Anda di halaman 1dari 2

BERJAGA JAGALAH

ALVES FALO

( MATIUS; 24:37-44 )

“ Hendaklah kamu berjaga-jaga “. Kerinduan untuk hidup dalam kedamaian tenu sangat
didambakan oleh semua orang. Orang ingin hidup nyaman, orang ingin hidup tenang, orang ingin hidup
bahagia. Tiga ungkapan ini sangat memiliki makna yang lebih berarti bila dipadukan; didalam
kenyamanan manusia bisa hidup tenang, dan dala ketenangan itulah tumbuh benih-benih kebahagiaa.
Merenungkan injil yang dikarang oleh oleh Matius dengan perikop “ nasihat supaya berjaga-jaga “ saya
merasakan ada sesuatu yang begitu menggejolak dalam dalam hati saya. Jujur saja, bukan kata-kata
indah yang membuat hati saya bergejolak tetapi isi dan makna dari aya suci ini. Dalam Injil ini Yesus
menasehati kita untuk selalu berjaga-jaga. Terkadang muncul banyak pertanyaan pada pikiran saya
tentang mengap harus berjaga-jaga?

saya merenungkan kisah ini, satu kta yang sungguh menyentuh hati saya adalah kata “ berjaga-
jagalah “. Ungkapan ini sungguh menyentuh hati saya dan sungguh bermakna dalam kehidupan saya.
Melihat kembali memori saya yang telah terlewatkan kadang saya berpikir bahwa saya ini sudah hancur.
Jujur saja saya ini orang perokok, pemabuk, tukang melawan dan malas belajar. Akibat dari semua ini
yang membuat diri saya ketinggalan banyak informasi dan bahkan minim pengetahuaanya. Ini adalah
penyesalan terbesar dala hidup saya. Saat dalam suasana sunyi saya selalu bertanya dalam diri saya
apakah saya sudah berubah? Pertanyaan ini selalu hadir dalam benak saya. Saya selalu mencoba untuk
mengusir pertanyaan ini tapi sulit. Tetapi usai saya merenungkan kisah injil mengenai hal berjaga-jaga
baru saya temukan sebuah motivasi baru. Dari motivasi itu saya membuat suatu tekad untuk hidup
dalam proses dan selalu mengikuti semua aturan yang berlaku.

Banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Panggilan adalah hadiah yang sangat berarti. Misalkan
seseorang dipanggil untuk menjadi perawat maka tugasnya adalah melayani orang-orang yang sakit, dan
bagi orang yang sakit akan senang bila dperhatikan dengan tulus hati.

Setelah beberapa bulan berada di tempat ini, saya merasa bahwa saya dipanggil Allah dan saya
mempunyai panggilan itu. Tetapi ini adalah pikiran yang masih membayang dalam kehampaan. Jujur saja
sampai saat ini saya tidak tahu apakah saya mempunyai panggilan atau tidak. Di tempat ini saya belum
menemukan panggilan saya yang sesungguhnya. Saya hanya menikmati situasi ditempat ini dan berjalan
bersama proses. Saya selalu bertanya-tanya dimanakah panggilan saya? mungkin ini pertanyaan yang
konyol tapi memang ini saya katakan dengan jujur. Saya juga kadang bertanya apakah ini bukan jalur
kehidupan saya? namun satu harapan saya agar saya bisa menemukan panggilan saya yang
sesungguhnya. Untuk saat ini saya selalu berjaga-jaga dengan cara mengikuti semua proses yang terjadi
disini sebab saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan kehidupan saya.

Anda mungkin juga menyukai