Anda di halaman 1dari 11

EPIDEMIOLOGI

Nurul Chofifah 30418009


Yudha Putra Pratama 30418013
EPIDEMIOLOGI SEBAGAI ILMU BERKEMBANG DARI WAKTU KE
WAKTU

Epidemiologi telah banyak mengalami perubahan sejak dari awal penggunaannya


secara tradisional, baik yang bersifat perubahan filosofis maupun perubahan dalam
teknis penggunannya
KLASIFIKASI

• Epidemiologi di Era Kedokteran Tradisional

Hippocrates (abad ke-5 SM) dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta dalam
catatannya mengenai ‘Airs,Waters and Places’, beliau telah mempelajari masalah
penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat.
Veronese Fracastorius (1483-1553) dan Sydenham (1624-1687) yang secara luas
mengemukakan tentang teori kontak dalam proses penularan penyakit. Dan
berdasarkan teori kontak inilah dimulai usaha isolasi dan karantina yang kemudian
ternyata mempunyai peranan positif dalam usaha pencegahan penyakit menular
hingga saat ini.
EPIDEMIOLOGI DI ERA EMPIRICAL HEALTH (SEBELUM TAHUN 1850)

John Graunt telah mengembangkan teori Statistik Vital yang sangat bermanfaat dalam
bidang epidemiologi. Walaupun Graunt bukan seorang dokter, tetapi hasil karyanya
sangat bermanfaat bagi bidang epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian
pada berbagai kejadian kematian di London dan mendapatkan berbagai perbedaan
kejadian kematian antar jenis kelamin serta antara penduduk Urban dan Rural,
walaupun perbedaan berbagai musim tertentu.
Leeuwenhoek adalah seorang warga Negara Belanda, dia seorang ilmuwan amatir
yang menemukan mikroskop, penemu bakteri dan parasit (1674), penemu
spermatozoa(1677). Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang
kemudian akan sangat berguna untuk analisis epidemiologis selanjutnya.

Jacob Henle pada tahun 1840 mengemukakan teorinya tentang sifat epidemic dan
endemi yang sangat erat hubungannya dengan fenomena biologis. Dalam tulisannya
dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit adalah organisme
yang hidup (living organism).
EPIDEMIOLOGI DI ERA BASIC SCIENCE (TAHUN 1850-1900)

William Farr (1839-1990) mengembangkan analisis sifat epidemi berdasarkan hukum


Matematika. W. Farr mengemukakan bahwa meningkatnya, menurunnya, dan
berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat berbagai fenomena yang berurutan .

Farr memberikan dua buah kontribusi penting bagi epidemiologi, yaitu


mengembangkan sistem surveilans kesehatan masyarakat, dan klasifikasi penyakit
yang seragam.
EPIDEMIOLOGI DI ERA CLINICAL SCIENCE (TAHUN 1900-1950)

Pada era ini terdapat studi epidemiologi bernama Farming Heart Study, tujuan studi ini
adalah meneliti aneka faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Studi tersebut secara
sistematis mencatat data tentang umur, diet, aktivitas fisik, merokok, riwayat keluarga,
dan pemakaian obat. Setiap peserta studi penelitian juga menjalani pemeriksaan fisik
ekstensif dua tahun sekali.
EPIDEMIOLOGI DI ERA PUBLIC HEALTH SCIENCE (1950-
SEKARANG)

The British Doctors Study merupakan sebuah studi kohor prospektif, studi ini dilatari
dengan masalah epidemi kanker paru di Inggris.

Pada 1950 Doll dan Hill mempublikasikan paper mereka pada British Medical Journal
yang termashur tentang hasil studi yang menyimpulkan, merokok menyebabkan
kanker paru.
Bersama dengan berbagai peneliti lainnya, Peto mempublikasikan banyak sekali hasil
riset tentang merokok dan kanker paru, aneka kanker lainnya (kanker okupasi, kanker
leher rahim, kanker payudara), efek betakaroten dan radioterapi terhadap kanker,
penyakit kardiovaskuler (misalnya, tekanan darah, kolesterol, stroke, penyakit jantung
koroner, simvastatin), diabetes, dan sejumlah isu metode epidemiologi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai