TUMPAK H. SIMANJUNTAK
(Direktur Toponmi & Batas Daerah Ditjen Bina Adm
Kewilayahan)
TPBD:
Keputusan Survei dan Perda
Kebijakan Pusat
Politik Pemetaan
Publik Prov
Kab/kota MONEV
MEKANISME PENEGASAN BAD
(PERMENDAGRI 76/2012)
Cat:
1. Seluruh dokumen yang akan digunakan, dituangkan dalam berita acara
yang ditandatangani para pihak (Tim PBD masing2 daerah);
MASALAH UMUM DALAM PENEGASAN BATAS DAERAH
TEKNIS:
1) Batang tubuh UU Pembentukan DOB berbeda dgn lampirannya;
2) Peta lampiran tidak dibuat sesuai dengan kaidah pemetaan (tdk ada
TK, tdk menggunakan prinsip geodetik dsb);
3) Pd umumnya tdk dicantumkan sumber data pd peta dasar yg
digunakan ketika membuat peta lampiran;
NON TEKNIS:
4) Adanya sengketa cakupan wilayah setelah pemekaran;
5) Adanya perebutan sumber daya alam yg potensil di segmen tertentu
yg mengakibatkan sulitnya mencapai kesepakatan;
6) Adanya pengaruh pihak swasta dan masyarakat tertentu didalam
penentuan posisi garis batas.
7) Dsb.
Cat:
1. Dlm UU Pembentukan, ada pasal yg memrintahkan penegasan batas
wilayah secara pasti oleh Mendagri;
2. Dlm ketentuan UU 23/2014, slh satu syarat pengusulan pemekaran kedpn
adalah terlebih dl ditetapkannya batas wil calon DOB sec.pasti.
CONTOH UU PEMBENTUKAN DOB
1. UU 21 THN 2012 TTG PEMBENTUKAN KABUPATEN PANGANDARAN DI PROV JABAR
Pasal 5 (3)
Penetapan batas wilayah Kabupaten Pangandaran secara pasti di lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri paling lambat 5 (lima) tahun sejak peresmian Kabupaten
Pangandaran.
2. UU 21 THN 2013 TTG PEMBENTUKAN KAB.BANGGAI LAUT DI PROV SUL.TENGAH
Pasal 5 (3)
Penetapan batas wilayah Kabupaten Banggai Laut secara pasti di lapangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri paling lambat 5 (lima) tahun sejak peresmian Kabupaten
Banggai Laut.
3. UU 25 THN 2002 TTG PEMBENTUKAN PROV. KEP.RIAU
Pasal 5 (3)
Penentuan batas wilayah Prov. Kepulauan Riau secara pasti di lapangan
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
4. dst....(PD UMUMNYA SAMA REDAKSI & PASALNYA)
MASALAH & MEKANISME PENENTUAN CAKUPAN WIL/PULAU
MASALAH:
1) Umumnya btg tubuh UU Pembentukan DOB tdk mengatur cakupan wilayah
di laut;
2) Lampiran peta pembentukan banyak yg overlap (memberi kesan se olah2
suatu pulau masuk dlm cakupan wil suatu DOB).
MEKANISME:
3) Validasi pulau: kegiatan pembuktian keberadaan fisik (sesuai definis pulau
dlm UNCLOS 1982);
4) Verifikasi: keg .rekonfirmasi dgn daerah terkait dg: nama, sejarah, lokasi,
aktivitas diatas pulau, sarpras (membuktikan kehadiran sec,kontinue
(effective occupation);
5) Menyusun hsl validasi & verifikasi didlm buku GAZETIR dan dituangkan
dalam perUUan;
6) Bila suatu pulau merup desa, kec, mk cakupan wil pulau dibuktikan dgn
Perda pembentukan yg diregister oleh Gub & diberi kode olh mendagri (cth:
Desa Kep.Balabalakang).
KEWENANGAN PENGELOLAAN LAUT ( UU 23/2014)
DASAR:
Pasal 14
(1) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan, serta
energi dan sumber daya mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah
provinsi.
(6) Penentuan Daerah kabupaten/kota penghasil untuk penghitungan bagi hasil
kelautan adalah hasil kelautan yang berada dalam batas wilayah 4 (empat)
mil diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan.
(7) Dalam hal batas wilayah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) kurang dari 4 (empat) mil, batas wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur
sesuai dengan prinsip garis tengah dari Daerah yang berbatasan.
KEWENANGAN PENGELOLAAN LAUT ( UU 23/2014)
DASAR:
BAB V
KEWENANGAN DAERAH PROVINSI DI LAUT DAN DAERAH PROVINSI YANG
BERCIRI KEPULAUAN:
Pasal 27
(1) Daerah provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di
laut yang ada di wilayahnya.
(2) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di luar
minyak dan gas bumi;
b. pengaturan administratif;
c. pengaturan tata ruang;
d. ikut serta dalam memelihara keamanan di laut; dan
e. ikut serta dalam mempertahankan kedaulatan negara.
KEWENANGAN PENGELOLAAN LAUT ( UU 23/2014)
DASAR:
(3) Kewenangan Daerah provinsi untuk mengelola sumber daya alam di laut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling jauh 12 (dua belas) mil laut
diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan.
(4) Apabila wilayah laut antardua Daerah provinsi kurang dari 24 (dua puluh
empat) mil, kewenangan untuk mengelola sumber daya alam di laut
dibagi sama jarak atau diukur sesuai dengan prinsip garis tengah dari
wilayah antardua Daerah provinsi tersebut.
(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku
terhadap penangkapan ikan oleh nelayan kecil.
Pasal 28
(1) Daerah Provinsi yang Berciri Kepulauan mempunyai kewenangan
mengelola sumber daya alam di laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27.
Pasal 29 mengatur prinsip pengelolaan dan pembiayaan.
KEWENANGAN PENGELOLAAN LAUT ( UU 23/2014)
DASAR:
Pasal 30:
Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan Daerah provinsi
di laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dan Daerah
Provinsi yang Berciri Kepulauan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 dan Pasal 29 diatur dengan peraturan pemerintah.
MEKANISME PENEGASAN KEWENANGAN PENGELOLAAN &
BATAS WIL DI LAUT
1. Penentuan Pulau
selalumuncul
pulau
bukan pulau
MEKANISME PENEGASAN KEWENANGAN PENGELOLAAN &
BATAS WIL DI LAUT
3. Pengukuran batas
12 mil
DAERAH A
DAERAH B
MEKANISME PENEGASAN KEWENANGAN PENGELOLAAN &
BATAS WIL DI LAUT
Pasal 16
(1) Batas wilayah digambarkan berdasarkan dokumen penetapan penentuan batas
wilayah secara pasti di lapangan oleh Instansi Pemerintah yang berwenang.
(2) Dalam hal terdapat batas wilayah yang belum ditetapkan secara pasti di lapangan
oleh Instansi Pemerintah yang berwenang, digunakan batas wilayah sementara yang
penggambarannya dibedakan dengan menggunakan simbol dan/atau warna khusus.
Pasal 19
IGT wajib mengacu pada IGD
Sekian & Terima Kasih