Anda di halaman 1dari 45

PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI UPT PUSKESMAS CILAWU DTP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan


kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman
dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk
Puskesmas.
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas
dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada pada berbagai sektor.
Adanya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi diikuti pula dengan
menguatnya kewenangan daerah dalam membuat berbagai kebijakan. Selama ini
penerapan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam kebijakan dasar Puskesmas
yang sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan daerah lainnya, namun
secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang optimal.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untukmengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah obat dan masalah
yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug orientied) menjadi
paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan Kefarmasian
di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan.
Dalam pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Cilawu DTP
mengacu pada Visi “ Terwujudnya Kecamatan Cilawu sehat menuju masyarakat yang
bermartabat, nyaman dan sejahtera” yang diwujudkan melalui kegiatan (misi) :
1
1. Menggerakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
2. Meningkatkan pemberdayaa masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat dalam mewujudkan kemandirian
3. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berjenjang, prima, profesional,
dan amanah
4. Melaksanakan manajemen kesehatan dengan sumber daya yang
berkualitas ; dan
5. Menggalang dan meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor untuk
mempercepat pembangunan kesehatan
Yang berpegang pada moto : “ Amanah, Responsip, Profesional” untuk
memenuhi Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan
Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama yang
berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian
(pharmaceutical care).

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan umum :
Terlaksananya pelayanan kefarmasian yang bermutu di puskesmas
2. Tujuan khusus :
Sebagai acuan bagi tenaga kefarmasian untuk melaksanakan pelayanan
kefarmasian di puskesmas

C. Sasaran Pedoman
1. apoteker
2. Tenaga tekhnis kefarmasian /Asisten Apoteker
3. dokter/dokter gigi
4. paramedis yang diberi kewenangan
5. staf farmasi

D. Ruang Lingkup
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas DTP Cilawu meliputi 2 (dua) kegiatan,
yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut
harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dan sarana dan
prasarana yang memadai

BAB II
SUMBER DAYA KEFARMASIAN

2
Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus
dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab, yang
dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai kebutuhan.
Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas dihitung berdasarkan rasio
kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
pengembangan Puskesmas. Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di
Puskesmas bila memungkinkan diupayakan 1 (satu) Apoteker untuk 50 (lima puluh)
pasien perhari.
Semua tenaga kefarmasian harus memiliki surat tanda registrasi dan surat
izin praktik untuk melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk Puskesmas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Setiap tahun dapat dilakukan penilaian kinerja tenaga kefarmasian yang
disampaikan kepada yang bersangkutan dan didokumentasikan secara rahasia.
Hasil penilaian kinerja ini akan digunakan sebagai pertimbangan untuk memberikan
penghargaan dan sanksi (reward and punishment).
Semua tenaga kefarmasian di Puskesmas harus selalu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam rangka menjaga dan meningkatkan
kompetensinya. Upaya peningkatan kompetensi tenaga kefarmasian dapat dilakukan
melalui pengembangan profesional berkelanjutan.
1. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan di bidang kefarmasian atau bidang yang
berkaitan dengan kefarmasian secara berkesinambungan untuk
mengembangkan potensi dan produktivitas tenaga kefarmasian secara optimal.
Puskesmas dapat menjadi tempat pelaksanaan program pendidikan, pelatihan
serta penelitian dan pengembangan bagi calon tenaga kefarmasian dan tenaga
kefarmasian unit lain.
Tujuan Umum:
a. Tersedianya tenaga kefarmasian di Puskesmas yang mampu
melaksanakan rencana strategi Puskesmas.

3
b. Terfasilitasinya program pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga
kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.
c. Terfasilitasinya program penelitian dan pengembangan bagi calon
tenaga kefarmasian dan tenaga kefarmasian unit lain.
Tujuan Khusus:
a. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai.
b. Tersedianya tenaga kefarmasian yang mampu melakukan Pelayanan
Kefarmasian.
c. Terfasilitasinya studi banding, praktik dan magang bagi calon tenaga
kefarmasian internal maupun eksternal.
d. Tersedianya data Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling
tentang Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
e. Tersedianya data penggunaan antibiotika dan injeksi.
f. Terwujudnya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas yang optimal.
g. Tersedianya Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
h. Terkembangnya kualitasdanjenispelayana ruang farmasi Puskesmas.
2. Pengembangan Tenaga Kefarmasian dan Program Pendidikan
Dalam rangka penyiapan dan pengembangan pengetahuan dan
keterampilan tenaga kefarmasian maka Puskesmas menyelenggarakan aktivitas
sebagai berikut:
a. Setiap tenaga kefarmasian di Puskesmas mempunyai kesempatan
yang sama untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
b. Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian harus memberikan
masukan kepada pimpinan dalam menyusun program pengembangan
staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi,
wewenang dan tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisis kebutuhan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bagi tenaga kefarmasian. Tenaga kefarmasian difasilitasi
untuk mengikuti program yang diadakan oleh organisasi profesi dan
institusi pengembangan pendidikan berkelanjutan terkait.

4
e. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik,
magang, dan penelitian tentang pelayanan kefarmasian di Puskesmas.
f. Pimpinan dan tenaga kefarmasian di ruang farmasi Puskesmas
berupaya berkomunikasi efektif dengan semua pihak dalam rangka
optimalisasi dan pengembangan fungsi ruang farmasi Puskesmas.

BAB III
STANDAR FASILITAS

5
A. Denah Unit Pelayanan Farmasi

B. Sarana dan Prasarana


Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di
Puskesmas meliputi sarana yang memiliki fungsi:
1. Ruang penerimaan resep
Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set meja
dan kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang penerimaan
resep ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
2. Ruang pelayanan resep dan peracikan (produksi sediaan secara terbatas)
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas
meliputi rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan
disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air minum (air mineral) untuk
pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin, termometer
ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label Obat, buku catatan pelayanan
resep, buku-buku referensi/standar sesuai kebutuhan, serta alat tulis
secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara
yang cukup. Jika memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air conditioner)
sesuai kebutuhan.

3. Ruang penyerahan Obat

6
Ruang penyerahan Obat meliputi konter penyerahan Obat, buku pencatatan
penyerahan dan pengeluaran Obat. Ruang penyerahan Obat dapat
digabungkan dengan ruang penerimaan resep.
4.Ruang konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku, buku-
buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku
catatan konseling, formulir jadwal konsumsi Obat (lampiran), formulir catatan
pengobatan pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta 1 (satu)
set komputer, jika memungkinkan.
5. Ruang penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur,
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan
petugas. Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang
penyimpanan yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet,
pendingin ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus
narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu,
dan kartu suhu.
6. Ruang arsip
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Kefarmasian
dalam jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang
memadai dan aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka
untuk menjamin penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik
manajemen yang baik.
Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secara
fisik, namun lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan, setiap
fungsi tersebut disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat
digabungkan lebih dari 1 (satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang
jelas antar fungsi.

BAB IV
TATA LAKSANA PENGELOLAAN

7
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan
dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin
kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan
kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi
manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang baik.
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
meliputi:

A. Lingkup Kegiatan
1. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi
dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang mendekati kebutuhan;
2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Petugas Farmasi di Puskesmas.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi periode
sebelumnya, data mutasi Sediaan Farmasi, dan rencana pengembangan. Proses
seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus mengacu pada
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Formularium Nasional dan Formularium
Puskesmas . Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di

8
Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola
program yang berkaitan dengan pengobatan.
Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan
secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian
Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan melakukan
kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan Sediaan Farmasi Puskesmas di
wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran yang tersedia dan
memperhitungkan waktu kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok
berlebih.

2. Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah
setempat.

3. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas secara
mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar
Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi persyaratan
keamanan, khasiat, dan mutu.
Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung jawab atas
ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan penggunaan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.
Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis
dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan isi dokumen
LPLPO, ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala

9
Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat
mengajukan keberatan.
Masa kedaluwarsa minimal dari Sediaan Farmasi yang diterima
disesuaikan dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan.

4. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman
(tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas
dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bentuk dan jenis sediaan;
b. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan
Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;
c. mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
d. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
e. tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

5. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan
kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit
farmasi Puskesmas dan jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit
pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara
lain:

1. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;

10
2. Puskesmas Pembantu;
3. Puskesmas Keliling;
4. Posyandu; dan
5. Polindes.
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain-lain) dilakukan
dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian
Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan
pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan Obat
sesuai dengan kebutuhan (floor stock).

6. Pemusnahan dan penarikan


Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh
pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada
Kepala BPOM.
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin
edarnya dicabut oleh Menteri.
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
bila:
1. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
2. telah kadaluwarsa;
3. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
4. dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri
dari:
a. membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
dimusnahkan;
b. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;

11
c. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait;
d. menyiapkan tempat pemusnahan; dan
e. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta
peraturan yang berlaku.

7. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan
strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:
1. Pengendalian persediaan;
2. Pengendalian penggunaan; dan
3. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.

8. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian
kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, baik
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:
1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai telah dilakukan;
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan
3. Sumber data untuk pembuatan laporan.
9. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis
Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:

12
1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga
kualitas maupun pemerataan pelayanan;
2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai; dan
3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai, harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar Prosedur
Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.

B. Metode
Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Cilawu obat narkotika dan
psikotropika penggunaan dan pendistribusiannya menggunakan system
peresepan sehingga pengawasan dan pengendaliannya dapat lebih efektif.

C. Langkah Kegiatan
Lintas Lintas
Pelaksaan Pelayanan
No KegiatanPokok program sector Ket
Kefarmasian
terkait terkait
Pelayanan - Penerimaan Dokter, IFK
Resep Resep Perawat, Dinkes
- Peracikan Obat Poned, UGD, Kab.
- Penyerahan Obat Rawat Inap Garut
Penyampaian Penyampaian Dokter,
Informasi Obat wakyu Perawat,
penggunaan obat, Poned, UGD,
Lama Rawat Inap
penggunaan, cara Promkes
penggunaan, efek
samping
Konseling Dokter,
Perawat,
Wawancara
Poned, UGD,
dankonseling
Rawat Inap
Promkes
Penyuluhan Dokter, Disdik,
Perawat, Kecamata
Transfer pengetahuan
Poned, UGD, n, Desa
tentang Germa Cermat
Rawat Inap
Promkes

13
D. Jadwal Kegiatan

BAB V
14
LOGISTIK

Logistic kefarmasian yang ada di UPT Puskesmas Cilawu adalah :

NAMA OBAT DAN FASKES


NO SATUAN KELAS TERAPI KETERANGAN
PERBEKALAN KESEHATAN PKM PUSTU
1 Asam mefenamat kaps 500 Kaps ANALGETIK NON √ √ Dosis awal
mg NARKOTIK 500mg ,kmd
dianjurkan
250mg tiap
6jam
2 Ibuprofen sir 200 mg/5 ml Botol ANALGETIK NON √ √ 1 btl/kasus
NARKOTIK
3 Ibuprofen tab 400 mg Tab ANALGETIK NON √ √ 30 tab/bulan
NARKOTIK

4 Keterolac injeksi Ampul ANALGETIK NON √ √ 2-


NARKOTIK 3amp/hari,max
2 hari

5 Ketoprofen sup 100mg Kapsul ANALGETIK NON √ √ 2 sup/hari max


NARKOTIK 3 hari
6 Natrium diklofenak tab 25 mg Tab ANALGETIK NON √ √
NARKOTIK
7 Natrium diklofenak tab 50 mg Tab ANALGETIK NON √ √ 2btl/kasus
NARKOTIK
8 Parasetamol sir 120 mg/5 ml Botol ANALGETIK NON √ √
NARKOTIK
9 Parasetamol tab 500 mg Tab ANALGETIK NON √ √ Peresepan max
NARKOTIK 30 tab/bulan

10 Parasetamol tts 60 mg/0,6 ml Botol ANALGETIK NON √ √ 1btol/kasus


NARKOTIK
11 Parasetamol Infus 10mg/ml Botol ANALGETIK NON √
NARKOTIK
12 Hyosin butylbromide injeksi Botol ANALGETIK NON √
NARKOTIK
13 Tramadol 10mg/2ml Inj Ampul ANALGETIK NON √
NARKOTIK
14 Tramadol 50mg Tablet ANALGETIK NON √ 5 amp/hari
NARKOTIK
15 Etil klorida semprot 100 ml Botol ANESTETIK √
16 Lidokain gel 2% Tube ANESTETIK √
17 Lidokain spray oral 10% Botol ANESTETIK √
18 Anestetik lokal gigi kombinasi : Vial ANESTETIK LOKAL √ √
lidokain hcl 2% + epinefrin 1 :
80.000 inj 2 ml

15
19 Oksigen ih, gas dlm tabung Botol ANESTETIK UMUM √ √
DAN OKSIGEN
20 Antasida, kombinasi : Tab ANTASIDA DAN √ √
aluminium hidroksida 200 mg ANTIULKUS
+ magnesium hidroksida 200
mg
21 Omeprazol inj 40 mg/10 ml Vial ANTASIDA DAN √ 1-3 ampul/hari
ANTIULKUS max 3 hari
22 Omeprazol kaps 20 mg Kaps ANTASIDA DAN √ √ 30 kaps/kasus
ANTIULKUS
23 Ranitidin tab 150 mg Tab ANTASIDA DAN √ √ 30 tab/bulan
ANTIULKUS
24 Ranitidin Inj 25 mg Ampul ANTASIDA DAN √ 2 amp/hari
ANTIULKUS
25 Ranitidin Inj 50 mg Ampul ANTASIDA DAN √ 1 amp/hari
ANTIULKUS
26 Lansoprazole kap 30mg Kapsul ANTASIDA DAN √ 30 tab/bulan
ANTIULKUS
27 Lansoprazole inj 30mg Ampul ANTASIDA DAN √ 1-3 ampul/hari
ANTIULKUS max 3 hari
28 Albendazol susp 200 mg/5 ml Botol ANTELMINTIK √ √
29 Albendazol tab 400 mg Tab ANTELMINTIK √ √
30 Pirantel pamoat tab scored Tab ANTELMINTIK √ √
125 mg
31 Pirantel pamoat tab scored Tab ANTELMINTIK √ √
250 mg
32 Asam asetilsalisilat (asetosal) Tab ANTIAGREGASI √ Peresepan max
tab 80 mg PLATELET 30 tab/bulan

33 Deksametason inj 5 mg/ml Vial ANTIALERGI DAN √ 20mg/hari


(i.v./i.m.) OBAT UNTUK
ANAFILAKSIS
34 Difenhidramin inj 10 mg/ml Ampul ANTIALERGI DAN √ √ 30mg/hari
(i.v./i.m.) OBAT UNTUK
ANAFILAKSIS
35 Epinefrin (adrenalin) inj 0,1% Ampul ANTIALERGI DAN √
(i.v./s.k./i.m.) OBAT UNTUK
ANAFILAKSIS
36 Klorfeniramin tab 4 mg Tab ANTIALERGI DAN √ √ 3 tab/hari,max 5
OBAT UNTUK hari
ANAFILAKSIS
37 Loratadin tab 10 mg Tab ANTIALERGI DAN √ √ Urtikaria akut:
OBAT UNTUK 1 tab/hari, maks
ANAFILAKSIS 5 hari, dilakukan
di Faskes Tk. 1.
− Urtikaria
kronik: maks 30
tab/bulan,
hanya dilakukan
di Faskes Tk. 2
dan 3.
38 Setirizin sir 5 mg/5 ml. Botol ANTIALERGI DAN √ 1 botol/ kasus
OBAT UNTUK
ANAFILAKSIS

16
39 Setirizin tab 10 mg Botol ANTIALERGI DAN √ − Urtikaria akut:
OBAT UNTUK 1 tab/hari, maks
ANAFILAKSIS 5 hari. −
Urtikaria kronik:
maks 30
tab/bulan
40 Metronidazol lar inf 5 mg/ml Botol ANTIAMUBIASIS √

41 Metronidazol sir 125 mg/5 Ml Botol ANTIAMUBIASIS √

42 Metronidazol tab 500 mg Tab ANTIAMUBIASIS √ √

43 Asam folat tab 0,4 mg Tab ANTIANEMI √


44 Ferro sulfat sir. 15 mg/5 ml Botol ANTIANEMI √
45 Ferro sulfat tab salut 300 mg Tab sal ANTIANEMI √
46 Kombinasi : Ferro fumarat 60 Tablet ANTIANEMI √
mg + asam folat 0,4 mg tab
salut
47 Kombinasi : ferro sulfat 200 Tab sal ANTIANEMI √
mg+ as. Folat 0,25 mg

48 Digoksin tab 0,25 mg Tab ANTIARITMIA √ √ 30 tab/bulan


49 Aminofilin Tab 200 mg Tab ANTIASMA √ √
50 Budesonid cairan ih 0,25mg/ml Botol ANTIASMA √ hari pertama
max 5vial/hr
selanjutnya 2
vial/hr
51 Kombinasi: ipratropium Br 0,5 Botol ANTIASMA √
mg+ salbutamol 2,5 mg
nebules
52 Metilprednisolon 4 mg Tab ANTIASMA √ √
53 Salbutamol sir 2 mg/5 ml Botol ANTIASMA √
54 Salbutamol tab 2 mg Tab ANTIASMA √ √
55 Salbutamol tab 4 mg Tab ANTIASMA √ √
56 Amoksisilin drops 100 mg/ml Botol ANTIBAKTERI √ 1 btl/kasus
57 Amoksisilin sir forte 250 mg/5 Botol ANTIBAKTERI √ 1 btl/kasus
ml
58 Amoksisilin sir kering 125 Botol ANTIBAKTERI √ √ 1 btl/kasus
mg/5 ml

59 Amoksisilin tab 250 mg Tab ANTIBAKTERI √ √ 10 hari


60 Amoksisilin tab 500 mg Tab ANTIBAKTERI √ √ 10 hari
61 Ampisilin serb inj 1000 mg/vial Vial ANTIBAKTERI √ 10 hari
62 Antibakteri, kombinasi : Tube ANTIBAKTERI √ √
basitrasin 500 UI/g+ Polimiskin
B 10.000 UI/g

63 Doksisiklin kaps 100 mg Kaps ANTIBAKTERI √ √


64 Eritromisin sir 200 mg/5 ml Botol ANTIBAKTERI √ 2 btl/kasus
65 Eritromisin tab 500 mg Tab ANTIBAKTERI √ 4 tab/hari
selama 10 hari
66 Fenoksimetil penisilin (penisilin Tab ANTIBAKTERI √ 40 tab/bulan
V) tab 250 mg

67 Fenoksimetil penisilin (penisilin Tab ANTIBAKTERI √ 20 tab/bulan


V) tab 500 mg

68 Framisetin Sulfat Tulle 1% Patch ANTIBAKTERI √

17
69 Gentamicin inj 80mg/2ml Ampul ANTIBAKTERI √
70 Klindamisin kaps 300 mg Kaps ANTIBAKTERI √ 4kaps/hari
selama selama
6 hari
71 Kloramfenikol kaps 250 mg Kaps ANTIBAKTERI √ √

72 Kloramfenikol salep kulit 2% Tube ANTIBAKTERI √ √


73 Kloramfenikol salep mata 1% Tube ANTIBAKTERI √ √
74 Kloramfenikol susp 125 mg/5 Botol ANTIBAKTERI √ √ 1 btl/kasus
ml
75 Kloramfenikol tetes telinga 3% Botol ANTIBAKTERI √ √
76 Kloramfenikol tts mata 0,5% Botol ANTIBAKTERI √ √
77 Kloramfenikol tts mata 1% Botol ANTIBAKTERI √ √
78 Kotrimoksazol (dewasa) Tab ANTIBAKTERI √ √ 4tab/hari
kombinasi : sulfametoksazol selama 10 hari
400 mg+ trimetoprim 80 mg

79 Kotrimoksazol (dewasa) Tab ANTIBAKTERI √ √ 2 tab/hari


kombinasi : sulfametoksazol selama 10 hari
800 mg+ trimetoprim 160 mg

80 Kotrimoksazol (dewasa) Botol ANTIBAKTERI √ √ 1 btl/kasus


kombinasi tiap 5 ml suspensi :
sulfametoksazol 200 mg +
trimetoprim 40 mg

81 Levoploxacin 500mg Tab ANTIBAKTERI √ max 10 hari


82 Metronidazole 50mg Tab ANTIBAKTERI √ √ Untuk infeksi
anaerob max2
mgg/kasus
83 Metronidazole susp Botol ANTIBAKTERI √ √ Untuk infeksi
125mg/5ml anaerob max2
mgg/kasus
84 Metronidazole inf 5mg/ml Botol ANTIBAKTERI √ 3 btl/hari

85 Prokain benzilpenisilin serb inj Tab ANTIBAKTERI √ 3 vial/kasus


1 juta UI/vial (i.m.)

86 Prokain benzilpenisilin serb inj Vial ANTIBAKTERI √


3 juta UI/vial (i.m.)

87 Sefotaxime inj 1 gr Vial ANTIBAKTERI √ 10 hari


88 Seftriaxoneinj 1 gr Vial ANTIBAKTERI √ 2g/hari selama
7 hari
89 Sefiksim 100mg Tab ANTIBAKTERI √ 10 hari
90 Sefadroxil kaps 500mg Tab ANTIBAKTERI √ √ 30 kaps/kasus
91 Sefadroxil kaps 250mg Tab ANTIBAKTERI √ √ 30 kaps/kasus.
92 Sefadroxil sirup kering Tab ANTIBAKTERI √ √ 1 btl/kasus.
250mg/5ml

93 Sefadroxil sirup kering Botol ANTIBAKTERI √ √ 1 btl/kasus


125mg/5ml

94 Siprofloksasin tab scored 500 Tab ANTIBAKTERI √


mg
95 Streptomisin serb inj 1.000 Vial ANTIBAKTERI √
mg/vial

96 Tetrasiklin kaps 250 mg Kaps ANTIBAKTERI √ √ 4 kaps/hari

18
selama 10 hari
97 Tetrasiklin kaps 500 mg Kaps ANTIBAKTERI √ √ 4 kaps/hari
selama 10 hari
98 Thiampenicol 500mg Kaps ANTIBAKTERI √
99 Glibenklamid tab 5 mg Tab ANTIDIABETES √ dosis max
15mg/hari max
90 tab/bulan
100 Glimepirid tab 1 mg Tab ANTIDIABETES √ 60 tab/bulan

101 Glimepirid tab 2 mg Tab ANTIDIABETES √ 60 tab/bulan

102 Metformin tab 500 mg Tab ANTIDIABETES √ 90 tab/bulan


dosis efektif
1.500-
2.000mg/hari
103 Atropin inj 0,25 mg/ml Ampul ANTIDOT √
(i.m./i.v./s.k)
104 Kalsium glukonat inj 100 Ampul ANTIDOT √
mg/ml
105 Karbo adsorben tab 0,5 g Tab ANTIDOT √
106 Karbon aktif tab 0,5 mg Tablet ANTIDOT √ √
107 Natrium Bicarbonat 500 mg Tab ANTIDOT √ √
108 Natrium tiosulfat inj 25% (i.v.) Ampul ANTIDOT √
109 Dimenhidrinat tab 50 mg Tab ANTIEMETIK √ √
110 Domperidon susp 5 mg/5 ml Botol ANTIEMETIK √ √
111 Domperidon tab 10 mg Tab ANTIEMETIK √ √
112 Ondansetron inj 2mg/ml Ampul ANTIEMETIK √ injeksi diberikan
1amp sebelum
kemotherapi
113 Metoklopramid tab 10 mg Tab ANTIEMETIK √
114 Metoklopramid tab 5 mg Tab ANTIEMETIK √
115 Diazepam inj 5 mg/ml (i.v./i.m.) Vial ANTIEPILEPSI √ 10
ANTIKONVULSI amp/kasus,kecu
ali untuk kasus
ICU
116 Diazepam lar rektal 10 mg/2,5 Botol ANTIEPILEPSI √
ml ANTIKONVULSI

117 Diazepam lar rektal 5 mg/2,5 Botol ANTIEPILEPSI √


ml ANTIKONVULSI

118 Diazepam tab 2 mg Tab ANTIEPILEPSI √


ANTIKONVULSI

119 Diazepam tab 5 mg Tab ANTIEPILEPSI √


ANTIKONVULSI

120 Fenitoin Na kaps 100 mg Kaps ANTIEPILEPSI √ Peresepan max


ANTIKONVULSI 90 tab/bulan

121 Fenitoin Na kaps 30 mg Kaps ANTIEPILEPSI √ Peresepan max


ANTIKONVULSI 90 tab/bulan

122 Fenobarbital tab 100 mg Tab ANTIEPILEPSI √ 60 tab/bulan


ANTIKONVULSI

123 Fenobarbital tab 30 mg Tab ANTIEPILEPSI √ 120 tab/bulan


ANTIKONVULSI

124 Magnesium sulfat inj 20% Vial ANTIEPILEPSI √


ANTIKONVULSI

19
125 Magnesium sulfat inj 40% Vial ANTIEPILEPSI √
ANTIKONVULSI

126 Antifungi salep, kombinasi : Tube ANTIFUNGI √ √


asam benzoat 6%+ asam
salisilat 3%
127 Griseofulvin (micronized) tab Tab ANTIFUNGI √ √
125 mg

128 Griseofulvin (micronized) tab Tab ANTIFUNGI √ √


scored 250 mg

129 Ketokonazol tab 200 mg Tab ANTIFUNGI √ √ max 30


tab/kasus
130 Mikonazol krim 2% Tube ANTIFUNGI √ √
131 Nistatin susp 100.000 UI/ml Botol ANTIFUNGI √ √
132 Nistatin tab salut 500.000 UI Tab ANTIFUNGI √ √
133 Nistatin tab vaginal 100.000 UI Tab ANTIFUNGI √ √
134 Antihemoroid, kombinasi: Botol ANTIHEMOROID √
bismut subgalat 150 mg +
heksaklorofen 2,5 mg +
lidokain lidokain 10 mg+ seng
oksida 120 mg + sup ad 2 g

135 Simvastatin tab sal 10 mg Tab sal ANTIHIPERLIPIDEMI √ 30 tab/bulan


A
136 Simvastatin tab sal 20 mg Tab sal ANTIHIPERLIPIDEMI √ 30 tab/bulan
A
137 Amlodipin tab 10 mg Tab ANTIHIPERTENSI √ √ 30 tab/bulan

138 Amlodipin tab 5 mg Tab ANTIHIPERTENSI √ √ 30 tab/bulan


139 Kaptopril tab 12,5 mg Tab ANTIHIPERTENSI √ √ 90 tab/bulan
140 Kaptopril tab 25 mg Tab ANTIHIPERTENSI √ √ 90 tab/bulan
141 Nifedipin kaps 10 mg Kaps ANTIHIPERTENSI √ 90 tab/bulan
142 Dopamet Metyldopa Tab Salut Tab ANTIHIPERTENSI √ 90 tab/bulan
250mg

143 Rifampisin kaps 300 mg Kaps ANTIINFEKSI √


KHUSUS

144 Betametason krim 0,5 mg/g Tube ANTIINFLAMASI √ √


ANTIPRURITIK

145 Hidrokortison krim 2,5% Tube ANTIINFLAMASI √ √


ANTIPRURITIK

146 Antimalaria kombinasi : Kaps ANTIMALARIA √


sulfadoksin 500 mg +
primetamin 25 mg

147 Kombinasi (DHP) : Tablet ANTIMALARIA √


dihidroartemisin 40 mg +
Piperakuin 320 mg tab sal
selaput

148 Kombinasi : artemether 20 mg Kaps ANTIMALARIA √


+ lumefantrin 120 mg

20
149 Kombinasi : artesunat tab 50 Tab ANTIMALARIA √
mg + amodiakuin tab 200

150 Kuinin inj 25% (i.v.) Vial ANTIMALARIA √


151 Kuinin tab 200 mg Tab ANTIMALARIA √
152 Kuinin tab 222 mg Tab ANTIMALARIA √
153 Kuinin tab 250 mg Tab ANTIMALARIA
154 Primakuin tab 15 mg Tab ANTIMALARIA √
155 Ergotamin tab 1 mg Tab ANTIMIGREN √ 8 tab/minggu
156 Kombinasi : ergotamin 1 mg+ Tab ANTIMIGREN √ 8 tab/minggu
kafein 50 mg

157 Anti Parkinson kombinasi : Kaps ANTIPARKINSON √


benzerasid 25 mg + levodopa
100 mg

158 Triheksifenidil tab 2 mg Tab ANTIPARKINSON √

159 Alopurinol tab 100 mg Tab ANTIPIRAI √ √ Peresepan max


30 tab/bulan

160 Alopurinol tab 300 mg Tab ANTIPIRAI √ Peresepan max


30 tab/bulan

161 Haloperidol tab 0,5 mg Tab ANTIPSIKOSIS √ Peresepan max


90 tab/bulan

162 Haloperidol tab 1,5 mg Tab ANTIPSIKOSIS √ Peresepan max


90 tab/bulan

163 Haloperidol tab 2 mg Tab ANTIPSIKOSIS √ Peresepan max


90 tab/bulan

164 Klorpromazin tab sal 100 mg Tab sal ANTIPSIKOSIS √ Peresepan max
90 tab/bulan

165 Klorpromazin tab sal 25 mg Tab sal ANTIPSIKOSIS √ Peresepan max


90 tab/bulan

166 Risperidon 2 mg Tab ANTIPSIKOSIS √ Peresepan max


60 tab/bulan

167 Hidrogen peroksida cairan 3% Botol ANTISEPTIK √


168 Hidrogen peroksida lar. Botol ANTISEPTIK √
Konsentrat 3%

169 Povidon iodin lar 100 mg/ml Botol 30 ml ANTISEPTIK √ √

170 Povidon iodin lar 100 mg/ml Botol 60 ml ANTISEPTIK √ √

171 Povidon iodin lar 100 mg/ml Botol 300 ANTISEPTIK √ √


ml

172 Povidon iodin lar 100 mg/ml Botol 1000 ANTISEPTIK √ √


ml

173 Permetrin krim 5 % Tube ANTISKABIES √ √

21
174 Salep 2-4, kombinasi : asam Tube ANTISKABIES √ √
salisilat 2 %+ belerang endap
4%

175 Hiosina butilbromida tab 10 Tab ANTISPASMODIK √


mg
176 Etambutol tab 250 mg Tab ANTITUBERKULOSI √
S
177 Etambutol tab 500 mg Tab ANTITUBERKULOSI √ 15mg/kgBB
S selama 4
bulan,lanjutan
3x semnggu
178 Isoniazid tab 100 mg Tab ANTITUBERKULOSI √ 10mg/Bbmax 6
S bulan setiap
hari
179 Isoniazid tab 300 mg Tab ANTITUBERKULOSI √ 1tab/hari max 6
S bulan
180 Obat Anti Tuberculosis FDC Paket ANTITUBERKULOSI √
Kategori Anak S

181 Obat Anti Tuberculosis FDC Paket ANTITUBERKULOSI √ 1tab/15kgBB


Kategori I S max selama
2bulan pertama
182 Obat Anti Tuberculosis FDC Paket ANTITUBERKULOSI √
Kategori II S

183 Obat Anti Tuberculosis FDC Paket ANTITUBERKULOSI √


Kategori Sisipan S

184 Obat Anti Tuberculosis Paket ANTITUBERKULOSI √


Kombipak Anak S

185 Obat Anti Tuberculosis Paket ANTITUBERKULOSI √


Kombipak Dewasa S

186 Kodein tab 10 mg Tab ANTITUSIF √


187 Asiklovir tab 200 mg Tab ANTIVIRUS √ √
188 Asiklovir tab 400 mg Tab ANTIVIRUS √ √
189 Bethahistin 6 mg Tab ANTIVERTIGO √ 20 tab/bulan
190 ADS 0.05 ml Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
191 ADS 0.5 ml Buah BAHAN HABIS √
PAKAI

192 ADS 5 ml Buah BAHAN HABIS √


PAKAI
193 Alat Suntik Sekali Pakai 1ml Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
194 Alat Suntik Sekali Pakai 2,5 ml Buah BAHAN HABIS √ √
/ 3 ml PAKAI

195 Alat Suntik Sekali Pakai 5 ml Buah BAHAN HABIS √ √


PAKAI
196 Alat Suntik Sekali Pakai 10 ml Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
197 Alkohol Swab Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
198 Bisturi Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
199 Blood Lancet Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
200 Blood set Buah BAHAN HABIS √

22
PAKAI
201 Catgut/Benang Bedah No.2/0 Buah BAHAN HABIS √ √
dengan jarum bedah PAKAI

202 Catgut/Benang Bedah No.3/0 Buah BAHAN HABIS √ √


dengan jarum bedah PAKAI

203 Cover Glass Buah BAHAN HABIS √


PAKAI
204 Celemek Pasang BAHAN HABIS √
PAKAI
205 Folley Catheter Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
206 Holder Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
207 Infusion set anak Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
208 Infusion set dewasa Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
209 IV Catheter No.18 Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
210 IV Catheter No.20 Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
211 IV Catheter No.22 Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
212 IV Catheter No.24 Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
213 IV Catheter No.26 Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
214 Jarum kulit Buah BAHAN HABIS √ √
PAKAI
215 Jarum otot Buah BAHAN HABIS √ √
PAKAI
216 Jarum Vacutainer Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
217 Kaca Slide Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
218 Kantung mayat Buah BAHAN HABIS √
PAKAI
219 Kapas Pembalut/absorben 250 Roll BAHAN HABIS √ √
mg PAKAI

220 Kasa Hidrofil 2x80 Roll BAHAN HABIS √ √


PAKAI
221 Kasa Hidrofil Steril 16 X 16 Roll BAHAN HABIS √ √
PAKAI
222 Kasa Pembalut Hidrofil 4 X 10 Roll BAHAN HABIS √ √
cm PAKAI
223 Kasa Pembalut hidrofil 4 x 5 Roll BAHAN HABIS √ √
cm PAKAI
224 Kassa Pembalut elastic 4 inchi Roll BAHAN HABIS √ √
PAKAI
225 Masker Tie on buah BAHAN HABIS √ √
PAKAI
226 Masker N-95 buah BAHAN HABIS √
PAKAI
227 Mikropipet 15-200 µl buah BAHAN HABIS √
PAKAI
228 Nasogastric Intubation no 5 buah BAHAN HABIS √
PAKAI
229 Nasogastric Intubation no 7 buah BAHAN HABIS √
PAKAI
230 Nasogastric Intubation no 16 buah BAHAN HABIS √
PAKAI
231 Nasogastric Intubation no 18 buah BAHAN HABIS √

23
PAKAI
232 PH Paper buah BAHAN HABIS √
PAKAI
233 Plester 5 yard x 2 inch buah BAHAN HABIS √ √
PAKAI
234 Plester OKE plast buah BAHAN HABIS √
PAKAI
235 Polybag Medis buah BAHAN HABIS √ √
PAKAI
236 Polybag Nonmedis buah BAHAN HABIS √ √
PAKAI
237 Polybag Ramah Lingkungan buah BAHAN HABIS √ √
PAKAI

238 Pot Dahak buah BAHAN HABIS √ √


PAKAI
239 Safety box buah BAHAN HABIS √ √
PAKAI
240 Sarung Tangan Non Steril buah BAHAN HABIS √ √
Uk.S PAKAI

241 Sarung Tangan Non Steril buah BAHAN HABIS √ √


Uk.M PAKAI
242 Sarung Tangan Non Steril buah BAHAN HABIS √ √
Uk.L PAKAI
243 Sarung Tangan Steril No.6 Psng BAHAN HABIS √ √
PAKAI
244 Sarung Tangan Steril No.6,5 Psng BAHAN HABIS √ √
PAKAI
245 Sarung Tangan Steril No.7 Psng BAHAN HABIS √ √
PAKAI
246 Sendok Obat buah BAHAN HABIS √ √
PAKAI
247 Silk (Benang Bedah Sutera) buah BAHAN HABIS √ √
No.4/0 Dengan Jarum Bedah PAKAI

248 Silk (Benang Bedah Sutera) buah BAHAN HABIS √ √


No.2/0 Dengan Jarum Bedah PAKAI

249 Sarung tangan rumah tangga √


250 Sarung manual plasenta Pasang BAHAN HABIS √
PAKAI
251 Tabung Vacutainer buah BAHAN HABIS √
PAKAI
252 Test Pack buah BAHAN HABIS √
PAKAI
253 Urin Bag buah BAHAN HABIS √
PAKAI
254 Vintip 60 buah BAHAN HABIS √
PAKAI
255 Vintip 61 buah BAHAN HABIS √
PAKAI
256 Etanol 70% cairan 70% Botol DISINFEKTAN √ √
257 Paraformaldehid tab 1 g Tab DISINFEKTAN √
258 Amilorid tab 5 mg Tab DIURETIK √
259 Furosemid tab 40 mg Tab DIURETIK √ √ 120 tab/bulan
260 Hidroklorotiazid tab 25 mg Tab DIURETIK √ √ Peresepan max
30 tab/bulan

261 Spironolakton tab 25 mg Tab DIURETIK √


262 N-asetil sistein kaps 200 mg Kaps EKSPETORAN √ max 10 hari
263 Bromheksin 8mg Tablet EKSPETORAN √ √

24
264 Gliseril Guaiakolat Tablet EKSPETORAN √ √
265 Obat Batuk Hitam Botol EKSPETORAN √ √
266 Propiltiourasil tab 100 mg Tab HORMON TIROID √ √ untuk bulan
DAN ANTITIROID pertama max
180 tab/bulan
267 Betahistine 8mg Tab HISTAMINE √ 20 tab/bulan
ANALOGUE
268 Bisakodil sup 10 mg Botol KATARTIK 3 sup/kasus
269 Bisakodil sup 5 mg Botol KATARTIK √ 3sup/kasus
270 Bisakodil tab sal 5 mg Tab sal KATARTIK √ 15 tab/kasus
271 Gliserin tts 10 mg/ml Botol KATARTIK √
272 Asam salisilat salep 5% Tube KERATOLOTIK DAN √
KERATOPLASTIK

273 Copper T set/buah KONTRASEPSI √ √

274 Etonogestrel implan 68 mg Set KONTRASEPSI √


275 IUD Cu T 380 A Set KONTRASEPSI √
276 IUD Levonorgestrel Set KONTRASEPSI √
277 Kombinasi : Desogestrel 150 Tab KONTRASEPSI √
mcg Etinilestradiol 30 mcg

278 Kombinasi : levonorgestrel 150 Tab KONTRASEPSI √


mcg + etinilestradiol 30 mcg

279 Levonorgestrel implan 2 rods, Set KONTRASEPSI √


75 mg (3-4 tahun)

280 Linestrenol tab 0,5 mg Tab KONTRASEPSI √


281 Medroksi progesteron asetat Vial KONTRASEPSI √
inj 150 mg/ml

282 Deksametason tab 0,5 mg Tab KORTIKOSTEROID √ √ 10 tab/kasus


283 Prednison tab 5 mg Tab KORTIKOSTEROID √ √

284 Air untuk injeksi amp 20 ml Ampul LAIN-LAIN √ √


285 Air untuk injeksi amp 25 ml Ampul LAIN-LAIN √ √
286 Air untuk injeksi amp 500 ml Ampul LAIN-LAIN √ √
287 Kombinasi : (Difenhidramin Botol LAIN-LAIN √
2%, Kalamin 5%, Zinc 10%,
Gliserin 5%) lotion

288 Garam oralit kombinasi : Sachet LARUTAN √ √


natrium klorida 0,52 g + kalium ELEKTROLIT,
klorida 0,30 g + trinatrium sitrat NUTRISI DLL
0,58 g + glukosa anhidrat 2,7 g

289 Glukosa Larutan Infus 40% Botol LARUTAN √


steril 500 ml ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL
290 Glukosa Larutan Infus 40% Botol LARUTAN √
steril 500 ml ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL
291 Glukosa Larutan Infus 10% Botol LARUTAN √
steril 500 ml ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL

25
292 Glukosa Larutan Infus 5% Botol LARUTAN √
steril 100 ml ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL
293 Glukosa Larutan Infus 5% Botol LARUTAN √
steril 500 ml ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL
294 NaCl 0,9% Larutan Botol LARUTAN √
ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL
295 Ringer Laktat Larutan Botol LARUTAN √
ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL
296 Zinc drops 10 mg/ml Botol LARUTAN √ √
ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL
297 Zinc sir 10 mg/ml Botol LARUTAN √ √
ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL
298 Zinc tab disp 20 mg Tab LARUTAN √ √
ELEKTROLIT,
NUTRISI DLL
299 Amitriptilin tab sal 25 mg Tab sal NYERI NEUROPATIK √ 60 tab/bulan
300 Karbamazepin Tab 200 mg Tablet NYERI NEUROPATIK √ 60 tab/bulan
301 Bahan tumpatan sementara Botol OBAT DAN BAHAN √
lar, serb UNTUK GIGI

302 Eugenol Botol OBAT DAN BAHAN √


UNTUK GIGI

303 Fluor kapl 1 mg Kaplet OBAT DAN BAHAN √


UNTUK GIGI

304 Fluor sediaan topikal Tube OBAT DAN BAHAN √


UNTUK GIGI

305 Fluor tab 0,5 mg Tab OBAT DAN BAHAN √


UNTUK GIGI

306 Formokresol Botol OBAT DAN BAHAN √


UNTUK GIGI

307 Glass ionomer ART Sachet OBAT DAN BAHAN √


(Atraumatic Restorative UNTUK GIGI
Treatment) cocoa butter 5 g

308 Glass ionomer ART Botol OBAT DAN BAHAN √


(Atraumatic Restorative UNTUK GIGI
Treatment) lar
309 Glass ionomer ART Vial OBAT DAN BAHAN √
(Atraumatic Restorative UNTUK GIGI
Treatment) serb
310 Gutta percha dan paper points Roll OBAT DAN BAHAN √
15 - 40 mm UNTUK GIGI

311 Gutta percha dan paper points Roll OBAT DAN BAHAN √
45 - 80 mm UNTUK GIGI

312 Kalsium hidroksida bubuk, Tube OBAT DAN BAHAN √


pasta UNTUK GIGI

313 Klorfenol kamfer mentol Botol OBAT DAN BAHAN √ √


(CHKM) UNTUK GIGI

314 Komposit resin Set OBAT DAN BAHAN √


UNTUK GIGI

26
315 Natrium hipoklorit cairan Botol OBAT DAN BAHAN √
konsentrat 5% UNTUK GIGI

316 Pasta devitalisasi (non arsen) Tube OBAT DAN BAHAN √


UNTUK GIGI
317 Pasta pengisi saluran akar Tube OBAT DAN BAHAN √
(pasta) UNTUK GIGI

318 Tambalan sementara ketak Tube OBAT DAN BAHAN √


molar(cavita merk) UNTUK GIGI

319 Isosorbid dinitrat tab 5 mg Tab OBAT √ 90 tab/bulan


KARDIOVASKULER
320 Propranolol tab 10 mg Tab OBAT √ 90 tab/bulan
KARDIOVASKULER
321 Atapulgit tab 630 mg Tablet OBAT UNTUK DIARE √ √
322 Kombinasi: kaolin 550 mg + Tab OBAT UNTUK DIARE √
pektin 20 mg

323 Loperamid tab 2 mg Tab OBAT UNTUK DIARE √ 10 tab/kasus


324 Karbogliserin tts telinga 10 % Botol OBAT UNTUK THT √ √
325 Fitomenadion (vitamin K 1) inj Vial OBAT YANG √
2 mg/ml (i.m.) MEMPENGARUHI
KOAGULASI

326 Fitomenadion (vitamin K 1) tab Tab sal OBAT YANG √


sal 10 mg MEMPENGARUHI
KOAGULASI

327 Fitomenadion (vitamin K1) inj Ampul OBAT YANG √ √


10 mg/ml (i.m) MEMPENGARUHI
KOAGULASI

328 Metilergometrin inj 0,2 mg/ml Ampul OKSITOSIK √


329 Metilergometrin tab salut 0,125 Tab sal OKSITOSIK √
mg

330 Oksitosin inj 10 UI/ml Ampul OKSITOSIK √


331 Fluoresein tts mata 2,5 mg/ml Botol RADIOFARMAKA √
332 Hepatitis B imunoglobulin Ampul SERUM DAN √
(human) inj 0,5 ml IMUNOGLOBULIN

333 Human tetanus imunoglobulin Ampul SERUM DAN √


inj 250 UI (i.m.) IMUNOGLOBULIN

334 Human tetanus imunoglobulin Ampul SERUM DAN √


inj 500 UI (i.m.) IMUNOGLOBULIN

335 Serum anti bisa ular : A.B.U. I Vial SERUM DAN √ 1 vial /kasus
(khusus ular dari luar ) inj IMUNOGLUBULIN
(i.m./i.v.) Papua

336 Serum anti bisa ular :A.B.U.II Vial SERUM DAN √ 1 vial /kasus
(khusus ular dari Papua) inj IMUNOGLUBULIN
(i.m./i.v.)

337 Serum antidifteri (A.D.S) inj Vial SERUM DAN √


(i.m./i.v.) Inj i.m 10.000 UI/ IMUNOGLUBULIN

338 Serum antidifteri (A.D.S) inj Vial SERUM DAN √


(i.m./i.v.) Inj i.m 20.000 UI/ IMUNOGLUBULIN

27
339 Serum antirabies inj 100 UI/ml Vial SERUM DAN √
IMUNOGLUBULIN

340 Serum antirabies inj 200 UI/ml Vial SERUM DAN √


IMUNOGLUBULIN

341 Serum antitetanus (A.T.S) Vial SERUM DAN √


(i.m.) Inj 10.000 UI/vial (i.m IMUNOGLUBULIN
/i.v.)
342 Serum antitetanus (A.T.S) inj Ampul SERUM DAN √
1500 UI/amp (i.m.) IMUNOGLUBULIN

343 Serum antitetanus (A.T.S) inj Vial SERUM DAN √


20.000 UI/vial (i.m /i.v.) IMUNOGLUBULIN

344 Vaksin jerap difteri tetanus Vial SERUM DAN √


(DT) IMUNOGLUBULIN

345 Vaksin jerap difteri tetanus Vial SERUM DAN √


(Td) IMUNOGLUBULIN

346 Vaksin jerap difteri tetanus Vial SERUM DAN √


pertusis (DTP) inj (i.m.) IMUNOGLUBULIN

347 Vaksin jerap tetanus (tetanus Vial SERUM DAN √


adsorbed toxoid) inj (i.m.) IMUNOGLUBULIN

348 Vaksin rabies, untuk manusia Vial SERUM DAN √


serb inj (s.k./i.k) + booster IMUNOGLUBULIN

349 Vaksin rabies, untuk manusia Vial SERUM DAN √


serb Inj 2,5 IU IMUNOGLUBULIN

350 Vaksin BCG inj (i.k) Vial VAKSIN √


351 Vaksin campak inj (s.k.) Vial VAKSIN √
352 Vaksin kombinasi DPT-HB-Hib Vial VAKSIN √
353 Vaksin polio IPV inj 0,5 ml Vial VAKSIN √
354 Vaksin polio t-OPV drops 10 Vial VAKSIN √
dosis

355 Vaksin BCG + Pelarut Set VAKSIN √


356 Vaksin DPT-Hb-Hib Vial VAKSIN √
357 Vaksin DT Vial VAKSIN √
358 Vaksin Hb-0 Set VAKSIN √
359 Vaksin IPV 10 ds Vial VAKSIN √
360 Vaksin IPV 5 ds Vial VAKSIN √
361 Vaksin Measles Rubella (MR) Vial VAKSIN √
362 Vaksin Meningitis Paket VAKSIN √
363 Vaksin Papillomavirus (HPV) Vial VAKSIN √
364 Vaksin Pneumococcus Vial VAKSIN √
365 Vaksin Polio 10 ds bopv + Set VAKSIN √
Penetes

366 Vaksin Rabies Vero Set VAKSIN √


367 Vaksin Td Vial VAKSIN √
368 Vaksin Campak Vial VAKSIN √
369 Tiamin (vitamin B1) tab 50 mg Tab VITAMIN √ √ 30 tab/bulan
370 Tiamin (vitamin B1) HCL Inj Ampul VITAMIN √
100mg/ml-1ml

28
371 Vitamin B kompleks Tab VITAMIN √ √
372 Asam askorbat (vitamin C) tab Tab VITAMIN DAN √ √
50 mg MINERAL

373 Ferro fumarat kaps lunak 300 Kaps lunak VITAMIN DAN √ √
mg MINERAL

374 Kalsium karbonat tab 500 mg Tab VITAMIN DAN √


MINERAL
375 Kalsium laktat (kalk) tab 500 Tab VITAMIN DAN √ √
mg MINERAL
376 Piridoksin (vitamin B6) inj 100 Ampul VITAMIN DAN √
mg/ml MINERAL

377 Piridoksin (vitamin B6) tab 10 Tab VITAMIN DAN √ √ 30 tab/bulan


mg MINERAL
378 Retinol (vitamin A) kaps lunak Kaps lunak VITAMIN DAN √
100.000 UI MINERAL

379 Retinol (vitamin A) kaps lunak Kaps lunak VITAMIN DAN √


200.000 UI MINERAL

380 Sianokobalamin (vitamin B12) Tab VITAMIN DAN √ 30 tab/bulan


tab 50 mcg MINERAL

381 Multivitamin+DHA+Lysin Sirup Botol VITAMIN DAN √ √


MINERAL
382 Multivitamin+Mineral Kaplet VITAMIN DAN √ √
MINERAL
383 Mineral mix Sachet VITAMIN DAN √
MINERAL
384 Taburia Sachet VITAMIN DAN √
MINERAL
385 Iodin Test Botol Reagen √
386 Cybow 10 Reagent Strip Set Reagen √
387 Golongan Darah Anti A 10ML Set Reagen √
388 Golongan Darah Anti A - B Set Reagen √
389 Golongan Darah Anti B Set Reagen √
390 Humasens Plus Set Reagen √
391 Humasens Plus Strip Uric Kotak Reagen √
Acid
392 Humasens Strip Glucose Kotak Reagen √
393 Humasens Strip Kolesterol Kotak Reagen √
394 Iodin test Botol Reagen √

395 Larutan Asam Asetat 6% 100 Botol Reagen √


ml
396 Larutan Benedict 100 ml Botol Reagen √
397 Larutan HCl 0,1 N 100 ml Botol Reagen √
398 Larutan Natrium Sitrat 3,13% Botol Reagen √
399 Larutan Ziehl Neelsen Botol Reagen √
400 Rapid HIV 1/2 Device Tes Reagen √
401 Rapid HIV 2 Fokus Tes Reagen √
402 Rapid Test Biomedika HIV Sachet Reagen √
403 Rapid Test Biomeriux HIV Sachet Reagen √
404 Rapid Test Intec HIV Sachet Reagen √
405 Rapid Test Malaria Sachet Reagen √
406 Rapid Test Oncoprobe HIV Sachet Reagen √

29
407 Rapid Test SD HIV Sachet Reagen √
408 Rapid Test SD Syphilis Sachet Reagen √
409 Rapid Test Syphilis Sachet Reagen √
410 Reagen CD4 Kontrol test Reagen √
411 Reagen CD4 Kontrol type test Reagen √
1(Alere Prima CD4)

412 RPR Syphilis Sachet Reagen √


413 Cell pack 20liter Reagen √
414 Sromatolyser WH 500ml Reagen √
415 Cell Clean 50ml Reagen √
416 Control Hematologi (eight Reagen √
check-3wp)

417 Glukosa (GOD.PAP) Kit Reagen √


418 Cholesterol (CHOD.PAP) Kit Reagen √
419 Trigliserida (GPO.PAP) Kit Reagen √
420 HDL Cholesterol Kit Reagen √
421 Asam Urat Kit Reagen √
422 SGOT Kit Reagen √
423 SGPT Kit Reagen √
424 Urea Kit Reagen √
425 Creatinin Kit Reagen √
426 S.Typi H (Widal) Kit Reagen √
427 S.Typi O (Widal) Kit Reagen √
428 S.Paratyphi AH Kit Reagen √
429 S.Paratyphi AO Kit Reagen √
430 Golongan Darah Anti A Kit Reagen √
431 Golongan Darah Anti A Kit Reagen √
432 Golongan Darah Anti RH Kit Reagen √
433 Kartu Gol.Darah Reagen √
434 Na.Sitrat 3,8% Botol Reagen √
435 Pot Urine Pot √
436 ARV: Efavirenz 600 mg Tablet ARV √

437 ARV: Lamivudine 150 mg Tablet ARV √


438 ARV: Lovinapir 200 mg Tablet ARV √
Ronavir
439 ARV: Nevirapine 200 mg Tablet ARV √
440 ARV: TDF(300) + 3TC(300) + Tablet ARV √
EFV(600)

441 ARV: Tenofovir 300 mg Tablet ARV √


442 ARV: Zdvdn(60) + Lmvdn(30) Tablet ARV √
+ Nvrpn(50)

443 ARV: Zidovudine(300) + Tablet ARV √


Lamivudine(150)

444 Dextropethorpan Hbr 15mg Tablet ANTITUSIF √ √

30
445 Dextropethorpan Hbr 3,75mg Botol ANTITUSIF √ √

446 Eritromisin tab 250 mg Kapsul MAKROLIDA √ 4 tab/hari


selama 10 hari
447 Eritromisin tab 500 mg Kapsul MAKROLIDA √ 4 tab/hari
selama 10 hari
448 Eritromisin sir kering 200 mg/5 Botol MAKROLIDA √ 2 btl/kasus.
mL

BAB VI
PELAYANAN FARMASI KLINIK

Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang


langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien.
Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
2. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas,
keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan
pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian.
4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan
penggunaan Obat secara rasional.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
1. Pengkajian dan pelayanan Resep
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3. Konseling
4. Visite Pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
5. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
6. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
7. Evaluasi Penggunaan Obat

A. Pengkajian dan pelayanan Resep

31
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
2. Nama, dan paraf dokter.
3. Tanggal resep.
4. Ruangan/unit asal resep.
Persyaratan farmasetik meliputi:
1. Bentuk dan kekuatan sediaan.
2. Dosis dan jumlah Obat.
3. Stabilitas dan ketersediaan.
4. Aturan dan cara penggunaan.
5. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).
Persyaratan klinis meliputi:
1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
2. Duplikasi pengobatan.
3. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
Kegiatan Penyerahan (Dispensing) dan Pemberian Informasi Obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/meracik Obat,
memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang
memadai disertai pendokumentasian.
Tujuan:
1. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.
2. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan.

B. Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan:

32
1. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain di
lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
2. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan dengan
Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan
mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat penyimpanan yang
memadai).
3. Menunjang penggunaan Obat yang rasional.

Kegiatan:
1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro aktif
dan pasif.
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,
surat atau tatap muka.
3. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta
masyarakat.
5. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
6. Mengoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan Pelayanan
Kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1. Sumber informasi Obat.
2. Tempat.
3. Tenaga.
4. Perlengkapan.

C. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta keluarga pasien.
Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman yang
benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain tujuan

33
pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat, efek samping,
tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat.
Kegiatan:
1. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
2. Menanyakan hal-hal yang menyangkut Obat yang dikatakan oleh dokter
kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka (open-ended question),
misalnya apa yang dikatakan dokter mengenai Obat, bagaimana cara
pemakaian, apa efek yang diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain.
3. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan Obat
4. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan Obat
untuk mengoptimalkan tujuan terapi.
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kriteria pasien:
a. Pasien rujukan dokter.
b. Pasien dengan penyakit kronis.
c. Pasien dengan Obat yang berindeks terapetik sempit dan poli
farmasi.
d. Pasien geriatrik.
e. Pasien pediatrik.
f. Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
2. Sarana dan prasarana:
a. Ruangan khusus.
b. Kartu pasien/catatan konseling.
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan mendapat
risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan sosial,
karateristik Obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan Obat,
kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana
menggunakan Obat dan/atau alat kesehatan perlu dilakukan pelayanan
kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) yang bertujuan tercapainya
keberhasilan terapi Obat.

D. Ronde/Visite Pasien

34
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan secara
mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat,
ahli gizi, dan lain-lain.

Tujuan:
1. Memeriksa Obat pasien.
2. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan Obat dengan
mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.
3. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan
penggunaan Obat.
4. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan
dalam terapi pasien.
Kegiatan yang dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, pembuatan
dokumentasi dan rekomendasi.
Kegiatan visite mandiri:
a. Untuk Pasien Baru
1) Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan.
2) Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal
pemberian Obat.
3) Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah,
mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan
pasien.
4) Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait
Obat yang mungkin terjadi.
b. Untuk pasien lama dengan instruksi baru
1) Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.
2) Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat.
c. Untuk semua pasien
2) Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.
3) Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah
dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan.

35
Kegiatan visite bersama tim:
a. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan
pegobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.
b. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau
keluarga pasien terutama tentang Obat.
c. Menjawab pertanyaan dokter tentang Obat.
d. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, seperti
Obat yang dihentikan, Obat baru, perubahan dosis dan lain- lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Memahami cara berkomunikasi yang efektif.
b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien dan tim.
c. Memahami teknik edukasi.
d. Mencatat perkembangan pasien.
Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan
terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat. Untuk
itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care)
agar terwujudkomitmen, keterlibatan, dan kemandirian pasien dalam penggunaan
Obat sehingga tercapai keberhasilan terapi Obat.

E. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan
pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi
fungsi fisiologis.
Tujuan:
1. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan:
1. Menganalisis laporan efek samping Obat.
2. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
3. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
36
4. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
Faktor yang perlu diperhatikan:
1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat.

F. Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan
terapi Obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan
meminimalkan efek samping.
Tujuan:
1. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat.
2. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan Obat.
Kriteria pasien:
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
2. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
3. Adanya multidiagnosis.
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
5. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang
merugikan.
Kegiatan:
1. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
2. Membuat catatan awal.
3. Memperkenalkan diri pada pasien.
4. Memberikan penjelasan pada pasien.
5. Mengambil data yang dibutuhkan.
6. Melakukan evaluasi.
7. Memberikan rekomendasi.

G. Evaluasi Penggunaan Obat


Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang digunakan sesuai
indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).

37
Tujuan:
1. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu.
2. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu.
Setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik, harus dilaksanakan sesuai standar
prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.

38
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) puskesmas adalahsuatu sistem
dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
Untuk memperbaiki keamanan pelayanan kefarmasian

C. Tatalaksana Keselamatan Pasien


1) Membuat daftar obat-obatan baik yang aman maupun yang harus
diwaspadai
2) Memberi label yang jelas pada obat-obat yang harus diwaspadai
3) Membatasi akses masuk dimana hanya orang tertentu yang boleh masuk ke
dalam tempat penyimpanan obat yang perlu diwaspadai untuk mencegah
pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati (restricted area)
4) Obat/konsentrat tinggi tidak boleh diletakkan di dalam ruang pelayanan
5) Tempat pelayanan obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip
tidak bolehdiletakkan di dalam 1 rak/disandingkan

D. Tanggung Jawab :
1) Tanggung jawab tahapan proses diatas dipegang oleh kepala instalasi
farmasi dansetiap unit yang terkait

39
2) Apabila yang tersebut diatas tidak ada maka tanggung jawab dialihkan ke
wakil kepala masing-masing instalasi atau staff pengganti yang telah
ditunjuk.

BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

A. Pedoman Umum
Unit pelayanan Farmasi puskesmasmerupakan unit pelaksana
fungsional yang bertanggungjawabdalam meningkatkan mutu pelayanan
kefarmsian secara menyeluruh di puskesmasdenganruang lingkup
pengelolan perbekalan farmasi.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Terlaksananya kesehatan dan keselamatan kerja di unitpelayananfarmasi agar
tercapaipelayanan kefarmasian dan produktivitas kerja yang optimal.
Tujuan Khusus
a. Memberikan perlindungan kepada pekerja farmasi, pasien dan
b. pengunjung
c. Mencegah kecelakaan kerja, paparan/pajanan bahan berbahay,
kebakaran dan pencemaranlingkungan
d. Mengamankan peralatan kerja,sedian farmasi
e. Menciptakancara kerja yang baik dan benar

C. Tahapan Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Untuk terlaksananya kesehatan dan keselamatan kerjasecara optimal
maka perlu dilakukan tahapan sebagai berikut :
1.Identifikasi, Pengukuran dan Analisis:
Identifikasi, pengukuran dan analisis sumber-sumber yang dapat
menimbulkan risikoterhadap kesehatan dan keselamatan kerja seperti :
a.Kondisi fisik pekerja:
Hendaklah dilakukan pemeriksaan kesehatan sebagai berikut:

40
1) Sebelum dipekerjakan,
2) Secara berkala, paling sedikit setahun sekali,
3) Secara khusus, yaitu sesudah pulih dari penyakit infeksi pada
saluran pernafasan(TBC) dan penyakit menular lain, terhadap
pekerja terpapar di suatu lingkungandimana terjadi wabah, dan
apabila dicurigai terkena penyakit akibat kerja.
b. Sifat dan Beban Kerja adalah beban fisik dan mental yang harus
dipikul oleh pekerja dalammelakukan pekerjaannya. Sedangkan
lingkungan kerja yang tak mendukungmerupakan beban tambahan
bagi pekerja tersebut.
c. Kondisi Lingkungan KerjaLingkungan kegiatan
Unit pelayanan farmasi puskesmas dapat mempengaruhi kesehatan
kerja dalam 2 bentuk :
1. Kecelakaan kerja di lingkungan unit pelayanan farmasi seperti
terpeleset, tersengat listrik, terjepit pintu,
2. di tangga : terpeleset, tersandung,terjatuh
3. di gudang : terpeleset, tersandung,terjatuh, kejatuhan barang
4. di ruang pelayanan : terpeleset,tersandung,
terjatuh,tersengat listrik
5. di ruang produksi : luka bakar, ledakan,kebakaran
d. Penyakit akibat kerja di unit pelayanan farmasi puskesmas
1) tertular pasien
2) alergi obat
3) keracunan obat
4) resistensi obat2
e. Pengendalian :
1) Legislatif Kontrol
2) Administratif Kontrol
3) Medikal Kontrol
4) Engineering Kontrol

41
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN

Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan untuk


mencegah terjadinya masalah terkait Obat atau mencegah terjadinya kesalahan
pengobatan atau kesalahan pengobatan/medikasi (medication error), yang bertujuan
untuk keselamatan pasien (patient safety).
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan:
2. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
3. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
4. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon dan
tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian terintegrasi dengan program
pengendalian mutu pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu Pelayanan Kefarmasian meliputi:
1. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan
evaluasi untuk peningkatan mutu sesuai standar.
2. Pelaksanaan, yaitu:
a. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja
(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja); dan
b. memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
3. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu:
a. melakukan perbaikan kualitas pelayanan sesuai standar; dan
b. meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung
untuk memastikan bahwa aktivitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.
Monitoring dapat dilakukan oleh tenaga kefarmasian yang melakukan proses.
Aktivitas monitoring perlu direncanakan untuk mengoptimalkan hasil pemantauan.

42
Contoh: monitoring pelayanan resep, monitoring penggunaan Obat, monitoring
kinerja tenaga kefarmasian.
Untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian,
dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkanyang
diperoleh melalui metode berdasarkan waktu, cara, dan teknik pengambilan data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
1. Retrospektif:
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan. Contoh: survei
kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
2. Prospektif:
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh: Waktu pelayanan kefarmasian disesuaikan dengan waktu pelayanan
kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
1. Langsung (data primer):
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.
Contoh: survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian.
2. Tidak Langsung (data sekunder):
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung. Contoh: catatan
penggunaan Obat, rekapitulasi data pengeluaran Obat.
Berdasarkan teknik pengumpulan data, evaluasi dapat dibagi menjadi:
1. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Contoh: survei
kepuasan pelanggan.
2. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan
menggunakan cek list atau perekaman. Contoh: pengamatan konseling pasien.
Pelaksanaan evaluasi terdiri atas:
1. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan
dengan pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan
menentukan kinerja yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan
menyempurnakan kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk

43
menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan kefarmasian secara
sistematis.

Terdapat 2 macam audit, yaitu:


a. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan
kefarmasian, meliputi prosedur yang digunakan untuk pelayanan,
penggunaan sumber daya, hasil yang didapat dan kualitas hidup
pasien. Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan berbasis bukti.
b. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan kefarmasian oleh
seluruh tenaga kefarmasian terkait dengan pencapaian sasaran yang
disepakati, penggunaan sumber daya dan hasil yang diperoleh. Contoh:
audit pelaksanaan sistem manajemen mutu.
2. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan pelayanan
kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Contoh: kajian penggunaan
antibiotik.

44
BAB X
PENUTUP

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan


pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk keberhasilan
pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diperlukan komitmen
dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut akan menjadikan
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas semakin optimal dan dapat dirasakan
manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan
citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat.

45

Anda mungkin juga menyukai