Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFEI APOTEKER

(PKPA) DI INDUSTRI PT. PIM PHARMACEUTICALS


(Pasuruan) (02 Mei – 12 Juni 2023)

DISUSUN OLEH:
1. ALFIRA NURFAINI EFFENDY (40122068)
2. ANI MASRUROH (40122071)
3. ENDITA FACHRIJAH DAYANTI (40122080)
4. TITAN BHAKTI ADI TRINADO (40122125)
5. YULIUS A. ALVES VALO (40122128)
6. SHELLA INDRI NOVIANTI (40122116)
7. SISMA DHIKA LARASATI (40122119)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2023
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFEI APOTEKER
(PKPA) DI INDUSTRI PT. PIM PHARMACEUTICALS
(Pasuruan) (02 Mei – 12 Juni 2023)

DISUSUN OLEH:
1. ALFIRA NURFAINI EFFENDY (40122068)
2. ANI MASRUROH (40122071)
3. ENDITA FACHRIJAH DAYANTI (40122080)
4. TITAN BHAKTI ADI TRINADO (40122125)
5. YULIUS A. ALVES VALO (40122128)
6. SHELLA INDRI NOVIANTI (40122116)
7. SISMA DHIKA LARASATI (40122119)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PAKTEK KERJA PROFESI (PKP)


APOTEKER DI PT. PIM PHARMACEUTICALS
(02 Mei- 12 Juni 2023)

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Preseptor

apt. Tri Puji Lestari, S.Farm, M. Sc apt. Tony Widyatmoko., S.Farm


PT. PIM Pharmaceuticals

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri

apt. Tri Puji Lestari, S.Farm., M.Farm


NIDN. 0714108301
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Praktek kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilaksanakan di
Industri PT. PIM Pharmaceuticals . Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini disusun
berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan PKPA yang telah dilaksanakan oleh penulis pada tanggal
02 Mei – 12 Juni 2023.
Selama penulisan laporan PKPA ini penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Ec Lianawati, M. BA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata Kediri.
2. Prof. Dr. apt. Muhamad Zainuddin, selaku Rektor IIK Bhakti Wiyata Kediri.
3. apt. Evi Kurniawati, M. Farm, selaku Dekan Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri
4. apt. Tri Puji Lestari, M.Farm, selaku Ketua Program Studi Profesi Apoteker Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
5. apt. Tri Puji Lestari, M.Farm, selaku dosen pembimbing PKPA di Industri PT. PIM
Pharmaceuticals yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan laporan ini.
6. Gunawan, selaku direktur PT. PIM Pharmaceuticals yang telah . memberikan dukungan dan
pengarahan selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
7. apt. Tony Widyatmoko, S. Farm selaku preseptor PKPA di PT. PIM Pharmaceuticals yang
telah membimbing, membagi ilmu, saran, dan dukungan selama pelaksanaan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA).
8. Seluruh staf dan karyawan di Industri PT. PIM Pharmaceuticals yang telah membantu selama
pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA).
9. Orang tua yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa serta teman-teman semua
atas kerjasama selama pelaksanaan praktek kerja.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak ditemui kekurangan, maka dengan senang
hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Penulis berharap semoga laporan PKPA ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya pada bidang farmasi. Besar harapan penulis, semoga kerjasama
antara Industri PT. PIM Pharmaceuticals dan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
dapat terus berlanjut di masa mendatang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pasuruan, 12 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PKPA

Kesehatan yaitu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Perbekalan kesehatan adalah
semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
(UU RI No 36, 2009).
Industri farmasi merupakan badan usaha yang diberi wewenang oleh pemerintah
dalam kegiatan produksi obat-obatan maupun alat kesehatan. Wewenang tersebut
diberikan melalui surat izin usaha perusahaan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan.
Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, memiliki peran penting dalam usaha
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Seiring dengan meningkatnya pendidikan dan
tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan harus dijaga dari dini, maka
industri farmasi dituntut untuk dapat menyediakan obat dalam jenis, jumlah dan kualitas
yang memadai. Untuk itu obat yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan khasiat
(efficacy), keamanan (safety) dan mutu (quality) dalam dosis yang digunakan untuk
tujuan pengobatan (Priyambodo, 2007). Oleh karena itu, industri farmasi menjadi salah
satu industri yang dikontrol dan diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) baik dari segi perizinan, produksi, peredaran,
maupun kualitas obat yang diedarkan.
Produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan dengan cara
produksi yang baik memenuhi syarat-syarat yang berlaku sesuai dalam Farmakope
Indonesia atau buku standar yang lain. Maka industri farmasi dalam pembuatan obat
harus menerapkan acuan standar sebagai pedoman dalam pembuatan obat yang baik
sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik
Indonesia No. HK.03.1.33.12.12.8195 tahun 2012 tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB adalah suatu pedoman bagi 3 setiap industri
farmasi dalam proses produksi suatu sediaan, yang apabila diterapkan akan menghasilkan
suatu produk yang terjamin kualitas, keamanan dan khasiatnya. CPOB memiliki tujuan
yaitu untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan secara konsisten memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan penggunaannya yang dibuktikan
dengan adanya sertifikat CPOB (Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1799, 2010).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan
kefarmasian, Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker. Apoteker memiliki pekerjaan kefarmasian yang
meliputi pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi dan pelayanan
sediaan farmasi. Industri farmasi menjadi salah satu tempat bagi apoteker untuk
melaksanakan pekerjaan kefarmasian yang meliputi pengembangan produk, pengadaan,
penyimpanan, pembuatan obat, pengawasan, pengendalian mutu, dan distribusi obat.
Pekerjaan kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker dalam produksi sediaan farmasi
harus memenuhi ketentuan CPOB yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI. Menurut
PP 51 tahun 2009 pasal 9 ayat 1, yaitu industri farmasi harus memiliki 3 (tiga) orang
apoteker sebagai penganggung jawab masing-masing pada bidang pemastian mutu,
produksi, dan pengawasan mutu setiap produksi sediaan farmasi.
Salah satu cara pembekalan keilmuwan yang dapat diberikan kepada Apoteker
yaitu melalui program Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Industri Farmasi.
Melalui PKPA di industri farmasi ini diharapkan calon apoteker dapat memperoleh
wawasan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam mengaplikasikan dan
mengembangkan ilmunya secara profesional, terutama dalam memahami kenyataan di
lapangan industri khususnya dalam hal CPOB sehingga dapat digunakan sebagai bekal
untuk mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja, khususnya tentang peran profesi
apoteker di industri farmasi.
Pada kesempatan ini Instritut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri bekerjasama
dengan PT. PIM Pharmaceuticals di bidang pendidikan berkelanjutan profesi apoteker
untuk menyelenggarakan PKPA yang dilaksanakan pada tanggal 02 Mei – 12 Juni 2023.
Kegiatan PKPA di PT. PIM Pharmaceuticals dilaksanakan agar dapat memberikan
pengalaman, pengetahuan, mengenai tugas dan tanggung jawab apoteker di indutri
farmasi.
B. Tujuan PKPA

Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Industri Farmasi adalah :

1. Mengetahui dan memahami peran, tugas, fungsi pokok dan tanggung jawab apoteker
dalam praktek kefarmasian di industri farmasi.
2. Mengetahui dan memahami pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi.
3. Mengetahui dan memahami tentang penerapan CPOB, proses QC (Quality Control), QA
(Quality Assurance), RnD (Research and Development) dan produksi di industri farmasi.

C. Manfaat PKPA

Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Industri Farmasi adalah :


1. Mampu mempraktikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan, melalui materi dan
praktek yang diperoleh selama pelatihan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dan
dapat menetapkan pemahaman serta penerapan ilmu yang telah diperoleh diperkuliahan
yang berkaitan dengan peran apoteker dalam industri farmasi.
2. Memahami peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam praktek kefarmasian
di industri farmasi secara professional, legal dan etik.
3. Memahami pelaksanaan manajemen dan kepemimpinan yang efektif dan efisien dalam
industri farmasi sebagai bekal untuk melakukan pekerjaan dan tanggung jawab dibidang
industri farmasi.
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKPA

A. Sejarah
Awal mulanya industri farmasi ini adalah indutri farmasi dari Jerman yang
bernama “HELMIG’S” yang didirikan pada tahun 1934 dan berlokasi di Jalan Jagalan
Surabaya dan kemudian pindah lokasi di Jalan Bongkaran Surabaya. Pada tahun 1948
industri farmasi dari Jerman tersebut dibeli oleh pengusaha swasta nasional sehingga
industri farmasi tersebut telah menjadi industri farmasi swasta nasional.
Walaupun telah menjadi industri swasta nasional, nama “HELMIG’S” tetap
dipertahankan dan baru diganti namnya menjadi PT. PIM Pharmaceuticals pada tahun
1958 yang memproduksi dua jenis obat yaittu infuenza dan aspirin dengan angka pasar
pemerintah 80% dan 20% pasar bebas.
Dengan kerja keras dan penuh inovasi, sepuluh tahun kemudian yaitu pada
periode sekitar tahun 1970 PT. PIM Pharmaceuticals telah meluncurkan sekitar 100 jenis
produk obat dan angka pasarnya sudah sebagian besar pasar bebas.
Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam menyongsong abad modern
PT. PIM Pharmaceuticals telah melakukan bbeberapa inovasi antar lai dengan memasuki
sektor Health Food (Makanan kesehatan). Salah satu produk andalan yang telah
memasuki pasar global adalah TITLIS Candy yang aman dikonsumsi serta tidak merusak
gigi. Pada dekade berikutnya menyusul produk Pimag. Hal ini tidak terlepas dari upaya
Departemen Riset dan Pengembangannya secara inovatif selalu mencoba untuk
berkembang mengikuti kebutuhan konsumen.
Pandangan dan langkah kedepannya PT. PIM Pharmaceuticals akan selalu berupaya
memuaskan pelanggan dengan menghadirkan produk obat, makanan kesehatan,
kosmetik, serta perbekalan kesehatan rumah tangga yang bermutu tinggi dengan bahan
dasar yang terbaik dan dengan teknologi terkini.
B. Visi dan Misi
Visi PT. PIM Pharmaceuticals adalah menjadi perusahaan penyedia kebutuhan
masyarakat yang selalu berkembang dengan inovasi.
Misi PT. PIM Pharmaceuticals adalah PT. PIM Pharmaceuticals akan selalu
berupaya memuaskan pelanggan dengan menghadirkan produk obat, makanan kesehatan
serta perbekalan kesehatan rumah tangga yang bermutu tinggi dengan bahan dasar terbaik
dan dengan teknologi terkini.
Kebijakan mutu PT. PIM Pharmaceuticals adalah senantiasa berupaya menjadi
yang terbaik dalam menghadirkan produk sehat, berkhasiat yang aman dan berkualitas
kepada masyrakat, sesuai peraturan dan perundang-undangan.
C. Lokasi, Sarana dan Prasarana
Lokasi : PT. PIM Pharmaceuticals berada di Jalan Candi wates No. 20 Kecamatan
Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Sarana dan prasarana :
1. Bangunan, yang terdiri dari :
a. Gedung A lantai 1, yaitu tempat produksi tablet, tablet salut, serbuk, dan Gudang
Produk Jadi (GPJ) sirup.
b. Gedung A lantai 2, yaitu tempat produksi sirup.
c. Gedung B lantai 1, yaitu tempat produksi tablet dan serbuk.
d. Gedung B lantai 2, yaitu tempat packing sekunder
e. Gedung C basement, yaitu tempat Gudang Bahan Baku (GBB).
f. Gedung C lantai 1, yaitu tempat Gudang Produk Jadi (GPJ).
g. Gedung C lantai 2, yaitu tempat Gudang Produk Jadi (GPJ), produk retur dan sampel
pertinggal.
h. Gedung D, yaitu tempat Gudang Bahan Kemas (GBK).
i. Gedung E, yaitu tempat Gudang Bahan Baku (GBB) dan produksi amilum
j. Bangunan produksi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) dan kosmetik.
k. Bangunan laboratorium lantai 2, tempat QC dan R&D.
2. Sarana penunjang kritis
a. Sistem Pengolahan Air (SPA)
b. Sistem Tata Udara/AHU (Air Handling Unit)
c. Sistem Udara Bertekanan/Air Compressor
3. Peralatan
a. Peralatan produksi sirup
 Mixing tank
 Storage tank
 Bootle feeder
 Cleaning bottle
 Mesin filling
 Mesin capping
 Mesin dus
b. Peralatan produksi suspensi
 Mixer
 Storage tank
 Mesin filling
 Mesin sachet
c. Peralatan produksi tablet
 Super mixer
 Fluid bed dryer
 Oxcilating granulation
 Multidirection mixer
 Rotary tablet fresh
D. Struktur Organisasi
Kedudukan tertinggi di PT. PIM Pharmaceuticals adalah seorang Direktur, dibawahnya
terdapat Dewan Direksi yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekertaris.
Dibawahnya terdapat Kepala Pabrik yang dibantu oleh Staff Dokumen Control. Dibawah
Kepala Pabrik terdapat 3 bagian yaitu :
1. Kadiv Kualitas dan Manufaktur, yang meliputi Ka. Bag Registrasi, Ka. Dept. Riset dan
Pengembangan Farmasi, Ka. Dept. Riset dan Pengembangan non Farmasi, Ka. Dept.
Pengawasan Mutu, Ka. Dept. Pemastian Mutu PIM, Ka. Dept. Pemastian Mutu HPS, Ka.
Dept. Produksi PIM, dan Ka. Dept. Produksi HPS.
2. Pengendalian Biaya
3. Kadiv Operasional yang dibantu oleh Staff Pengembangan, yang meliputi Ka. Dept.
Sistem Mutu, Ka. Dept. PPIC, Ka. Dept. Teknik, Ka. Dept. HRD & GA, serta Ka. Bag
IT.

Anda mungkin juga menyukai