Disusun Oleh :
Helena Br. Sitinjak, S.Farm
NPM. 22.24.162
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Deli Husada Delitua
Disusun oleh :
Helena Br. Sitinjak, S.Farm
NPM. 2224162
Pembimbing,
Fakultas Farmasi
Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua
Dekan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
karunia, berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Pendidikan Profesi Apoteker (PKPA) dan penyusunan laporan PKPA di
Perusahaan Besar Farmasi PT. Millenium Pharmacon International, Tbk., Cabang
Medan.
Praktik Kerja Pendidikan Profesi Apoteker merupakan salah satu syarat
dalam mengikuti Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) di Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar apoteker.
Terlaksananya Praktik Kerja Pendidikan Profesi Apoteker ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada Bapak Apt. Linta Meliala, S.Si.,M.Si., selaku Dekan Fakultas
Farmasi Institut Kesehatan Deli Husada Delitua, Ibu Apt. Masria Phetheresian
Sianipar, S.Farm.,M.Si., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Apoteker Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Deli Husada Delitua, Ibu Apt.
Aprila Rosa Nasution, S.Farm., selaku pembimbing dan Apoteker Penanggung
Jawab di PBF MPI.
Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih dan hormat kepada
kedua orangtua, sahabat, dan teman-teman semuanya yang selalu memberikan
motivasi, nasihat dan dukungan baik moral, materil maupun doa.
Tidak lupa kepada teman-teman satu tim PKPA dalam melaksanakan
praktik kerja profesi apoteker di PT. Millenium Pharmacon International yang
telah bekerja sama dengan baik selama masa praktik kerja profesi. Terakhir,
ucapan terimakasih kepada seluruh sahabat mahasiswa/i pendidikan profesi
apoteker Angkatan X yang telah banyak membantu.
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Pedagang Besar Farmasi
2.1.1 Pengertian Pedagang Besar Farmasi
PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/ bahan obat dalam jumlah besar
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, Sedangkan PBF Cabang adalah
cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes, 2011).
Dalam pelaksanaan kegiatannya, PBF harus mengacu pada Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB). CDOB adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau
bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur
distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya (BPOM,
2017).
3.1.2 Visi
Menjadikan perusahaan distribusi yang paling efisien dan efektif di Indonesia
dengan memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan principal.
3.1.3 Misi
PT MPI menyediakan produk pemeliharaan dan pelayanan yang terbaik
keseluruh wilayah nusantara. Adapun PT. MPI menerapkan misi yang disebut
TOPIC, yaitu:
T: Team Work
- Saling membantu mencapai tujuan
- Setiap orang harus berkontribusi
- Berbagai sukses
O: Open Comunication (Komunikasi Terbuka)
- Mendengar dan empati
- Memberi dan menerima kritikan yang membangun
- Bebas mengeluarkan pendapat
P: Passion For Excellence (Kesungguhan Mencapai Unggulan)
- Mencari cara baru dan yang lebih baik dalam melaksanakan
- Senantiasa melebihi ekspetasi
- Senantiasa menjadi yang terbaik
3.2.1 Perencanaan
Perencanaan di PBF PT. Millennium Pharmacon International dilakukan
berdasarkan target atau penjualan oleh tim marketing atau sales. Setiap sales atau
tim marketing akan berkoordinasi dengan kepala cabang untuk membicarakan
jumlah target yang ingin dicapai oleh setiap sales atau tim marketing. Kemudian
apoteker sebagai pemesan sediaan farmasi akan memantau kembali rata-rata
penjualan sales atau tim marketing dalam tiga bulan terakhir dan baru dilakukan
perencanaan.
3.2.2 Pengadaan
Pengadaan dari PT. MPI cabang Medan ke PT. MPI Pusat dilakukan terlebih
dahulu dengan cara membuat ASR (Additional Stock Request) atau permintaan
stok tambahan ke PT. MPI Pusat. Lalu dari Pusat membuat PO (Processing Order)
ke principal masing-masing produk yang dibutuhkan. Principal menerbitkan DO
(Delivery Order) lalu dikirim ke MPI Pooling yang selanjutnya akan dikirim ke
PT. MPI Cabang Medan. Obat obat yang terdapat pada PT MPI cabang kemudian
didistribusikan ke apotek, rumah sakit, puskesmas, PBF lain, dan toko obat
masing masing daerah. Obat-obat yang masuk atau yang datang harus
didokumentasikan secara tertulis.
Pengadaan obat obat psikotropika, prekursor dan Obat-obat Tertentu (OOT)
untuk PT. MPI cabang dilakukan pemesanan langsung ke kantor pusat, dimana
stok ketiga golongan tersebut diatur oleh apoteker cabang dengan membuat
terlebih dahulu surat pesanan manual dari PT. MPI cabang ke PT. MPI Pusat
untuk dilayani sesuai permintaan cabang.
3.2.3 Penerimaan
Barang yang datang dari PT. MPI pusat langsung diterima di gudang bagian
penerimaan barang di PT. MPI Cabang Medan. Berikut adalah hal-hal penting
dalam penerimaan barang:
1. Diperiksa Bukti Pesanan Barang dari Gudang (untuk memastikan pesanan
barang dalam spesifikasi tepat) sesuai dengan nota alokasi
2. Diperiksa Bukti Pemesanan dengan fisik barang
3. Diperiksa nama barang, tanggal kedaluwarsa, jumlah, nomor batch dan
kondisi barang barang ke penyimpanan.
Barang-barang/obat-obat yang masuk ke gudang dicatat dalam kartu stok
gudang dan dilakukan kemudian dilakukan penginputan ke sistem IT pada
komputer.
3.2.4 Penyimpanan
Setelah barang diterima dan dicek, selanjutnya adalah proses penyimpanan
barang/obat di gudang. Penyimpanan obat harus disesuaikan dengan suhu tertentu
sesuai jenis obatnya. Tetapi tidak semua obat harus disimpan pada suhu tertentu,
adapula obat yang disimpan pada suhu kamar. Pengaturan suhu pada saat
penyimpanan dilakukan dengan tujuan agar obat tetap terjaga kualitas nya sampai
pada saat diterima konsumen, pada saat dilakukan pengepakan obat dalam
keadaan baik atau bagus. Suhu yang tidak sesuai akan merusak obat.
Penyimpanan obat pada suhu dingin dari 2-8°C disimpan di chiller seperti
hyperHEP, Koate, hyper-RHO, dan Gamunex.
Gudang penyimpanan psikotropika, precursor dan obat – obat tertentu di PBF
adalah sebagai berikut :
1. Gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker
penanggung jawab.
2. Kunci gudang dikuasai oleh Apoteker penanggungjawab dan pegawai lain
yang dikuasakan.
Lemari penyimpanan psikotropika, prekursor dan obat – obat tertentu di
PBF adalah sebagai berikut:
1. Terbuat dari bahan yang kuat.
2. Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab atau
Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
Penyimpanan barang pada gudang berdasarkan:
a) Berdasarkan Kelompok Produk dan Sesuai Principal
Berdasarkan kelompok produk yaitu berdasarkan bentuk sediaan (Tablet,
sirup, cream, dan injeksi) dan berdasarkan penggolongan produk generik
atau produk dengan nama dagang dan sesuai principal. Hal ini untuk
mempermudah dalam memantau stok obat dalam gudang, sehingga
distribusi obat termonitoring dengan baik.
b) Alfabet
Penyusunan obat berdasarkan alfabet dilakukan agar dalam mengakses
atau penyiapan pesanan obat lebih mudah dan cepat, karena telah tersusun
rapi berdasarkan susunan alfaabet tersebut.
c) First In First Out (FIFO)
Barang yang datang pertama kali harus dikeluarkan terlebih dahulu
daripada yang baru datang, agar tidak terjadi penumpukan barang atau
produk mati yang kemungkinan dapat kedaluwarsa yang dapat
menyebabkan kerugian.
d) First Expired First Out (FEFO)
Barang yang masa kedaluwarsanya lebih awal harus dikeluarkan terlebih
dahulu daripada masa kedaluwarsanya yang masih lama. Hal ini dilakukan
untuk memperkecil kemungkinan penumpukan obat kedaluwarsa yang
mengakibatkan kerugian.
3.2.6 Penjualan/Distribusi
Didalam Kota: Penjualan atau distribusi barang di PBF PT. MPI dalam kota
dapat melalui salesman yang akan datang ke Apotek untuk menanyakan stok
kebutuhan yang ada di Apotek. Selanjutnya petugas Apotek melakuakan
pemesanan obat menggunakan Surat Pesanan (SP) yang diberikan kepada
salesman. Pemesanan dapat juga melalui telepon. Setelah itu salesman menemui
fakturis untuk memberikan surat pesanan dari Apotek. Surat pesanan outlet
selanjutnya ditulis dikonsep order oleh TOS kemudian dimasukkan ke EDP
(Electronic Data Processing) yang sebelumnya sudah diverifikasi oleh Apoteker
Penanggung Jawab, BFO, Sales SPV kemudian dicetak faktur. Pengecekan faktur
oleh Apoteker Penanggung Jawab kemudian faktur komersial diberikan ke
gudang.
3.2.7 Pemusnahan
Sistem pemusnahan di PBF PT. Millennium Pharmacon International cabang
Medan dilakukan oleh PBF PT. MPI pusat, dimana obat atau bahan obat yang
sudah memasuki expired date akan dikumpulkan dan didata terlebih dahulu pada
lokasi penyimpanan khusus, kemudian diberi label atau stiker “SIAP
DIMUSNAKAN”. Kunci dipegang oleh Apoteker Penanggung Jawab. Pada saat
pengiriman obat atau bahan obat yang akan dimusnakan harus disertai dengan
dokumen-dokumen yang diperlukan yang disiapkan dan diawasi oleh Apoteker
Penanggung Jawab.
3.2.8 Pencatatan
Pedagang Besar Farmasi wajib mendokumentasikan dengan lengkap setiap
adanya pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran perbekalan farmasi. Hal ini
ditujukan agar, apabila ada pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan atau Balai besar
POM dapat dipertanggung jawabkan. Dokumentasi yang dimaksud mencakup
surat pesanan, faktur pesanan, faktur pengiriman dan penyerahan, kartu
persediaan dan segala hal yang terkait dengan distribusi di PBF MPI.
Dokumentasi dilakukan guna penelusuran kembali apabila terjadinya
kesalahan dan dibutuhkan penelusuran ulang dalam menyelesaikannya. Barang
yang diterima dan didistribusikan harus dicatat dalam kartu stok. Data yang ada
pada kartu stok dengan persediaan yang ada digudang harus sama, apabila ada
obat yang rusak/kedaluwarsa maka akan dicatat dan dipisahkan baik secara fisik
ataupun secara sistem. Untuk selanjutnya dibuat berita acara pengembalian barang
rusak/kedaluwarsa ke pabrik/principle terkait.
Untuk obat psikotropika, prekursor dan obat–obat tertentu (OOT) harus
dilaporkan ke Kementerian Kesehatan dan ke Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), sedangkan untuk obat selain psikotropika, prekursor dan OOT
dilaporkan ke Kementerian Kesehatan dilakukan dengan tujuan agar dapat
diketahui kemana saja pendistribusiannya.
3.2.9 Pelaporan
1. Pelaporan Obat psikotropika, prekursor dan OOT dilaporkan tiap 1 bulan
sekali ke Kementerian Kesehatan menggunakan aplikasi E-REPORT dan ke
Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) menggunakan website
SIODIE (Sistem Informasi Obat Dengan Izin Edar).
2. Pelaporan Dinamika Obat
Laporan dinamika obat meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat
dan/atau bahan obat dilaporkan setiap 3 bulan sekali ke Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) menggunakan website SIODIE dan juga
dilaporkan setiap 3 bulan sekali ke Kementeriam Kesehatan menggunakan
website E-Report.
BAB IV
PEMBAHASAN
PBF PT. MPI Cabang Medan telah memenuhi persyaratan CDOB (Cara
Distribusi Obat yang Baik) dan memiliki sertifikat CDOB (sertifikat terlampir),
dimana dengan memenuhi persyaratan CDOB maka dapat memastikan mutu obat
sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan
penggunaannya.
4.1 Penerapan Aspek Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di PT. MPI
Cabang Medan
4.1.1 Manajemen Mutu
Aspek manajemen mutu diatur dalam Peraturan Kepala BPOM Nomor 9
Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik dan untuk
mencapai mutu yang terjamin, dibutuhkan personil yang kompeten di dalam
bidangnya. Seluruh personil turut terlibat dalam proses manajemen mutu agar
produk yang didistribusikan tetap terjamin mutunya. Seluruh personil harus
memahami prinsip CDOB serta menerima sosialisasi pelatihan dasar serta
pelatihan lanjutan secara berkala. Selain itu, perlu dibuat Standar Operasional
Prosedur (SOP) dan kegiatan dokumentasi untuk prosesnya sehingga mudah
ditelusuri dan dianalisa mengenai kekurangan untuk perbaikan manajemen di
masa yang akan datang.
PBF PT. Millennium Pharmacon International Tbk. Cabang Medan telah
melaksanakan aspek CDOB ini dengan baik dengan menjalankan aspek CDOB
lainnya, seperti memerhatikan aspek organisasi personalia, bangunan dan
peralatan, operasional, inspeksi diri, melakukan pemeriksaan keluhan obat dan
penarikan, transportasi, fasilitas, dokumentasi, ketentuan khusus produk rantai
dingin (Cold Chain Product / CCP), serta ketentuan khusus obat obat
psikotropika, prekursor, Obat-Obat Tertentu (OOT). Dengan memerhatikan
aspekaspek CDOB, maka manajemen mutu dari produk yang didistribusikan
dapat terjamin (BPOM, 2019).
4.1.4 Operasional
PT. MPI Cabang Medan memperoleh pasokan obat dari PBF MPI Pusat
dan juga berbagai prinsipal yang sudah menjalin kerja sama dengan PT. MPI
Cabang Medan yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan
perundangundangan. Proses pengambilan obat di PT. MPI Cabang Medan
dilakukan sesuai dengan dokumen yang tersedia untuk memastikan obat diambil
dengan benar. Waktu operasional di PT. MPI cabang Medan adalah Senin-Sabtu
yang berlangsung pada pukul 08.00 - 17.00 WIB.
4.1.6 Keluhan Obat, Obat Kembalian, Diduga Palsu dan Penarikan Kembali
Menurut Peraturan Kepala BPOM Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman
Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik (CDOB), Penerimaan obat dan/atau bahan
obat kembalian harus berdasarkan surat pengiriman barang dari sarana yang
mengembalikan, serta jumlah dan identifikasi obat dan/atau bahan obat kembalian
harus dicatat dalam catatan penerimaan dan pengembalian barang. Barang
kembalian (Return) dari pelanggan kepada PT. MPI Cabang Medan dapat
dilakukan dengan alasan kedaluwarsa, rusak, recall ataupun salah input. Untuk
pengembalian dikarenakan barang kedaluwarsa harus melampirkan salinan atau
copy faktur. Penerimaan retur barang dari pelanggan ke PT. MPI Cabang Medan
dapat dilakukan dengan mengembalikan barang ke salesman beserta copy faktur,
kemudian pelanggan akan menyiapkan dokumen returnya. Setiap adanya keluhan
tentang obat yang diduga palsu, PBF PT. MPI memiliki prosedur tertulis untuk
menangani obat tersebut serta melaporkannya ke pihak atau instansi yang
berwenang (DINKES dan BPOM).
4.1.7 Transportasi
Transportasi yang digunakan oleh PBF PT. MPI Cabang Medan terdiri dari
tim loper untuk pengiriman dengan jumlah kecil dengan menggunakan sepeda
motor, driver untuk pengiriman dengan jumlah besar menggunakan mobil box,
dan jasa pihak ketiga yaitu dengan menggunakan pihak ekspedisi untuk
pengiriman luar kota.
4.1.8 Fasilitas
Berdasarkan Kontrak PT. MPI cabang Medan memiliki kontrak tertulis
dengan perusahaan lain, seperti perusahaan jasa transportasi, setiap penerima
kontrak harus berkompeten serta memiliki tanggung jawab yang baik dan harus
melaporkan setiap kejadian yang dapat mempengaruhi mutu obat.
4.1.9 Dokumentasi
Segala dokumentasi yang dilakukan PBF PT. MPI cabang Medan disimpan
selama lima tahun. Adapun macam-macam dokumentasinya antara lain yaitu
dokumentasi surat pesanan, resi pengiriman, surat jalan, bukti penerimaan barang,
kartu stok, faktur atau copy faktur, dan pelaporan suhu. Dokumendokumen
tersebut kemudian disusun rapi dan disimpan ke dalam folder yang disusun setiap
bulan dan disimpan di rak untuk mempermudah dalam pencarian.
4.1.10 Ketentuan Khusus Bahan Obat
Sejauh ini PT. MPI cabang Medan belum menerapkan aspek CDOB (Cara
Distribusi Obat yang Baik) ketentuan khusus bahan obat dikarenakan PT. MPI
cabang Medan hanya melakukan pendistribusian obat dan alat kesehatan.
4.2.1 Perencanaan
Perencanaan di PBF PT. MPI cabang Medan dilakukan berdasarkan target
atau penjualan oleh tim marketing atau sales. Setiap sales atau tim marketing akan
berkoordinasi dengan kepala cabang untuk membicarakan jumlah target yang
ingin dicapai oleh setiap sales atau tim marketing.
4.2.2 Pengadaan
Sistem pengadaan yang dilakukan oleh PBF PT, MPI cabang Medan yaitu
sumber dari PBF PT. MPI Pusat. Untuk pengadaan dilakukan oleh PBF cabang
dengan melampirkan ASR (Additional Stock Request) dan Surat Pesanan (SP) ke
MPI Pusat. Kemudian dari MPI Pusat membuat PO (Processing Order) ke
principalmasing-masing produk yang dibutuhkan. Principal menerbitkan DO
(Delivery Order) lalu dikirim ke MPI Pusat, selanjutnya dikirim ke PT. MPI
cabang Medan dengan menggunakan nota alokasi. Jika dari pesanan tersebut ada
produk yang tidak sesuai, maka harus membuat berita acara.
4.2.3 Penerimaan
Penerimaan barang pesanan harus disertai bukti pesanan barang dari gudang
(untuk memastikan pesanan barang dalam spesifikasi tepat) sesuai dengan nota
alokasi, kemudian dilakukan pengecekan paling lama 1 x 24 jam sesuai dokumen
yang ada seperti kelengkapan fisik, jumlah barang, kesesuaian nomor batch,
tanggal kedaluwarsa.
Berikut adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang :
a) Bukti pesanan barang dari gudang (untuk memastikan pesanan barang dalam
spesifikasi tepat)
b) Bukti tanda terima barang (untuk penagihan)
c) Cek bukti pemesanan dengan fisik barang
d) Cek tanggal kedaluwarsa, nomor batch, jumlah dan kondisi barang ke
penyimpanan.
e) Cek nomor registrasi obat
4.2.4 Penyimpanan
Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9
Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik, kondisi 54
penyimpanan harus sesuai dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non
farmasi yang memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Penyimpanan obat
di PT. MPI Cabang Medan dilakukan dengan memperhatikan suhu penyimpanan
dan berdasarkan jenis produk. Penyimpanan berdasarkan suhu terbagi menjadi 3,
yaitu:
a. Tempat penyimpanan obat suhu kamar (25OC– 30 OC )
b. Tempat penyimpanan obat suhu sejuk (15 OC – 25 OC)
c. Tempat penyimpanan obat suhu dingin (2 OC – 8 OC)
Penyimpanan berdasarkan jenis produk disimpan berdasarkan golongan
obat. Khusus golongan obat psikotropika, prekursor dan OOT (obat-obat tertentu)
memerlukan tempat penyimpanan yang terpisah. Sediaan psikotropika disimpan
di dalam lemari psikotropika terkunci yang terdapat di ruangan psikotropika dan
kuncinya dipegang oleh apoteker penanggung jawab. Sediaan obat disusun rapi di
dalam rak dengan posisi nomor batch dan tanggal kadaluarsa dihadapkan ke depan
dengan tujuan untuk memudahkan petugas gudang dalam mengambil barang yang
dituju. Sediaan obat diletakkan di atas palet agar sediaan tidak berkontak langsung
dengan lantai karena dapat berpotensi menyebabkan kerusakan pada obat.
Penyimpanan obat dan alat kesehatan di PBF PT. MPI Cabang Medan
disimpan berdasarkan tempat penyimpanan yang sesuai. Ada 7 ruang
penyimpanan pada PT. MPI Cabang Medan, yaitu:
1. Ruang transit
2. Ruang Obat berdasarkan Principal
3. Ruang PPO (Psikotropika, Prekursor, Obat-Obat Tertentu)
4. Ruang Alat Kesehatan
5. Ruang Karantina (Reject)
6. Ruang Retur ED
7. Ruang Retur Reguler
4.2.5 Pendistribusian
PT. MPI Cabang Medan menyalurkan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai ke berbagai institusi seperti puskesmas, instalasi farmasi
rumah sakit, apotek, klinik kesehatan, toko obat, dan relokasi. Sistem
pendistribusian atau pengiriman barang juga dilakukan oleh pihak ketiga yaitu
pengiriman barang menggunakan jasa ekspedisi.
Alur pendistribusian:
1. Proses penjualan dalam pendistribusian dimulai dari surat pesanan (SP).Untuk
produk PPO, yang diterima oleh pihak PBF harus SP asli terlebih dahulu lalu
pesanan akan diproses. Sedangkan untuk produk reguler, SP dapat melalui sales
atau telepon ke tim TOS.
2. Setelah SP diterima oleh pihak PBF, maka pihak PBF membuat konsep order
yang akan ditanda tangani oleh apoteker penanggung jawab dan 56 akan dicek
kembali oleh bagian administrasi apakah ada claim discount atau tidak.
3. Setelah itu, pihak keuangan/finance akan meloloskan apakah pihak outlet
tersebut berhak dilayani atau tidak. Jika berhak, maka akan pesanan akan
dimasukkan ke dalam sistem.
4. Setelah itu konsep order akan diproses menjadi faktur dan diserahkan ke bagian
gudang.
5. Petugas gudang menyiapkan pesanan.
6. Setelah pesanan selesai disediakan, petugas gudang menyerahkan pada bagian
checker (pengecek) dan kepala gudang.
7. Setelah dicek, maka kepala gudang menyerahkan faktur untuk ditanda tangani
oleh apoteker penanggung jawab.
8. Kemudian, diserahkan kepada bagian ekspedisi untuk dikirimkan ke outlet yang
bersangkutan.
9. Setelah tiba di outlet, pesanan akan dicek kembali oleh pihak outlet.
10. Faktur tersebut wajib ditanda tangani dan distempel oleh pihak outlet.
11. Faktur yang asli dikembalikan ke pihak PBF yang dibawa oleh pengantar
barang, lalu diserahkan ke kepala gudang.
12. Kepala gudang menyerahkan kepada fakturis untuk diarsipkan. Khusus ntuk
produk PPO, arsip diberikan kepada apoteker penanggung jawab.
4.2.6 Pemusnahan
Sistem pemusnahan di PBF PT. MPI Cabang Medan dilakukan oleh PBF
pusat, dimana barang-barang yang sudah memasuki expired date akan dikirim ke
pusat untuk dimusnahkan.
4.2.7 Pengendalian
Sistem pengendalian barang di gudang PT. MPI Cabang Medan dilakukan
dengan melakukan stok opname sekali sebulan. Stok opname dilakukan
berdasarkan daftar obat yang keluar dari sistem komputer, obat tersebut dihitung
mulai dari yang disimpan di rak dalam bentuk eceran sampai obat yang masih
disimpan di dalam kotak yang bersegel dan tersimpan di dalam ruang principal.
4.2.8 Pencatatan
Sistem pencatatan di PBF PT. MPI Cabang Medan dilakukan pada setiap
proses pengelolaan sediaan farmasi, Alat Kesehatan (Alkes), dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) yang meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur),
penyimpanan (kartu stok), penyerahan (nota alokasi atau struk penjualan) dan
pencatatan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
4.2.9 Pelaporan
Pelaporan yang dilakukan PT. MPI Cabang Medan terdiri dari:
a. E-report E-report adalah sistem pelaporan untuk obat, bahan baku obat,
narkotika, psikotropika, prekursor, dan OOT yang dikelola oleh Kementrian
Kesehatan. Pelaporan dilakukan melalui website e-Report. Untuk penerimaan dan
penyaluran golongan narkotika, psikotropika, prekursor, dan OOT dalam bentuk
obat jadi dilakukan pelaporan setiap satu bulan sekali sebelum tanggal 10,
sedangkan untuk penerimaan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat dilakukan
pelaporan setiap 3 bulan sekali (triwulan).
b. SIODIE (Sistem Informasi Obat Dengan Izin Edar) 58 SIODIE adalah sistem
pelaporan mengenai obat reguler, narkotika, psikotropika, prekursor dan OOT
yang dilakukan setiap satu bulan sekali sebelum tanggal 10 kepada Dinas
Kesehatan Provinsi dan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui situs
E-was.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan Praktik Kerja Profesi
Apoteker di PBF PT. MPI Cabang Medan adalah sebagai berikut:
1. Tugas Apoteker penanggung jawab PBF berperan penting dalam memastikan
kualitas dan mutu obat PT. MPI Cabang Medan yaitu bertanggung jawab
memastikan pelaksanaan pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran
sesuai dengan CDOB.
2. PT. MPI Cabang Medan telah menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik
(CDOB) meliputi manajemen mutu, personalia, bangunan dan peralatan,
operasional, inspeksi diri, penanganan keluhan obat, transportasi, obat kembalian,
diduga palsu dan penarikan kembali, ketentuan khusus produk rantai dingin (cold
chain product/CCP), dan ketentuan khusus psikotropika dan prekursor farmasi.
sarana distribusi dan dokumentasi dalam pelaksanaan kegiatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dan telah memiliki sertifikat CDOB.
5.2 Saran
1. Memperhatikan kerapihan dan tata letak gudang penyimpanan obat untuk
meningkatkan kelancaran dalam pendistribusian obat.
2. Sebaiknya tata letak penyimpanan obat yang telah sesuai bentuk sedian dibuat
berurutan menurut abjad untuk mempermudah dan mempercepat proses
pendistribusian obat sebaiknya dilakukan peracikan resep di oulet dengan 60
melengkapi peralatan yang dibutuhkan, sehingga kegiatan dispensing di apotek
tidak hanya terkait pengenceran sirup kering.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Branch Manager
Erry Z. Siregar
APOTEKER
Aprila Rosa
SALES SUPERVISOR F & A SUPERVISOR
Salman, Zakaria Lisa
LOGISTIC SPV
Collector Coordinator Rizal Sagala
Randa
Warehouse Coord. Expedition Coord.
Salesman TOS Collector Chasier Finance & Adm EDP Pungut handoyo
Mirza Hidayat Mirza Hidayat Wanda Devi Gita ( Fakturis ) Fanny A
Bayu Faisal Bayu Syahputra ( Adm claim ) Syafarul Irsad
Fahmi Vivi Fahmi Warehouse Staff Deliveryman Security
Agus Pramono Agus Pramono Syahri Ramadhan Eko Indra
Erwin Erwin Akbar Didi Erlando
Junirod. S Junirod. S Angga Dimas Cahyo Surawan
Hery Hery Arya Surya Office Boy
Abdul Qodir Abdul Qodir Tyo Kevin Irfan
Lampiran 10. Surat Pesanan dari Outlet, Surat Pesanan Barang, dan
Faktur Prekursor
Lampiran 10. (Lanjutan)
Lampiran 11. Surat Pesanan Obat dari Outlet, Surat Pesanan Barang/Obat,
dan Faktur Obat bebas
Lampiran 11. (Lanjutan)
Lampiran 12. Surat Pesanan dari Outlet, Surat Pesanan Barang,
dan Faktur Obat Psikotropika
Lampiran 12. (Lanjutan)
Lampiran 13. Surat Penolakan
Lampiran 13. (Lanjutan)
Lampiran 13. (Lanjutan)
Lampiran 14. Kartu Stock
Lampiran 15. Ruangan dan Lemari Penyimpanan Obat Psikotropika
Lampiran 15. (Lanjutan)
Lampiran 16. Ruang Perkusor dan OOT
Lampiran 16. (Lanjutan)
Lampiran 17. Gudang Penyimpanan Obat
Bentuk Sediaan Tablet