Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat (Presiden Republik Indonesia, 2009).
Dalam rangka menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat diperlukan
suatu sumber daya kesehatan. Sediaan farmasi merupakan salah satu sumber daya
kesehatan yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (Dinkes, 2010).
Untuk menjamin ketersediaan sediaan farmasi di masyarakat maka pemerintah
menetapkan peraturan tentang pendistribusian obat. Menurut peraturan pemerintah
nomor 51 tahun 2009, penyimpanan, pendistribusian atau penyaluran obat, dan
pengelolaan obat merupakan salah satu pekerjaan kefarmasian dan fasilitas distribusi
atau penyaluran sediaan farmasi yang digunakan untuk mendistribusikan atau
menyalurkan sediaan farmasi disebut instalasi sediaan farmasi dan pedagang besar
farmasi (Presiden Republik Indonesia, 2009).
Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hokum
yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan
obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun
penanggung jawab PBF wajib seorang Apoteker yang memenuhi kualifikasi dan
kompetensi sesuai peraturan perundang-undangan. Di samping itu, PBF dalam
menyelenggarakan kegiatannya wajib menggunakan Pedoman Teknis Cara Distribusi
Obat yang Baik (CDOB). CDOB adalah cara distribusi atau penyaluran obat dan atau
bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau
penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya (BPOM RI, 2012).
Semua pihak yang terlibat dalam distribusi obat dan atau bahan obat
bertanggung jawab untuk memastikan mutu obat dan atau bahan obat dan
mempertahankan integritas rantai distribusi selama proses distribusi.
Sebagai mahasiswa program profesi apoteker, perlu adanya pemahaman
tentang peran apoteker di PBF. Oleh karena itu, Universitas Halu Oleo bekerja sama
dengan PT. Kimia Farma Trading and Distribution yang bergerak dalam bidang
distribusi dan penyaluran sediaan farmasi melaksanakan praktik kerja profesi
apoteker pada tanggal 17-28 Juni. Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa yang
merupakan calon apoteker dapat mendapatkan ilmu dan pengalaman kerja agar
nantinya dapat diterapkan secara nyata dalam menjalankan perannya sebagai
apoteker.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari PKPA di PBF PT. Kimia Farma Trading & Distribution
adalah:
1. Meningkatkan pemahaman calon Apoteker tentang peran, fungsi, dan
tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di PBF.
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di PBF.
3. Memberikan kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan
mempelajari strategi dan pengembangan PBF.
4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja.
5. Memberikan gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
PBF.
1.3 Manfaat
Adapun tujuan dari PKPA di PBF PT. Kimia Farma Trading & Distribution
adalah:
1. Agar mahasiswa PSPA dapat meningkatkan pemahaman tentang peran,
fungsi, dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di PBF.
2. Agar mahasiswa PSPA dapat membekali calon apoteker agar memiliki
wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian di PBF.
3. Agar mahasiswa PSPA dapat memberikan kesempatan kepada calon apoteker
untuk melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan PBF.
4. Agar mahasiswa PSPA dapat mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki
dunia kerja.
5. Agar mahasiswa PSPA dapat memberikan gambaran nyata tentang
permasalahan pekerjaan kefarmasian di PBF.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2012). Cara Distribusi

Obat yang Baik. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI.

Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2010, Profil Kesehatan Kabupaten Semarang

Tahun 2010, Kabupaten Semarang : Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.

Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai