Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


DI APOTEK “LESTARI FARMA”
Periode 4 Januari – 3 Maret 2018

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS)

Disusun Oleh :

NAMA : ALYA FARHATUN AMIROH


NIS : 374
KELAS : XI FARMASI II

YAYASAN BHAKTI QUDSIYAH SUMPIUH


SMK KESEHATAN BHAKTI HUSADA SUMPIUH
PROGAM KEAHLIAN FARMASI
Jl. Bong Cina Kradenan Sumpiuh Banyumas 53195 Telp. (0282) 5296075,
0852726300532
Email : smkbhaktihusada@gmail.com
Website : http://smkbhaktihusada.blogspot.com

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
Di APOTEK LESTARI FARMA
Periode 4 Januari – 3 Maret 2018

Apoteker Pengelola Apotek, Pendamping Sekolah

Dwi Setiaji, S.Farm.,Apt Desi Nur Karimah,S.Kom

Mengetahui,

Kepala Kaprodi Farmasi


SMK Kesehatan Bhakti Husada Sumpiuh

Raden Rara Esti Supono,S.Pd Uki Stefani Putri,S.Farm.Apt

ii
MOTTO

1. Kesehatan memang bukan segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan segala-galanya


tidak akan berarti
2. Jadikan makanan sebagai obatmu, jika tidak maka obat akan menjadi
makananmu.

PERSEMBAHAN

Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini kami


persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua yang telah mendukung kami.
2. Keluarga besar Apotek Lestari Farma
3. Bapak dan ibu guru Smk Kesehatan Bhakti Husada
Sumpiuh
4. Teman-teman dan semua pihak yang tidak kami
sebutkan satu persatu.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin..
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga Laporan Pelaksanaan Prakerin
Kerja Industri (Prakerin) di Apotek Lestari Farma Dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Raden Rara Esti Supono,S.Pd selaku Kepala SMK Kesehatan Bhakti Husada
Sumpiuh
2. Ibu Desi Nur Karimah,S.Kom selaku pendamping akademik
3. Bapak Dwi Setiaji,S.Farm.,Apt, selaku Apoteker Penanggungjawab Apotek
Lestari Farma
4. Ibu Uki Steani Putri,S.Farm.,Apt, selaku Kaprodi Farmasi.
5. Guru-guru dan Staff karyawan SMK Kesehatan Bhakti Husada Sumpiuh.
6. Karyawan Apotek Lestari Farma
7. Orang tua yang selalu memberi doa dan semangat kepada saya
8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalan proses penyusunan laporan ini.
Penyususan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun Pelajaran 2017/2018 serta
sebagai bukti bahwa telah melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini
sangat penulis harapkan.Terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan nilai positif bagi semua pihak khususnya dibidang Farmasi dan bidang
kesehatan pada umumnya

Penyusun,

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................
MOTTO DAN PERSEMBAHAAN .........................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1.2 Tujuan Prakerin ..................................................................................
1.3 Manfaat Prakerin ................................................................................
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Pengertian Apotek ..............................................................................
2.2 Tugas dan Fungsi Apotek ...................................................................
2.3 Undang-undang Tentang Apotek ........................................................
BAB III TINJAUANKHUSUS APOTEK LESTARI FARMA
3.1 Sejarah Apotek ...................................................................................
3.2 Struktur Organisasi .............................................................................
3.3 Visi dan Misi ......................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Sistem Pengelolaan barang di Apotek ................................................
4.2 Penggolongan Obat Golongan Narkotika dan Psikotropika ...............
4.3 Penggolongan Obat Rusak dan Kadaluarsa ........................................
4.4 Pemusnahan Resep .............................................................................
4.5 Stock Opname ....................................................................................
4.6 Ulasan Apotek ....................................................................................
4.7 Strategi Pengembangan Apotek ..........................................................
4.8 Komunikasi, Informasi dan Edukasi ..................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .........................................................................................
5.2 Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN

v
DARFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kartu Stok Psikotropika


Lampiran 2 : Kartu Stok Gudang
Lampiran 3 : Surat Pesanan
Lampiran 4 : Surat Pesanan Psikotropika
Lampiran 5 : Surat Pesanan Narkotika
Lampiran 6 : Nota Pembelian
Lampiran 7 : Resep
Lampiran 8 : Copy Resep
Lampiran 9 : Etiket Pemakaian Luar
Lampiran 10 : Etiket Pemakaian Dalam
Lampiran 11 : Faktur Penjualan
Lampiran 12 : Faktur Pembelian

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis kompetensi,
berbasis pada Kompetensi adalah “Pembelajaran yang ditekankan untuk
membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta Didik yang mencangkup
aspek sikap (Attitude), Pengetahuan (Knowledge) dan Ketrampilan (Skill)“.
Pembelajaran berbasis produksi adalah Pembelajaran yang ditekankan pada
perolehan hasil pembelajaran berupa barang jadi atau sesuai standar dunia
industry atau dunia usaha. Sedangkan pembelajaran berbasis dunia kerja
mengarahkan peserta didik dapat meningkatkan kompetensinya melalui dunia
kerja. Pembelajaran di dunia kerja peserta didik harus melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan persyaratan kompetensi yang dibutuhkan oleh
dunia kerja.
Pada dasarnya Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu modal
penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi.
Kegiatan belajar siswa di sekolah dengan proses penguasaan keahlian kejuruan
melalui bekerja langsung di lapangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
untuk mencapai relevensiasi antar pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
Harapan utama dari kegiatan Prakerin ini disamping meningkatkan keahlian
professional siswa agar siswa memiliki etos yang meliputi kemampuan
bekerja, motivasi kerja, inisiatif, disiplin dan tanggung jawab sehingga
menghasilkan pekerja yang berkualitas.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan Praktik Kerja Industri
Penyelenggaraan Prakerin bertujuan :
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu
tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, ketrampilan dan etos
kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
b. Mengokohkan hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and
Match) antara SMK dan tuntutan lapangan kerja.

1
2

c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja


yang berkwalitas professional.
d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
1.2.2 Manfaat Praktik Kerja Industri
Kerjasama antara SMK dengan instansi pasangan dilaksanakan
dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapi
untuk keuntungan bersama. Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik
Kerja Industri (Prakerin) memberi nilai tambahan atau manfaat bagi
pihak-pihak yang bekerjasama sebagai berikut :
1. Bagi Institusi Pasangan
Penyelenggaraan Prakerin memberi keuntungan nyata bagi
industry pasangan antara lain :
a. Instusi pasangan dapat mengenal kwalitas peserta Prakerin yang
belajar dan bekerja ditempat Prakerin.
b. Umumnya peserta Prakerin telah ikut dalam proses pelayanan
serta aktif sehingga pada pengertian tertentu peserta Prakerin
adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan.
c. Institusi pasangan dapat memberi tugas kepada peserta Prakerin
untuk kepentingan pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan
yang dimiliki.
d. Selama proses pendidikan mulai kerja lapangan, peserta Prakerin
lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap
peraturan institusi pasangan karena itu, sikap peserta Prakerin
dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas kerja institusi pasangan.
e. Memberi kepuasan bagi institusi pasangan karena diakui ikut serta
menentukan masa depan bangsa melalui Praktik Kerja Industri
(Prakerin).
2. Bagi Sekolah
Tujuan pendidikan untuk member keahlian profesional bagi
peserta didik lebih terjamin pencapaianya. Tentunya kesesuaian yang
lebih pas antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan
3

kerja (sesuai dengan Prinsip Link and Match). Memberi kepuasan


bagi penyelenggara pendidikan yang bermanfaat, baik untuk
kepentingan tamatan, karena sekolah tamatanya lebih terjamin
memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan,
kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa.
3. Bagi Peserta Prakerin
Hasil belajar peserta Prakerin akan lebih bermakna, sehingga
sekolah akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal
untuk dirinya secara berkelanjutan. Keahlian professional yang
diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya diri peserta
Prakerin, yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk
meningkatkan keahlian profesional pada tingkat yang lebih tinggi.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG APOTEK

2.1 Pengertian Apotek Secara Umum


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1027/MENKES/SK/IX/2014, Bahwa Apotek adalah suatu tempat tertentu
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang di maksud adalah
semua peralatan yang diperlukan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan,
sedangkan Menurut Peraturan Pemerintah 51 Tahun 2009 bahwa Apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker. Apotek mempunyai dua fungsi. Pertama yaitu sebagai unit pelayanan
kesehatan (pasien oriented), apotek menyediakan obat yang berkualitas dengan
harga yang terjangkau dan di butuhkan masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Kedua apotek sebagai unit bisnis (bisnis oriented),
bertujuan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan jasa profesi praktek
apoteker.

2.2 Undang-undang Tenaga Apotek


Dalam rangka menunjang pembangunan nasional dibidang kesehatan perlu
dikembangkan peraturan yang baik mengenai pengelola apotek. Sehingga
pemerintah dapat mengatur dan mengawasi persediaan, pembuatan, penyimpanan,
peredaran, pemakaian obat, dan pembekalan farmasi. Pada Peraturan Pemerintah
Nomor 25 Tahun 1980 tentang Apotek.
Apotek dapat didirikan oleh :
a. Lembaga atau instansi bukan pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan di
pusat dan di daerah.
b. Perusahaan milik negara yang ditunjuk pemerintah.
c. Apteker yang telang mengucapkan sumpah dan telah memperoleh izin kerja
dari dinas kesehatan.
Untuk mendirikan apotek harus ada izin dari dinas kesehatan yang
menetapkan ketentuan ketentuan mengenai :

4
5

a. Syarat syarat mengenai ruangan (apotek).


b. Alat alat perlenggakapn dan obat obatan yang diperlukan untuk membantu
berlangsungnya kefarmasian.
c. Hal-hal lain yang dianggap perlu.
Pertanggungjawaban teknik farmasi sebuah apotek terletak pada seorang
Apoteker yang telah mengucapkan sumpah yang telah memperoleh izin kerja dari
pmerintahan. Agar dapat melakukan usaha usaha di bidang farmasi dan pekerjaan
kefarmasian, seorang Apoteker harus memilki Surat Izin Apotek (SIA) yaitu surat
yang diberikan oleh Mentri Kesehatan kepada Apoteker atau Apoteker yang
bekerjasama dengan pemilik sarana untuk menyeleggarakan apotek disuatu
tempat tertentu, izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang
bersangkutan masih aktif melakukankegiatan dan Apoteker Pengelola Apotek
dapat melaksanankan pekerjaannya dan mesih memenuhi persyaratan.

2.3 Tenaga Kefarmasian di Apotek


Disamping Apoteker Pengelola Apotek (APA) di apotek sekurang
kurangnya harus mempunyai seorang tenaga kefarmasia. Bagi Apoteker
Pengelola Apotek yang menjadi pegawai instansi pemerintah lainnya, seiknya
memiliki apoteker pendamping, untuk mengantikan tugas Apoteker Pengelola
Apotek jika berhalangan hadir dan lebih baik lagi jika mempinyai Asisten
Apoteker, dan Admistrasi tersendiri.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK LESTARI FARMA

3.1 Sejarah Apotek Lestari Farma


Apotek Lestari Farma berdiri sejak tahun 2008 bersama berdirinya Klinik
Medika Lestari yang sekarang menjadi RSU Medika Lestari, pemilik Apotek
Lestari Farma adalah H. Iqbal S.E.
Apotek Lestari Farma dikelola oleh Apoteker pertama Maria Uswatun,
S.Farm.Apt dan sekarang dikelola oleh Dwi Setiaji, S.Farm.Apt yang telah
menjadi Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA).

3.2 Lokasi Apotek Lestari Farma


Apotek Lestari Farma terletak di Jalan Raya Buntu-Gombong Km 1, Desa
Pageralang RT. 03 RW. 03 Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas Kode
Pos 53194. Lokasi Apotek Lestari Farma mudah di jangkau kendaraan umum
Karena letaknya yang sangat strategis dan berdekatan dengan RSU Medika
Lestari.

3.3 Tujuan Pendirian Apotek Lestari Farma


1. Sebagai tempat pengabdian Apoteker.
2. Sebagai tempat melayani kebutuhan masyarakat untuk obat dan perbekalan
farmasi lainnya.
3. Sebagai tempat konsultasi, sumber informasi dan edukasi kepada masyarakat
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang obat dan perbekalan
farmasi lainnya dengan tepat.

3.4 Visi dan Misi Apotek Lestari Farma


1. Visi
Menjadi Apotek yang menerapkan unggul, bermutu dan terjangkau dalam
pelyanan terhadap masyarakat khususnya pelayanan obat, alat kesehatan dan
resep dokter.

6
7

2. Misi
a. Menyediakan obat,alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainya
yang bermutu,berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
b. Melaksanakan praktek kefarmasian yang tepat,cepat,ramah dan informatif
dengan menerapkan konsep pharmaceutical care secara profesional.
c. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat (pasien).

3.5 Jam Buka Apotek


Apotek Lestari Farma buka setiap Hari kecuali hari Minggu dan buka pukul
07.30 WIB sampai pukul 21.00 WIB, wktu kerja Apotek terbagi menjadi dua
Shift yaitu :
Shift 1 : Pukul 07.30 – 14.00 WIB
Shift 2 : Pukul 14.00 – 21.00 WIB

3.6 Struktur Organisasi Aptek Lestari Farma

Pemilik Apotek Lestari Farmasi


H. Iqbal S.E

Apoteker Penanggungjawab
Dwi Setiaji, S.Farm., Apt

Asisten Apoteker 2 Asisten Apoteker 1 Administrasi


Dian Safitri Pengesti Eka

3.7 Tugas dan Wewenang


Masing-masing personil mempunyai tugas, kewajian dan tanggungjawab
terhadap job description sesuai dengan pekerjaanya. Adapun pembagian tugas
secara umum :
1. Apoteker Penanggungjawab Apotek
Tugas dan kewajiban Apoteker Pengelola Apotek antara lain :
a. Memimpin seluruh kegiatan di apotek.
b. Berkewajiban serta bertanggung jawab penuh untuk mengelola apotek.
8

c. APA bertanggung jawab atas kelancaran segala bidang kegiatan serta


bertanggung jawab terhadap kelancaran hidu papotek yang dipimpinnya.
d. Memajukan dan mengembangkan hasil usaha apotek dan tanggung jawab
terhadap kualitas keamanan dan kerasionalan pelayanan obat di apotek.
2. Apoteker Pendamping
Tugas dan kewajiban apoteker pendamping antara lain :
a. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA apabila APA
berhalangan hadir selama jam kerja apotek.
b. Mengelola seluruh tugas di apotek sesuai dengan petunjuk dan instruksi
dari APA.
c. Membantu menyusun laporan penggunaan obat serta mencatat barang dari
luar.
3. Asisten Apoteker
a. Membantu APA dan apoteker pendamping dalam pelayanan kefarmasian.
b. Melaksanakan pelayanan di apotek sesuai SPO dan instruksi apoteker.
c. Membantu apoteker dalam pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi
sesuai instruksi apoteker.
d. Mengecek barang-barang yang kosong di pelayanan dan membuat daftar
untuk permintaan barang ke bagian gudang.
4. Bagian Gudang
Tugas dan kewajiban bagian gudang antara lain :
a. Stock opname setiap hari.
b. Menata barang yang datang ke dalam gudang.
c. Mengecek barang yang kosong dan hampir expired date.
5. Administrasi
Tugas dan kewajiban administrasi antara lain :
a. Bertindak sebagai kasir di pelayanan.
b. Membantu mengurus keuangan pemasukan dan pengeluaran.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pengelolaan Barang di Apotek Lestari Farma


4.1.1 Perencanaan
Perencanaan pengadaan badang di Apotek Lestari Farma merupakan
tugas dari Asisten Pengelola Apoteker (APA). Perencanaan pengadan
barang merupakan proses kegiatan dalam memelihara jenis, jumlah dan
harga barang dengan tujuan untuk mendapatkan jenis dan jumlah barang
yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran serta menghindari
kekosongan obat. Dasar perencanaan penggolongan obat di apotek. :
a. Jumlah yang menipis dapat dilihat dari buku stok berdasarkan sisa stok
barang yang ada yang harus memenuhi kebutuhan Apotek
b. Pola konsumsi dengan cara melakukan evaluasi kebutuhan tiap item
obat berdasarkan barang kosong sehingga diketahui jenis obat dan
banyaknya obat yang dipakai dalam satu jangka waktu tertentu.
Disamping hal tersebut di atas pertimbangan yang digunakan dalam
perencanaan pengadaan barang adalah kebutuhan, harga, kemasan,
expired panjang.
4.1.2 Pengadaan
Tujuan pengadaan adalah menjaga agar pelayanan konsumen dapat
berjalan dengan lancar, yaitu dengan menjaga kemungkinan keterlambatan
datangnya obat yang dipesan. Strategi dalam pengadan barang atau obat
perlu mempertimbangkan produk-produk yang sedang dibutuhkan
konsumen, pasien dan oleh masyarakat. Epidemologi dan anggaran yang
ada dalam melakukan pengadan barang di Apotek Lestari Farma dengan 3
(tiga) cara, yaitu :
a. Konsiyasi
Konsiyasi adalah semacam barang distributor kepada apotek dan
apotek bertindak sebagai agen komisioner yang menerima komisi jika
barang dijual, bila tidak terjual barang tersebut dapat dikembalikan.
Sehingga dan konsiyasi ini adalah barang yang akan dibayar oleh

9
10

pihak apotek. Cara pengadaan barang seperti ini di Apotek Lestari


Farma digunakan untuk barang-barang (obat) baru, jamu dan barang-
barang yang tidak laku. Cara konsiyasi merupakan cara yang
menguntungkan karena tidak ada modal awal.
b. Cash On Delivery (COD)
Pembelian barang dimana pembayaran dilakukan secara
langsung pada saat barang datang.
c. Kredit atau Tempo
Pembelian dilakukan secara kredit, pembayarannya dilakukan
pada saat jatuh tempo. Jatuh tempo yang diberikan pada saat Pedagang
Besar Farmasi (PBF) ini biasanya dalam waktu 1-2 minggu dan
bahkan ada yang satu bulan tergantung hasil kesepakatan.
Pengadaan obat di Apotek Lestari Farma menjadi tugas dan
wewenang Apoteker Pengelola Apotek (APA). Kegiatan pengadaan
pembekalan farmasi dilakuan setiap hari dengan cara order ke
Pedagang Besar Farmasi (PBF). Dalam melakukan pengadaan barang
Apotek Lestari Farma menerapkan kriteria sebagai berikut :
1) Jenis obat dan jumlah barang yang disesuaikan dengan kondisi
keuangan dan kategori keuangan dan kategori arus barang
termasuk fast moving dan slow moving. Untuk barang yang pesan
langsung dapat juga melalui telepon, surat pesanan (SP) diserahkan
bersamaan dengan penerimaan barang.
2) Penerimaan barang harus disertai faktur pembelian yang dibuat
rangkap empat serta syarat pesanan dari apotek. Dilakukan
pengecekan oleh pihak apoteker mengenai jumlah, jenis, bentuk,
tanggal kadaluarsa serta kondisi fisik kemudian ditandatangani
disertai nama terang, No. SIK, tanggal dan cap apoteker.
4.1.3 Penyimpanan
Persediaan merupakan barang atau obat yang sudah dibeli dan
disimpan dalam gudang. Tujuannya agar aman, mudah diawasi, untuk
menjaga stabilitas obat dan menjamin kelancaran pelayanan.
11

Apotek Lestari Farma tidak mempunyai gudang khusus untuk


menyimpan barang-barang persediaan. Barang-barang persediaan
ditempatkan di etalase depan langsung atau di belakang jika di bagian
depan stok sudah terisi penuh atau masih mencukupi. Penyimpanan atau
pengaturan tempat obat di Apotek Lestari Farma dilakukan dengan cara :
a. Obat-obatan dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan (tablet, sirup,
salep, injeksi).
b. Obat-obatan dikelompokkan berdasarkan kelas terapi (obat multi
vitamin dipisahkan, obat bebas, obat keras, narkotika dan psikotropika
dipisahkan).
c. Obat-obatan dikelompokkan berdasarkan jenis obat (generik
dipisahkan dan paten juga dipisahkan).
d. Obat golongan narkotika disipan dalam lemari khusus narkotika.
Pemesanan obat golongan narkotika dilakukan dengan menggunakan
SP model N-9 kepada PBF Kimia Farma rangkap 4 dan 1 SP untuk 1
item.
e. Psikotropika
Obat golongan psikotropika sebaiknya disimpan tersendiri. Pemesanan
psikotropika dilakukan dengan menggunakan SP khusus rangkap 2
dan 1 SP dapat digunakan untuk memesan lebih dari satu item obat
psikotropika.
f. Alat kesehatan (masker, sarung tangan, spuit, foly catater, urine bag,
needle) dan peralatan bayi (botol susu, susu, tempat bedak) diletakkan
ditempat etalase sendiri.
Keluar masuknya barang diatur oleh sistem First In First Out (FIFO)
dan First Expire First Out (FEFO).
4.1.4 Penjualan
Hal ini merupakan suatu badan usaha untuk mendapatkan
keuntungan. Sebelum dilakukan penyaluran pembekalan farmasi perlu
dilakukan penerapan harga jual di apotek. Hal ini bertujuan untuk
menjamin agar harga obat terjangkau oleh masyarakat dan untuk
menjamin pendapatan apotek dari keuntungan yang diperoleh. Struktur
12

harga yang diterapkan oleh Gabungan Pengusaha Farmasi dan disetujui


oleh pemerintah yaitu harga eceran tertinggi kepada konsumen tidak boleh
dilampaui pedagang eceran.

4.2 Penggolongan Obat Golongan Nakrotika dan Psikotropika


Penggolongan dan pengaturan obat-obat golongan psikotropika dan
narkotika ditandatangani khusus oleh Apoteker Lestari Farma. Pengaluarannya
harus dengan resep dokter. Hal ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan obat
psikotropikadan narkotika serta mencegah penyalahgunaan obat.
4.2.1 Obat Narkotika
Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Penggolongan :
a. Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
untuk reagensia diagnostik, dan untuk reagnesia persetujuan Menkes
atas rekomedasi kepala BPOM. Narkotika Golongan I dilarang
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan mempunyai
potensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Narkotika
Golongan I terdiri dari 65 macam, Contohnya :
1) Tanaman Papaver Somniferum L.
2) Opium mentah
3) Opium masak
4) Tanaman koka
5) Daun koka
6) Kokain mentah
7) Kokaina
8) Tanaman ganja
9) Heroina
10) Opium obat
11) Tiofentanil
13

b. Narkotika Golongan II adalah Narkotika yang menpunyai potensi


tinggi menyebabkan ketergantungan, digunakan sebagai pilihan
terakhir untuk terapi dan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Terdapat 86 macamNarkotika Golongan II, contohnya :
1) Fentanil
2) Metadona
3) Morfina
4) Petidina
5) Sufentanil
c. Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Terdapat 14 macam Narkotika Golongan III,
contohnya :
1) Etilmorfina
2) Kodeina
3) Nikodikodina
4) Nikokodina
5) Norkodeina
4.2.2 Obat Psikotropika
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika adalah zat atau obat baik dalam alamiah maupun sisntetis
bukan Narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku.
Penggolongan:
a. Psikotropika Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
teraphy, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Psikotropika Golongan I terdiri dari 26 macam,
contohnya : lisergida (LSD), MDMA (Metilen Dioksi Meth
Amfetamin), meskallina dan kattinona.
14

b. Psikotropika Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat dalam


pegobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Psikotropika Golongan II terdiri dari 14 macam,
contohnya : amfetamin, sekobarbital, metamfetamin.
c. Psikoropika Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat dalam
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindrom ketergantungn. Psikotropika jenis ini terdiri dari 9 macam.
Contohnya : amobarbital, diazepam, siklobarbital, pentobarbital.
d. Psikotropika Golongan IV
Berkhasiat dalam pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Psikotropika
golongan ini terdiri dari 60 macam, contohnya : barbital, alobarbital,
nitrazepam, delorazepam.
Obat Golongan Narkotika dan Psikotropika di Apotek Lestari
Farma :
1) Golongan Narkotika
Di Apotek Lestari Farma tidak tersedia Obat Golongan Narkotika.
2) Golongan Psikotropika
Di Apotek Lestari Farma menyediakan obat Golongan
Psikotropika, diantaranya :
a) Braxidin
b) Alganax 0,5
c) Alganax 1
d) Analsik

4.3 Pengelolaan Obat Rusak dan Kadarluarsa (Expired Date)


Pengelolaan obat rusak dan kadaluarsa di Apotek Lestari Farma untuk obat-
obatan yang ED-nya pendek ditargetkan tiga bulan sebelum ED. Sedangkan yang
belum ED harus dapat habis terjual dan sedangkan yang telah ED atau hamper
15

mendekatitangal ED harus dipisahkan dari persediaan obat agar tidak


membahayakan dan merugikan konsumen kemudian dimusnahkan. Apabila obat
yang rusak atau kadaluarsa maka obat akan dikembalikan ke PBF dengan
menyerahkan faktur asli.
Untuk pemusnahan obat Narkotika dan Psikotropika selain disaksikan oleh
Apoteker dan salah satu petugas kesehatan yang ditunjuk.
Dalam melaksanakan pemusnahan Narkotika di apotek harus dibuat berita
acara yang memuat :
1. Hari, tanggal, bulan dan tahun pemusnahan.
2. Nama Apoteker Pengelola Apotek (APA).
3. Nama saksi pemerintah dan seorang lagi saksi dari apotek tersebut.
4. Tanda tangan apoteker dan saksi.
Untuk Apotek Lestari Farma tidak menyediakan obat narkotika tetapi hanya
menyediakan obat psikotropika, itu juga sesuai kebutuhan medis atau sesuai
dengan resep dari dokter dan bidan yang ada di daerah Apotek Lestari Farma.
Resep yang mengandung narkotika dan psikotropika dimasukkan ke dalam
laporan penggunaan narkotika dan psikotropika sesuai dengan jenis obatnya yang
disebut buku register narkotika dan psikotropika. Kartu stock harian narkotika
dan psikotropika dibuat berdasarkan nama obat.

4.4 Pemusnahan Resep


1. Resep yang telah dikerjakan, disimpan menurut urutan tanggal dan nomor
penerimaan / pembuatan resep.
2. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya,
tandai garis merah di bawah nama obatnya.
3. Resep yang telah disimpan melebihi 3 tahun dapat dimusnahkan dan cara
pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang
memadai.
4. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola bersama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.
5. Pada saat pemusnahan harus dibuat berita acara pemusnahan yang
mencantumkan :
16

a. Hari dan tanggal pemusnahan.


b. Tanggal yang terawal dan terakhir dari resep.
c. Berat resep yang dimusnahkan dalam kilogram.

4.5 Stock Opname


Fungsi Stok Opname :
1. Mengetahui stok barang yang tertinggal sehingga dapat dievaluasi apakah
terjadi kekurangan barang atau tidak.
2. Mengetahui barang-barang atau obat yang fast moderate dan slow moving
serta yang tidak terjual.
3. Mengetahui laba dan rugi perusahaan.
4. Mengetahui barang atau obat yang mendekati akan masa kadaluarsa.
Proses Stock Opname Apotek Lestari Farma :
1. Dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali, untuk semua obat, alkes dan barang-
barang yang berada di Apotek.
2. Menyesuaikan jumlah fisik barang dan jumlah pengeluaran obat.
3. berdasarkan laporan penjualan perbulan.
4. Hasil dari stok opname diperiksa oleh pimpinan Apotek.
5. Jika hasil stok opname sesuai maka dapat disetujui, jika tidak sesuai
makadiperiksa kembali dimana letak ketidaksamaannya.

4.6 Ulasan Apotek


Evaluasi Apotek Lestari Farma meliputi :
1. Keuangan
Dilihat dari penghasilan setiap harinya, Apotek Lestari Farma
mengalami kenaikan dan penurunan.
2. Kesediaan Barang
Barang dilihat dari lengkap atau tidaknya, juga dilihat dari banyak
sedikitnya barang yang diorder oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA).
Apotek Lestari Farma tidak hanya menyediakan obat umum saja tetapi juga
menyediakan obat untuk resep dokter.
17

3. Kinerja
Kinerja Apotek Lestari Farma cukup baik, kinerja dari orang-orang yang
telah berpengalaman dan orang asli tenaga kefarmasian.
4. Tempat
Dilihat dari segi tempat, tempatnya sangat strategis, mudah dijangkau
karena dekat dengan jalan raya.
5. Tempat Penyimpanan Obat
Tempat penyimpanan obat-obatan sudah cukup banyak dan semakin
bervariasi jadi perlu tempat yang memadai.

4.6 Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)


Apoteker selalu memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
terhadap pasien yang datang membeli obat.
1. Kegunaan dan indikasi suatu obat.
2. Cara penggunaan obat.
3. Aturan pakai obat.
4. Efek samping obat.
5. Kontra indikasi.

4.7 Uraian Kegiatan Selama Prakerin


Selama dua bulan Prakerin di Apotek Lestari Farma peserta Prakerin telah
banyak mendapatkan ilmu tentang perobatan maupun management farmasi. Hari
pertama di Apotek peserta Prakerin, Asisten Apoteker, administrasi dan Apoteker
melakukan stock opname untuk semua barang yang ada di Apotek. Stock
opname berfungsi untuk mengetahui kekayaan pendapatan apotek. Hari kedua
peserta Prakerin dibagi peretalase obat untuk dikontrol setiap harinya.
Pada bulan pertama peserta Prakerin belajar tentang mengontrol barang
datang sesuai faktur, jika ada resep datang maka tugas peserta Prakerin adalah
menanyakannya terlebih dahulu kepada Apoteker atau Asisten Apoteker
kemudian peserta Prakerin dapat mengambilkan obat sesuai dengan resep yang
ada. Peserta Prakerin mendapat tugas dari Apoteker untuk menggolongkan obat
paten yang kandungannya sama dengan obat generiknya. Setiap harinya peserta
18

Prakerin melakukan pelayanan terhadap pasien, melakukan swamedikasi


terhadap pasien secara langsung, menyetok obat dan mengontrol barang yag telah
kosong atau hampir kosong untuk dicatat dibuka defecta yang kemudian
dipesankan oleh apoteker. Peserta Prakerin juga tidak hanya mengontrol barang
yang kosong tetapi juga mengontrol obat yang telah kadaluarsa maka obat itu
dimusnahkan dan obat yang kadaluarsanya dekat maka obat tersebut dapat
direturn ke PBF-nya. Cara untuk mereturn barang yang ner-ED tidak mudah,
peserta Prakerin harus mencari faktur yang sesuai dengan obat tersebut.
Pada bulan kedua Peserta Prakerin masih melaksanakan tugas setiap harinya
dibulan pertama. Peserta Prakerin belajar tentang Standar Operasional Prosedur
(SOP) yaitu dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara
kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk
memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang
serendah-rendahnya. Setelah mempelajari Standar Operasional Prosedur (SOP)
Peserta Prakerin melakukan stimulasi mengenai SOP tersebut. Peserta Prakerin
juga melakukan praktik meracik puyer sesuai dengan resep yang diberikan.
Jadi pada intinya peserta Prakerin belajar langsung tentang jenis penyakit
dengan gejalanya serta terapi farmakologi yang dapat diberikan dan cara
menggunakannya atau aturan pakainya, dapat membaca resep dokter,
management farmasi tentang barang masuk, barang keluar, barang kosong dan
barang yang telah rusak ataupun kadaluarsa, barang yang akan direturn serta
dapat berinteraksi langsung dengan pasien dan melakukan swamedikasi terhadap
keluhan yang diderita pasien.
Peserta Prakerin mendapatkan pengalaman bagaimana cara terjun langsung
di dunia kerja.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Industri (Prakerin), kami sebagai penyusun
mengambil kesimpulan bahwa prakerin yang kami lakukan di Apotek Lestari
Farma memberikan gambaran nyata bagi para siswa-siswi SMK Kesehatan
Bhaktu Husada Sumpiuh untuk mengetahui penerapan ilmu yang didapat di dunia
kerja. Dan juga dapat mengetahui :
1. Bagaimana cara mengelola serta mengelompokan sediaan Farmasi dan
pembekalan kesehatan di Apotek
2. Membaca Resep, meracik obat dan menyediakan obat sesuia resep dokter di
bawah pengawasan Apoteker
3. Cara menerapkan prinsip-prinsip pokok managemen, administrasi dalam
bidang farmasi yang dilakukan di Apotek
4. Cara berinteraksi dan berkomunikasi dengan Masyarakat
5. Berlatih tanggung jawab, disiplin, kerjasama, dan menghormati pendapat
orang lain.

5.2 Saran
5.2.1 Untuk Sekolah
Sarana penunjang buku materi yang berkaitan aktivitas Prakerin agar
lebih dilengkapi lagi, agar siswa lebih tahu dan lebih mendalami ilmu
Prakerin.
5.2.2 Untuk Apotek
a. Semoga bisa lebih memperbanyak etalase agar penempatan obat lebih
rapi.
b. Bisa lebih melengkapi lagi pengadaan obat agar dapat memenuhi
kebutuhan pasien/konsumen.
c. Menambah ruang untuk konsultasi.
d. Menambah tenaga Teknis kefarmasian.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anif M. 1998. Management Farmasi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Anonim. 1980. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotek.


Jakarta : Departement Kesehatan.

Anonim. 1990. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 347/MENKES/VIII/1990


tentang Obat Wajib Apotek. Jakatrta : Departement Kesehatan RI.

Anonim. 1992. Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.


Jakarta : Departement Kesehatan RI

Anonim.1994. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.


Jakarta : Departement Kesehatan RI

Anonim. 1994. Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1997 tentang Narkotika. Jakarta :


Departement Kesehatan RI

http://www.sumberpengertian.co/pengertian-standar-operasional-prosedur-sop

20
Lampiran 1

KARTU STOK PSIKOTROPIK

21
Lampiran 2

KARTU STOK GUDANG

22
Lampiran 3

SURAT PESANAN

23
Lampiran 4

SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA

24
Lampiran 5

SURAT PESANAN NARKOTIKA

25
Lampiran 6

NOTA PEMBELIAN

26
Lampiran 7

RESEP

27
Lampiran 8

COPY RESEP

28
Lampiran 9

ETIKET PEMAKAIAN DALAM

29
Lampiran 10

ETIKET PEMAKAIAN LUAR

30
Lampiran 11

FAKTUR PEMBELIAN

31
Lampiran 12

FAKTUR PENJUALAN

32

Anda mungkin juga menyukai