Disusun oleh :
Disusun oleh :
i
PRAKATA
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat dan anugerahNya yang dilimpahkan kepada penulis selama proses Praktik
Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Distributor PT. Bersinar Mandiri Sukses.
Laporan PKPA ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang harus
ditempuh untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker dan
mendapat gelar Apoteker (Apt.) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
terlibat dalam penyelenggaraan program PKPA sehingga dapat berjalan dengan
baik dan lancar. Ucapan terima kasih ditujukan kepada:
1. Orang Tua, Saudara dan Kelurga kami yang senantiasa mendukung kami
2. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
3. Ibu Dr. apt. Agatha Budi Susiana Lestari selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Apoteker (PKPA) Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
4. Bapak apt. Michael Raharja Gani, M.Sc selaku Wakil Ketua Program Studi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
5. Bapak Dr. apt. Yosef Wijoyo, M.Si. selaku Pemimping lahan PKPA
Disributor
6. Bapak Sigit Noferiyanto selaku Direktur di PT. Bersinar Mandiri Sukses atas
kesempatan yang telah diberikan kepada Penulis untuk belajar di PT. Bersinar
Mandiri Sukses
7. Bapak apt. Achmad Harjanto, S. Farm selaku Apoteker Penanggung Jawab di
PT. Bersinar Mandiri Sukses atas ilmu, bimbingan dan dukungan yang terlah
diberikan selama Penulis melaksanakan pembelajaran di PT. Bersinar Mandiri
Sukses
8. Seluruh staff dan karyawan di PT. Bersinar Mandiri Sukses yang telah
membantu penulis memahami dan mengajari alur pendistribusian di PBF.
iii
9. Seluruh pihak yang membantu Penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap pelaksanaan PKPA di PT. Bersinar Mandiri Sukses
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PRAKATA ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 9
BAB IV TUGAS-TUGAS .................................................................................... 23
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25
v
DAFTAR GAMBAR
vi
LAPORAN PKPA PBF PT. BERSINAR MANDIRI SUKSES
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
ANGKATAN XLIII
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 tanggal 13 Juni 2011 Pedagang Besar Farmasi
adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah
besar sesuai ketentuan. Suatu Pedagang Besar Farmasi diwajibkan memiliki
Penanggung Jawab yang merupakan Apoteker, memiliki izin praktik yang
masih aktif dan memahami penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik
(CDOB).
Cara Distribusi Obat yang Baik merupakan suatu pedoman yang dibuat
oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) ditujukan untuk PBF agar
mutu obat dan / atau bahan obat dapat terjamin selama proses distribusi/
penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaanya dan memenuhi
persyaratan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
pelaksanaan CDOB, salah satu personel yang berperan penting adalah
apoteker. Pada pedagang besar farmasi, apoteker berperan sebagai penanggung
jawab.
Berdasarkan perannya di pedagang besar farmasi, Program Studi
Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA), Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma mempersiapkan mahasiswa PSPPA yang merupakan calon apoteker
untuk dapat memperoleh wawasan dan pengalaman bekerja di pedagang besar
farmasi melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di salah satu pedagang
besar farmasi di Solo, yaitu PT. Bersinar Mandiri Sukses yang dilakukan pada
tanggal 3 hingga 15 Januari 2022.
B. Tujuan PKPA
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, dan
tanggung jawab apoteker dalam praktik kefarmasian di PBF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Pembuatan SOP
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang menjabarkan
aktivitas operasional yang dilakukan sehari-hari, dengan tujuan agar pekerjaan
tersebut dilakukan secara benar, tepat, dan konsisten sehingga dapat
menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya
(Gabriele, 2018). SOP merupakan salah satu dokumen tertulis yang berisikan
dokumen prosedur tertulis. Prosedur tertulis harus disetujui, ditandatangani,
dan diberi tanggal oleh personil yang berwenang. Penulisannya harus
komprehensif mencakup ruang lingkup kegiatan fasilitas distribusi dan ditulis
dalam bahasa yang jelas, dimengerti oleh personil, dan tidak berarti ganda
(BPOM, 2020). Oleh karena pentingnya pengaplikasian tata cara pembuatan
SOP, dibuatlah SOP mengenai pembuatan SOP pada Lampiran Tugas 2.
D. Penerimaan
Proses penerimaan bertujuan untuk memastikan bahwa kiriman obat
dan/atau bahan obat yang diterima benar, berasal dari pemasok yang disetujui,
tidak rusak, atau tidak mengalami perubahan selama transportasi. Produk juga
tidak boleh diterima jika kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa. Pada saat
penerimaan, harus diperiksa sebagai bentuk verifikasi terhadap keutuhan
kontainer / sistem penutup, fisik, dan fitur keamanan serta label pengemasan.
Pada saat penerimaan, nomor bets dan tanggal kadaluarsa produk juga harus
dicatat. Untuk produk yang memerlukan penyimpanan atau tindakan
pengamanan khusus, harus segera dipindahkan ke tempat penyimpanan yang
sesuai setelah dilakukan pemeriksaan. Jika ditemukan produk palsu atau diduga
palsu, bets tersebut harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke instansi
berwenang dan ke pemegang izin edar. Berkaitan dengan hal-hal diatas, maka
dibuatlah SOP penerimaan pada Lampiran Tugas 3.
E. Penyimpanan
Penyimpanan obat di PBF harus mengikuti peraturan perundang-
undangan. Penyimpanan obat di PBF perlu mempertimbangkan beberapa aspek
yakni kondisi penyimpanan, volume pemesanan, kontainer, rotasi stock. Hal
ini bertujuan agar obat yang disimpan tetap terjaga mutu nya hingga sampai ke
H. Pengadaan
Sebelum mengadakan pengadaan, PBF harus memastikan bahwa produk
yang diterima merupakan produk dari pemasok yang mempunyai izin sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan melakukan
kualifikasi pemasok (BPOM, 2020). Sebelum dilakukan pemesanan, PBF harus
melakukan perencanaan pembelian yang disusun berdasarkan perkiraan
penjualan. Perkiraan penjualan dibuat dengan mempertimbangkan data trend
penjualan periode sebelumnya, rencana tender, dan lain-lain. Berdasarkan
perkiraan penjualan tersebut, PBF membuat surat pesanan yang ditujukan
kepada pemasok. SP tersebut minimal terdiri dari nama dan alamat pemasok,
tanggal nomor surat pesanan, nama, jumlah, dan satuan produk yang dipesan,
harus ditandatangani oleh penanggung jawab dan diberikan stempel perusahaan
(BPOM, 2015). Untuk memastikan bahwa pengadaan dilakukan dengan tepat,
maka dibuatlah SOP mengenai pengadaan obat pada Lampiran Tugas 7.
I. Inspeksi Diri
Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka memantau pelaksanaan dan
kepatuhan pemenuhan CDOB dan sebagai bahan tindak lanjut langkah
perbaikan yang diperlukan (BPOM, 2020). Pelaksanaan inspeksi diri harus di
dokumentasi dan dilakukan investigasi apabila terjadi penyimpangan lalu
dirumuskan strategi perbaikannya sehingga pelayanan di PBF senantiasa
memenuhi CDOB. Suatu program inspeksi diri harus memenuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku, pedoman dan prosedur tertulis. Oleh karena
itu dibuatlah dokumen SOP Inspeksi diri yang disertai dengan form inspeksi
diri, SOP Inspeksi diri terlampir pada lampiran Tugas 8
J. Penanganan Obat Kembalian
Fasilitas distribusi harus menerima produk kembalian sesuai dengan
persyaratan industri farmasi/fasilitas distribusi lain. Penilaian dan keputusan
mengenai status produk kembalian harus dilakukan oleh personel yang
berwenang. Produk kembalian harus disimpan terpisah dengan produk yang
memenuhi syarat jual dan dalam area terkunci serta diberi label yang jelas
sampai ada keputusan lebih lanjut. Produk dapat dijual kembali jika produk
dalam kemasan asli dan kondisi memenuhi ketentuan, ketika pengiriman dan
penyimpanan ditangani sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan, telah
diperiksa dan dinilai oleh penanggung jawab / personil terlatih, kompeten, dan
berwenang, serta PBF mempunyai bukti dokumentasi tentang kebenaran asal-
usul produk kembalian termasuk identitas produk untuk memastikan produk
kembalian tersebut bukan produk palsu. Produk yang kayak jual ditempatkan
sedemikian rupa sehingga pengeluaran barang menganut kaidah FEFO.
Prosedur tertulis mengenai penanganan obat kembalian harus tersedia (BPOM,
2020). Oleh karena itu, dibuatlah SOP penanganan obat kembalian pada
Lampiran Tugas 9.
K. Penarikan Obat / Recall
Penarikan obat/recall terbagi menjadi 2 yakni mandatory recall yaitu
recall yang dilakukan karena adanya perintah dari pihak yang berwenang
seperti BPOM dan voluntary recall yakni recall yang dilakukan secara sukarela
oleh suatu industri karena adanya penyimpangan berdasarkan hasil dari suatu
investigasi. Berdasarkan peraturan pada CDOB, harus tersedia prosedur tertulis
untuk penanganan obat dan/ atau bahan obat yang ditarik kembali atau recall.
Penanganan dari obat recall pun harus mengikuti peraturan standar yang
berlaku agar dapat ditangani dengan tepat dan meminimalisir terjadinya
penyalahgunaan dan resiko kontaminasi silang dengan produk yang layak
dijual. Suatu PBF juga diharuskan memiliki dokumentasi terkait dengan proses
recall. Oleh karena itu dibuatlah suatu SOP yang mengatur proses recall agar
penanganan recall dapat dilakukan dengan tepat, SOP recall terlampir pada
Lampiran Tugas 10.
L. Corrective Action and Preventive Action (CAPA)
CAPA adalah tindakan perbaikan/korektif dan tindakan pencegahan.
Tindakan pencegahan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak
dikehendaki. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian
(yang saat ini belum terjadi). Tindakan perbaikan (korektif) adalah tindakan
menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan atau situasi yang
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
peralatan tersebut selalu dalam keadaan baik dan tidak menjaga mutu
produk yang disimpan.
Pengendalian lingkungan di PT. BMS diatur dalam protap
Pembersihan Gudang Obat dan Pengendalian Hama dan protap Pembersihan
dan Pemeliharaan Bangunan. Pembersihan gudang obat dilakukan secara
berkala setiap hari, setiap minggu sekali, setiap bulan sekali dan setiap
sekali. Pembersihan setiap hari meliputi kegiatan pembersihan lantai,
pembersihan produk bagian luar (colly), merapikan penempatan
barang,membuang sampah dan barang yang tidak terpakai ke tempat
sampah dan menjaga serta merawat peralatan dan perlengkapan gudang.
Kegiatan pembersihan setiap minggu sekali meliputi membersihkan rak dan
dinding. Kegiatan pembersihan sebulan sekali meliputi pembersihan langit-
langit atap dan pembersihan setahun sekali meliputi kegiatan pembersihan
pallet secara total. Berdasarkan kegiatan pembersihan di area gudang yang
dilakukan secara berkala maka lingkungan di area gudang penyimpanan
dapat dikendalikan dan meminimalisir kerusakan mutu produk akibat
lingkungan.
Pengendalian hama juga dilakukan di PT. BMS sehingga dapat
menjamin bahwa area penyimpanan obat bebas dari hama sesuai dengan
yang dipersyaratkan pada CDOB. Pembersihan hama dapat dilakukan
dengan penyemprotan hama, selain itu dilakukan juga identifikasi tanda-
tanda keberadaan hewan lain, apabila pada gudang terdapat tanda-tanda
keberadaan hewan pengganggu lain maka petugas gudang wajib melakukan
pembersihan gudang. setiap melakukan pembersihan petugas gudang
mengisi formulir checklist pelaksanaan kebersihan dan kepala gudang wajib
mengontrol melalui formulir checklist pelaksanaan kebersihan dengan
membubuhkan tanda tangan setiap 1 bulan sekali.
5. Kualifikasi, kalibrasi, dan validasi
Kualifikasi yang dilakukan oleh PT. Bersinar Mandiri Sukses adalah
kualifikasi pelanggan dan juga pemasok. Pada PT. Bersinar Mandiri Sukses,
terdapat termohigrometer di gudang. Termohigrometer tersebut dikalibrasi
setiap 1 tahun sekali sesuai tanggal yang tertera pada sertifikat tera oleh
pihak ketiga. Validasi yang dilakukan oleh PT. Bersinar Mandiri Sukses
adalah validasi sistem komputerisasi pada saat awal sistem pertama kali
digunakan.
6. Penanganan keluhan, obat kembalian, dan obat diduga palsu
Penanganan keluhan obat, obat kembalian dan obat diduga palsu di
PT. BMS diatur dalam protap Penanganan dan Penerimaan Produk
kembalian. Tersedia personel khusus yang menangani keluhan konsumen,
personel tersebut berkoordinasi dengan Apoteker Penanggung Jawab untuk
melakukan investigasi terkait keluhan konsumen sehingga dapat dirumuskan
permasalahan dari keluhan pelanggan tersebut dan strategi perbaikan yang
harus dilakukan oleh pihak PT. BMS. Pelanggan yang hendak
mengembalikan produk ke PBF diharuskan menyertakan formulir retur agar
dapat dilakukan analisis terkait keterangan keluhan produk.
Penanganan keluhan pelanggan terbagi menjadi dua yakni produk
yang dikeluhkan diikuti dengan pergantian produk dan produk yang
dikeluhkan tidak diikuti dengan penggantian produk. Produk yang
dikeluhkan yang diikuti dengan pergantian produk maka tim marketing akan
menarik produk menggunakan formulir retur dilengkapi keterangan
penggantian produk, produk retur kemudian diteruskan ke kepala Gudang
agar pelanggan mendapat produk pengganti dan produk kembalian disimpan
di area karantina dan diberi penandaan. Untuk produk yang tidak diikuti
dengan pergantian produk maka tim marketing akan menarik produk
menggunakan formulir retur dilengkapi keterangan keluhan kualitas produk,
produk yang diretur kemudian diteruskan ke Kepala Gudang untuk disimpan
di area karantina dan formulir retur diteruskan ke bagian administrasi untuk
dikeluarkan nota retur penjualan.
7. Penarikan kembali obat
Proses penarikan kembali obat di PT. BMS diinisiasi dengan adanya
informasi resmi berupa surat pemberitahuan dari BPOM dan principal
mengenai suatu obat yang perlu ditarik. Penyebab penarikan obat dapat
diakibatkan karena obat tersebut palsu atau obat tidak memiliki izin edar.
Setelah adanya surat pemberitahuan dari pihak yang berwenang maka
direktur PBF akan memberikan disposisi kepada apoteker penanggung
jawab untuk melakukan penarikan kemudian apoteker penanggung jawab
memberikan instruksi penarikan kepada bagian marketing, pengadaan,
fakturis dan keuangan mencakup informasi mengenai nama obat yang
hendak ditarik tersebut dan membuat surat pemberitahuan penarikan produk
yang ditujukan kepada pelanggan PBF.
Apabila obat yang hendak ditarik tidak ditemukan di area PBF maka
Kepala Gudang melakukan konfirmasi ulang kepada Apoteker Penanggung
Jawab dan Kepala Marketing untuk nantinya akan disampaikan ke prinsipal.
Namun apabila obat yang hendak ditarik masih tersedia di PBF maka bagian
marketing dan fakturis memblok data pada sistem agar obat tersebut tidak
dapat diproses untuk penjualan, dan untuk obat yang sudah terjual ke
pelanggan maka marketing bertanggung jawab untuk memberitahukan
kepada pelanggan mengenai penarikan obat tersebut dan meminta pelanggan
untuk menangguhkan penjualannya dan di retur kepada pihak distributor.
Obat recall yang sudah diretur ke PBF disimpan dalam area karantina yang
diberikan penandaan jelas, dipisahkan dari obat lain dan dikunci dan
dikarantina sampai batas waktu yang ditentukan. Kemudian kepada gudang
membuat rekapitulasi laporan manual yang meliputi data jenis obat, nama
dan alat pelanggan dan jumlah barang. Setelah itu penanggung jawab
melakukan koordinasi dengan prinsipal terkait cara pengembaliannya
dengan pengembalian fisik barang menggunakan surat jalan manual dengan
menyebutkan “pengembalian produk TIE/Palsu” setelah mendapatkan surat
persetujuan pengajuan retur dan laporan tersebut ditembuskan kepada
BPOM.
Segala proses penarikan didokumentasikan melalui surat pernyataan
penarikan (recall) yang berisikan nama terang tenaga farmasi pelanggan,
No. SIPA/SIKTTK, tanda tangan dan cap pelanggan, form retur dengan
BAB IV
TUGAS-TUGAS
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Peserta PKPA lebih memahami peran, fungsi, dan tanggung jawab apoteker
dalam praktik kefarmasian di PBF
2. Peserta PKPA memiliki wawasan, pengetahuan, pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman praktis yang lebih untuk melakukan praktek kefarmasian di
PBF
3. Peserta PKPA dapat melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan
PBF
4. Peserta PKPA mendapatkan gambaran nyata tentang permasalahan praktek
kefarmasian di PBF
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI, 2015. Petunjuk Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik,
BPOM.
Badan POM RI, 2020. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6
Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi
Obat yang Baik, BPOM.
A. APOTEKER
1. Kualifikasi
a. Usia minimal 23 tahun, berpengalaman dibidang distribusi farmasi
b. Pendidikan terakhir Pendidikan Profesi Apoteker, memiliki STRA dan sertifikat
kompetensi yang berlaku
c. Memahami Cara Distribusi Obat yang Baik
d. Memahami regulasi terkait distribusi sediaan farmasi
e. Sehat secara jasmani dan rohani
f. Menguasai microsoft office
g. Jujur, bertanggung jawab, gesit, memiliki jiwa kepemimpinan, dan mampu bekerja
dalam tim
2. Tanggung Jawab
a. Menyusun, meastikan, dan mempertahankan penerapan sistem manajemen mutu
b. Menjaga akurasi dan mutu dokumentasi
c. Menyusun dan/atau menyetujui program pelatihan mengenai CDOB untuk semua
personil yang terkait dalam kegiatan distribusi
d. Mengkoordinasikan dan melakukan dengan segera setiap kegiatan penarikan obat
e. Memastikan penanganan keluhan pelanggan ditangani dengan efektif
f. Melakukan kualifikasi dan persetujuan terhadap pemasok dan pelanggan
g. Meluluskan obat kembalian ke dalam stok obat jika memenuhi syarat jual
h. Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi dan penerima kontrak
i. Memastikan inspeksi diri dilakukan secara berkala dan tersedia tindakan perbaikan
yang diperlukan
j. Memastikan fasilitas distribusi telah menerapkan CDOB yang terbaru
k. Mendelegasikan tugas kepada tenaga teknis kefarmasian jika tidak dapat
melaksanakan tugas nya
l. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina atau
memusnahkan obat kembalian, rusak, hasil penarikan, atau diduga palsu
m. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat sesuai
peraturan perundang-undangan
n. Mereview dan menyetujui daily report dari bagian gudang setiap hari
o. Berkoordinasi dengan pihak ketiga untuk melakukan kalibrasi alat di PBF secara
berkala
B. FAKTURIS
1. Kualifikasi
a. Usia minimal 21 tahun
b. Fresh graduate dipersilahkan namun diutamakan yang sudah berpengalaman
minimal 1 tahun menjadi fakturis
c. Pendidikan terakhir minimum S1 Farmasi
d. Menguasai Microsoft Office
e. Sehat secara jasmani dan rohani
f. Jujur, bertanggung jawab, gesit, dan mampu bekerja dalam tim
g. Bersedia ditempatkan di Yogyakarta
2. Tanggung Jawab
a. Menerima dan memeriksa kebenaran format surat pesanan dari konsumen
b. Mendokumentasikan penjualan (surat pesanan, faktur, dan surat penolakan)
c. Mengelola data stock pada sistem komputer
d. Membuat faktur penjualan
e. Menerima dan menangani keluhan dari konsumen
C. GUDANG
- Operator Gudang
1. Kualifikasi :
a. Pria, memiliki pengalaman di bagian gudang diutamakan
b. Minimal pendidikan SMA atau sederajat
c. Sehat secara jasmani dan rohani
d. Mampu bekerja secara sistematis dan mampu bekerja dalam tim
e. Teliti, jujur, rajin, gesit dan bertanggung jawab
f. Berdomisili di wilayah Yogyakarta diutamakan
- Kepala Gudang
1. Kualifikasi
a. Pria, memiliki pengalaman di bagian distributor farmasi minimal 2 tahun
b. Minimal pendidikan D3 Farmasi
c. Sehat secara jasmani dan rohani
d. Mampu bekerja secara sistematis dan mampu bekerja dalam tim
e. Memiliki jiwa pemimpin, teliti, jujur, rajin, gesit dan bertanggung jawab
f. Mampu mengoperasikan komputer, Microsoft word dan excel.
D. PENGIRIM
1. Kualifikasi
a. Pria, usia 21-40 tahun
b. Pendidikan terakhir minimal SMA atau sederajat
c. Memiliki SIM A atau C yang masih aktif
d. Mengetahui rute jalan di tempat area pengiriman
e. Sehat secara jasmani dan rohani
f. Jujur, bertanggung jawab, gesit, dan mampu bekerja dalam tim
2. Tanggung Jawab
a. Mengirimkan produk dari PT. Gemilang hingga ke tangan konsumen dengan aman
b. Memastikan produk dalam kondisi baik ketika diambil dari gudang dan hingga
sampai ke tangan konsumen
c. Memastikan kelengkapan produk dan dokumen pengiriman (faktur) sebelum
produk
d. Memastikan isi faktur telah lengkap sesuai dengan Protap penyaluran
e. Memastikan tempat pengiriman telah sesuai dengan data pada faktur
E. ADMIN
1. Kualifikasi
a. Pria/ wanita, memiliki pengalaman di bidang administrasi minimal 2 tahun
b. Minimal pendidikan D3 semua jurusan
c. Mampu mengoperasikan komputer, Microsoft word dan Microsoft excel
d. Teliti, bertanggung jawab dan rapi
2. Tugas dan Tanggung jawab
a. Bertanggung jawab untuk mengarsipkan dan mendokumentasikan dokumen
perusahaan
b. Melakukan pencatatan berupa list dokumen yang diarsip oleh perusahaan pada
form arsip
c. Membantu mengurus keperluan administrasi perusahaan
d. Bertanggung jawab atas seluruh arsip dokumen perusahaan selama periode
penyimpanan
e. Melaporkan permasalahan administrasi baik dari penjualan ataupun pembelian
kepada departemen terkait seperti keuangan, marketing, apoteker dan lain-lain.
Lampiran Tugas 2
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP GMG-SOP-001 0.0
Halaman :
PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL 1 dari 5
PROSEDUR Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
I. Tujuan
Untuk menjamin terkendalinya pembuatan, pendistribusian dan pemakaian SOP
sebagai panduan dalam penerapan sistem mutu, sehingga setiap SOP yang
digunakan dapat dijamin keabsahannya dan terkini
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
4. Apabila draft revisi SOP dianggap layak, maka kepala bagian melakukan
proses pendokumentasian sebagai berikut :
a. Melakukan edit dokumen
b. Merubah nomor revisi dan tanggal efektif
c. Menyimpan formulir CC
d. Menggandakan dokumen sejumlah dengan pengguna SOP
e. Memberikan nomor salinan
f. Mendistribusikan salinan SOP dengan formulir penyerahan SOP
g. Menarik salinan SOP yang sudah tidak berlaku
h. Menyimpan bukti penyerahan SOP
i. Memberikan cap “TIDAK BERLAKU” pada SOP asli yang sudah tidak
berlaku lagi dan disimpan sampai tiga revisi terakhir sebagai referensi
D. Penarikan dan Pemusnahan SOP yang Tidak Berlaku
1. Apabila SOP diubah, maka SOP asli dan salinan terkendali yang lama
dinyatakan sebagai SOP yang tidak berlaku dan ditarik dari penggunaan
2. SOP asli yang tidak berlaku diberi cap “TIDAK BERLAKU”, sedangkan salinan
terkendali dikembalikan ke penerbit SOP untuk dimusnahkan dengan
menggunakan berita acara pemusnahan dokumen/rekaman
3. SOP asli yang tidak berlaku disimpan terpisah dari SOP asli yang masih
berlaku
4. Penarikan, penyimpanan, dan pemusnahan SOP tidak berlaku dilakukan oleh
penerbit SOP
E. Pengkajian Ulang
1. Tiap SOP harus dikaji ulang paling lama setelah 3 tahun SOP berlaku
2. Bila revisi tidak diperlukan, maka kepala departemen bersangkutan
membubuhkan paraf dan tanggal pada dokumen asli sebagai tanda tidak revisi
3. Bila revisi diperlukan, maka seluruh SOP harus ditulis ulang dan diberi nomor
revisi terbaru.
V. Lampiran
Tata cara pengisian Form SOP
VI. Riwayat
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP GMG-SOP-001 0.0
Halaman :
PEMBUATAN STANDAR OPERASIONAL 4 dari 5
PROSEDUR Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
No Perubahan Tanggal
Revisi Efektif
0.0 New Document 07-Januari-2022
VII. Distribusi
Asli : Apoteker Penanggung Jawab
Kopi No.1 : Pimpinan fasilitas distribusi
No.2 : Kepala bagian gudang
No.3 : Kepala bagiag keuangan
No.4 : Kepala Bagian Penjualan
No.5 : Kepala Bagian Personalia
LAMPIRAN
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP GMG-SOP-003 0.0
Halaman :
PENYIMPANAN 1 dari 4
Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
I. Tujuan
Untuk memastikan produk di gudang disimpan sesuai dengan persyaratan sesuai
dengan kemasan produk serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
C. Sistem pencatatan
1. Pencatatan dilakukan oleh petugas gudang dengan memperhatikan :
a. Nama barang
b. Tanggal
c. Nomor dokumen
d. Kuantitias
e. Expired date
f. Nomor bets
2. Alokasi penempatan produk :
a. Disimpan sesuai dengan urutan abjad
b. Alokasikan produk sesuai dengan karakteristik barang
- Barang berat atau berbentuk cairan diletakan di bawah
- Barang kecil dan mudah pecah diletakan agar mudah diambil
c. Barang slow moving diletakan ditempat yang paling jauh dari jangkauan
V. Dokumentasi
VI. Riwayat
No Perubahan Tanggal
Revisi Efektif
0.0 New Document 07-Januari-2022
VII. Distribusi
Asli : Apoteker Penanggung Jawab
Kopi No.1 : Pimpinan fasilitas distribusi
No.2 : Kepala bagian gudang
Lampiran Tugas 5
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP BMS-SOP-004 0.0
Halaman :
PENYALURAN 1 dari 2
Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
penanggung jawab
I. Tujuan
Menjamin mutu produk selama proses penyaluran, memastikan obat disalurkan ke
pelanggan yang sudah terkuaifikasi dan berwenang
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
penanggung jawab
V. Dokumentasi
VI. Riwayat
No Perubahan Tanggal
Revisi Efektif
0.0 New Document 07-Januari-2022
VII. Distribusi
Asli : Apoteker Penanggung Jawab
Kopi No. 1 : Pimpinan Distributor
2 : Pelanggan
3 : Kepala Gudang
Lampiran Tugas 6
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP GMG-SOP-005 0.0
Halaman :
1 dari 6
PENGENDALIAN DOKUMEN Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
I. Tujuan
Untuk menjamin terkendalinya pembuatan dan pemakaian dokumen sebagai
panduan dalam penerapan sistem mutu, sehingga setiap dokumen yang digunakan
dapat dijamin keabsahannya, terkini, dan mampu ditelusuri
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
2. Dokumen eksternal
a. Peraturan perundang-undangan, regulasi, maupun persyaratan lainnya
b. Cara kerja alat
C. Status Dokumen
1. Dokumen Asli
Adalah dokumen asli yang disimpan oleh penanggung jawab manajemen.
Dokumen iniditandai dengan adanya cap biru “ASLI” pada cover dokumen
2. Salinan Terkendali
Adalah salinan dokumen asli yang didistribusikan kepada pengguna dokumen
yang terdaftar dalam dokumen internal dan ditandai dengan cap biru
“SALINAN TERKENDALI”.
3. Salinan tidak terkendali
Adalah salinan dokumen yang didistribusikan kepada pihak yang tidak
tercantum dalam daftar dokumen internal, ditandai dengan cap “UNTUK
INFORMASI” pada cover dokumen.
4. Dokumen tidak berlaku
Adalah dokumen yang sudah tidak berlaku lagi dan ditandai dengan cap
merah “TIDAK BERLAKU”.
D. Aturan Pengesahan Dokumen
Jenis Dokumen Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Kebijakan Mutu Bagian pemasitian Penanggung Direktur
mutu jawab
Manual Terpadu Tim manajemen Penanggung Direktur
jawab
SOP Kepala Bagian Penanggung Direktur
jawab
Instruksi Kerja Kepala bagian Penanggung Direktur
(IK) jawab
E. Aturan Umum
1. SOP harus ditulis dengan nuansa pemerinta
2. Instruksi harus singkat, jelas, dan tidak berarti ganda
3. SOP dan IK dibuat untuk :
a. Memastikan bahwa seluruh proses selalu dilakukan dengna cara ang sama
sesuai dengan SOP
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP GMG-SOP-005 0.0
Halaman :
3 dari 6
PENGENDALIAN DOKUMEN Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
V. Riwayat
No Perubahan Tanggal
Revisi Efektif
0.0 New Document 07-Januari-2022
VI. Distribusi
Asli : Apoteker Penanggung Jawab
Kopi No.1 : Pimpinan fasilitas distribusi
No.2 : Kepala bagian gudang
No.3 : Kepala bagiag keuangan
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP GMG-SOP-005 0.0
Halaman :
6 dari 6
PENGENDALIAN DOKUMEN Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP GMG-SOP-007 0.0
Halaman :
1 dari 2
INSPEKSI DIRI Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
I. Tujuan
Untuk mengevaluasi seluruh aspek dan sistem operasional pada PBF terhadap
pemenuhan persyaratan CDOB dan menemukan kekeurangan yang harus diperbaiki.
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
IV. Lampiran
A. Daftar Periksa Inspeksi Diri
B. Formulir Laporan Temuan Inspeksi Diri
C. Formulir Tindakan Perbaikan
V. Dokumen Rujukan
A. Pedoman CDOB
B. Checklist Mapping CDOB
VI. Riwayat
No Perubahan Tanggal
Revisi Efektif
0.0 New Document 07-Januari-2022
VII. Distribusi
Asli : Apoteker Penanggung Jawab
Kopi No.1 : Pimpinan fasilitas distribusi
No.2 : Kepala bagian gudang
Daftar Periksa Inspeksi Diri
*Apabila semua keterangan YA, maka produk bisa diterima untuk ditindak lanjuti, apabil
ada keterangan yang diragukan maka produk diduga paksu sehingga perlu ditindaklanjuti
sesuai dengan SOP Obat diduga palsu
Lampiran Tugas 10
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP GMG-SOP-009 0.0
Halaman :
1 dari 3
PENARIKAN KEMBALI PRODUK Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
I. Pendahuluan
Penarikan kembali / recall adalah penarikan produk atas instruksi dari prinsipal.
Prinsipal memberikan peritah penarikan berdasarkan inisiatif sendiri atau atas
perintah BPOM. PBF harus bisa menarik produk tersebut dari gudang dan/atau dari
konsumen secara cepat dan tepat berdasarkan surat perintah tertulis dari prinsipal
atau BPOM. Penarikan dapat berupa penarikan seluruh produk dan/atau produk
dengan nomor bets tertentu
II. Tujuan
Untuk memastikan proses penarikan produk dari gudang dan pelanggan dilakukan
dalam tenggat waktu yang sudah ditetapkan dapat dilakukan dengan tepat waktu,
tepat jumlah, dan dengan proses yang benar sesuai permintaan dari pronsipal atau
BPOM sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi fasilitas distribusi
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
5. Kepala bagian logistic melakukan pelacakan data untuk mengetahui lokasi dan
julam di gudang serta catatan penjualan ke pelanggan ke pelanggan untuk
mengetahui jumlah item yang akan ditarik
6. Apabila tidak ditemukan produk dengan nomor bets yang ditarik, kepala baginan
logistik akan melakukan konfirmasi ulang ke bagian penjualan dan penanggung
jawab untuk disampaikan kepada prinsipal
7. Bagian penjualan dan bagian administrasi memblok data di sistem agar produk
yang akan ditarik dan masih ada di gudang tidak dapat dijual
8. Apabila produk yang ditarik sudah ada terjual ke pelanggan, bagian penjualan
harus memberitahukan mengenai penarikan tersebut kepada pelanggan dan
memimnta mereka untuk menghentikan penjualannya
9. Bagian penjualan bekerjasama dengan bagian logistik untuk melakukan stok fisik
di pelanggan sesuai dengan batas waktu yang diinstruksikan oelh penanggung
jawab dengan menggunakan form surat pernyataan penarikan yang harus diisi
dan ditandangani oleh pelanggan
10. Penanggung jawab memantau pelaksanaan penarikan
11. Bagian logistik menerima fisik barang yan ditarik dari pelanggan dengan
mencocokan jumlah dan nomor bets
12. Fisik barang yang sudah ditarik harus tetap disimpan sesuai dengan suhu yang
tertera pada kemesan dan penyimpanannya di karantina dan dipisahkan dari
produk lain yang layak jual
13. Bagian logistik membuat catatan rekapitulasi produk, baik yang masih berada di
gudang fasilitas distribusi maupun yang berhasil ditarik dari pelanggan
14. Berdasarkan catatan rekapitulasi penarikan tersebut, penanggung jawab
membuat surat pengajuan retur penarikan kepada prinsipal. SUrat ini harus
mendapat persetujuan dari pimpinan dasilitas distribusi sebelum dikirimkan ke
prinsipal.
15. Setelah surat pengajuan retur penarikan tersebut mendapatkan tanggapan dan
persetujuan dari prinsipal, penanggung jawab segera membuat laporan
pelaksanaan penarikan produk kepada BPOM.
16. Bagian logistik dengan persetujuan penanggung jawab akan mengembalikan fisil
produk hasil penarikan kepada prinsipal berdasarkan persetujuan surat pengajuan
reutr penarikan dari prinsipal
PT GEMILANG
No. Dokumen : Revisi :
SOP GMG-SOP-009 0.0
Halaman :
3 dari 3
PENARIKAN KEMBALI PRODUK Tanggal efektif:
Mengganti No.
Disusun oleh : Diperiksa : Disetujui oleh :
Tanggal :
Apoteker
Manager Pimpinan -
Penanggung Jawab
VI. Lampiran
-
VII. Riwayat
No Perubahan Tanggal
Revisi Efektif
0.0 New Document 07-Januari-2022
VIII. Distribusi
Asli : Apoteker Penanggung Jawab
Kopi No.1 : Pimpinan fasilitas distribusi
No.2 : Kepala bagian logistik
No.3 : Kepala bagian penjualan
No.4 : Kepala bagian administrasi dan keuangan
Lampiran Tugas 11
PENGADAAN
PENERIMAAN
1. Apakah ketika penerimaan produk dilakukan pemeriksaan kesesuaian nomor bets pada
dokumen pengiriman dan fisik produk?
Temuan Kurangnya pemeriksaan kesesuaian nomor bets pada
faktur dengan nomor bets pada fisik produk
Root Cause Implementasi prosedur penyimpanan tidak berjalan karena
kurnagnya sosilaisasi kepada personil mengenai
pentingnya pengecekan nomor bets
Perbaikan Mengecek kesesuaian nomor bets fisik dengan nomor bets
pada dokumen pengiriman
Pencegahan Mensosialisasikan kepada bagian gudang untuk dapat
mengecek kesesuaian nomor bets serta alasan pengecekan
dilakukan
PENYIMPANAN
1. Apakah penyimpanan obat memperhatikan kemudahan dalam memonitor FEFO (first expired
first out ) dan FIFO (first in first out)?
Temuan Barang yang datang tidak dipisahkan berdasarkan FIFO
atau FEFO
Root Cause Implementasi prosedur penyimpanan tidak berjalan karena
adanya pertimbangan rotasi obat yang cepat, tidak adanya
label ataupun penandaan pada colly untuk membedakkan
barang yang baru datang dengan barang yang sudah lama
tersimpan di gudang, minimnya kapasitas gudang untuk
dapat menyimpan obat sesuai dengan prinsip FEFO
ataupun FIFO
Perbaikan Membuat label penandaan untuk menandai barang yang
baru datang dengan barang yang sudah lama tersimpan di
gudang dan dipisahkan sehingga dapat menerapkan prinsip
FIFO atau FEFO
Pencegahan Mensosialisasikan kepada bagian gudang untuk dapat
menyusun dan mengambil barang sesuai dengan FIFO atau
FEFO
2. Apakah kelompok tiap jenis produk sudah dibuat terpisah, tersimpan rapih/ teratur dan dapat
mencegah resiko tercampur dan pencemaran serta memudahkan pemeriksaan ataupun
pemelihataan dan pengambilanya?
Temuan Resiko terjadinya ketercampuran masih besar potensinya
untuk terjadi karena produk yang belum dipisahkan
berdasarkan tiap jenis produk.
Root Cause tidak ada penandaan khusus untuk obat yang LASA,
penandaan yang permanen pada rak penyimpanan obat
untuk menandai peletakkan obat tersebut, obat belum
dipisahkan bersadarkan jenis tiap produk.
Perbaikan Membuat label atau penandaan khusus untuk obat-obatan
yabg LASA, memisahkan obat pada saat proses
penyimpanan berdasarkan jenis dari obat tersebut, dan
memberi penandaan permanen pad arak obat agar posisi
barang tidak berpindah pindah dan memudahkan
pengambilan obat serta mencegah terjadinya kesalahan
pengambilan obat.
Pencegahan Melakukan crosscheck sebelum barang diberikan kepada
konsumen/ pelanggan, mengembalikan barang atau
menyusun barang ke tempat yang sudah ditentukan.
3. Apakah sudah dilakukan pencatatan pada kartu stock manual yang meliputi informasi terkait
nama produk, kemasan, tanggal, kuantitas, pemasok, pelanggan, no.dokumen, jumlah, tanggal
ED dan no batch
Temuan Pencatatan pada kartu stok belum menuliskan no dokumen,
tanggal kadaluarsa obat dan no batch
Root Cause Kurangnya sosialiasi kepada bagian udang akan
pentingnya pencatatan informasi tersebut pada kartu stok,
banyaknya beban kerja dan diperlukan waktu cepat
sehingga pencatatan kartu stock terlewat.
Perbaikan Mensosialisasikan kembali pentingnya pencatatan
informasi pada kartu stock, mengurangi beban kerja
petugas gudang atau memastikan bahwa kartu stock by
sistem dapat terjamin bahwa pencatatannya lengkap dan
dapat dipertanggung jawabkan sehingga kartu stock
manual tidak diperlukan lagi,
Pencegahan Melakukan audit setiap minggu terkait dengan kesesuaian
stok yabg dituliskan pada kartu stok dengan fisik obat yang
ada di gudang.
PENYALURAN
1. Apakah petugas gudang sudah melakukan pengambilan obat berdasarkan sistem FEFO
dan FIFO?
Temuan Barang tidak diambil berdasarkan FIFO atau FEFO
Root Cause Implementasi prosedur penyimpanan tidak berjalan karena
adanya pertimbangan rotasi obat yang cepat, tidak adanya
label ataupun penandaan pada colly untuk membedakkan
barang yang baru datang dengan barang yang sudah lama
tersimpan di gudang, minimnya kapasitas gudang untuk
dapat menyimpan obat sesuai dengan prinsip FEFO
ataupun FIFO
Perbaikan Membuat label penandaan untuk menandai barang yang
baru datang dengan barang yang sudah lama tersimpan di
gudang dan dipisahkan sehingga dapat menerapkan prinsip
FIFO atau FEFO
Pencegahan Mensosialisasikan kepada bagian gudang untuk dapat
menyusun dan mengambil barang sesuai dengan FIFO atau
FEFO