PAULUS FLORIANUS
Kepala Sekolah
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa,yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya,sehinggah kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan di Apotek
Loly Farma tanpa ada halangan apapun.Adapun penyusunan laporan ini berdasarkan data-data
yang diperoleh selama melakukan Praktek Kerja Lapangan,serta data-data dan keterangan dari
pembimbing.
Demikian laporan ini kami buat,semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dibidang
farmasi khususnya dan dibidang kesehatan pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan(PKL)
E. Pelayanan
F. Evaluasi mutu pelayanan
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka
D. Lampiran-Lampiran:
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Tujuan pendidikan menengah farmasi yang merupakan bagian dari tujuan
pendidikan nasional adalah mendidik tenaga-tenaga farmasi yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berjiwa pancasila dan UUD 1945,yang
memiliki integritas dan kepribadian,terbuka dan tanggap terhadap masalah yang
dihadapi masyarakat khususnya yang berhubungan dengan bidang kefarmasian.
Menurut UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
pelayanan kefarmasian.
2.Berperan aktif dalam mengelola pelayanan kefarmasian dengan menerapkan
prinsip administrasi,organisasi,supervisi dan evaluasi.
3.Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif,produktif bersifat
terbuka,dapat menyesuaikan diri dengan perubahan iptek dan berorientasi
kemasa depan serta mampu memberikan penyuluhan kefarmasian kepada
masyarakat de ngan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan.
4.membantu dalam kegiatan penelitian di bidang farmasi atau di bidang
kesehatan lainnya yang terkait.
Sekolah Menengah Kejuruan Santa Mathilda sebagai bagian tak terpisahkan
dari sistem pendidikan nasional juga wajib menterjemahkan tujuan pendidikan
kejuruan secara nasional menjadi tujuan pendidikan pada tingkat kelembagaan dan
sekolah.
pasal 5
a.Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur persebaran Apotek di
wilayahnya dengan memperhatikan akses masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan kefarmasian.
pasal 6
b.Bangunan
(1) Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan,kenyamanan,
dankemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang lanjut usia.
(2) Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
(3) Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
merupakan bagian dan/atau terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen,
rumah toko, rumah,kantor, rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
c. sarana,prasarana,dan peralatan
pasal 7
pasal 9
(1) Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
(2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi rak
obat, alat peracikan, bahan pengemas obat, lemari pendingin, meja, kursi,
Pasal 10
Sarana, prasarana, dan peralatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 9 harus dalam keadaan terpelihara dan
berfungsi dengan baik.
d.Ketenagaan
Pasal 11
(1) Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat dibantu
D. Pengelolaan
1.Sumber Daya Manusia(SDM)
a. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker
b.Apoteker pengelola apotek(APA)yaitu apoteker yang telah memiliki
surat ijin apoteker.
c.Apoteker pendamping adalah Apoteker yang bekerja di Apotek disamping
APA dan atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari buka Apotek
d.Asisten apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten
apoteker.
e.Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker yang
menjalankan pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas,sarjana farmasi,ahli
madya farmasi,dan analisis farmasi.
f.Tenaga nonteknis kefarmasian
2.Sarana dan prasarana
Apotek harus mudah diakses oleh masyarakat. Sarana dan
prasarana Apotek dapat menjamin mutu Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta kelancaran praktik
Pelayanan Kefarmasian.
E.Pelayanan
Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
1. pengkajian dan pelayanan Resep;
2. dispensing;
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
4. konseling;
5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
6. interaksi
B. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi
Obat.
Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
Kegiatan:
1. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
2. Mengambil data yang dibutuhkan yaitu riwayat pengobatan pasien
yang terdiri dari riwayat penyakit, riwayat penggunaan Obat dan riwayat
alergi; melalui wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau
tenaga kesehatan lain
3. Melakukan identifikasi masalah terkait Obat. Masalah terkait Obat
antara lain adalah adanya indikasi tetapi tidak diterapi, pemberian Obat
tanpa indikasi, pemilihan Obat yang tidak tepat, dosis terlalu
tinggi, dosis terlalu rendah, terjadinya reaksi Obat yang tidak diinginkan
atau terjadinya interaksi Obat
4. Apoteker menentukan prioritas masalah sesuai kondisi pasien dan
menentukan apakah masalah tersebut sudah atau berpotensi akan terjadi.
5. Memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang berisi
rencana pemantauan dengan tujuan memastikan pencapaian efek
terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki
6. Hasil identifikasi masalah terkait Obat dan rekomendasi yang telah
dibuat oleh Apoteker harus dikomunikasikan dengan tenaga kesehatan
terkait untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
7. Melakukan dokumentasi pelaksanaan pemantauan terapi Obat
dengan menggunakan Formulir 9 sebagaimana terlampir.
G. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.
Kegiatan:
1. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
2. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
3. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional
dengan menggunakan Formulir 10 sebagaimana terlampir.
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kerjasama dengan tim kesehatan lain.
2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.
1.Kesimpulan
Dari Praktek Kerja Lapangan(PKL) ini kami menyimpulkan bahwa:
1. kegiatan praktek kerja lapangan ini sangat bermanfaat bagi kami karena
dapat menambah wawasan,keterampilan,disiplin dalam bidang farmasi
khususnya obat-obatan.
2. sistem pelayanan di Apotek Loly Farma ini cukup baik.
2.Saran
1.penataan obat pada etalese lebih diperhatikan lagi setelah pengambilan
obat agar lebih rapi.
2.sebaiknya Apotek menambah karyawan untuk membantu melayani pembeli
dan asisten apoteker untuk membantu pekerjaan apoteker
3.sebaiknya harus dibuatkan lagi meja racik khusus agar lebih rapi dan tidak
tercampur dengan kertas ataupun barang-barang lainnya.
4.meningkatkan ketersediaan perbekalan farmasi.
DAFTAR PUSTAKA
DENAH BANGUNAN
Lampiran 2:contoh etiket yang digunakan di institusi pasangan
ETIKET
Lampiran 3:contoh surat pesanan obat dan LPLPO
SURAT PESANAN