Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI

NAMA: YULIUS ANTONIUS ALVES FALO

HENING
Banyak orang sering mengatakan bahwa hening itu membosankan. Tetapi bagi saya
seorang pribadi, hening itu sangat menyenangkan. Hening itu betul-betul menghadirkan
kedamaian yang indah dalam sanubari ini. Menyimak kembali judul yang saya ambil dan saya
gunakan sebagai refleksi ada banyak pertanyaan yang sedang bergejolak dalam diri ini.
“Mengapa saya dituntut untuk hening” ? Sebetulnya sulit bagi saya untuk memberikan jawaban
atas pertanyaan in. Tetapi saya tidak ingin terjebak dalam kesulitan itu karena tiada kata sulit
yang mampu membuat diri saya menjadi sulit.

Saya dituntut untuk hening karena dalam keheningan itu hati saya-pun semakin dekat
dengan Allah. Sungguh-sungguh memberikan hati kepada Allah lewat keheningan ituakan lebih
baik hubungan saya dengan Allah.Karena semakin saya memberikan hati kepadaNya dengan
tulus disaat itupulah semakin erat pelukkan Allah melekat dalam jiwa saya.

Di tempat ini saya sunggu-sungguh merasakan keheningan itu, meskipun pada


kenyataannya banyak kegaduhan yang terjadi disekitar lingkungan saya. Tetapi prinsip saya
adalah meskipun saya tinggal dalam situasi yang hingar bingar, situasi yang kacau tetapi selagi
hati saya masih tertuju pada Allah keheningan itu akan selalu bersama saya dan selalu melekat
dalam pribadi saya.

Megapa aku harus hening? Banyak jawaban atas pertanyaan in. Tetapi saya hanya ingin
mengungkapkan satu hal yang betul-betuk tumbuh dari hati in. Saya ingin semakin mencintai
Allah. Saya ingin semakin dekat dengan diriNya. Hidup dalam keheningan berarti hidupu
bersama Yesus. Hening berarti berada dalam lingkaran Yesus. Hening berarti mencoba utnuk
membunuh kebisingan.

Saya mencintai Yesus. Yesu adalah pribadi saya. Bila saya mengenal Yesus berarti saya
mengenal pribadi saya. Kerinduan diri saya dengan Allah sulit terpisahkan dalam diri saya. Ini
adalah hal yag sangat sulit untuk saya lakukan. MencintaiNya adalah motivasi terbesar bagi
pribadi saya. Ingin saya membagikan sedikit pengalaman saat saya berada di kelas XI SMA itu
biasanya kami sudah diberi pilihan untuk memilih kongregasi untuk melanjutkan pendidikan
panggilan kami. Banyak serikat yang datang mempromosikan kelebihan dan kekurangan mereka.
Dari semua serikat yang dipromosikan semuanya tidak pernah menyentuh hati saya namun
ketika kongregasi MSF mempromosikan kelebihan dan kekurangannya saya betul-betul goncang.
Dan saya berpikir apakah ini memang jalan yang harus saya pilih? Setiap malam saya selalu
menyendiri dalam keheningan dan terus memikirkan hal yang terjadi pada diri saya. Dan dalam
keheningan itu saya menemukan jawabannya. Saya memutuskan untuk masuk dan bergabung
dalam kongregasi keluarga kudus. Bertolak dari pengalaman ini motivasi saya semakin
bertumbuh dan terus berkembang. Bahkan sekarang saya menyerahkan seluruh kehidupan saya
kepada Tuhan sebagai persembahan bagiNya. Sebab memang saat ini saya tidak tahu apa yang
akan terjadi dimasa depan saya.

Terakhir satu kalimat yang igin saya ucapkan: TUHAN YANG MEMANGGIL, TUHAN-
PULAH YANG MENENTUKAN.

Anda mungkin juga menyukai