MANAJEMEN FARMASI
APOTEK ADNA FARMA
Periode I ( 24-29 Agustus 2020)
Disusun oleh:
1. Ega Nurkusdia Ningsih (170500059)
2. Firda Jihan Tianotak (170500064)
3. Geby Ariskha (170500065)
4. Husnatun Nisa (170500067)
5. Isti Nganatun Nafiah (170500069)
Disusun oleh:
1. Ega Nurkusdia Ningsih (170500059)
2. Firda Jihan Tianotak (170500064)
3. Geby Ariskha (170500065)
4. Husnatun Nisa (170500067)
5. Isti Nganatun Nafiah (170500069)
Menyetujui,
Eva Nurinda,M.Sc.,Apt
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan kuasanya kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan di Apotek Adna
Farma serta dapat menyelesaikan Laporan PKL.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Adna Farma merupakan salah
satu program pendidikan Tingkat Sarjana Farmasi di Universitas Alma Ata
Yogyakarta. PKL ini dilaksanakan atas kerjasama antara Prodi Farmasi dengan
pihak Apotek Adna Farma didalam membimbing mahasiswa Farmasi Universitas
Alma Ata
Laporan praktik lapangan (PL) ini disusun secara khusus sebagai bukti bahwa
kami telah melaksanakan dan menyelesaikan Praktik lapangan di Apotek Adna
Farma. laporan ini dapat terselesaikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Hamam Hadi, MS, Sc.D, Sp.GK Selaku Rektor Universitas
Alma Ata.
2. Ibu Eva Nurinda M.Sc.,Apt selaku Kepala Program Studi Universitas
Alma Ata.
3. Ibu Erma Pranawati S.Farm.,Apt selaku Pembimbing Lahan Praktik
4. Ibu apt. Eliza Dwinta, M.Phar.,Sci selaku pembimbing Akademik
5. Seluruh staf karyawan / karyawati Apotek Adna Farma.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sehingga laporan praktik lapangan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................i
Lembar Pengesahan..........................................................................................iii
Kata Pengantar..................................................................................................iv
Daftar Isi...........................................................................................................v
Lampiran-Lampiran..........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Praktek Lapangan (PL).............................................................3
C. Manfaat Praktek Lapangan (PL)...........................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK........................................................5
A. Ketentuan Umum tentang Apotek........................................................5
B. Tugas dan Fungsi Apotek.....................................................................6
C. Pendirian Apotek..................................................................................6
D. Pencabutan Izin Apotek........................................................................7
E. Pengelolaan Sumber Daya Apotek.......................................................7
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................11
A. Waktu, tempat dan teknis pelaksanaan.................................................11
B. Sejarah Apotek......................................................................................11
C. Tujuan Pendirian Apotek......................................................................11
D. Pengelolaan Apotek .............................................................................11
E. Pelayanan..............................................................................................12
F. Perpajakan.............................................................................................12
G. Penilaian Mutu Pelayanan....................................................................13
H. Strategi Pengembangan........................................................................13
BAB IV PENUTUP.........................................................................................14
A. Kesimpulan ..........................................................................................14
B. Saran ....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
muliaa, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Program studi sarjana farmasi universitas alma ata sebagai bagian
tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional juga wajib
menterjemahkan tujuan pendidikan kejuruan secara nasional menjadi
tujuan pendidikan pada tingkat kelembagaan dan/ atau sekolah. Dalam
pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjadi tidak terbatas
didalam kelas saja. Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini lebih
ditekankan pada pengajaran yang menerobos di luar kelas, bahkan di luar
institusi pendidikan seperti lingkungan kerja atau kehidupan masyarakat.
Praktik Lapangan (PL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
ssistem program pengajaran serta meupakan wadah yang tepat untuk
mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh
pada proses belajar mengajar (PBM).
B. Tujuan Praktik Lapangan (PL)
Praktik lapangan (PL) bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan
kompetensi yang telah diperoleh selama mengikuti pendidiksn pada dunia
kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di tempat kerja. Setelah mengikuti
pembelajaran praktek Manajemen Farmasi mahasiswa diharapkan :
1. Mengetahui ruang lingkup manajemen farmasi sesuai dengan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
2. Mengetahui pengelolaan sediaan farmasi, BMHP dan lat
kesehatan di Apotek.
3. Mengetahui perencanaan usaha dan strategi pengembangan
Apotek.
C. Manfaat Praktik Lapangan (PL)
1. Melatih mahasiswa agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja
2. Dapat menyiapkan langkah-langkah untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan kerja
3. Menambah pengalaman, wawasan dan pengetahuan
4. Dapat mengetahui ilmu yang di dapatkan dari perkuliahan sama
dengan yang ada di lapangan.
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
a. Lokasi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengatur
persebaran Apotek di wilayahnya dengan memperhatikan akses
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kefarmasian (pasal 5).
b. Bangunan
1. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan,
kenyamanan, dan kemudahan dalam pemberian pelayanan
kepada pasien serta perlindungan dan keselamatan bagi
semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan
orang lanjut usia.
2. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
3. Bangunan bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat merupakan bagian dan/atau terpisah dari
pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor,
rumah susun, dan bangunan yang sejenis (pasal 6).
c. Sarana, prasarana, dan peralatan
1) Sarana (pasal 7)
a. Ketenangan
1. Apoteker pemegang SIA dalam menyelenggarakan Apotek dapat
dibantu oleh Apoteker lain, Tenaga Teknis Kefarmasian dan/atau
tenaga administrasi.
2. Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki surat
izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan (Permenkes no.9 tahun 2017).
Pasal 32 :
1) Pencabutan SIA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dilakukan
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota berdasarkan hasil pengawasan
dan/atau rekomendasi Kepala Balai POM.
2) Pelaksanaan pencabutan SIA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan setelah dikeluarkan teguran tertulis berturut-turut sebanyak 3
(tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan dengan
menggunakan Formulir 8.
3) Dalam hal Apotek melakukan pelanggaran berat yang membahayakan
jiwa, SIA dapat dicabut tanpa peringatan terlebih dahulu.
4) Keputusan Pencabutan SIA oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
disampaikan langsung kepada Apoteker dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal, kepala dinas kesehatan provinsi, dan Kepala Badan dengan
menggunakan Formulir 9 sebagaimana terlampir.
5) Dalam hal SIA dicabut selain oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, selain
ditembuskan kepada sebagaimana dimaksud pada ayat (4), juga
ditembuskan kepada dinas kabupaten/kota.
F. Pelayanan di Apotek
1. Pelayanan Resep/Pesanan
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi,
kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronik untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang
berlaku. (Permenkes RI No,73)
Skrining resep Apoteker melakukan skrining resep meliputi :
a. nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan pasien
b. nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter
c. tanggal Resep
d. ruangan/unit asal Resep.
4. Pelayanan Narkotika
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 3 tahun
2015 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan
narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
a. Pemesanan narkotika Undang-Undang Nomor 9 tahun 1976
menyatakan bahwa Menteri Kesehatan memberikan izin kepada
apotek untuk membeli, meracik, menyediakan, memiliki atau
menyimpan untuk persediaan, menguasai, menjual, menyalurkan,
menyerahkan, mengirimkan, membawa atau mengangkut narkotika
untuk kepentingan pengobatan (Presiden Republik Indonesia,
1976). Pengadaan narkotika di apotek dilakukan dengan pesanan
tertulis melalui Surat Pesanan Narkotika kepada Pedagang Besar
Farmasi (PBF) PT. Kimia Farma. Surat Pesanan Narkotika harus
ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama jelas,
nomor SIK, SIA dan stempel apotek. Satu surat pesanan terdiri dari
rangkap empat dan hanya dapat untuk memesan satu jenis obat
narkotika (Umar M., 2011).
b. Penyimpanan narkotika (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
1978) Apotek harus mempunyai tempat khusus untuk menyimpan
narkotika dan harus dikunci dengan baik.
Tempat penyimpanan narkotika di apotek harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1) Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang
kuat.
2) Harus mempunyai kunci ganda yang kuat.
3) Dibagi menjadi dua bagian masing-masing bagian dengan
kunci yang berlainan. Bagian pertama dipergunakan untuk
menyimpan morfin, petidin dan garam-garamnya serta
persediaan narkotika sedangkan bagian kedua dipergunakan
untuk menyimpan narkotika yang dipakai sehari-hari.
4) Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran
kurang dari 40×80×100 cm, maka lemari tersebut harus
dibuat melekat pada tembok atau lantai.
5) Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan
barang lain selain narkotika, kecuali ditentukan oleh
Menteri Kesehatan.
6) Anak kunci lemari khusus harus dipegang oleh pegawai
yang dikuasakan.
7) Lemari khusus harus ditempatkan di tempat yang aman
dan tidak terlihat oleh umum.
c. Pelayanan resep yang mengandung narkotika Apotek hanya
melayani pembelian narkotika berdasarkan resep dokter sesuai
dengan ketentuan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan No. 336/E/SE/77 antara lain dinyatakan :
1) Sesuai dengan bunyi pasal 7 ayat (2) UU No. 9 tahun 1976
tentang Narkotika, apotek dilarang melayani salinan resep
yang mengandung narkotika, walaupun resep tersebut baru
dilayani sebagian atau belum dilayani sama sekali.
2) Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau
belum dilayani sama sekali, apotek boleh membuat salinan
resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh dilayani oleh
apotek yang menyimpan resep aslinya.
3) Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak
boleh dilayani sama sekali. Oleh karena itu dokter tidak
boleh menambah tulisan iter pada resep-resep yang
mengandung narkotika.
d. Pelaporan narkotika Brdasarekan UU No. 35 tahun 2009 pasal 14
ayat (2) dinyatakan bahwa industri farmasi, pedagang besar
farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, apotek,
rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, dokter,
dan lembaga ilmu pengetahuan wajib membuat, menyampaikan,
dan menyimpan laporan berkala mengenai pemasukan dan/atau
pengeluaran narkotika yang berada dibawah penguasaannya.
Laporan tersebut meliputi laporan pemakaian narkotika dan
laporan pemakaian morfin dan petidin. Laporan harus di
tandatangani oleh apoteker pengelola apotek dengan
mencantumkan SIK, SIA, nama jelas dan stempel apotek,
kemudian dikirimkan kepada Kepala Suku Dinas Kesehatan
dengan tembusan kepada :
1) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat.
2) Kepala Balai POM setempat.
3) Penanggung jawab narkotika PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk. (khusus Apotek Kimia Farma).
4) Arsip.
Laporan penggunaan narkotika tersebut terdiri dari:
1) Laporan penggunaan sediaan jadi narkotika
2) Laporan penggunaan bahan baku narkotika
3) Laporan khusus penggunaan morfin dan petidin Laporan
narkotika tersebut dibuat setiap bulannya dan harus dikirim
selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya
e. Pemusnahan narkotika Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 28/MENKES/PER/I/1978 pasal 9,
pemegang izin khusus, apoteker pimpinan apotek, atau dokter yang
memusnahkan narkotika harus membuat berita acara pemusnahan
paling sedikit rangkap tiga.
Berita acara pemusnahan memuat :
1) Hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan.
2) Nama pemegang izin khusus, apoteker pimpinan apotek,
atau dokter pemilik narkotika.
3) Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain
dari perusahaan atau badan tersebut.
4) Nama dan jumlah narkotika yang dimusnahkan.
5) Cara pemusnahan.
6) Tanda tangan penanggung jawab apotek/pemegang izin
khusus, dokter
pemilik narkotika, dan saksi-saksi. Kemudia berita acara
tersebut dikirimkan kepada Suku Dinas Pelayanan
Kesehatan dengan tembusan:
1) Balai POM setempat
2) Penanggung jawab narkotika PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk.
3) Arsip
G. Perpajakan
Sebagai Penyedia atau penyalur perbekalan Farmasi atau obat-obatan
Apotek juga menjalani fungsi sebagai tempat usaha. Oleh karenanya harus
membayar pajak, aspek perpajakan antara lain :
a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
b. Pajak Penghasilan (pph) sebagaimana Pasal 21 PERMENKES
Nomor 252/PMK/2008 menyebutkan bahwa pph 21 adalah pajak
atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan.
c. Pajak pertambahan nilai (PPN) yang merupakan pajak tidak
langsung dimana pajak terutang dihitung atas penambahan nilai
yang ada.
BAB III
PEMBAHASAN
B. Sejarah Apotek
Apotek adna Farma didirikan pada tanggal 1 desember 2009, yang
posisinya terletak di jl. Parangtritis KM 7 No.138 Sewon, Bantul,
Yogyakarta. Jam buka Apotek ini di buka pada pukul 07:30-21:00 WIB
dan terdapat 2 shift yaitu pagi dan sore, shift pagi dimulai pukul 08:30-
14:30 WIB, sedangkan shift malam dimulai pukul 14:30-21:00 WIB. Visi
dan misi dari apotek adna farma yaitu mewujudkan apotek yang baik
untuk pasien dan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan alat
kesehatan yang di butuhkan.
Apotek adna farma memiliki 8 karyawan yaitu , 1 apoteker
penanggung jawab, 3 apoteker pendamping, 2 asisten apoteker, 1
adaministrasi dan 1 pembantu umum. Omset penjualan perbulan apotek
adana farma sudah mencapai nominal yang cukup besar.
D. PENGELOLAAN APOTEK
1. SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia (SDM) di apotik Adna farma:
PSA : Erma pranawati, S.Farm Apt
APSIA : Erma pranawati, S.Farm Apt
APING : Laras novita sari S. Farm, Apt
Wini sunarningsih S.Faram, Apt
Yuliana kurniandani S.Farm, Apt
Asisten TTK : Yeni ariani
Riska alifia
Administrasi : Eko purwaningsih
Pembantu Umum : janu riyanti
Barang yang telah datang dicatat dalam buku penerimaan barang. Selanjutnya
barang diberi harga sesuai dengan rumus perhitungan harga jual yang telah
ditetapkan oleh apotek. Faktur pembelian yang diterima dicatat pada buku faktur
msuk guna mengimpentaris barang yang telah diterima dan mengeetahui jumlah
uang yang akan dibayar saat jatuh tempo.
6. Buku kongsinyasi
7. Buku resep
Buku pencatatan resep digunakan untuk mencatat
resep yang masuk diapotek Adna Setiap harinya.
e) Keuangan
1. Pemasukan pada apotek adna farma meliputi : penjualan,
cash back, pemasangan spanduk dan brosur iklan dari
produk-produk tertentu
2. Pengeluaran Apotek adna farma meliputi : gaji karyawan,
listrik, kerusakan ac, biaya pemeliharaan saluran air yang
rusak, hutang pasien, komputer rusak, embalase
E. PELAYANAN
SOP Pelayanan Obat Bebas dan Obat tanpa resep
1. Menyambut pasien sesegera mungkin dengan ramah
2. Sapa pasien dengan ucapan yang ramah “monggo, pak/bu”
3. Tanyakan kebutuhan pasien
4. Berikan alternative obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien
5. Beritahu ke pasien harga obat (jika pembelian lebih dari satu macam
wajib menghitung dengan cermat dan teliti, silahkan gunakan
kalkulator)
6. Pasien membayar (berikan uang ke karyawan apotek dan sampaikan
total harga yang harus dibayarkan pasien)
7. Berikan uang kembalian ke pasien, dengan di jelaskan total obat yang
harus dibayar, uang yang di berikan dan kembaliannya.
8. Wajib mengucapkan terimakasih ke pasien.
F. PERPAJAKAN
Perpejakan yang terdapat di apotek Adna Farma:
a. Reklame
Reklame adalah pajak yang dipungut oleh daerah atau masuk
kedaerah seperti pemasangan iklan di apotek
b. Pajak pertambahan nilai (PPN)
PPN adalah pungutan yang dbebankan atas transaksi jual beli
barang dan jasa yang dilakukan oleh wajib pajak pribadi atau wajib
pajak badan yang telah menjadi Pengusaha Kena Pajak
c. PPh 21
0,5 % dari omset yanf di dapatkan perbulan. Pajak dibayarkan
perbulan dan pelaporannya dilakukan pertahun. PPh 21 adalah
pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan pembayaran lain dalam bentuk
apapun yang sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan yang
dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri. Besarnya
PPh 21 yang terutang di tentukan dengan mengalikan Penghasilan
Kena Pajak dengan tarif Pasal 17 UU PPh.
H. STRATEGI PENGEMBANGAN
1. Lokasi: apotek didirikan pada tempat yang strategis dan tingkat
penduduknya tinggi sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat,
dekat dengan praktek dokter dan klinik, dekat dengan deret toko
yang berpengaruh (swalayan, mall dll), dan sarana parkir yang
memadai.
1. Berkerja sama dengan stake holder:
Bekerja sama dengan sekolah untuk obat di UKS
Bekerja sama dengan pabrik disekitar
Bekerja sama dengan dokter
2. Melalui media sosial
Ig dan whatsapp, promo dilakukan ketika mendekati ED dan
jelaskan bahwa ED nya pendek, minta untuk segera di
habiskan.
3. Skill marketing yang menarik
4. Kebijakan harga, harga tidak menjadi masalah asalkan
pelayanan yang diberikan baik, akan tetapi sebaiknya harga
norma, dan pelayanan ditingkatkan.
1. Kekuatan/strength
- Lokasi yang strategi dimana Apotek tersebut di dirikan di tepi jalan
raya dan dekat dengan pemukiman warga dan fasilitas umum
seperti kantor, dan kampus
- Apotek sudah memiliki izin sesuai dengan undang-undang yang
berlaku
- Apoteker yang selalu siap di Apotek untuk melayani pasien dan
konsultasi seputar obat
- Apotek juga menyediakan perlengkapan untuk wanita, dan bayi,
seperti pembalut dan pampers
2. Kelemahan/weakness
- Masih kurangnya ketersediaan obat (narkotika dan psikotropik)
3. Peluang/opportunnity
- Sitem pembayaran yang longgar
- Apoteker sebagai pengganti Dokter
- Luasnya pasar
- Produk yang selalu dibutuhkan tersedia
4. Ancaman/threaths
- Rumitnya perizinan pendirian Apotek
- Maraknya penyalahgunaan obat
- Kenaikan tarif pajak obat-obatan
- Adanya isu makanan dan obat-obatan yang berbahaya
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelayanan yang diberikan Apotek Adna Farma meliputi pelayanan
resep tunai, pelayanan resep kredit, pelayanan obat bebas, obat
bebas terbatas dan obat keras.
2. Kegiatan pengelolaan sediaan Farmasi di Apotek Adna Farma
meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan administrasi.
B. Saran
1. Mempertahankan sistem kefarmasian yang sudah di jalakan
dengan baik agar pasien mendapatkan kepuasan dalam menebus
resep atau obat.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. Lampiran 1 Denah Lokasi PL
b. Lampiran 2 Denah Bangunan Apotek
h. Lampiran 8 Kwitansi
i. Lampirab 9 Buku Defecta