PENDAHULUAN
distribusi obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga
pendistribusian atau penyaluran obat, dan pengelolaan obat merupakan salah satu
Indonesia, 2009)
dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Setiap fasilitas distribusi atau penyaluran sediaan farmasi berupa obat
1
menetapkan Standar Prosedur Operasional dalam melakukan pekerjaan
farmasi juga harus memenuhi ketentuan Cara Distribusi yang Baik yang
distribusi sangat dibutuhkan untuk menjamin mutu, khasiat dan keamanan sediaan
mengadakan Praktek Kerja Profesi di fasilitas distribusi yaitu PBF PT. Rajawali
obat dari produsen hingga ketangan konsumen. Penerapan terhadap aspek CDOB
diterima oleh pasien sama dengan mutu obat yang dikeluarkan industry farmasi.
Apoteker Indonesia.
2
2. Meningkatkan pemahaman calon Apoteker tentang peran, fungsi, posisi
kefarmasian.
3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker di
PBF
tanggal 09 Mei sampai 04 Juni 2022 yaitu di Rajawali Nusindo cabang Padang.
Praktek dijadwalkan dari hari Senin – Jum’at, mulai pukul 08.00-16.00 WIB.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
Menurut pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Peraturan
tentang Pedagang Besar Farmasi, PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum
PBF juga dapat menyalurkan alat kesehatan dan kosmetika. PBF yang akan
melakukan usaha sebagai penyalur alat kesehatan (PAK) harus memiliki izin
dan penyaluran obat dan/bahan obat wajib menerapkan Pedoman Teknis Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB adalah cara distribusi atau penyaluran
obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur
5
6. Perautran Menteri Kesehatan RI No. 1148 Tahun 2011 tentang PBF.
Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 1148 Tahun 2011 tentang PBF.
PER.V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian
menjelaskan bahwa apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai
Apoteker (STRA) yang dikeluarkan oleh menteri. STRA dan STRTTK berlaku
selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan.
4. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
6
5. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi
d) Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang meiliki surat izin
praktik
informatika atau secara online melalui website KFN. KFN harus menerbitkan
STRA paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak surat permohonan diterima dan
dan PBF Cabang harus memiliki apoteker penanggung jawab yang bertanggung
obat dan/atau bahan obat. Apoteker penanggung jawab harus memiliki izin sesuai
7
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2017, bila
apoteker penanggung jawab tidak dapat melaksanakan tugas, PBF atau PBF
Cabang harus menunjuk apoteker lain sebagai pengganti sementara yang bertugas
paling lama untuk waktu 3 (tiga) bulan. PBF atau PBF cabang yang menunjuk
Direktur Jenderal. Setiap PBF dapat mendirikan PBF Cabang, dan wajib
jawab
8
6. Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan perlengkapan yang
7. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai
CDOB.
jenderal.
b) Memiliki gudang khusus tempat penyimpanan bahan obat yang terpisah dari
ruangan lain.
kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Dinas
Susunan direksi/pengurus
Akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
9
Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak
Surat bukti penguasaan laboratorium dan daftar peralatan (bagi PBF yang akan
Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
administratif. Kemudian, paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak
persyaratan CDOB. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak
kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Balai POM dan
pemohon. Selanjutnya, paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak
Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima rekomendasi
PBF. Dalam hal ketentuan diatas jika tidak dilaksanakan pada waktunya,
10
Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Balai POM
danKepala Dinas Kesehatan Provinsi. Selanjutnya, paling lama 12 (dua belas) hari
kerja sejak diterimanya surat pernyataan, Direktur Jenderal menerbitkan izin PBF
tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Balai POM, dan Kepala Dinas
Cabang dan apoteker calon penanggung jawab PBF Cabang disertai dengan
i. Surat bukti penguasaan laboratorium dan daftar peralatan (bagi PBF Cabang
11
Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
kelengkapan administratif. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak
Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
danpemohon. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan
Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak menerima surat pernyataan,
tembusan kepada Direktur Jenderal, Kepala Badan, Kepala Balai POM dan
Izin PBF berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenui
persyaratan. Pengakuan PBF Cabang berlaku mengikuti waktu izin PBF pusat.
12
1. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
3. Izin PBF dicabut Pengakuan cabang PBF dinyatakan tidak berlaku apabila:
c) Pengakuan dicabut
PBF, izin PBF dinyatakan tidak berlaku, apabila masa berlakunya habis dan tidak
apabila masa berlaku izin PBF habis dan tidak diperpanjang, dikenai sanksi
bahwa PBF hanya dapat mengadakan, menyimpan dan menyalurkan obat yang
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Menteri. Untuk pengadaan obat
di PBF, PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi
13
jawab dilarang merangkap jabatan sebagai direksi/pengurus PBF. Jika terjadi
obat wajib menerapkan Pedoman Teknis CDOB (BPOM RI, 2012). Sertifikat
CDOB akan diberikan pada PBF yang telah menerapkan CDOB. Setiap PBF
penelusuran kegiatan yang dilakukan oleh PBF dan untuk keperluan pemeriksaan
Gudang atau kantor PBF dapat berada pada lokasi yang terpisah dengan
pengurus dan penanggung jawab. Apabila gudang dan kantor PBF berada dalam
lokasi yang terpisah maka pada gudang tersebut harus memiliki apoteker. PBF
persetujuan dari Direktur Jenderal dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Pada
14
1. Menguasai bangunan dan sarana yang memadai untuk dapat melaksanakan
3. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai
CDOB
4. Memiliki gudang khusus tempat penyimpanan bahan obat yang terpisah dari
a. Memiliki pallet sebagai tempat meletakkan barang, hal ini bertujuan untuk
30), suhu sejuk (15-25), dan suhu dingin (2-8), serta dilakukan
15
b) Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker calon penanggung jawab gudang
tambahan
dilengkapi dengan fotokopi izin PBF serta peta lokasi dan denah bangunan
cabang wajib menyampaikan laporan kegiatan setiap 3 (tiga) bulan sekali yang
meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat kepada
Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai BPOM. Selain laporan kegiatan tersebut,
Direktur Jenderal setiap saat dapat meminta laporan kegiatan peerimaan dan
Setiap PBF dan PBF cabang yang menyalurkan narkotika dan psikotropika
laporan tersebut setiap saat harus dapat diperiksa oleh pertugas yang berwenang.
16
2.2 Cara Distribusi Obat yang Baik
dengan Sertifikat CDOB. Sertifikat CDOB adalah dokumen sah yang merupakan
obat dan/atau bahan obat. PBF dan PBF cabang dalam menyelenggarakan
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) berlaku untuk aspek pengadaan,
rantai distribusi. Semua pihak yang terlibat dalam distribusi obat dan/atau bahan
obat bertanggung jawab untuk memastikan mutu obat dan/atau bahan obat dan
2019).
Teknis CDOB, terdapat beberapa aspek dalam Pedoman Teknis CDOB yang
dan peralatan; operasional; inspeksi diri; keluhan, obat dan/atau bahan obat
khusus produk rantai dingin; dan ketentuan khusus narkotika, psikotropika, dan
prekursor farmasi.
17
2.2.1 Manajemen Mutu
yang handal dan konsisten dari suatu produk atau layanan sesuai standar yang
distribusi harus memastikan bahwa mutu obat dalam obat dan/atau bahan obat
1. Sistem Mutu
Sistem mutu adalah gabungan semua aspek dalam suatu sistem yang
c. Obat dan/atau bahan obat dikirimkan ke penerima yang tepat dalam jangka
d. Kegiatan yang terkait dengan mutu dicatat pada saat kegiatan tersebut
dilakukan
diselidiki
18
f. Tindakan perbaikan dan pencegahan (CAPA) yang tepat diambil untuk
dilakukan, dilakukan oleh pihak yang tepat, diketahui oleh berbagai pihak yang
jangka waktu dan kriteria yang disepakati dalam kontrak sehingga mampu
a. Hasil audit
19
4. Manajemen Risiko Mutu
berkesinambungan untuk menilai risiko yang mungkin terjadi terhad mutu dan
integritas obat dan/atau bahan obat. Sistem mutu harus disusun dan diterapkan
untuk menangani setiap potensi risiko yang teridentifikasi. Sistem mutu harus
ditinjau ulang dan direvisi secara berkala untuk menangani risiko baru yang
dokumentasi pengkajian risiko mutu harus setara dengan tingkat risiko yang
ditimbulkan.
distribusi obat dan/atau bahan obat yang benar sangat bergantung pada personil
yang menjalankannya. Harus ada personil yang cukup dan kompeten untuk
Tanggung jawab masing-masing personil harus dipahami dengan jelas dan dicatat.
Semua personil harus memahami prinsip CDOB dan harus menerima pelatihan
Harus ada stuktur organisasi untuk tiap bagian yang dilengkapi dengan bagan
organiasi yang jelas. Tanggung jawab, wewenang, dan hubungan antar semua
personil harus ditetapkan dengan jelas. Tugas dan tanggung jawab harus
20
didefinisikan secara jelas dan dipahami oleh personil yang bersangkutan serta
danperaturan. Personil yang terlibat di rantai distribusi harus diberi penjelasan dan
dan tekanan lain yang dapat berpengaruh terhadap mutu pelayanan atau integritas
obat dan/atau bahan obat. Harus tersedia prosedur keselamatan yang berkaitan
dengan semua aspek yang sesuai, misal keamanan personil dan sarana,
2. Penanggung Jawab
telah memiliki pengetahuan dan mengikuti pelatihan CDOB yang memuat aspek
masuknya obat dan atau bahan obat palsu ke dalam rantai distribusi. Penanggung
manajemen mutu.
21
b. Fokus pada pengelolaan kegiatan yang menjadi kewenangannya serta
kegiatan distribusi.
kedalam stok obat dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual. Turut
bahan obat.
22
k. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat
3. Personalia
tugas, berdasarkan suatu prosedur tertulis dan sesuai dengan program pelatihan
Personil yang terkait dengan distribusi obat dan/atau bahan obat harus memakai
pakaian yang sesuai untuk kegiatan yang dilakukan. Personil yang menangani
obat dan/atau bahan obat berbahaya, termasuk mengandung bahan yang sangat
pelindung sesuai dengan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Harus
1. Bangunan
Lokasi bangunan harus bebas banjir dan/atau kondisi cuaca ekstrim dan bahaya
terlindung dari kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik serta dilengkapi
23
dengan peralatan yang memadai. Bangunan tempat penyimpanan dibangun
dengan :
d. Langit-langit selalu dalam keadaan baik, tidak bocor, berlubang dan dalam
keadaan bersih.
penyimpanan produk
Area penyimpanan harus dipetakan pada kondisi suhu yang mewakili. Sebelum
Pemetaan harus diulang sesuai dengan hasil kajian risiko atau jika dilakukan
3. Peralatan
pendistribusian obat dan/atau bahan obat harus didesain, diletakkan dan dipelihara
peralatan vital seperti termometer, genset dan chiller. Peralatan yang digunakan
24
untuk memonitor lingkungan penyimpanan harus dikalibrasi, kebenaran dan
sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi mutu obat dan/atau bahan obat.
2.2.4 Operasional
memastikan bahwa identitas obat dan/atau bahan obat tidak hilang dan
Fasilitas distribusi harus menggunakan semua perangkat dan cara yang tersedia
untuk memastikan bahwa sumber obat dan/atau bahan obat yang diterima berasal
dari industri farmasi dan/atau fasilitas distribusi lain yang mempunyai izin sesuai
1. Kualifikasi Pemasok
a. Pemasok obat dan/atau bahan obat mempunyai izin sesuai dengan peraturan
harus memiliki izin serta penerapan prinsip dan pedoman CDOB, sedangkan
25
b. Pengadaan obat dan/atau bahan obat harus dikendalikan dengan prosedur
sesuai, kompeten dan dapat dipercaya untuk memasok obat dan/atau bahan
obat.
mempertimbangkan:
Penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar yang biasanya hanya
2. Kualifikasi Pelanggan
disalurkan kepada pihak yang berhak atau berwenang untuk menyerahkan obat ke
mencakup tetapi tidak terbatas pada permintaan salinan surat izin pelanggan.
26
memastikan kewajiban pelayanan distribusi obat dan/atau bahan obat kepada
masyarakat terpenuhi.
3. Penerimaan
b. Tidak rusak
dilakukan.
Dalam penerimaan obat dan/atau bahan obat, nomor bets dan tanggal
penelusuran terkait yang dibutuhkan. Jika ditemukan adanya obat dan/atau bahan
obat yang diduga palsu, maka bets tersebut harus segera dipisahkan dan
4. Penyimpanan
27
industri farmasi dan non-farmasi yang memproduksi bahan obat standard mutu
kapasitas sarana penyimpanan. Obat dan/atau bahan obat harus disimpan dan
terlindung dari dampak yang tidak diinginkan akibat paparan cahaya matahari,
suhu, kelembaban atau factor eksternal lainnya. Perhatian khusus diberikan pada
dibersihkan.
Kegiatan yang terkait dengan penyimpanan obat dan/atau bahan obat harus
bahan obat dalam status karantina, diluluskan, ditolak, dikembalikan, ditarik atau
diduga palsu.
Dalam rotasi stok obat dan/atau bahan obat digunakan sistem First Expired
First Out (FEFO). Penanganan harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah
tidak boleh langsung diletakkan di lantai. Sedangkan untuk Obat dan/atau bahan
obat yang kedaluwarsa harus segera ditarik, dipisahkan secara fisik dan diblokir
secara elektronik. Penarikan secara fisik untuk obat dan/atau bahan obat
Untuk menjaga akurasi persediaan stok, harus dilakukan stok opname secara
28
penyalahgunaan obat dan/atau bahan obat. Dokumentasi yang berkaitan dengan
penyelidikan tersebut harus disimpan untuk jangka waktu yang telah ditentukan.
Obat dan /atau bahan obat yang memiliki persyaratan khusus harus disimpan
di tempat terpisah dan diberikan label yang jelas serta akses masuk yang dibatasi
bagi pihak yang berwenang. Ruangan penyimpanan haruslah diberikan label yang
jelas, aman dan terkunci untuk obat dan/atau bahan obat yang ditolak,
kadaluwarsa, penarikan kembali, produk kembalian dan obat yang diduga palsu.
Pemusnahan dilakukan jika obat dan/atau bahan obat tidak memenuhi syarat
untuk didistribusikan. Hal ini harus diidentifikasi secara tepat, diberi label yang
jelas, disimpan secara terpisah dan terkunci serta ditangani sesuai dengan
7. Pengambilan
Proses pengambilan obat dan/atau bahan obat harus dilakukan dengan tepat
sesuai dengan dokumen yang tersedia untuk memastikan obat dan/atau bahan obat
Obat dan/atau bahan obat yang diambil harus memiliki masa simpan yang cukup
sebelum kedaluwarsa
29
Berdasarkan FEFO. Nomor bets obat dan/atau bahan obat harus dicatat.
Pengecualian dapat diizinkan jika ada kontrol yang memadai untuk mencegah
8. Pengemasan
9. Pengiriman
Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus ditujukan kepada pelanggan yang
untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus tersedia. Prosedur tersebut harus
khusus.
Dokumen untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus disiapkan dan
a) Tanggal pengiriman;
b) Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status dari
c) Deskripsi obat dan/atau bahan obat, misalnya nama, bentuk sediaan dan
e) Kuantitas obat dan/atau bahan obat, yaitu jumlah kontainer dan kuantitas per
30
f) Nomor dokumen untuk identifikasi order pengiriman;
serta tanda tangan dan nama jelas personil ekspedisi yang menerima(jika
Dilakukan oleh fasilitas distribusi yang telah memiliki izin dimana untuk
undangan yang harus diperhatikan agar terhindar dari kerusakan. Apabila perlu
perbaikan yang diperlukan. Program ini dilakukan pada jangka waktu yang
ditetapkan dan mencakup seluruh aspek CDOB serta kepatuhan terkait peraturan
perundang-undangan.
Inspeksi diri harus dilakukan dengan cara yang independen dan rinci oleh
personil yang kompeten dan ditunjuk oleh perusahaan. Audit eksternal yang
dilakukan oleh ahli independen dapat membantu, namun tidak bisa dijadikan
CDOB. Seluruh kegiatan pelaksanaan inspeksi diri harus dicatat. Laporan dapat
31
2.2.6 Keluhan, Obat dan/atau Bahan Obat Kembalian, Diduga Palsu dan
Penarikan Kembali
Semua keluhan dan informasi lain tentang obat dan/atau bahan obat
berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji dan diselidiki sesuai dengan prosedur
yang berwenang. Untuk keluhan, harus tersedia prosedur tertulis di tempat untuk
penanganan keluhan dan dibedakan antara keluhan tentang kualitas obat dan/atau
bahan obat dan keluhan yang berkaitan dengan distribusi dengan terdapat
didokumentasikan.
Pada obat dan/atau bahan obat kembalian, harus terdapat prosedur tertulis
obat dan/atau bahan obat. Penilaian yang diperlukan dan keputusan mengenai
status obat dan/atau bahan obat tersebut harus dilakukan oleh personil yang
berwenang.
Persyaratan obat dan/atau bahan obat yang layak dijual kembali, antara
lain jika:
a. obat dan/atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang memenuhi
32
b. obat dan/atau bahan obat kembalian selama pengiriman dan penyimpanan
c. obat dan/atau bahan obat kembalian diperiksa dan dinilai oleh penanggung
obat dan/atau bahan obat termasuk identitas obat dan/atau bahan obat untuk
memastikan bahwa obat dan /atau bahan obat kembalian tersebut bukan obat
Pada obat yang diduga palsu, fasilitas distribusi harus segera melaporkan
obat dan/atau bahan obat kepada instansi yang berwenanang. Obat yang diduga
palsu dikarantina diruang terpisah, terkunci dan diberi label yang jelas. Untuk
penarikan kembali obat dan/atau bahan obat, apoteker penanggung jawab harus
dan/atau bahan obat yang ditarik dari peredaran. Semua dokumen penarikan obat
dengan kewenangan yang tercantum pada uraian tugas. Semua proses penanganan
2.2.7 Transportasi
memadai. Obat dan/atau bahan obat harus diangkut dalam kondisi penyimpanan
yang sesuai dengan informasi pada kemasan. Metode transportasi yang tepat harus
atas. Apapun transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat dan/atau
33
dapatmengurangi mutu. Pendekatan berbasis risiko harus digunakan ketika
Obat dan/atau bahan obat harus disimpan dan diangkut dalam kontainer
Harus tersedia sistem kontrol suhu yang tervalidasi (misalnya kemasan termal,
distribusi dan pelanggan. Pelanggan harus mendapatkan data suhu pada saat serah
terima obat dan/atau bahan obat. Jika diperlukan, pelanggan dapat memperoleh
dokumen data suhu untuk menunjukkan bahwa obat dan/atau bahan obat tetap
b. Kontrak antara fasilitas distribusi dengan pihak penyedia jasa antara lain
34
melakukan pengawasan terhadap penerima kontrak. Sedangkan untuk penerima
saat.
2.2.9 Dokumentasi
dokumen lain yang terkait dengan pemastian mutu. Dokumentasi terdiri dari
semua prosedur tertulis, petunjuk, kontrak, catatan dan data, dalam bentuk kertas
maupun elektronik. Dokumentasi harus jelas dan rinci serta komprehensif yang
mecakup semua kegiatan yang kemudian ditandatangani dan diberi tanggal oleh
35
personil yang berwenang. Jika terjadi perubahan, maka setiap perubahan juga
dilakukan, sertifikat analisis asli dari industri asal dan sertifikat analisis baru harus
yang spesifik sama atau lebih baik dari kemasan asli. Bahan obat boleh dikemas
ulang hanya jika ada sistem pengendalian lingkungan yang efisien untuk
Wadah bahan obat yang dikemas ulang harus mencantumkan nama dan
alamat industry farmasi asal dan fasilitas distribusi yang melakukan pengemasan
ulang. Prosedur tertulis harus tersedia untuk memastikan identitas dan mutu bahan
obat dengan cara yang tepat, sebelum dan sesudah pengemasan ulang. Metode
analisis yang digunakan harus mengacu kepada farmako peresmi atau metode
analisis yang telah divalidasi. Contoh pertinggal bahan obat harus disimpan dalam
kedaluwarsa atau tanggal uji ulang, atau 1 (satu) tahun setelah habis
didistribusikan.
36
2. Penanganan Bahan Obat yang Tidak Sesuai
Bahan obat yang tidak sesuai harus ditangani sesuai dengan prosedur
yang dapat mencegah masuknya bahan obat tersebut kepasar. Dokumentasi harus
terhadap bets lain. Jika diperlukan, tindakan korektif harus dilakukan. Bahan obat
yang tidak sesuai tidak boleh dicampur dengan bahan obat yang memenuhi
spesifikasi.
3. Dokumentasi
Bahan obat dari industri farmasi asal yang disalurkan kepada fasilitas
distribusi harus disertai dengan sertifikat analisis asli. Sebelum bahan obat dijual
analisis dengan hasil uji yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Label yang
tercantum pada wadah harus jelas, tidak memberikan penafsiran ganda, tertempel
dengan kuat dalam format yang telah ditetapkan oleh industri farmasi bahan obat
asal. Informasi pada label harus tidak mudah terhapuskan dan lembar Data
dipenuhi sebagai standard selain yang dipersyaratkan dalam CDOB, antara lain
meliputi aturan yang berkaitan dengan masalah suhu pada saat penerimaan,
meminimalisir risiko yang dapat mengubah mutu obat dengan bangunan yang
37
kuat, akses kendaraan yang tersedia dengan mudah, kapasitas bangunan yang
dari jalur distribusi resmi. Distribusi ini harus sesuai dengan peraturan perundang-
Harus ada ruangan khusus untuk penyimpanan serta akses terkait narkoba,
psikotropika dan prekusor farmasi. Pemasok dari narkotika memiliki izin khusus
Begitu pula dengan penyalurannya, harus menggunakan surat pesanan khusus dan
38
BAB III
yang ada di Indonesia. Pada mulanya, perusahaan ini bernama Kian Gwan
Company Limited NV yang didirikan dengan akta No.85 dari Tan ASioe Notaris
di Semarang tanggal 22 Juli 1955 yang bernaung didalam grup Oei Tiong Ham
dengan keputusan dari mahkamah agung pada tanggal 27 April 1963 dimana
selanjutnya pada tanggal 20 Juli 1963 penguasaan diserah terimakan dari Jaksa
Tanggal 19 Agustus 1964 dari seluruh harta Oei Tiong Ham Concern oleh
perusahaan tersebut menjadi PT. Rajawali Impor Ekspor dan pada tanggal 18 Juni
Ekspor Rajawali Nusindo dan Pada tanggal 27 Juni 1975 kembali mengalami
perubahan dengan menyatakan seluruh saham PT. PIE Rajawali Nusindo dimiliki
oleh PT. PPEN Rajawali Nusantara Indonesia. Tanggal 29 Mei 1995 terjadi lagi
39
perubahan nama dengan melakukan menyingkatan nama PT. Perusahaan Impor
Nusantara Indonesia dan mendapat pengesahan dari Mentri Kehakiman dan Hak
Asazi Manusia tanggal 14 Agustus 2001. Pada tanggal 31 Mei 2004 terjadi lagi
Nusindo. PT. Rajawali Nusindo yang bergerak dalam bidang distribusi dan
Provinsi di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. PT. Rajawali Nusindo
cabang Padang saat ini, berada dibawah pimpinan bapak Baktikustiantoro, S.E
dan penanggung jawab di pegang oleh Ibu apt. Nilla Averiza, S.Farm.
3.3 Lokasi, Bangunan, dan Tata Ruang PT. Rajawali Cabang Padang
Lokasi PT. Rajawali Nusindo cabang padang ada di Jalan Andalas Baru
No.9, Padang, Sumatera Barat. Terdiri atas beberapa bangunan di antaranya :
Ruang resepsionis
40
Ruang kasir
Ruang akuntansi
Ruang salesman
Gudang karantina
Gudang perdaganganumum
Ruang packaging
3.4.1 Visi
unggul dan terpercaya pada produk kesehatan, consumer dan industrial melalui
pelayanan terbaik bagi pelanggan dan peningkatan nilai bagi para pemangku
kepentingan (Stakeholders).
3.4.2 Misi
41
Mengembangkan sumber daya manusia yang handal serta berkinerja tinggi
Menjadi perusahaan yang berperan dalam integrasi antar anak perusahaan RNI
Cabang dan dibantu oleh seorang Apoteker Penanggung Jawab (APJ). Kepala
cabang membawa hilang sungkepala operasional yang membawahi SPV sales PU,
SPV sales HC,dan SPV MS; penanggung jawab farmasi, alkes dan pesanan;
kepala gudang yang membawahi admg udang, pelaksana gudang, loper, dan
membawa hilang sung SPV marketing LD, SPV marketing surgery dan RM,
dan memastikan bahwa semua proses, kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
menghasilkan mutu yang diharapkan. Sistem mutu mencakup semua personel dan
42
segala kegiatan didalamnya. Apoteker di PBF bertanggung jawab menjamin dan
kegiatan. Produk yang dikirim kepelanggan harus sesuai dengan standar, tidak
obat. Contohnya untuk penanganan produk diduga palsu, misal PBF menerima
produk yang dicurigai bukan produk asli dari return pelanggan, maka itu perlu
dilakukan analisa terlebih dahulu dari segi fisik penampilan apakah sama atau ada
sedikit perbedaan dari kemasan yang layak jual, dilakukan karantina sampai
dikeluarkan hasil bahwa produk tersebut palsu atau tidak. PBF juga menganalisa
produk retur pelanggan, tetap diterima dari pelanggan tapi dilakukan analisa
dahulu apakah produk memang asli sehingga nantinya bias diloloskan untuk dijual
kembali.
pesanan, faktur, data retur, data recall, data pemusnahan, laporan dan lainnya.
harus divalidasi, untuk menjamin tidak ada kesalahan dalam setiap proses
kegiatan, dan dapat ditelusuri secarac epat dan tepat.adapun prinsip dari kerja
43
3.6 Aspek Distribusi Sediaan Farmasi
dari sumber yang sah dan menyalurkan kepelanggan yang sesuai aturan berlaku.
Kualifikasi pemasok antara lain memiliki sertifikat CPOB, memiliki izin yang
produknya, harus diketahui pula bahwa produk yang beredar telah memiliki NIE
(Nomor Izin Edar). Untuk Rajawali merupakan PBF cabang sehingga kualifikasi
pemasok di lakukan oleh kantor pusat dan apoteker kantor pusat turutan didalam
meminta kelengkapan berkas outlet, seperti surat izin apotek/rumah sakit /klinik,
surat izin praktek, SIKTTK, specimen, tanda tangan apoteker dan TTK serta
stempel sarana, dengan adanya kualifikasi pelanggan PBF dapat menjamin bahwa
PBF mendistribusikan produk kesarana berizin dan dapat menjaga mutu obat
diterima sudah benar, barang diterima tidak rusak, bersumber dari pemasok yang
disetujui, memiliki izin edar yang masih berlaku, tidak mengalami perubahan
44
petugas penerima akan memeriksa kesesuaian produk dengan surat jalan.
Kesesuaian meliputi jumlah pesanan, jenis barang yang dipesan, batch dan
expaired date produk, untuk obat yang memerlukan penanganan khusus seperti
vaksin/ serum/ produk CCP lainnya, produk psikotropika, prekursor dan OOT
yang sesuai.
2. Penyimpanan
cool room (suhu 16°C-25°C), chiller (penyimpanan CCP suhu 2°C-8°C), gudang
sesuai persyaratan yang telah dikeluarkan oleh pabrikan, obat harus terpisah dari
produk bahan obat atau alat kesehatan. Sehingga untuk alat kesehatan di Rajawali
ada gudang sendiri yang terpisah dari obat. Penyimpanan mengikuti prosedur
FIFO dan FEFO, kontrolnya dari bagian pesanan saat membuka faktur dipilih
menjaga akurasi stok dilakukan stok opname secara berkala, dokumen yang
terkait penyimpanan adalah kartu gudang manual dan elektronik. Setiap produk
bisa di tempatkan di rak untuk produk eceran dan yang masih didalam karton bias
ditempatkan di pallet, peletakan di pallet tidak boleh lebih dari 8 tingkat atau
sesuai dengan ketentuan pabrik, untuk karton yang di pallet juga tidak boleh
menyentuh dinding, karena hawa dari dinding juga bias mempengaruhi suhu
produk. Dilengkapi dengan data logger untuk penyimpan data suhu chiller, data
bias ditarik dan dianalisa. Berapa suhu rata- rata dan suhu tertinggi/ terendahnya.
45
3. Pemisahan Obat dan/ atau Bahan Obat
pemisahan juga dilakukan terhadap produk mendekati ED, produk recall, produk
dan dilakukan analisa secepatnya apakah produk ini diluluskan dijual kembali
pemusnahan di tahun 2017 untuk produk yang tidak bias dikembalikan kepabrik
telah di pisahkan dan telah terdata kemudian dihancurkan, sehingga label dan
bentuk sediaan tidak dapat dikenali lagi dan terakhir ditimbun di tempat
pembuangan sampah akhir. Untuk pemusnahan disaksikan oleh pihak bpom dan
dinkes provinsi, dibuat berita acara nya. Untuk saat ini pemusnahan disarankan
dilakukan oleh pihak ketiga, tetapi harus menjamin bahwa pemusnahan benar
dilakukan dan tidak terjadi penyalahgunaan produk ED tersebut, maka dari itu
46
5. Pengambilan, Pengemasan, Pengiriman, Ekspor-Impor
Pada bagian pesanan mendapatkan pesanan dari sales atau telpon langsung dari
Jika tidak ada piutang atau masih dalam termin piutang maka akan dilakukan
pencetakan faktur
Faktur yang dicetak ada 5 rangkap, setelah ditanda tangani oleh kepala cabang/
spv/ kepala pembukuan, maka bagian terakhir akan diambil utk arsip bagian
Bagian gudang akan mengambil 1 lembar lampiran gudang dari faktur tersebut
Barang yang terkumpul akan disusun sesuai dengan faktur, kemudian akan
tanda tangan
Loper harus mengirimkan produk sesuai dengan alamat yang tertera di faktur,
jadi loper membawa 3 lembar faktur, bagian pertama yang asli dan 2 lagi
tembusan.
47
pembayaran cash maka faktur asli (yang paling depan) diserahkan ke
pelanggan.
Faktur yang kembali 2 lembar, kepala gudang akan mensortir faktur, faktur asli
(putih) diserahkan ke bagian piutang untuk disimpan sampai masa jatuh tempo
Untuk area luar padang, PT. Rajawali menggunakan jasa ekspedisi untuk
barang termasuk produk CCP. Kerja sama dengan ekspedisi juga telah dilakukan
Apoteker terlibat untuk menjamin barang sampai dengan baik dan SOP yang telah
ditetapkan apabila ada kejadian yang tidak diinginkan selama pengiriman barang.
Untuk pesanan psikotropika, prekursor dan OOT, surat pesanan dari outlet harus
sampai terlebih dahulu, akan diverifikasi terlebih dahulu oleh apoteker kemudian
baru admin pesanan dapat mencetak faktur untuk produk psikotropika faktur harus
perlakukan khusus dengan persyaratan suhu harus terjaga 2-8 derajat celcius
personil yang terlibat diberikan pelatihan mengenai perlakuan untuk produk CCP
dan jika nanti ada pesanan terkait produk CCP maka personil tersebut
48
didistribusikan. Untuk semua peralatan dalam pengelolaan CCP wajib dilakukan
spesifikasi dan standar. Validasi dilakukan lebih menitik beratkan terhadap proses
sampai ke konsumen tepat sampai ketujuan dengan aman dan mutu dari produk
tetap terjaga contohnya pada produk CCP yang dalam pendistribusiannya harus
tetap dijaga suhu 2 – 8 °C. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
icepack pada saat pendistribusian barang dan kulkas pada saat penyimpanan
buah bisa mempertahankan suhusampai 12 jam. Berbeda bentuk dan jenis coolbox
dilakukan validasi untuk semua jenis coolbox dengan jumlah icepack yang
dimana coolbox disiapkan terlebih dahulu beserta icepack nya. Kemudian diukur
suhu, apabila telah masuk dalam range 2 –8 °C maka baru dimasukkan produk.
Kemudian dikemas sedemikian rupa sehingga tidak ada suhu panas yang masuk
diterima pelanggan dilakukan pencatatan suhu kembali, diisi dalam form khusus.
Untuk produk CCP tidak diperkenankan retur. Karena PBF tidak bisa memastikan
49
bahwa selama penyimpanan dipelanggan produk itu tidak rusak. Produk CCP
yang ada di PT. Rajawali yaitu: produk biofarma seperti biosat, biosave, vaksin
terhadap obat tersebut terlebih dahulu, setelah PBF menerima surat pesanan maka
baru di berikan faktur. Surat pesanan yang diterima harus diverifikasi terlebih
dahulu oleh apoteker meliputi SIPA, SIA, spesimen ttd dan stempel serta
kewajaran pemesanan. Setelah semua lolos verifikasi barulah bagian pesanan akan
membuat surat pesanan, dicantumkan nomor sipa, tanggal terima barang, nama
dalam lemari terkunci. Kunci gudang dan lemari psikotropika dipegang oleh
teknis kefarmasian.
kontrak pihak ketiga terlibat dalam ekspedisi,kontrak dengan pihak ketiga dengan
50
dipersyaratkan, lingkungan harus selalu terjaga kebersihannya, sehingga dibuat
jadwal piket kebersihan gudang, dan antisipasi apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
fasilitas atau sistem yang digunakan dalam suatu proses akan bekerja sesuai
kriteria yang diinginkan dan selalu konsisten untuk menghasilkan produk dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Kualifikasi terdiri dari validasi dan kalibrasi.
pemesan, salah satunya adanya keluhan akan produk yang yang telah di kirim
oleh PBF berupa pengembalian dan obat yang diduga palsu. Jika keluhan terhadap
reaksi suatu obat, maka harus sesegeramungkin dikumpulkan data untuk dikaji
dandiselidiki, pelaksanaannya harus sesuai SOP yang ada. Keluhan ada dua yaitu
yang berkaitan dengan efek obat dan berkaitan dengan distribusi. jika berkaitan
dengan efek obat maka harus segera berkordinasi dengan pihak pabrik apakah
memudahkan pelacakan. Obat kembalian ada dua jenis, obat kembalian dari
51
yaitu memastikan bahwa produk yang diretur olehpelanggan memang benar
berasal dari kita sebagai distributornya, dan dapat mengamankan bahwa tidak ada
penandaan yang jelas sebelum menunggu hasil apakah layak jual atau
dikembalikan ke pabrik. Dan produk yang didistribusikan oleh PBF maka harus
dan bisa dicek apakah batch dan ED nya sama dengan Histori penjualan PBF.
Obat diduga palsu, apabila mendapat laporan ini maka secepatnya harus melapor
penanganan dengan dikarantina, terkunci dan diberi label jelas, penyaluran harus
Recall (penarikan kembali produk obat atau bahan obat) terdiri atas dua
jenis, yaitu mandatory dan voluntary, mandatory bersifat wajib, contohnya recall
karena memang dari hasil pemeriksaan bahwa obat jenis tersebut tidak layak edar,
bisa saja dari kandungan, efek samping atau tidak memenuhi 80 persyaratan
lainnya. Voluntary adalah recall yang dilakukan secara sukarela oleh pabrikan,
contoh ketika ada recall terkait ranitidin tablet, dikeluarkan edaran ranitidin
dengan NIE mana saja yg harus recall, beberapa pabrikan yang tidak masuk dalam
kandungannya.
52
Apabila PBF menerima surat perintah recall, maka hal pertama yang
dilakukan adalah membentuk tim untuk mengurus recall yang dikepalai oleh
untuk secepatnya mencai info apakah stok masih ada atau tidak, jika stok masih
ada maka dilakukan penarikan secepatnya dengan membuat berita acara penarikan
barang. Untuk recall harus ditarik sampai satuan terkecil, produk recall yang
ditarik dikarantina dan diberi label khusus serta terkunci untuk menghindari
dibuat berita acara recall ke badan pom, tembusan balai pom setempat, dinas
3.6.9 Transportasi/Logistik
menjaga mutu barang tetap terjaga dan mempertahankan kemasan serta identitas
mobil box dan mobil L 300. Setiap kendaraan terdapat ceklist pemeriksaan,
terjadi hal yang tidak diinginkan selama perjalanan seperti kecelakaan, bencana
alam, pencurian dan lainnya. Untuk transportasi menggunakan pihak ketiga untuk
area luar kota, rajawali juga melakukan pelatihan dan audit ke sarana pihak ketiga.
ke outlet di PT. Rajawali pengiriman luar kota akan di jemput oleh ekspedisi
(ZATAKA) pada sore hari, dibuatkan resi pengiriman yang mencantumkan nama
53
outlet, nomor faktur, alamat, jenis pengiriman dan ditandatangani oleh pihak
Inspeksi diri adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengecek sendiri
segala hal yang berkaitan dengan segala aspek operasional kantor. PBF membuat
ceklist sendiri apa yang akan diperiksa, kemudian dicek ke real di lapangan, apa
yang tidak sesuai dicatat dan dibuat CAPA (Corective Action Preventive Action)
3.7.2 Audit
pusat dan audit dilakukan secara tidak terjadwal, begiu juga saat audit dari BPOM
atau dinas kesehatan dilakukan secara tidak terjadwal, sehingga audit bisa kapan
saja,. PBF harussiap apabila dilakukan audit dari kantor pusat maupun BPOM dan
Dinas Kesehatan, bila terdapat temuan maka dibuat CAPA untuk mengatasi dan
54
BAB IV
PEMBAHASAN
Nusindo yang berlokasi di Jalan Baru Andalas No. 9, Simpang Haru, Kecamatan
selama 1 bulan yaitu dimulai pada tanggal 9 Mei – 4 Juni 2022. Kegiatan PKPA
di PT. Rajawali Nusindo dilakukan sesuai hari kerja yaitu pada hari Senin- Jum’at
konsumsi, alat kesehatan, produk farmasi, hasil perkebunan, serta alat dan sarana
Papua. Dengan jumlah pelanggan lebih dari 36.000 yang terdiri instansi
pemerintah, peritel, gerai modern, dan perusahaan yang tergabung dalam PT. RNI
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan telah mendapatkan sertifikat CDOB.
Sertifikat CDOB adalah dokumen sah yang merupakan bukti bahwa PBF telah
memenuhi persyaratan CDOB dalam mendistribusikan obat atau bahan obat. Hal
55
ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
farmasi harus memenuhi ketentuan Cara Distribusi Obat yang Baik. Begitu juga
dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa
penyaluran obat dan/atau bahan obat sesuai dengan CDOB yang telah ditetapkan
oleh Kepala Badan. PBF dan PBF cabang yang telah menerapkan CDOB dapat
diberikan sertifikat CDOB oleh Kepala Badan. Dengan adanya sertifikat CDOB
distribusi obat. Dengan begitu kepercayaan principal dan pelanggan terhadap PBF
Terdapat 3 jenis sertifikasi CDOB, yaitu distribusi produk rantai dingin termasuk
vaksin dan produk biologi lainnya, distribusi narkotika, dan distribudi produk obat
lainnya. Pada PT. Rajawali Nusindo cabang Padang sendiri telah memiliki
sertifikat CDOB, yaitu distribusi produk rantai dingin dan distribusi produk obat
lainnya. PT. Rajawali Nusindo cabang Padang tidak menyalurkan obat narkotika,
56
Operasional Prosedur (SOP) seluruh kegiatan yang terdapat di PBF untuk
menjamin mutu produk tetap terjaga. Tujuan dari sistem mutu antara lain adalah
telah terlaksana secara baik karena memiliki struktur organisasi dengan job
dibawah kepala cabang dan memiliki akses ke seluruh bagian dan saling
untuk pembaruan, sosialisasi dan pemantauan SOP yang terkait dengan CDOB.
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedagang Besar Farmasi, yaitu ke PBF lain,
rumah sakit, apotek, klinik, sarana pemerintahan, puskesmas, dan toko obat. PT.
Rajawali Nusindo cabang Padang terdiri dari dua lantai, lantai pertama terdiri dari
ruang kepala cabang, ruang resepsionis, ruang kasir, ruang akuntansi dan piutang,
ruang salesman, ruang kepala gudang, ruang gudang obat suhu kamar 25-30oC,
57
gudang obat suhu terkendali 16-25 oC, chiller suhu 2–8 oC, gudang psikotropika,
prekursor dan OOT, gudang karantina, dua gudang alat kesehatan, gudang
ruangan marketing.
melakukan pengadaan barang secara rutin melalui PT. Rajawali Nusindo pusat.
penjualan, pareto, dan potensi pasar. Pendistribusian obat dengan surat pesanan
verifikasi dari apoteker dan semua pesanan telah sesuai dengan ketentuan maka
Setiap produk obat dan alat kesehatan disusun di gudang sesuai ketentuan
penanganan seperti suhu simpan, bentuk sediaan, FIFO, FEFO. Obat psikotropika,
OOT dan prekursor telah disediakan gudang khusus yang ruangannya terkunci
rapat dan hanya bisa diakses oleh Apoteker Penanggung Jawab. Produk disusun di
atas rak yang telah diberi alas atau pallet untuk mencegah kerusakan produk
karena lembab akibat kontak langsung antara produk dengan lantai. Di gudang
suhu ruang (25-30 oC), gudang suhu cool room (16-25 oC), chiller untuk
penyimpanan CCP (2-8 oC), gudang psikotropika, dan gudang barang expired
date. Produk harus disimpan sesuai persyaratan yang telah dikeluarkan oleh
pabrik, obat harus terpisah dari produk bahan obat/alat kesehatan. Untuk alat
58
yang terpisah dari obat. Dalam menjaga akurasi stok dilakukan stok opname
secara berkala, dokumen yang terkait penyimpanan adalah kartu gudang manual
dan elektronik.
barang, dan proses jual beli yang dilakukan PBF, serta forecast penjualan
sehingga produk yang dipesan nantinya tidak menjadi over stok atau zero stok.
Apoteker di suatu PBF harus memastikan dan menjamin bahwa sistem mutu
disusun dan diterapkan di segala aspek kegiatan sehingga semua proses kegiatan
yang dikirim sudah sesuai dengan standar sehingga tidak merubah mutu atau
dengan mutu obat. Contohnya dalam penanganan produk kembalian yang diduga
karantina sampai dikeluarkan hasil bahwa produk tersebut layak diloloskan untuk
dijual kembali.
penanganan keluhan telah dibedakan antara keluhan teknis dan non teknis.
Keluhan teknis seperti barang rusak, kesalahan pengiriman, kenutuhan obat, dan
keluahan non teknis seperti harga, diskon, pengiriman tidak dikirim. Setiap
59
trend analisis terhadap keluhan, analisa dilakukan terhadap sumber masalah yang
instruksi instansi pemerintah yang berwenang seperti Badan POM atau karena
adanya keluhan pelanggan. Semua produk yang ditarik akan ditempatkan secara
terpisah di ruang karantina yang aman dan terkunci serta diberi label dengan jelas.
Kemudian produk akan diambil oleh principal atau Badan POM untuk dilakukan
pengujian.
permintaan pelanggan. Kriteria produk retur antara lain expired date, barang
yang ditunjuk oleh kepala gudang dengan konsekuen terhadap kriteria produk
retur dan memeriksa dengan teliti obat atau produk yang diretur serta surat
pengiriman barang dari sarana yang mengembalikan serta jumlah dan identifikasi
Jika menemukan obat yang diduga palsu segera melaporkan kepada instansi yang
berwenang, industri farmasi dan pemegang izin edar dengan tujuan memastikan
pemasok dan pelanggan untuk menjamin bahwa produk berasal dari sumber yang
sah dan disalurkan ke pelanggan yang sesuai aturan yang berlaku. Kualifikasi
60
pemasok antara lain memilki sertifikat CDOB dan memiliki izin yang aktif dan
memulai bekerja sama dengan suatu industri untuk menyalurkan produknya dan
harus diketahui pula bahwa produk yang beredar telah memiliki nomor izin edar.
kualifikasi pemasok dilakukan oleh kantor pusat dan apoteker kantor pusat turut
andil dalam memeriksa kelayakan pabrikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
kelengkapan berkas outlet, seperti surat izin apotek, rumah sakit atau klinik, surat
izin praktek, SIKTTK, spesimen tanda tangan apoteker dan tenaga teknis
dan dapat menjaga mutu obat sampai ke tangan pasien dan apabila ada
penyimpangan dari pelanggan seperti memesan produk dalam jumlah banyak atau
lain dari biasanya penanggung jawab PBF bisa langsung menghubungi apoteker
melakukan pemusnahan pada tahun 2017 untuk produk yang tidak bisa
dan bentuk sediaan tidak dapat dikenali lagi, kemudian ditimbun ditempat
pembuangan akhir yaitu TPA Air Dingin. Pemusnahan disaksikan oleh pihak
BPOM dan Dinas Kesehatan Provinsi dan dibuatkan berita acara pemusnahan.
61
Dalam menyalurkan barang, PT. Rajawali Nusindo Cabang Padang
menggunakan motor box, mobil box, dan mobil L300. Transportasi yang
terjadi hal yang tidak diinginkan selama perjalanan seperti kecelakaan, bencana
alam, pencurian dan lain-lain. Penyaluran ke area luar Padang menggunakan jasa
nama outlet, nomor faktur, alamat, jenis pengiriman dan ditandatangani oleh
Kerja sama dengan jasa ekspedisi juga tertuang dalam perjanjian kerja
sama yang diperbaharui setiap sekali setahun. Pendistribusian ke luar pulau area
Padang seperti ke Pulau Mentawai menggunakan jasa ekspedisi pihak ketiga yang
sudah tanda tangan kontrak. Produk dikemas sebaik mungkin sesuai hasil validasi
sehingga suhu tetap terjaga sampai ke sarana. Pihak ketiga hanya mengirimkan
tanpa boleh mengemas ulang selama perjalanan. Apoteker juga ikut andil dalam
CCP memerlukan perlakuan khusus dengan persyaratan suhu harus terjaga 2-8
bisa dari prinsipal seperti biofarma atau instruktur lain dari kantor pusat. Untuk
semua peralatan dalam pengelolaan CCP wajib dilakukan kalibrasi dan validasi.
62
Kalibrasi dilakukan terhadap tempat penyimpan dan alat perekam suhu
memastikan bahwa alat yang digunakan masih sesuai dengan spesifikasi dan
dilakukan pencatatan suhu kembali lalu diisi dalam form khusus. Khusus produk
CCP tidak diperkenankan retur karena PBF tidak bisa memastikan bahwa selama
Inspeksi diri dapat dilakukan ke seluruh bagian kerja. Jika dalam pengamatan
PT. Rajawali Nusindo biasanya dilakukan oleh kantor pusat dan dilakukan tidak
terjadwal sama halnya dengan audit dari BPOM atau dinas kesehatan, sehingga
audit bisa kapan saja dan bila ada temuan maka dibuat CAPA untuk mengatasi
63
bulan dan tiap triwulan. Pelaporan dilakukan melalui website E-WASNAPZA dan
laporan triwulan dilaporkan via E-Report PBF Kementerian kesehatan dan email
dengan baik dan dapat dengan mudah ditelusuri apabila ada pemeriksaan.
data retur, data recall, data pemusnahan, laporan dan lain-lain. Semua
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
perdagangan.
Indonesia dengan pusat di Jakarta dan harus mengkuti SOP PBF pusat.
5.2 Saran
kesalahan.
65
2. PT. Rajawali Nusindo cabang Padang dapat meningkatkan manajemen
66
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI.2019. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9 tahun
2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta.
BPOM RI.2020. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 tahun
2020 tentang perubahan atas peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 9 tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi
Obat yang Baik. Jakarta.
BPOM RI.2015. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta.
Depkes RI.2011. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011
tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta.
Depkes RI.2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1148 Tahun 2011 tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta.
Depkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
889/Menkes/Per/V/2011 Tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian. Jakarta: Sekretariat Negara.
Kepala BPOM RI.2019. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019. Jakarta.
Kepala BPOM RI 2017. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2017 tentang Tata Cara Sertifikasi
Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta.
67