Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH IMUNOLOGI DAN PATIOLOGI KLINIS

PRAKTIKUM 6

“ANEMIA DEFISIENSI VITAMIN B12”

Disusun oleh :

Imas esti kurniasih (170500068)

Isti nganatun nafiah (170500069)

Izza syahri ramadhani (170500070)

Golongan / kelompok : 1 F

Hari / tanggal praktikum : Sabtu, 11 Mei 2019

Dosen jaga :

PROGAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ALMA ATA

YOGYAKARTA

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

Penyakit anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi dimana jumlah sel
darah merah (hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Hemoglobin yang terkandung di dalam sel darah merah berperan dalam mengangkut
oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Seorang pasien
dikatakan anemia apabila konsentrasi hemoglobin (Hb) pada laki-laki kurang dari
11,5 G/dL atau hematocrit kurang dari 36%.
Anemia (bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan
mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala
terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau
serangan jantung.
RUMUSAN MASALAH

1. Definisi Anemia
2. Pemeriksaan apa saja yang diperlukan, serta alasannya
3. Hasil pemeriksaan laboratorium
4. Patologi anemia

TUJUAN MAKALAH

1. Untuk mengetahui definisi dari anemia


2. Untuk mengetahui pemeriksaan apa saja yang di perlukan, serta alasan
3. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium
4. Untuk mengetahui patologi terjadinya anemia
BAB II

PEMBAHASAN

I. KASUS
Ny AG seorang wanita berusia 55 tahun, mengeluhkan kebingungan
progresif dan kelesuan 9 bulan yang lalu. CBC pada saat itu hanya
mengungkapkan leukositosis ringan. Hari ini, ia datang ke gawat darurat
dengan riwayat 4 minggu sering (tiga sampai lima per hari) BAB terlihat
bercak darah merah cerah. Dia melaporkan kelesuan, pusing, ataksia, dan
parestesia yang berlanjut di tangan dan kakinya. Temuan laboratorium
meliputi: Hgb, 12,8 g / dL (normal, 12 hingga 16); MCV, 90 μm3 (normal, 76
hingga 100); besi, 150 mcg / dL (normal, 50 hingga 160); B12, 94 pg / mL
(normal, 200 hingga 1.000); folat, 21 ng / mL (normal, 7 hingga 25); leukosit
polimorfonuklear hipersegmentasi (PMN); bilirubin, 3,0 mg / dL (normal, 0,1
hingga 1,0); dan laktat dehidrogenase (LDH), 520 U / L (normal, 50 hingga
150). Aspirasi sumsum tulang berikutnya menunjukkan eritropoiesis
megaloblastik, metamyelocytes raksasa, dan zat besi yang rendah. Kesulitan
menelan menunjukkan banyak jejunal dan duodenal diverticuli. Aspirasi
Jejunal dan duodenum menunjukkan pertumbuhan bakteri aerob dan anaerob
yang berlebihan.
a. Apa tanda, gejala, dan temuan laboratorium yang khas untuk defisiensi
vitamin B12 pada Ny AG?
b. Jelaskan patofisiologi anemia defisiensi vitamin B12 yang terjadi!

II. DEFINISI
Anemia Defisiensi Vitamin B12 ( Pernicious Anemia) Merupakan
gangguan autoimun karena tidak adanya intrinsik faktor (IF) yang
diproduksi di sel parietal lambung sehingga terjadi gangguan absorbsi vit B
12.
Asam folat adalah salah satu vitamin, termasuk dalam kelompok
vitamin B, merupakan salah satu unsur penting dalam sintesis DNA
(deoxyribo nucleic acid). Unsur ini diperlukan sebagai koenzim dalam sintesis
pirimidin. Kebutuhan meningkat pada saat terjadi peningkatan pembentukan
sel seperti pada kehamilan, keganasan dan bayi prematur. Anemia
megaloblastik merupakan manifestasi paling khas untuk defisiensi asam folat,
walaupun ternyata defisiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan-kelainan
yang berat mengenai jaringan non hemopoetik. Kelainan ini bahkan sudah
bermanifestasi sebagai kelainan kongenital yaitu neural tube defect (NTD).
Defisiensi asam folat juga mengakibatkan peningkatan homosistenin plasma
(hiperhomosisteinemia) yang dianggap sebagai salah satu faktor risiko
penyakit kardiovaskular berupa aterosklerosis. Mengingat besarnya risiko
akibat defisiensi folat, FDA (Food and Drug Administration) menganjurkan
fortifikasi folat pada makanan yang banyak dikonsumsi sehari-hari oleh
masyarakat seperti susu, dengan upaya menurunkan angka prevalensi
defisiensi folat.
Defisiensi asam folat apabila kadar asam folat di bawah normal yaitu
folat serum < 3 ng/ml dan folat entrosit < 130 mg/ml. Diagnosis anemia
biasanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah, seseorang pertama kali
dicurigai menderita anemia defisiensi jika pemeriksaan hitung darah
lengkap rutin menunjukan kadar Hb yang rendah. Jika MCV juga
turun,penyebab terseringnya adalah anemia defisie nsi, maka pemeriksaan
yang paling berguna adalah pemerikasaan kadar serum feriti. (Tangkilisan &
Rumbajan, 2017)

III. PATOFISIOLOGI
Defisiensi vit B 12 dan asam folat diyakini akan menghambat sintesis
DNA untuk reflikasi sel termasuk SDM sehingga bentuk, jumlah dan
fungsinya tidak sempurna. Instrinsik faktor (IF) berasal dari sel -sel lambung
yang dipe ngaruhi oleh pencernaan protein (glukoprotein), IF akan mengalir
ke ilium untuk membantu mengabsorpsi Vit B12. Vit B1 juga berperan
dalam pembentukan myelin pada sel saraf sehingga terjadinya defisiensi
akan menimbulkan gangguan neurologi. (Cahyo, 2018)

IV. TANDA DAN GEJALA


Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan
berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh, anemia
dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala. Hal ini juga membuat buruk
hampir semua kondisi medis lainnya yang mendasari. Jika anemia ringan,
biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Jika anemia secara perlahan terus
menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan,
dalam hal ini mungkin tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi
lebih berat. Gejala dan tanda termasuk anemia ringan adalah , kelelahan,
penurunan energi, lemah, sesak nafasdan tampak pucat, sedangkan anemia
berat dapat dilihat dari tanda dan gejala, perubahan warna tinja, denyut
jantung cepat, tekanan darah rendah, frekuensi pernafasan cepat, pucat
dan kulit dingin.

V. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Untuk mendiagnosis defisiensi vitamin B12 dan folat dapat ditetapkan
berdasarkan gejala yang dialami, kondisi fisik penderita, serta pemeriksaan
hitung darah lengkap. Tes darah tersebut bertujuan untuk mengetahui jumlah
dan bentuk sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit. Anemia defisiensi
vitamin B12 dan folta ditunjukkan dengan bentuk sel darah merah yang besar,
tidak matang, serta bentuk darah putih dan trombosit yang tampak tidak
normal. Dalam tes darah tersebut, kadar vitamin B12 dan folat dalam darah
juga bisa diketahui.
Jika hasil tes darah menunjukkan adanya defisiensi, maka dokter perlu
melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosisnya.
Pemeriksaan tersebut berupa :
 Tes antibody
 Tes asam methylmalonic
 Tes scilling
BAB III
KESIMPULAN

Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.
Dapat diketahui dengan adanya pemeriksaan darah lengkap laboratorium.
Pemeriksaan lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia dengan
menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Banyak cara penanganan yang
dilakukan untuk mengatasi penyakit ini salah satunya adalah pemberian fe, dan lain-
lain.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, S. (2018). Bab ii tinjauan pustaka ii.1. 13–47.


Tangkilisan, H. A., & Rumbajan, D. (2017). Defisiensi Asam Folat. Sari Pediatri, 4(1), 21.
https://doi.org/10.14238/sp4.1.2002.21-5

Anda mungkin juga menyukai