Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PRAKERIN KERJA LAPANGAN

DI RS.TENTARA BINJAI DAN APOTIK LUSIA

Disusun Oleh :
Kania Rapita Br Brahmana
Kelas : XI-Farmasi B

FARMASI KNLINIS DAN KOMUNITAS


SMK KESEHATAN GALAG INSAN MANDIRI
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia yang
berlimpah sehingga saya dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di Apotek LUSIA dan
Rumah Sakit TK 01. 07. 02. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati saya
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada Ibu Munirawati S, ST, S. Pd., selaku
Kepaka Sekolah SMK Kesehatan Galang Insan Mandiri Binjai. Ibu apt.Thia Julaika S. Farm,.
Selaku Kepala Jurusan Farmasi, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk tetap
menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan.
Untuk dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ini, tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Danang Dwi Prasetyo S. Farm,. selaku guru pembimbing saya yang
telah banyak mengarahkan saya dengan penuh kesabaran, memberikan waktu luangnya kepada
saya serta masukan-masukan dalam menyusun laporan ini, sehingga saya dapat menyelesaikan
dengan baik dan tepat waktu, serta kepada Kakak Apotek di Apotek LUSIA dan staf karyawan di
Rumah Sakit TK 01. 07. 02 yang telah bersabar dalam memberi saya banyak ilmu serta
masukan-masukan yang tidak pernah didapat sebelumnya. Dan juga saya ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang tua yang selalu mendukung, memotivasi dan memberi
semangat selama melakukan Praktik Kerja Lapangan.
Laporan ini disusn guna melengkapi salah satu persyaratan kelulusan dalam melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan.

Binjai,……
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ……………………………….... 2
1.3 Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………… 2
1.4 Manfaat Kegiataan ………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN UMUM …………………………………………………. 3
2.1 Apotek …………………………………………………………… 3
2.1.1. Definisi Apotek …………………………………………… 3
2.1.2. Tujuan dan Fungsi Apotek ………………………………... 3
2.2 Persyaratan Pendirian Apotek …………………………………… 3
2.2.1. Lokasi ……………………………………………………... 5
2.2.2. Bangunan ………………………………………………….. 5
2.2.3. Sarana Dan Prasarana ……………………………………... 5
2.2.4. Ketenagaan ………………………………………………... 6
2.2.5. Survei dan Pemilihan Apotek ……………………………... 6
2.3 Perizinan …………………………………………………………. 7
2.3.1. Surat Izin Apotek ………………………………………….. 7
2.3.2. Pencabutan Izin Apotek …………………………………… 9
2.4 Pengelolaan Apotek ……………………………………………… 10
2.5 Penggolongan Obat ………………………………………………. 17
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK LUSIA …………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini setiap negara dituntut untuk
memiliki sumber daya yang baik dalam bidang teknologi, ekonomi, pengetahuan, maupun
politik.Begitupun dengan Indonesia, dalam dunia global ini harus mampu mengahadapi
tantangan dan persaingan dengan mempersiapkan itu semua.Hal terpenting yang harus
dipersiapkan oleh Indonesia pada semua bidang yang ada yaitu kompetensi dari sumber daya
manusia itu sendiri. Dengan begitu Indonesia dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia agar dapat bersaing dengan individu yang memiliki kemampuan lebih dari
negara lain. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tenaga kerja Indonesia
terjajah dan tersisihkan dari negaranya sendiri akibat rendahnya kualitas pendidikan yang
dimiliki.

Dengan semakin berkembangnya suatu ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di era
globalisasi dan persaingan dunia yang sangat ketat saat ini, maka setiap generasi baru harus
mampu menyesuaikan dan mengembangkan diri terhadap lingkungan yang akan dihadapinya
dengan cara membekali diri dengan pendidikan.

Dalam memasuki dunia kerja, calon-calon lulusan SMK (sekolah menengah kejuruan)
tidak hanya dituntut untuk lulus berbekal kecerdasan intelektual namun harus memiliki
kemampuan dasar. Seperti kita ketahui selama menempuh pendidikan di sekolah, siswa hanya
diberikan bekal ilmu teori.Kemampuan dasar yang dimaksud antara lain pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude).Untuk mendapatkan ketiga hal tersebut,
tidak semua dapat diberikan melalui kegiatan persekolahan formal.Oleh karena itu, siswa perlu
melakukan praktek kerja lapangan (PKL).PKL merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam
Agenda SMK Kesehatan Galang Insan Mandiri yang bertujuan untuk memberikan gambaran
yang lebih komprehensif kepada siswa secara nyata mengenai dunia kerja sekaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan teori yang telah mereka dapatkan selama
kegiatan sekolah.Setiap siswa SMK Kesehatan Galang Insan Mandiri, diwajibkan untuk
mengikuti program ini, karena PKL merupakan salah satu prasyarat untuk mendapatkan
kelulusan. Dengan mengikuti program PKL, siswa diharapkan dapat lebih mengenal, mengetahui
dan berlatih menganalisis kondisi lingkungan dunia kerja yang ada sebagai upaya untuk
mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja tersebut. siswa juga dapat mengetahui apa
yang sebenarnya dibutuhkan oleh perusahaan di bidang yang siswa pilih. Selain itu, jika siswa
tersebut memiliki penilaian kinerja yang baik dari perusahaan/instansi tempat pelaksanaan PKL,
maka bukan hal yang mustahil siswa tersebut memiliki kesempatan untuk bergabung dengan
perusahaan tempatnya bekerja setelah lulus nantinya. Dengan melakukan PKL, diharapkan dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing di era globalisasi.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1. Memahami peran, fungsi dan tugas Apoteker di apotek.
2. Memahami bagaimana sistem administrasi, sistem pengelolaan obat, sistem penyimpanan
obat, manajemen dan lain-lain.
menumbuhkembangkan sikap mandiri, kreatif dan inovatif.
3. Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan kegunaan obat dengan praktek
swamedikasi yang dilakukan peserta didik pada pasien.
4. Agar peserta didik terbiasa saat memasuki dunia kerja apabila peserta didik telah
menyelesaikan pendidikannya.

1.3 Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Tentara Binjai dan Apotek di
mulai pada tanggal 17 Januari 2021 s/d 17 April 2021. Pembagian jadwal Praktek Kerja
Lapangan di bagi menjadi dua shif, baik di Rumah Sakit Tentara Binjai maupun Apotek Lusia.
Rumah Sakit Tentara Binjai ( shif pagi : 07.00 – 14.00 ; shif sore : 14.00 – 20.00 ) Apotek Lusia
( shif pagi : 08.00 – 14.00 ; shif sore : 14.00 – 20.30 ).

1.4 Manfaat Kegiatan


Adapun manfaat Praktek Kerja Lapangan yaitu;
1. Memberi kesempatan bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan kerja yang
sebenarnya.
2. Mendapatkan pengetahuan yang tidak didapatkan selama di sekolah.
3. Mendapatkan pengalaman praktik mengenai pekerjaan kefarmasian di apotek.
4. Memperoleh masukan guna memperbaiki dan mengembangkan serta meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan farmasi.
5. Memberi peluang tempat kerja bagi peserta didik apabila telah selesai menyelesaikan
pendidikan di farmasi.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Apotek
2.1.1 Definisi Apotek
Berdasarkan Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 mengatakan apotek
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh
apoteker. Pelayanan dalam bidang farmasi adalah pelayanan langsung, bertanggung
jawab bagi pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi bertujuan mencapai hasil
yang baik untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Permenkes RI, 2016). Menurut
Permenkes RI No. 9 Tahun 2017, tentang apotek, pelaksanaan pelayanan kefarmasian
dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang
terdiri dari apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian atau TTK. Pelayanan
kefarmasian meliputi pelayanan resep, sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai.
2.1.2 Fungsi Apotik
Menurut Permenkes RI No.9 Tahun 2017, tentang penyelenggaraan menyatakan fungsi
apotek adalah :
1. melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai; dan
2. melakukan pelayanan farmasi klinik. Apotek dapat menyerahkan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai kepada (Permenkes RI, 2017):
1. apotek lainnya;
2. puskesmas;
4. instalasi farmasi klinik;
5. dokter;
6. bidan praktik mandiri;
7. pasien;
8. masyarakat.
2.2 Penggolongan Obat
2.5.1 Obat Bebas
Obat Bebas, adalah obat OTC (Over The Counter) atau obat yang dijual secara bebas
di pasaran, obat ini dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter. Obat bebas ditandai
dengan logo bulat hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh; Paracetamol

2.5.2 Obat Bebas Terbatas


Obat Bebas Terbatas, atau obat yang termasuk dalam daftar “W”. Menurut bahasa
Belanda, W berasal dari kata “Waarschuwing” yang artinya peringatan. Obat bebas terbatas
adalah obat keras yang diberi batas pada setiap takaran dan kemasan yang digunakan untuk
mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Contoh; antimo, procold.
Tidak hanya itu, pada kemasan obat bebas terbatas juga tertulis pringatan-peringatan
seperti:
P No. 1 P No. 4
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Bacalah aturan pemakaiannya Hanya untuk dibakar
P No. 2 P No. 5
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk kumur, jangan ditelan Obat keras, jangan ditelan
P No. 3 P No. 6
Awas! Obat keras Awas!obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan Obat wasir, jangan ditelan

Setelah upaya self medication, apabila kondisi penyakit semakin serius, tidak kunjung
sembuh setelah sekitar 3-5 hari, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Oleh
karena itulah semua kemasan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas wajib mencantumkan
tanda peringatan “apabila sakit berlanjut, segera hubungi dokter” (SK MenKes RI No. 386
Tahun 1994)

2.5.3 Obat Narkotika


Obat Narkotika, ialah zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman
baik itu sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan
kesadaran, mengurangi/ menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

- Pemesanan Narkotika
Pemesanan sediaan narkotika menggunan Surat Pesanan Narkotik yang ditandatangani
oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang dilengkapi dengan nomor SIK/SIP serta
stempel apotek. Pemesanan dilakukan ke PT. Kimia Farma Trade and Distribution (satu-
satunya PBF narkotika yang legal di Indonesia) dengan membuat surat pesanan khusus
narkotika rangkap empat dengan warna yang berbeda-beda, yaitu:
a. Warna putih (asli) serahkan ke PBF.
b. Warna merah (copy) serahkan ke Dinas Kesehatan Provinsi.
c. Warna kunign (copy) sebagai arsip apotek.
d. Warna biru (copy) sebagai arsip apotek.
Satu surat pesanan hanya boleh memesan satu jenis obat (item) narkotik, misal
pemesanan codein satu surat pesanan dan begitu juga untuk item narkotika lainnya.
- Penerimaan Narkotika
Penerimaan Narkotika dari PBF harus di terima oleh APA dilakukan dengan
sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut setelah sebelumnya
dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang
meliputi jenis dari jumlah narkotika yang dipesan.
- Penyimpanan Narkotika
Obat-obat yang termasuk golongan di narkotika di Apotek disimpan pada lemari khusus
yang terbuat dari kayu (bahan lain yang kokoh dan kuat) yang ditempel pada dinding,
memiliki 2 kunci yang berbeda, terdiri dari 2 pintu, satu untuk pemakaian sehari-hari seperti
codein, dan satu lagi berisi pethidin,morfin dan garam-garamannya. Lemari tersebut terletak
di tempat yang tidak diketahui oleh umum, tetapi dapat diawasi langsung oleh Asistem
Apoteker yang bertugas dan penanggung jawab narkotika.
- Pelaporan Narkotika
Pelaporan penggunaan narkotika di lakukan setiap bulan. Laporan penggunaan obat
narkotika di lakukan melalui SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika).
Asistem Apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan narkotika dan psikotropika
melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut di import (paling lama sebelum
tanggal 10 pada bulan berikutnya). Laporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk
bulan bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan/sediaan, satuan, persediaan awal
bulan), pasworddan username didapatkan setelah melakukan registrasi pada dinkes setempat.
- Pemusnahan Narkotika
Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut:
1. APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan narkotika yang
berisi jenis dan jumlah narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat.
2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan. BPOM akan menetapkan waktu dan tempat
pemusnahan.
3. Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA, Asisten Apoteker,
Petugas Balai POM, dan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
4. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, dibuat Berita Acara Pemusnahan yang
berisi;
a. Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan.
b. Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
c. Cara pemusnahan.
d. Nama dan tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek.
e. Berita acara tersebut dibuat dengan tembusan:
- Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
- Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan.
- Arsip apotek.
2.5.4 Obat Psikotropika
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada sistem saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
prilaku.

- Pemesanan Psikotropika
Surat pesanan psikotropika harus ditandatangani oleh APA serta dilengkapi dengan nama
jelas, stempel apotek, nomor SIK dan SIA. Satu surat pesanan ini dapat terdiri dari berbagai
macam nama obat golongan psikotropika diletakkan tersendiri dalam suatu rak atau lemari
khusus.
- Penerimaan Psikotropika
Pemesanan psikotropika dengan surat pemesanan rangkap 2, diperbolehkan lebih dari 1
item obat dalam satu surat pesanan, boleh memesan ke berbagai PBF.
- Pelaporan Psikotropika
Menurut UU No. 5 tahun 1997, apotek wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai
kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika dan wajib melaporkan kepada Menteri
secara setiap bulan. Pelaporan psikotropika ditandatangani oleh APA ditujukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi setempat, Balai/Besar POM serta sebagai arsip apotek.
- Penyimpanan Psikotropika
Penyimpanan obat psikotropika diletakkan di lemari yang terbuat dari kayu (bahan lain
yang kokoh dan kuat). Lemari tersebut mempunyai kunci (tidak harus terkunci) yang
dipegang oleh Asistem Apoteker sebagai penanggung jawab yang di beri kuasa oleh APA.
- Pelayanan Psikotropika
Apotek hanya melayani resep narkotika dari resep asli atau alinan resep yang dibuat oleh
apotek yang obatnya belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak
melayani pembelian obat psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh
apotek lain.
- Pemusnahan psikotropika
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1997, setiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan
berita acara. Pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal ini:
1. APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan narkotika yang berisi
jenis dan jumlah narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat.
2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan. BPOM akan menetapkan waktu dan tempat
pemusnahan.
3. Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA, Asisten Apoteker,
Petugas Balai POM, dan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
4. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, dibuat Berita Acara Pemusnahan yang
berisi;
a. Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan.
b. Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
c. Cara pemusnahan.
d. Nama dan tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek.
e. Berita acara tersebut dibuat dengan tembusan:
- Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
- Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan.
- Arsip apotek.
2.5.5 Obat keras
Obat Keras, atau obat yang termasuk dalam daftar “G” dan untuk memperolehnya
harus dengan resep dokter. Menurut bahasa Belanda, G berasal dari kata “Gevaarlijk” yang
artinya berbahaya. Obat-obat keras juga sering disebut dengan obat etikal (Ethical). Contoh;
antibiotik, nystatin, regumen.

2.5.6 Obat Wajib Apotek (OWA)


KepMenKes No. 347, Tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek (OWA) No. 1, berisi
daftar obat yang dapat diserahkan tanpa resep oleh Apoteker di apotek, mencakup oral
kontrasepsi, obat saluran cerna (antasida, anti analgetik, anti mual), obat mulut dan
tenggorokan, obat saluran napas (obat asma), obat sisten neuromuscular (analgetik-
antipiretik, antihistamin), antiparasit (obat cacing), obat kulit topikal (antibiotik topikal,
kortikosteroid topikal, antiseptik lokal, fungi lokal, enzm antiradang topikal, pemucat kulit).
PerMenkes No. 919, Tahun 1993 tentang kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa
resep, yaitu tidak dikontaindikasikan untuk penggunaan wanita hamil, anak dibawah usia 2
tahun, dan orang tua di atas 65 tahun, pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak
memberikan resiko pada kelanjutan penyakit, penggunaan tidak memerlukan cara dan atau
alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan, penggunaannya diperlukan untuk
penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia, dan obat memiliki rasio kemanfaatan yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK LUSIA DAN
RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI

3.1 Apotek Lusia


Waktu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 17 Januari s/d tanggal 17
April. Praktik Kerja Lapangan (PKL) bertempatan di Apotek Lusia yang beralamat di Jl. Dr
Wahidin Km 19 dan Rumah Sakit Tentara Binjai yang beralamat di Jl. Bandung No. 4, Binjai
Kota.
Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan secara bertahap yaitu di Apotik Lusia (17 Januari s/d
30 Januari) Dan di Rs Tentara Binjai (31 Januari s/d 13 Februari), dan dilanjutkan di Apotek
Lusia (14 Februari s/d 17 April ).

3.2 Rumah Sakit


Rumah Sakit TK. IV. 01. 02. 07 Binjai adalah salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan serta memiliki peran penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan bagi personel TNI, PNS, dan keluarganya serta masyarakat disekitarnya yang
berada di wilayah Kodim 0203/Langkat.
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT TK 01. 07. 02

KA.INFALASI FARMASI
Apt.NENI AROFIANI S.Farm

APOTEKER PENDAMPING ADMINISTRASI


Apt. ASRI SARASWATI S.Farm ENDANG TRIANI

KATIM I KATIM 2 KATIM 3


ROSTINA SAGALA S.Farm
DELIANA,S.Farm NURHAYATI S.Farm
\

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

NURUL ATIKA,S.Farm ANGGI DIMIRAMDHAN FACHRUN NIZAR,S.Farm

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

EVY MAHYUNI SIAGIAN CUT MUTIA FANI NADIRA ULFA, S.Farm


BAB IV
PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI
4. 1. Pelayanan Resep
1. Resep I

Gambar 1.1 Resep I


2.1.1 Salinan Resep I

Gambar 1.2 Salinan Resep I

2.1.2 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada
pada resep, pasien mengalami sakit gigi.
3.1.3 Three Prime Questions
a. Penjelasan dokter tentang
obat: -
b. Penjelasan dokter tentang
cara pakai obat: ada
c. Penjelasan dokter tentang harapan setelah penggunaan obat: -

3.1.4 TahapCompounding dan Dispensing


1.1.4.1 Menerima dan Memvalidasi Resep
- Nama, SIP, dan alamat dokter :Ada
- Tanggal penulisan resep : Ada
- Tanda tangan/ paraf resep :Tidak Ada
- Nama obat, potensi, dosis, jumlah : Ada
- Cara pemakaian : Ada
- Nama : Ada
- Umur : Tidak ada
- BB pasien : BBTidak Ada

1.1.4.2 Memahami dan Menginterpretasi Resep


a. Arti dari singkatan resep
- R/ : Ambillah
- S.3.dd.cth ½ : Tandailah sehari tiga kali setengah sendok makan
- S.3.dd.cth ½ : Tandailah sehari tiga kali setengah sendok maakn
- S.1.dd.cth ½ :Tandailah sehari satu kali setengah sendok makan

b. Perhitungan dosis
- Syr Amoxicilin
- Dosis lazim : Tiga Kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari tiga kali setengah sendok makan
- Syr Paracetamol
- Dosis lazim : Tiga kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari tiga kali setengah sendok makan
- Syr Vit c
- Dosis lazim : Dua kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari satu kali setengah sendok makan

3.1.5 Penyiapan dan Pemberian Label

a. Syr Amoxicilin diambil 1 botol 60 mg dan diberi etiket putih


LUSIA APOTEK
Jl. Dr.wahidin Km 19
Apoteker:Apt.Putri Restyka Ayu S.farm

Tanggal :28-12-2021 No. : 01


Nama :Kellen

Tablet
3 x Sehari ½ Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
b. Syr Paracetamol diambil 1 botol 60 mg dan diberi etiket putih

LUSIA APOTEK
Jl. Dr.Wahidin Km 19
Apoteker;Apt.Putri Restyka Ayu S.farm

Tanggal :28-12-2021No.: 01
Nama:Kellen

Tablet
3 x SehariKapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

c. Tablet vitamin C diambil 1botol 60 mg dan diberi etiket putih


LUSIA APOTEK
Jl. Dr.Wahudin Km.19
Apoteker: Apt.Putri Restyka Ayu .S Farm

Tanggal :28-12-2021No.: 01
Nama:Kellen

Tablet
1 x SehariKapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
3.1.6 Melakukan Pemeriksaan Akhir
Tabel 1.1 PemeriksaanAkhir Resep I
Parameter Sesuai Tidak Sesuai
I. Identitas Pasien
- Nama pasien : Kellen √
- Umur pasien : 6 Tahun √
II. Identitas Obat
a. Sirup Amoxicillin 60 mg
- Bentuk sediaan : Sirup √

- Cara pemakaian : Sehari tiga kali ½ sendok makan √

b. Sirup Paracetamol 60 mg

- Bentuk sediaan : Sirup

- Cara pemakaian : Sehari tiga kali ½ sendok makan
c. Sirup Vit c
- Bentuk sediaan : Sirup √
- Cara pemakaian : Sehari satu kali ½ sendok makan √

3.1.7 Melakukan Pencatatan Data


Data dalam resep dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien seperti berikut ini.
- No. Resep : 01
- Tanggal resep : 28-12-2021
- Nama pasien : Kellen
- Umur : Anak-anak
- BB pasien :Tidak ada
a. Nama Obat : Sirup Amoxicillin 60 mg
Sirup Paracetamol 60 mg
Sirup Vitamin C
b. Jumlah obat :
- Sirup Amoxicillin 60 mg = 1 Botol
- Sirup Paracetamol 60 mg = 1 Botol
- Sirup Vitamin C = 1 Botol
c. Keterangan : detur (sudah diberikan)

3.1.8 Pelayanan Informasi Obat


Tabel 1.2 Keterangan Obat Pada Resep I
No Nama Obat Produk lain Komposisi Golongan Indikasi
1 Amoxicillin 60 ml Amoxan 60 ml Amoxicillin Keras Antibiotik
( Generic (Cafrifarmindo) 60 ml
Manufacture)

2 Paracetamol 60 ml Sanmol Paracetamol Bebas Untuk mengobati


(Generic (Sanbe Farma) 60 ml nyeri.
manufacture)
3 Vitamin C Enervon-C Vitamin C Bebas Untuk memenuhi
(Supra ferbindo) (Medifarma) kebutuhan vitamin
C dalam tubuh

a. Sirup Amoxicillin 60 ml
1. Indikasi :Mengobati kekebalan bakteri dalam tubuh
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali ½ sendok makan

b. Sirup Paracetamol 60 ml
1. Indikasi :Untuk mengobati nyeri
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali ½ sendok makan

c. Sirup Vitamin C
1. Indikasi :Memenuhi kebutuhan vitamin C dalam tubuh
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari satu kali ½ sendok makan

3.2 Resep II
4

Gambar 1.5 Resep

1.3.1 Salinan Resep II


Gambar 1.3.1 Salinan Resep II

2.1.3 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, pasien mengalami sakit demam yang disertai
gatal dan peradangan.
3.1.3 Three Prime Questions
d. Penjelasan dokter tentang obat: -
e. Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: ada
f. Penjelasan dokter tentang harapan setelah penggunaan obat: -

3.1.4 TahapCompounding dan Dispensing


1.1.4.3 Menerima dan Memvalidasi Resep
- Nama, SIP, dan alamat dokter :Ada
- Tanggal penulisan resep : Ada
- Tanda tangan/ paraf resep :Tidak Ada
- Nama obat, potensi, dosis, jumlah : Ada
- Cara pemakaian : Ada
- Nama : Ada
- Umur : Ada
- BB pasien : BB Pasien Tidak Ada

1.1.4.4 Memahami dan Menginterpretasi Resep


c. Arti dari singkatan resep
- R/ : Ambillah
- S.2.dd.cth 1 : Tandailah sehari dua kali satu sendok makan
- S.3.dd.cth 1 : Tandailah sehari tiga kali satu sendok maakn
- S.2.dd.cth 1 :Tandailah sehari dua kali satu sendok makan
- S.3.dd.1tablet :Tandai sehari tiga kali satu tablet

d. Perhitungan dosis
- Syr Cefexym
- Dosis lazim : Dua Kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari tiga kali satu sendok makan
- Syr Paracetamol
- Dosis lazim : Tiga kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari tiga kali satu sendok makan
- Syr Curcuma
- Dosis lazim : Dua kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari satu kali satu sendok makan

3.2.5 Penyiapan dan Pemberian Label

d. Syr Cefixym diambil 1 botol 60 ml dan diberi etiket putih


APOTEK LUSIA
Jl. Dr.wahidin Km 19
Apoteker:Apt.Putri Restyka Ayu S.farm

Tanggal :12-03-2021 No. : 02


Nama :Arrafi Farzan

Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

e. Syr Paracetamol diambil 1 botol 60 ml dan diberi etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahidin Km 19
Apoteker;Apt.Putri Restyka Ayu S.farm

Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan

Tablet
3 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

f. Syr Curcuma diambil 1 botol 60 ml dan diberi etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahudin Km.19
Apoteker: Apt.Putri Restyka Ayu .S Farm

Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan

Tablet
2 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
g.Tablet Salbutamol diambil 3 tablet dan diberikan etiket putih
APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahudin Km.19
Apoteker: Apt.Putri Restyka Ayu .S Farm

Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan

Tablet
3 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

h.Tablet Cetrizine diambil 2 tablet dan diberikan etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahudin Km.19
Apoteker: Apt.Putri Restyka Ayu .S Farm

Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan

Tablet
3 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

i.Tablet Methilprednisolone diambil 3 tablet dan diberikan etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahudin Km.19
Apoteker: Apt.Putri Restyka Ayu .S Farm

Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan

Tablet
3 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
3.2.6 Melakukan Pemeriksaan Akhir
Tabel 1.1 PemeriksaanAkhir Resep I
Parameter Sesuai Tidak Sesuai

III.Identitas Pasien
- Nama pasien : Arrafi Farzan √
- Umur pasien : 4 Tahun √
IV.Identitas Obat
d. Sirup Cefixym 60 ml
- Bentuk sediaan : Sirup √

- Cara pemakaian : Sehari dua kali 1 sendok makan √

e. Sirup Paracetamol 60 ml

- Bentuk sediaan : Sirup

- Cara pemakaian : Sehari tiga kali 1 sendok makan
f. Sirup Curcuma 60 ml

- Bentuk sediaan : Sirup

- Cara pemakaian : Sehari dua kali 1 sendok makan
g. Tablet Salbutamol 2 mg

- Bentuk Sedian : Tablet
- Cara pemakaian : Sehari tiga kali 1 tablet √

h. Tablet Cetrizine

- Bentuk sedian : Tablet
- Cara pemakaian : Sehari tiga 1 satu tablet √

i. Tablet Methilprednisolone
- Bentuk sedian : Tablet √
- Cara pemakaian : sehari tiga 1 satu tablet √

3.2.7 Melakukan Pencatatan Data


Data dalam resep dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien seperti berikut ini.
- No. Resep : 02
- Tanggal resep : 12-03-2021
- Nama pasien : Arrafi Farzan
- Umur : Anak-anak
- BB pasien :Tidak ada
a. Nama Obat : Sirup Cefixym 60 ml
Sirup Paracetamol 60 ml
Sirup Curcuma
Tablet Salbutamol
Tablet Cetrizine
Tablet Methilprednisolone

b. Jumlah obat :
- Sirup Cefixym 60 ml = 1 Botol
- Sirup Paracetamol 60 ml = 1 Botol
- Sirup Curcuma = 1 Botol
- Tablet Salbutamol = 3 Tablet
- Tablet Cetrizine = 2 Tablet
- Tablet Methilprednisolone = 3 Tablet
c. Keterangan : detur (sudah diberikan)

3.2.8 Pelayanan Informasi Obat


Tabel 1.2 Keterangan Obat Pada Resep I
No Nama Obat Produk lain Komposisi Golongan Indikasi
1 Cefixym 60 ml Cefila 60 ml Cefixime Keras Antibiotik
( Generic (Lapi Trihydrate 5
Manufacture) Laborattories) ml

2 Paracetamol 60 ml Sanmol Paracetamol Bebas Untuk mengobati


(Generic (Sanbe Farma) 60 ml nyeri.
manufacture)
3 Vitamin Curcuma Curvit Vitamin Bebas Untuk menambah
(Supra ferbindo) (Soho Industri C,Curcumin nafsu makan.
Pharmasi) oid

4. Salbutamol 3 mg Astfharol Salbutamol Keras Untuk obat asma.


(Sanbe Farma) (Sanbe Farma) Sulfate

5. Cetrizine Tablet Cerini Cetrizine Keras Untuk mengobati


(Sanbe Farma) (Sanbe Farma) HCL 10 mg alergi.

6. Methilprednisolon Untuk mengobati


Sanexon Methilpredn
(Generic (Sanbe Farma) isolone 4 Anti imflamasi.
Manufature) mg

a. Sirup Cefixym 60 ml
1. Indikasi :Mengobati kekebalan bakteri dalam tubuh
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari dua kali 1 sendok makan

b. Sirup Paracetamol 60 ml
1. Indikasi :Untuk mengobati nyeri
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali 1 sendok makan

c. Sirup Curcuma
1. Indikasi :Memenuhi kebutuhan vitamin C dalam tubuh
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari dua kali 1 sendok makan

a. Tablet salbutamol
1. Indikasi :Untuk mengobati asma
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali satu tablet

b. Tablet Cetrizine
1. Indikasi :Untuk mengobati alergi
2. Bentuk sediaan : Tablet
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali satu tablet

c. Tablet Methilprednisolone
1. Indikasi :Untuk anti implamasi
2. Bentuk Sediaan : Tablet
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali satu tablet :
3.Resep III
Gambar 1.9 Resep III
3.1 Salinan Resep III

Gambar 1.10 Salinan Resep III


3.2 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, pasien mengalami gatal pada kulit
akibat alergi.
3.3 Three Prime Questions
1. Penjelasan dokter tentang obat: -
2. Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: -
3. Penjelasan dokter tentang harapan setelah penggunaan obat: -
3.4 Tahap Compounding dan Dispensing
3.4.1 Menerima dan Memvalidasi Resep
- Nama, SIP, dan alamat dokter : ada
- Tanggal penulisan resep : ada
- Tanda tangan/ paraf resep : ada
- Nama obat, potensi, dosis, jumlah : ada
- Cara pemakaian : ada
- Nama : ada
- Umur : ada
- BB pasien : tidak ada
3.4.2 Memahami dan Menginterpretasi Resep
a. Arti dari singkatan resep
- R/ : ambillah
- S 1 dd tab 1 : tandai 1 kali sehari satu tablet
- S 1 dd tab 1 : tandai 1 kali sehari satu tablet
- Da in pot : di dalam pot

a. Perhitungan dosis
Cetirizine
- Dosis lazim : 10 mg sekali sehari
- Dosis dalam resep : satu kali sehari satu tablet
Ketoconazole
- Dosis lazim : Infeksi jamur sistemik : 200 mg sekali sehari
- Dosis dalam resep : satu kali sehari satu tablet

Miconazole cream
- Dosis lazim : Oleskan 2 kali per hari selama 2 sampai 4 minggu
- Dosis dalam resep : Tandai obat luar

Gentamicim cream
- Dosis lazim : Oleskan tipis pada daerah yang sakit sebanyak 3-4
kali
sehari sampai tercapai kesembuhan
- Dosis dalam resep : Tandai obat luar

Hydrocortisone cream
- Dosis lazim : Oleskan pada kulit yang bermasalah 2-3 kali per hari
- Dosis dalam resep : Tandai obat luar
3.4.3 Penyiapan dan Pemberian Label
a. Tablet Cetirizine diambil 7 tablet dan diberi etiket putih.

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 14-01-2020 No. :-


Nama : Arsyanti Sagita

Tablet
1 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

b. Tablet Ketoconazole diambil 7 tablet dan diberi etiket putih.

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 14-02-2020 No. : -


Nama : Arsyanti Sagita

Tablet
1 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
c. Miconazole cream diambil 1 tube dan diberi etiket biru

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 14-01-2020 No. :-


Nama : Arsyanti Sagita

Oleskan 2 x Sehari (tipis)

Obat Luar

d. Gentamicim cream diambil 1 tube dan diberi etiket biru

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 14-01-2020 No. :-


Nama : Arsyanti Sagita

Oleskan 2 x Sehari (tipis)

Obat Luar
e. Hydrocortisone cream diambil 1 tube dan diberi etiket biru

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 14-01-2020 No. :-


Nama : Arsyanti Sagita

Oleskan 2 x Sehari (tipis)

Obat Luar

Tidak
Parameter Sesuai
Sesuai
I. Identitas Pasien
- Nama pasien : Arsyanti Sagita 
- Umur pasien : 28 tahun 

II. Identitas Obat


c. Tablet Cetirizine

- Bentuk sediaan : Tablet

- Cara pemakaian : sehari satu kali 1 tablet
d. Tablet Ketoconazole

- Bentuk sediaan : Tablet

- Cara pemakaian : sehari satu kali 1 tablet
e. Miconazole cream 
- Bentuk sediaan : Cream
- Cara pemakaian : sehari dua kali dioles tipis tipis Type equation here .
f. Gentamicin cream
- Bentuk sediaan : Cream
- Cara pemakaian : sehari dua kali dioles tipis tipis
Type equation here .
g. Hydrocortisone
- Bentuk sediaan : Cream
- Cara pemakaian : Sehari dua kali dioles tipis tipis

3.4.1 Melakukan Pencatatan Data


Data dalam resep dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien seperti berikut ini.
- No. Resep :-
- Tanggal resep : 14-01-2020
- Nama pasien : Arsyanti Sagita

- Nama Obat :
1. Tablet Cetirizine
2. Tablet Ketoconazole
3. Miconazole cream
4. Gentamicin cream
5. Hydrocortisone cream
- Jumlah obat :
1. Tablet Cetirizine : 7 tablet
2. Tablet Ketoconazole : 7 tablet
3. Miconazole cream : 1 tube
4. Gentamicim cream : 1 tube
5. Hydrocortisone cream : 1 tube
- Keterangan : detur ( sudah diberikan )
3.4.2 Pelayanan Informasi Obat
Tabel 1.10 Keterangan Obat Pada Resep III
No Produk lain
Nama Obat Komposisi Gol Indikasi
(Pabrik)
1 Tablet Cerini® Cetirizine HCl Keras Sebagai obat
Cetirizine (Sanbe 10 mg antihistamin
(Generic Farma)
Manufacturer)
2 Tablet Mycoral® Ketoconazole Keras Sebagai
Ketoconazole (Kalbe 200 mg antibiotik dan
(Generic Farma) antijamur.
Manufacturer)
3 Miconazole Thecort® Miconazole Bebas Sebagai
cream (Guardian nitrate 2% terbat antijamur
(Generic Pharmatama) as
Manufacturer) Sebagai
4 Gentamicim Sagestam Gentamicim Keras antibiotik
Cream (Sanbe sulfate 0.1%

(Generic farma)
Manufacturer)
Sebagai
5 Hydrocortisone Keras obat
Hydrocortisone Nestacort
(Ifars) acetate 1% antiinflamsi,
Cream
(Generic antialergi, dan

Manufacturer) antipruritus
pada penyakit
kulit.
1. Resep IV

Gambar 1.9 Resep IV


1.1 Salinan Resep IV

Gambar 1.10 Salinan Resep


1.2 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, pasien mengalami sesak napas serta
batuk yang meradang.
1.3 Three Prime Questions
1. Penjelasan dokter tentang obat: -
2. Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: -
3. Penjelasan dokter tentang harapan setelah penggunaan obat: -
1.4 Tahap Compounding dan Dispensing
1.4.1 Menerima dan Memvalidasi Resep
- Nama, SIP, dan alamat dokter : ada
- Tanggal penulisan resep : ada
- Tanda tangan/ paraf resep : ada
- Nama obat, potensi, dosis, jumlah : ada
- Cara pemakaian : ada
- Nama : ada
- Umur : tidak ada
- BB pasien : tidak ada
1.4.2 Memahami dan Menginterpretasi Resep
a. Arti dari singkatan resep
- R/ : ambillah
- S.1.dd tab ½ : tandailah satu kali sehari setengah tablet
- S.2.dd tab 1 : tandailah dua kali sehari satu tablet
- S.2.dd tab I : tandailah dua kali sehari satu tablet
- S.2.dd tab 1 : tandailah dua kali sehari satu tablet
- S.3.dd cth 1 : tandailah tiga kali sehari satu sendok teh
b. Perhitungan dosis
Retaphyl SR
- Dosis lazim : 2 kali sehari 1 kaplet, pagi dan malam
- Dosis dalam resep : satu kali sehari setengah tablet
Tablet Methylprednisolone
- Dosis lazim : Dewasa : 4-80 mg/hari
- Dosis dalam resep : dua kali sehari satu tablet

Tablet Salbutamol
- Dosis Lazim : 3-4 kali sehari 1-2 tablet
- Dosis dalam resep : dua kali sehari satu tablet

Tablet B complex
- Dosis Lazim : 3 kali sehari 1 tablet
- Dosis dalam resep : dua kali sehari satu tablet

Tablet Ambroxol
- Dosis Lazim : 2 kali sehari 2 sendok takar
- Dosis dalam resep : tiga kali sehari satu sendok teh

1.4.3 Penyiapan dan Pemberian Label


a. Tablet Retaphyl SR diambil 7 tablet dan diberi etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 06-01-2020 No. : -


Nama : Mahmuddin Rangkud

Tablet
1 x Sehari ½ Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
b. Tablet Methyl Prednisolone diambil 14 tablet dan diberi etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 06-01-2020 No. : -


Nama : Mahmuddin Rangkud

Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

c. Tablet Salbutamol diambil 14 tablet dan diberi etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 06-01-2020 No. : -


Nama : Mahmuddin Rangkud

Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

d. Tablet B Complex diambil 14 tablet dan diberi etiket putih


APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 06-01-2020 No. : -


Nama : Mahmuddin Rangkud

Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
e. Tablet Ambroxol diambil 1 tablet dan diberi etiket putih
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 06-01-2020 No. : -


Nama : Mahmuddin Rangkud

Tablet
3 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
1.4.4 Melakukan Pemeriksaan Akhir
Tabel 1.9 Pemeriksaan Akhir Resep IV
Tidak
Parameter Sesuai
Sesuai
I. Identitas Pasien
- Nama pasien : Mahmuddin Rangkud 
- Umur pasien : - 

II. Identitas Obat


a.Tablet Retaphyl SR

- Bentuk sediaan : tablet

- Cara pemakaian : satu kali sehari setengah tablet

b. Tablet Methylprednisolone

- Bentuk sediaan : tablet

- Cara pemakaian : dua kali sehari satu tablet

c.Tablet Salbutamol 
- Bentuk sediaan : tablet
- Cara pemakaian : dua kali sehari satu tablet

d.Tablet B Complex
- Bentuk sediaan : tablet
- Cara pemakaian : dua kali sehari satu tablet

e.Syr Ambroxol
- Bentuk sediaan : Sirup
- Cara pemakaian : tiga kali sehari satu sendok teh

1.4.5 Melakukan Pencatatan Data


Data dalam resep dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien seperti berikut ini.
- No. Resep :-
- Tanggal resep : 06 Januari 2020
- Nama pasien : Mahmuddin Rangkud
- Umur/BB pasien :-
- Nama Obat :
1. Tablet Retaphyl SR
2. Tablet Methylprednisolone
3. Tablet Salbutamol
4. Tablet B Complex
5. Syr Ambroxol
- Jumlah obat :
1. Tablet Retaphyl SR : 7 tablet
2. Tablet Methylorednisolone : 14 tablet
3. Tablet Salbutamol : 14 tablet
4. Tablet B Complex : 14 tablet
- Keterangan : sudah diberikan (detur)
1.4.6 Pelayanan Informasi Obat
Tabel 1.10 Keterangan Obat Pada Resep IV
No Produk lain
Nama Obat Komposisi Gol. Indikasi
(Pabrik)
1 Retaphyl - Theophylline Keras Untuk
(Kimia Farma) 300 mg meringankan dan
mengatasi
serangan asma
bronkial
2 Tablet Rhemafar Methylpredni Keras Untuk keadaan
Methylprednis (Ifars) solone 4 mg alergi dan
olone mengurangi
(Generic peradangan atau
Manufacturer) supresi inflamasi
3 Tablet - Salbutamol 4 Keras Untuk mengatasi
Salbutamol mg sesak napas akibat
(Generic penyempitan
Manufacturer) saluran di paru
paru
(bronkospasme)

4 Tablet Betominple -Vitamin B1 Bebas Membantu


B Complex x -Vitamin B2 memenuhi
(Generic (Arto -Vitamin B3 kebutuhan vitamin
Manufacturer) Pharma) -Vitamin B5 B kompleks
-Vitamin B6

5 Syr Ambroxol Epexol Ambroxol Keras


Meredakan batuk
(Generic (Sanbe HCl 15 mg berdahak akibat
Manufacturer) Farma) beberapa kondisi,
seperti bronkitis
Atau emfisema
5.Resep V

Gambar 1.9 Resep V


1.5 Salinan Resep V

Gambar 1.10 Salinan Resep V


5.1 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, pasien mengalami gatal gatal pada
kulit akibat alergi dan mengalami asam lambung.
5.2 Three Prime Questions
1. Penjelasan dokter tentang obat: -
2. Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: -
3. Penjelasan dokter tentang harapan setelah penggunaan obat: -
5.3 Tahap Compounding dan Dispensing
5.3.1 Menerima dan Memvalidasi Resep
- Nama, SIP, dan alamat dokter : ada
- Tanggal penulisan resep : ada
- Tanda tangan/ paraf resep : ada
- Nama obat, potensi, dosis, jumlah : ada
- Cara pemakaian : ada
- Nama : ada
- Umur : ada
- BB pasien : tidak ada
5.3.2 Memahami dan Menginterpretasi Resep
a. Arti dari singkatan resep
- R/ : ambillah
- S.2.dd tab 1 : Sehari dua kali satu tablet.
- S.2.dd tab 2 : Sehari dua kali dua tablet.
- S.1.dd tab 1 : Sehari satu kali satu tablet
- S.u.e : Tandai pemakaian luar
- Da.in.pot : Di dalam pot
a. Perhitungan dosis
Tablet Cetirizine
- Dosis lazim : 10 mg sekali sehari
- Dosis dalam resep : dua kali sehari satu tablet
Tablet Methylprednisolone
- Dosis lazim : 4-80 mg/hari.
- Dosis dalam resep : dua kali sehari dua tablet

Tablet Lansoprazole
- Dosis lazim : 30 mg 1 kali sehari, selama 4-8 minggu
- Dosis dalam resep : satu kali sehari satu tablet

Carmed Cream
- Dosis Lazim : 2 kali sehari oleskan tipis tipis
- Dosis dalam resep : dipakai setelah mandi di tangan/kaki

Betamethasone Cream
- Dosis lazim : dioleskan 3-4 kali sehari sampai fase akut berakhir, lalu
oleskan 1 kali per hari
- Dosis dalam resep : untuk pemakaian luar ditangan/kaki (Racikan)

Gentamicin Cream
- Dosis lazim : dioleskan tipis pada daerah yang sakit sebanyak 3-4 kali
sehari sampai tercapai kesembuhan
- Dosis dalam resep : untuk pemakaian luar ditangan/kaki
5.3.3 Penyiapan dan Pemberian Label
a. Cetirizine diambil 15 tablet dan diberi etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 30-11-2021 No. :-


Nama : Matum marbun

Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

b. Methylprednisolon diambil 30 tablet dan diberi etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 30-11-2021 No. :-


Nama : Matum marbun

Tablet
2 x Sehari 2 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan

c. Lansoprazole diambil 7 tablet dan diberi etiket putih

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 30-11-2021 No. : -


Nama : Matum marbun

Tablet
1 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
d. Carmed cream diambil 1 tube dan diberi etiket biru

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 30-11-2021 No. :-


Nama : Matum marbun

Oleskan tipis tipis pada tangan dan kaki

Obat Luar

e. Betamethasone cream diambil 1 tube dan diberi etiket biru

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 30-11-2021 No. :-


Nama : Matum marbun

Oleskan tipis tipis pada tangan dan kaki

Obat Luar

f. Gentamicin cream diambil 1 tube dan diberi etiket biru

APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm

Tanggal : 30-11-2021 No. :-


Nama : Matum marbun

Oleskan tipis tipis pada tangan dan kaki

Obat Luar
5.3.4 Melakukan Pemeriksaan Akhir
Tabel 1.9 Pemeriksaan Akhir Resep IV
Tidak
Parameter Sesuai
Sesuai
I. Identitas Pasien
- Nama pasien : Matum marbun 
- Umur pasien : 63 tahun. 

II. Identitas Obat


1. Cetirizine

- Bentuk sediaan : Tablet

- Cara pemakaian : Sehari dua kali satu tablet
2. Methylprednisolone

- Bentuk sediaan : Tablet

- Cara pemakaian : Sehari dua kali dua tablet
3. Lansoprazole 
- Bentuk sediaan : Tablet 
- Cara pemakaian : Sehari satu kali satu tablet
4. Carmed cream 
- Bentuk sediaan : Cream (Racikan) 
- Cara Pemakaian : dipakai setelah mandi ditangan
dan kaki 

e. Bentamethasone cream 
- Bentuk sediaan : Cream (Racikan)
- Cara pemakaian : untuk pemakaian luar 
ditangan

dan kaki
f. Gentamicin cream

- Bentuk sediaan : Cream (Racikan) 
- Cara pemakaian : untuk pemakaian luar
ditangan
dan kaki

5.3.5 Melakukan Pencatatan Data


Data dalam resep dicatat dalam buku catatan pengobatan pasien seperti berikut ini.
- No. Resep :-
- Tanggal resep : 06 April 2021
- Nama pasien : Matum marbun
- Umur/BB pasien :-
- Nama Obat :
1. Cetirizine
2. Methylprednisolone
3. Lansoprazole
4. Carmed cream
5. Betamethasone cream
6. Gentamicin cream
- Jumlah obat:
1. Tablet Cetirizine : 15 tablet
2. Tablet Methylprednisolone : 30 tablet
3. Tablet Lansoprazole : 7 tablet
4. Carmed cream : 1 tube
5. Betamethasone cream : 1 tube
6. Gentamicin cream : 1 tube
- Keterangan : detur (sudah diberikan)
5.3.6 Pelayanan Informasi Obat
Tabel 1.10 Keterangan Obat Pada Resep V
No Produk lain
Nama Obat Komposisi Gol. Indikasi
(Pabrik)
1 Cetirizine Cerini Cetirizine Keras Sebagai
(Generic (Sanbe HCl 10 mg antihistamin
Manufacturer) Farma)
2 Methylprednis Sanexon Methylpred Keras Mengobati keadaan
olone (Sanbe nisolone alergi
(Generic Farma) 4 mg dan
Manufacturer) mengurangi
peradangan
(Antiinflamasi)
3 Lansoprazole Lanpracid Lansoprazol Keras Mengobati tukak
(Generic (Pharos) e 30 mg duodenum dan
Manufacturer) tukak lambung
ringan.

4 Carmed - Zat Keras Mengobati masalah


(Surya aktif hyperkeratosis,
Dermoto urea 10% kekeringan pada
Medica iktiosis dan kondisi
Laboratories) sejenis yang
ditandai oleh kulit
kering, kasar, dan
bersisik.
5 Betamethasone Zensoderm Betamethas Keras Untuk mengatasi
(Generic (Zenith one 0.1% reaksi alergi atau
Manufacturer) Pharmaceuti mengurangi
cals) peradangan kulit
6 Gentamicin Sagestam Gentamicin Keras Sebagai antibiotik
(Generic (Sanbe sulfate
Manufacturer) Farma) 0.1 %
4.1 Pelayanan Swamedikasi
1. Swamedikasi I
2.1 Keluhan
Seorang ibu datang ke apotek membawa anaknya dengan keluhan, anus dan pusar gatal-
gatal. Berdasarkan kasus tersebut, maka obat yang dianjurkan adalah Combantrin tablet.
1.1 Spesialite Obat pada Swamedikasi

Tabel 1.11 Daftar Spesialite Obat Pada Swamedikasi I


Nama Obat Produk Lain Komposisi Golongan Khasiat
Combantrin Compyrantel Pirantel Bebas Untuk mengatasi
(Pfrizer) pamoat setara terbatas infeksi
dengan cacing kremi.
pirantel base
250 mg

1.2 Pelayanan Informasi Obat


Khasiat : Mengatasi infeksi cacing kremi
Bentuk Sediaan : Tablet
Cara Pemakaian : Dapat diberikan sebelum atau sesudah makan.
Hal – hal yang diinformasikan :
- Obat diminum sesuai aturan.
- Dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
- Tidak dapat dikonsumsi semasa hamil.

2. Swamedikasi II
II.1 Keluhan
Seorang bapak-bapak datang ke apotek dengan keluhan matanya perih dam memerah.
Berdasarkan keluhan tersebut maka obat yang disarankan adalah Rohto.
II.2 Spesialite Obat pada Swamedikasi
Tabel 1.12 Daftar Spesialite Obat Pada Swamedikasi II
Produk
Nama Obat Komposisi Golongan Khasiat
Lain
Rohto Insto Tetrahydrozoline Bebas Mengatasi mata
(Rohto Hcl 0,05 % Terbatas merah karena
laboratories iritasi ringan
Indonesia) karena debu,
asap

II.3 Pelayanan Informasi Obat


Khasiat : Mengatasi mata merah karena iritasi ringan yang disebabkan
oleh debu,asap.
Bentuk Sediaan : Larutan
Cara Pemakaian : Dua sampai tiga kali tetes sehari
Hal – hal yang diinformasikan :
 Diberikan dengan diteteskan pada mata yang terkena iritasi
 Obat disimpan di tempat yang sejuk dan kering,serta terhindar dari sinar matahari
langsung.
3. Swamedikasi III
5.1 Keluhan
Seorang pelajar datang ke apotek dengan keluhan batuk yang di sertai influenza, radang
saluran pernapasan, dan alergi. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang disarankan adalah
Promedex sirup.
5.2 Spesialite Obat pada Swamedikasi
Tabel 1.13 Daftar Spesialite Obat Pada Swamedikasi III
Nama Obat Produk Lain Komposisi Golongan Khasiat
Promedex Prome syr - Prometazine Bebas Mengatasi gejala
syr hcl 5 mg Terbatas. batuk,
(Interbat) Dextromethorph Antiinflamasi,
an 15 mg Anti alergi
- Ipecac tinct 0.1
mL
- Guaefenesin 50
mg
- Na Citrate 197
mg
- Menthol 1 mg

5.3 Pelayanan Informasi Obat


Khasiat : Mengatasi gejala batuk, antiinflamasi, antialergi.
Bentuk Sediaan : Sirup
Cara Pemakaian : Sehari tiga kali satu sendok takar.
Hal - hal yang diinformasikan :
 Obat diminum sesuai aturan pakai sehari tiga kali satu sendok takar sesudah makan.
 Obat disimpan ditempat yang sejuk dan kering, terlindung dari sinar matahari.
4.Swamedikasi IV
5.4 Keluhan
Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan anaknya diare. Berdasarkan keluhan tersebut,
maka obat yang disarankan adalah guanistrep syr.
5.5 Spesialite Obat pada Swamedikasi
Tabel 1.14 Daftar Spesialite Obat Pada Swamedikasi VI
Nama Obat Produk Lain Komposisi Golongan Khasiat
Guanistrep Kaotin syr -kaolin Bebas Untuk
syr(itrasal) -pektin pengobatan
simtomatik
pada
diare dimana
dimana tidak
diketahui
penyebabnya
dengan jelas.

5.6 Pelayanan Informasi Obat


Khasiat : Untuk pengobatan simtomatik pada diare dimana dimana tidak diketahui
penyebabnya dengan jelas.
Bentuk Sediaan : Sirup
Cara Pemakaian : Tiga kali sehari dua sendok takar.
Hal - hal yang diinformasikan :
 Diminum setelah buang air besar pada kasus diare.
 Kocok dahulu sebelum diminum.
 Hati-hati pada penderita yang hipersensitif.
5.Swamedikasi V
5.5 Keluhan
Seorang mahasiswa datang ke apotek dengan keluhan perut kembung, asam lambung akibat
telat makan. Berdasarkan keluhan tersebut, obat yang dianjurkan adalah Hufamag plus.
IV.5 Spesialite Obat pada Swamedikasi
Tabel 1.15 Daftar Spesialite Obat Pada Swamedikasi V
Golonga
Nama Obat Produk Lain Komposisi Khasiat
n
Hufamag plus Triocid - Aluminium Bebas Mengatasi
(Gratia Husada Hidroksida gangguan pada
Farma) - Magnesium saluran
Trisilikat pencernaan
- Simetikon

IV.6 Pelayanan Informasi Obat


Khasiat : Mengatasi gangguan pada saluran pencernaan.
Bentuk Sediaan : Tablet
Cara Pemakaian : Tiga kali sehari satu tablet.
Hal – hal yang diinformasikan :
- Obat digunakan sesuai aturan diminum tiga kali sehari satu tablet.
- Tidak dikonsumsi pada penderita gangguan fungsi ginjal.
- Diminum sesudah makan.
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1) Pembelian barang dagangan pada apotek Lusia berdasarkan kebutuhan diruang dan
penjualan bebas serta sisa persediaan.
2) Sistem penyimpanan barang dagangan adalah berdasarkan persediaan atau alfabet
dengan prinsip FEFO.
3) Sebagai asisten apoteker harus memiliki keterampilan keahlian dalam melayani
resep dan kebutuhan pasien.
4) Praktek kerja lapangan yang dilaksanakan dapat memberikan pengetahuan dan
keterampilan pada siswa sebagai calon asisten apoteker.
1.2 Saran
1. Saran untuk sekolah :
Membangun kerja sama yang baik antara sekolah dengan tempat pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan sehingga terjadi kesetaraan antara materi di sekolah serta bimbingan dari tempat
kerja.
2. Saran untuk apotek :
Perlu perencanaan pengadaan yang lebih baik lagi untuk menambah suatu produk yang
banyak di cari oleh masyarakat, pengelompokan obat bebas, bebas terbatas, dan obat keras,
harus lebih baik dan benar.
3. Saran untuk rumah sakit :
Hendaknya sistem dalam penyerahan dan pelayanan resep dan pengambilan agar untuk
lebih di prosedur lagi untuk pasien rawat inap dan rawat jalan
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

https://drive.google.com/file/d/1VIq83aPWtF8J7EfroQAlyaQiPMaH2pfS/view?usp=drivesdk
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1990. Keputusan Menteri Kesehatan No. 347 Tahun
1990 tentang Pencabutan Izin Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan No. 924 OWA
No. 2. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan.
Menteri Kesehatan RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 tentang
Standart Pelayanan Di Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671)
ISO volume 51 Isfi Penerbitan

Anda mungkin juga menyukai