Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MAGANG

DI PUSKESMAS KAHURIPAN TASIKMALAYA

Oleh:
(31121194) Syifa Rizki Azzahra
1D

PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS BTH
TASIKMALAYA 2022

i
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya, sehingga penyusunan laporan kegiatan magang di Puskesmas
Kahuripan dapat diseleseikan dengan baik. Magang bertujuan untuk menambah
wawasan serta pengetahuan yang sesunguhnya diterapkan di
Industri/Apotek/Rumah sakit/ Pedagang Besar Farmasi/ Instansi Pemerintah dan
untuk melatih mahasiswa untuk menganalisis dan memecahkan
masalah•masalah yang ada di lapangan sebagai aktualisasi ilmu yang dipelajari di
bangku kuliah
Penyusun menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, penyusun tidak mampu menyusun laporan ini dengan baik. Oleh
karena itu, perkenankanlah pada kesempatan ini penyusun menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Apt. Ira, selaku ketua prodi farmasi Universitas Bakti Tunas Husada
2. Dr. Ruswanto, M.Si, selaku Dekan Fakultas Farmasi.
3. H. Asep, S.Kep.,Ners., M.Kep, selaku ketua Puskesmas Kahuripan yang
telah bersedia menerima dan memberi izin mahasiswa UBTH untuk
melakukan kegiatan magang.
4. Apt. Vovi Nurma Dewi Aprilianti, S.Farm, selaku pendamping dan
pembimbing selama proses magang.
5. Idah Saidah, Amd.Farm., selaku pembimbing proses kegiatan magang
6. Seluruh staff dan karyawan Puskesmas Kahuripan, yang menerima penulis
dengan baik dan bersedia meluangkan waktunya memberikan arahan dan
bantuan selama proses magang.
7. Keluarga tercinta yang senantiasa mendukung, memberikan semangat
dan motivasi.
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan magang ini dapat bermanfaat bagi
semua. Penulis menyadari bahwa Laporan Magang ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat memotivasi, demi terciptanya perbaikan di masa yang akan datang.

Tasikmalaya, 19 Juli 2022


Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Magang.......................................................................................................1
C. Manfaat Magang....................................................................................................2
D. Tinjaun Umum........................................................................................................2
E. Tinjauan Khusus.....................................................................................................9
BAB II................................................................................................................................15
PEMBAHASAN..................................................................................................................15
BAB III...............................................................................................................................19
SIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................19
A. Simpulan...............................................................................................................19
B. Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
DAFTAR TABEL..................................................................................................................20
LAMPIRAN........................................................................................................................21

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara


danmeningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatanyang optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas
pelayanankesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pemeliharaan,peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsepkesatuan upaya kesehatan ini menjadi
pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia termasuk Puskesmas (Permenkes,2016).
Puskesmas merupakan bagian dari elemen kesehatan yang
berperan dalam bidang sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan untuk kepentingan masyarakat, serta
dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan penelitian. Sehingga
dibutuhkan tenaga ahli dan tenaga kesehatan yan berkompeten pada
bidangnya masing-masing tersebut. Diharapkan tenaga pelayanan
kesehatan yang dimaksud khususnya farmasi harus memiliki sikap
terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi
maupun sebagai tenaga kesehatan yang profesional berdasarkan nilai-
nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan kesehatan.
Dalam mencapai pemenuhan skill calon para tenaga ahli dan
tenaga pelayanan kesehatan khususnya dibidang farmasi seperti yang
diharapkan, maka setiap perguruan tinggi termasuk Universitas Bakti
Tunas Husada merealisasikan program tersebut dengan menganjurkan
setiap mahasiswa tingkat 1 dan 2 untuk melaksanakan praktek magang
yang dapat dilakukan dengan instansi manapun. Praktek magang dapat
membantu mahasiswa untuk menambah pengetahuan serta mengenal
lebih jauh kegiatan kefarmasian dan kegiatan lain yang berhubungan
dengan pelayanan kesehatan khususnya dibidang farmasi di Puskesmas.

B. Tujuan Magang

1. Mengetahui dan memahami kegiatan pelayanan resep di Puskesmas


Kahuripan.

1
2. Untuk mengetahui apakah pelayanan di Puskesmas Kahuripan sudah
sesuai standar yang telah ditetapkan.
3. Untuk mengetahui apa saja peran Tenaga Teknis Kefarmasian dalam
pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kahuripan.
4. Mengetahui dan memahami terkait dengan pengelolaan obat dan
resep.
5. Mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan
melalui kegiatan magang

C. Manfaat Magang

1. Melatih mahasiswa bersikap professional dalam memasuki lapangan


kerja khususnya di puskesmas
2. Memperoleh pengetahuan yang belum pernah didapatkan selama
proses perkuliahan
3. Memperkokoh hubungan antara perguruan tinggi dengan instansi dan
yang berkaitan
4. Melatih kemampuan dan ketrampilan mahasiswa dalam membedakan
ilmu teori dan praktek
5. Menumbuhkan sikap mandiri dan tanggung jawab
6. Melatih mahasiswa agar dapat berkomunikasi, bersosialisasi, dan
mengembangkan mental dengan baik dalam lingkungan kerja
7. Memberikan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab
seorang tenaga teknis kefarmasin atau asisten apoteker
8. Mengajarkan kepada mahasiswa tentang pentingnya kerjasama dalam
dunia kerja
9. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman
kerja sebagai bagian dari proses pendidikan
10. Meningkatkan sistem proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas dan professional
11. Mengembangkan dan menerapkan disiplin ilmu pengetahuan yang
telah diperoleh selama kuliah pada unit-unit pelayanan farmasi
kepada masyarakat sesuai dengan profesinya

D. Tinjaun Umum

Tujuan Pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea keempat yaitu
Melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk

2
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Untuk mencapai tujuan nasional
tersebut diselenggarakan program pembangunan disemua bidang yang
berkesinambungan dan merupakan satu rangkaian pembangunan yang
berkelanjutan, terencana dan terarah.
Kesehatan adalah keadaan sehat secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
dengan berdasarkan kemanusiaan, keseimbangan, manfaat,
perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban keadilan
gender, dan nondiskriminatif, dan norma-norma agama. Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, sebagai investasi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi (Undang-
Undang Kesehatan No.39 Tahun 2009).
Pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut semua
aspek kehidupan baik fisik, mental, maupun sosial ekonomi. Dan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.
Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.
Upaya kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
dan mencegah sera menaggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan

3
sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Sedangkan upaya kesehatan
perorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74


TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI
PUSKESMAS

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.
2. Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian.
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
4. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika.
5. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki 4enter fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.

4
6. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk
penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
7. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
8. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker
dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
9. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disebut
Kepala BPOM adalah Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian
yang mempunyai tugas untuk melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pengawasan obat dan makanan.
10. Menteri adalah 5enteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan.

Pasal 2
Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan
untuk:
a. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dan
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang
tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety)

Pasal 3
1. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
b. Pelayanan farmasi klinik
2. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan

5
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
g. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
3. Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
meliputi:
a. Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi
b. Obat Pelayanan Informasi Obat (PIO)
c. Konseling
d. Ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Pemantauan dan pelaporan efek samping Obat
f. Pemantauan terapi Obat
g. Evaluasi penggunaan Obat
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 4
1. Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus
didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian
yang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur
operasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Sumber daya manusia
b. Sarana dan prasarana

6
3. Pengorganisasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
menggambarkan uraian tugas, fungsi, dan tanggung jawab serta
hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan kefarmasian
yang ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas.
4. Ketentuan mengenai sumber daya kefarmasian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 5
1. Untuk menjamin mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, harus
dilakukan pengendalian mutu Pelayananan Kefarmasian meliputi:
a. Monitoring
b. Evaluasi
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengendalian mutu Pelayananan
Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.

Pasal 6
1. Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dilaksanakan pada
unit pelayanan berupa ruang farmasi.
2. Ruang farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
seorang Apoteker sebagai penanggung jawab.

Pasal 7
Setiap Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang
menyelenggarakan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas wajib mengikuti
Standar Pelayanan Kefarmasian sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri ini.

7
Pasal 8
1. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini
dilakukan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan provinsi, dan kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing.
2. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat melibatkan organisasi profesi.

Pasal 9

1. Pengawasan selain dilaksanakan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan


provinsi dan kepala dinas kesehatan kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 Ayat (1), khusus terkait dengan pengawasan
Sediaan Farmasi dalam pengelolaan Sediaan Farmasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dilakukan juga oleh Kepala BPOM
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
2. Selain pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat Kepala BPOM dapat
melakukan pemantauan, pemberian bimbingan, dan pembinaan terhadap
pengelolaan sediaan farmasi di instansi pemerintah dan masyarakat di
bidang pengawasan obat.

Pasal 10
1. Pengawasan yang dilakukan oleh dinas kesehatan provinsi dan dinas
kesehatan kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan
pengawasan yang dilakukan oleh Kepala BPOM sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) dilaporkan secara berkala kepada Menteri.
2. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling sedikit
1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

8
E. Tinjauan Khusus

Kajian Profil Puskesmas Kahuripan


GEOGRAFI
Kondisi geografis Puskesmas Kahuripan terdiri dari wilayah dataran dan
persawahan. letak wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan merupakan satu
dari dua Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya yang berada di sebelah selatan dengan jarak sekitar 5 km
dari ibukota Kota Tasikmalaya yang dihubungkan dengan jalan raya
beraspal dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tawang
Kecamatan Tawang
 Sebelah Timur : Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tamansari
Kecamatan Tamansari dan wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Cibeureum Kecamatan Cibeureum
 Sebelah Selatan : Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu
Kecamatan Kawalu
 Sebelah Barat : Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sambongpari
Kecamatan Mangkubumi

VISI UPTD PUSKESMAS DTP KAHURIPAN


Mewujudkan UPTD Puskesmas Kahuripan sebagai sarana pelayanan
kesehatan dasar yang profesional dalam rangka mewujudkan Masyarakat
wilayah Puskesmas Kahuripan yang mandiri untuk Hidup Puskesmas
Kahuripan yang mandiri untuk Hidup Sehat.

MISI UPTD PUSKESMAS DTP KAHURIPAN


1. Menyelenggarakan manajemen UPTD Puskesmas DTP Kahuripan yang
bermutu dan berkesinambungan
2. Memberikan pelayanan rawat jalan dan rawat inap tingkat pertama
yang merata dan berkwalitas masyarakat

9
3. Menyelenggarakan lingkungan tempat tinggal dan tempat beraktiftas
yang sehat
4. Memberdayakan keluarga yang mandiri untuk hidup

KEPENDUDUKAN

Jumlah dan Pertumbuhan Pertumbuhan

UPTD Puskesmas DTP Kahuripan dalam & tahun terakhir merupakan


daerah dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk yang menurun
sebesar -0,36% dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak
28.816 jiwa, pada tahun 2012 28.749 jiwa, pada tahun 2013 sebanyak
28.656 jiwa, pada tahun 2014 sebanyak 29.556 jiwa dan pada tahun 2016
sebanyak 28.361 jiwa.

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja UPTD


Puskesmas DTP Kahuripan pada tahun 2016 memiliki rasio antara laki-laki
dan perempuan sebesar 98,1%. Jumlah keseluruhan penduduk laki-laki
sebesar 14.057 jiwa (49,6%) dan penduduk perempuan sebanyak 14.304
jiwa (50,4%).

Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk didasarkan kepada jumlah penduduk dan luas


wilayah. Wilayah UPTD Puskesmas DTP Kahuripan dengan jumlah
penduduk 28.361 jiwa dengan luas wilayah 40,12 km² yang tersebar di 2
kelurahan memiliki kepadatan penduduk 706,9 jiwa/km².

Persebaran penduduk bisa dikatakan belum merata yaitu antara 426,4


jiwa/km² s/d 1.287,5 jiwa/km². Kelurahan dengan kepadatan penduduk
tertinggi yaitu Kelurahan Kahuripan, sedangkan yang terendah kepadatan
penduduknya adalah Kelurahan Cikalang

1
Kebijakan UPTD Puskesmas Kahuripan

Kebijakan yang ditetapkan puskesmas, mengarah pada kebijakan Dinas


Kesehatan Kota Tasikmalaya, yaitu :

1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah


2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
4. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
6. Mengutamakan upaya promotof dan preventif
7. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat
8. Melaksanakan rekam medis
9. Melaksanakan peningkatkan kompetensi SDM
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan
11. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
12. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan

Program UPTD Puskesmas DTP Kahuripan

Program yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas DTP Kahuripan adalah


untuk melaksanakan program Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya yaitu :

1. Menyelenggarakn upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama


2. Menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama
3. Menyelenggarakan managemen puskesmas

Sasaran UPTD Puskesmas DTP Kahuripan

1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat

1
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat

DATA SUMBER DAYA

Keadaan dan Sarana Fasilitas Puskesmas

Puskesmas Kahuripan terletak di Kelurahan Kahuripan dengan jarak 1 km


dari Kantor Kecamatan sebagai pusat pemerintahan. Dalam rangka
melaksanakan pelayanan kegiatan UPTD Puskesmas DTP Kahuripan
ditunjang dengan sarana dan fasilitas yang tersedia yaitu diantaranya :

1. 1 unit bangunan puskesmas rawat inap


2. 1 unit bangunan rawat jalan
3. 1 unit bangunan staf
4. 1 unit bangunan perumahan dinas
5. 1 unit mobil puskesmas keliling
6. 1 unit mobil ambulance
7. 4 unit kendaraan motor

Sumber Daya Manusia UPTD Puskesmas DTP Kahuripan

Guna mendukung program peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah


kerja UPTD Puskesmas Kahuripan, maka ketersediaan tenaga medis
merupakan salah satu orientasi program pemerintah.

Sebagai sumber daya manusia yang tersedia di UPTD Puskesmas DTP


Kahuripan pada tahun 2016 berdasarkan status jabatan terdiri dari : 2
orang tenaga struktural, 27 orang sebagai tenaga fungsional, 4 orang
bidan PTT Kelurahan dan 2 orang tenaga sukwan.

1
Upaya Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah


setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menaggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat tingkat pertama yaitu :

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial


Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial adalah upaya yang harus
diselenggarakan oleh UPTD Puskesmas DTP Kahuripan untuk
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal Kota Tasikmalaya
bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi :
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengebangan adalah upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya
inovatif dan/atau bersifat ekstrensifikasi dan intensifikasi pelayanan,
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah
kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di UPTD Puskesmas DTP
Kahuripan. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan yang dipilih
UPTD Puskesmas DTP Kahuripan yakni :
a. Pelayanan keperawatan kesehatan ,asyarakat
b. Pelayanan kesehatan lanjut usia (Lansia)
c. Pelayanan UKS/UKGS
d. Pelayanan UKGMD
e. Pelayanan kesehatan jiwa
f. Pelayanan kesehatan indera

1
g. Pelayanan kesehatan PTM
h. Pelayanan kesorga
3. Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya Kesehatan Perorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah
suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perorangan. UKP yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas
DTP Kahuripan adalah :
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari ( one day care )
d. Home care
e. Rawat inap

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Perencanaan
pada tahap ini Puskesmas Kahuripan melakukan kegiatan perencanaan
dengan cara melihat sisa stock digudang dan banyaknya permintaan dari
setiap unit serta banyaknya obat yang sering dipakai atau diresepkan,
mengumpulkan obat yang habis masa kadaluarsa atau ED.
2. Pengadaan
Kegiatan pengadaan merupakan cara permintaan obat Puskesmas
Kahuripan dengan mengajukan perencanaan atau permintaan obat ke
dinas kesehatan Kota Tasikmalaya.
3. Permintaan
Pada tahap ini Puskesmas Kahuripan melakukan permintaan obat serta
perbekalan kesehatan lainnya untuk puskesmas dengan cara
mengumpulkan daftar permintaan obat yang sering diminta dari setiap
unit, sisa stock yang ada di gudang, dan obat yang sering diresepkan. Lalu
mengajukan kepada instalasi farmasi Kabupaten dengan menggunakan
LPLPO.
4. Penerimaan
Pada tahap ini Puskesmas Kahuripan menerima obat-obatan dan
perbekalan kesehatan dari dinas kesehatan. Penerimaan obat di
Puskesmas Kahuripan dilakukan dengan sistem dropping barang. Obat
yang diterima diperiksa kesesuaiannya dengan lembar pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang telah dibuat. Pengecekan
dilakukan terhadap nama barang, bentuk sediaan, jumlah, nomor batch
dan tanggal kadaluarsanya. Selanjutnya, obat yang telah sesuai
dipindahkan dan disimpan di dalam gudang berdasarkan bentuk sediaan,
alfabetis, serta FIFO atau FEFO. Penerimaan obat yang ditulis pada kertas
laporan setiap obat untuk Puskesmas Kahuripan dituliskan dari JKN.

1
5. Penyimpanan
Penyimpanan obat atau perbekalan kesehatan di Puskesmas Kahuripan
dilakukan dengan cara pengaturan penyimpanan obat dilakukan secara
alfabetis, sediaan cair dipisahkan dari sediaan padat, dan obat tertentu
dipisahkan dengan rak lainnya.
6. Pendistribusian
Pendistribusian merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat
secara merata dan teratur dari gudang obat puskesmas untuk memenuhi
kebutuhan dari sub-sub unit pelayanan kesehatan di puskesmas seperti
posyandu dan lain-lain. Kegiatan pendistribusian yaitu menetapkan dasar
penyerahan atau pengiriman obat ke sub unit pelayanan kesehatan di
puskesmas, menyiapkan dokumen penyerahan, melakukan pemeriksaan
terhadap kualitas, kuantitas, dosis dan kondisi obat serta kelengkapan
dan kebenaran dokumen yang menyertainya, serta melakukan
administrasi setiap pengeluaran obat yang harus segera dicatat pada
kartu stock.
7. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan atau
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Dalam proses
pengendalian, setiap pengeluaran obat dari ruang pelayanan harus
berdasarkan resep dan setiap penggunaan injeksi di ruang pelayanan
harus dicatat dalam buku status yang kemudian dibukukan dalam
pemakaian obat.
8. Administrasi
Tata carapencatatan administrasi dilakukan berdasarkan tanggal
pemakaian dan berapa jumlah resep yang masuk dan dijumlahkan pada
akhir bulan. Tata cara penyimpanan arsip resep dilakukan dengan cara
menyimpan bandal resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan
berdasarkan tanggal agar memudahkan dalam penelusuran resep.

1
9. Pencatatan dan Pelaporan
Kegiatan pencatatan di Puskesmas Kahuripan meliputi pencatatan jumlah
resep harian, pencatatan jenis dan jumlah pemakaian obat per hari,
pencatatan Obat-Obat Tertentu yang diserahkan pada pasien dan
pencatatan permintaan sediaan farmasi serta melaporkan jumlah barang.
Buku yang terdiri dari buku induk, kartu stock dan buku pengeluaran.
10. Penghapusan
Obat yang rusak atau kadaluarsa dikumpulkan sesuai dengan tanggal,
bulan dan tahun kadaluarsa lalu dikirim ke dinas kesehatan untuk
dimusnahkan.

Pelayanan Resep
a. Menerima resep dari pasien
b. Menulis nomor resep dan waktu penerimaan resep pada bagian atas
resep
c. Melakukan skrining resep yang meliputi :
1. Memeriksa kelengkapan administratif resep yaitu nama dan paraf
pemeriksa, tanggal resep, nomor rekam medis, nama, umur
alamat pasien dan berat badan pasien
2. Memeriksa kesesuaian farmasetik dan klinis yaitu bentuk sediaan,
dosis obat, jumlah obat, ketersediaan obat, aturan dan cara
penggunaan dan khasiat obat.
3. Mengkonsultasikan dengan dokter apabila terdapat
ketidaksesuaian pada resep atau obat tidak tersedia.
4. Menuliskan nama pasien, tanggal, dan aturan pakai pada etiket
yang sesuai, etiket putih untuk obat oral dan etiket biru untuk
obat luar.
5. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep
6. Mengambil obat yang dibutuhkan sesuai dengan nama obat,
tanggal kadaluarsa, dan keadaan fisik obat.

1
7. Melakukan peracikan obat apabila diperlukan, antara lain :
 Melarutkan sediaan sirup kering dengan air minum
sebelum diserahkan kepada pasien dengan
memperhatikan jumlah air yang harus dilarutkan.
 Untuk sediaan obat racikan yang dilakukan seperti
menghitung kesesuaian dosis, menyiapkan dan mengambil
obat sesuai kebutuhan, menggerus obat hingga homogen,
membagi obat secara merata, menyiapkan pembungkus
dan wadah obat racikan, dan mengemas racikan obat
sesuai dengan permintaan dokter.
8. Memasukkan obat ke dalam pengemas yang tepat dan terpisah
untuk obat yang berbeda, untuk menjaga mutu obat dan
menghindari penggunaan obat yang salah.
9. Mengecek kembali kebenaran atau kecocokan penyiapan obat
dengan resep yang dikerjakan.
10. Petugas atau apoteker memanggil pasien.
11. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
12. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau
keluarga pasien.
13. Petugas atau apoteker menyerahkan obat yang disertai
pemberian informasi meliputi indikasi, cara pemakaian, waktu,
frekuensi, dosis obat, lama pemakaian obat, efek samping yang
mungkin timbul, serta penyimpanan obat.
14. Petugas atau apoteker memastikan pasien memahami informasi
obat yang telah disampaikan.
15. Selanjutnya meminta pasien atau penerima obat untuk
membubuhkan tanda tangan di belakang resep sebagai tanda
bahwa obat yang diserahkan sesuai yang tertera di resep dan
pemberian informasi obat telah dilakukan.

1
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Tenaga Kefarmasian di Puskesmas berperan dalam pengelolaan


sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang meliputi kegiatan
perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan, pelaporan, serta penghapusan.
2. Pelaksaan magang di Puskesmas Kahuripan telah memberikan banyak
pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktik kefarmasian
sehingga mahasiswa dapat menerapkan atau mengaplikasikan teori
dan praktek selama perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.

B. Saran

1. Perlu adanya penambahan tenaga kefarmasian terutama apoteker


agar pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kahuripan berjalan lebih
baik dan dapat memenuhi kekurangan tanaga kerja.
2. Perlu adanya pelebaran atau perluasan pada ruang farmasi agar
tenaga kefarmasian dapat bertugas lebih baik dan nyaman.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1990. Pedoman Kerja Puskesmas. Departemen RI. Jakarta.

Ditjen POM RI. 1996. Pedoman Pengelolaan Obat Tingkat II.

Anonim. 2006. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

1
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.

Profil UPTD Puskesmas DTP Kahuripan Tahun 2016

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah dan Sarana dan Tenaga Kesehatan

Tabel 2. Penerimaan dan Pemakaian Obat

2
LAMPIRAN

Resep Kartu Stock

Plastik Kemas, Etiket Putih dan Etiket Tempat penyimpanan sediaan


Biru serbuk atau racikan

Ruang Farmasi atau Apotek Gudang Obat

2
Penyimpanan Obat Sediaan Solid Penyimpanan Sediaan Liquid dan
Semi Solid

UPTD Puskesmas Kahuripan Pembimbing dengan Penulis

Anda mungkin juga menyukai