Disusun Oleh :
Nurhayani Helita
30100817017K
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih yang telah melimpahkan
diselesaikan.
Bandung.
Laporan ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak
1. Tuhan yang Maha Esa, karena atas segala rahmat-Nya penulis dapat
5. Ibu Ns. Elizabeth Ari Setyarini., S. Kep., M.Kes., AIFO sebagai Ketua
i
6. Ibu Yovita Mercya, M.Si., Apt sebagai koordinator Praktik Kerja
Lapangan.
maupun moril.
Bandung.
Lapangan (PKL) ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan yang
dimiliki penulis baik itu sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna bagi
pembaca secara umum dan penulis secara khusus. Akhir kata penulis ucapkan
banyak terimakasih.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang berfungsi menyediakan
rumah sakit lebih menekankan pada pelayanan yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif dimana obat-obatan dan alat kesehatan merupakan salah satu faktor
pelayanan yang baik. Upaya dalam bidang pelayanan kesehatan antara lain dengan
efisiensi dalam penggunaan obat. Untuk memenuhi tugas dan tujuan dari
Rumah Sakit (IFRS). Seorang farmasis yang bekerja sebagai tenaga profesional di
dididik dan menerima pengetahuan yang khas dan pengetahuan ini tidak diperoleh
dibidang lain.
1
2
kegiatan penjabaran disiplin ilmu pengetahuan dan teori yang didapat selama
pekerjaan.
TINJAUAN PUSTAKA
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP),
pelayanan farmasi klinik dan manajemen mutu dan bersifat dinamis dapat direvisi
4
5
Pakai (BMHP)
rumah sakit.
5
6
memungkinkan).
Pakai.
kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat
digunakan.
6
7
pasien.
Pakai.
lain.
rumah sakit.
7
8
1. Standar I : Manajerial
a. Pimpinan IFRS
rumah sakit.
b. Personal IFRS
diemban.
8
9
2. Standar II : Fasilitas
9
10
dengan obat.
di rumah sakit
minimal telah lulus S-2 bidang khusus farmasi rumah sakit dan
10
11
mereka terima.
terapi obat. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh IFRS untuk
11
12
merugikan (ROM).
f. Informasi klinis yang tepat dari penderita harus tersedia dan dapat
kefarmasian.
12
13
6. Standar VI : Penelitian.
antara lain:
yang sesuai dengan sasaran, tujuan, dan bersumber dari IFRS dan
Rumah sakit.
patuhi.
13
14
Aman.
bekerja sama dengan IFRS, perawat, dan apabila perlu perwakilan dari
b. Semua obat bagi rawat inap harus diberikan oleh perawat yang
14
15
campuran.
15
16
simbol ilmiah dapat dilakukan hanya jika singkatan itu telah tertera
dosis.
16
17
ditetapkan.
pelayanan.
telah diberikan.
Sakit
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
17
18
Tenaga Teknis Kefarmasian meliputi sarjana farmasi, ahli madya farmasi, dan
analisis farmasi.
maka tidak perlu mengurus Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian
Indonesia No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan Peraturan Menteri
tugas yang diberikan oleh Apoteker dalam pekerjaan administrasi dan peran
hal :
18
19
perbekalan kesehatan.
yang lengkap.
minimal.
19
20
yang lengkap.
minimal.
cytotoxic.
20
BAB III
GAMBARAN UMUM
dan Tarekat Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus dan membawa perubahan yang
positif di kota Bandung : Sr. Crispine CB., Sr. Judith CB., Sr. Gaudentia CB., Sr.
Ludopha CB., Sr. Ambrosine CB., dan Sr. Lioba CB, karena mereka semua
sebuah rumah bekas poliklinik milik dr. Merz di jalan Dago, yang ditinggalkan
hampir tanpa perabot. Rumah Sakit Santo Borromeus berawal dari rumah ini, di
bawah sebuah yayasan yang diketuai oleh dr. Groot pada tanggal 18 September
1921.
1. Tahun 1920-an
2. Tahun 1940-an
Setelah melalui beberapa masa sulit saat perang dunia II, perang
21
22
3. Tahun 1990-an
4. Tahun 2001
dengan 7 lantai dan 3 basement untuk parker. Saat ini, Rumah Sakit Santo
anak untuk rawat inap. Sehubungan dengan hal tersebut, telah di buka
Gedung Irene pada tahun 2007 sehingga Rumah Sakit Santo Borromeus
menyediakan 437 tidur dengan dilengkapi lebih banyak lagi alat medis
yang mendukung.
22
23
(UGD) dan Intensive Care Unit (ICU) yang handal, dan juga menyediakan
pelayanan ibu dan anak serta keluarga yang secara khusus mendukung
Rumah Sakit Santo Borromeus menjadi rumah sakit khusus ibu dan anak.
Borromeus mengabdi seutuhnya untuk keselamatan jiwa dan raga bagi sesame
umat manusia tanpa membedakan suku, kebangsaan, golongan, warna kulit, asal-
kemanusiaan yang luhur dan mendasar. Rumah Sakit Santo Borromeus peduli
kepada mereka yang kurang mampu untuk mengurangi kesesakan hidup. Rumah
Sakit Santo Borromeus adalah organisasi yang ingin tumbuh kembang, mandiri
dan peduli terhadap perubahan menuju masa depan yang lebih baik. Apa yang
pengabdian yang tulus, Rumah Sakit Santo Borromeus selalu berbuat dan
23
24
karunia Allah, mengutamakan pasien, sifat0sifat setia, siap sedia, jujur, sederhana,
Motto dari Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung adalah “Kasih dan
Kepedulian Kami Untuk Anda”.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit
atau bagian dari suatu rumah sakit dibawah pimpinan seorang Apoteker dan
dibantu oleh beberapa orang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang memenuhi
24
25
Rumah Sakit yang melayani resep dari dokter spesialis kulit dan
2. Rawat inap adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh
25
26
inap di suatu ruangan rumah sakit. Pasien yang berobat jalan di unit
melayani rawat inap yaitu Farmasi Yosef lantai 4 dan Farmasi Elizabeth
lantai 3.
26
BAB IV
KEGIATAN PKL
Prosedur:
rumus:
transaksi saja dalam 1 bulan untuk obat slow moving. Buffer stock
setiap harinya. Untuk obat fast moving, buffer stock ditentukan selama 1
27
28
Farmasi
Prosedur:
1. Obat dan alat kesehatan yang datang dari gudang farmasi dan alat
a. Tablet, kapsul, sirup, dan obat luas disimpan pada rak sediaan yang
sesuai.
5. Obat prekursor disimpan pada tempat yang aman dan terpisah dari
Alert Medication).
Non Steril
1. Meracik powder
menggerus obat secara lege artis sampai terbentuk serbuk bagi yang
homogen.
pasien.
racikan dan kesesuaian etiket (nomor resep, nama pasien, dan aturan
racikan dan kesesuaian etiket (nomor resep, nama pasien, dan aturan
menggerus obat secara lege artis sampai terbentuk serbuk bagi yang
homogen.
kepada pasien.
[A].
racikan dan kesesuaian etiket (nomor resep, nama pasien, dan aturan
menggerus obat secara lege artis sampai terbentuk serbuk bagi yang
homogen.
[R].
33
e. Powder dalam kapsul yang telah siap dimasukan dalam kantung obat
pasien.
4. Meracik drank
[C].
volume obat, lalu obat racikan dituang dalam botol yang telah
kepada pasien.
5. Meracik Salep/Krim
racikan dan kesesuaian etiket (nomor resep, nama pasien, dan aturan
lalu obat racikan dimasukan dalam wadah yang telah disediaan dan
35
[R].
kepada pasien.
kebutuhan obat bagi pasien rawat jalan. Prosedur ini berlaku untuk pelayanan
farmasi rawat jalan di semua satelit farmasi yang melayani resep rawat jalan.
a. Petugas Front Office (FO) farmasi mencari nama pasien pada menu
Order Realisation.
Print Etiket.
Order Realisation.
3. Pengerjaan resep
obat.
jumlah obat, dan aturan pakai obat serta memberi paraf pada kolom
(Periksa).
4. Penyerahan resep
lahir.
meliputi nama obat, indikasi, aturan pakai (dosis dan frekuensi) cara
kolom (Penerima).
38
5. Pasien Kontraktor
tanggungan pasien.
6. Pasien BPJS
Rajal.
7. Retur Obat
dikembalikan.
(2ply) .
39
kebutuhan obat bagi pasien rawat inap. Prosedur ini berlaku untuk pelayanan
farmasi rawat inap di semua satelit farmasi yang melayani resep rawat inap.
/ pasien.
trealisation.
Print Etiket.
obat, bentuk sediaan, kekuatan obat, jumlah, dan aturan pakai pada
Realisation.
Etiket.
3. Pengerjaan Resep
Order Realisation serta memberi paraf dan nama jelas pada kolom
Dispense.
4. Penyerahan Resep
41
Serah.
Penerima.
5. Pasien Kontraktor
tanggungan pasien.
6. Pasien BPJS
Farmasi Yosef 4.
memilih item obat dengan kode khusus BPJS yaitu kode ** diakhir
master obat.
7. Antibiotik Restriksi
42
perawat ruangan.
direstriksi.
8. Retur Obat
b. Petugas ruangan membawa obat dan alat kesehatan yang akan diretur
ke satelit farmasi.
yang menyerahkan.
masing-masing.
yang meliputi nama obat, indikasi, dosis, kekuatan, jumlah, lama terapi,
lainnya untuk menguatkan jawaban saat itu atau tidak saat itu apabila
penanya kurang puas akan jawaban dan sumber jawaban yang telah
diberikan.
kolom jawaban.
pengobatan yang aman dan dapat berpartisipasi memonitor efek dari pengobatan.
pengobatan.
pemberian edukasi.
22. Petugas tim farmasi memverifikasi pasien atau keluarga pasien yang
konsisten dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan farmasi, maka
yang diminta.
pembayaran.
efek samping yang mungkin timbul dan lama pemakaian obat serta
6. Petugas farmasi yang menyerahkan obat menulis paraf dan nama jelas di
BAB V
PEMBAHASAN
Teori kefarmasian pada dasarnya merupakan suatu pedoman atau tata cara
kefarmasian. Teori yang ada bukan suatu ketentuan yang sangat mengikat namun
bersifat tentatif yaitu teori kefarmasian yang ada dapat berubah dalam prakteknya
dalam cangkang kapsul. Hal ini bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi
waktu
2. Saat penyerahan obat kepada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Santo
BAB VI
A. Kesimpulan
Penulis dapat mendapatkan banyak ilmu dari Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung yaitu dapat lebih memahami tentang tugas dan kewenangan
dan pelayanan kefarmasian kepada pasien, penulis juga lebih mengenal nama obat
serta kegunaannya.
B. Saran
Sebaiknya mahasiswa/mahasiswi lebih ditekankan untuk belajar mengenai
brosur obat untuk menambah pengetahuan terutama mengenai zat aktif, indikasi,