DI APOTEK SIPIN
Oleh :
1. Ribka Pangaribuan (2048201098)
2. Reren Alfiaturahma Putri (2048201100)
PEMBIMBING INSTITUSI
(…………………………..) (…………………………..)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Sipin
Penyusunan laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban selama Praktik
Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 07 Agustus – 12 Agustus 2022. Praktik
lapangan diselenggarakan dalam rangka memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam pengolahan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik.
Alhamdulillah Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat terlaksana
dengan baik dan lancar tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penyusun ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu apt.Rasmala Dewi, M. Farm selaku Ketua Progam Studi S1 Farmasi
STIKES Harapan Ibu Jambi.
2. Ibu apt.Aisah Dinda Mitra, M.Farm , selaku Pembimbing Institusi di Aptek
Sipin
3. Pemilik Sarana Apotek Sipin
4. Apoteker Apotek sipin
5. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL ini.
Kami ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
jika ada kesalahan atau kekurangan yang telah dilakukan tanpa kami sadari
selama pelaksanaan PKL di Apotek Sipin. Kami berharap semoga pengetahuan
dan pengalaman yang telah kami dapatkan selama melaksanakan PKL dapat
bermanfaat dan sebagai bekal dalam menjalankan pekerjaan sebagai tenaga
kefarmasian yang berasaskan Pharmaceutical care.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan
banyak kesalahan. Oleh karena itu segala saran dan kritik demi kesempurnaan
sangat kami harapkan. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembacanya
dan semua pihak yang membutuhkan dalam peningkatan wawasan keterampilan
dalam pelayanan kefarmasian di Apotek.
Penyusun
Daftar isi
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………..
a. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit,
pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat.
b. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan
Sediaan Farmasi harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam
surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
d. Penyimpanan
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka
harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas
pada wadah baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor
batch dan tanggal kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga
terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi
4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan
kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
e. Pemusnahan dan penarikan
1. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang
mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain
narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan.
2. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
3. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan
perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
laporan kepada Kepala BPOM.
5. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
f. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau
pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Pengendalian persediaan dilakukan
menggunakan kartu stok baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok
sekurangkurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Administrasi
Dokumentasi
BAB III. PEMBAHASAN
Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di
Apotek K-24 Simpang Rimbo, Apotek Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa,
Apotek dan Klinik Syifa Medika berdasarkan metode konsumsi, metode epidemiologi
dan metode campuran yaitu gabungan dari metode konsumsi dan metode
epidemiologi. Setelah dilakukan pertimbangan berdasarkan metode perencanaan,
daftar obat dimasukkan kedalam buku defecta sebagai Rencana Kebutuhan Obat
(RKO) . Perencanaan Sediaan Farmasi dan BMHP di Apotek K-24 Simpang Rimbo,
Apotek Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa, Apotek dan Klinik Syifa Medika
sudah sesuai dengan permenkes 73 tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek.
Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di
Apotek K-24 Simpang Rimbo, Apotek Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa,
Apotek dan Klinik Syifa Medika harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian. Sebelum
dilakukan pengadaan, daftar obat di dalam buku defecta dimasukkan ke data
komputer atau aplikasi . Surat pemesanan obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat
keras dapat dibuat dalam satu surat pemesanan. Sedangkan surat pesanan Narkotika,
Psikotropika, Obat-obat tertentu dan Prekursor dibuat terpisah/ surat pemesanan
khusus. Surat pemesanan Narkotika hanya dapat digunakan untuk satu jenis narkotika.
PBF yang menyalurkan narkotika wajib memiliki izin khusus dari Menteri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, pemesanan dapat dilakukan ke PT. Kimia
Farma Trade and Distribution yang merupakan satu-satunya PBF narkotika yang legal
di Indonesia. Surat pemesanan ditandatangani oleh Apoteker Penanggungjawab
Apotek (APA), lalu dikirimkan ke Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau sales.
Berdasarkan Permenkes No 73 Tahun 2016 alur pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Apotek K-24 Simpang Rimbo, Apotek
Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa, Apotek dan Klinik Syifa Medika telah
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
Apotek K-24 Simpang Rimbo, Apotek Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa,
Apotek dan Klinik Syifa Medika dilakukan oleh Apoteker dan dilakukan pengecekan
yang meliputi : nama obat, zat aktif, kekuatan sediaan, jumlah sediaan, harga.
kegiatan ini bertujuan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu,
waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik
yang diterima. Selanjutnya surat pesanan ditandatangani dan diberi cap stempel
apotek. Berdasarkan Permenkes No 73 Tahun 2016 alur penerimaan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Apotek K-24 Simpang Rimbo, Apotek
Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa, Apotek dan Klinik Syifa Medika telah
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
Apotek K-24 Simpang Rimbo, Apotek Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa,
Apotek dan Klinik Syifa Medika dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan
dan kelas terapi obat serta tersusun secara alfabetis. Semua obat disimpan pada
kondisi yang sesuai sehingga menjamin keamanan dan stabilitasnya. Pengeluaran obat
memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out).
Penyimpanan Prekursor dan Obat-Obat Tertentu disimpan pada lemari khusus.
Penyimpanan narkotika dan psikotropika disimpan di lemari khusus terbuat dari kayu
atau bahan lain yang kuat, mempunyai dua lapis pintu dan berkunci ganda yang
dipegang oleh Apoteker Penanggungjawab Apotek atau hanya petugas yang ditunjuk.
Penyimpanan obat LASA (Look Alike Sound Alike) diletakkan tidak berdekatan satu
sama lain dengan diselingi obat lain dan diberi label LASA. Berdasarkan Permenkes
No 73 Tahun 2016 alur penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai di Apotek K-24 Simpang Rimbo, Apotek Kimia Farma Beringin,
Apotek Pelita Jiwa, Apotek dan Klinik Syifa Medika telah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di
Apotek K-24 Simpang Rimbo, Apotek Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa,
Apotek dan Klinik Syifa Medika karena obat kadaluwarsa atau rusak. Pemusnahan
obat harus sesuai jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak
yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pemusnahan Obat selain narkotika
dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian
lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan
dengan berita acara pemusnahan. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5
(lima) tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker
disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau
cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep,
selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan
Permenkes No 73 Tahun 2016 alur pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai di Apotek K-24 Simpang Rimbo, Apotek Kimia Farma
Beringin, Apotek Pelita Jiwa, Apotek dan Klinik Syifa Medika telah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan
oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin
edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk
yang izin edarnya dicabut oleh Menteri. Berdasarkan Permenkes No 73 Tahun 2016
alur penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Apotek
K-24 Simpang Rimbo, Apotek Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa, Apotek
dan Klinik Syifa Medika telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan,
kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan. Pengendalian
persediaan dilakukan menggunakan kartu stok dengan cara manual dan elektronik.
Kartu stok memuat nama obat, nama PBF, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran,
sisa persediaan, nomor batch dan expired date (ED). Pengendalian juga dapat
dilakukan dengan return dengan menghubungi pihak PBF atau sales yang
bersangkutan. Obat yang direturn 3-6 bulan sebelum kadaluwarsa atau tergantung
kebijakan PBF yang bersangkutan. Berdasarkan Permenkes No 73 Tahun 2016 alur
pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di Apotek
K-24 Simpang Rimbo, Apotek Kimia Farma Beringin, Apotek Pelita Jiwa, Apotek
dan Klinik Syifa Medika telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pencatatan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
dilakukan meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu
stok),pencatatan resep obat narkotik, dan penyerahan (nota atau struk penjualan).
Pelaporan terdiri dari :
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta
Pelayanan Farmasi Klinik di Apotek Sipin sebagian besar telah memenuhi syarat
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
4.2 Saran
Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016