KASUS II
R.H., seorang wanita muda berusia 19 tahun, 64 kg, telah mengalami serangan parsial
sederhana, kejang parsial kompleks, dan kejang tonik-klonik generalisasi kedua selama 2
tahun terakhir. Dia tidak bisa mentolerir pengobatan dengan fenitoin (hiperplasia gingiva
berat dan "kebodohan" mental) atau valproate (rambut rontok, tremor, dan berat badan 8
kg). Selain itu, baik phenytoin maupun valproate efektif dalam mengurangi kejangnya.
Dia saat ini menerima carbamazepine 600 mg tiga kali sehari (TID). Selama 3 bulan
terakhir, saat diobati dengan carbamazepine, dia telah memiliki sekitar lima kejang
parsial sederhana, tiga kejang parsial kompleks, dan satu kejang tonik-klonik umum. Ini
mewakili pengurangan sekitar 30% dalam frekuensi kejangnya. Dia mentoleransi dosis
karbamazepinnya saat ini tetapi telah mengalami rasa kantuk yang signifikan,
inkoordinasi, dan kebingungan mental pada dosis yang lebih tinggi. Pilihan terapi apa
yang tepat untuk R.H.?
ANALISIS KASUS
1. Subyektif
Nama Pasien : R.H
Umur : 19 Tahun
Riwayat Penyakit Pasien : kejang parsiel sederhana, kejang parsial kompleks dan kejang tonik
klonik
Riwayat Penyakit Keluarga : -
Riwayat Pengobatan Pasien : karbamazepin 600mg
Riwayat Sosial :-
Riwayat Alergi :-
Keluhan Pasien : kejang parsial sederhana, kejang parsial kompleks dan kejang tonik
klonik
ANALISIS KASUS
2. Obyektif
Usia : 19 tahun
Berat badan : 69 kg
Tinggi badan :-
BMI :-
ANALISIS KASUS
3. Assesment
R.H usia 19 tahun memiliki berat badan 64kg telahmengalami kejang parsial sederhana, kejang parsial
kompleks dan kejang tonik-klonik.R.H telah mengkonsumsi karbamazepin 600mg tiga kali sehari. Dia
mentoleransi secara sifnifikan inkoordinasi,dan kebingunan mental pada dosis yang lebih tinggi
ANALISIS KASUS
4. Planing
Terapi farmakologi :
Rekomendasi terapi farmakologi:
Karbamazepin 200mg dua kali sehari
2. Informasi :
- Diinformasikan kepada keluarga pasien agar memperhatikan pengobatan pasien
3. Edukasi
Dampingi penderita tersebut, biarkan serangan berhenti sendiri
THANK YOU