Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

FARMAKOLOGI dan FARMAKOTERAPI PRNYAKIT KHUSUS dan DEGENERATIF

“BENZODIAZEPIN”

Disusun Oleh :

Nama: Yulius Antonius Alves Falo

NIM: 10118217

Hari/Tanggal: Senin/ 21 Juni 2021

PRODI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2021/2022
Point Soal

Berikan penjelasan bagaiaman Mekanisme, Farmakokinetik dan Interaksi Obat dari obat
golongan “Benzodiazepin” disertai dengan contoh obatnya dan gambar sediaan yang ada di
pasaran.

Jawab
Mekanisme Kerja

Benzodiazepin terutama merupakan interaksinya dengan reseptor penghambat neurotrasmiter


yang diaktifkan oleh asam gamma ammino butirat (GABA). Reseptor GABA merupakan protein
yang terikat pada membrane dan dibedakan dalam 2 bagian besar sub-tipe yaitu reseptor GABA
A dan Reseptor GABA B. Ionotropik reseptor GABA A terdiri dari beberapa sub unit. Reseptor
GABA A berperan pada sebagian besar neurotransmitter di SSP. Sebaliknya reseptor GABA B
yang terdiri dari peptide tunggal dengan 7 daerah transmembran digabungkan dengan
mekanisme signal transduksinya oleh protein G.

GABA adalah neurotransmiter penghambat utama pada sistem saraf pusat. Penelitian
elektrofisiologik menunjukkan bahwa golongan benzodiazepin memperkuat inhibisi GABAergik
pada semua tingkat neuroaksis, termasuk medula spinalis, hipotalamus, hipokampus, substansia
nigra, korteks serebeli, dan korteks serebri. Benzodiazepin tampaknya meningkatkan efisiensi
penghambatan sinaps GABAergik. Golongan Benzodiazepin tidak menggantikan GABA, tetapi
meningkatkan efek GABA secara alosterik tanpa secara langsung mengaktifkan reseptor GABA
atau membuka kanal klorida yang terkait.

Efek farmakologi Benzodiazepin merupakan akibat aksi GABA sebagai neurotransmitter


penghambat di otak dan di blockade dari pelepasan muatan listrik. GABA adalah salah satu
neurotransmitter-inhibisi otak, yang juga berperan pada serangan epilepsi, Benzodiazepin tidak
mengaktifkan reseptor GABA melainkan meningkatkan kepekaan reseptor GABA terhadap
neurotransmitter penghambat sehingga kanal klorida terbuka dan terjadi hiperpolasrisasi sinaptik
membrane sel dan mendorong post sinaptik membrane sel tidak dapat dieksitasi (Tjay dkk, 2002:
390-395)

Secara teoritis Benzodiazepin mengatasi kecemasan dengan cara potensial aktivitas GABA.
Dosis harus diindividualisasi dan umumnya lama terapi tidak boleh melebihi 4 bulan. Beberapa
penderita memerlukan terapi yang lebih lama. Penderita lanjut usia lebih sensitive terhadap BZ
dan dapat mengalami jatuh selama terapi dengan BZ.

Untuk contoh obat golongan Benzodiazepam yang digunakan adalah Diezepam.


\
Farmakokinetik
Farmakokinetik dari diazepam dibahas dari aspek absorpsi, distribusi, metabolisme, eliminasi.
Diazepam dimetabolisme di hati kemudian diekskresikan melalui urine. Konsentrasi puncak
lebih cepat tercapai pada pemberian intravena dibandingkan dengan oral atau intramuskular pada
dosis yang sama.

Absorpsi

Diazepam dapat diberikan melalui oral, rektal, dan parenteral secara injeksi intravena dan
intramuskular. Setelah pemberian secara oral, >90% diazepam akan diserap dengan cepat
melalui gastrointestinal. Waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak adalah 1−1,5 jam
pada pemberian oral, 10−30 menit pada pemberian rektal, kira-kira 1 menit pada pemberian
intravena, dan 0,25−2 jam pada pemberian intramuskular. Penyerapan diazepam akan melambat
apabila diberikan bersamaan dengan makanan berlemak, yaitu menjadi sekitar 45 menit
dibandingkan jika dalam kondisi perut kosong dapat diserap dalam waktu 15 menit. Makanan
juga menyebabkan peningkatan waktu untuk mencapai konsentrasi plasma puncak, yaitu menjadi
2,5 jam. Absorbsi diazepam pada injeksi intramuskular kurang baik dan sulit diperkirakan,
sehingga hanya dilakukan apabila cara pemberian lain tidak bisa dilakukan.

Distribusi

Diazepam bersifat larut dalam lemak dan terdistribusi dengan cepat pada lemak dan jaringan
lain. Distribusi diazepam kepada berbagai jaringan diperkirakan memiliki waktu paruh 1 jam,
hingga mencapai >3 jam. Volume distribusi diazepam adalah 1,1 L/kg pada pemberian oral, 1,2
L/kg intravena, dan 1 L/kg per rektal

Metabolisme

Oksidasi dari diazepam dimediasi oleh sitokrom P450. N-demetilasi dari diazepam dilakukan
oleh CYP3A4 dan CYP2C19, kemudian membentuk metabolit aktif N-desmethyldiazepam. Zat
ini lalu dihidroksilasi oleh CYP3A4 menjadi metabolit aktif temazepam. Temazepam dan N-
desmethyldiazepam kemudian dimetabolisme lagi menjadi oxazepam, dan dieliminasi melalui
konjugasi pada asam glukoronat melalui glukoronidase.
Eliminasi

Diazepam dan metabolitnya diekskresikan melalui urine sebagai konjugat glukoronidase. Waktu
klirens diazepam mencapai 20−30 mililiter/menit pada dewasa muda. Waktu paruh eliminasi
diazepam dapat mencapai 48 jam pada pemberian oral, 33−45 jam intravena, 60−72 jam
intramuskular, dan 45-46 jam per rektal. Metabolit aktif N-desmethyldiazepam memiliki waktu
paruh eliminasi yang mencapai 100 jam. Waktu paruh diazepam memanjang pada neonatus,
geriatri, dan pasien dengan penyakit hati atau ginjal.

A. Interaksi Obat

OBAT EFEK TERHADAP DIAZEPAM

Alkohol Klirens akan meningkat

Cimetidine Klirens meningkat sementara t1/2 akan menurun

Disulfiram Klirens menurun

Fluoxetine Klirens menurun

Itroconazole Potensial klirens akan menurun

Omeprazole Klirens menurun

Kontrsepsi Oral Klirens menurun sementara t1/2 eliminasi akan meningkat

Propanolol Klirens menurun dan memperpanjang t1/2 eliminasi

Ranitidine Absobsi akan menurun

Rifampisin Metabolism meningkat

Penutup:

 Golongan Benzodiazepin memiliki mekanisme kerja utama yaitu meningkatkan ikatan


antara GABA dengan reseptor GABA A

 Benzodiazepin yang seringdigunakan adalah Diazepam


 Selain diazepam ada banyak obat-obatan dari golongan obat Benzodiazepin yaitu:
Alprazolam, Chlordiazepoxide, Clobazam, Clonazepam, Estazolam, Lorazepam dan
Midazolam.

 Golongan Benzodiazepan obat-obat di dalamnya memiliki mekanisme kerja yang sama,


namun dengan profil-profil farmakokinetika yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya.

Merk Diazepam

Merk dagang yang beredar di Indonesia adalah: Valdimex, Nozepav, Valisanbe, Valuim dan
Stesolid.

Anda mungkin juga menyukai