Anda di halaman 1dari 21

PENETAPAN & PENEGASAN BATAS WIL DLM

PERENCANAAN RUANG LAUT DLM RENCANA


ZONASI WIL.PESISIR & PULAU2 KECIL

TUMPAK H. SIMANJUNTAK
(Direktur Toponmi & Batas Daerah Ditjen Bina Adm
Kewilayahan)

Rapat RZWP3K, DITJEN BANGDA, KEMDAGRI


Hotel Mirah, Bogor
18 Mei 2017
OUTLINE

1. Konsep Dasar Penegasan Batas Wilayah;


2. Mekanisme (Permendagri 76/2012);
3. Masalah Umum Dalam Penegasan Batas;
4. Masalah & Mekanisme Cakupan Wilayah (pulau);
5. Kewenangan Pengelolaan Laut (UU 23/2104);
6. Mekanisme Penegasan Batas Laut;
7. UU 4 Tahun 2011 Ttg IG.
Konsep Dasar Penetapan & Penegasan Batas Wilayah

Stephen B Jones (Thn 1945) :The Boundary-Making: A Handbook for


Statesmen, Treaty Editors and Boundary Commissioners.

Penegasan batas Pembuatan tanda Adm/Manajemen:


Penentuan wil: batas (pilar) :  Pengelolaan
cakupan wil  Sec. Indikatif (blm  Mengunakan sarpras bts
suatu daerah mengunakan prinsip daerah;
(mis: Kab terdiri kaidah pemetaan) kesetaraan  Pengelolaan
 Sec. Definitif kewajiban & tg Kawasan yg
dr Kecamatan A, (mengunakan jawab. berbatasan.
B, C, D, E, dst kaidah pemetaan)  Cost Sharing.
KONSEP DASAR PENEGASAN BATAS

Alokasi Delimitasi Demarkasi/


/Penetapan Penegasan Adm/Manajemen

 Pasal 18,  PP 78/2007


UUD1945  PERMENDAGRI Sengketa Batas Daerah
 Bab VI UU
23/2014 Pelayanan
UU ttg Pembentukan Daerah UU No.26/2007
Publik
(Penataan
Daerah), pasal 31 PP No.38/2007 Kesra
- 35 Berbagai PerUU Prov
Kab/kota
Sektoral

Peta Lampiran UU Permendagri

TPBD:
Keputusan Survei dan Perda
Kebijakan Pusat
Politik Pemetaan
Publik Prov
Kab/kota MONEV
MEKANISME PENEGASAN BAD
(PERMENDAGRI 76/2012)

PENEGASAN (1) penyiapan KARTOMETRIK


BATAS dokumen;
DAERAH (2) pelacakan batas;
(3) pengukuran dan
DARAT penentuan posisi
batas; dan SURVEY
CAKUPAN (4) pembuatan peta
WIL batas;
(ALOKASI)
a) penyiapan
dokumen;
b) penentuan garis
LAUT KARTOMETRIK pantai;
c) pengukuran dan
penentuan batas;
dan
d) pembuatan peta
batas daerah di
laut.
DOKUMEN TERKAIT PENEGASAN BATAS DAERAH

1) UU Pembentukan DOB & peta lampirannya;


2) Dokumen kesepakatan yg pernah dibuat oleh antar desa, kecamatan,
kab/kota sebelum pemekaran daerah;
3) Peta Dasar, dengan skala peta terbesar dan edisi terbaru yang tersedia;
4) Dokumen dan peta lainnya yang disepakati oleh daerah yang berbatasan;
5) Peta kerja yang digunakan berupa peta dasar yang telah dikompilasi (hasil
scan/pemindaian peta dasar yang telah diregister) yang mencakup minimal
satu segmen batas.

Cat:
1. Seluruh dokumen yang akan digunakan, dituangkan dalam berita acara
yang ditandatangani para pihak (Tim PBD masing2 daerah);
MASALAH UMUM DALAM PENEGASAN BATAS DAERAH

TEKNIS:
1) Batang tubuh UU Pembentukan DOB berbeda dgn lampirannya;
2) Peta lampiran tidak dibuat sesuai dengan kaidah pemetaan (tdk ada
TK, tdk menggunakan prinsip geodetik dsb);
3) Pd umumnya tdk dicantumkan sumber data pd peta dasar yg
digunakan ketika membuat peta lampiran;

NON TEKNIS:
4) Adanya sengketa cakupan wilayah setelah pemekaran;
5) Adanya perebutan sumber daya alam yg potensil di segmen tertentu
yg mengakibatkan sulitnya mencapai kesepakatan;
6) Adanya pengaruh pihak swasta dan masyarakat tertentu didalam
penentuan posisi garis batas.
7) Dsb.
Cat:
1. Dlm UU Pembentukan, ada pasal yg memrintahkan penegasan batas
wilayah secara pasti oleh Mendagri;
2. Dlm ketentuan UU 23/2014, slh satu syarat pengusulan pemekaran kedpn
adalah terlebih dl ditetapkannya batas wil calon DOB sec.pasti.
CONTOH UU PEMBENTUKAN DOB
1. UU 21 THN 2012 TTG PEMBENTUKAN KABUPATEN PANGANDARAN DI PROV JABAR
Pasal 5 (3)
Penetapan batas wilayah Kabupaten Pangandaran secara pasti di lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri paling lambat 5 (lima) tahun sejak peresmian Kabupaten
Pangandaran.
2. UU 21 THN 2013 TTG PEMBENTUKAN KAB.BANGGAI LAUT DI PROV SUL.TENGAH
Pasal 5 (3)
Penetapan batas wilayah Kabupaten Banggai Laut secara pasti di lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri paling lambat 5 (lima) tahun sejak peresmian Kabupaten
Banggai Laut.
3. UU 25 THN 2002 TTG PEMBENTUKAN PROV. KEP.RIAU
Pasal 5 (3)
Penentuan batas wilayah Prov. Kepulauan Riau secara pasti di lapangan
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
4. dst....(PD UMUMNYA SAMA REDAKSI & PASALNYA)
MASALAH & MEKANISME PENENTUAN CAKUPAN WIL/PULAU

MASALAH:
1) Umumnya btg tubuh UU Pembentukan DOB tdk mengatur cakupan wilayah
di laut;
2) Lampiran peta pembentukan banyak yg overlap (memberi kesan se olah2
suatu pulau masuk dlm cakupan wil suatu DOB).

MEKANISME:
3) Validasi pulau: kegiatan pembuktian keberadaan fisik (sesuai definis pulau
dlm UNCLOS 1982);
4) Verifikasi: keg .rekonfirmasi dgn daerah terkait dg: nama, sejarah, lokasi,
aktivitas diatas pulau, sarpras (membuktikan kehadiran sec,kontinue
(effective occupation);
5) Menyusun hsl validasi & verifikasi didlm buku GAZETIR dan dituangkan
dalam perUUan;
6) Bila suatu pulau merup desa, kec, mk cakupan wil pulau dibuktikan dgn
Perda pembentukan yg diregister oleh Gub & diberi kode olh mendagri (cth:
Desa Kep.Balabalakang).
KEWENANGAN PENGELOLAAN LAUT ( UU 23/2014)

DASAR:
Pasal 14
(1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan, serta
energi dan sumber daya mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi.
(6) Penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untuk penghitungan bagi hasil
kelautan adalah hasil kelautan yang berada dalam batas wilayah 4 (empat)
mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan.
(7) Dalam hal batas wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) kurang dari 4 (empat) mil, batas wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur
sesuai dengan prinsip garis tengah dari Daerah yang berbatasan.
KEWENANGAN PENGELOLAAN LAUT ( UU 23/2014)
DASAR:

BAB V
KEWENANGAN DAERAH PROVINSI DI LAUT DAN DAERAH PROVINSI YANG
BERCIRI KEPULAUAN:
Pasal 27
(1) Daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di
laut yang ada di wilayahnya.
(2) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar
minyak dan gas bumi;
b. pengaturan administratif;
c. pengaturan tata ruang;
d. ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; dan
e. ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara.
KEWENANGAN PENGELOLAAN LAUT ( UU 23/2014)
DASAR:

(3) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling jauh 12 (dua belas) mil laut
diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan.
(4) Apabila wilayah laut antardua Daerah provinsi kurang dari 24 (dua puluh
empat) mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut
dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari
wilayah antardua Daerah provinsi tersebut.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku
terhadap penangkapan ikan oleh nelayan kecil.

Pasal 28
(1) Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan mempunyai kewenangan
mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27.
Pasal 29 mengatur prinsip pengelolaan dan pembiayaan.
KEWENANGAN PENGELOLAAN LAUT ( UU 23/2014)
DASAR:

Pasal 30:
Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan Daerah provinsi
di laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dan Daerah
Provinsi yang Berciri Kepulauan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 dan Pasal 29 diatur dengan peraturan pemerintah.
MEKANISME PENEGASAN KEWENANGAN PENGELOLAAN &
BATAS WIL DI LAUT

1. Penentuan Pulau

selalumuncul

muncul pada saat


selalu air laut surut
tenggelam

pulau

bukan pulau
MEKANISME PENEGASAN KEWENANGAN PENGELOLAAN &
BATAS WIL DI LAUT

2. Penentuan titik dasar

Garis Dasar Normal


Titik Awal

Garis Dasar Lurus

Dari beberapa titik awal yang telah diperoleh ditentukan garis


dasar yang akan digunakan sebagai awal perhitungan 12 mil laut.
Garis dasar tersebut dapat berupa garis dasar lurus yang berjarak
tidak boleh lebih dari 12 mil laut atau garis dasar normal yang
berhimpit dengan garis kontur nol yang biasanya berbentuk
kurva.
MEKANISME PENEGASAN KEWENANGAN PENGELOLAAN &
BATAS WIL DI LAUT

3. Pengukuran batas

• Dalam pengukuran batas daerah di laut terdapat 3 (tiga) kondisi yang


berbeda yakni:
 pantai yang berhadapan dengan laut lepas dan/atau perairan kepulauan
lebih dari 12 mil laut dari garis pantai;
 pantai yang saling berhadapan dengan pantai daerah lain;
 pantai saling berdampingan dengan pantai daerah lain.
• Untuk pantai yang berhadapan dengan laut lepas dan/atau perairan
kepulauan lebih dari 12 mil laut dari garis pantai, dapat langsung diukur
batas sejauh 12 mil laut dari garis pantai atau dengan kata lain membuat
garis sejajar dengan garis pantai yang berjarak 12 mil laut atau sesuai
dengan kondisi yang ada.
MEKANISME PENEGASAN KEWENANGAN PENGELOLAAN &
BATAS WIL DI LAUT

12 mil

Garis Pantai pada Peta Laut


Garis Dasar
Titik Acuan
Titik Awal
Titik Batas
Zone Pasang Surut
MEKANISME PENEGASAN KEWENANGAN PENGELOLAAN &
BATAS WIL DI LAUT

4. Pengukuran batas pulau yg berhadapan:


Untuk pantai yang saling berhadapan dilakukan dengan
menggunakan prinsip garis tengah (median line).

DAERAH A

DAERAH B
MEKANISME PENEGASAN KEWENANGAN PENGELOLAAN &
BATAS WIL DI LAUT

5. Pengukuran batas daerah yg berdampingan:

Dilakukan dengan menggunakan prinsip sama jarak


KAITAN IGD & IGT DLM UU 4/2011

Jaringan Kontrol Geodesi


IG Dasar
(IGD)
Jenis Informasi Peta Dasar, terdiri dari, a.l:
Geospasial (IG) 1. Garis Pantai
2. Perairan
IG Tematik 3. Nama Rupa Bumi
(IGT) 4. Batas Wilayah

Pasal 16
(1) Batas wilayah digambarkan berdasarkan dokumen penetapan penentuan batas
wilayah secara pasti di lapangan oleh Instansi Pemerintah yang berwenang.
(2) Dalam hal terdapat batas wilayah yang belum ditetapkan secara pasti di lapangan
oleh Instansi Pemerintah yang berwenang, digunakan batas wilayah sementara yang
penggambarannya dibedakan dengan menggunakan simbol dan/atau warna khusus.

Pasal 19
IGT wajib mengacu pada IGD
Sekian & Terima Kasih

Keep Working for The Better Border Management!

Direktorat Toponimi & Batas Daerah


(021) 3450038 ext. 18103 21

Anda mungkin juga menyukai