EPIDEMIOLOGI
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa tersusun
dan selesai pada waktunya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Definisi........................................................................................................4
3.1 Pembahasan...............................................................................................10
BAB IV PENUTUP
3.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi sebagai salah satu disiplin ilmu kesehatan yang relatif masih
baru dibandingkan dengan beberapa disiplin ilmu lain, pada saat ini mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Walaupun sejumlah penelitian epidemiologis
telah memberikan hasil cukup besar pada beberapa abad yang lalu, namun
epidemiologi sebagai suatu systematized body of epidemiology principles, yang
merupakan dasar dari penelitian epidemiologi, baru berkembang pada beberapa
puluh tahun terakhir ini.
Sejak akhir Perang Dunia II hingga dewasa ini, penelitian epidemiologi telah
banyak dilakukan oleh para ahli, terutama di negara-negara maju. Di Amerika
Serikat, berbagai hasil penelitian epidemiologi telah banyak dimanfaatkan dalam
usaha meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di negara tersebut. Demikian
pula halnya pada negara-negara maju lainnya.
Walaupun perkembangan disiplin ilmu epidemiologi tampaknya berjalan agak
lambat, tetapi pada saat ini telah banyak digunakan dalam berbagai disiplin ilmu
kesehatan dan yang erat hubungannya dengan bidang kesehatan secara umum.
Dewasa ini, epidemiologi sebagai salah satu disiplin ilmu yang masih baru,
walaupun telah digunakan secara luas, tetapi masih diliputi oleh berbagai selisih
pendapat maupun perbedaan pengertian yang bukan saja dalam hal definisi
epidemiologi secara umum, melainkan juga dalam hal pengertian terhadap
berbagai istilah dan pengukuran. Penggunaan rate dan ratio yang masih sering
salah serta kesepakatan tentang arti kata insiden (incidence rate) masih sering
muncul di permukaan. Berbagai konsep dalam penelitian epidemiologi harus
lebih dimantapkan terutama dalam penelitian hubungan sebab akibat yang
merupakan inti penelitian epidemiologi.
Epidemiologi telah banyak mengalami perubahan sejak dari awal
penggunaannya secara tradisional, baik yang bersifat perubahan filosofis maupun
perubahan dalam teknis penggunannya. Namun demikian, dengan kemajuan ilmu
dan teknologi dewasa ini, banyak mendorong para ahli epidemiologi untuk
mengembangkan diri dan sekaligus berusaha mengembangkan disiplin ilmu
epidemiologi agar dapat sejajar dengan berbagai ilmu dasar lainnya.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa epidemiologi dalam
pengertiannya dewasa ini merupakan ilmu yang relatif masih baru. Namun
demikian, sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa ketika
manusia mulai mengenal penyakit menular. Walapun pada saat itu sumber dan
penyebab penyakit masih dianggap berasal dari kekuatan ghaib dan roh jahat,
tetapi cukup banyak usaha pada zaman purba yang dapat dianggap sebagai usaha
untuk melawan epidemic. Umpamanya pada kira-kira 1000 tahun SM, telah
dikenal variolasi di China untuk melawan penyakit variola (cacar), sedangkan
orang India pada saat tersebut selain menggunakan variolasi, juga telah mengenal
bahwa penyakit pes erat hubungannya dengan tikus, sedangkan kusta telah
diketahui mempunyai hubungan erat dengan kepadatan penduduk.
Sebenarnya epidemiologi sebagai sains, yang didasarkan pada pengamatan
terhadap fenomena penyakit dalam masyarakat, oleh mereka yang meyakini
bahwa keadaan tersebut merupakan suatu fenomena yang terjadi secara teratur
(ordered phenomena) dan bukan sebagai suatu kejadian yang bertalian dengan
kekuatan gaib, telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno seperti halnya dengan
berbagai ilmu pengetahuan lain yang telah mampu meningkatkan kesejahteraan
manusia dewasa ini. Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah
dikenal adanya proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat
hubungannya dengan faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh
Hippocrates (abad ke-5 SM) dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta
dalam catatannya mengenai ‘Airs, Waters and Places’, beliau telah mempelajari
masalah penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori
tentang hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Walaupun
pada akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi telah
memberikan dasar pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan dengan
kejadian penyakit sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut adalah konsep
epidemiologi yang pertama.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk makalah berjudul “Sejarah Perkembangan
Epidemiologi”, adalah sebagai berikut :
1. Jelaskan epidemiologi di era Kedokteran Tradisional?
2. Jelaskan epidemiologi di era Empirical Health?
3. Jelaskan epidemiologi di era Basic Science?
4. Jelaskan epidemiologi di era Clinical Science?
5. Jelaskan epidemiologi di era Public Health Science?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui epidemiologi di era Kedokteran Tradisional
2. Untuk mengetahui epidemiologi di era Empirical Health
3. Untuk mengetahui epidemiologi di era Basic Science
4. Untuk mengetahui epidemiologi di era Clinical Science
5. Untuk mengetahui epidemiologi di era Public Health Science
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Epidemiologi sebagai ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan itu
dilatar-belakangi oleh beberapa hal:
1. Tantangan zaman di mana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola
penyakit. Sewaktu zaman John Snow, epidemiologi mengarahkan dirinya
untuk masalah penyakit infeksi dan wabah. Dewasa ini telah terjadi perubahan
pola penyakit ke arah penyakit tidak menular, dan epidemiologi tidak hannya
dihadapkan dengan masalah penyakti semata tetap juga hal-hal lain baik yang
berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan penyakit/kesehatan, serta
masalah non-kesehatan.
2. Perkembangan ilmu pengetauan lainnya. Pengetahuan klinik kedokteran
berkembang begitu pesat di samping perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti
biostatistik administrasi, dan ilmu perilaku (behavior sciene). Perkembangan
ilmu ini juga meniupkan angin segar untuk perkembangan epidemiologi.
Dengan demikian terjadilah perubahan dan perkembangan pola pikir para ahli
kesehatan masyarakat dari masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman mereka
berada. Khusus mengenai pandangan terhadap proses terjadinya atau penyebab
penyakit telah dikemukakan beberapa konsep/teori.
B. Klasifikasi
1. Epidemiologi di Era Kedokteran Tradisional
Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya
proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya
dengan faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad
ke-5 SM) dalam tulisannya yang berjudul Epidemics serta dalam catatannya
mengenai ‘Airs, Waters and Places’, beliau telah mempelajari masalah
penyakit di masyarakat dan mencoba mengemukakan berbagai teori tentang
hubungan sebab akibat terjadinya penyakit dalam masyarakat. Walaupun pada
akhirnya teori tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi telah
memberikan dasar pemikiran tentang adanya hubungan faktor lingkungan
dengan kejadian penyakit sehingga dapat dikatakan bahwa konsep tersebut
adalah konsep epidemiologi yang pertama.
Kemudian Galen mengemukakan suatu doktrin epidemiologi yang lebih
logis dan konsisten dengan menekankan teori bahwa beradanya suatu penyakit
pada kelompok penduduk tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu
generasi tertentu) sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni : (1) faktor
atmosfir (2) faktor internal, dan (3) faktor pre-disposisi. Apa yang
dikemukakan Galen tidak banyak mengalami perubahan selanjutnya dan
merupakan dasar pengembangan epidemiologi.
Pada abad ke 14 dan 15 Masehi, masalah epidemi penyakit dalam
masyarakat semakin jelas melalui berbagai pengamatan peristiwa wabah
penyakit PES dan Variola yang melanda sebagian besar penduduk dunia. Pada
waktu itu, orang mulai menyadari bahwa sifat penularan penyakit dapat terjadi
terutama karna adanya kontak dengan penderita. Dalam hal ini dikenal jasa
Veronese Fracastorius (1483-1553) dan Sydenham (1624-1687) yang secara
luas mengemukakan tentang teori kontak dalam proses penularan penyakit.
Dan berdasarkan teori kontak inilah dimulai usaha isolasi dan karantina yang
kemudian ternyata mempunyai peranan positif dalam usaha pencegahan
penyakit menular hingga saat ini.
Konsep tentang kontagious dan penularan penyakit dalam masyarakat telah
disadari dan dikenal sejak dahulu namun baru pada abad ke-17, teori tentang
germ dan perannya dalam penularan penyakit pada masyarakat mulai
dikembangkan. Dalam hal ini Sydenham dapat dianggap sebagai pioner
epidemiologi walaupun sebagian dari teorinya tidak lagi diterima. Sydenham
dengan teori serta berbagai perkiraannya terhadap kejadian epidemi,
perjalanan epidemi dalam masyarakat serta perkiraan sifat epidemi merupakan
suatu model penggunaan metode epidemiologi.
2. Epidemiologi di Era Empirical Health (sebelum tahun 1850)
John Graunt telah mengembangkan teori Statistik Vital yang sangat
bermanfaat dalam bidang epidemiologi. Walaupun Graunt bukan seorang
dokter, tetapi hasil karyanya sangat bermanfaat bagi bidang epidemiologi
dengan menganalisis sebab kematian pada berbagai kejadian kematian di
London dan mendapatkan berbagai perbedaan kejadian kematian antar jenis
kelamin serta antara penduduk Urban dan Rural, walaupun perbedaan berbagai
musim tertentu. Leeuwenhoek adalah seorang warga Negara Belanda,
dilahirkan di deft, 24 Oktober 1632 dan meninggal pada tanggal 24 Agustus
1723. dia seorang ilmuwan amatir yang menemukan mikroskop, penemu
bakteri dan parasit (1674), penemu sermatozoa(1677). Penemuan bakteri telah
membuka tabir suatu penyakit yang kemudian akan sangat berguna untuk
analisis epidemiologis selanjutnya. Jacob Henle pada tahun 1840
mengemukakan teorinya tentang sifat epidemic dan endemi yang sangat erat
hubungannya dengan fenomena biologis. Dalam tulisannya dikemukakan
bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit adalah organisme yang
hidup (living organism).
Kesimpulan
Dari paparan makalah tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
perkembangan epidemiologi menghasilkan para ilmuan dan peneliti dari berbagai
belahan dunia untuk dapat menyempurnakan dan juga mengembangkan
epidemiologi menjadi lebih luas lagi agar dapat bermanfaat dan diterima dalam
ilmu kesehatan yang telah ada sebelumnya. Epidemiologi memiliki sejarah dan
perkembangan yang sangat panjang dan spesifik dengan berbagai jajaran tokoh
epidemiologi dan juga kasus-kasus besar yang ada di dalamnya.
Saran
http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf ,diakses
pada 24 Februari 2020
https://www.academia.edu/18355634/Sejarah_Epidemiologi_Prof_Bhisma_Murti
,diakses pada 25 Februari 2020
http://ners.unair.ac.id/materikuliah/2a.%20Sejarah%20perkembangan
%20Kepkeskom.pdf ,diakses pada 25 Februari 2020