Disusun Oleh:
Tyas Isabella
620050178
bimbingan, tuntunan, taufik dan hidayah-Nya lah kami mampu menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Bahasan makalah
Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam
pengupayaan penyusunan makalah ini. Tentu saja, makalah ini tidaklah sempurna.
Oleh karenanya, kami sangat menantikan saran, gagasan dan kritik yang
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
dalam jumlah besar kepada apotek, rumah sakit, PBF lainnya serta pelayanan
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Pedagang Besar Farmasi
yang meliputi pengertian PBF, tugas dan fungsi PBF, pemberian izin PBF,
PEMBAHASAN
PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk
Cara Distribusi Obat yang Baik yang untuk selanjutnya disingkat CDOB
adalah distribusi atau penyaluran obat dan atau bahan obat yang bertujuan
obat berizin dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat lain serta PBF
lainnya.
golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, sedangkan untuk apotek,
rumah sakit dan PBF lain melakukan pendistribusian obat bebas, obat
kesehatan.
TEKNIS KEFARMASIAN
bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan, dan bidang
dimulai dari pendidikan sarjana, kurang lebih empat tahun, ditambah satu tahun
untuk pendidikan profesi apoteker. Profesi apoteker ini merupakan salah satu
farmasi secara benar. Sediaan farmasi terutama obat bukanlah zat atau bahan
1. Tugas
di industri farmasi.
c. Harus memenuhi ketentuan cara distribusi yang baik yang ditetapkan oleh
2. Peran
diInstalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), puskesmas, klinik, toko obat, atau
praktek bersama.
c. Apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang
sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas persetujuan
3. Tanggung Jawab
c. Harus memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang
Dari PP no.51 tahun 2009 kita dapat mengetahui bagaimana ruang lingkup
ketentuan perundang-undangan.
6. Melakukan program kendali mutu, kendali biaya yang dilakukan oleh audit
kefarmasian.
Farmasi:
Setiap fasilitas distribusi atau penyaliuran sediaan farmasi (PBF) harus
Apoteker sebagai penanggung jawab sebagaimana diatur dalam ayat (1) dapat
farmasi (PBF) wajib dicatat oleh Tenaga kefarmasian sesuai tugas dan fungsinya
Pasal 18
Tenaga Kefarmasian dalam melakukan Pekerjaan kefarmasian dalam fasilitas
sebagai berikut:
pabrik
KESIMPULAN
penyimpanan, penyaluran obat dan atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
2. PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk
3. Setiap pendirian PBF wajib memiliki izin dari Direktur Jenderal yang berlaku
4. PBF dan PBF Cabang hanya dapat mengadakan, menyimpan dan menyalurkan
obat dan/atau bahan obat yang memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan
oleh Menteri. Dalam hal pengadaan obat dan bahan obat PBF hanya dapat
cabang Hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan atau bahan obat dari
PBF pusat.
DAFTAR PUSTAKA