Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

APOTEK KIMIA FARMA BT.16 (BATU EMAS)


TANJUNG PINANG
TANGGAL 20 JANUARI 2020 s/d 07 MARET 2020

Disusun oleh:

DESI WAHYUNI
NIS.157

SMK BINTAN INSANI TANJUNGPINANG

Jl. WR.Supratman Km.8 Jalan Baru

Telp : 0771-440552

Email : smkbintan_insani@yahoo.com

Tahun Pelajaran 2019/2020


HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI APOTEK KIMIA FARMA BATU 16
TANGGAL 20 JANUARI – 7 MARET 2020

Tanjungpinang, 07 maret 2020

Mengetahui
Kepala Sekolah SMK Bintan Insani Tanjungpinang

Yudhi Krisdhiyana, S.H

Pembimbing Sekolah Pembimbing Tempat Prakerin

Lili sartika M.Farm , Apt Tiara Sri Sudarsih S Farm.Apt


KATA PENGANTAR
. Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena berkat karunianya
penulis dapat menyelesaikan laporan hasil Praktek Kerja Industri ini. Laporan hasil Praktek Kerja
Industri di tujukan untuk memenuhi salah satu nilai sebagai syarat kenaikan kelas pada semester
III ke semester IV untuk Jurusan Farmasi SMK Bintan Insani Tanjungpinang. Laporan hasil
Praktek Kerja Industri ini telah di tulis berdasakan hasil kegiatan dan pengamatan terhadap
pelayanan kesehatan di Puskesmas kampung bugis

Praktek lapangan ini di selenggarakan dalam rangka memberikan bekal pengetahuan,


keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan apotek kepada siswa serta meningkatkan
kemampuan dalam mengabdikan profesinya kepada masyarakat.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. Ibu Dra. Den Yealta, M.A selaku pemilik Yayasan Bintan Insani Tanjungpinang
2. Bapak Yudhi Krisdhiyana,S.H selaku Kepala Sekolah SMK Bintan Insani
3. Bapak Andri Sulistyono,S.Farm.,Apt selaku Ketua Jurusan SMK Bintan Insani.
4. Ibu Lili Sartika. Selaku pembimbing penulis.
5. Semua guru pembimbing akademik Praktek Kerja Industri SMK Bintan Insani
6. Ibu Tiara Sri Sudarsih S Farm.Apt selaku pimpinan diapotik kimia farma batu 16 yang
telah mengizinkan dan menyediakan tempat bagi saya sehingga saya dapat melaksanakan
Prakerin ini
7. Seluruh karyawan dan staf apotik kimia farma batu 16 Tanjungpinang yang telah
memberikan bimbingan dan bantuan sehingga terselesainya laporan ini. Yang tak pernah
bosan menjawab semua pertanyaan dari penulis sehingga berkat itu semua, penulis
menjadi paham dan mengerti bagaimana strategi pengadaan, pengelolaan obat, dan
pelayanan perbekalan farmasi di puskesmas. Yang selalu sabar mengajarkan dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan penulis sehingga penulis dapat berinstropeksi diri dan
memperbaiki kesalahan itu kedepannya.
8. Guru dan staf SMK Bintan Insani yang telah membimbing, mengajarkan, dan memberi
dukungan ataupun motivasi agar praktek kerja industri dapat berjalan dengan lancar.
9. Teman-teman seangkatan dan Kakak kelas yang telah mau berbagi cerita pengalamannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan
ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca.

Tanjungpinang, 02 Mei 2020

Penulis

Desi Wahyuni
DAFTAR ISI

Halaman judul i
Halaman pengesahan ii
Kata pengantar iii
Daftar isi iv
BAB I pendahuluan v
latar belakang 1
Tujuan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
Manfaat praktek Kerja Industri (Prakerin)
BAB II Tinjauan Pustaka
pengertian apotek
standar pelayanan kefarmasian di apotek
sumber daya manusia
Wewenang dan tanggung jawab apoteker dan asisten apoteker
Pengertian obat
Pengertian resep dan copyresep
BAB III Tinjauan umum dan tempat prakerin
sejarah apotek kimia farma
visi dan misi apotek kimia farma
struktur sumber daya manusia apotek kimia farma
BAB IV Kegiatan / pelaksanaan prakerin
4.1 waktu dan tempat pelaksanaan PKL
4.2 Kegiatan PKL
BAB V Pembahasan
pembahasan
BAB VI Kesimpulan dan saran
6.1 kesimpulan
6.2 saran
Daftar pustaka
1. Lampiran 1 : denah lokasi institusi pasangan
2. Lampiran 2 : denah bangunan (lay out) institusi pasangan
3. Lampiran 3 : contoh etiket yang di gunakan di institusi pasangan
4. Lampiran 4 : contoh surat pesanan obat
5. Lampiran 5: contoh surat pesanan psikotropika
6. Lampiran 6 : contoh surat pesanan narkotika
7. Lampiran 7 : contoh apograph
8. Lammpiran 8 : contoh surat pengantar laporan narkotika dan psikotropika
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan dibidang kesehatan merupakan perwujudan dari pembangunan


nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Dalam masyarakat
pembangunan tersebut diperlukan tindakan yang efektif dan efisien, antara lain dengan
menyiapkan sarana pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan
merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan saat ini. Tidak hanya dokter, tenaga kesehatan
lain seperti Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) juga sangat diperlukan. Hal ini berguna untuk
memberi informasi tentang kesehatan, khususnya mengenai sediaan farmasi yang sering
digunakan, baik itu obat, obat tradisonal, alat kesehatan, maupun kosmetik. Tenaga farmasi dapat
berperan dalam membantu masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri, mencegah
penyalahgunaan obat, menjamin penggunaan obat yang rasional, mencegah berbagai persoalan
terkait obat serta meningkatkan pengetahuan masyakat akan obat dan kesehatan melalui
komunikasi, informasi, dan edukasi. Dalam memberikan pelayanan obat, tenaga farmasi
mempunyai tugas dan kewajiban memberi informasi kepada pasien mengenai cara penggunaan,
aturan pemakaian, efek samping yang kemungkinan timbul, serta penyimpanan obat.

Menurut undang undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial, dan ekonomis. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan
yang optimal berada ditangan seluruh masyarakat indonesia, dan bersama sama. Status kesehatan
merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam rentang sehat-sakit yang bersifat
dipengaruhi oleh perkembangan, pengalaman masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya,
keturunan, lingkungan, dan pelayanan.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama
sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat.
Menurut peraturan perundang-undangan RI No 51 tahun 2009 tentang pekerjaan
kefarmasian, pekerjaan kefarmasiaan adalah pembuatan termasuk mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, dan obat tradisional

Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani
pekerjaan kefarmasiaan, prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang
memadukan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui profesional tertentu. Dimana
siswa yang bersangkutan ditempatkan disuatu industri dalam jangka waktu tertentu, sehingga
siswa lebih jelas dan mengetahui fungsi dan kedudukannya dalam dunia kerja sebagai tenaga siap
pakai yang terjun langsung ke masyarakat tanpa menghadapi hambatan. Prakerin mengandung
makna bahwa kegiatan ini menjadi tanggung jawab bersama antar pihak sekolah dan masyarakat
atau dunia kerja. Pada semua sarana pendidikan/perlatihan, siswa yang bersangkutan dievaluasi
oleh dunia kerja selama menjalani masa prakerin.

Untuk mencapai hal tersebut siswa tidak hanya memerlukan pendidikan yang bersifat
teoritis tetapi juga praktis dengan melihat kondisi nyata yang ada di apotek oleh karena itu kegiatan
prakerin di apotek kimia farma batu 16 merupakan sarana utama untuk menyiapkan tenaga teknik
kefarmasian agar dapat memahami ruang lingkup apotek serta gambaran secara langsung tugas
dan peran tenaga teknik kefarmasian didalam apotek.
B. Tujuan Praktek Industri (Prakerin)

1. Tujuan Umum

• Memberikan gambaran mengenai organisasi, struktur, cara, situasi dan kondisi


kerja di apotek.
• Mempersiapkan pada calon farmasis untuk menjalani tugasnya secara profesional,
handal,dan mandiri.
• Untuk mengetahui dan memahami ruang lingkup kerja dan tanggung jawab seorang
Tenaga Teknis Kefarmasiaan di apotek.
• Untuk meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang
pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat serta perbekalan farmasi
lainnya.

2. Tujuan Khusus

• Siswa dapat memahami gambaran mengenai organisasi, struktur, cara, situasi,


kondisi kerja di Apotek Kimia Farma.
• Siswa dapat memahami tugasnya secara profesional, handal, dan mandiri.
• Siswa dapat memahami dan mengetahui tata cara kerja dan tanggung jawab seorang
Tenaga Teknis Kefarmasian di apotek.
• Siswa dapat meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan
tentang pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan dsn penyerahan obat atau bahan obat serta perbekalan farmasi
lainnya.
• Siswa dapat memahami tentang tata cara pelaporan, pencatatan, pengarsipan,
perencanaan, dan pengadaan sertabpendistribusian di Apotek Kimia Farma.
C. Manfaat Praktek Kerja Industri (Prakerin)

• Mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang di dapat di


sekolah dan penerapannya kemudian disinkronkan dengan kondisi yang sebenarnya
dilapangan.
• Dapat mengumpulkan informasi dan data untuk kepentingan sekolah dan siswa
yang bersangkutan.
• Mampu memahami pemecahan masalah sesuai dengan program studi yang
dipilihnya secara lebih luas dan mendalam yang dituangkan dalam karya tulis yang
disusunnya.
• Mendapatkan pengetahuan secara lebih terbuka tentang apa saja tata cara sistemik
ditempat prakerin.
• Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan kemandirian profesi dalam
pelayanan kesehatan dari ilmu yang diperoleh.
• Memberikan gambaran nyata tentang kondisi apotek yang sesungguhnya sebagai
sarana pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi serta kemampuan pribadi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Apotek

Menurut Keputusan Menkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 Apotek


merupakan suatu tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran obat kepada masyarakat.

Definisi apotek menurut PP 51 Tahun 2009. Apotek merupakan suatu tempatatau


terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker sesuai standar
dan etika kefarmasian..

Tugas dan Fungsi Apotek

Apotek memiliki tugas dan fungsi sebagai

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah


jabatan

2. Sarana farmasi untuk melaksanakan peracikan, pengubahan


bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.

3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi dalam menyebarkan obat – obatan yang


diperlukan masyarakat secara luas dan merata.

1. Persyaratan Apotek
➢ Sumber Daya Manusia
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Menurut peraturan perundang-undangan nomor 51 tahun 2009 tentang
pekerjaan kefarmasiaan, Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah
lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berhak melalukan
pekerjaan kefarmasiaan di indonesia sebagai apoteker. Apoteker
Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin
Praktek Apoteker (SIPA). SIPA bagi apoteker penanggung jawab
difasilitas pelayanan kefarmasian hanya diberikan untuk satu tempat
fasilitas kefarmasian.
Surat Tanda Regestrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh menteri kepada apoteker yang
telah diregestrasi.
Surat Izin Kerja Apoteker yang selanjutnya di sebut SIKA adalah surat
izin praktik yang diberikan kepada apoteker untuk dapat melaksanakan
pekerjaan kefarmasian pada fasilitas produksi atau fasilitas distribusi
atau penyaluran.

Apoteker pengelola apotik harus memenuhi persyaratan yang sudah


ditentukan:
1. Izin apoteker sudah terdaftar di departemen kesehatan
2. Telah mengucapkan janji/sumpah jabatan sebagai apoteker.
3. Memiliki surat izin kerja dari menteri kesehatan (SIK).
4. Sehat fisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai apoteker.
5. Tidak bekerja diperusahaan farmasi atau apotek lain.

Fungsi Apoteker Pengelola Apotek:


1. Membuat perencanaan, dan program kerja.
2. Membuat dan menetapkan peraturan atau SOP pada setiap fungsi
kegiatan apotek.
3. Membuat system pengawasan dan pengendalian SOP serta program
kerja pada setiap kegiatan di apotek.
4. Merencanakan, melaksanakan, hasil kinerja oprasional, dan kinerja
keuangan apotek.
5. Melakukan pengadaan, penyimpanan, penyerahan, pada sediaan
perbekalan kesehatan tertentu.
6. Apoteker berkewajiban menyediakan, menyimpan, dan
menyerahkan sediaan farmasi yang bermutu baik dan terjamin.
7. Pengelolaan apotek menjadi tanggung jawab dan tugas apoteker
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

b. Apoteker pengganti
Apoteker pengganti adalah apoteker yang penggantikan apoteker
pengelola apotik selama apoteker pengelola apotik tersebut tidak berada
ditempat lebih dari 3 bulan secara terus-menerus, telah memiliki surat
izin kerja dan tidak bertindak sebagai apoteker pengelola apotik
menunjuk apoteker pengganti jika:
• Apabila apoteker pengelola apotek berhalangan melakukan
tugasnya, apoteker pengelola apotik harus menunjuk apoteker
pengganti.
• Apabila apoteker pengelola apotik dan apoteker pendamping
karena hal-hal tertentu berhalangan melalukan tugasnya,
apoteker pengelola apotik apoteker menunjuk apoteker
pengganti lain.
c. Apoteker Pendamping
Menurut peraturan Menkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002
yang dimaksud dengan apoteker pendamping adalah apoteker pengelola
apotek yang bekerja diapotek mendampingi apoteker pengelola apotek
dan/atau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka
apotek.
Dari segi legalitas apoteker pendamping juga harus memiliki
SIPA sebagai apoteker pendamping dalam melaksanakan pekerjaan
kefarmasiannya dan apoteker pendamping mempunyai tugas dan
tanggung jawab yang sama dengan apoteker pengelola apotek selama
apoteker pengelola apotek meninggalkan sarana kefarmasian.
d. Asisten Apoteker
Menurut peraturan perundang-undangan nomor 51 tahun 2009 tentang
kefarmasian, asisten apoteker adalah tenaga yang membantu apoteker
dalam menjalani pekerjaan disebut juga sebagai tenaga teknis
kefarmasian. Jenjang pendidikan profesi asisten apoteker setara dengan
SLTA. Sehingga wajib memiliki surat tanda regestrasi tenaga teknis
kefarmasian, yang selanjutnya disingkat STRTTK adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh menteri kepada tenaga teknis kefarmasian yang
telah diregestrasi, juga memiliki surat izin kerja kesehatan atau
SIKTTK.
➢ Sarana dan prasarana
a. Lokasi,bangunan serta kelengkapannya.
Meliputi :
- Ruang tunggu pasien
- Ruang peracikan dan penyerahan obat
- Ruang administrasi
- Ruang penyimpanan obat
- Ruang tempat pencucian alat
- Kamar kecil (toilet)
b. Kelengkapan alat
Meliputi :
- Alat pembuatan, dan peracikan obat, seperti :
timbangan,mortar,dsb.
- Wadah untuk bahan pengemas dan bahan pembungkus,seperti :
etiket,wadah pengemas,dan pembungkus untuk peyerahan obat.
- Perlengkapan dan tempat penyimpanan obat,lemari
pendingin,lemari penyimpanan narkotika dan psikotropika.
- Alat administrasi seperti blanko pemesanan obat,kartu
stock,faktur,nota penjualan,salinan resep,alat tulis,dsb.
- Pustaka,meliputi buku-buku penunjang lain yang berhubungan
dengan apotek.
1. Perizinan Pencabutan Izin Apotek
➢ Perizinan

Menurut keputusan menteri kesehatan RI Nomor. 1332/menkes/SK/X2002


tentang perubahan atas peraturan menteri kesehatan
No.922/menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin
apotek, izin apotek diberikan oleh menteri kesehatan yang melimpahkan
wewenang pemberian izin apotek kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota, dan akan melaporkan pelaksanaan pemberian izin,pembekuan
izin,,pencairan izin,dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada menteri
dan tembusan disampaikan kepada dinas kesehatan provinsi, selanjutnya
kepala dinas kesehatan wajib melaporkan kepada badan pengawas obat dan
makanan (BPOM). Izin apotek berlaku seterusnya selama apoteker pengelola
apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan sebagai seorang
apoteker.

Untuk mendapat izin apotek, apoteker yang bekerja sama dengan pemilik
sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat,
perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi lain yang
merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan


nomor.1332/menkes/SK/X/2002 tentang ketentuan dan tata cara pemberian
izin apotek adalah :

• Permohonan izin apotek diajukan kepada dinas kesehatan kabupaten


atau kota.
• Kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota selambat lambatnya enam
hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan
teknis kepada kepala balai pengawas obat dan makanan (Balai POM).
Untuk melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek untuk
melakukan kegiatan.
• Tim dinas kesehatan kabupaten atau kota atau kepala balai POM
selambat lambatnya enam hari kerja setelah permintaan bantuan teknis
dari kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota melaporkan hasil
pemeriksaan setempat.
• Dalam hal pemeriksaan tidak dilaksanakan, apoteker pemohon dan
dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada
kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota setempat dengan tembusan
kepala dinas provinsi.
• Dalam jangka waktu dua belas hari kerja setelah diterima laporan
pemeriksaan kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota setempat
mengeluarkan SIA.
• Dalam surat penundaan, apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi
persyaratan yang belum dipenuhi selambat lambatnya dalam jangka
waktu satu bulan sejak tanggal surat penundaan.
• Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi
persyaratan apoteker pengelola apotek dan atau persyaratan
apotek,atau lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan,maka
kepala dinas kesehatan kabupaten atau kota setempat dalam jangka
waktu selambat lambatnya duabelas kerja wajib mengeluarkan surat
penolakan disertai dengan alasan alasannya.

➢ Pencabutan izin apotek


Setiap apotek harus berjalan sesuai dengan peraturan perundang
undanganan yang berlaku. Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan RI
No./1332/Menkes/SK/X/2002, kepala dinas kesehatan dapat mencabut
surat izin apotek apabila :
• Apoteker yang sudah tidak memenuhi ketentuan atau persyaratan
sebagai apoteker pengelola apotek.
• Apoteker tidak memenuhi kewajiban dalam menyediakan
,menyimpan,dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu
baik dan terjamin kesalahanya serta tidak memenuhi kewajiban
dalam memusnahkan perbekalan farmasi yang tidak dapat
digunakan lagi atau dilarang digunakan.
• Apoteker pengelola apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih
dari duatahun secara terus menerus.
• Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang
undangan mengenai narkotika,obat keras,psikotropika,serta
ketentuan peraturan perundang undangan lainnya.
• Surat izin kerja apoteker pengelola apotek dicabut.
• Pemilik sarana apotek terbukti terlipat dalam pelanggaran
perundang undangan dibidang obat.
• Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai apotek.
Pelaksanaan pencabutan izin apotek dapat dilaksanakan setelah
dikeluarkannya :
• Peringatan tertulis kepada apoteker pengolola apotek sebanyak tiga
kali berturut turut dengan tenggang waktu masing masing
duabulan.
• Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama lamanya enam
bulan sejak dikeluarkanya penetapan pembekuan kegiatan
diapotik.
Pembekuan izin apotek dapat dijairkan kembali apabila apotek
telah membukti memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan. Hal ini dilakukan setelah kepala
balai POM setempat melakukan pemeriksaan.
Keputusan pencabutan surat izin apotek dilakukan oleh kepala
dinas kesehatan kabupaten atau kota disampaikan langsung kepada
apoteker pengelola apotek dengan tembusan kepada menteri dan
kepala dinas kesehatan provinsi setempat serta kepala balai
pemeriksaan obat dan makanan setempat. Apabila surat izin apotek
dicabut, apoteker pengelola apotek atau apoteker pengganti wajib
mengamankan perbekalan farmasinya. Pengamanan tersebut
dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
• Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika,
obat keras tertentu dan obat lainnya dan seluruh resep yang tersisa
diapotek.
• Narkotika,psikotropika dan resep harus dimasukkan dalam tempat
yang tertutup dan terkunci.

B. Wewenang dan Tanggung Jawab Apoteker dan Asisten Apoteker

1. Apoteker

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah
mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku dan
berhak melakukan pekerjaan kefarmasian diindonesia sebagai apoteker.

Wewenang dan tanggung jawab :

a) Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan diapotek.


b) Menentukan sistem atau peraturan yang akan digunakan dan mengawasi
pelaksanaan SOP dan program kerja serta bertanggung jawab terhadap
kinerja yang diperoleh.
c) Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan
keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.
d) Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam
resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat
yang lebih tepat.
e) Apoteker wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan penggunaan
obat yang diserahkan kepada konsumen dan penggunaan obat secara tepat,
aman, atas permintaan masyarakat.
f) Apabila apoteker pengelola apotek berhalangan melakukan tugasnya lebih
dari 2 tahun secara terus menerus, surat izin apotek atas nama apoteker
bersangkutan dicabut. Jadi apoteker pendamping apabila APA
berhalangan hadir.

2. Asisten Apoteker

Asisten apoteker merupakan profesi pelayanan kesehatan dibidang farmasi bertugas


sebagai pembantu tugas apoteker dalam pekerjaan kefarmasian.

Wewenang dan tanggung jawab :


a) Melaksanakan pelayanan kefarmasian, mulai dari menerima resep, memberi
harga, membuat etiket, meracik, memeriksa, falidasi ( kelengkapan) dan
menyerahkan obat kepada pasien.
b) Melakukan penerimaan barang, pencatatan, pemasukan dan pengeluaran barang
dalam kartu stok, serta penyimpanan barang kedalam lemari yang sesuai.
c) Membuat permintaan barang apotek/defecta
d) Membuat laporan ikhtisar penjualan harian
e) Melaksanakan pemesanan barang dan pengelolahan apotek

C.Penyimpanan Obat

1. Penggolongan Obat = Yaitu Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Tradisional,
Kosmetik, ALKES dan PKRT.
2. Bentuk Sediaan
o Liquida : Potio, Tetes Mata, Inhaler.
o Semisolid : Salep, Krim, Gel, Ointment.
o Solid : Tablet, Kaplet, Kapsul.
3. Alphabetis
4. Kelas Terapi = Tujuan penyimpanan ini adalah untuk menghindari kesalahan
pengambilan obat karena nama dan kemasan yang hampir sama.
5. Berdasarkan Suhu.
6. Metode FIFO, FEFO, dan LIFO
o First In First Out (FIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang datang lebih
dulu dan dikeluarkan lebih dulu.
o First Expired First Out (FEFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang
memiliki tanggal kadaluarsa lebih cepat maka dikeluarkan lebih dulu.
o Last In First Out (LIFO) adalah penyimpanan obat berdasarkan obat yang terakhir
masuk dikeluarkan terlebih dahulu.
7. Untuk obat Narkotik dan Psikotropik harus disimpan di lemari khusus dua pintu
dengan ukuran 40×80×100 cm dilengkapi kunci ganda.

✓ Aturan penyimpanan obat


Untuk memperlambat penguraian pada obat, maka semua obat sebaiknya disimpan di
tempat yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya, serta jauhkan dari
jangkauan anak-anak agar jangan dikira sebagai permen berhubung bentuk dan warnanya
kerapkali sangat menarik. Obat-obat tertentu harus disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu
dicantumkan pada bungkusnya, misal : insulin, suppositoria, dll.
✓ Lama penyimpanan obat
Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat yang
mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di
lingkungan lembab. Maka itu terutama obat tetes mata, telinga dan hidung, larutan, sirup dan salep
yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya
ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur. Akan tetapi
bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara
keseluruhan. Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah
digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur
dan mengeringkannya. Di negara-negara maju pada setiap kemasan obat harus tercantum
bagaimana cara menyimpan obat dan tanggal kadaluwarsanya, diharapkan bahwa di kemudian hari
persyaratan ini juga akan dijalankan di Indonesia secara menyeluruh. Akan tetapi, bila kemasan
aslinya sudah dibuka, maka tanggal kadaluwarsa tersebut tidak berlaku lagi.
✓ Jangka waktu penyimpanan obat
Dalam daftar di bawah ini diberikan ringkasan dari jangka waktu penyimpanan dari
sejumlah obat, bila kemasannya sudah dibuka. Angka ini hanya merupakan pedoman saja, dan
hanya berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk-petunjuk yang tertera dalam aturan pakai

A. Deskripsi Resep, Copy Resep, dan Penggolongan Obat


A. Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam
bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai
peraturan yang berlaku.
Resep disebut juga formulae medicae, terdiri dari formulae officinalis (resep yang tercantum
dalam buku farmakope atau buku lainnya dan merupakan formula standar), formulae
magistralis (resep yang ditulis oleh dokter). Suatu resep yang lengkap harus memuat :
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi atau dokter hewan.
b. Tanggal penulisan resep, nama setiap obat atau komposisi obat.
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.
d. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
e. Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat / pemilik hewan.
f. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat yang jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
g. Khusus untuk Narkotika harus ada nama dan alamat jelas pasien serta umur pasien.
B. Salinan Resep (Copy Resep)
Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek, selain memuat semua keterangan yang
terdapat dalam resep asli, copy resep juga harus memuat :
a) Nama dan alamat apotek.
b) Nama dan nomor izin Apoteker Pengelola Apotek.
c) Tanda tangan atau paraf Apoteker Pengelola Apotek.
d) Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan, pada resep dengan tanda
ITER ...x diberi tanda detur orig atau detur...x.
C. Obat
Obat adalah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk hidup
untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan
penyakit.
Menurut UU yang dimaksud dengan Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk
bilogi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan dianogsis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia
Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/4/SK/UI/83 obat digolongkan dalam :

Obat bebas: Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas
dan tidak membahayakan si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan;
diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan):
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter dalam bungkus aslinya dari produsen atau pabrik obat itu, kemudian
diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi hitam serta
diberi tanda peringatan (P No.1 sampai P No.6)

Obat keras (daftar G = geverlijk = berbahaya): Obat keras


adalah semua obat yang memiliki takaran dosis minimum (DM),
diberi tanda khusus lingkaran bulat merah garis tepi hitam dan huruf
K menyentuh garis tepinya, semua obat baru kecuali ada ketetapan
pemerintah bahwa obat itu tidak membahayakan, dan semua sediaan
parenteral/injeksi/infus intravena.

Psikotropika: adalah obat yang memengaruhi proses


mental, meransang atau menenangkan, mengubah
pikiran/perasaan/kelakuan seseorang; contohnya golongan
barbital/luminal, diazepam, dan ekstasi.

Psikotropika yang diatur dalam undang undang ini yaitu RI


no 51 tahun 1997 merupakan psikotropika yang mempunyai potensi
sindrom ketergantungan.obat obat psikotropika dibagi menjadi
beberapa golongan berdasarkan potensi sindrom ketergantungan.

a.psikotropika golongan I

psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya


dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi,serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan.contoh:
MDMA,lisergida,katinona.

Narkotik: adalah obat yang diperlukan dalam bidang


pengobatan dan IPTEK serta dapat menimbulkan ketergantungan
dan ketagihan/adiksi yang sanga merugikan individu apabila
digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter; contohnya
kodein, metadon, petidin, morfin, dan opium.

• Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, terbagi 3 macam yaitu :

Jamu: adalah bahan obat alam yang sediannya masih berupa


simplisia sederhana, seperti irisan rimpang, daun atau akar kering
serta digunakan secara tradisional dan turun temurun

Obat Herbal Terstandar (OHT): adalah obat tradisional


yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat
berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral
Fitofarmaka: adalah obat tradisional dari bahan alam yang
dapat disetarakan dengan obat modern karena proses pembuatannya
yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan
uji klinik pada manusia dengan kriteria memenuhi syarat ilmiah,
protokol uji yang telah disetujui, pelaksanan yang kompeten dan
memenuhi syarat

Obat generik: adalah obat dengan nama resmi yang


ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya.

Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Penanggung
Jawab kepada pasien.
BAB III
TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKERIN

A. Sejarah Nasional Apotek Kimia Farma.


Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV
Chemicalien Handle Rathkamp and Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas perusahaan
Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan
peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhineka
Kimia Farma.
Tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi perseroan terbatas ,
sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero). PT Kimia Farma (Persero)
kembali mengubah statusnya pada tanggal 4 juli 2001 menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma
(Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut perseroan. Bersama dengan perusahaan
tersebut Perseroan telah dicatat sebagai Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
B. Sejarah Singkat Apotek Kimia Farma batu.16 (Batu Emas)
Apotek Kimia Farma Batu Emas dikelola oleh Ibu Dwi Puji Astuti S.,Farm.Apt selaku
Apoteker Pengelola Apotek.lalu sekarang dipimpin dengan pimpinan baru yaitu ibu Tiara Sri
Sudarsih S Farm Apt. Apotek ini di resmikan pada tanggal 06 Desember 2016 yang berlokasi di
Jl.Raya Tg.Uban Km.16 Lokasi apotek tergolong strategis Karena dekat dengan swalayan dan juga
merupakan daerah yang terletak di tepi jalan sehingga mudah di jangkau oleh masyarakat.
Apotek Kimia Farma Batu Mas memiliki beberapa ruangan didalamnya yaitu pada lantai
1 terdapat ruang tunggu pasien, ruang pelayanan pasien, ruang peracikan, ruang swalayan farmasi
dan perbekalan farmasi Dan pada lantai 2 terdapat ruang dokter dan toilet.

C. Visi Misi Apotek


1. Visi
Visi menjadi perusahaan jaringan layanan ksesehatan yang terkemuka dan mampu
memberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia.
2. Misi
a. Menyediakan produk dan jasa layanan kesehatan yang unggul untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu kehidupan.
b. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi
pemegang saham , karyawan , dan pihak lain yang berkepentingan .
c. Meningkatkan nilai kompetensi dan kompetensi sumber daya manusia serta dapat
berperan aktif dalam perkembangan industri kesehatan nasional
d. Pengembangan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi apotek, klinik, laboratorim
klinik, optik, alat kesehatan dan layanan kesehatan lainnya.
D. PT. Kimia Farma Apotek
PT Kimia Farma Apotek (KFA) adalah anak perusahaan Perseroan yang didirikan berdasarkan
akta pendirian tanggal 4 Januari 2003. Sejak tahun 2011. KFA menyediakan layanan kesehatan
yang terintegrasi meliputi layanan farmasi (apotek), klinik kesehatan, laboratorium klinik dan
optik, dengan konsep One Stop Health Care Solution (OSHCS) sehingga semakin memudahkan
masyarakat mendapatkan layanan kesehatan berkualitas.
E. Logo

Simbol Kimia Farma Memiliki makna tersendiri yaitu :

1) Simbol matahari:
• Paradigma baru, matahari terbit adalah tanda memasuki babak baru yang lebih baik.
• Optimis, matahari memiliki cahaya sebagai sumber energi, cahaya tersebut adalah
penggambaran optimisme PT. Kimia Farma dalam menjalankan bisnisnya.
• Komitmen, matahari selalu terbit dari arah timur dan tenggelam ke arah barat secara teratur
dan terus-menerus, memiliki makna adanya komitmen dan konsistensi dalam menjalankan
segala tugas yang diemban oleh PT. Kimia Farma dalam bidang farmasi dan kesehatan.
• Sumber energi, matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan dan PT. Kimia Farma
yang baru memposisikan dirinya sebagai sumber energi bagi kesehatan masyarakat.
• Semangat yang abadi, warna orange berarti semangat, warna biru berarti keabadian.
Harmonisasi antara kedua warna tersebut menjadi satu makna yaitu semangat yang abadi.
2) Jenis huruf
Dirancang khusus untuk kebutuhan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk yang disesuaikan dengan
nilai dan image yang telah menjadi energi bagi PT. Kimia Farma, karena prinsip sebuah identitas
harus berbeda dengan identitas yang telah ada.
3) Sifat huruf
• Kokoh, memperlihatkan PT. Kimia Farma sebagai perusahaan terbesar dalam bidang
farmasi yang memiliki bisnis dari hulu ke hilir dan merupakan perusahaan farmasi
pertama yang dimiliki Indonesia.
• Dinamis, dengan jenis huruf italic memperlihatkan kedinamisan dan optimisme.
• Bersahabat, dengan jenis huruf kecil dengan lengkung, memperlihatkan keramahan PT.
Kimia Farma dalam melayani konsumennya.
F. Motto ( I CARE )
a) Innovative
Budaya berpikir smart dan kreatif untuk membangun produk unggulan.
b) Costumer first
Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja.
c) Accountability
Dengansenantiasa bertanggungjawab atas amanah yang dipercayakan oleh
perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, integritas dan kerja sama.
d) Responsibility
Memiliki tanggung jawab untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan dapat diandalkan
e) Eco-friendly
Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang
ramah lingkungan
G. Struktur Sumber Daya Manusia di Apotek

Tiara sri sudarsih S Farm Apt


(apoteker pengelola apotek)

Suwardina
(Supervisor)

- Linda agustiyani
- Deyenna dinda armawan
- Anggis hadiatul batty
( tenaga teknis non
- Qanith kurniawan arham
kefarmasiaan)
( tenaga teknis kefarmasiaan)

➢ Apoteker pengelola apotek ( Tiara Sri Sudarsih S Farm Apt)


➢ Supervisor ( Suwardina)
➢ Tenaga teknis kefarmasiaan ( - Linda agustina – Anggis hadiatul batty –
Qanith kurniawan arham)
➢ Tenaga teknis non kefarmasiaan ( - Deyenna dinda armawan)

H. Ruangan-ruangan di kimia farma


Ruangan-ruangan di kimia farma batu 16 terdiri dari
• Swalayan farmasi
• Ruang tunggu pasien
• Ruang dokter
• Ruang peracikan
• Toilet
• Lemari penyimpan obat
I. Sistem dan Alur Pelayanan Kesehatan
• Gretting (ucapan selamat datang)
“ Selamat Datang Di Kimia Farma ”
“ Ada yang bisa di bantu ”
• Memberikan informasi harga obat
• Mengambil obat
• Memberikan informasi cara pemakaian obat
• Gretting (ucapan terimakasih)
“ Terima Kasih ”
“ Semoga sehat selalu ”
BAB IV

KEGIATAN ATAU PELAKSANAAN PRAKERIN

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Prakerin dilaksanakan mulai dari tanggal 20 Januari s/d 7 Maret 2020. Adapun
pembagian waktu kerja apotik kimia farma batu 16 adalah dibagi 2 sip pagi dan
malam,pagib pukul 07.00-14.00WIB malam 14.00-22.00 WIB.

B. KEGIATAN SELAMA PRAKERIN

No. Kegiatan Ya Tidak


1. Mencatat kebutuhan sediaan farmasi dan ✓
perbekalan kesehatan
2. Memeriksa sediaan farmasi dan ✓
perbekalan kesehatan yang mendekati
waktu kadaluarsa
3. Menerima sediaan farmasi dan ✓
perbekalan kesehatan serta memeriksa
kesesuaian pesanan
4. Memeriksa keadaan fisik sediaan farmasi ✓
dan perbekalan kesehatan
5. Mencatat sediaan farmasi dan perbekalan ✓
kesehatan yang masuk
6. Menyimpan sediaan farmasi dan ✓
perbekalan kesehatan menurut (Abjad,
golongan, Dan bentuk sediaan)
7. Pengelompokan faktur ✓
8. Menyiapkan, mengisi, Dan menyiapkan ✓
kartu stok obat
9. Berperan serta dalam melayani resep ✓
baik racikan maupun non-racikan
10. Mengelompokkan resep sesuai tanggal ✓
dan jenis resep
11. Memeriksa kembali dan Menyerahkan ✓
obat kepada pasien dengan didampingi
Apoteker atau Asisten Apoteker
12. Berkomunikasi dengan pasien ✓
didampingi Apoteker atau Asisten
Apoteker
13. Memberikan informasi obat kepada ✓
pasien dengan didampingi Apoteker atau
Asisten Apoteker
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil prakerin selama di apotek kimia farma batu 16 mulai tanggal 20 januari – 7
maret 2020,banyaknya ilmu dan pengalaman yang didapatkan seperti proses melakukan penataan
dan penyimpanan obat yang dikelompokkan secara alfabetis dari A-Z.Hal ini dilakukan untuk
mempermudah dalam proses pelayanan resep dan mengacu pada sistem FEFO. Khusus obat
golongan OKT disimpan dalam lemari tersendiri yang terpisah dari rak obat yang lain.sangat
banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan disana dan saya diajarkan dengan semestinya
selayaknya dilapangan kerja.
Materi disekolah dengan dilapangan pasti sangat berbeda dimana disekolah meracik
obat masih dengan menggunakan lumpang dan alu sedangkan diapotek menggunakan blender
dan mesin untuk menutup kertas puyer sama dengan puskesmas.supaya pasien tidak harus
menunggu lama pembuatan puyer.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah melakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek Kimia Farma 16 saya
dapat menyimpulkan bahwa :
1. Apotek Kimia Farma telah melakukan pengelolaan apotek sudah hampir sama dengan
teori dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Penyimpanan dan penyusunan semua obat di Apotek Kimia Farma berdasarkan
farmakologi obat, kemudian di urutkan sesuai abjad.
3. Penyimpanan obat Narkotik dan Psikotropika dalam lemari khusus.
4. Semua resep di Apotek Kimia Farma disimpan di tempat penyimpanan resep, dan
diurutkan sesuai dengan tanggal.
5. Semua harga obat atau barang sudah tercantum di dalam komputer.
6. Pengadaan obat dan alkes Apotek melalui BM (Bisnis Manajer) dengan menyertakan
BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek).
Apotek kimia farma telah memiliki kelengkapan obat dan alat kesehatan yang sudah cukup
memadai dalam melakukan pelayanan kesehatan. Pelayanan apotek kimia farma sudah baik,
hal ini dapat dilihat dari pengelolaan obat, pengelolaan resep, administrasi keuangan maupuan
aspek pendidikan. Apotek kimia farma memberikan pelayanan resep tunai, dan penjualan
bebas. Selain itu juga melayani resep kredit pada beberapa rumah sakit, balai pengobatan dan
klinik.

B. SARAN
1. Saran bagi apotek
a. Apotek Kimia Farma agar lebih giat lagi dalam mengontrol para siswa Prakerin
b. Lebih memberikan bimbingan yang dapat membantu karakteristik dan kinerja sehingga
bermanfaat bagi siswa itu sendiri juga bagi tempat Prakerin.
2. Saran bagi sekolah
a. Waktu Prakerin yang di perpanjang agar para siswa memiliki pengalaman kerja yang
lebih banyak, dan agar lebih bisa melakukan pekerjaan di tempat Prakerin.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1426/Menkes/SK/XI/2002 tanggal 21 November


2002 tentang Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
Lampiran Jakarta, 220 : 1-12.

Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Jakarta 2004 : 2-3 dan 14-15.

Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1375/Menkes/SK/II/2002 tanggal 04 November 2002


tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2002. Depkes RI. Ditjen Yanfar dan
Alkes. Jakarta 2002 : vii-xii.

Keputusan Menteri Kesehatan RI NO. 128/Menkes/SK/II/2004 tanggal 10 Februari 2004


tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Lampiran Depkes RI.
Jakarta. 2004 : 5.

Hasbi, Muhammad Kairi dkk, 2012, Laporan Pengantar Praktek Kerja Lapangan di
Puskesmas Kuin Raya, Banjarmasin.

Dinas Kesehatan Kota. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat. Farmasi. Tasikmalaya.
2002 : 12-29
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : DENAH LOKASI INSTITUSI PASANGAN

SWALAYAN POS
MANDIRI POLISI PEDAGANG
RUKO KAKI LIMA
(BAKSO &
SATE)

JL.RAYA TANJUNGUBAN KM.16

APOTEK KIMIA PEMAKAMAN ABADI


N FARMA BATUMAS PPPEMAKAMAN
RUKO KEDAI
RUKO RUKO
SIMPANG KOPI
KOKO
LAMPIRAN 2: DENAH BANGUNAN KIMIA FARMA BT.16

v
LAMPIRAN 3 : CONTOH ETIKET
LAMPIRAN 4: CONTOH SURAT PESANAN OBAT
LAMPIRAN 5: SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
LAMPIRAN 6: SURAT PESANAN NARKOTIKA
LAMPIRAN 7: APOGRAPH

Anda mungkin juga menyukai