Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Siswa Sekolah Menengah kejuruan (SMK) Farmasi, di bekali dengan materi
pendidikan umum (normatif), pengetahuan dasar penunjang (adatif), serta teori dan
keterampilan dasar kejuruan (produktif). SMK farmasi juga mengadakan program
praktek Kerja Industri ( Prakrin)di instansi yang bergerak di bidang kefarmasiaan yang
sesuai dengan kompetensi yang telah di berikan di sekolah. Sarana yang bergerak di
bidang kefarmasian di antaranya rumah sakit dan apotek. Kegiatan ini merupakan
kegiatan pelatihan di lapangan yang dirancang untuk memberikan pengalaman,
pengetahuan dan keahlian praktik kepada siswa khususnya mengenai obat obatan bagi
siswa SMK Farmasi.
Praktek kerja industri di harapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk dapat mengaplikasikan teori teori yang telah di peroleh di sekolah dengan kasus
kasus nyata di lapangan kerja.
Kegiatan prakrin yaitu dapat meningkatkan kualitas sesuai tuntutan kebutuhan
usaha/ industri,meliputi : etos kerja, kemampuan, motivasi, disiplin, inisiatif dan kreatif.
Kegiatan akademik yang wajib diikuti oleh seluruh siswa SMK Negeri 1
Tembuku khususnya keahlian farmasi adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studinya.

2.1.

Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan melakukan kerja praktek diharapkan siswa dapat menerapkan dan
memahami hal hal teknis di bidang kefarmasian, ketenagaan, dan informasi
kesehatan di suatu intansi.Dan siswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan
di bidangnya, dan juga mendapat pengalaman kerja secara nyata sebelum
memasuki dunia kerja.
2. Tujuan Khusus
siswa mampu melaksanakan keterampilan kopetensi bidang kefarmasi,
meliputi:
1) Mencatat sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang keluar
dan masuk pada kartu stock
1

2) Memeriksa dan mencatat persediaan sediaan farmasi dan


perbekalan kesehatan yang mendekati waktu kadaluarsanya
3) Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan berdasarkan
permintaan/pesanaan dari Apoteker yang dituliskan dalam surat
pesanan (SP)
4) Menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dan
memeriksa kesesuaian pesanan
5) Memeriksa keadaan fisik sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan
6) Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai
golongannya
7) Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai sifat
fisika dan kimia berdasarkan informasi dalam kemasan
8) Melakukan pengelompokan faktur pembelian
9) Menghitung biaya
10) Mampu membaca dan menilai kelengkapan resep
11) Mampu meracik dan menyiapkan sediaan obat sesuai resep dokter
di bawah pengawasan apoteker
12) Penulisan etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan
farmasi
13) Mampu membuat salinan resep
14) Pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan kesehatan
15) Prosedur penyerahan obat dan berkomunikasi dengan pasien
(member KIE)

3.1.

Manfaat
manfaat yang di peroleh selama praktek yaitu:
1. Bagi Siswa
Siswa dapat menerapkan ilmu yang didapat di sekolah, siswa juga
mendapat pengalaman dalam bekerja yang sesungguhnya, dan siswa

juga

mendapatkan ilmu tambahan di apotek.


2. Bagi Sekolah
Sekolah mempunyai banyak rekan kerja yang dapat membantu siswa
untuk praktek dan sekolah juga menjadi lebih di kenal oleh masyarakat sekitar.
3. Bagi Apotek
Apotek menjadi lebih terbantu dalam bekerja karena ada siswa yang
membantu.
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Tempat Praktek
2.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit
A. Sejarah Rumah Sakit
Menelusuri sejarah tentang berdirinya RSU Bangli tak lepas dari keberadaan
RSJ di Bangli, dimana pada tahun 1932 seorang dokter berkebangsaan Belanda yaitu
K. Lording mengusulkan kepada pemerintah Hindia Belanda di Batavia agar di
Bangli didirikan sebuah tempat khusus untuk merawat penderita gangguan jiwa.
Akhirnya pada tahun 1933 berdirilah rumah perawatan sakit jiwa Bangli yang
dalam perkembangannya mencakup juga merawat pasien bukan saja sakit jiwa
meskipun secara pasti belum dapat dikatakan sebagai Rumah Sakit Umum.
3

Setelah berjalan sekian tahun di-era kemerdekaan maka mulai ada peraturanperaturan yang memisahkan antara RSJ dan RSU untuk berdiri sendiri sesuai dengan
fungsinya masing-masing.Pada tahun 1958 RSU Bangli di kembangkan melayani
pasien umum sedangkan RSJ terpisah melayani pasien dengan gangguan jiwa.Pada
awalnya kapasitas RSU Bangli berjumlah 41 tempat tidur.
Seiring perkembangan pembangunan bidang kesehatan maka pada tahun
1997 berdasarkan SK Mentri Kesehatan RI No.85/MENKES/SK/V/1997 RSU
Bangli ditetapkan menjadi RS kelas C dengan kapasitas 81 tempat tidur.
Pengembangan RSU Bangli terus dilakukan oleh Pemkab Bangli, secara bertahap
RSU Bangli dibangun lebih representatif dengan perluasan pembangunan dan
pelayanan di Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 99x Bangli, dengan kapasitas yang
direncanakan adalah 243 tempat tidur.
Untuk mengembangkan pelayanan Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli
pada tanggal 1 April 2011 memindahkan pelayanan ke Rumah Sakit yang baru yang
beralamat di Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 99x Bangli, sedangkan untuk pelayanan
rawat inap kelas III sementara di laksanankan digedung Rumah Sakit lama.
Pada tanggal 12 November 2011 dengan Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun
2011 RSU Bangli ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah dan
dilaksanakan mulai pada tanggal 1 Januari 2012, dengan kapasitas 138 tempat tidur.
Kapasitas tempat tidur RSU Bangli per-Juli 2013 sebanyak 159 tempat tidur serta
pada bulan November 2013 RSU Bangli menargetkan kapasitas menjadi 203 tempat
tidur yang terfokus semua pelayanan di lokasi yang baru.
Untuk menguatkan dan meningkatkan pada masyarakat Bangli maka pada
tahun 1958 dijadiakan tahun lahirnya RSU Bangli yang hari pelaksanaanya
disesuaikan dengan hari ulang tahun Kabupaten Bangli yaitu tiap tanggal 10 Mei.
B. Visi, Misi dan Motto
1. Visi Rumah Sakit Bangli
Visi Rumah Sakit Bangli, yaitu Menjadikan RSU Bangli sebagai
kebanggaan masyarakat. Artinya : Manajemen Rumah Sakit dengan seluruh
jajaranya bercita-cita untuk mewujudkan Rumah Sakit yang unggul, Rumh Sakit
yang terbaik dalam hal pelayanan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
baik yang mampu maupun yang tidak mampu.

Visi ini diharapkan dapat memberikan inspirasi yang mampu memberi


Motivasi, menjiwai dan mendorong setiap gerak langkah insan pegawai RSU Bangli
menuju cita-cita terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional
yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan menjadikan Rumah Sakit
Umum Bangli sebagai kebanggan masyarakat Bangli
2. Misi Rumah Sakit Bangli
Misi Rumah Sakit Bangli :
a. Memberikan pelayanan
professional

serta

kesehatan

selalu

berusaha

yang

bermutu

meningkatkan

dan
mutu

pelayanan secara berkesinambungan


b. Terpenuhinya kebutuhan SDM baik kualitas maupun kuantitas
dan selalu berkomitmen meningkatkan kualitas SDM dengan
pendidikan dan latihan berkelanjutan
c. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana yang berkualitas
dalam rangka menunjang pelayanan kesehatan
d. Meningkatkan efektifitas daan efisien tanpa mengurangi
standar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
e. Mewujudkan rasa persaudaraan, rasa memiliki

dan

menumbuhkan budaya organisasi yang kuat, berkomitmen


tinggi dan bertanggung jawab.
3. Motto Rumah Sakit Bangli
Motto Rumah Sakit Bangli yaitu, Pelayanan tulus iklas dengan senyum dan
sapa.

2.1.2

Instalasi Farmasi
A. Pengertian Instalasi Farmasi
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu departemen / unit / bagian disuatu
rumah sakit dibawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh beberapa orang
Asisten Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku
dan kompeten secara profesional, bertanggung jawab terhadap tempat atau fasilitas
penyelenggaraan, bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan
kefarmasian yang terdiri atas pelayanan paripurna mencakup perencanaan,
pengadaan, produksi, penyimpanan perbekalan farmasi, pengendalian mutu dan
5

pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit,


palayanan farmaklinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung pada
pasien dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara
keseluruhan.
Ketentuan tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) menurut surat
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983/Menkes/SK/XI/1992
pasal 41:
a. Instalasi merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan medis, pelayanan
penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan pendidikan, pelatihan dan
pemeliharaan sarana rumah sakit.
b. Instalasi dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan nonstruktural.
c. Jenis instalasi disesuaikan dengan kelas dan kemampuan rumah sakit serta
kebutuhan masysarakat.
d. Perubahan jumlah dan jenis instalasi ditetapkan oleh direktur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
B. Tugas dan tanggung jawab
1. Pengelolaan perbekalan farmasi

melalui

perencanaan,

pengadaan,

penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung dan pengendalian.


2. Menyediakan terapi obat yang optimal, pelayanan bermutu dengan dengan
biaya minimal.
3. Pengembangan pelayanan kefarmasian yang luas dan terkoordinasi dengan
baik dan tepat
4. Melangsungkan Pelayanan farmasi optimal.
5. Pelayanan Farmasi profesional berdasarkan prosedur Kefarmasian dan etik
profesi.
6. Melaksanakan KIE.
7. Melakukan pengawasan berdasar aturan yang berlaku.
8. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan di
bidang farmasi.
9. Memfasilitasi dan

mendorong

tersusunnya

standar

pengobatan

dan

formularium Rumah Sakit


C. Pelayanan Yang Di Lakukan Di IFRS
Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bangli terdapat 2 depo apotek yaitu
Apotek Asuransi dan Apotek Umum/Reguler
1. Depo Apotek Asuransi

Pada depo Apotek Asuransi yaitu melayani resep dengan asuransi


JKBM, Jamsostek, JKN/BPJS.
Alur pelayanannya yaitu :
1. Menerima resep dari pasien / keluarga pasien
2. Mencari jaminan sesuai dengan ruangannya
3. Screening resep (Mengecek Kelengkapan resep), seperti :
a. Inscriptio
: Tempat dan tanggal penulisan resep
b. Invicaton
: Tanda buka penulisan resep
c. Prescriptio
: Nama obat, jumlah dan cara pembuatan
d. Signatura
: Aturan pakai
e. Subscriptio : Paraf dari dokter yang menulis resep
4. Penomoran
5. Penyiapan obat
6. Penulisan etiket
7. Pengecekan obat dengan resep
8. Pemberian KIE
2. Depo Apotek Umum/Reguler
Pada Depo Apotek Umum/Reguler yaitu melayani resep umum
Alur pelayanannya yaitu :
1. Menerima resep dari pasien / keluarga pasien
2. Screening resep (Mengecek Kelengkapan resep), seperti :
a. Inscriptio
: Tempat dan tanggal penulisan resep
b. Invicaton
: Tanda buka penulisan resep
c. Prescriptio
: Nama obat, jumlah dan cara pembuatan
d. Signatura
: Aturan pakai
e. Subscriptio : Paraf dari dokter yang menulis resep
3. Penomoran
4. Penyiapan obat
5. Penulisan etiket
6. Pengecekan obat dengan resep
7. Menghitung harga obat
8. Pemberian KIE

A. Pengelolaan Obat di instalasi farmasi


1. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam hal kebutuhan, persediaan
atau stock sisa, prioritas, waktu tunggu, mode perencanaan. Pedoman perencanaan
7

berdasarkan DOEN, formularium rumah sakit, standar terapi rumah sakit, ketentuan
setempat yang berlaku, data catatan medic, anggaran yang tersedia, penetapan
prioritas, siklus penyakit, sisa persediaan, data pemakaian periode yang lalu, dan
rencana pengembangan. Beberapa tujuan perencanaan dalam farmasi adalah untuk
menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuai kebutuhan untuk mencegah
terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan farmasi serta meningkatkan
penggunaan persediaan farmasi secaran efektif dan efisien.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan proses penyediaan obat yang di butuhkan di Rumah
Sakit atau unit kesehatan lainya yang di peroleh dari distributor atau Pedagang Besar
Farmasi. Dasar pemilihan distributor atau PBF yaitu denan memperhatikan
ketersediaan barangnya,

kualitas barangnya, besar potongan harganya (diskon),

kecepatan pengiriman barang, cara pembayaran.


3. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang
telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian. Syarat syarat penerimaan yaitu :
harus sesuai dengan spesifikasi dalam surat pesanan, kondisi kemasan, kondisi
pengiriman.
Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi yaitu pabrik harus
mempunyai sertifikat analisa, barang harus bersumber dari distributor utama, khusus
untuk alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai expired date minimal 2 tahun.

4. Penyimpanan
Tempat penyimpanan harus di letakan di tempat khusus dan tidak tercampur
dengan perbekalan lain farmasi lainnya, sebab beberapa sediaan mengeluarkan bau
yang sangat menyengat dan dapat terjadi kontaminasi dengan sediaan lain. Tujuan
penyimpanan yaitu untuk memeliihara mutu, menghindari kehilangan, menjaga
kelangsungan persediaan, memudahkan pencarian, memudahkan pengawasan.
Beberapa kategori penyimpanan yaitu:
a. Berdasarkan jenis dan bentuk sediaan

Penyimpanan berdasarkan jenis dan bentuk sediaan di tempatkan di area


terpisah, misalnya obat oral (tablet dgn tablet, sirup dengan sirup) obat suntik
(vial dengan vial, cair dengan cair) obat luar ( salep dengan salep)
b. Berdasarkan suhu penyimpanan
Suhu penyimpanan dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Penyimpanan suhu beku ( -20C dan -10C )
2. Penyimpanan suhu dingin ( 2C 8C ).
3. Penyimpanan suhu sejuk (8C 15C ).
4. Penyimpanan suhu kamar (15C 30C ).
c. Berdasarkan sifat bahan
Penyimpanan berdasarkan sifat bahan misalnya dilakukan pada Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). B3 harus disimpan di area terpisah dan diberi
simbol sesuai klasifikasinya, dan bahan mudah terbakar.
d. Susunan alfabetis
Susunan berdasarkan alfabetis dapat memudahkan dalam mencari dan
mengambil sediaan, namun perlu diperhatikan penyimpanan untuk obat yang
nama dan rupanya mirip atau dikenal dengan istilah LASA ( Look Alike Sound
Alike ).

e. Berdasarkan efek farmakologinya


Penyusunan berdasarkan efek farmakologi dapat mencegah akibat fatal
yang disebabkan salah ambil obat. Kelemahan penyusunan berdasarkan efek
farmakologi adalah akan meyulitkan pencarian obat dengan cepat, terutama jika
petugasnya baru dan belum mengenal dengan baik klasifikasi obat berdasarkan
efek farmakologi.
f. Berdasarkan FEFO dan FIFO
Teknik FEFO (First Expired First Out) yang artinya barang yang expired
nya duluan di keluarkan duluan, ini bertujuan agar pasien tidak mendapat obat
expired, ini dilakukan dengan cara disusun sesuai urutan tanggal kadaluarsanya.
Tanggal kadarluarsanya yang lebih dekat ditaruh paling depan.
FIFO ( First In First Out) yang artinya obat yang datang duluan di taruh di
belakang obat yang sudah ada.
9

2.2. Keterampilan Yang Saya Dapatkan Selama Praktek Di IFRS


Kompetensi keahlian kefarmasian di instalasi farmasi rumah sakit umum bangli:
a. Mencatat sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang keluar dan masuk pada kartu
stok.
Kartu stok digunakan untuk mencatat obat yang keluar dan masuk. Tiap satu kartu stock
hanya untuk satu jenis obat. Pencatatan dilakukan secara rutin dari hari ke hari, setiap
terjadi pemasukan atau pengeluaran obat langsung dicatat di dalam kartu stok.
Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhir bulan.
b. Memeriksa dan mencatat persediaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang
mendekati waktu kadarluwarsanya,
Dilakukan untuk mengetahui waktu kadarluwarsa dari masing- masing obat ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya kerugian kepada instalasi akibat obat yang rusak dan
kadarluarsa.
c. Memesan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan berdasarkan permintaan / pesanan
dari apoteker yang dituliskan dalam surat pesanan (SP).
Surat pesanan adalah surat yang dibuat Apoteker kepada PBF untuk memesan suatu obat.
Kegiatan ini dilakukan untuk memesan sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan agar
10

instalasi farmasi tidak kekurangan obat atau perbekalan kesehatan ketika ada pasien yang
menebus obat ke apotik.
d. Menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dan memeriksa kesesuaian pesanan.
Dalam memeriksa kesesuaian pesanan hal yang perlu diperhatikan yaitu harus
memperhatikan faktur asli dengan copy faktur, jumlah obat, tanggal kadarluarsa, No.
Batch, dan bentuk sediaan.
e. Memeriksa keadaan fisik sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
Ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan menyerahkan obat yang kemasannya bocor atau
rusak kepada pasien.
f. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai golongan.
Untuk obat narkotika disimpan pada lemari khusus dan terkunci.Penyimpanan obat
disesuaikan dengan bentuk sediaan dan diletakan sesuai dengan alfabetis.
g. Menyimpan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai sifat fisika dan kimia
berdasarkan informasi dalam kemasan. Seperti lantus di simpan dalam suhu 2oC 8o C
h. Melakukan pengelompokan faktur pembelian.
Dalam pengelompokan faktur dilakukan dengan mengelompokan sesuai dengan nama
distributor atau PBF masing- masing faktur.
i. Menghitung biaya
Dilakukan disaat pasien ingin menebus obat tetapi belum selesai atau belum sempat
mengurus jaminan, maka akan di kenakan biyaya yang akan dijadikan jaminan pada depo
Farmasi A sedangkan pada Depo Farmasi B menghitung biaya pembelian obat dihitung
saat pasien datang membeli obat.
j. Mampu membaca dan menilai kelengkapan resep.
Suatu resep yang lengkap harus memuat :
1. Invicatio
: Tanda buka resep R/
2. Inscriptio
: Tanggal pembuatan resep
3. Subscription
: Paraf dokter
4. Prescription
: Nama, jumlah dan sediaan obat
5. Signature
: Aturan pemakaian obat
6. Nama, Umur dan alamat pasien
k. Mampu meracik dan menyiapkan sediaan obat sesuai resep dokter dibawah pengawasan
apoteker.

11

Contoh resep :
RESEP UMUM
RSUD BANGLI
Nama Dokter : novi
Ruangan: jempiring
Jaminan : JKBM
Tgl. 23 mei 2015
R/ Dexametason tab
Salbutamol 0,5 mg
m.f pulv dtd no x
S3dd1

Nama; candra
Umur: 3th
Alamat: pengotan
Cara mengerjakan resep :
1. Skrining resep
a. Nama dokter : ada
b. Alamat, no izin praktek dokter : tidak ada
c. Tanggal penulisan resep : ada
d. Tanda R/ : ada
e. Nama obat dan signa : lengkap
f. Pro, umur, alamat pasien : ada
g. Paraf dokter : tidak ada.
2. Pengambilan obat
a. Dexametason : 1/5 x 10=2
b. Salbutamol : 0.5 x 10 :2 =2.5
3. Masukkan dalam klip obat
4. Beri etiket putih dengan aturan :
a) Serbuk/ bungkus berisi dexametason dan salbutamol = 3 kali sehari 1 bungkus
5. Serahkan ke pasien dengan memberi KIE.
l. Penulisan etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan farmasi.
12

Ada 2 macam etiket, yaitu:


1. Etiket putih
Merupakan etiket yang digunakan untuk obat oral.Contohnya : tablet, sirup, kapsul.
2. Etiket biru
Merupakan etiket yang digunakan untuk obat luar.Contohnya : salep, tetes mata,
supositori
m. Mampu membuat salinan resep.
Contoh salinan resep :
SALINAN RESEP
RSUD BANGLI
Dari dr.: dr. Ayu Widhiaty
Tanggal : 26 Mei 2015
Untuk : I Dewa Gede Ngurah
R/

Betahistin

No X

S 3 dd I ________ det
R/

Unalium

No V

S I dd I________ ne det

PCC

n. Pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan kesehatan


1. Obat bebas
Obat bebas adalah obat yang bebas atau dapat di peroleh tanpa resep dari dokter,
sehingga dapat di beli langsung melalui Apotek, Toko Obat Berizin, Toko Modern
atau took kelontongan. Cara mengenali Obat Bebas adalah terdapat tanda logo
lingkaran berwana Hijau dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.
Contoh Obat Bebas:
13

a.
b.
c.
d.

Parasetamol
Vitamin
Ferrosulfat
Antasida

Logo

: Penurun demam dan pereda rasa nyeri ringan sedang


: Untuk penderita yng kekurangan vitamin
: Penambah darah
: Untuk maag

2. Obat Bebas Terbatas


Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter, sehingga
dapat di

beli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun

memperolehnya dalam jumlah terbatas. Terdapat sediaan Obat Bebas Terbatas adalah
campuran obat bebas dan obat keras. Cara mengenali obat bebas terbatas adalah
terdapat tanda logo lingkaran berwarna Biru dengan garis tepi berwarna hitam pada
kemasannya. Biasanya pada kemasan golongan obat ini terdapat peringatan berkaitan
dengan pemakaian atau penggunaannya yang di tulis dalam kotak, supaya pasien
atau masyarakat dapat menggunakan obat ini dengan benar. Ada enam macam tanda
peringatan antara lain:
a. P.No.1 Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan Pemakaiannya

Contoh :
Sediaan Obat Pereda Flu / Pilek (Ex : Neozep, Ultraflu, Procold)
Sediaan Obat Batuk (Ex : OBH, Woods, Komix, Actifed)
b. P.No.2 Awas! Obat Keras, Hanya untuk kumur, jangan ditelan

14

Contoh :
Sediaan obat kumur mengandung Povidone Iodine (Ex : Betadine)
Sediaan obat kumur yang mengandung Hexetidine (Ex : Hexadol)
c. P.No.3 Awas! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan

Contoh :
Betadine, Kalpanax, Albothyl
Sediaan salep/krim untuk penyakit kulit yang tidak mengandung antibiotik
Sediaan tetes mata yang tidak mengandung antibiotik (Insto, Braito)
d. P.No.4 Awas! Obat Keras, Hanya untuk dibakar

Contoh :
Sediaan untuk obat asma (berbentuk rokok) sudah tidak ada
e. P.No.5 Awas! Obat Keras, Tidak boleh ditelan

15

Contoh :
Sediaan obat Sulfanilamid puyer 5 g steril antibiotik untuk infeksi topikal/kulit
termasuk untuk infeksi vagina
Sediaan ovula
f. P.No.6 Awas! Obat Keras, Obat wasir, jangan ditelan

Contoh :Sediaan suppositoria untuk wasir/ambeien

Logo :
3. Obat Keras
Golongan obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan dokter
hewan ditandai dengan tanda lingkaran merah dan terdapat huruf K di dalamnya.
Yang termasuk golongan ini adalah :
1. Obat Generik adalah obat dengan nama resmi yang di tetapkan dalam farmakope
Indonesia untuk zat berkhasiat yang di kandungnya.
Contohnya: Amoxicilin, ciprofloxacin, piroksikam, captopril, amlodipine,
glibenklamid, metformin
2. Obat Wajib Apotek (OWA)
Obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada
pasien.
Contohnya: Lyndiol tablet, dulkolax tab salut, hexadol solution, salbutamol
3. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika
yang berkasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
Contohnya
:Amfetamin, Flunitrazepam, Pentobarbital, Diazepam, Alprazolam,
16

Logo :
4. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal tanaman atau bukan tanaman, baik
sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan yang di bedakan ke dalam golongan
golongan. (UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika).
Logo obat narkotika adalah seperti tanda plus warna merah dalam lingkaran
warna putih dengan garis tepi warna merah.
Contohnya
: Daun koka, Heroin, opium, morfin, phetidin
Logo :

o. Prosedur penyerahan obat dan berkomunikasi dengan pasien (memberi KIE).


Di apotek maupun instalasi farmasi, karyawan selalu memberikan informasi dan
komunikasi dengan baik kepada pasien, agar pasien dapat paham terhadap pemakaian,
dosis obat yang mereka konsumsi.Pelayanan informasi dan komunikasi disesuaikan
dengan bahasa yang pasien pahami.

2.3.

Keterampilan/Pengalaman Tambahan Yang di Peroleh Selama PKL


Keterampilan tambahan yang saya dapat di IFRS adalah
1) Distribusi ruangan langsung ke pasien.

17

BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis sampaikan diantaranya, yaitu:
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu departemen / unit / bagian disuatu rumah
sakit dibawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu oleh beberapa orang Asisten
Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang-undangan.
Pelayanan yang dilakukan di IFRS Rumah Sakit Bangli yaitu meliputi 2 depo antara
lain depo dengan mengunakan asuransi seperti JKBM, JKN,serta Jamsostek dan depo
dengan apotek umum yang hanya melayani resep umum.
3.2.
Masalah dan Pemecahannya
A. Masalah
Maslah yang saya hadapi selama praktek di IFRS Rumah Sakit Umum Bangli yaitu :
1. mengalami masalah saat membaca resep karena tulisannya sulit di baca
2. Belum tercapaianya semua kompetensi yang diberikan dari sekolah
3. Penyiapan obat ke pasien yang memerlukan waktu cukup lama disebabkan karena
pencarian surat jaminan dari pasien tersebut.
B. Pemecahan
1. Pemecahan dari masalah pertama yaitu dengan menanyakan ke petugas yang ada saat
itu supaya dalam pengambilan obat tidak salah

18

2. Pemecahan masalah ke dua yaitu dengan menanyakan ke pembimbing mengenai


kopetensi yang belum sya capai
3. Pemecahan masalah ke tiga yaitu dengan menanyakan dengan petugas apakah pernah
berada di ruangan lain atau belum mengurus kelengkapannya atau belum mengurus
jaminan.

3.3 Saran
Adapun saran yang saya berikan dari kegiatan program Praktek Intensif Kefarmasian
yang saya laksanakan di IFRS Bangli adalah sebagai berikut:
a. Saran Untuk Siswa:
Agar siswa lebih meningkatkan kedisiplinan dan komunikasi terhadap
seluruh staf di IFRS Bangli atau di mana pun.
b. Saran Untuk Sekolah:
Persiapan siswa dalam melaksanakan praktek kerja lapangan agar lebih
diperdalam lagi agar siswa sebelum melaksanakan praktek akan lebih
nyaman dan mempunyai pandangan yang sesuai dengan tempat yang
akan mereka tempati sebelumnya.
c. Saran Untuk IFRS Bangli:
Lebih meningkatkan stok obat agar tidak kehabisan saat pasien mencari
obat yang diinginkan dan agar lebih ditingkatkan salam, senyum dan
sapanya.

19

DAFTAR PUSTAKA
https://moko31.wordpress.com/2009/06/09/penggolongan-obat/
UU RI No 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
UU RI No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika

20

LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi IFRS Bangli
DIREKTUR RUMAH SAKIT
dr. I Wayan Sudiana, M.Kes

KABID PELAYANAN
dr. Wayan Pariasta

KASIE PENUNJANG PEL. MEDIS

dr. Ni Wayan Ari Susanti

K. INSTALASI FARMASI
Luh Ade Puji Lestari, S.Farm, Apt
KORD. FARMASI KLINIS

KORD. MENEJEMEN MUTU


KORD. PERBEKALAN FARMASI

Km Trisna Dewi, S.Farm, Apt

Ni Kt Loka Ariani, S.Farm.Apt.


I Komang Agus Suliawan, S.Farm, Apt.

Desi Kurnia L.H., Amd.Farm.

Kadek Sulistyowati, Amd.Farm.

APOTEK UMUM

GUDANG PERBEKALAN

APOTEK ASURANSI

I. A. Made Yudiarmini

A.A.A Putri Candralaksmi

Dewa Ayu Eka Ramini

I Putu Rantawan

Ni Nyoman Maitri A., S.Farm

Ni Wayan Satriani

Yulita Kadenge

Ni Ketut Muliarningsih

Pande Wayan Suparman

Ni Wayan Sustriari

Ketut Lastini, Amd. Farm

2. Jaminan JKBM
Ni Putu Sudiasih, Amd., Farm

Nyoman Mudiani, SE

Ni Wayan Ari Wahyuni

I Dw. Gd. Raka Widiana MESI

Ni Made Srinadi

Ni Kadek Nuasih

I Gusti Ayu Wiartini

I Gusti Made Partawan

21

3. Jaminan JKN

4. Surat Pesanan Prekursor Farmasi

22

5. Surat Pesanan Psikotropika

6. Surat Pesanan Narkotika

23

7. Surat Pesanan Barang

8. Faktur

24

9. Surat Pesanan

10. Nota

25

11. Salinan Resep

12. Kartu Stock

26

13. Penyimpanan Obat di Gudang

14. Lemari OKT

27

15. Penyimpanan Obat di Apotek RSU Bangli

16. Rak Injeksi

28

29

Anda mungkin juga menyukai