Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

Oleh : Kelompok : 1. Dessy Silviana 2. Etti Zubaedah 3. Nur Azizah 4. Restu Florinda 5. Rifai 6. Tri Arif Nimas 7. Yensi Sari Putri Wijaya

PROGRAM STUDI ILMU FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI (STIKES-HI) TAHUN 2012/2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

Oleh : Kelompok : 1. Dessy Silviana 2. Etti Zubaedah 3. Nur Azizah 4. Restu Florinda 5. Rifai 6. Tri Arif Nimas 7. Yeni Sari Putri Wijaya

PROGRAM STUDI ILMU FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI (STIKES-HI) TAHUN 2012/2013

KATA PEGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit sebagai syarat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah PKL semester VI. Laporan ini membahas tentang permasalan yang terjadi di lapangan pada saat PKL dan merupakan pertanggungjawaban penulis selama melaksanakan

kegiatan Praktek Kerja Lapangan di RSUD Raden Mattaher Jambi, RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi, RSJD Provinsi Jambi, RS Bhayangkara Jambi, Rumah Sakit Internasional Siloam Hospital Jambi (RSI SHJB). Dalam pembuatan laporan ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan data sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Hal ini dimaksudkan agar laporan ini dapat berguna umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri untuk bekal dimasa yang akan dating. Tersusunnya laporan ini berkat bantuan berbagai pihak yang telah membantu, baik berupa dorongan, semangat maupun materil. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pembing lahan dan pembimbing institusi yang sangat membantu baik dalam kegiatan PKL maupun penyusunan laporan ini.

Terimakasih penulis ucapkan kepada :

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan dan Manfaat PKL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Tinjauan Khusus BAB III PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang PKL

Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan nasional di bidang kesehatan, dalam pencapaian derajat kesehatan secara optimal. Dalam kaitan ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu, yang mampu mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Program studi Farmasi STIKES HI Jambi yang telah berdiri dari bulan juli 2007 kini menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga pelayanan kesehatan khususnya di bidang farmasi, oleh karena itu tenaga farmasi harus terampil, terlatih dan dapat menggembangkan diri baik sebagai pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan profesional berdasarkan nilai-nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan kesehatan. Untuk mendapatkan tenaga farmasi maka penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar mengajar perlu ditingkatkan secara terus menerus baik kuantitas maupun kualitas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan pengalaman kerja kepada kepada peserta didik melalui latihan kerja yang disebut praktek kerja lapangan (PKL). Latihan yang secara intensif diberikan di laboratorium STIKES-HI Jambi hanyalah keterampilan dasar untuk di laboratorium farmasi, yaitu alat keterampilan meracik obat, mengenal bahan obat dan alat kesehatan yang dalam jumlah terbatas. Keterampilan lain misalnya pengendalian

obat, penyuluhan obat, penerapan sikap yang baik sebagai tenaga kerja. kesehatan serta kemampuan untuk bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan cara memecahkan masalah yang terjadi di lapangan tidaklah diberikan di kampus secara khusus, untuk itu praktek kerja lapangan merupakan cara yang terbaik untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu (STIKES-HI) Jambi program studi farmasi. Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan sarana pengenalan lapangan kerja yang baik bagi peserta didik. Dengan mengikuti praktek kerja lapangan peserta dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di masyarakat. Dengan kata lain praktek kerja lapangan merupakan masa orientasi bagi peserta didik sebelum langsung bekerja di masyarakat. Disini praktek kerja lapangan juga dapat digunakan sebagai sarana informasi terhadap dunia pendidikan kesehatan, sehingga dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

1.2

Tujuan dan manfaat PKL Tujuan dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan Rumah Sakit adalah: 1. Meningkatkan, memperluas dan menetapkan keterampilan dan kemampuan mahasiswa dalam bentuk praktek kefarmasian. 2. Menumbuh memberikan kesehatan. 3. Meningkatkan , memperluas, dan menetapkan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan. 4. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kembangkan sikap yang mampu berkomunikasi,

informasi dan edukasi sediaan farmasi dan alat

keterampilan organisasi dalam praktek profesional.

5. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam

melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan farmasi. 6. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mampu

mengoptimalisasi penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan 7. Menghindari terjadinya disepensing sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Manfaat dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit yaitu : 1. Agar mahasiswa memperoleh gambaran peran Ahli Madya

Farmasi dengan menerapkan serta membandingkan ilmu kefarmasian selama masa pendidikan dengan kenyataan dilapangan. 2. Mendapatkan Ilmu Kefarmasian diketahui sebelumnya. 3. Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa selanjutnya. di Rumah Sakit yang tidak

BAB II TINJAUAN

2.1

Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Rumah Sakit lingkungan didefinisikan sebagai unit organisasi di

Departemen Kesehatan yang berada di bawah dan Pelayanan Sakit dan

bertanggung jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Medik, yang dipimpin oleh seorang Kepala Rumah

mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan

pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Surat

Keputusan Menteri KesehatanRI No.539/Menkes/SK/IV/1994, 1994). Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, definisi rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, 2009). 2.1.2 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Rumah Sakit A. Tugas Rumah Sakit Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, tugas dari rumah sakit adalah memberikan pelayanan kesehatan perorangan oleh tenaga kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah

dan

menyembuhkan

penyakit

dan

memulihkan kesehatan secara paripurna. Tugas kesehatan rumah yang sakit adalah melaksanakan upaya

berdaya

guna dan berhasil guna dengan

mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu untuk upaya upaya No.

peningkatan dan pencegahan serta rujukan (Keputusan Menteri

melaksanakan Kesehatan RI

983/Menkes/SK/XI/1992, 1992). B. Fungsi Rumah Sakit Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, Tugas Rumah Sakit adalah : a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan

melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan d. penyelenggaraan penapisan peningkatan penelitian dan pengembangan dalam serta rangka dengan

teknologi bidang pelayanan

kesehatan

kesehatan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. C. Struktur Organisasi Rumah Sakit Struktur organisasi sangat penting dalam suatu organisasi, dimana fungsinya adalah memberikan penjelasan bagaimana pembagian kekuasaan dan tanggung jawab masing-masing

anggota organisasi, sehingga

masing-masing

anggota mengerti tugas dan wewenang yang menjadi tanggung jawabnya. Struktur organisasi yang diterapkan di rumah sakit tergantung pada situasi dan kondisi rumah sakit, serta disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1197/Menkes/SK/X/2004, 2004). Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi yang efektif,

efisien dan akuntabel. Organisasi rumah sakit paling sedikit terdiri atas kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal serta administrasi

umum dan internal (Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, 2009). Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan

fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit (UndangUndang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, 2009). 2.1.3. Klasifikasi Rumah Sakit umum diklasifikasikan menjadi (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 340/Menkes/Per/III/2010, 2010) : a. Rumah Sakit Kelas A Tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (SOP), system informasi manajemen rumah sakit (SIMRS), hospital by laws dan medical staff by laws. Jumlah tempat tidur minimal 400 buah Fasilitas dan kemampuan pelayanan paling sedikit memiliki 4 pelayanan medik spesialis dasar, 5

pelayanan penunjang medic, 12 pelayanan medik spesialis lain dan 13 pelayanan medik sub-spesialis.

b. Rumah Sakit Kelas B Tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar pelayanan, SOP, SIMRS, hospital by laws dan medical staff by laws. Jumlah tempat tidur minimal 200 buah. Fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4 pelayanan medic spesialis dasar, 4 pelayanan spesialis penunjang medik, 8 pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 pelayanan medik sub-spesialis. c.

c. Rumah Sakit Umum Kelas C Tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar pelayanan, SOP, SIMRS, hospital by laws dan medical staff by laws. Jumlah tempat tidur minimal 100 buah. Fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis dasar dan 4 pelayanan spesialis penunjang medik.

d. Rumah Sakit Umum Kelas D Tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar pelayanan, SOP, SIMRS,hospital by laws dan medical staff by laws. Jumlah kemampuan spesialis dasar. Jenis rumah sakit khusus antara lain Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Ortopedi, Kulit dan Kelamin, Paru, Jiwa, Obat, Stroke, Penyakit Infeksi, tempat tidur minimal 50 buah. Fasilitas dan

pelayanan medik paling sedikit 2 pelayanan medik

Kusta, Mata, Ketergantungan Bersalin, Gigi dan

Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung

Tenggorokan, Bedah dan Ginjal. Rumah sakit khusus diklasifikasikan menjadi (Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 340/Menkes/Per/III/ 2010, 2010) :

a. Rumah Sakit Khusus Kelas A b. Rumah Sakit Khusus Kelas B c. Rumah Sakit Khusus Kelas C

2.2 2.2.1

Tinjauan Khusus Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi Rumah masyarakat Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang dipengaruhi bagi oleh

dengan

karateristik tersendiri

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu

meningkatkan pelayanan

yang

lebih bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. A. Visi dan Misi Visi Menjadi Rumah Sakit Rujukan dengan Pelayanan Prima dan Rumah Sakit Pendidikan yang Berkualitas Misi 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan pelayanan prima untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

2. Menyelenggarakan administrasi dan pengelolaan keuangan yang transparan, akuntabel dan terintegrasi. 3. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian untuk menghasilkan sumber daya kesehatan yang berkualitas. 4. Mewujudkan kecukupan sarana dan prasarana kesehatan untuk menjamin kepastian pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan.

Motto Melayani dengan nurani, komitmen dengan mutu B. Identitas RSUD Raden Mattaher Rumah sakit Kode rumah sakit Kelas rumah sakit : RSU Raden Mattaher Jambi : 1571012 :B

Direktur Rumah sakit : Dr. H. Ali Imran Mukhsin, Sp.PD Finasim Alamat dan Lokasi Rumah Sakit : Alamat : Jl.Letjen Suprapto 31, Jambi

Kab/Kota : Kota Jambi Telepon Fax : 0741-61692 : 0741-60014

C. Pelayanan RSUD Raden Mattaher 1. Fasilitas Rawat IGD RSUD Raden Mattaher
a. One Day Care b. Bedah emergency

2.

Fasilitas Rawat jalan RSUD Raden Mattaher


a. b. c. d.

Poliklinik penyakit dalam Poliklinik penyakit bedah Poliklinik penyakit anak Poliklinik obstetrik & ginekologi

e. f. g. h. i. j. k. l. m.

Poliklinik gigi Poliklinik kulit dan kelamin Poliklinik mata Poliklinik neorologi Poliklinik jantung Poliklinik THT Poliklinik paru Poliklinik keur / general check up Poliklinik psikiatri

3. Fasilitas Rawat Inap RSUD Raden Mattaher a. Pav. pinang masak b. Pav. mayang mengurai c. Pav. nurdin hamzah d. Pav. Gapkindo e. Pav. Teratai f. Pav. Jamsostek g. Ruang jantung h. Ruang kebidanan i. Ruang anak j. Ruang perinatalogi k. Ruang bedah l. Ruang penyakit dalam m. Ruang mata / THT n. Ruang saraf o. Ruang ruang paru p. dan lain-lain 4. Sarana Penunjang RSUD Raden Mattaher a. Farmasi b. Radiologi c. Laboratorium klinik

d. Laboratorium Patologi anatomi e. bank darah f. rehabilitasi medik g. Unit Perawatan Intensif (ICU) h. NICU & PICU i. ICCU & HCU j. Instalasi bedah k. instalasi gawat darurat (IGD) l. Hemodialisa m. dan lain-lain

D. Tugas dan kewajiban Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan derah di bidang Kesehatan Masyarakat

E. Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan: 1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan 2. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,

masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit 3. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit 4. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,

sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.

F. Struktur organisasi

G. Peran penting farmasi di rumah sakit di bagi menjadi 2 pokok : 1. Farmasi sebagai pengelolaan perbekalan rumah sakit 2. Farmasi sebagai pelayan farmasi di rumah sakit

1. Farmasi sebagai pengelola perbekalan rumah sakit berperan dalam pengadaan baik non medis ataupun secara medis. Dimana peran farmasi sebagai pengatur perbekalan rumah sakit sebagai berikut:

Gudang Farmasi berperan dalam pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan pemusnahan obat yang ada di gudang medis. A. Pengadaan Obat di pesan oleh pihak gudang kepada PBF dengan mencantumkan semua obat yang di butuhkan oleh rumah sakit. Sebagaimana telah di atur pada PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI Pengadaan/penggunaan obat berpedoman pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan formularium Rumah Sakit.

Pengadaan obat di luar DOEN dan formularium Rumah Sakit harus atas persetujuan Direktur Utama. Daftar obat dan BHP tertentu yang dapat disediakan oleh Rumah Sakit ditetapkan oleh Direktur Utama. Dimana keuangan untuk pengadaan barang langsung di acukan pada BLUD rumah sakit umum daerah raden mataher jambi.

B. Penyimpanan Penyimpanan barang di gudang medis di bedakan pada suhu ruangan yang di gunakan untuk menyimpan obat tersebut. 1. Penyimpana pada suhu ruangan 25 2. Penyimpanan pada suhu dingin 3. Penyimpanan pada suhu di bawah 0 4. Serta penyimpanan untuk obat psikotropik dan narkotika di simpan pada lemari tersendiri.

C. Distribusi Distribusi di bagi menjadi 2 kelompok besar : 1. Gudang medis Gudang medis melakukan distribusi langsung pada appotek apotek seperti jamkesda, jamkesmas rawat jalan, rawat inap, IGD, dan melakukan transit ke gudang distribusi. 2. Gudang distribusi Gudang distribusi atau yang biasanya disebut juga gudang transit melakukan distribusi ke poli atau ruang perawatan.

D. Pemusnahan 1. Pemusnahan sedian farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan terhadap sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah kadaluarsa. 2. Pemusnahan sedian farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan terhadap sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan. SOP pemusnahan obat : a. Melaksanakan inventarisasi terhadap sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang akan di musnahkan ( Daftar terlampir ). b. Menyiapkan administrasi berupa laporan dan berita acara pemusnahan.Mengkoordinasikan jadwal, metode dan

tempat pemusnahan kepada pihak terkait dalam hal ini 1. Dinas Kesehatan Kota Jambi 2. Kepolisian Kota Jambi 3. BPOM Provinsi Jambi 3. Menyiapkan tempat pemusnahan. 4. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan

5. Membuat laporan pemusnahan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan

E. farmasi berperan dalam pelayanan kefarmasian rumah sakit yaitu sebagai berikut :

A. FARMASI KLINIS RUMAH SAKIT Tujuan farmasi klinis yaitu pelayanan komprehensif berbasis pasien dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. 3 dasar peranan klinik dalam pelayanan farmasi rumah sakit : Komunikasi Konseling Konsultasi Tujuan pelayanan farmasi klinis : 6. Memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien dan memastikan bahwa obat yang di berikan rasional 7. Menjamin keamanan, khasiat dan mutu obat 8. Identifikasi, menyelesaikan dan mencegah masalah terkait penggunaan obat., Ruang lingkup farmasi klinis : 1. Pelayanan resep a. Aspek administratif Aspek administratif meliputi : Tempat, tanggal, No resep Nama, No ijin, alamat dokter Nama, umur, No telp pasien Instruksi pemberian obat

Tanda tangan dokter Persyaratan yang diperlukan sesuai status pasien.

b. Aspek farmasetik Nama obat Kekuatan sediaan Bentuk sediaan Jumlah obat Cara pembuatan Cara khusus penggunaan

c. Aspek klinis ( penetapan masalah DRP ) Indikasi yang tidak diobati Obat tanpa indikasi Dosis tidak relevan Efek samping yang merugikan Interaksi Duplikasi obat Alergi Tidak patuh jadwal regimen obat

2. PIO ( Pelayanan informasi obat ) Pelayanan informasi obat ini dilakukan dengan dua cara yaitu : Secara langsung : petugas kesehatan berinteraksi langsung dengan pasien, keluarga atau profesi kesehatan lain yang mengobati pasien Secara tidaklangsung : melalui media ( brosur, pumplet, poster dll )

3. Konseling Kriteria pasien yang akan di beri konseling : Pasien yang menjalani 3 atau lebih pengobatan atau pasien yang memiliki lebih dari satu macam penyakit ( komplikasi ) Pasien yang mendapatkan lebih dari 5 macam obat

Pasien yang mendapatkan obat dengan indeks terapi yang sempit Pasien yang mendapatkan obat dengan resiko efek samping yang tinggi Pasien yang mendapatkan obat dengan penggunaan khusus Pasien geriatri ( lanjut usia ) yang kronis

4. Visite Tujuan visite : Pengkajian penggunaan obat Pendamping dokter dalam pemilihan obat Penilaian kemajuan terapi pasien Penerapan langsung pengetahuan farmakoterapi

Kriteria pasien yang di visite : Pasien baru ( 24 jam pertama ) Pasien dalam perawatan intensif Anak anak dan usia lanjut Pasien yang menerima obat lebih dari 5 macam obat Multi diagnosis Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati Obat dengan indeks terapi sempit Menerima obat sitotoksik Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat merugikan. Pasien yang akan pulang

Pengumpulan informasi Data pasien Keluhan utama pasien Riwayat penyakit saat ini Riwayat sosial ( gaya hidup ) Riwayat penyakit terdahulu

Riwayat penyakit keluarga Riwayat penggunaan obat Riwayat alergi Pemeriksaan fisik sepeerti tanda tanda vital , sistem organ Pemeriksaan labor : bertujuan untuk mengetahui apakah diperlukan penyesuaian dosis, dan untuk menilai efek terapi obat Pemeriksaan diagnostik Catatan penggunaan obat saat ini Catatan perkembangan pasien setelah menerima obat

Pengkajian masalah terkait obat Efektifitas obat, efek samping yang ditimbulkan , dan biaya yang di keluarkan Fasilitas praktik visite Formulir pemantauan terapi obat Referensi seperti formularium rumah sakit, pedoman penggunaan antibiotika, pedoman diagnosis dan terapi dll. Kegiatan visite Visite dapat dilakukan bersama tim ataupun secara mandiri, dimana visite bersama tim terdapat dokter bersama apoteker sedangkan visite mandiri hanya sesama profesi apoteker. Di RSUD MATAHER JAMBI ini hanya baru bisa melakukan visite secara mandiri akibat kurangnya tenaga medis dari doktor dan kordinasi jadwal. Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan membuat laporan hasil visite, dimana semua data hasil visite ini didapatkan dari rekam medis yang telah di pelajari sebelumnya.

Pengkajian masalah yang ada saat pasien tersebut menerima obat. Rekomendasi kepada dokter terkait masalah obat yang diterima pasien.

B. PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT

B.1. instalasi rawat jalan jamkesmas Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) adalah suatu program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Peserta Jamkesmas adalah semua anggota keluarga yang termasuk dalam kartu keluarga yang dinyatakan miskin oleh lurah setempat. Untuk pasien Jamkesmas, pemberian obat berdasarkan formularium Jamkesmas. Penagihan biaya dilakukan satu bulan sekali setelah semua berkas dan datadata terkumpul dan telah diperiksa oleh apoteker dan disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi. Ada beberapa syarat yang berlaku untuk pasien Jamkesmas diantaranya: Membawa fotokopi kartu Jamkesmas Memiliki SJP Protokol terapi untuk obat-obat khusus dan hasil pemeriksaan laboratorium. Berikut adalah prosedur pelayanan farmasi pasien Jamkesmas :

Pasien menyerahkan formulir resep disertai dengan Surat Jaminan Pelayanan (SJP) dan Surat Keabsahan Peserta (SKP) Jamkesmas.

Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut. Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi kekurangan tersebut. Resep yang telah memenuhi syarat administrasi, diperiksa kelengkapannya oleh petugas farmasi Resep yang sesuai dilayani oleh petugas farmasi Pemberian obat-obatan diutamakan obat generik sesuai dengan formularium jamkesmas. Untuk obat-obat tertentu diluar formularium jamkesmas, pengambilan obat disertai dengan protokol terapi.

Petugas farmasi melakukan penyiapan obat Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat

B.2. Instalasi rawat jalan jamkesda Jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) adalah program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang diberikan

pemerintah daerah kepada masyarakat. Sasaran program Jamkesda adalah seluruh masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan berupa Jamkesmas, ASKES dan asuransi kesehatan lainnya. Sama seperti pasien jamkesmas,pemberian obat kepada pasien jamkesda berdasarkan formularium yang telah ditetapkan dan bagi Penggunaan obat diluar formularium masih dapat dimungkinkan sepanjang sesuai dengan indikasi medis dan pengambilan obat disertai dengan protokol terapi.

Berikut adalah prosedur pelayanan farmasi pasien Jamkesda: Pasien menyerahkan formulir resep disertai dengan Surat Jaminan Pelayanan (SJP) dan Surat Keabsahan Peserta (SKP) Jamkesda. Petugas farmasi memeriksa kelengkapan berkas tersebut. Apabila terdapat kekurangan berkas maka pasien diminta untuk melengkapi kekurangan tersebut. Resep yang telah memenuhi syarat administrasi, diperiksa kelengkapannya oleh petugas farmasi Resep yang sesuai dilayani oleh petugas farmasi Pemberian obat-obatan diutamakan obat generik sesuai dengan formularoium. Untuk obat-obat tertentu diluar formularium, pengambilan obat disertai dengan protokol terapi. Petugas farmasi melakukan penyiapan obat Obat diserahkan kepada pasien oleh petugas farmasi disertai informasi obat.

B.3. Instalasi rawat inap

Pelayanan rawat inap untuk pasien yamg memiliki kartu jaminan kesehatan adalah ruang rawat kelas tiga. Pemilihan jenis dan jumlah obat berdasarkan standar formularium Jamkesmas. Syarat pelayanan rawat inap untuk pasien yang memiliki kartu jaminan kesehatan, harus membawa kartu anggota dan surat jaminan rawat inap.

Pelayanan obat bagi pasien pemilik kartu jaminan kesehatan menggunakan sistem ODDD (One Day Dose Dispensing). Obat oral yang ditulis dalam resep maksimum untuk tiga hari dan untuk obat injeksi resep ditulis dan diberikan ke pasien setiap hari.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melayani resep pasien pemilik kartu jaminan kesehatan: Kertas resep disertai kartu jaminan kesehatan Periksa status pasien. Mempunyai surat jaminan rawatan inap. Obat-obat yang memerlukan protokol terapi yaitu obat-obat tertentu misalnya : albumin, insulin, injeksi, sefalosporin .Protokol terapinya harus ditandatangani Kepala Staf Medik Fungsional

(SMF), Komite Medis, dan Tim Legalisasi Resep. Pasien yang baru masuk pada sore dan malam hari dilayani di pelayanan farmasi IGD dengan menggunakan resep untuk satu

kali pemakaian, kemudian pada hari kerja berikutnya dibuat resep obat yang dipakai dan obat diambil seperti prosedur pengambilan obat pasien rawat inap.

B.4. Instalasi IGD Pelayanan farmasi IGD buka 24 jam dan dipimpin oleh seorang apoteker. Tugas dan fungsi dari pelayanan farmasi di IGD adalah pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk dari IGD, baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja dan hari libur. Pasien yang dilayani adalah pasien umum ataupun pasien pemilik kartu jaminan kesehatan. B.5. Pasien Umum

1. Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kartu resep. 2. Perawat IGD atau pasien membawa resep tersebut ke instalasi IGD 3. Petugas pelayanan instalasi IGD memberikan perbekalan farmasi

yang diminta lalu menagih pembayarannya kepada keluarga pasien.

Pembayaran langsung dilakukan, dibuat kuitansi rangkap dua, kuitansi asli diberikan kepada pasien dan satu rangkap lagi ditinggalkan di apotek. 4. Jika keluarga pasien tidak membawa uang total biaya pemakaian perbekalan farmasi maka biaya dimasukkan ke opname brief (khusus IGD) dilanjutkan ke bagian keuangan rumah sakit agar ditagih pada saat pasien akan keluar dari rumah sakit.

Pasien pemilik kartu jaminan kesehatan

Persyaratan yang dipenuhi oleh pasien

yaitu pasien harus

membawa kartu jaminan kesehatan. Perbekalan farmasi yang diberikan harus sesuai dengan formularium dan untuk obat-obat tertentu diluar formularium diberikan dengan adanya protokol terapi. Prosedur pelayanan farmasi di IGD : 1. Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan pada resep sementara yang dibawa oleh perawat atau keluarga pasien. 2. Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada perawat IGD atau keluarga pasien. 3. Jika pasien tidak membawa kartu jaminan kesehatan maka pasien tersebut membayar sejumlah perbekalan farmasi seharga resep. Apabila lewat dari 3 hari maka pasien dianggap pasien umum (harus membayar sesuai dengan jumlah biaya pengobatan pasien).

2.2.2 A.

Rumah Sakit H. Abdul Manap Kota Baru Sejarah Rsud H. Abdul Manap Rumah sakit Abdul Manap diambil dari nama tokoh daerah yang pernah berjasa di masa mereka masih hidup. Dalam prosesnya akhirnya terpilihlah nama tokoh H. Abdul Manap tokoh daerah jambi. Berdasarkan Peraturan Darah No. 5 Tahun 2008 tentang nama Rumah Sakit Umum Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2008 No. 5 ) RSUD kota Jambi resmi menggunakan nama RSUD H. Abdul Manap Kota Jami. Pada tanggal 28 Oktober 2008 dilantik Direktur pertama RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi dr. Hj. Ida Yuliati, MH. Kes beserta jajarannya. Penetapan Struktur Organisasi RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi RSUD H. Abdul Manap (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2008 No. 8 ). Tanggal 31 Oktober 2008 RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi diresmikan oleh Walikota Jambi Drs. Arifien Manap. Untuk pelayanan kepada masyarakat secara resmi RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi mulai beroperasi pada tanggal 25 Maret 2009. Pelaksanaan Soft Opening RSUD ini diresmikan oleh Walikota Jambi periode 2008-2013 yakni dr. H. Bambang Priyanto. Seiring berjalannya waktu, kerjasama tim dari seluruh jajaran staf pegawai RSUD H. Abdul Manap dan dengan tersedianya beberapa Alat Kesehatan (alkes) dari dana anggaran 2009, sehingga pelayanan di RSUD ini terus ditingkatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi kepada masyarakat. Hingga saat ini RSUD H. Abdul Manap tergolong RS tipe c.

B. VISI DAN MISI, MOTTO RUMAH SAKIT H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI Visi RSUD H. Abdul Manap Terwujudnya Rumah Sakit sebagai pusat rujukan dan puat pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu. Misi RSUD H.Abdul Manap a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan professional dan bermutu untuk mewujudkan kepuasan pelanggan dengan tetap menjalankan fungsi sosialnya. b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi. c. Menyelenggarakan pusat pendidikan dan penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan. d. Mengembangkan sikap professional dalam menyelanggarakan

pelayanan yang bertumpu pada pemberdayaan seluruh potensi rumah sakit. e. Menjadikan rumah sakit sebagai pusat promosi kesehatan. Motto Melayani dengan Setulus Hati

C. FASILITAS PELAYANAN RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2012 NO. 1. INSTALASI Instalasi Rawat Jalan FASILITAS PELAYANAN 1. Poli Umum 2. Poli Bedah Umum 3. Poli Penyakit Dalam

4. Poli Anak dan Imunisasi 5. Poli Kebidanan dan KB 6. Konseling Gizi 7. Poli Mata 8. Poli Gigi 9. Ruang VTC 10. Konsultasi Psikologi 11. Poli Paru 12. Poli Saraf 13. Poli THT 14. Poli Kulit 2. Instalasi Rawat Inap 1. VIP 2. HCU 3. Perawatan Bedah 4. Perawatan Penyakit Dalam 5. Perawatan Talasemia 6. VK Kebidanan 7. Perinatologi 8. Perawatan Anak 9. Rawat Gabung Kebidanan 10. Kamar Jenazah 3. 4. Instalasi Gawat Darurat Penunjang 24 Jam Pelayanan Gawat Darurat 1. Radiologi (Panoramic X-Ray, USG) 2. Laboratorium (Patologi Klinik dan Patologi Anatomi 3. Farmasi 4. Fisioterapi 5. Instalasi Gizi 6. CSSD

7. Sanitasi 8. IPS-RS 9. Laundry

D. INSTALASI FARMASI 1. Instalasi Rawat Jalan Pelayanan instalasi rawat jalan/poliklinik berada di lantai I (satu) dilaksanakan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan. Sistem peresepan pada Instalasi Rawat Jalan menggunakan individual prescribing system, yakni pemberian obat berdasarkan kebutuhan pasien untuk beberapa hari. Sistem penyimpanan obat berdasarkan pada urutan abjad, bentuk sediaan dan golongan obat.

Pelayanan Rawat Jalan 1. Pelayanan Medik Umum a. Poli Umum b. Poli Gigi c. Poli KB d. Poli Imunisasi e. Konseling Gizi f. Konseling psikiater

2. Pelayanan Medik Spesialis a. Spesialis Anak b. Spesialis Bedah Umum dan Orthopedi c. Spesialis Kebidanan dan Kandungan d. Spesialis Penyakit Dalam e. Spesialis Mata

f. Spesialis Ortodenstis g. Spesialis THT h. Spesialis Kulit dan Kelamin

2. Instalasi Rawat Inap Pelayanan Rawat Inap berada di lantai 2 (dua) dan 3(tiga). Dalam rangka memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi pasien dan keluarga, ruang rawat inap ditunjang dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai. Sistem peresepan pada Instalasi Rawat inap menggunakan system kombinasi antara one day dose dengan unit dose (obat diberikan dalam kemasan sehari pakai) dan individual prescribing system (pemberian obat berdasarkan kebutuhan pasien untuk beberapa hari). Sistem penyimpanan obat berdasarkan pada urutan abjad, bentuk sediaan dan golongan obat. Di bawah ini fasilitas yang tersedia menurut ruang/kelas rawatan : NO. KELAS FASILITAS JUMLAH TT TERSEDIA 1 VIP AC Televisi Lemari Es Lemari Pakaian Kursi Tamu Kamar Mandi/WC 2 3 HCU Perawatan Talasemia AC Televisi Lemari Es Lemari Pakaian 2 Bed 3 Bed 8 Bed

Kursi Tamu Kamar Mandi/WC 4 Perawatan Bedah AC Televisi Lemari Es Lemari Pakaian Kursi Tamu Kamar Mandi/WC 5 Perawatan THT,Mata,Kulit AC Televisi Lemari Es Lemari Pakaian Kursi Tamu Kamar Mandi/WC 6 Perawatan Dalam Penyakit AC Televisi Lemari Es Lemari Pakaian Kursi Tamu Kamar Mandi/WC 7 Perinatologi Incubator Infan Warmer Box Bayi Blue Light Perlengkapan Bayi 13 Bed 48 Bed (24 TT laki-laki) (24 TT wanita) 18 Bed 20 Bed

Ruang Rawat Anak

Tempat Anak Televisi AC

Tidur

22 TT

Lemari Pakaian Kamar Mandi 9 Rawat Gabung TTempat Tidur Televisi AC Lemari Pakaian Kamar Mandi 22 T

3. Gudang Gudang Farmasi terletak pada lantai dasar. Terdiri dari 5 ruangan, yakni : 1. Ruangan Kantor 2. Ruangan Alat Kesehatan 3. Ruangan Sediaan Cair 4. Ruangan Sediaan Padat 5. Ruangan sediaan yang telah expire date. Sistem Pengadaan Barang Sistem pengadaan barang di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi menggunakan system Tender melalui proses pelelangan.

Pelaporan digudang meliputi : 1. Laporan Penerimaan dan Pengeluaran barang 2. Laporan mutasi per tiga bulan 3. Laporan saldo persediaan per tiga bulan 4. Laporan narkotik dan psikotropik.

Manajemen Farmasi 1. Perencanaan Pada tahap pertama manajemen farmasi yaitu perencanaan/membuat daftar usulan obat yang akan dipesan berdasarkan pada : a. Metode konsumsi (melihat stok obat, obat apa yang sering digunakan) b. Kasus penyakit ( penyakit apa yang sering muncul) 2. Pengadaan Sistem pengadaan barang di RS H. Abdul Manap menggunakan system tender melalui proses pelelangan. Barang yang telah ditulis pada daftar perencaan akan disediakan oleh perusahaan yang memenangkan proses pelelangan. 3. Penerimaan 4. Pengecekan 5. Penyusunan 6. Distribusi

2.2.3 A.

Ruah Sakit Internasional Siloam Hospitals Jambi (RSI SHJB) Sejarah Rumah Sakit Internasional Siloam Hospital Jambi (RSI SHJB). Dibuka di bawah nama Siloam pada tahun 2011, Siloam Hospital Jambi (SHJB) menjadi rumah sakit terkemuka di Jambi yang merupakan daerah kaya sumber alam di tengah sumatra. Berlokasi di sebelah Bandara Sultan Thaha, menempatkannya dalam posisi penting sebagai pusat pelayanan darurat bagi area sekitar. Siloam menginvestasikan 18 juta Dollar di rumah sakit yang termasuk di dalamnya renovasi perluasan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 24 klinik rawat jalan, 109 tempat tidur, 3 ruang operasi, satu unit haemodialysa, dan satu ruang UGD 24 jam serta area parkir yang luas.

Berdasarkan panduan praktek terbaik internasional dari American College of Emergency dan The Australasian College of Emergency Model, perawat UGD, perawat, dan staf paramedis telah menjalani pelatihan untuk menangani serangan jantung, stroke dan trauma. Setiap ambulans dibekali dengan RMO, perawat dan paramedis dan dilengkapi dengan AED (Automatic External Defibrillator untuk menghentikan kardiak aritmia yang mengancam kehidupan dan mengembalikan ke ritme normal) dan alat emergensi untuk menangani kasus-kasus darurat. Terletak hanya 5 menit dari bandara, unit gawat darurat ini didisain untuk melayani pasien dari jambi dan daerah sekitar yang memerlukan tindakan medis segera serta evakuasi medis ke jakarta atau daerah lain. B. Visi dan Misi Visi Kualitas internasional. Besar. Terjangkau. Kebaikan Tuhan

Misi Tujuan terpercaya untuk pelayanan kesehatan, edukasi kesehatan, dan penelitian kelas dunia. C. Denah ruang SHJB Lobi UGD Lantai 1 Unit rawat jalan Radiologi Apotek Haemodialisa

Fisioterapi Ruang Operasi ICU Bangsal Ruang bersalin Kantor Kapel Musholla Cafe Valentine ATM Kamar Mayat Logistik Farmasi Unit Rawat Jalan Bangsal Lantai 2 Medical Check Up Apotek Laboratorium Kantor D. Jenis Pelayanan 1. Anesthesiologist 2. Cardiologi 3. Dental 4. Dental Conservation 5. Kulit dan Kelamin 6. THT 7. Praktek umum dan praktek keluarga 8. Bedah 9. Hemodialisa 10. Penyakit Dalam 11. Medical Check-Up

12. Neurologi 13. Bedah saraf 14. Obstetri dan Ginekologi 15. Terapi okupasional 16. Bedah kanker 17. Opthalmologi

E. Fasilitas dan Alat Kesehatan Utama 1. Fasilitas a. 100 tempat tidur b. 8 tempat tidur Intensive Care Unit c. 4 tempat tidur Neonatal Intensive Care Unit (coming soon) d. 3 Ruang Operating e. 1 Ruang delivery f. 4 tempat tidur UGD g. MRI 1.5 T h. CT SCAN 64 SLICE i. USG 4D j. Endoscopi k. EEG & EMG l. Echocardiogram 3D (coming soon) m. Treadmill n. Laboratorium o. Patologi anatomi p. Patologi klinis q. Microbiologi r. Apotek 24 jam

2. Major Medical Equipments a. Audiometri b. C-arm

c. Colonoscopi d. Radiografi digital e. ECG (Elektrokardiografi) f. Echocardiography with Carotid Doppler g. EEG (Elektroensefalopati) h. EMG (Elektromiografi) i. Endoscopi j. Gastroscopi k. Laparoscopi (Coming Soon) l. Mammogram m. MRA n. MRI o. Dual Slice CT (DSCT) Scan p. Phaco q. Rectoscopi r. Sigmoidoscopi s. Spirometri t. Tonometri- contact u. Tonometri - non contact v. Treadmill w. Ultrasound x. USG 2D/3D y. USG 4D z. X-ray - Konvensional aa. X-ray - Mobile unit bb. X-ray Panorama F. Instalasi Farmasi Instalasi farmasi SHJB dipimpin oleh seorang apoteker, terdiri dari 2 bagian : 1. Apotek Rawat Jalan / Out Patient Department

a. Fungsi dan Tugas Apotek Rawat Jalan Apotik 24 jam melayani seluruh resep yang ada di SHJB baik yang memakai Jaminan seperti JAMSOSTEK, JAMPERSAL, pasien perusahaan seperti PERTAMINA maupun yang tidak memakai jaminan seperti resep umum. Yang membedakan antara resep yang memakai jaminan dengan yang tidak memakai jaminan dalam resep diberi kertas resep yang berukuran lebih besar dari resep umum dan tidak ada kop SHJB. b. Alur Resep Resep masuk dari poli. Kemudian setiap obat yang tertulis di resep di-input ke sistem karena pengadaan obat menggunakan sistem komputer terpadu. Input resep dilakukan untuk mengecek stok obat. Kemudian obat disiapkan. Setelah siap, obat dan resep dicocokkan kembali kemudian baru diberikan ke pasien. Yang memberikan obat ke pasien adalah seorang apoteker, yang akan sekaligus memberikan layanan informasi obat.

2. Apotek Rawat Inap a. Fungsi dan Tugas Apotek Rawat Inap Apotik yang melayani pasien-pasien yang dirawat di SHJB dimana obat-obat yang diberikan berupa obat injeksi, oral dan sebagainya. Obat-obat yang diberikan rutin setiap harinya menurut penyakit yang di derita, obat kepada perawat dan diberikan kepada pasien. Obat diberikan pada waktu siang hari untuk tiga kali minum. Bila ada halhal terkait resep, apoteker rawat inap berhak mengkonfirmasi ke dokter yang bersangkutan. Bila ada keluhan lain dari pasien maka perawat berhak menanyakan kepada dokter yang memeriksa pasien untuk menambahkan obat lain atau menambahkan dosis. b. Alur Resep

Resep masuk dari poli. Kemudian setiap obat yang tertulis di resep di-input ke sistem karena pengadaan obat menggunakan sistem komputer terpadu. Input resep dilakukan untuk mengecek stok obat. Kemudian obat disiapkan. Setelah siap, obat dan resep dicocokkan kembali kemudian baru diberikan ke perawat untuk dibawa ke ruangan. G. Logistik Farmasi Logistik Farmasi adalah tempat yang digunakan untuk penerimaan, pendistribusian, dan pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang diterima dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang akan disalurkan ke Apotek dan atau Apotek

2.2.4

Rumah Sakit Bhayangkara

Pada Tahun 1964 Dibuka Klinik Polri yang dipimpin oleh Mayor Polisi Dr. Hendro. YS bertempat dikantor Komisariat dengan alamat di Jl. Untung Suropati No. 3 Jambi. Pada Tahun 1965 Dari Klinik Polri berubah menjadi Balai pengobatan yang dipimpin oleh Mayor Polisi Dr. Hendro. YS yang bertempat di bekas Dodik 005 Jambi, yang sekarang digunakan untuk kantor Polsekta Jambi selatan. Pada Tahun 1968 - 1971 Balai Pengobatan pindah kembali ke Jalan Untung suropati No. 3 Jambi yang dipimpin oleh Mayor Polisi Dr. Hendro. YS sebagai Kasi Kes Jas dan Wakilnya Mayor Polisi Dr. Fuad Ahmad dan bagian klinik Dr. Robby Tardianto. Pada Tahun 1972 Bagian Klinik digantikan oleh Letnan Dua Polisi Dr. Amas Hutagalung. Pada Tahun 1973 Balai pengobatan dipimpin oleh Let.kol Polisi Dr. Fuad Ahmad sebagai kasi kes jas.

Pada Tahun 1976 Dibuka klinik bersalin dan balai pengobatan yang dipimpin oleh Kapten polisi Dr. Amas Hutagalung sebagai Kasi Kes Jas.

Pada Tahun 1977 Tepatnya pada tanggal 9 Mei dibuka Tempat Perawatan sementara (TPS) dengan kapasitas 20 ( dua puluh ) buah tempat tidur dengan peralatan yang sangat minim dipimpin oleh Kapten Polisi Dr. Amas Hutagalung sebagai Kasi Kes Jas. Pada Tahun 1984 Tepatnya pada tanggal 24 Desember dibuka kamar operasi darma pertiwi pusat yaitu Ibu Uga Wiranto dan sebagai PJS Kadis Dokkes Dr. Syafrizal. Pada Tahun 1989 Tepatnya pada tanggal 22 Juni 1989 tempat perawatan sementara menjadi Rumah Sakit Tk. IV dengan kapasitas dengan tempat tidur 30 ( tiga puluh ) buah dengan Skep Kapolri No. Pol : Skep/262/VI/ 1989 dipimpin oleh Dr. Amas Hutagalung sebagai Kasi kes Jas dan merangkap jabatan sebagai Karumkit. Pada Tahun 1992 Dilakukan pemugaran dan rehabilitasi kamar pasien (Ruang Melati) sebanyak 10 (sepuluh) kamar dapat sumbangan dari CV Rudi dan

sebagai Kepala Rumah Sakit Letkol Polisi Dr. Amas Hutagalung. Pada Tahun 1998 Pemugaran lantai-lantai zaal dapat bantuan dana dari ketua pengurus Pada Tahun 1999 Rumah Sakit Tk.IV dipimpin oleh Dr. Syafrizal sebagai Karumkit, dilakukan pemugaran / renovasi ruang kamar bawah dan bangunan depan secara swadaya dan partisipasi dari pengusaha Bank Indonesia. Pada Bulan Oktober Kadis Dokkes dijabat oleh Dr. Rullyanto, MPH. Pada Bulan November Karumkit Dr. Syafrizal pindah ke Polda Aceh, dan dibangun ruangan pemulihan Pasca Operasi. Pada bulan Desember untuk mengantisipasi dan melanjuti kebijaksanaan KAPOLRI dalam upaya penanggulangan Narkoba dan dipugar kamar pasien sebanyak 2 (dua) kamar untuk perawatan pasien Narkoba dan berfungsi Ganda untuk kamar Paviliun.

Pada Tahun 2000 Pada Bulan Maret Karumkit dijabat Oleh Dr. Hascaryatmo, MARS, Pada Bulan Juni dibangun Ruangan Tengah (Zaal Laki-laki, Zaal Wanita, Kamar Jaga Perawat, Ruang Kamar Operasi, ICU) dana didapat dari swadaya dan dana bantuan dari pengusaha. Serta pengadaan Fasilitas Ruangan (AC, TV dan Furniture yang lain) dengan dana swadaya.Untuk meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit, IGD Rumkit 24 Jam dengan dibuat tanda Plang IGD 24 Jam didepan Halaman Rumkit serta Plang Nama RUMAH SAKIT BHAYANGKARA untuk nama rumah sakit . Pada Tahun 2001 Pada Bulan Januari dibangun Ruang Angrek yang terdiri dari Angrek I dan II Untuk kamar VIP, Zaal Anak, Kelas anak, Ruang Rontgen, Dapur. Dana didapat dari Mabes Polri. Pada Bulan Mei direnovasi Ru. Administrasi yang sebelumnya sebagai Ru. Aula. Pada Tahun 2002 2004 Pada Bulan Juni Karumkit digantikan oleh Dr. YUSUF MAWADI. Untuk kelancaran dan peningkatan pelayanan dirumah sakit, Rumah sakit diberi bantuan Jenset, dana didapat dari Mabes Polri dan bantuan dari pengusaha. Dan dari dana Swadaya Diadakan pemasangan PABX, (tiap kamar dipasang pesawat telpon), pemasangan Palang Nama dokter spesialis dan dokter jaga rumah sakit, Pemasangan Kanopi, Pengaspalan Teras depan, pemasangan rambu-rambu tanda petunjuk arah ke Rumah sakit. Dan kerjasama dengan

Puskesmas Putri Ayu untuk pembungan limbah padat serta melengkapi sarana dan prasarana (Mis : Komputer, AC, TV, Kulkas). Dari dana swadaya direnovasi bekas ruangan Kamar operasi lama menjadi Zaal kebidanan dan direnovasi

Ruang untuk Musholla. Bantuan dari JHHH (Jambi Hash House Heries) direnovasi Ruang VIP Angrek I dan II dan dilengkapi furniture didalamnya untuk ruang pamen. Ruang Mawar digunakan untuk Ruang PPT (Pusat Pelayanan Terpadu). Bulan Januari 2004, Kamar Mawar 1,2,3,4 dan Ruang KIA KB direnovasi dari dana swadaya. Pada Tahun 2005 Juli 2008 Pada Bulan Maret 2005 Karumkit digantikan oleh Kompol Dr. ARIS BUDIYANTO,Sp.THT. Dilakukan pemasangan canopy pada

garasi kendaraan dinas dan pemasangan PABX pada seluruh ruangan. Melakukan pengecatan seluruh ruangan di Rumah Sakit. Melengkapi sarana dan prasarana seperti AC, TV, Komputer dll Pada September 2008 s/d 2011 Pada bulan September 2008 Karumkit digantikan oleh Kompol Dr. H. M. EL YANDIKO. Pada bulan September tahun 2009 mulai dilakukan renovasi dan pengembangan fisik RS Bhayangkara Jambi.

Pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Jambi dilaksanakan dalam 2 tahap. Dalam tahap I dibangun gedung bagian depan Rumah Sakit 2 lantai, yang terdiri dari lantai dasar dan lantai I dengan luas total 2 x 420m2 = 840m2. Lantai dasar diperuntukkan sebagai IGD, Apotik, Kasir, Rekam Medik, Poliklinik rawat jalan, Poliklinik spesialis dan Poliklinik gigi. Untuk lantai 1 (atas) diperuntukkan sebagai ruang Karumkit, Ses Rumkit beserta Kasubbag, Ka. SPI, administrasi, ruang pertemuan, Taud, ruang komite medis, ruang PPT, ruang arsip data, gudang obat, dan 2 ruang perawatan VVIP. Pengembangan tahap II dimulai pada bulan April 2010. Pembangunan fisik yang dilakukan adalah penambahan fisik bangunan diatas bangunan dasar yang saat ini masih operasional dengan luas 570 m2. sebagai ruangan keperawatan, rawat inap (kelas kebidanan, zaal dan isolasi), kamar operasi, instalasi radiologi, instalasi gizi dan cuci, telah dimulai pada minggu pertama bulan April 2010. Pengembangan fisik RS Bhayangkara Jambi tahap II yang saat ini sedang berlangsung ditujukan untuk menambah jumlah kapasitas ruangan perawatan dengan fasilitas kelas 1 dan 2 (24 tempat tidur) ditambah 1 ruang nurse station dan mushola. Tahun 2013 Karumkit yang baru adalah Dr.WAHONO EDHIE P,,Sp,PD

VISI dan MISI RS BHAYANGKARA JAMBI Visi : terwujudnya pelayanan prima dan dukungan kedokteran kepolisian yang professional dirumah sakit Bhayangkara jambi. Misi : 1.Memberikan kenyamanan 2. Memberikan dukungan kedokteran kepolisian yang profesional 3.Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui akreditasi Rumah Sakit untuk 5 pelayanan dasar, dengan semangat humanis, empati, responsif, pelayananan kesehatan yang berbasis kemanusian dan

beretika, rasa memiliki, komitmen dan konsisten.

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAMBI

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN KAPOLDA NO.POL : SKEP / 174 / IX TANGGAL : 03 SEPTEMBER

STRUKTUR RUMAH RUMAH SAKIT SAKIT BHAYANGKARA BHAYANGKARA JAMBI JAMBI STRUKTUR
KARUMKIT KARUMKIT

SESRUMKIT RUMKIT SES

KA KA

BAU PA PAU KASUBBAG REN KASUBBAG KASUBBAGPERS PERS KASUBBAG LOG KAURMINTU

BENWAN NON APBN


DIKLAT

KASIDOKPOL

KASIYANMEDWAT

KASIJANG MEDUM

KASIBSI FOR DAN PPT

KAINSTALASI
WATTAH NARKOBA NARKOBA PPT PPT

KASUBSI WATTAH DAN NARKOBA

KASUBSI YANMED

KAINSTALASI
RAWAT JALAN DAN RIKKES

KASUBSI WAT

KASUBSI JANGMED

KASUBSI JANG UM

HARSAPRAS

GAWATDARURAT DARURAT GAWAT

KAINSTALASI LABORATORIUM RADIOLOGI

RAWATINAP INAP RAWAT BEDAH REKAM MEDIK

FARMASI
GIZI DAN LAOUNDRY

NO I. II. KARUMKIT

JABATAN

PEJABAT Dr.WAHONO EDHIE P,,Sp,PD

SES RUMKIT KASUBBAG REN KASUBBA PERS KASUBBA LOG KAUR MINTU KA. S P I BAUR KASIDOKPOL KASUBSI WATTAH DAN NARKOBA PPT KA. INST NARKOBA KA. INST WATTAH KASIYAN MEDWAT KASUBSI YANWAT KASUBSI YANMED RAWAT JALAN DAN RIKKES GAWAT DARURAT RAWAT INAP BEDAH REKAM MEDIK KASIJANG MEDUM KASUBSI JANGMED KASUBSI JANG UM LABORATORIUM RADIOLOGI FARMASI GIZI DAN LOUNDRY

PENATA TK. I Dr . ZAITUN RAHMAWAT PENDA TK. I YULINAR PENDA NOVIARITA PENDA YUNITA AIPTU RODIYAT IPDA NURSYAMSI BRIPTU ISSUWANDI

III. IV.

V.

VI.

PENATA Dr. FRISKA GURNING PENDA TK.I NURSATINA H BRIGADIR HENNY DARLIANT AIPDA HENDRUSI PENDA FEBRI DORA PENGATUR TK I RUSLAN LUBIS BRIGADIR WINDA ELISA PENDA RIAMA SIHOMBING PENDA SESMITA BRIGADIR MUKHTARROZI PENATA SUSI ANDRIYEENI, S Si. Apt PENDA ASNENY PENDA OKTARIKO PENGATUR TK. I IRNANAKA SIMA DEW PENGATUR TK.I SAFRIZAL PENGDA TK I SUNDARI BRIGADIR RITA DESLIANA

A. Berdasarkan tingkat pendidikan

No I.

PENDIDIKAN MEDIS (Dokter) - Dokter spesialis - Dokter Umum - Dokter Gigi - Dokter Tamu (KONSULEN) Apoteker: - Ass Apoteker S1 gizi SMK Tata boga D3 Penata Rontgen PARAMEDIS (Perawat) S1 Keperawatan + SKM D3 Keperawatan SPK PARAMEDIS ( BIDAN ) D3 Kebidanan D1 Kebidanan Paramedis Non-Keperawatan Analis kesehatan Perawat gigi Non Medis Sarjana SLTA sederajat SLTP sederajat SD sederajat

POLRI 1 -

PNS 2 -

HONORER 10 1 -

JU

II.

4 -

1 2 1 14 13 2 4

4 1 2 1 17 2 -

III

IV. V

VI.

1 1

4 -

3 -

VI.

2 22 -

2 -

14 3 4

J U M LAH

31

45

62

B.FASILITAS KENDARAAN No JENIS KENDARAAN JENIS / MERK NO. POL TAHUN PENERIMAAN 1997

KONDI

1.

Ambulance putih

Toyota Kijang

1431-XXVI

Baik

2.

Ambulance minibus

Mitsubishi L-300

1432-XXVI

1984

Baik

3.

Ran Karumkit

FEROZA

26 - XXVI

2000

Baik

4.

Sepeda motor

SUZUKI

1435- XXVI

2002

Baik

I.

RUANG RAWAT INAP

No. I.

RUANGAN V.I.P - Anggrek .1 - Anggrek .2 (Kombes & AKBP )

Keterangan 1). Fasilitas. a). 1 bed pasien f). TV 18 inch b). 1 bed penunggu g) Kulkas 1 pintu c). AC Split h). Almari Pakaian d). 1 unit sofa e). Kmr. mandi & Toilet didalam 2). Makan 3 x / hari 3). Visite dokter 1x / hari 1). Fasilitas. a). 1 bed pasien e). TV 18 inch b). 1 bed penunggu f.). Kulkas 1 pintu c). AC Split g). Almari Pakaian d). Kmr. mandi & Toilet didalam

II.

KELAS. I - Melati 1 (Kompol & PNS Gol.IV)

2). Makan 3 x / hari 3). Visite dokter 1x/hari

III

KELAS. II - Melati 2 - Melati 10 - Melati 3 - Melati 11 - Melati 7 - Anggrek 11 - Melati 8 ( Pama & PNS Gol. III ) KELAS III. - Zaal Laki-laki - Zaal Wanita - Zaal kebidanan - Anggrek 6 (Bintara & PNS Gol II)

1). Fasilitas. a). 1 bed pasien b). Kipas angin c). Almari pakaian d). Kmr. mandi & Toilet didalam 2). Makan 3 x / hari 3). Visite dokter 1x / hari 1). Fasilitas. a). 1 bed 1. pasien b). Kipas angin c). Alamari Pakaian d). Kmr.mandi & Toilet didalam 2). Makan 3 x / hari 3). Visite dokter 1 x /hari 1). Fasilitas. a). 1 bed pasien b). Almari pakaian c). Toilet diluar d). Kmr.mandi didalam 2). Makan 3 x / hari 3). Visite dokter 1 x /hari

IV.

V.

RUANG ISOLASI - Anggrek 4 ( Tahanan )

FASILITAS & PELAYANAN

I.

FAS. PENUNJANG MEDIS 1. Laboratorium 2. Ro. (Rontgen ) 3. U.S.G (Ultrasonografi) 4. E.K.G (Elektrokardiografi) 5. Incubator bayi 6. Panoramix

I. DARAH RUTIN
- Hb

III. KIMIA DARAH


- Glucosa
- Cholesterol - Triglyserida - HDL - LDL

V. KIMIA KHUSUS
- Sputum (B.T.A )
- Mycotec TB

- Leucocyt
- DDR - Eritrocyt - Haemotocryt (Ht) - Thrombocyt

- Plano Test (tes kehamilan) - Hbs.Ag - Anti-Hbs - WIDAL - ASTO - TOXO Ig.G / Ig.M

- SGOT
- SGPT - Uric Acid - Ureum - Creatinin

- L.E.D
- Reticulocyt - Waktu pendarahan - Waktu pembekuan - Golongan darah

- VDRL - SMEAR
- DBD Ig.G/ Ig.M - Benzidine test - R.H.F - GDS Stick

- Alkaline phosfatase
- Billirubin total - Billirubin direct - Albumin - Protein total

- Hb, Leuco
- Hb, Leuco, Diff - Hb+Leuco+ Diff+ DDR

II. URINE RUTIN


- Protein urine - Billirubin urine - Reduksi urine -

- LDH
-CKMB - CK.Nac

VI. TEST NARKOBA


- Amfetamin - T.H.C - Morfin

IV. -Feces Rutin


- Sedimen urine - Benzidine test

- Benzodiazepin

- Urine 9 parameter

II . CAKUPAN PELAYANAN

MELIPUTI : 1.MASYARAKAT POLRI (DINAS) - Anggota Polri & Istri / suami & anak - PNS Polri & Istri / suami & anak - Purn. Polri (ASKES) 2. MASYARAKAT UMUM

III . JENIS PELAYANAN MELIPUTI : 1. Poliklinik Umum. 2. Poliklinik Gigi 3. Poliklinik KIA- KB 4. Poliklinik Kebidanan (Sore s/d malam) 5. Instalasi Gawat Darurat (24 jam) 6. Laboratorium (24 jam) 7. Apotik (24 jam) 8. Radiologi & Ultrasonografi (24 jam) 9. Photo Panoramix (24 jam) 9. Instalasi Kamar Operasi 10. Instalasi Kebidanan dan Kandungan 11. Medical Check up.

I I I . KEMAMPUAN PELAYANAN MELIPUTI : 1. Pelayanan oleh Dokter Umum. 2. Pelayanan oleh Dokter Gigi 3. Pelayanan oleh Dokter Spesialis a). Spesialis Dasar : (Praktek sesuai perjanjian) - Spesialis Kebidanan dan Kandungan - Spesialis Bedah Umum - Spesialis Penyakit Dalam - Spesialis Anak b). Spesialis THT c). Pelayanan dokter spesialis lainnya untuk pasien rawat inap.

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA JAMBI


Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang asisten apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, dan merupakan tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri. fungsi Instalasi Farmasi pada rumah sakit bhayangkara adalah sebagai tempat pengelolaan perbekalan farmasi serta memberikan pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan. fungsi - fungsi meliputi :

gudang instalasi farmasi berperan dalam perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan (penerimaan) ,penyaluran (distribusi), penghapusan.

a. Perencanaan
Meliputi tersedianya kebutuhan dalam waktu, jumlah dan spesifikasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan . Perencanaan kebutuhan Matkes dibagi atas dua kebutuhan yaitu kebutuhan obat dan kebutuhan alkes. Kebutuhan Obat meliputi Pemilihan obat Pemilihan obat atau seleksi obat diperlukan untuk mengatur agar persediaan menjadi lebih baik, lebih rasional dalam penggunaannya, kualitas obat lebih terjamin dan harga obat lebih ekonomis. Perencanaan untuk kebutuhan alkes berdasarkan rekapitulasi usulan pengadaan alkes yang dibuat sesuai skala prioritas masing - masing titik bekal, dengan mempertimbangkan:Kebutuhan mendesak;Memenuhi standar pelayanan;Ketersediaan anggaran.

b. Penganggaran Biaya administrasi pengadaan dan proses pengadaan dibebankan menurut sumber anggarannya. Penyusunan anggraran melalui Harga Perhitungan Sendiri (HPS) Dilakukan dengan format yang menggunakan harga dasar / harga pasar antara lain: Survey harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS Harga kontrak / SPK barang sejenis yang pernah diadakan; informasi harga secara resmi dari internet/media cetak; Harga / tarif barang / jasa yang dikeluarkan oleh pabrik / agen tunggal atau lembaga independen.

HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lain-lain dan pajak penghasilan penyedia barang / jasa.HPS telah memperhitungkan :Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Biaya umum dan keuntungan yang wajar bagi Penyedia Barang.

c. Pengadaan Obat di pesan oleh pihak gudang kepada PBF dengan mencantumkan semua obat yang di butuhkan oleh rumah sakit. Pelaksanaan Pengadaan Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 70 tahun 2012

tentang Perubahan kedua atas Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.Untuk pengadaan obat generik harap berpedoman kepada Keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 633/MENKES/SK/III/2011 tentang Harga Obat untuk Pengadaan Pemerintah Tahun 2011 beserta perubahannya. Pengadaan di gudang farmasi dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan APBN DROPING, DPK DROPING, dan DPK PENGADAAN. APBN DROPING : terdiri dari obat dan alkes, APBN didapat langsung dari pemerintah. DPK DROPING :obat khusus untuk anggota, dan didapat pertahun dari pemerintah(MABES POLRI) DPK PENGADAAN: obat umum dan anggota yang dipesan sesuai dengan kebutuhan, biasanya setiap sebulan sekali pemesanan dilakukan.

d. Penyimpanan (penerimaan) Penerimaan matkes dari hasil pengadaan. Periksa Surat Kontrak :Jenis matkes, jumlah, spesifikasi teknis dan expire date; Periksa fisik matkes : jenis, jumlah, spesifikasi teknis, certificate analyse, jaminan purna jual dan expire date, cocokkan dengan surat kontrak; Kelompokkan matkes dari pengadaan sendiri dan droping anggaran DPK dan APBN.

Penyimpanan matkes disesuaikan dengan sifat fisik dan kimia dari matkes tersebut; Menerapkan prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expire date First Out) untuk penempatan matkes; Matkes dalam jumlah besar letakkan diatas pallet secara rapih dan teratur; Matkes dalam jumlah kecil letakkan diatas rak secara rapih dan teratur; Kelompokkan matkes berdasarkan alfabet dan bentuk

persediaan atau farmakologi; Penyimpanan matkes ditempatkan terpisah berdasarkan anggaran dan droping baik DPK maupun APBN. Penyusunan Tata Ruang. Untuk mendapatkan keamanan dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian dan pengawasan matkes, maka di perlukan pengaturan tata ruang gudang dengan baik. Faktor - faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penataan gudang sebagai berikut : Kemudahan bergerak; Sirkulasi udara yang baik; Adanya rak dan pallet untuk penempatan matkes; Kondisi penyimpanan khusus (ruang dingin ber-AC dan kulkas untukmatkes tertentu); Alat pemadam kebakaran; Alat pengukur kelembaban udara dan suhu ruangan; Lemari khusus untuk menyimpan obat golongan narkotika dan psikotropika

e. penyaluran (distribusi) obat dan alkes yang ada di Instalasi farmasi rumah sakit bhayangkara didistribusikan ke instalasi seperti Ruang rawat inap atas (RIA) dan ruang raawat inap bawah (RIB), IGD, OK (kamar operasi),ruang kebidanan, laboratorium,dan ruang isolasi (untuk tahanan atau penyakit khusus yang menular dan berbahaya.. Khusus untuk ruang rawat inap baik (RIA dan RIB) dan ruang kebidanan, setiap pagi harus menyerahkan daftar barang/obat (blangko amprahan) yang dibutuhkan pasien ke instalasi farmasi,rutinitas ini biasa disebut ngamprah.

Obat tersebut juga didistribusikan ke pasien rawat jalan. Pasien di Rumah sakit Bhayangkara jambi di bedakan menjadi 2 yaitu : 1.pasien umum : masyarakat umum,begitu juga dengan siswa SPN.untuk penebusan resep dikenakan biaya.

2.pasien anggota : anggota polri beserta keluarga (istri/suami,dan anak).untuk penebusan resep tidak dikenakan biaya (gratis).

f. Penghapusan Persyaratan Penghapusan 1. Persyaratan penghapusan Matkes secara teknis adalah : Secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak, dan tidak ekonomis apabila diperbaiki; Secara teknis barang tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi; Barang telah melampaui batas waktu kegunaannya / kadaluarsa; Barang mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan, seperti terkikis, aus, dan lain-lain sejenisnya ; atau Berkurangnya barang dalam timbangan / ukuran disebabkanpenggunaan / susut dalam penyimpanan / pengangkutan. 2.Memenuhi persyaratan ekonomis yaitu lebih menguntungkan bagi Negara apabila barang dihapus, karena biaya operasional dan Pemeliharaan barang lebih besar daripada manfaat yang diperoleh;atau 3.Barang hilang. Penghapusan dilakukan setelah surat keputusan penghapusan diterbitkan oleh pejabat yang berwenang yaitu ; Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang, untuk penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan / atau Daftar Barang Kuasa Pengguna ; Pengelola Barang untuk penghapusan dari Daftar Barang Milik Negara; Pengguna barang wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penghapusan kepada Pengelola Barang dengan dilampirkan keputusan penghapusan, berita acara penghapusan, dan / atau bukti setor, risalah lelang, dan dokumen lainnya, paling lambat 1 ( satu ) bulan setelah serah terima. Pemusnahan dapat dilakukan dalam hal : Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat dipindahtangankan ; Alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-udangan.

Pemusnahan dilakukan dengan cara : Dibakar Dihancurkan Ditimbun Ditenggelamkan dalam laut atau Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam tekhnik peracikan suatu sediaan farmasi di beberapa rumah sakit di kota Jambi, khususnya dalam pembuatan kapsul masih menggunakan cara manual (jari), dimana cara ini dapat menurunkan tingkat higienisitas dari sediaan tersebut. selain dapat menurunkan tingkat higiesitas cara pembuatan tersebut juga dapat menurunkan kadar suatu obat karena ada beberapa bagian serbuk yang tertinggal pada jari dan kertas perkamen.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai