Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. DEFINISI
INFEKSI SALURAN KEMIH
Infeksi saluran kemi menunjukan sindrom klinis yang bervariasi dari termasuk
uretritis sistitis, prostatitis, dan pielonefritis. Ifeksi saluran kemih (ISK) didefinisikan sebagai
keberadaan mikrooganisme pada urin yang tidak termasuk sebagai kontaminasi. Organisme
memiliki potesi untuk menginvasi jaringan dari saluran kemih. Infeksi saluran kemih bagian
bawah termasuk sistitis (kantung urin), uretritis (uretra), prostatitis (kelenjar prostat), dan
epididimitris. Infeksi bagian atas melibatkan ginjal dan dikenal dengan pielonefritis.
B. Patofisioligi ISK
Bakteri penyebab ISK biasanya berasal dari flora normal saluran cerna. Isk
dapat terjadi mealui 3 jalur : jalur menaik, melalui darah (hemarogenous), atau
melalui jalur limfatik. Pada wanita, pendeknya uretra dan kedekatannya dengan
daerah perirectal menyebabkan kolonisasi dari uretra. Bakteri dapatmemasuki
kantung urin melalui uretra. Setelah berada di kantung urin, organisme akan
membelah diri dengan cepat dan dapat bergerakkeatas menuju ginjalmelalui ureter.
Tiga factor yang menentukan perkembangan infeksi saluran kemih : ukuran dari
inoculum, virulensi mikroorganisme, dan kompetensi dari mekanisme pertahanan
tubuh.

C. ETIOLOGI ISK
Infeksi saluran kemih disebabkan berbagai jenis mikroba seperti bakteri, virus
dan jamur. Penyebab ISK paling sering adalah bakteri escherichia coli. Bakteri lain
yang juga menyebabkan isk adalah Enterobacter sp, proteus mirabilis, providencia
stuarti, pseudomonas aeruginosa, staphylococcus epidrmidis, streptococus faecalis
dan bakteri laimmya. Bakteri proteus dan pseudomonas sering dikaitkan dengan ISK
berulang, tindakan instrumentasi, dan infeksi nosokomial. Bakteri patogen dengan
virulensi rendah maupun jamur dapat sebagai penyebab ISK pada pasien dengan
imunokompramais. Infeksi candida albicans relatif sering sebagai penyebab ISK pada
imunokompromais dan yang mendapat antimikroba jangka lama
D. FAKTOR RESIKO
1. Jenis kelamin
2. usia
3. gaya hidup
4. bakteri
5. penggunaan kateter, splint, stent
E. PENENTUAN DIAGNOSIS
Diagnosis pasti ISK didasarkan pada biakanurin, sedangkan urinalisis merupakan
pemeriksan awal yangmengindikasikan diagnosis ISK dan dimulainya terapi inisial secara
empiris. Gambaran urinalisis yang mengarah kecurigaan terhadap ISK adalah
leukositoria, uji leukosit, esterase positif,,uji nitrit positif, dan silinder leukosit.

F. TUJUAN PENGOBATAN
Secara umum tuhjuan terapi ISK adalah menghilangkan gejala dengan
cepat,mengeradikasi pathogen,meminimalisasi rekurensi dan mengurangi mirbiditas
serta mortalitas.
BAB II
KASUS

A. KASUS III
P.M wanita 70 tahun dengan nyeri dada dirawat dirumah sakit dengan riwayat infark
miokard akut. Ini adalah rawat inapnya yang ketiga untuk sakit dada dalam 8 bulan
terakhir. TD 120/70 mmHg, BB 57kg dan TB 156 cm, pada aat dirawat kateter dipasang
untuk sementara waktu dua hari setelah masuk, dia megeluh terbakar saat buang air kecil
dan sakit kandung kemih. TMP-SMX dosis tinggi, diberikan kepada PM dengan aturan
pakai 1 tablet 2x sehari, pada pemeriksaan mikroskopis urin menunjukan isk.

s
BAB III
ANALISIS KASUS

1. Subyektif (S)
Nama Pasien : P.M
Umur : 70 Tahun
Riwayat Penyakit Pasien : Infark miokard akut
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
Riwayat Pengobatan Pasien : Sulfamethoxazole + trimethoprim
Riwayat Sosial :-
Riwayat Alergi :
Keluhan Pasien : megeluh terbakar saat buang air kecil dan sakit
kandung kemih

2. Obyektif (O)

Usia : 70 tahun
Berat badan : 57 kg
Tinggi badan : 156 cm
BMI :
TD ; 120/70 mmHg

3. Assesment (A)
P.M seorang wanita denga riwayat infark miokard dan sekarang mengeluhkan rasa terbakar saat
buang air kecil

4.Planning (P)
Rekomendasi terapi farmakologi
Trimetoprim-sulfametoksazol 2 x sehari 960mg

Rekomendasi terapi non farmakologi :


 Minum air yang banyak
 Menajaga kebersihan organ intimdan saluran kencing
 Diet garam
 Mengkonsumsi jus anggur
 Mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi
 Tidak menahan bila ingin berkemih
BAB IV
MONITORING DAN KIE

F. MONITORING
1. Monitoring gaya hidup
2. Monitoring TD
3. Monitoring penggunaan kateter

G. KIE
Komunikasi:
 Menjelaskan tentang penyakit isk
 Menghindari faktor-faktor yang memperburuk gejala isk
 Menerapkan pola hidup sehat
 Menjaga kesehatan
Informasi :
 Diinformasikan kepada pasien bahwaTMP-SMX efektif kerjanya 3hari
 Diinformasikan kepada pasien bahwa efek samping antibiotic TMP-SMX
adalah dapat menimbulkan reaksi alergi
Edukasi
 penjelasan penyakit kepada pasien dan keluarga pasien tentang apa itu ISK
 penjelasan diet garam (mengurangi/control garam)

Anda mungkin juga menyukai