Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan Prakerin

Fasilitas Pelayanan Kesehatan merupakan suatu tempat yang digunakan

untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif, maupun rehabilitatif oleh Pemerintah maupun swasta.

Masyarakat memerlukan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang dapat

menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk peningkatan

kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan

kesehatan. Pada situasi ini Klinik berperan dalam meningkatkan akses

masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang komprehensif, bermutu, dan

merata bagi seluruh penduduk. (Permenkes, 2014).

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar

dan/atau spesialistik. (permenkes, 2021).

Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan

Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien

berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan

kualitas hidup pasien. (Permenkes, 2014)

1
Praktik Kerja Lapangan merupakan wujud aplikasi terpadu antara sikap,

kemampuan dan keterampilan yang diperoleh siswa/siswi dibangku sekolah.

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di berbagai instansi akan sangat berguna

bagi siswa/siswi untuk dapat menimba ilmu pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman. Praktik Kerja Lapangan merupakam salah satu syarat untuk

menyelesaikan sidang akhir studi sekolah menengah kejuruan farmasi,

melalui Praktik Kerja Lapangan ini siswa/siswi akan mendapat kesempatan

untuk mengembangkan cara berfikir, menambah pengetahuan sehingga dapat

menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab terhadap apa yang

ditugaskan kepada siswa/siswi.

1.2 Maksud dan Tujuan Kegiatan Prakerin

Tujuan di adakannya PKL di klinik yaitu :

 Meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Kesehatan Rajawali.

 Mendukung ketersediaan sarana informasi (internet) untuk

penyelenggaraan praktik kejuruan sesuai dengan program keahlian

masing-masing untuk mengembangkan diri di zaman informasi dan

teknologi.

 Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas Bab

II pasal 3).

2
1.3 Manfaat kegiatan Prakerin

Manfaat dari kegiatan Prakerin yaitu :

 Memberikan pengetahuan kepada siswa/siswi mengenai kegiatan

kefarmasian khususnya di Puskesmas.

 Untuk melatih siswa/siswi bersikap profesional yang diperlukan dalam

memasuki lapangan pekerjaan di bidang farmasi khususnya di

Puskesmas.

 Meningkatkan sistem proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

yang berkualitas dan profesional

 Melatih siswa/siswi agar dapat berkomunikasi, bersosialisasi, dan

mengembangkan mental dengan baik dalam lingkungan kerja.

1.4 Tempat kegiatan Prakerin

Tempat pelaksanaan Prakerin :

KLINIK LUHUR MEDICA CENTRE , Jl. Daeng M. Ardiwinata no. 8

Rt/Rw 01/03 Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Bandung 40513

Waktu kegiatan Prakerin

a) Tanggal :13 Maret–14 April

b) Hari : Senin – Sabtu

c) Jam Dinas : Pagi ( 07.00 – 14.00 ) siang ( 13.30 – 19.00)

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM KLINIK

Pusat Kesehatan Masyarakat (klinik) adalah Organisasi Fungsional

yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,

terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan

peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang yang dapat

dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Puskesmas merupakan unit

pelaksana teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Pembangunan kesehatan adalah penyenggaraan upaya kesehatan oleh

Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Penanggung jawab utama penyelenggaraan

seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota adalah

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuannya.

Pelayanan yang diberikan di klinik adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi :

1. Pengkajian Resep

2. Dispensing

3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

4
4. Konseling

5. Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care)

6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)

7. Monitoring Efek Samping Obat (MESO).

Hal tersebut menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas

kesehatan termasuk klinik yang merupakan unit pelaksana kesehatan

tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok yang sangat

dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat termasuk didalamnya

pelayanan kefarmasian di klinik yang ditujukan kepada semua penduduk

dan tidak membedakan jenis kelamin dan umur.

2.1.2 VISI MISI KLINIK

Visi Klinik Luhur Medica Centre

Terwujudnya klinik kesehatan yang terpercaya dan terbaik sekota

cimahi tahun 2024

Misi Klinik Luhur Medica Centre

 Bersinergi dengan mitra usaha untuk bersama-sama

meningkatkan pelayanan yang optimal.

 Meningkatkan budaya kerja yang ramah dan santun dengan

prinsip melayani.

 Meningkatkan disiplin dan kinerja karyawan.

 Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar

pelayananan kepuasan pasien.

5
 Meningkatkan keterampilan sumber daya manusia dengan

mengikuti pelatihan/seminar.

 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk

berperilaku hidup sehat

2.1.3 STRUKTUR ORGANISASI KLINIK

6
2.1.4 LOGO KLINIK

“Melayani dengan PRIMA sepenuh hati”

2.1.5 PENGELOLAAN DI KLINIK

2.1.5.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alkes Dan BMHp

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP harus

dilaksanakan secara multidisiplin, terkoordinasi dan menggunakan

proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya.

Kegiatan Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP

meliputi:

A. Perencanaan

Klinik harus melakukan perencanaan Sediaan Farmasi, Alat

Kesehatan, dan BMHP dengan menggunakan metode yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk menghindari kekosongan.

Perencanaan di klinik dilakukan dengan mencatat sediaan farmasi

yang stoknya sering keluar dan hampir habis di buku defecta.

7
B. Pengadaan

Pengadaan di klinik merupakan kegiatan untuk merealisasikan

kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui, melalui

pembelian. Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian

maka pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP

harus melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

B. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis

spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan, dan harga yang

tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik dan exp yang

diterima. Penerimaan Sediaan Farmasi di Klinik harus dilakukan

oleh Apoteker. Bila Apoteker berhalangan, penerimaan Sediaan

Farmasi dapat diterima oleh Tenaga Kefarmasian yang ditunjuk

oleh Apoteker.

8
C. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara

dengan cara menempatkan Sediaan Farmasi yang diterima pada

tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang

dapat merusak mutu Sediaan Farmasi. Penyimpanan di klinik

dengan menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan First

Expired First Out (FEFO).

D. Pendistribusian

Distribusi adalah kegiatan menyalurkan Sediaan Farmasi dan

BMHP di Klinik untuk pelayanan pasien rawat jalan untuk

menunjang pelayanan medis dan BMHP.

metode yang digunakan di Klinik untuk melayani pasien yaitu

dengan Penyiapan Sediaan Farmasi dan BMHP berdasarkan Resep

yang sesuai dengan instruksi pengobatan yang ditulis oleh dokter.

Dan juga pendistribusian di klinik dapat dilakukan dengan cara

pembelian sediaan farmasi secara langsung tanpa resep dokter,

tetapi hanya berlaku untuk obat bebas dan bebas terbatas.

E. Pemusnahan

Pemusnahan di klinik lmc belum berjalan untuk saat ini, dan pada

tahun sebelumnya. pemusnahan itu terakhir dilakukan di klinik

lmc pada tahun 2016.

E. Pengendalian

Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah

9
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem

pesanan atau pengadaan, penyimpanan, dan pengeluaran.

F. Administrasi

Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan

Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP meliputi pengadaan (surat

pesanan, faktur), penyerahan (nota atau struk penjualan), dan

pencatatan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan.

G. Pelaporan

Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan

administrasi Sediaan Farmasi, tenaga, dan perlengkapan kesehatan

yang disajikan kepada pihak yang bertanggung jawab.

1.1.5.2 PEGELOLAAN PSIKOTROPIKA

1. Pengadaan

Pengadaan obat harus bersumber dari fasilitas resmi berupa

Industri Farmasi atau Pedagang Besar Farmasi. Pengadaan Obat

di klinik harus dilengkapi dengan Surat Pesanan.

2. Penerimaan

 Penerimaan obat di klinik harus berdasarkan Faktur

pembelian yang sah.

 penerimaan Obat yang ditujukan untuk Fasilitas Pelayanan

Kefarmasian tersebut sebagaimana tertera dalam Surat

Pesanan.

10
 Penerimaan Obat dan Bahan Obat harus dilakukan oleh

Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab.

Bila Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung

Jawab berhalangan hadir, penerimaan Obat dan Bahan Obat

dapat di lakukan oleh asisten/tenaga Kesehatan yang

ditunjuk oleh apoteker.

3. Penyimpanan

Klinik harus memiliki tempat penyimpanan psikotropika berupa

lemari husus dan berada dalam supervise Apoteker. Lemari

khusus penyimpanan Psikotropika harus memenuhi persyaratan

sesuai dengan Permenkes Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perdaran,

Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan.

4. Penyerahan obat

 Penyerahan obat kepada pasien hanya dapat dilakukan

berdasarkan resep dokter sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

 Resep yang dilayani harus asli, ditulis dengan jelas dan

lengkap, tidak dibenarkan dalam bentuk faksimili dan

fotokopi, termasuk fotokopi blanko resep.

 Resep yang diterima dalam rangka penyerahan Obat wajib

dilakukan skrining.

11
5. Pelaporan

Pelaporan psikotropika dilakukan dengan menggunakan SIPNAP.

Pelaporan ini dilakukan setiap bulannya pada awal bulan paling

telat tanggal 10.

2.1.6 PELAYANAN KEFARMASIAN DI KLINIK

Pelayanan farmasi di kllinik meliputi :

a. Pengkajian dan Pelayanan Resep

Kegiatan pengkajian Resep meliputi administratif, kesesuaian

farmasetik, dan pertimbangan klinis.

Setelah melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai

berikut:

1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:

a. Menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan

Resep;

b. Mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan

dengan memperhatikan nama Obat, tanggal kedaluwarsa,

dan keadaan fisik Obat.

2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan.

3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:

a. Informasi pasien, tanggal etiket dikeluarkan, cara pakai,

ED, dan BUD (beyond use date).

Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:

1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan

12
pemeriksaan kembali mengenai penulisan nama pasien

pada etiket,

2. Memanggil nama pasien

3. Memeriksa ulang identitas

4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi

Obat

5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-

hal yang terkait dengan Obat antara lain aturan pakai dan

interval waktu penggunaannya, manfaat Obat, makanan dan

minuman yang harus dihindari, cara penyimpanan Obat,

dan lain-lain

6. Penyerahan Obat kepada pasien dilakukan dengan cara

yang baik

7. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien

atau keluarganya

8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan

diparaf oleh Apoteker (apabila diperlukan)

9. Menyimpan Resep pada tempatnya

D. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam

pemberian informasi mengenai Obat. Informasi meliputi dosis,

bentuk sediaan, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi,

keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek

13
samping, interaksi, ketersediaan, harga/Harga Eceran Tertinggi

(HET), dan lain-lain.

E. Konseling

Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker

dengan pasien/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan,

pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi

perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan

masalah yang dihadapi pasien.

Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:

1. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis

(seperti DM,HT.)

2. Pasien dengan polifarmasi; pemberian lebih dari lima

macam obat untuk satu pasien dalam satu resep.

14
Bab III

TUGAS KHUSUS

NO NAMA OBAT NAMA KANDUNGAN BENTUK SEDIAAN ATURAN MINUM KEGUNAAN PT. INDUSTRI FARMASI
1 Sanmol Paracetamol 60 mg sirup 3x sehari 1 sendok takar Untuk meringakan gejala demam dan nyeri Sanbe Farma
2 Sanmol Paracetamol 500mg tablet 3x sehari 1 tablet Untuk meringankan gejala demam dan nyeri Sanbe Farma
3 Sanmol forte Paracetamol 650 mg Tablet 3x sehari 1 tablet untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit Sanbe Farma
kepala, sakit gigi dan menurunkan demam
4 Polysilane Alumunium hydroxide 200mg dan sirup 3-4xsehari 1 sendok takar (10 Untuk mengobati asam lambung, mual, kembung Pharos
magnesium hydroxide 200 mg ml)
5 Sangobion Sirup 2x sehari 1 2 sendok makan Untuk mengatasi kekurangan darah (anemia)
6 hufagripp Dextromethorphan HBr 7.5 mg, Sirup 3xsehari 1 sendok teh (5ml) Untuk mengatasi batuk PT Gratia Husnada Farma
Pseudoephedrine HCl 15 mg,
Chlorpheniramine Maleate 0.5 mg
7 Mellco special glycerrhizae succus 167 mg, amonium Sirup 3xsehari 2 sendok teh (10 ml) Untuk mengurangi batuk berdahak Nelco
klorida 100 mg
8 OB herbal Zingiberis Rhizoma 4.5; Kaempferiae Sirup 3xsehari 1 sendok makan (15 Untuk meredakan batuk dan mengencerkan dahak PT Deltomed Laboratories
Rhizoma 1.5 ; Citrus Aurantii fructus 1.5; ml)
Thymi Herba 1.5; Mentahae Folium 0.75;
Myristicae Semen 0.75; Licorice 0.25
9 OBH combi anak Succus Liquiritiae 100 mg, Paracetamol Sirup 3x sehari 1 sendok teh (5 ml) Untuk meredakan gejala batuk PT Combiphar
120 mg, Ammonium Chloride 50 mg,
Pseudoephedrine HCL 7.5 mg,
Chlorpheniramine Maleate 1.0 mg
10 OBH combi Succus Liquiritiae 167 mg, Paracetmaol Sirup 3x sehari 1 sendok makan (15 untuk meredakan batuk yang disertai gejala-gejala flu PT Combiphar
150 mg, Ammonium Chloride 50 mg, ml) seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan
Pseudoephedrin HCl 10 mg, bersin-bersin.
Chlorpheniramin Maleate 1.33 mg

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai