Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)

DI PT. MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL Tbk


CABANG KOTA KEDIRI TANGGAL 1 – 14 DESEMBER 2021

Disusun oleh :
1. KIKI KARTIKA, S.Farm 40121031
2. LISTIA WULANDARI, S.Farm 40121032
3. LUCIA EKA YULIANTI, S. Farm 40121033
4. MALIKHATUL WAFIYAH, S.Farm 40121035
5. M. HISBI MUJANANDI, S.Farm 40121034

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021
LEMBAR
PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) DI


PT. MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL
CABANG KOTA KEDIRI
TANGGAL 1 – 14 DESEMBER 2021

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing, Preseptor,

(--------------------------) (--------------------------)
NIP. NIP. (jika ada)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi IIK Bhakti Wiyata Kediri

(-------------------------------)
NIP.---------------------------
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKPA
B. Tujuan PKPA
C. Manfaat PKPA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian (tempat PKPA)
B. Tugas dan Fungsi
C. Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-undangan
D. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker
BAB III. TINJAUAN UMUM TEMPAT PKPA
A. Sejarah
B. Visi dan Misi
C. Lokasi, Sarana dan Prasarana
D. Struktur Organisasi
BAB IV. KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan yang dilakukan
B. Tugas yang dikerjakan selama PKPA
C. Pembahasan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di Era industry 4.0 yang serba modern ini, dimana semua perindustrian
semakin meningkat pesat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama dalam bidang farmasi. menuntut untuk seorang apoteker dapat
menjalankan pekerjaan kefarmasian dalam hal pengadaan,penyimpanan, penyaluran
obat dan bahan obat, sehingga dapat tersebar merata untuk dapat memenuhi
kebutuhan obat/bahan obat dan alat kesehatan, maka sangat diperlukan suatu sarana
yang dapat menyalurkan obat/bahan obat dan alat kesehatan yaitu melalui Pedagang
Besar Farmasi (PBF).
Pelaksanaan upaya kesehatan, apoteker memegang peranan penting demi
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang tinggi. Hal tersebut dapat dilakukan
oleh seorang Apoteker dengan melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan
kefarmasian tersebut yaitu pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional. Hal tersebut dapat diwujudkan oleh seorang Apoteker
melalui pengabdiannya pada pedagang besar farmasi (Presiden Republik Indonesia,
2009).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang
Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang
memiliki izin untuk pengadaan,penyimpanan, penyaluran obaat dan atau bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang undangan, Pedagang Besar
Farmasi (PBF) merupakan salah satu unit terpenting dalam kegiatan penyaluran
sediaan farmasi ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti apotek, instalasi farmasi
rumah sakit, puskesmas, klinik dan toko obat agar dapat sampai ke tangan masyarakat
dengan mutu terjami, Apoteker sebagai penanggung jawab di PBF harus mampu
melakukan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di PBF dimulai dari pengadaan,
penyimpanan hingga pendistribusian sediaan farmasi ke sarana pelayanan kesehatan.
(PMK 1148.2011)
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang
Pedagang Besar Farmasi (PBF) Cabang adalah pbf yang telah memiliki pengakuan
untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan atau bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (PMK
1148.2011)
Dalam pelaksanaan kegiatannya, PBF harus mengacu kepada Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB) adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat
yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi / penyaluran sesuai
persyaratan dan tujuan penggunaannya (CDOB, 2019)
PT MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL TBK adalah PT yang
berbadan hukum yang berdiri sejak tahun 1952 oleh bapak soedarpo sastrosatomo dan
ibu minarsih soedarpo sastrosatomo wiranata kusuma.
Perusahaan ini bergerak di bidang usaha distribusi produk farmasi suplemen
makanan dan alat kesehatan dengan mencakup seluruh wilayah Indonesia beroperasi
dengan 33 cabang dan satu gudang pusat serta di dukung oleh sumber daya manusia
yang berpengalaman di bidang farmasi, yang berkomitmen menjadi perusahaan
distribusi dengan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan dan principle nya.
PT MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL cabang Kediri terletak
dijalan masjid al-huda nomer 04 tepus ngadirejo kecamatan kota Kediri jawa timur,
yang bergerak di bidang dalam operasionalnya didukung dengan fasilitas
pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang
terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung kelancaran pengiriman barang
ke beberapa tempat di kota kediri dan sekitarnya. Mengingat akan pentingnya hal
tersebut dan upaya untuk pemberian dukungan terhadap kompetensi apoteker di
Pedagang Besar Farmasi (PBF), maka Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
IIK Bhakti Wiyata bekerja sama dengan PT. MPI dalam menyelenggarakan Praktek
Kerja Profesi Apoteker mulai tanggal 01 desember 2021. Praktek Kerja Profesi
Apoteker ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman calon apoteker mengenai
peranan apoteker di PBF, manajemen pengelolaan sediaan farmasi di PBF.

B. Tujuan PKPA

Tujuan dilakukan praktik kerja profesi apoteker (PKPA) di pedagang besar


farmasi (PBF) PT MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL antara lain
1. Mahasiswa dapat melakukan praktik kefarmasian di pedagang besar farmasi
(PBF) secara professional, legal, dan etik
2. Mahasiswa dapat melakukan pengelolaan obat dan alat kesehatan dengan
mempertimbangkan aspek professional legal dan etik
3. Mahasiswa dapat melakukan pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan
di pedagang besar farmasi (PBF)
4. Mahasiswa dapat melakukan management dan akuntansi di pedagang besar
farmasi (PBF)
5. Mahasiswa dapat melakukan dokumentasi atau pelaporan kegiatan
kefarmasian di pedagang besar farmasi (PBF)
6. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga
farmasi yang professional
7. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
pedagang besar farmasi (PBF)

C. Manfaat PKPA

1. Memahami peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam praktik
kefarmasian di pedagang besar farmasi (PBF)
2. Mampu memahami wawasan pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman praktis
untuk melakukan pengalaman pekerjaan kefarmasian di pedagang besar farmasi
(PBF)
3. Mampu memahami pelaksanaan menegement dan kepemimpinan yang efektif
dan efisien dalam pengelolaan sarjana kefarmasian dan pelayanan kefarmasian
yang bermutu di pedagang besar farmasi (PBF)
4. Mampu memahami pengelolaan obat secara professional legal dan etik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PBF
Pedagang Besar Farmasi, yang selanjutnya disingkat PBF adalah perusahaan
berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan,
penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.

PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk
melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam
jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Cara Distribusi Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CDOB adalah cara
distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan
mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan
penggunaannya.

B. Tugas dan Fungsi

Fungsi dan tugas dari Pedagang Besar Farmasi dapat dilihat dari Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pedagang
Besar Farmasi adalah akan diuraikan sebagai berikut:

a. Tugas Pedagang Besar Farmasi Menurut Peraturan Menteri Kesehatan


tentang Penyelenggaraan, bahwaTugas PBF antara lain:

1) Tempat menyediakan dan menyimpan perbekalan farmasi yang


meliputi obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetik dan alat
kesehatan.
2) Sebagai sarana yang pendistribusian perbekalan farmasi ke
sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
apotek, rumah sakit, toko obat berizin dan sarana pelayanan
kesehatan masyarakat lain serta Pedagang Besar Farmasi lainnya.
3) Membuat laporan dengan lengkap setiap pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, perbekalan farmasi sehingga dapat
dipertanggungjawabkan setiap dilakukan pemeriksaan. Untuk
toko obat berizin, pendistribusian obat hanya pada obat-obatan
golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, sedangkan untuk
apotek, rumah sakit dan PBF lain melakukan pendistribusian obat
bebas, obat bebas terbatas,obat keras dan obat keras tertentu.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun


2014 tentang Pedagang Besar Farmasi, menjelaskan bahwa Fungsi PBF antara
lain:

1) Sebagai sarana distribusi sediaan farmasi bagi industri-industri farmasi.

2) Sebagai saluran distribusi obat-obatan yang bekerja aktif ke seluruh tanah


air secara merata dan teratur guna mempermudah pelayanan kesehatan.

3) Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tingkat kesempurnaan


penyediaan obat- obatan untuk pelayanan kesehatan.

4) Sebagai aset atau kekayaan nasional dan lapangan kerja.

Tugas dan fungsi PBF berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 adalah

a. Menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan

obat.

b. Memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan


dan

tujuan penggunaannya.

c. PBF mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan.

C. Ketentuan Umum dan Peraturan Perundang-undangan

Penyelenggaraan PBF memiliki landasan hukum yang diatur dalam :

a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1148/Menkes/Per/VI/2011


tentang PBF :
b. Peraturan Kepala BPOM Republik Indonesia tahun 2012 Nomor
HK.03.1.34.11.12.7542 tentang pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB
2012).
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/Menkes/Per/V/2011
tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
d. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
e. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2010 tentang Prekusor.
D. Tugas dan Tanggung Jawab Apoteker

Penyelenggaraan PBF memiliki landasan hukum yang diatur dalam Peraturan BPOM
No 6 tahun 2020 :
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang PBF.
b. Peraturan Kepala BPOM Republik Indonesia tahun 2012 Nomor
HK.03.1.34.11.12.7542 tentang pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB
2012).
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889/Menkes/Per/V/2011
tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian.
d. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
e. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 2010 tentang Prekusor.

Penanggung jawab memiliki tanggung jawab antara lain:

a. Menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem manajemen


mutu.
b. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta menjaga
akurasi dan mutu dokumentasi.
c. Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan dasar dan pelatihan lanjutan
mengenai CDOB untuk semua personil yang terkait dalam kegiatan distribusi.
d. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan penarikan obat
dan/atau bahan obat.
e. Memastikan bahwa keluhan pelanggan ditangani dengan efektif.
f. Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan.
g. Meluluskan obat dan/atau bahan obat kembalian untuk dikembalikan ke dalam
stok obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual.
h. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi kontrak dan penerima
kontrak yang menjelaskan mengenai tanggung jawab masing-masing pihak yang
berkaitan dengan distribusi dan/atau transportasi obat dan/atau bahan obat.
i. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala sesuai program dan tersedia
tindakan perbaikan yang diperlukan.
j. Mendelegasikan tugasnya kepada Apoteker/tenaga teknis kefarmasian yang telah
mendapatkan persetujuan dari instansi berwenang ketika sedang tidak berada di
tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen yang terkait
dengan setiap pendelegasian yang dilakukan.
k. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina atau
memusnahkan obat dan/atau bahan obat kembalian, rusak, hasil penarikan
kembali atau diduga palsu.
l. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat dan/atau
bahan obat tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB III
TINJAUAN UMUM

A. Sejarah

Sejarah Singkat Perusahaan dan Profil Perusahaan. Perusahaan ini didirikan


pada 20 Oktober 1952 oleh Bapak Soedarpo Sastrosatomo dan Ibu Minarsih
Soedarpo Sastrosatomo Wiranatakusumah dengan nama NV Consists Dagang
Soedarpo Corporation. Perubahan nama dari NV Consists Dagang Soedarpo
Corporation ke PT NVPD Soedarpo Corporation Tbk dibuat sesuai dengan akta No
182 tanggal 21 Februari 1990, dibuat oleh Notaris Raharti Sudjardjati, SH, di
Jakarta. Berdasarkan surat persetujuan No SI- 090/SHM/MK.10/1990 tanggal 22
Maret 1990 dari Departemen Keuangan Republik International, Perusahaan ini
tercatat di Bursa Efek International pada 7 Mei Pada tahun 2004, sebuah
perusahaan Malaysia, Pharmaniaga Bhd mengakui sisi saham strategis 55%,
membuat Pharmaniaga Bhd menjadi pemegang saham utama di PT. Millennium
Pharmacon International Tbk. Millennium Pharmacon International Tbk adalah
perusahaan swasta independen terbesar di International, sebagai distributor produk
farmasi, suplemen - suplemen makanan dan produk diagnostik. Perusahaan ini
memiliki 33 kantor cabang, 5 sub distributor, 3 gudang pooling dan 15 lokasi
penjualan di seluruh International. Konsumen perusahaannya berasal dari lokal dan
multinasional. Produk - produknya didistribusikan ke Apotek, Rumah Sakit dan
Toko Obat Nasional (Annual Report PT. MPI, 2018).

B. Visi dan Misi


a. Visi
Menjadi perusahaan distribusi yang efisien, sehingga memberikan nilai tambah
bagi pelanggan dan principle
b. Misi
Memberikan produk kesehatan dan pelayanan dengan skala nasional
c. Value
1. Team Work (Kerja Sama)
2. Open Communication (Komunikasi yang terbuka)
3. Passion For Excellent (Semangat untuk menghasilkan yang terbaik)
4. Integrity and Honesty (Integritas yang tinggi dan jujur)
5. Caring (Kepedulian terhadap semua masalah)
d. Kebijakan Mutu
Berkerja sebagai suatu learn dengan memberi dan meningkatkan pelayanan
yang berkualitas, efektif, serta efesien secara berkelanjutan guna memenuhi
kebutuhan pelanggan dan disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang
berlaku.
e. Sasaran Mutu (Marketing)
1. Memastikan sales achievement =>100%
2. Memastikan achievement program principel
C. Lokasi, Sarana dan Prasarana
a. Lokasi
PT. Millenium Pharmacon International Cabang Kediri terletak di Jalan
Masjid Al-Huda No. 04, Tepus, Ngadirejo, Kecamatan Kota Kediri, Kediri,
Jawa Timur.
b. Sarana dan Prasarana

D. Struktur Organisasi
BAB IV
KEGIATAN PKPA DAN PEMBAHASAN

A. Kegiatan yang dilakukan


B. Tugas yang dikerjakan selama PKPA
C. Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai