Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PUSKESMAS MAMAJANG

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 23 :

DELI 17.012.AF
NUR FAJRIANI DEFINA JUFRI 17.037.AF
NURSUHAR 17.041.AF
SITI HARDIANTI 17.046.AF
SRIKAMALIA 17.047.AF
SYAMSUL ALAM 17.176.AF
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini dibuat sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan kegiatan
praktek kerja lapangan (PKL) AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR
yang bertempat di Puskesmas Mamajang

TELAH DISETUJI

OLEH :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

YUYUN SRI WAHYUNI,S.Si.,Apt MARINI S,S.Si.,Apt

Direktur Akademi Farmasi Yamasi Makassar

RUSMIN,S.Si.,M,Si.,Apt

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................v
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................4
URAIAN UMUM..............................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................11
URAIAN KHUSUS.........................................................................................................11
BAB IV............................................................................................................................18
PEMBAHASAN..............................................................................................................18
BAB V.............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
LAMPIRAN.....................................................................................................................22

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya yang telah memberikan banyak kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan PKL dengan baik.
Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan dalam
meyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi kami mahasiswa dari program
studi DIII Farmasi Yamasi Makassar.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu upaya agar kami
bisa lebih memahami tentang teori yang diperoleh dalam perkuliahan dengan
mengaplikasikannya dengan terjun langsung ke lapangan serta untuk melanjutkan
perjuangan kami ketahap berikutnya.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang terkait selama PKL berlangsung, yang telah memberikan kami
kesempatan mendapatkan ilmu yang begitu banyak dan bermanfaat dan telah
memberikan kami dukungan moral. Ucapan terima kasih ini kami ucapkan
kepada:
1. Ibu Marini S, S.Si.,Apt selaku apoteker penanggung jawab di Puskesmas
Mamajang dan sebagai pembimbing kami selama PKL berlangsung.
2. Ibu Linda Yoshina, S.Si selaku asisten apoteker di Puskesmas Mamajang dan
sebagai pembimbing kami selama PKL berlangsung.
3. Ibu Yuyun Sri Wahyuni, S.Si.,Apt selaku dosen pembimbing PKL.
4. 'Serta segenap pegawai instalasi farmasi Puskesmas Mamajang.
Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun sebaik-
baiknya, namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan PKL ini.
Oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari semua pihak
diharapkan, tidak lupa harapan kami semoga laporan praktek kerja lapangan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
kami.
Makassar, Februari 2020

iv
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Dilaksanakannya PKL

Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari


Pembangunan Nasional Bidang Kesehatan yang diarahkan untuk mendukung
upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam kaitan
ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga
kesehatan yang bermutu yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan
perubahan, pertumbuhan dan pembangunan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Salah satu institusi pendidikan yang menyediakan tenaga kesehatan
adalah Akademi Farmasi Yamasi Makassar yang menghasilkan tenaga
kesehatan di bidang Farmasi tingkat ahli madya yang mampu bekerja dalam
sistem pelayanan kesehatan secara terpadu. Oleh karena itu lulusan akademi
ini harus terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri baik secara pribadi
maupun sebagai tenaga kesehatan yang profesional berdasarkan nilai-nilai
yang dapat menunjang upaya pembangunan di bidang kesehatan.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang Farmasi yang
memenuhi kualitas tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan terutama
proses belajar mengajar harus ditingkatkan secara terus-menerus. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal pengalaman kepada peserta
didik adalah mengikutsertakan mahasiswa dalam Praktek Kerja Lapangan
yang disingkat dengan PKL. Hal ini dipilih karena PKL dianggap cara terbaik
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama
mengikuti pendidikan.
Dewasa ini, kebutuhan memperoleh ilmu pengetahuan informasi
sangat meningkat dan semua ini dikarenakan oleh persaingan manusia
kelompok/instansi  yang sangat ketat demi kemajuan usahanya, sehingga hal

1
2

ini berdampak terhadap  beban mahasiswa karena mereka dituntut untuk


menggali informasi dari berbagai  sumber dan memiliki keterampilan.
Oleh karena itu dilaksanakannya PKL untuk dapat menambah
pengetahuan di bidang pekerjaan Farmasi, pengalaman serta sikap profesional
dalam melakukan suatu bidang pekerjaan.
Selain itu, pelaksanaan PKL merupakansarana pengenalan  lapangan
kerja bagi mahasiswa farmasi karena secara langsung dapat melihat,
mengetahui, menerima dan menyerapteknologi kesehatan yang ada di
masyarakat, sehingga hal tersebut menjadi orientasi bagi mahasiswa farmasi
sebelum langsung bekerja di masyarakat.
II.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang
membentuk kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki
lapangan kerja sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang
ditetapkan.
2. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan
masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis
maupun sosial budaya
3. Menumbuhkembangkan dan menetapkan sikap etis, professional dan
nasionalisme yang diperlukan mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja
sesuai dengan bidangnya.
4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memasyarakatkan
diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya
5. Meningkatkan, memperluas, memantapkan proses penyerapan ilmu baru
dari lapangan kerja ke kampus dan sebaliknya
6. Memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan
mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan
diploma 3 farmasi.
7. Memberikan kesempatan kerja kepada mahasiswa
3

III.1 Tujuan Pembuatan Laporan


Salah satu yang harus dilakukan oleh peserta praktek kerja lapangan
(PKL) setelah kegiatan dilokasi yaitu membuat laporan tentang kegiatan yang
dilakukan setelah melaksanakan praktek kerja di lapangan.
Tujuan pembuatan laporan PKL ini adalah:
1. Peserta PKL diharapkan saat memberikan korelasi antara materi
pembelajaran yang di dapatkan pada tingkat pendidikan diploma 3
Akademi Farmasi Yamasi Makassar
2. Sebagai bahan evaluasi hasil pelaksanaan PKL mahasiswa diploma 3
Akfar Yamasi Makassar
3. Peserta PKL mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang
ditemukan di lapangan.
4. Mengumpulkan data guna kepentingan pendidikan maupun mahasiswa
yang bersangkutan
5. Menambah pembendaharaan perpustakaan Akfar Yamasi Makassar untuk
menunjang peningkatan pengetahuan angkatan berikutnya
BAB II

URAIAN UMUM

I. Uraian Umum Pukesmas


Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan prepentif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.
Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan
oleh puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem
(Permenkes RI No.43, 2019).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Permenkes RI No.31, 2019).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesms bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Hidup dalam lingkungan sehat, dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
(Permenkes RI No.43, 2019)

4
5

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:


a. Paradigma sehat;
b. Pertanggungjawaban wilayah;
c. Kemandirian masyarakat;
d. Ketersediaan akses pelayanaan kesehatan;
e. Teknologi tepat guna; dan
f. Keterpaduan dan kesinambungan
(Permenkes RI No.43, 2019)
II. Organisasi Puskesmas
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas :
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala sub bagian tata usaha
3. Penanggung jawab UKM dan keperawatan masyarakat
4. Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
5. Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas Kepala Puskesmas,
Kepala Tata Usaha, dan penanggung jawab upaya/kegiatan Puskesmas.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, penanggung jawab
didukung oleh pelaksana upaya/kegiatan. Kepala Puskesmas menetapkan
penanggung jawab dan pelaksana upaya/kegiatan serta uraian tugas dan
tanggung jawab serta kriteria yang ditetapkan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota dan hasil kredensial tenaga kesehatan oleh dinas kesehatan
daerah kabupaten/kota (Permenkes RI No.43, 2019).
III. Personalia
Sumber daya manusia puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan non
kesehatan, jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan dihitung
berdasarkan analisis beban kerja dengan mempertimbangkan jumlah
pelayanan yang diselenggarakan. Jumlah penduduk dan kesebarannya,
karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas
6

pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja dan pembagian


waktu kerja (Permenkes RI No.75, 2014).
Jenis tenaga kesehatan paling sedikit terdiri atas :
1. Dokter atau dokter layanan prima
2. Dokter gigi
3. Perawat
4. Bidang
5. Tenaga kesehatan masyarakat
6. Tenaga kesehatan lingkungan
7. Ahli teknologi laboratorium medic
8. Tenaga gizi
9. Tenaga kefarmasian
Tenaga non kesehatan dapat mendukung ketatausahaan administrasi
keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain dipuskesmas
(Permenkes RI No.75, 2014).

IV. Tugas dan Fungsi Puskesmas


1. Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
2. Fungsi Puskesmas
Dalam rangka melaksanakan tugas puskesmas menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya (Permenkes
RI No .43, 2019).
V. Kegiatan-kegiatan di Puskesmas
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi:
1. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
7

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan


Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
a. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang mendekati kebutuhan;
b. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
c. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi
periode sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana pengembangan.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus
mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium
Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas. seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola
program yang berkaitan dengan pengobatan. Proses perencanaan kebutuhan
Sediaan Farmasi per tahun dilakukan secara berjenjang (bottom-up).
Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat dengan
menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi
dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di wilayah
kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan
waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih
(Permenkes RI No.74, 2016).
2. Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah
daerah setempat (Permenkes RI No.74, 2016).
8

3. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas
secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya
adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab
atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang
menyertainya.
Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi
sesuai dengan isi dokumen LPLPO, ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian,
dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka
Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan keberatan. Masa kedaluwarsa minimal
dari Sediaan Farmasi yang diterima disesuaikan dengan periode pengelolaan
di Puskesmas ditambah satu bulan (Permenkes RI No.74, 2016).
4. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima
agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di
puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bentuk dan jenis sediaan;
9

b. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan


Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;
c. mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
d. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
e. tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi (Permenkes
RI No.74, 2016).

5. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya. Tujuannya
adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat.
Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:
a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;
b. Puskesmas Pembantu;
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu; dan
e. Polindes.

Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain)


dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor
stock), pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau
kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan
dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock)
(Permenkes RI No.74, 2016).

6. Pemusnahan dan penarikan


10

Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis


Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara
yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk
yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai bila:
a. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. telah kadaluwarsa;
c. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
d. dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
terdiri dari:
a) membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
dimusnahkan;
b) menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
c) mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait;
d) menyiapkan tempat pemusnahan; dan
e) melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan
serta peraturan yang berlaku (Permenkes RI No.74, 2016).

7. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


11

Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
Obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Sediaan Farmasi
terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan;
b. Pengendalian penggunaan; dan
c. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa (Permenkes
RI No.74, 2016).

8. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit
pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:
a. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai telah dilakukan;
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan
pengendalian; dan
c. Sumber data untuk pembuatan laporan (Permenkes RI No.74,
2016).

9. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis


Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
12

a. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan


Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga
kualitas maupun pemerataan pelayanan;
b. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai; dan
c. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional.
Standar Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat. Contoh standar
prosedur operasional sebagaimana terlampir (Permenkes RI No.74, 2016).
BAB III

URAIAN KHUSUS

I. Keadaan Geografi
Lokasi wilayah kerja Puskesmas Mamajang berada pada Kec. Mamajang
yang terletak di Jl. Baji Minasa No. 10 Makassar. Kecamatan Mamajang terdiri
dari 13 kelurahan dan membawahi 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Mamajang
dan Puskesmas Cendrawasih. Adapun wilayah kerja Puskesmas Mamajang
mencakup 6 kelurahan yaitu:
1. Kelurahan Mamajang Luar
2. Kelurahan Bonto Biraeng
3. Kelurahan Labuang Baji
4. Kelurahan Mamajang Dalam
5. Kelurahan Mandale
6. Kelurahan Maricaya Selatan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayanan kesehatan yang
optimal kama Puskesmas Mamajang dibantu dengan 1 Puskesmas Pembantu
(Pustu) yaitu Pustu Mamajang Dalam yang terletak di Jl. Landak Baru dan
Pustu Maricaya Selatan yang terletak di Jl. Lanto Dg. Pasewang.
Luas wilayah kerja Puskesmas Mamajang 2.712 km2 dengan 22 RW dan
4.189 RT berada di bagian Barat Daya Kota Makassar dimana berbatasan
dengan:
a. Sebelah Utara dengan Kec. Ujung Pandang
b. Sebelah Timur dengan Kec. Panakukang
c. Sebelah Selatan dengan wilayah Puskesmas Cendrawasih
d. Sebelah Barat dengan Kec. Mariso
Lokasi dari masing-masing kelurahan yang dibawahi oleh Puskesmas
Mamajang adalah sebagai berikut:
i. Kelurahan Mamajang Luar Jl. Onta Lama
ii. Kelurahan Bonto Biraeng Jl. Badak
iii. Kelurahan Labuang Baji Jl. Landak lorong 1

13
14

iv. Kelurahan Mamajang Dalam Jl. Landak Baru


v. Kelurahan Mandala Jl. Inspeksi Kanal
vi. Kelurahan Marsel Jl. Veteran Selatan
II. Tugas dan Fungsi Pokok
1. Tugas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan
strata pertama dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya
2. Fungsi
Puskesmas memiliki fungsi:
a. Menyelenggarakan pelayanan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan strata pertama
c. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
III. Visi, Misi dan Motto
1. Visi
Mewujudkan PUSKESMAS MAMAJANG sebagai Puskesmas
terdepan dalam pelayanan kesehatan menuju Kecamatan sehat.
2. Misi
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemapuan masyarakat Kec. Mamajang
tentang penanganan masalah kesehatan
b. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan
c. Meningkatkan sumber daya manusia dan fasilitas kesehatan yang ada
demi mendukung pelayanan kesehatan pada masyarakat
3. Motto
Cekatan, Amanah, Kreatif, Akurat, Profesional
IV. Sarana dan Prasarana Puskesmas Mamajang
Sarana dan prasarana yang terdapat di Puskesmas Mamajang terdiri atas:
1. Kamar obat yang di fasilitasi
2. Poli Gigi
3. Poli Umum
15

4. Poli KIA/KB
5. Laboratorium
6. Pelayanan TB
7. Ruang Tindakan
8. Ruang Imunisasi
9. Ruang Konseling
10. Ruang Tata Usaha
11. Gudang tempat penyimpanan obat
12. Ruang Ramah Anak
13. Komputer dan beberapa rak obat
V. Kebijakan, Tata Nilai, dan Budaya Puskesmas Mamajang
1. Kebijakan
a. Pimpinan beserta staf Puskesmas Mamajang senantiasa berupaya
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu secara menyeluruh demi
terwujudnya masyarakat Mamajang yang berwawasan kesehatan
b. Menjadikan wilayah 5T (Teliti, Terampil, Teladan, Tertib, dan Terpadu)
sebagai landasan dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan yang
mempu memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Tata nilai
a. Cekatan : cepat, mahir, cerdas, selalu siap menghadapi masalah
b. Amanah : jujur, disiplin dan dapat dipercaya
c. Kreatif : inisiatif dan selalu memikirkan sesuatu yang baru
d. Akurat : cermat, seksama dapat memberikan informasi yang
sebenar-benarnya
e. Professional : mampu bekerja sesuai kompetensi dan selalu
berkeinginan untuk mengembangkan kemapuan diri
3. Budaya
a. TELITI
b. TERAMPIL
c. TELADAN
d. TERTIB
16

e. TERPADU
VI. Kegiatan Kefarmasian
1. Perencanaan Obat
Dibuat berdasarkan metode konsumsi dengan melihat data
bulan/tahun sebelumnya yang dipadukan dengan pola penyakit yang
terjadi dan yang mungkin terjadi.
Tata cara perencanaan perbekalan farmasi:
a) Menetapkan jumlah rata-rata pemakaian setiap jenis perbekalan
farmasi
b) Menyiapkan data jumlah 10 penyakit utama tahun lalu dan
perkiraan untuk tahun berikutnya
c) Menghitung stok cadangan dan stok pengamanan
d) Menghitung rencana seluruh kebutuhan perbekalan farmasi
menurut metode konsumsi dan epidemioogi.
2. Permintaan
Pemesanan perbekalan farmasi disesuaikan dengan perencanaan
dengan menggunakan LPLPO yang ditandatangani oleh
penanggungjawab kama obat dan disetujui oleh kepala puskesmas.
3. Penerimaan
Barang yang masuk harus diperiksa dan disesuaikan dengan LPLPO,
periksa tanggal kadaluarsa, jenis, jumlah serta kerusakan dan barang
yang masuk diterima dan disimpan di gudang.
4. Penyimpanan
Berdasarkan alphabet, FIFO/FEFO, obat narkotika dan psikotropika
disimpan dalam lemari terkunci dan vaksin, obat HIV, suppositoria dan
WFI (Water For Injection) disimpan dalam lemari pendingin.
5. Pendistribusian
Penyerahan dan penyaluran ke unit dan kemasyarakat berdasarkan
permintaan.
6. Pencatatan dan pelaporan
17

semua hasil kegiatan dibuat dalam bentuk laporan (LPLPO) yang


harus dilaporkan setiap bulan.
7. Pelayanan Farmasi
Proses pelayanan resep di Puskesmas Mamajang secara umum dapat
dilihat pada penjelasan berikut:
Pelayanan kefarmasian adalah proses kegiatan yang meliputi aspek
teknis dan non teknis yang harus di kerjakan mulai dari penerimaan
resep, penyimpanan dan penyerahan obat kepada pasien.
a. Penerimaan Resep
Resep yang diterima merupakan resep yang berasal dari dalam
lingkungan Puskesmas sendiri misalnya dari poli umum, poli gigi,
KIA. Setelah menerima resep dari pasien dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
i. Pemeriksaan kelengkapan resep
ii. Pemeriksaan kelengkapan administrasi yaitu dokter, tanggal
penulisan resep, nama pasien, umur dan jenis kelamin pasien.
iii. Konsultasi dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep
atau obatnya tidak tersedia.
b. Penyerahan obat
i. Memeriksa kelengkapan resep oleh pengawasan yang bertugas
ii. Peracikan atau penyiapan obat
iii. Penegemasan atau pemberian wadah
iv. Pemberian adan penulisan etiket yang jelas dapat dibaca serta
dimengerti oleh pasien
v. Memriksa kembali obat yang telah dikerjakan kepada Apoteker
atau Asisten Apoteker.
c. Penyerahan obat ke pasien
i. Memanggil nama pasien
ii. Memastikan kembali nama pasien
iii. Menyerahkan obat dan memberikan informasi mengenai obat
yang diberikan
18

iv. Pastikan pasien telah mengetahui aturan pakai dari obat yang
diberikan
v. Kemudian resep tersebut disimpan ditemapt penyimpanan resep
yang tersedia
d. Pemberian informasi
Informasi diberikan agar pasien dapat menggunakan obat dengan
tepat, baik mengenai aturan pakai, cara pemakaian, waktu pemakaian,
serta informasi tentang efek saping yang mungkin timbul.
e. Etika pelayanan
Etika pelayanan kesehatan secara professional dengan tidak
mengabaikan sopan santun, ramah dan penuh kesabaran untuk
memudahkan tentang informasi yang diberikan. Bahasa yang
digunakan dala pemberian informasi tersebut disesuaikan dengan
tingkat pengetahuan.
i. Menerima resep pasien
ii. Memeriksa kelengkapan resep yaitu nama, alamat dan tanda
tangan/paraf dokter penulis resep, tanggal resep, nama obat, dosis,
jumlah yang diminta, cara pemakaian, nama pasien, umur pasien
dan jenis kelamin.
iii. Memeriksa kesesuaian farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis,
stabilitas, inkompabilitas, cara dan lama pemberian.
f. Peracikan Obat/Penyiapan Obat
i. Mengambil obat dari rak sesuai dengan nama dan jumlah obat
yang diminta dan memeriksa mutu dan tanggal kadaluwarsa obat
yang akan diberikan kepada pasien.
ii. Untuk sediaan obat racikan dilakukan langkah-langkah berikut:
a) Menyiapkan kertas puyer sesuai yang dibutuhkan
b) Meracik obat sesuai yang diminta
c) Membagi dan membungkus obat secara merata
iii. Menuliskan nama pasien, aturan pakai obat pada etiket sesuai
dengan permintaan dengan tulisan yang jelas dan dapat dibaca.
19

iv. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada
resep lalu memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai agar
terjamin mutunya.
g. Penyerahan Obat
i. Memeriksa kembali kesesuaian obat dengan resep baik dari segi
jenis, jumlah, serta aturan pakainya.
ii. Memanggil nomor antrian pasien dan nama pasien
iii. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
iv. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan obat
h. Pelayanan Informasi Obat
i. Menyediakan dan memasang spanduk, poster, leaflet yang berisi
informasi obat pada tempat yang mudah dilihat oleh pasien
ii. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis langsung atau
tidak langsung dengan jelas dan mudah dimengerti untuk
memberikan informasi yang lebih dibutuhkan.
i. Penanganan Obat Rusak dan Kadaluwarsa
j. Pencatatan dan Penyimpanan Resep
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah kami melaksanakan PKL di Puskesmas Mamajang selama 2


minggu kami banyak mendapatkan pengetahuan seputar pelayanan dan ilmu yang
bermanfaat bagi pelayaan obat di Puskesmas yang pada dasarnya kami telah
mendapatkan dibangku kuliah, tetapi ini kami dapat menerapkan apa yang telah
kami dapatkan dibangku kuliah.
Kami mengetahui bahwa semua system pelayanan yang ada di
Puskesmas Mamajang tidak terdapat pemungutan biaya apapun yang dapat
memberatkan masyarakat kecali pasien umum, namun bukan berarti tidak
mempedulikan mutu pelayanan dan kesembuhan pasien.
IV.1 Masalah yang ditemukan
1. Tidak ada tempat kusus seperti lemari pendingin untuk injeksi,
suppositoria dan obat-obat khusus yang harus disimpan pada lemari
pendingin dan lemari khusus untuk psikotropika.
2. Pada pasien anak kadang kala mendapatkan resep dengan dosis

1 3
pemakaian 3x atau 3x hal ini tentu saja dapat membuat keluarga
3 4
pasien kebingungan untuk menggunakan apalagi obatnya dalam
bentuk tablet yang kecil dan sulit untuk dibagi.
3. Gudang dan tempat penyimpanan obatnya sempit.
4. Tidak ada petugas farmasi yang bertugas digudang obat.
IV.2 Alternatif pemecahan masalah
1. Sebaiknya disediakan lemari pendingin khusus untuk injeksi,
suppositoria dan obat-obat khusus lainnya serta lemari khusus untuk
obat psikotropika.
2. Jika mendapatkan resep dengan dosis yang telah disebutkan,
hendaknya kita sebagai tenaga farmasi menyerahkan obat tersebut
dalam sediaan puyer untuk menghindari terjadinya ketidak rasionalan
penggunaan obat.

20
21

3. Sebaiknya gudang tempat penyimpanan obat harus lebih luas agar


mempermudah dalam penyimpanan dan pengambilan obat.
4. Jika memungkinkan ada petugas yang bertugas di gudang agar
mempermudah distribusi obat dari gudang ke kamar obat.
BAB V

PENUTUP

I. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpuan sebagai berikut:
1. Puskesmas mamajang adalah unit pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
2. Pengelolaan obat di puskesmas mamajang dilakukan oleh seorang tenaga
Apoteker.
3. Puskesmas mamajang telah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai
pusat pelayanan kesehatan.
II. SARAN
1. Sebaiknya memperluas kamar obat dan gudang obat.
2. Cara penulisan resep baik dari nama pasien, nama obat, dan aturan
pakainya harus lebih diperjelas lagi agar tidak terjadi kesalahan saat
pengambilan obat serta kesalahan penulisan etiket.
DAFTAR PUSTAKA

Herlina, dkk, 2019, laporan lengkap praktek kera lapangan


puskesmas mamajang, akademi farmasi yamasi, makassar

Kementerian kesehatan, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


30 tentang Standar Pelayanan Kefarrmasian di Puskesmas.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Kementerian kesehatan, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


75 tentang Standar Pelayanan Kefarrmasian di Puskesmas.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Kementerian kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


74 tentang Standar Pelayanan Kefarrmasian di Puskesmas.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Kementerian kesehatan, 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


43 tentang Standar Pelayanan Kefarrmasian di Puskesmas.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Rusmin, 2019. Panduan pelaksanaan praktek kerja lapangan.


akademi farmasi yamasi, makassar

Sinta, dkk, 2016, laporan praktek kerja lapangan puskesmas


mamajang, smk farmasi syekh yusuf al-makassari, Gowa
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai