Disusun Oleh :
Kania Rapita Br Brahmana
Kelas : XI-Farmasi B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia yang
berlimpah sehingga saya dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan di Apotek LUSIA dan
Rumah Sakit TK 01. 07. 02. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati saya
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada Ibu Munirawati S, ST, S. Pd., selaku
Kepaka Sekolah SMK Kesehatan Galang Insan Mandiri Binjai. Ibu apt.Thia Julaika S. Farm,.
Selaku Kepala Jurusan Farmasi, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk tetap
menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan.
Untuk dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ini, tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Danang Dwi Prasetyo S. Farm,. selaku guru pembimbing saya yang
telah banyak mengarahkan saya dengan penuh kesabaran, memberikan waktu luangnya kepada
saya serta masukan-masukan dalam menyusun laporan ini, sehingga saya dapat menyelesaikan
dengan baik dan tepat waktu, serta kepada Kakak Apotek di Apotek LUSIA dan staf karyawan di
Rumah Sakit TK 01. 07. 02 yang telah bersabar dalam memberi saya banyak ilmu serta
masukan-masukan yang tidak pernah didapat sebelumnya. Dan juga saya ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang tua yang selalu mendukung, memotivasi dan memberi
semangat selama melakukan Praktik Kerja Lapangan.
Laporan ini disusn guna melengkapi salah satu persyaratan kelulusan dalam melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan.
Binjai,……
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ……………………………….... 2
1.3 Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………… 2
1.4 Manfaat Kegiataan ………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN UMUM …………………………………………………. 3
2.1 Apotek …………………………………………………………… 3
2.1.1. Definisi Apotek …………………………………………… 3
2.1.2. Tujuan dan Fungsi Apotek ………………………………... 3
2.2 Persyaratan Pendirian Apotek …………………………………… 3
2.2.1. Lokasi ……………………………………………………... 5
2.2.2. Bangunan ………………………………………………….. 5
2.2.3. Sarana Dan Prasarana ……………………………………... 5
2.2.4. Ketenagaan ………………………………………………... 6
2.2.5. Survei dan Pemilihan Apotek ……………………………... 6
2.3 Perizinan …………………………………………………………. 7
2.3.1. Surat Izin Apotek ………………………………………….. 7
2.3.2. Pencabutan Izin Apotek …………………………………… 9
2.4 Pengelolaan Apotek ……………………………………………… 10
2.5 Penggolongan Obat ………………………………………………. 17
BAB III TINJAUAN KHUSUS APOTEK LUSIA …………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi saat ini setiap negara dituntut untuk
memiliki sumber daya yang baik dalam bidang teknologi, ekonomi, pengetahuan, maupun
politik.Begitupun dengan Indonesia, dalam dunia global ini harus mampu mengahadapi
tantangan dan persaingan dengan mempersiapkan itu semua.Hal terpenting yang harus
dipersiapkan oleh Indonesia pada semua bidang yang ada yaitu kompetensi dari sumber daya
manusia itu sendiri. Dengan begitu Indonesia dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia agar dapat bersaing dengan individu yang memiliki kemampuan lebih dari
negara lain. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tenaga kerja Indonesia
terjajah dan tersisihkan dari negaranya sendiri akibat rendahnya kualitas pendidikan yang
dimiliki.
Dengan semakin berkembangnya suatu ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di era
globalisasi dan persaingan dunia yang sangat ketat saat ini, maka setiap generasi baru harus
mampu menyesuaikan dan mengembangkan diri terhadap lingkungan yang akan dihadapinya
dengan cara membekali diri dengan pendidikan.
Dalam memasuki dunia kerja, calon-calon lulusan SMK (sekolah menengah kejuruan)
tidak hanya dituntut untuk lulus berbekal kecerdasan intelektual namun harus memiliki
kemampuan dasar. Seperti kita ketahui selama menempuh pendidikan di sekolah, siswa hanya
diberikan bekal ilmu teori.Kemampuan dasar yang dimaksud antara lain pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude).Untuk mendapatkan ketiga hal tersebut,
tidak semua dapat diberikan melalui kegiatan persekolahan formal.Oleh karena itu, siswa perlu
melakukan praktek kerja lapangan (PKL).PKL merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam
Agenda SMK Kesehatan Galang Insan Mandiri yang bertujuan untuk memberikan gambaran
yang lebih komprehensif kepada siswa secara nyata mengenai dunia kerja sekaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan teori yang telah mereka dapatkan selama
kegiatan sekolah.Setiap siswa SMK Kesehatan Galang Insan Mandiri, diwajibkan untuk
mengikuti program ini, karena PKL merupakan salah satu prasyarat untuk mendapatkan
kelulusan. Dengan mengikuti program PKL, siswa diharapkan dapat lebih mengenal, mengetahui
dan berlatih menganalisis kondisi lingkungan dunia kerja yang ada sebagai upaya untuk
mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja tersebut. siswa juga dapat mengetahui apa
yang sebenarnya dibutuhkan oleh perusahaan di bidang yang siswa pilih. Selain itu, jika siswa
tersebut memiliki penilaian kinerja yang baik dari perusahaan/instansi tempat pelaksanaan PKL,
maka bukan hal yang mustahil siswa tersebut memiliki kesempatan untuk bergabung dengan
perusahaan tempatnya bekerja setelah lulus nantinya. Dengan melakukan PKL, diharapkan dapat
menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing di era globalisasi.
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1. Memahami peran, fungsi dan tugas Apoteker di apotek.
2. Memahami bagaimana sistem administrasi, sistem pengelolaan obat, sistem penyimpanan
obat, manajemen dan lain-lain.
menumbuhkembangkan sikap mandiri, kreatif dan inovatif.
3. Menambah pengetahuan yang berkaitan dengan kegunaan obat dengan praktek
swamedikasi yang dilakukan peserta didik pada pasien.
4. Agar peserta didik terbiasa saat memasuki dunia kerja apabila peserta didik telah
menyelesaikan pendidikannya.
Setelah upaya self medication, apabila kondisi penyakit semakin serius, tidak kunjung
sembuh setelah sekitar 3-5 hari, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Oleh
karena itulah semua kemasan Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas wajib mencantumkan
tanda peringatan “apabila sakit berlanjut, segera hubungi dokter” (SK MenKes RI No. 386
Tahun 1994)
- Pemesanan Narkotika
Pemesanan sediaan narkotika menggunan Surat Pesanan Narkotik yang ditandatangani
oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang dilengkapi dengan nomor SIK/SIP serta
stempel apotek. Pemesanan dilakukan ke PT. Kimia Farma Trade and Distribution (satu-
satunya PBF narkotika yang legal di Indonesia) dengan membuat surat pesanan khusus
narkotika rangkap empat dengan warna yang berbeda-beda, yaitu:
a. Warna putih (asli) serahkan ke PBF.
b. Warna merah (copy) serahkan ke Dinas Kesehatan Provinsi.
c. Warna kunign (copy) sebagai arsip apotek.
d. Warna biru (copy) sebagai arsip apotek.
Satu surat pesanan hanya boleh memesan satu jenis obat (item) narkotik, misal
pemesanan codein satu surat pesanan dan begitu juga untuk item narkotika lainnya.
- Penerimaan Narkotika
Penerimaan Narkotika dari PBF harus di terima oleh APA dilakukan dengan
sepengetahuan APA. Apoteker akan menandatangani faktur tersebut setelah sebelumnya
dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang
meliputi jenis dari jumlah narkotika yang dipesan.
- Penyimpanan Narkotika
Obat-obat yang termasuk golongan di narkotika di Apotek disimpan pada lemari khusus
yang terbuat dari kayu (bahan lain yang kokoh dan kuat) yang ditempel pada dinding,
memiliki 2 kunci yang berbeda, terdiri dari 2 pintu, satu untuk pemakaian sehari-hari seperti
codein, dan satu lagi berisi pethidin,morfin dan garam-garamannya. Lemari tersebut terletak
di tempat yang tidak diketahui oleh umum, tetapi dapat diawasi langsung oleh Asistem
Apoteker yang bertugas dan penanggung jawab narkotika.
- Pelaporan Narkotika
Pelaporan penggunaan narkotika di lakukan setiap bulan. Laporan penggunaan obat
narkotika di lakukan melalui SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika).
Asistem Apoteker setiap bulannya menginput data penggunaan narkotika dan psikotropika
melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput data tersebut di import (paling lama sebelum
tanggal 10 pada bulan berikutnya). Laporan meliputi laporan pemakaian narkotika untuk
bulan bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan/sediaan, satuan, persediaan awal
bulan), pasworddan username didapatkan setelah melakukan registrasi pada dinkes setempat.
- Pemusnahan Narkotika
Prosedur pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut:
1. APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan narkotika yang
berisi jenis dan jumlah narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat.
2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan. BPOM akan menetapkan waktu dan tempat
pemusnahan.
3. Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA, Asisten Apoteker,
Petugas Balai POM, dan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
4. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, dibuat Berita Acara Pemusnahan yang
berisi;
a. Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan.
b. Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
c. Cara pemusnahan.
d. Nama dan tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek.
e. Berita acara tersebut dibuat dengan tembusan:
- Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
- Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan.
- Arsip apotek.
2.5.4 Obat Psikotropika
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada sistem saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
prilaku.
- Pemesanan Psikotropika
Surat pesanan psikotropika harus ditandatangani oleh APA serta dilengkapi dengan nama
jelas, stempel apotek, nomor SIK dan SIA. Satu surat pesanan ini dapat terdiri dari berbagai
macam nama obat golongan psikotropika diletakkan tersendiri dalam suatu rak atau lemari
khusus.
- Penerimaan Psikotropika
Pemesanan psikotropika dengan surat pemesanan rangkap 2, diperbolehkan lebih dari 1
item obat dalam satu surat pesanan, boleh memesan ke berbagai PBF.
- Pelaporan Psikotropika
Menurut UU No. 5 tahun 1997, apotek wajib membuat dan menyimpan catatan mengenai
kegiatan yang berhubungan dengan psikotropika dan wajib melaporkan kepada Menteri
secara setiap bulan. Pelaporan psikotropika ditandatangani oleh APA ditujukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi setempat, Balai/Besar POM serta sebagai arsip apotek.
- Penyimpanan Psikotropika
Penyimpanan obat psikotropika diletakkan di lemari yang terbuat dari kayu (bahan lain
yang kokoh dan kuat). Lemari tersebut mempunyai kunci (tidak harus terkunci) yang
dipegang oleh Asistem Apoteker sebagai penanggung jawab yang di beri kuasa oleh APA.
- Pelayanan Psikotropika
Apotek hanya melayani resep narkotika dari resep asli atau alinan resep yang dibuat oleh
apotek yang obatnya belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak
melayani pembelian obat psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh
apotek lain.
- Pemusnahan psikotropika
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1997, setiap pemusnahan psikotropika, wajib dibuatkan
berita acara. Pemusnahan psikotropika dilaksanakan dalam hal ini:
1. APA membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan narkotika yang berisi
jenis dan jumlah narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat.
2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai Besar
Pengawasan Obat dan Makanan. BPOM akan menetapkan waktu dan tempat
pemusnahan.
3. Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA, Asisten Apoteker,
Petugas Balai POM, dan Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
4. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, dibuat Berita Acara Pemusnahan yang
berisi;
a. Hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya pemusnahan.
b. Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
c. Cara pemusnahan.
d. Nama dan tanda tangan Apoteker Pengelola Apotek.
e. Berita acara tersebut dibuat dengan tembusan:
- Kepala Suku Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
- Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan.
- Arsip apotek.
2.5.5 Obat keras
Obat Keras, atau obat yang termasuk dalam daftar “G” dan untuk memperolehnya
harus dengan resep dokter. Menurut bahasa Belanda, G berasal dari kata “Gevaarlijk” yang
artinya berbahaya. Obat-obat keras juga sering disebut dengan obat etikal (Ethical). Contoh;
antibiotik, nystatin, regumen.
KA.INFALASI FARMASI
Apt.NENI AROFIANI S.Farm
2.1.2 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada
pada resep, pasien mengalami sakit gigi.
3.1.3 Three Prime Questions
a. Penjelasan dokter tentang
obat: -
b. Penjelasan dokter tentang
cara pakai obat: ada
c. Penjelasan dokter tentang harapan setelah penggunaan obat: -
b. Perhitungan dosis
- Syr Amoxicilin
- Dosis lazim : Tiga Kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari tiga kali setengah sendok makan
- Syr Paracetamol
- Dosis lazim : Tiga kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari tiga kali setengah sendok makan
- Syr Vit c
- Dosis lazim : Dua kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari satu kali setengah sendok makan
Tablet
3 x Sehari ½ Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
b. Syr Paracetamol diambil 1 botol 60 mg dan diberi etiket putih
LUSIA APOTEK
Jl. Dr.Wahidin Km 19
Apoteker;Apt.Putri Restyka Ayu S.farm
Tanggal :28-12-2021No.: 01
Nama:Kellen
Tablet
3 x SehariKapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
Tanggal :28-12-2021No.: 01
Nama:Kellen
Tablet
1 x SehariKapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
3.1.6 Melakukan Pemeriksaan Akhir
Tabel 1.1 PemeriksaanAkhir Resep I
Parameter Sesuai Tidak Sesuai
I. Identitas Pasien
- Nama pasien : Kellen √
- Umur pasien : 6 Tahun √
II. Identitas Obat
a. Sirup Amoxicillin 60 mg
- Bentuk sediaan : Sirup √
b. Sirup Paracetamol 60 mg
√
- Bentuk sediaan : Sirup
√
- Cara pemakaian : Sehari tiga kali ½ sendok makan
c. Sirup Vit c
- Bentuk sediaan : Sirup √
- Cara pemakaian : Sehari satu kali ½ sendok makan √
a. Sirup Amoxicillin 60 ml
1. Indikasi :Mengobati kekebalan bakteri dalam tubuh
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali ½ sendok makan
b. Sirup Paracetamol 60 ml
1. Indikasi :Untuk mengobati nyeri
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali ½ sendok makan
c. Sirup Vitamin C
1. Indikasi :Memenuhi kebutuhan vitamin C dalam tubuh
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari satu kali ½ sendok makan
3.2 Resep II
4
2.1.3 Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, pasien mengalami sakit demam yang disertai
gatal dan peradangan.
3.1.3 Three Prime Questions
d. Penjelasan dokter tentang obat: -
e. Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: ada
f. Penjelasan dokter tentang harapan setelah penggunaan obat: -
d. Perhitungan dosis
- Syr Cefexym
- Dosis lazim : Dua Kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari tiga kali satu sendok makan
- Syr Paracetamol
- Dosis lazim : Tiga kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari tiga kali satu sendok makan
- Syr Curcuma
- Dosis lazim : Dua kali sehari satu sendok
- Dosis dalam resep : Sehari satu kali satu sendok makan
Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahidin Km 19
Apoteker;Apt.Putri Restyka Ayu S.farm
Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan
Tablet
3 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahudin Km.19
Apoteker: Apt.Putri Restyka Ayu .S Farm
Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan
Tablet
2 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
g.Tablet Salbutamol diambil 3 tablet dan diberikan etiket putih
APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahudin Km.19
Apoteker: Apt.Putri Restyka Ayu .S Farm
Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan
Tablet
3 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahudin Km.19
Apoteker: Apt.Putri Restyka Ayu .S Farm
Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan
Tablet
3 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
APOTEK LUSIA
Jl. Dr.Wahudin Km.19
Apoteker: Apt.Putri Restyka Ayu .S Farm
Tanggal :12-03-2021No.: 02
Nama:Arrafi Farzan
Tablet
3 x Sehari 1Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
3.2.6 Melakukan Pemeriksaan Akhir
Tabel 1.1 PemeriksaanAkhir Resep I
Parameter Sesuai Tidak Sesuai
III.Identitas Pasien
- Nama pasien : Arrafi Farzan √
- Umur pasien : 4 Tahun √
IV.Identitas Obat
d. Sirup Cefixym 60 ml
- Bentuk sediaan : Sirup √
e. Sirup Paracetamol 60 ml
√
- Bentuk sediaan : Sirup
√
- Cara pemakaian : Sehari tiga kali 1 sendok makan
f. Sirup Curcuma 60 ml
√
- Bentuk sediaan : Sirup
√
- Cara pemakaian : Sehari dua kali 1 sendok makan
g. Tablet Salbutamol 2 mg
√
- Bentuk Sedian : Tablet
- Cara pemakaian : Sehari tiga kali 1 tablet √
h. Tablet Cetrizine
√
- Bentuk sedian : Tablet
- Cara pemakaian : Sehari tiga 1 satu tablet √
i. Tablet Methilprednisolone
- Bentuk sedian : Tablet √
- Cara pemakaian : sehari tiga 1 satu tablet √
b. Jumlah obat :
- Sirup Cefixym 60 ml = 1 Botol
- Sirup Paracetamol 60 ml = 1 Botol
- Sirup Curcuma = 1 Botol
- Tablet Salbutamol = 3 Tablet
- Tablet Cetrizine = 2 Tablet
- Tablet Methilprednisolone = 3 Tablet
c. Keterangan : detur (sudah diberikan)
a. Sirup Cefixym 60 ml
1. Indikasi :Mengobati kekebalan bakteri dalam tubuh
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari dua kali 1 sendok makan
b. Sirup Paracetamol 60 ml
1. Indikasi :Untuk mengobati nyeri
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali 1 sendok makan
c. Sirup Curcuma
1. Indikasi :Memenuhi kebutuhan vitamin C dalam tubuh
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari dua kali 1 sendok makan
a. Tablet salbutamol
1. Indikasi :Untuk mengobati asma
2. Bentuk sediaan : Sirup
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali satu tablet
b. Tablet Cetrizine
1. Indikasi :Untuk mengobati alergi
2. Bentuk sediaan : Tablet
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali satu tablet
c. Tablet Methilprednisolone
1. Indikasi :Untuk anti implamasi
2. Bentuk Sediaan : Tablet
3. Cara pemakaian : Sehari tiga kali satu tablet :
3.Resep III
Gambar 1.9 Resep III
3.1 Salinan Resep III
a. Perhitungan dosis
Cetirizine
- Dosis lazim : 10 mg sekali sehari
- Dosis dalam resep : satu kali sehari satu tablet
Ketoconazole
- Dosis lazim : Infeksi jamur sistemik : 200 mg sekali sehari
- Dosis dalam resep : satu kali sehari satu tablet
Miconazole cream
- Dosis lazim : Oleskan 2 kali per hari selama 2 sampai 4 minggu
- Dosis dalam resep : Tandai obat luar
Gentamicim cream
- Dosis lazim : Oleskan tipis pada daerah yang sakit sebanyak 3-4
kali
sehari sampai tercapai kesembuhan
- Dosis dalam resep : Tandai obat luar
Hydrocortisone cream
- Dosis lazim : Oleskan pada kulit yang bermasalah 2-3 kali per hari
- Dosis dalam resep : Tandai obat luar
3.4.3 Penyiapan dan Pemberian Label
a. Tablet Cetirizine diambil 7 tablet dan diberi etiket putih.
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Tablet
1 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Tablet
1 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
c. Miconazole cream diambil 1 tube dan diberi etiket biru
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Obat Luar
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Obat Luar
e. Hydrocortisone cream diambil 1 tube dan diberi etiket biru
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Obat Luar
Tidak
Parameter Sesuai
Sesuai
I. Identitas Pasien
- Nama pasien : Arsyanti Sagita
- Umur pasien : 28 tahun
- Nama Obat :
1. Tablet Cetirizine
2. Tablet Ketoconazole
3. Miconazole cream
4. Gentamicin cream
5. Hydrocortisone cream
- Jumlah obat :
1. Tablet Cetirizine : 7 tablet
2. Tablet Ketoconazole : 7 tablet
3. Miconazole cream : 1 tube
4. Gentamicim cream : 1 tube
5. Hydrocortisone cream : 1 tube
- Keterangan : detur ( sudah diberikan )
3.4.2 Pelayanan Informasi Obat
Tabel 1.10 Keterangan Obat Pada Resep III
No Produk lain
Nama Obat Komposisi Gol Indikasi
(Pabrik)
1 Tablet Cerini® Cetirizine HCl Keras Sebagai obat
Cetirizine (Sanbe 10 mg antihistamin
(Generic Farma)
Manufacturer)
2 Tablet Mycoral® Ketoconazole Keras Sebagai
Ketoconazole (Kalbe 200 mg antibiotik dan
(Generic Farma) antijamur.
Manufacturer)
3 Miconazole Thecort® Miconazole Bebas Sebagai
cream (Guardian nitrate 2% terbat antijamur
(Generic Pharmatama) as
Manufacturer) Sebagai
4 Gentamicim Sagestam Gentamicim Keras antibiotik
Cream (Sanbe sulfate 0.1%
(Generic farma)
Manufacturer)
Sebagai
5 Hydrocortisone Keras obat
Hydrocortisone Nestacort
(Ifars) acetate 1% antiinflamsi,
Cream
(Generic antialergi, dan
Manufacturer) antipruritus
pada penyakit
kulit.
1. Resep IV
Tablet Salbutamol
- Dosis Lazim : 3-4 kali sehari 1-2 tablet
- Dosis dalam resep : dua kali sehari satu tablet
Tablet B complex
- Dosis Lazim : 3 kali sehari 1 tablet
- Dosis dalam resep : dua kali sehari satu tablet
Tablet Ambroxol
- Dosis Lazim : 2 kali sehari 2 sendok takar
- Dosis dalam resep : tiga kali sehari satu sendok teh
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Tablet
1 x Sehari ½ Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
b. Tablet Methyl Prednisolone diambil 14 tablet dan diberi etiket putih
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
e. Tablet Ambroxol diambil 1 tablet dan diberi etiket putih
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Tablet
3 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
1.4.4 Melakukan Pemeriksaan Akhir
Tabel 1.9 Pemeriksaan Akhir Resep IV
Tidak
Parameter Sesuai
Sesuai
I. Identitas Pasien
- Nama pasien : Mahmuddin Rangkud
- Umur pasien : -
b. Tablet Methylprednisolone
- Bentuk sediaan : tablet
- Cara pemakaian : dua kali sehari satu tablet
c.Tablet Salbutamol
- Bentuk sediaan : tablet
- Cara pemakaian : dua kali sehari satu tablet
d.Tablet B Complex
- Bentuk sediaan : tablet
- Cara pemakaian : dua kali sehari satu tablet
e.Syr Ambroxol
- Bentuk sediaan : Sirup
- Cara pemakaian : tiga kali sehari satu sendok teh
Tablet Lansoprazole
- Dosis lazim : 30 mg 1 kali sehari, selama 4-8 minggu
- Dosis dalam resep : satu kali sehari satu tablet
Carmed Cream
- Dosis Lazim : 2 kali sehari oleskan tipis tipis
- Dosis dalam resep : dipakai setelah mandi di tangan/kaki
Betamethasone Cream
- Dosis lazim : dioleskan 3-4 kali sehari sampai fase akut berakhir, lalu
oleskan 1 kali per hari
- Dosis dalam resep : untuk pemakaian luar ditangan/kaki (Racikan)
Gentamicin Cream
- Dosis lazim : dioleskan tipis pada daerah yang sakit sebanyak 3-4 kali
sehari sampai tercapai kesembuhan
- Dosis dalam resep : untuk pemakaian luar ditangan/kaki
5.3.3 Penyiapan dan Pemberian Label
a. Cetirizine diambil 15 tablet dan diberi etiket putih
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Tablet
2 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Tablet
2 x Sehari 2 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Tablet
1 x Sehari 1 Kapsul
Bungkus
Sendok teh/ makan
d. Carmed cream diambil 1 tube dan diberi etiket biru
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Obat Luar
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Obat Luar
APOTEK LUSIA
Jl. Dr. Wahidin Km 19
Apoteker : Apt. Putri Restyka Ayu S.Farm
Obat Luar
5.3.4 Melakukan Pemeriksaan Akhir
Tabel 1.9 Pemeriksaan Akhir Resep IV
Tidak
Parameter Sesuai
Sesuai
I. Identitas Pasien
- Nama pasien : Matum marbun
- Umur pasien : 63 tahun.
e. Bentamethasone cream
- Bentuk sediaan : Cream (Racikan)
- Cara pemakaian : untuk pemakaian luar
ditangan
dan kaki
f. Gentamicin cream
- Bentuk sediaan : Cream (Racikan)
- Cara pemakaian : untuk pemakaian luar
ditangan
dan kaki
2. Swamedikasi II
II.1 Keluhan
Seorang bapak-bapak datang ke apotek dengan keluhan matanya perih dam memerah.
Berdasarkan keluhan tersebut maka obat yang disarankan adalah Rohto.
II.2 Spesialite Obat pada Swamedikasi
Tabel 1.12 Daftar Spesialite Obat Pada Swamedikasi II
Produk
Nama Obat Komposisi Golongan Khasiat
Lain
Rohto Insto Tetrahydrozoline Bebas Mengatasi mata
(Rohto Hcl 0,05 % Terbatas merah karena
laboratories iritasi ringan
Indonesia) karena debu,
asap
https://drive.google.com/file/d/1VIq83aPWtF8J7EfroQAlyaQiPMaH2pfS/view?usp=drivesdk
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1990. Keputusan Menteri Kesehatan No. 347 Tahun
1990 tentang Pencabutan Izin Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan No. 924 OWA
No. 2. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan.
Menteri Kesehatan RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 tentang
Standart Pelayanan Di Apotek. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671)
ISO volume 51 Isfi Penerbitan