKL

4.1.1 Waktu

Waktu pelaksanaan peraktek kerja lapangan (PKL) Di Apotek Kiara pada tanggal 5
Januari sampai dengan tanggal 3 Maret 2017.

4.1.2 Tempat

Peraktik kerja lapangan (PKL) bertempat di Apotek Kiara yang beralamat di


jl.Ciruas Walantaka Kp. Citerep Ds.Kiara Kota Serang

4.1.3 Teknis Pelaksanaan PKL

Peraktik kerja lapangan (PKL) di Apotek kiara di lakukan oleh 2 orang yang terdiri
dari: Amara Syafa Nabila Dan Ira hasanah. Dan dibagi menjadi dua sift ,

pembagian sift adalah sift pagi dilaksanakan mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul
16.00 dan sift siang dilaksanakan mulai pukul 14.00 sampai pukul 21.00 .

kita pernah mengalami sift pagi dan sift siang. Masing-masing selama 3 hari
bergantian setiap minggunya, Dan libur etiap hari Sabtu dan Minggu bergantian setiap
Minggunya.

4.2 Tabel kegiatan pelaksanaan PKL

No Hari/Tanggal Uraian kegiatam Paraf keterangan


1.Merapihkan obat Bebas dan
Obat Bebas Terbatas sesuai
15 januari 2017 abjad
Minggu 2.Melayani obat tanpa resep

3.Belajar Pemeriksaan gula


darah,Asam urat,Cholestrol

1. Merapihkan rak obat

2. 2. Menghafal Antibiotik
(Amoxcilin:Yusimox,Omemox,
16 januari 2017
bintamox,etamox)
Senin
3.Melayani pembelian Obat
(sanmol, hufagrif flu,
hufamag,Dexa m,dll)

17 januari 2017 1. Melayani pembelian obat


(termorex syr, combantrin, rexo
3 selasa
tetes telinga,dll)

2. Mencatat barang-barang
yang habis

18 januari 2017 1.Menerima faktur pembelian


barang
4 Rabu
2.Melayani pembeliaan Obat

3.Merapihkan Obat-Obatan
yang baru datang

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Paraf Keterangan


5
BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Pembelajaran di dunia kerja, yaitu di Apotek Kiara merupakan suatu strategi yang
memberi peluang buat saya mengalami proses belajar, dan mencari wawasan melalui bekerja
langsung pada pekerjaan sesungguh nya. Dengan adanya peraktek kerja lapangan di Apotek
Kiara, dapat merasakan bagaimana pelaksanaan praktek langsung di dunia kerja.

5.2 Saran-saran

Pada kesempatan ini ijinkanlah penulis untuk memberikan beberapa saran kepada pihak
sekolah yang sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guna kemajuan dimasa
mendatang. Saran-saran itu adalah:
DAFTAR PUSTAKA

1. ISO Indonesia volume 49 , tahun 2014-2015


2. Manajemen farmasi , sekolah menengah farmasi kelas XI ,edisi 2016.
3. Undan-undang kesehatan, sekolah menengah farmasi kelas X , edisi 2015
4. Undang-undang kesehatan, sekolah menengah farmasi kels XI , edisi 2016
5. Farmakologi sekolah menengah farmasi kelaas XI, edisi 2016
6. Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan
7. Peraturan pemerintah No. 59 Tahun 2009 Tentang pekerjaan kefarmasian
8. Permenkes Nomor 922 tahun 1993 tentang pekerjaan kefrmasian.
9. PP RI No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian
10. Buku panduan praktik kerja lapangan (PKL) 2017

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 :
Denah lokasi instansi

Lampiran 2 :

Struktur organisasi instansi

PSA
RINDU ,AM.Keb

APOTEKERSANTI ENDRAWATI,S.Si,Apt

AATRI WAHYUNI MEI LINGGA ADMRATNASARI,AM,Keb

Lampiran 3 :

Contoh etiket yang di gunakan di instalasi


a. Etiket putih untuk penggunaan Obat dalam

b. Etiket biru untuk penggunaan Obat luar

Lampiran 4

Contoh surat pesanan obat


Lampiran 5 :

Contoh apograf
Lampiran 6 :

Contoh kuitansi
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI APOTEK KIARA

Guru pembimbing Pembimbing Apotek Kiara

Nia Marlina Kurnia,S.Si.,M.Farm.,Apt. Rindu,AM,Keb


Mengetahui,

Ka. Prodi farmasi Kepala Sekolah

Lucky Dita Agustiansyah,S.Farm.,Apt Boy Prihatin,SPd.

Anda mungkin juga menyukai