ENSEVAL
PUTERA MEGATRADING, Tbk CABANG BENGKULU
DISUSUN OLEH:
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
1. Jihan Kurnia Ramadhani (2021051)
2. Farid Adjie Pranata (2021038)
3. Fikri Anohetana (0051032432)
Disetujui:
KATA PENGANTAR
2
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis atas penulisan Laporan
Praktik Kerja Industri di PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk dapat terselesaikan
dengan baik.
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Industri dan juga dalam pembuatan
laporan ini penulis banyak menerima bantuan baik secara langsung maupun tidak
langsung dan pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
DAFTAR ISI
3
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini, perkembangan industri semakin pesat, khususnya dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri farmasi
Pemasaran produk dan peralatan farmasi kesehatan membutuhkan institusi
yang dapat membaginya obat-obatan dan alat kesehatan, melalui Pedagang
Besar Farmasi (PBF)
PBF berfungsi sebagai sarana distribusi farmasi bagi industri-industri
farmasi dan saluran distribusi obat-obatan yang bekerja aktif ke seluruh bumi
secara merata dan teratur Selain itu, PBF membantu pemerintah dalam
mencapai tingkat kesempurnaan penyediaan obat-obatan untuk pelayanan
kesehatan dan berpartisipasi dalam menciptakan lapangan kerja
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011, Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah
perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai
ketentuan Peraturan Perundang- undangan. Pedagang Besar Farmasi (PBF)
merupakan salah satu unit terpenting dalam kegiatan penyaluran sediaan
farmasi ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti apotek, instalasi farmasi rumah
sakit, puskesmas, klinik dan toko obat agar dapat sampai ke tangan masyarakat
Setiap PBF dan PBF cabang diharuskan untuk memiliki apoteker
penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ketentuan
pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat dan/atau bahan obat dan
apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan. Oleh karena itu, seorang apoteker yang bertanggung
jawab ini sangat dituntut untuk memiliki kemampuan dan kecakapan lebih
dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di lingkungan pedagang besar
farmasi yang meliputi berbagai bidang di antaranya adalah pengadaan,
penyimpanan, distribusi, atau penyaluran sediaan farmasi.
5
Sekolah Menengah Kejuruan Swasta 16 Farmasi Bengkulu adalah sebuah
institusi pendidikan yang menawarkan program kejuruan di bidang farmasi.
Sekolah ini fokus pada pendidikan untuk menciptakan tenaga kesehatan
khususnya dalam bidang farmasi.
Oleh karena itu, SMKS 16 Farmasi bekerjasama dengan PT. Enseval Putera
Megatrading, tbk menyelenggarakan praktik kerja industri mulai tanggal 18
September hingga 18 November 2023. Diharapkan praktik kerja industri dapat
meningkatkan pemahaman calon tenaga kefarmasian tentang tugas dan fungsi
PBF, peran apoteker di PBF, pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan lainnya, persyaratan pendirian PBF, pelaporan dalam pengelolaan
distribusi obat, dan sarana distribusi.
6
1. Memberikan pengalaman langsung dalam pengelolaan dan pendistribusian
sediaan farmasi sesuai dengan teori yang telah dipelajari di sekolah.
2. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di Sekolah
Menengah Kejuruan Swasta 16 Farmasi.
7
BAB II
TINJAUAN UMUM
undangan.
Dalam peraturan tersebut juga memberikan batasan terhadap beberapa hal yang
berkaitan dengan kegiatan Pedagang Besar Farmasi yaitu batasan
mengenai:
Alat Kesehatan yang Baik. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin,
8
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
dan/atau bahan obat. Apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai
surat izin
9
PBF juga bisa mengajukan permohonan perpanjangan disampaikan paling
cepat 6 bulansebelum masa berlaku izin habis.
Jika PBF ingin melakukan perubahan nama PBF maka ada beberapa
persyaratan yang di butuhkan, sebagai berikut:
• Perubahan alamat perusahaan atau lokasi usaha.
• Pergantian direktur dan/atau APJ.
• Perubahan lingkup penyaluran.
Izin PBF Pusat dan PBF Cabang dinyatakan tidak berlaku apabila
masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang, dikenai sanksi berupa
penghentian sementara kegiatan, atau izin PBF Pusat atau PBF Cabang
dicabut.
Pencabutan Izin PBF akibat pelanggaransebagai Pedagang Besar
Farmasi, wajib memiliki Sertifikat Distribusi serta menjalankan
kewajiban-kewajibannya sesuai dalam peraturan perundang-undangan.
Pencabutan izin ini bisa saja terjadi jika pelaku usaha melakukan hal-
hal berikut ini:
Kegiatan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat tidak aktif
selama satu tahun.
Tidak mempekerjakan Apoteker Penanggung Jawab yang sudah
memiliki izin kerja.
Tidak lagi memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana
penetapan dalam peraturan perundang-undangan.
Melakukan kegiatan penyaluran atau distribusi yang tidak sesuai
dengan ketentuan CDOB.
Tidak menyampaikan informasi kegiatan usaha sesuai ketentuan
selama tiga kali berturut-turut.
Menjual produk secara eceran.
Melayani resep dokter, PBF tidak boleh memberikan pelayanan
untuk resep dokter.
Membuat, menyimpan dan menyalurkan obat-obatan jenis narkotika
tanpa izin khusus sesuai peraturan.
Mengemas/membungkus yang berbeda dari kemasan asli pabrik,
kecuali jika sudah mempunyai laboratorium dan izin tersendiri.
Mendistribusikan jenis obat keras ke toko-toko obat yang tidak
memiliki izin.
Adapun persyaratan pencabutan izin PBF adalah sebagai berikut:
10
Surat permohonan kepada Dinas DPMPTSP bermaterai (atau
dengan melampirkan laporan hasil audit investigasi).
Surat izin PBF yang asli.
Berita acara opname stock.
Berita acara pemeriksaan dari DinKes Provinsi.
Setiap Pedagang Besar Farmasi harus ada personil yang cukup dan
11
Apoteker sebagai penanggung jawab. Sesuai dengan persyarataan
semestinya.
1.Kepala Pusat
12
Bertanggung jawab langsung kepada Kepala Cabang, menangani
proses penerimaan pengeluaran kas, membukukan semua transaksi
pada buku kas dan bank
6. Salesman
13
marketing. Dalam sistem pengadaan, dilakukan penentuan level
persediaan produk berdasarkan penentuan nilai Level Stock,
Buffer Stock, Lead Time, dan ReOrder
Point (ROP).Pengadaandilakukan oleh Apoteker Penanggung
Jawab (APJ) PBF dengan membuat defekta, berkoordinasi
dengan supervisior penjualan dan bagian marketing dalam
membuat daftar kebutuhan barang. Pada proses pengadaan
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu pengadaan produk
reguler, produke-catalogue, dan produk berupa
Narkotika/psikotropika/prekursor (NPP).
Pengadaan yang dilakukan harus mengikuti kaidah CDOB, yaitu
setiap pengadaan dikendalikan dengan prosedur tertulis dan
rantai pasok diidentifikasi serta didokumentasikan.
3.) Penyimpanan
14
Untuk pembayaran dilakukan dengan dua cara, yaitu:
• Kredit
Inkaso melakukan penagihan berdasarkan payment time
(batas waktu yang tertera di faktur)
• Cash
Pembayaran langsung melalui inkaso PBF.
5.) Pemusnahan
15
Pelayanan pedagang besar farmasi hanya dapat melaksanakan penyaluran
obat keras kepada:
Pengelola Apotek.
3. Rumah sakit berdasarkan surat pesanan yang di tanda tangani oleh
Apoteker Pengelola Instalasi Rumah Sakit.
4. Instalasi lain yang di izinkan Menteri Kesehatan
1. Obat.
2. Bahan baku obat.
3. Obat tradisional dan bahan tradisional (obat asli Indonesia) dan (bahan
obat asli Indonesia)
4. Alat-alat kesehatan.
5. Kosmetik
16