Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENGADAAN DAN PENGELOLAAN OBAT


APOTEK JAYA

Disusun Oleh :

Lailatul Badriyah NIS 16019

Nur Ahlina Ariffani NIS 16027

Kompetensi Keahlian Farmasi

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


CARAKA NUSANTARA
JAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

OLEH

PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN

APOTEK JAYA

Jakarta, Oktober 2018

Apoteker Pendamping

Lilik Agustina, S.Farm, Apt.


LEMBAR PENGESAHAN

OLEH

KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

CARAKA NUSANTARA

Jakarta, Oktober 2018

Kepala Sekolah

Drs. Hendra Nanto W., Apt.


PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat-Nya sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan dan pada akhirnya berhasil menyusun laporan Praktik Kerja
Lapangan ini tepat waktu dan tanpa adanya halangan yang berarti.

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan apa yang telah
kami lakukan pada saat dilapangan yakni pada “APOTEK JAYA” yang beralamat
di Kompleks Harapan Indah blok EB/ 35, dimulai dari tanggal 17 September s/d
20 Oktober 2018.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya :

1. Bapak Drs,. Hendra Nanto W., Apt. selaku Kepala Sekolah Menengah
Kejuruan Farmasi Caraka Nusantara yang telah memberikan kami izin
untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan.
2. Ibu Lilik Agustina, S.Farm.,Apt. selaku Apoteker Pendamping yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan praktik kerja lapangan di
Apotek Jaya.
3. Ibu Ety selaku Asisten Apoteker dan pembimbing kami selama
melaksanakan PKL.
4. Seluruh staff dan karyawan Apotek Jaya.

Akhir kata kami mengucapkan mohon maaf apabila terjadi kesalahan


dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat diterima dengan baik
dan bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
iii
DAFTAR LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR GAMBAR

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan


Pada masa sekarang ini terlihat jelas pertumbuhan dan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang pesat, sehingga hal ini
berdampak terhadap beban setiap peserta didik karena mereka dituntut untuk
mampu menggali informasi dari berbagai sumber, baik secara administratif
manajerial maupun di dalam dunia pendidikan setiap Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), baik teknik maupun non teknik diwajibkan untuk
memberangkatkan peserta didik mereka untuk melaksanakan kegiatan Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
Praktik kerja lapangan merupakan salah satu bentuk pengenalan dan
pembelajaran mengenai dunia kerja yang akan dijalani ketika peserta didik
telah menyelesaikan pendidikan sekolah. Oleh sebab itu, Sekolah Menengah
Kejuruan Caraka Nusantara mengirimkan peserta didik mereka untuk lebih
memahami bidang farmasi yang ditekuninya dan mendapatkan gambaran
secara nyata pengimplementasikan ilmunya di dunia kerja. Peserta didik juga
belajar mengatasi kesenjangan antara teori yang didapatkan di sekolah dengan
permasalahan yang ada di lapangan.
Selain itu, praktik kerja lapangan dapat membantu peserta didik agar lebih
memahami bidang kimia analisis yang ditekuninya dan mendapatkan
gambaran secara nyata pengimplementasikan ilmunya di dunia kerja. Peserta
didik juga belajar mengatasi kesenjangan antara teori yang didapatkan di
sekolah dengan permasalahan yang ada di lapangan.

1.2 Manfaat Praktik Kerja Lapangan


Adapun manfaat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan,
antara lain:
1. Meningkatkan dan memperluas keterampilan yang membentuk
kemampuan sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai
dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.

1
2

2. Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap efos kerja,


profesionalisme, dan disiplin yang diperlukan.
3. Meningkatkan dan memperluas keterampilan yang dimiliki siswa dalam
dunia kerja.
4. Memberikan kesempatan untuk beradaptasi dengan suasana atau
lingkungan kerja yang sebenarnya terutama yang berkenan dengan disiplin
kerja.
5. Menghasilkan tenaga ahli tingkat menengah yang mampu menjalankan
peran dan fungsi sesuai dengan profesinya dibidang kesehatan. Khususnya
farmasi berdasarkan sumpah, kode etik, peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Dengan demikian mampu meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan di industri dilaksanakan pada:
Tanggal : 17 September 2018 – 20 Oktober 2018
Hari : Senin – Sabtu
Jam : Senin – Jumat: 07.00 – 15.00 WIB
Sabtu: 12.00 – 20.00 WIB
Tempat : Apotek Jaya
Jalan Harapan Indah Raya Blok EB-35, Pejuang, Medan Satria,
Bekasi, Jawa Barat 17131

1.4 Tujuan Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan


Adapun tujuan penulisan dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan antara
lain:
1. Mampu memahami dan mengembangkan pelajaran yang diperoleh di
sekolah dan ditetapkan di lapangan kerja
2. Memberikan informasi mengenai teknologi terbaru atau produk yang
dihasilkan oleh dunia kerja.
3. Meningkatkan kreativitas berfikir dalam memecahkan masalah
kefarmasian dan meningkatkan berfikir kritis akan materi yang dibahas
dalam laporan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Apotek

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009


Tentang Pekerjaan Kefarmasian, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker.

Pekerjaan Kefarmasian yang dimaksud adalah :


1. Pembuatan, pengolahan, peracikan, perubahan bentuk, pencampuran,
penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, penyerahan, pembekalan farmasi
lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai pembekalan obat.

2.1.1 Landasan Hukum Di Apotek


Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang diatur dalam :
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980 tentang perubahan atas
PP No, 26 Tahun 1965 mengenai Apotek.
3. Peraturan pemerintahan No. 41 Tahun 1990 tentang Masa Bakti
dan Izin Kerja Apoteker, yang disempurnakan dengan peraturan
MenKes No.184/MENKES/PER/II/1995
4. Peraturan Menkes No. 695/MENKES/PER/VI/2007 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 184 tahun
1995 tentang penyempurnaan pelaksanaan Masa Bakti dan Izin
Kerja Apoteker.

3
4

2.1.2 Tugas dan Fungsi Apotek


Berdasarkan PP No. 51Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek
sebagai berikut :
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan
farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan
kosmetika.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau
penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat dan obat
tradisional.

2.1.3 Pengelolaan
Yang dimaksud dengan pengelolaan apotek menurut PerMenKes
No. 992 tahun 1993 pasal 10 adalah :
1. Pembuatan, pengolahan, peracikan, perubahan bentuk,
penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan
farmasi lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.

2.2 Definisi Resep


Resep merupakan permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi,
atau dokter hewan kepada apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat
kepada pasien.

Yang berhak menulis resep adalah :


1. Dokter umum
2. Dokter gigi, terbatas pd pengobatan gigi & mulut.
3. Dokter hewan, terbatas pengobatan hewan.
5

2.2.1 Kelengkapan Suatu Resep


Dalam resep harus memuat :

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan
dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)

3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat
atau komposisi obat (invocatio)

4. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)

5. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan


undang-undang yang berlaku (subscriptio)

6. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter
hewan.

7. Tanda seru dan paraf dokter untuk resep yangg mengandung obat
yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.

Ketentuan Lainnya dalam resep :


1. Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada
hewan.
2. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi
(ulangan) ; ditulis nama pasien tidak boleh m.i. = mihi ipsi = untuk
dipakai sendiri; alamat pasien dan aturan pakai (signa) yang jelas,
tidak boleh ditulis sudah tahu aturan pakainya (usus cognitus).
3. Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis
bagian kanan atas resep: Cito, Statim, urgent, P.I.M.= periculum in
mora = berbahaya bila ditunda, RESEP INI HARUS DILAYANI
DAHULU.
4. Bila  dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras
tanpa sepengetahuan diulang, dokter akan menulis tanda N.I. = Ne
iteratur = tidak boleh diulang.
4

5. Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yang mengandung


narkotika atau obat lain yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan
melalui Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan.
2.2.2 Pelayanan Resep di Apotek

1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
2. Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker
pengelola apotek.

3. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan


keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.

4. Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis di


dalam resep dengan obat paten.

5. Bila pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dlm resep,
apoteker dapat mengganti obat paten dengan obat generik atas
persetujuan pasien.

2.2.3 Copy Resep


Kopi resep adalah salinan tertulis dari suatu resep. Copie resep =
apograph, exemplum atau afschrift. Salinan resep selain memuat
semua keterangan yang termuat dalam resep asli, harus memuat pula
informasi sbb :
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor S.I.K. apoteker pengelola apotek
3. Tanda tangan / paraf apoteker pengelola apotek
4. Tanda det. = detur untuk obat yang sudah diserahkan, atau tanda
ne det = ne detur untuk obat yang belum diserahkan.
5. Nomor resep & tanggal pembuatan
2.2.4 Pengelolaan Resep
Berikut adalah cara pengelolaan resep di apotek
1. Resep yang telah dikerjakan, disimpan menurut urutan tanggal dan
nomor penerimaan atau pembuatan resep.
2. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep
lainnya, tandai garis merah di bawah nama obatnya.
8

3. Resep yang telah disimpan melebihi 3 tahun dapat dimusnahkan


dan cara pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan
cara lain yang memadai.
4. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola bersama
dengan sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.
5. Pada saat pemusnahan harus dibuat berita acara pemusnahan yang
mencantumkan :
a. Hari dan tanggal pemusnahan
b. Tanggal yang terawal dan terakhir dari resep
c. Berat resep yang dimusnahkan dalam kilogram.

2.3 Definisi Obat


Obat adalah bahan atau paduan bahan, termaksud produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia (UU No. 36 Thn 2009).

2.3.1 Berdasarkan Penggolongan Obat


Obat dapat digolongkan dalam beberapa golongan, berikut adalah
cara menggolongkan obat:
1. Obat Bebas
2. Obat Bebas Terbatas
3. Obat Keras
4. OWA (Obat Wajib Apotek)
5. Obat Narkotika
6. Obat Psikotropika
7. Obat Tradisional

2.3.2 Berdasarkan Farmakologi

1. obat sistem saraf : Norepinefrin, Epinefrin


2. obat kardiovaskular : Captopril, Amlodipin
7

3. obat saluran pernapasan : Salbutamol, Theophillyn


4. obat saluran cerna : Metoclopramid, Omeprazole
5. obat antibiotik : Cefradroksil, Ciprofloksasin
6. obat antikanker : Nitrogen mustard
7. obat anti peradangan : Methyl Prednisolon, Asam
Mefenamat
8. obat pengatur imun : Interferon
9. obat sistem endokrin : Pil KB

2.3.4 Berdasarkan Sumbernya


1. Obat Alam adalah obat yang dihasilkan dari alam.
2. Obat Semi Sintetik adalah obat senyawa alam yang dimodifikasi
menjadi obat.
3. Obat Sintetik adalah senyawa kimia murni yang dimodifikasi
menjadi obat.

2.3.5 Berdasarkan Bentuk Sediaan Obat


1. Pada rute oral : tablet, kapsul, pil, suspensi,
emulsi,larutan, dan syrup.
2. Pada rute rektal : supossitoria, enema, tablet vaginal,
jelly.
3. Pada rute parenteral : injeksi(obat suntik), vaksin dan
implan.
4. Pada rute topikal : salep, krim, lotio, pasta, dan gel

Anda mungkin juga menyukai