SUDIRMAN Ir., MT
STTNas Yogyakarta
REGULASI DI BIDANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara
2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 ttg pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan
mineral dan batubara
5. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi
dan pasca tambang
6. Permen ESDM Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Usaha jasa pertambangan
7. Permen ESDM Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pengutamaan
Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara Untuk Kepentingan
Dalam Negeri
2 8.
2 Permen ESDM No. 17 Tahun 2010 ttg Tata Cara Penetapan Harga
PERTAMBANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NKRI
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009
(UUD 1945 & UU 32/2004)
Penguasaan NEGARA
PEMERINTAH
• Penetapan Kebijakan dan Pengaturan
• Penetapan Standar dan Pedoman
• Penetapan Kriteria pembagian
Urusan Pusat dan Daerah
• Tanggungjawab pengelolaan
+ Dekonsentrasi
minerba berdampak nasional dan
Undang-Undang
+ Desentralisasi
lintas provinsi
Penyelenggaraan
Penguasaan Pertambangan
(Mining Right) PROVINSI
Tanggungjawab pengelolaan lintas
Kabupaten dan/atau berdampak regional
Perda
KABUPATEN / KOTA
Tanggungjawab pengelolaan di
Wilayah Kabupaten/Kota
Perda
PELAKU USAHA
Hak Pengusahaan Badan Usaha (BUMN / BUMD, Badan
3 (Economic Right) Usaha Swasta) dan perseorangan)
PENGUASAAN MINERAL DAN BATUBARA (Pasal 4 dan 5 UU No. 4 Th 2009)
Mineral dan batubara sebagai sumber daya alam yang tak terbarukan
merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara untuk sebesar-besar
kesejahteraan rakyat.
PERLU DIBUAT
WILAYAH PERTAMBANGAN
(MINERAL DAN BATUBARA)
YANG MEMPERTIMBANGKAN
KESEIMBANGAN DAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
DEPOSIT
SUMBER DAYA MINERAL
DAN BATUBARA DIUSULKAN UNTUK DIJADIKAN
WILAYAH PERTAMBANGAN
DALAM RTRW
•RTRW K (KABUPATEN)
• WP HARUS DISAMPAIKAN KE PEMERINTAH •RTRW P (PROVINSI)
• JIKA TERJADI DISPUTE WP DENGAN “PERUNTUKAN •RTRW N (NASIONAL)
LAIN” DISAMPAIKAN KE BKTRN JIKA WP TERSEBUT
7 OLEH BKTRN MENJADI “PERUNTUKAN LAIN” MAKA
LANGSUNG JADI WPN
RTRWN
WILAYAH PERTAMBANGAN
Kawsn Peruntukkan
Pertambangan
WPN WUP
(dalam hutan lindung dengan
pola penambangan tertutup WUP WPR WPN
sesuai UU 41/1999
dan PP 15 Tahun 2010)
Peruntukkan lain
WP 8
8
I. WILAYAH PERTAMBANGAN
Penyiapan wilayah pertambangan (WP) :
a. Perencanaan WP
b. Penetapan WP
Dalam hal wilayah laut berada di antara 2 (dua) provinsi yang berbatasan
dengan jarak kurang dari 24 (dua puluh empat)mil, wilayah penyelidikan dan
penelitian masing-masing provinsi dibagi sama jaraknya sesuai prinsip garis
tengah. Kewenangan bupati / walikota pada wilayah laut ini sejauh 1/3
(sepertiga) dari garis pantai masing-masing wiayah kewenangan gubernur.
10
Untuk menunjang penyiapan WP Menteri atau gubernur dapat memberikan
penugasan kepada lembaga riset negara dan / atau lembaga riset daerah,
dimana lembaga riset negara dapat melakukan kerja sama teknik dengan
lembaga riset asing setelah mendapat persetujuan dari Menteri.
Disamping untuk penyiapan WP penugasan juga untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pertambangan.
Baik lembaga riset negara dan / atau lembaga riset daerah maupun lembaga
riset asing wajib menyimpan, mengamankan, dan merahasiakan data dan
informasi hasil penyelidikan dan penelitian pertambangan.
Lembaga riset negara dan / atau lembaga riset daerah wajib menyerahkan
seluruh data dan informasi potensi pertambangan yang diperolehnya kepada
Menteri atau gubernur yang memberi penugasan.
13
– WUP yaitu Bagian dari WP yang telah memiliki ketersediaan data,
potensi dan/atau informasi geologi yang berprospek untuk
diusahakan
– Memiliki satu atau lebih jenis mineral dan atau batubara dapat
terdiri dari WUP mineral logam, WUP mineral batubara, WUP
mineral bukan logam, WUP batuan, WUP radioaktif
– Ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan
pemerintah daerah
– Untuk WUP mineral radioaktif, penetapannya dilakukan oleh
Menteri berdasarkan usulan dari instansi yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang ketenaganukliran
– Penetapan WUP disampaikan secara tertulis kepada DPR
– Pemerintah dapat melimpahkan kepada Gubernur dalam
penetapan WUP Mineral Bukan Logam dan WUP Batuan
(dekonsentrasi)
– WUP merupakan kawasan peruntukan pertambangan sesuai
dengan rencana tata ruang
14
WUP dan WPN ditetapkan oleh Menteri.
WPR ditetapkan oleh bupati / walikota.
Untuk menetapkan WUP, WPR, dan WPN Menteri, gubernur, atau bupati /
walikota sesuai dengan kewenangannya dapat melakukan eksplorasi untuk
memperoleh data dan informasi berupa :
a). Peta yang terdiri dari :
(1). peta geologi dan peta formasi pembawa mineral dan/ atau batuan
(2). peta geokimia dan peta geofisika
b). Perkiraan sumber daya dan cadangan.
Data dan informasi hasil eksplorasi yang dilakukan oleh gubernur dan bupati /
walikota diolah menjadi peta potensi / cadangan mineral dan / atau batubara
dalam bentuk lembar peta dan digital.
17
c. Penetapan wilayah izin usaha pertambangan
Kriteria penetapan WIUP :
a). letak geografis;
b). kaidah konservasi;
c). daya dukung lingkungan;
d). optimalisasi sumberdaya minerba; dan
e). tingkat kepadatan pendduduk.
20
3. WILAYAH PENCADANGAN NEGARA
(8). Luas dan batas WIUPK mineral logam dan batubara ditetapkan oleh
Pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah daerah berdasarkan
kriteria dan informasi yang dimiliki oleh pemerintah.
25
WIUP mineral bukan logam dan / atau batuan berada pada :
a. Lintas wilayah provinsi dan / atau wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil
dari garis pantai, ditetapkan oleh Menteri pada WUP;
b. Lintas kabupaten / kota dan / atau wilayah laut 4 (empat) mil dari garis
pantai sampai dengan 12 (dua belas) mil ditetapkan oleh gubernur pada
WUP; dan / atau
c. Kabupaten / kota dan / atau wilayah laut sampai dengan 4 (empat) mil dari
garis pantai ditetapkan oleh bupati / walokota pada WUP.
Pada wilayah laut yang berada di antara 2 (dua) provinsi yang berbatasan
dengan jarak kurang dari 24 (dua puluh empat) mil, wilayah kewenangan
masing-masing provinsi dibagi sama jaraknya sesuai prinsip garis tengah.
Dalam hal ini kewenangan bupati / walikota pada wilayah laut sejauh 1/3
(sepertiga) dari garis pantai masing-masing wilayah kewenangan gubernur.
Disamping itu penetapan WUP mineral bukan logam dan / atau batuan yang
berada pada lintas kabupaten / kota dan / atau wilayah laut 4 (empat) mil dari
garis pantai sampai dengan 12 (dua belas) mil dan / atau berada pada
kabupaten / kota dan / atau wilayah laut sampai dengan 4 (empat) mil dari
garis pantai dapat dilimpahkan oleh Menteri kepada gubernur. 26
- WIUP mineral bukan logam dan / atau batuan ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati / walikota sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan permohonan dari badan usaha, koperasi, atau perseorangan.
- Dalam hal di WIUP mineral logam dan / atau batubara terdapat komoditas
tambang lainnya yang berbeda, untuk mengusahakan komoditas tambang
lainnya wajib ditetapkan WIUP terlebih dahulu.
USAHA PERTAMBANGAN
IUP diberikan oleh Menteri, gubernur, atau bupati / walikota sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan permohonan yang diajukan oleh :
a. Badan usaha
b. Koperasi
c. perseorangan 28
Badan usaha dapat berupa badan usaha swasta, BUMN, atau BUMD
Perseorangan dapat berupa orang perseorangan, perusahaan firma, atau
perusahaan komanditer
WIUP mineral bukan logam dan batuan diperoleh dengan cara mengajukan
permohonan wilayah.
Dalam 1 (satu) WUP dapat terdiri atas 1 (satu) atau beberapa WIUP
29
Dalam hal pemohon merupakan badan usaha yang telah terbuka (go public)
dapat diberikan lebih dari 1 (satu) WIUP.
5). Panitia lelang WIUP mineral logam dan / atau batubara beranggotakan
gasal dan memiliki kompetensi di bidang pertambangan mineral dan/ atau
batubara yang ditetapkan oleh :
a). Menteri, paling sedikit 7 (tujuh) orang;
b). gubernur, paling sedikit 5 (lima) orang; dan
c). bupati / walikota, paling sedikit 5 (lima) orang.
31
6). Tugas dan wewenang panitia lelang WIUP mineral logam dan / atau
batubara:
a). menyiapkan lelang WIUP
b). menyiapkan dokumen lelang WIUP
c). menyusun jadwal lelang WIUP
d). mengumumkan waktu pelaksanaan lelang WIUP
e). melaksanakan pengumuman ulang paling banyak 2 (dua) kali, apabila
peserta lelang WIUP hanya 1 (satu)
f). menilai kualifikasi peserta lelang WIUP
g). melakukan evaluasi terhadap penwaran yang masuk
h). melaksanakan lelang WIUP
i). membuat berita acara hasil pelaksanaan lelang dan mengusulkan
pemenang lelang.
33
9). Persyaratan teknis :
a). pengalaman badan usaha, koperasi, atau perseorangan di bidang
pertambangan mineral atau batubara paling sedikit 3 (tiga) tahun, atau
bagi perusahaan baru harus mendapat dukungan dari perusahaan
induk, mitra kerja, atau afiliasinya yang bergerak di bidang
pertambangan;
b). mempunyai paling sedikit 1 (satu) orang tenaga ahli dalam bidang
pertambangan dan / atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3
(tiga) tahun; dan
c). rencana kerja dan anggaran biaya untuk kegiatan 4 (empat) tahun
eksplorasi.
35
12). Penjelasan lelang dilakukan oleh panitia lelang WIUP kepada peserta
lelang yang lulus prakualifikasi untuk menjelaskan data teknis berupa :
a). lokasi
b). koordinat
c). jenis mineral, termasuk mineral ikutannya, dan batubara
d). ringkasan hasil penelitian dan penyelidikan
e). ringkasan hasil eksplorasi pendahuluan apabila ada
f). status hukum.
14). Dalam hal peserta pelelangan WIUP yang akan melakukan kunjungan
lapangan mengikutsertakan warga negara asing wajib memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
36
15). Biaya yang diperlukan untuk melakukan kunungan lapangan dibebankan
kepada peserta pelelangan WIUP.
16). Jangka waktu prosedur pelelangan ditetapkan paling lama 35 (tiga puluh
lima) hari kerja sejak pemasukan penawaran harga.
17). Hasil pelaksanaan lelang WIUP dilaporkan oleh panitia lelang kepada
Menteri, gubernur, atau bupati / walikota sesuai dengan kewenangannya
untuk ditetapkan pemenang lelang WIUP.
37
19). Apabila peserta lelang yang memasukkan penawaran harga hanya
terdapat 1 (satu) peserta lelang, dilakukan pelelangan ulang.
20). Dalam hal peserta lelang ulang tetap hanya 1 (satu) peserta, ditetapkan
sebagai pemenang dengan ketentuan harga penawaran harus sama atau
lebih tinggi dari harga dasar lelang yang telah ditetapkan.
1). Untuk mendapatkan WIUP mineral bukan logam atau batuan, badan
usaha, koperasi, atau perseorangan mengajukan permohonan wilayah
kepada :
a). Menteri, untuk permohonan WIUP yang berada lintas wilayah provinsi
dan / atau wilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis pantai;
b). Gubernur, untuk permohonan WIUP yang berada lintas wilayah
kabupaten / kota dalam 1 (satu) provinsi dan / atau wilayah laut 4
(empat) mil sampai dengan 12 (dua belas) mil; dan
c). Bupati / walikota, untuk permohonan WIUP yang berada dalam 1
(satu) wilayah kabupaten / kota dan / atau wilayah laut sampai dengan
4
(empat) mil. 38
2). Sebelum memberikan WIUP mineral bukan logam atau batuan :
a). Menteri harus mendapat rekomendasi terlebih dahulu dari gubernur
dan bupati /walikota
b). Gubernur harus mendapat rekomendasi terlebih dahulu dari bupati /
walikota.
4). Pemberian WIUP mineral bukan logam dan / atau batuan yang terlebih
dahulu telah memenuhi persyaratan koordinat geografis lintang dan bujur
sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara
nasional dan membayar biaya pencadangan wilayah dan pencetakan peta,
memperoleh prioritas pertama untuk memdapatkan WIUP.
B. PEMBERIAN IUP
41
Persyaratan IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi :
a. administrasi
b. teknis
c. lingkungan
d. finansial.
Persyaratan administrasi untuk :
a. badan usaha, perusahaan firma, dan perusahaan komanditer :
1). IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi mineral logam dan
batubara :
a). Surat permohonan
b). Susunan direksi/pengurus dan daftar pemegang saham
c). Surat keterangan domisili.
2). IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produkai mineral bukan logam dan
batuan :
a). Surat permohonan
b). Profil badan usaha
c). Akte pendirian badan usaha/perusahaan yang bergerak di bidang
usaha pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang
berwenang
d). Nomor Pokok Wajib Pajak
e). Susunan direksi/pengurus dan daftar pemegang saham 42
b. koperasi :
1). IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi mineral logam dan batubara :
a). Surat permohonan
b). Susunan pengurus
c). Surat keterangan domisili.
2). IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dan
batuan
a). Surat permohonan
b). Profil koperasi
c). Akte pendirian koperasi yang bergerak di bidang usaha
pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang
d). Nomor pokok wajib pajak
e). Susunan pengurus
f). Surat keterangan domisili
c. orang perseorangan :
1). IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi mineral logam dan batubara :
a). Surat permohonan
b). Surat keterangan domisili.
43
2). IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi mineral bukan logam dan
batuan :
a). Surat permohonan
b). Kartu tanda penduduk
c). Nomor pokok wajib pajak
d). Surat keterangan domisili.
Persyaratan teknis :
a. IUP Eksplorasi :
1). Daftar riwayat hidup dan surat pernyataan tenaga ahli pertambangan
dan / atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun
2). Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang
dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang
berlaku secara nasional.
Persyaratan lingkungan :
a. IUP Eksplorasi meliputi pernyataan untuk mematuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan hidup.
b. IUP Operasi Produksi :
1). Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolan
lingkungan hidup
2). Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. 45
Persyaratan finansial :
a. IUP Eksplorasi :
1). Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan
eksplorasi
2). Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang
WIUP mineral logam atau batubara sesuai dengan nilai penawaran
lelang atau bukti pembayaran biaya pencadangan wilayah dan
pembayaran pencetakan peta WIUP mineral bukan logam atau
batuan atas permohonan wilayah.
b. IUP Operasi Produksi :
1). Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diauditoleh akuntan
publik
2). Bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir
3). Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai
penawaran lelang bagi pemenang lelang WIUP yang telah berakhir.
46
1. IUP EKSPLORASI
2). IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan.
4). Apabila pemenang lelang WIUP dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja
tidak menyampaikan permohonan IUP, dianggap mengundurkan diri dan
uang jaminan kesungguhan lelang menjadi milik pemerintah atau milik
pemerintah daerah. 47
5). Pemenang lelang WIUP yang telah dianggap mengundurkan diri, WIUP
ditawarkan kepada peserta lelang urutan berikutnya secara berjenjang
dengan syarat nilai harga kompensasi data informasi sama dengan harga
yang ditawarkan oleh pemenang pertama.
7). Menteri menyampaikan penerbitan peta WIUP mineral bukan logam dan /
atau batuan yang diajukan oleh badan usaha, koperasi, atau perseorangan
kepada gubernur dan bupati / walikota untuk mendapatkan rekomendasi
dalam rangka penerbitan IUP Eksplorasi mineral bukan logam dan / atau
batuan.
8). Gubernur menyampaikan penerbitan peta WIUP mineral bukan logam dan
/ atau batuan yang diajukan oleh badan usaha, koperasi, atau
perseorangan kepada bupati / walikota untuk mendapatkan rekomendasi
dalam rangka penerbitan IUP Eksplorasi mineral bukan logam dan / atau
48
batuan.
9). Gubernuratau bupati / walikota memberikan rekomendasi dalam jangka
waktu paling lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya tanda bukti
penyampaian peta WIUP mineral bukan logam dan / atau batuan.
10). Badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang telah mendapatkan peta
WIUP beserta batas dan koordinat dalam jangka waktu paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah penerbitan peta WIUP mineral bukan logam dan
/ atau batuan harus menyampaikan permohonan IUP Eksplorasi kepada
Menteri, gubernur, atau bupati / walikota sesuai dengan kewenangannya.
11). Apabila badan usaha, koperasi, atau perseorangan dalam jangka waktu 5
(lima) hari kerja tidak menyampaikan permohonan IUP, dianggap
mengundurkan diri dan uang pencadangan wilayah menjadi milik
pemerintah atau milik pemerintah daerah.
50
15). Dalam hal kegiatan eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang
IUP Eksplorasi yang mendapatkan mineral atau batubara yang tergali
wajib melaporkan kepada pemberi IUP.
16). Pemegang IUP Eksplorasi yang ingin menjual mineral atau batubara wajib
mengajukan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan
penjualan.
17). Izin sementara diberikan oleh Menteri, gubernur, atau bupati / walikota
sesuai dengan kewenangannya.
19). Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi mineral logam dan /
atau batubara, mineral bukan logam dan / atau batuan dapat diberikan
IUP kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain yang
keterdapatannya berbeda.
20). Pemberian IUP dilakukan setelah mempertimbangkan pendapat dari
pemegang IUP pertama.
51
IUP Eksplorasi diberikan oleh :
a. Bupati/walikota apabila WIUP berada didalam satu wilayah
kabupaten/kota;
b. Gubernur apabila WIUP berada pada lintas wilayah
kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi setelah
mendapatkan rekomendasi dari bupati/walikota setempat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
c. Menteri apabila WIUP berada pada lintas wilayah provinsi
setelah mendapatkan rekomendasi dari gubernur dan
bupati/walikota setempat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
52
2. IUP OPERASI PRODUKSI
1). IUP Operasi Produksi diberikan kepada badan usaha, koperasi, dan
perseorangan sebagai peningkatan dari kegiatan eksplorasi.
2). Pemegang IUP Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP Operasi Produksi
sebagai peningkatan dengan mengajukan permohonan dan memenuhi
persyaratan peningkatan operasi produksi.
4). Dalam hal lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan pemurnian serta
pelabuhan berada di dalam wilayah yang berbeda serta kepemilikannya
juga berbeda maka IUP Operasi Produksi masing-masing diberikan oleh
Menteri, gubernur, atau bupati / walikota sesuai dengan kewenangannya.
53
5). Pemegang IUP Operasi Produksi tidak melakukan kegiatan pengangkutan
dan penjualan dan / atau pengolahan dan pemurnian, kegiatan
pengangkutan dan penjualan dan / atau pengolahan dan pemurnian dapat
dilakuklan oleh pihak lain yang memiliki :
a). IUP Operasi Produksi
b). IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan pengolahan dan
diberikan :
(1). Menteri apabila kegiatan pengangkutan dan penjualan dilakukan
lintas provinsi dan negara
(2). Gubernur apabila kegiatan pengangkutan dan penjualan dilakukan
lintas kabupaten / kota
(3). Bupati / walikota apabila kegiatan pengangkutan dan penjualan
dalam 1 (satu) kabupaten / kota.
c). IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian dan
diberikan :
(1). Menteri, apabila komoditas tambang yang akan diolah berasal dari
impor/provinsi lain dan / atau lokasi kegiatan pengolahan dan
pemurnian berada pada lintas provinsi
(2). Gubernur, apabila komoditas tambang yang akan diolah berasal dari
beberapa kabupaten / kotadalam 1 (satu) provinsi dan /atau lokasi
kegiatan pengolahan dan pemurnian berada pada lintas kabupaten /54
(3). Bupati / walikota, apabila komoditas tambang yang akan diolah
berasal dari 1 (satu) kabupaten / kota dan / atau lokasi kegiatan
pengolahan dan pemurnian berada pada 1 (satu) kabupaten / kota.
6). Dalam hal berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disahkan
oleh instansi yang berwenang berdampak lingkungan pada :
a). 1 (satu) kabupaten / kota, IUP Operasi Produksi diberikan oleh bupati /
walikota berdasarkan rekomendasi dari Menteri dan gubernur
b). Lintas kabupaten / kota, IUP Operasi Produksi diberikan oleh gubernur
berdasarkan rekomendasi dari bupati / walikota
c). Lintas provinsi, IUP Operasi Produksi diberikan oleh Menteri
berdasarkan rekomendasi dari bupati / walikota dan gubernur.
7). Badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli mineral logam atau
batubara di Indonesia, harus memiliki IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengangkutan dan penjualan dari Menteri, gubernur, atau bupati /
walikota sesuai dengan kewenangannya.
57
IUP Operasi Produksi diberikan oleh :
a. bupati/walikota apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan
pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam satu wilayah
kabupaten/kota ;
b. gubernur apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan
pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah
kabupaten/kota yang berbeda setelah mendapatkan rekomendasi
dari bupati/walikota setempat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
c. Menteri apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan
pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah provinsi yang
berbeda setelah mendapatkan rekomendasi dari gubernur dan
bupati/walikota setempat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
58
1. IUP OP meliputi: kegiatan konstruksi, penambangan,
pengolahan & pemurnian, serta pengangkutan dan
penjualan
2. IUP OP KHUSUS UNTUK PENGANGKUTAN DAN
PENJUALAN
3. IUP OP KHUSUS UNTUK PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
4. IUP OP UNTUK PENJUALAN (khusus untuk badan usaha
yang tidak bergerak pada usaha pertambangan) Pasal
105 UU Minerba
5. Izin Sementara untuk melakukan pengangkutan dan
penjualan kepada pemegang IUP Eksplorasi
59
C. PEMASANGAN TANDA BATAS
3. Dalam hal terjadi perubahan batas wilayah pada WIUP Opersi produksi,
harus dilakukan perubahan tanda batas wilayah dengan pemasangan patok
baru pada WIUP.
1. Dalam hal pada lokasi WIUP ditemukan komoditas tambang lainnya yang
bukan asosiasi mineral yang diberikan dalam IUP, pemegang IUP Eksplorasi
dan IUP Operasi Produksi memperoleh keutamaan dalam mengusahakan
komoditas tambang lainnya yang ditemukan.
61
2. Permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi paling sedikit harus
dilengkapi :
a. peta dan batas koordinat wilayah
b. bukti pelunasan iuran tetap dan iuran produksi 3 (tiga) tahun terakhir
c. laporan akhir kegiatan operasi produksi
d. laporan pelaksanaan pengelolaan lingkungan
e. rencana kerja dan anggaran biaya
f. Neraca sumber daya dan cadangan.
63
III. IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT
1. Kegiatan pertambangan rakyat dikelompokkan sebagai berikut :
a. pertambangan mneral logam
b. pertambangan mineral bukan logam
c. pertambangan batuan
d. pertambangan batubara.
8. IPR diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang.
16. Setiap usaha pertambangan rakyat pada WPR dapat dilaksanakan apabila
telah mendapatkan IPR.
20. Persyaratan finansial berupa laporan keuangan 1 (satu) tahun terakhir dan
hanya dipersyaratkan bagi koperasi setempat.
68
1. Kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu WPR
2. Bupati/walikota menyusun rencana penetapan wilayah didalam WP
menjadi WPR berdasarkan potensi mineral dan/atau batubara serta peta
potensi/cadangan mineral dan/atau batubara.
3. Penetapan WPR dengan kriteria tertentu.
4. WPR ditetapkan oleh bupati/walikota setempat setelah berkoordinasi
dengan Pemerintah Provinsi dan berkonsultasi dengan DPRD kab/kota.
5. Penetapan WPR disampaikan secara tertulis oleh bupati/walikota kepada
Menteri dan gubernur.
6. Penetapan WPR didahului dengan pengumuman rencana WPR kepada
masyarakat secara terbuka, dan penyusunan dokumen lingkungan oleh
bupati/walikota
7. WPR tidak boleh tumpang tindih dengan WUP & WPN serta merupakan
Kawasan peruntukan pertambangan sesuai dengan rencana tata ruang
69
a. mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan atau
tepi dengan tepi sungai;
b. mempunyai cadangan primer dengan kedalaman maksimal 25 m;
c. endapan teras, dataran banjir dan endapan sungai purba;
d. luas maksimal pertambangan rakyat adalah 25 Ha;
e. menyebutkan jenis komoditi yang akan ditambang; dan/atau
f. merupakan wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah
dikerjakan sekurang-kurangnya 15 th.
70
KEWENANGAN PEMERINTAH KAB/KOTA
a. Pembuatan peraturan perundang-undangan daerah
b. Pemberian IUP dan IPT, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat, dan
pengawasan usaha pertambangan yang berada pada wilayah
kabupaten/kota dan/atau wilayah laut sampai dengan 4 mil ;
c. Pemberian IUP dan IPR, pembinaan, penyelesaian konflik masyarakat, dan
pengawasan usaha pertambangan operasi produksi yang kegiatannya
berada pada wilayah Kab/kota dan/atau wilayah laut sampai dengan 4 mil ;
d. Penginventarisasian, penyelidikan dan penelitian serta eksplorasi dalam
rangka memperoleh data dan informasi minerba sesuai kewenangannya;
e. Pengelolaan informasi geologi, informasi potensi sumber daya mineral dan
batubara, serta informasi pertambangan pada wilayah kabupaten/kota;
f. Penyusunan neraca sumber daya mineral dan batubara pada
daerah/wilayah kabupaten/kota;
g. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dalam usaha
pertambangan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
h. Pengembangan & peningkatan nilai tambah kegiatan uasha pertambangan
secara optimal
71
KEWENANGAN PEMERINTAH KAB/KOTA
i. Penyampaian informasi hasil inventarisasi, penyelidikan umum, dan
penelitian serta eksplorasi kepada Menteri dan Gubernur;
j. Penyampaian informasi hasil produksi, penjualan dalam negeri, serta
eksplor kepada Menteri dan Gubernur;
k. Pembinaan dan pengawasan teradap reklamasi dan pasca tambang; dan
l. Peningkatan kemampuan aparatur pemerintah kabupaten/kota dalam
penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan
72
IV. IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS
IUPK diberikan oleh Menteri dengan memperhatikan kepentingan daerah
dimaksud dalam rangka pemberdayaan daerah.
IUPK diberikan untuk 1 (satu) jenis mineral logam atau batubara dalam 1
(satu) WIUPK.
IUPK diberikan setelah diperoleh WIUPK yang telah ditetapkan oleh Menteri.
Dalam 1 (satu) WIUPK dapat terdiri atas 1 (satua) atau beberapa IUPK.
IUPK dapat diberikan kepada badan usaha yang berbadan hukum indonesia,
baik berupa badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah maupun
badan usaha swaata.
A. PEMBERIAN WIUPK
Pemberian WIUPK terdiri atas WIUPK mineral logam dan / atau batubara.
WIUPK diberikan kepada BUMN, BUMD, atau badan usaha swasta oleh
Menteri.
Dalam hal peminat hanya ada 1 (satu) BUMN atau BUMD, WIUPK diberikan
kepada BUMN atau BUMD dengan membayar biaya kompensasi data
informasi.
Dalam hal peminat lebih dari 1 (satu) BUMN atau BUMD, WIUPK diberikan
dengan cara lelang. 74
Pemenang lelang dikenai kewajiban membayar biaya kompensasi data
informasi sesuai dengan nilai lelang.
Dalam hal tidak ada BUMN atau BUMD yang berminat, WIUPK ditawarkan
kepada bdan usaha swasta yang bergerak dalam bidang pertambangan
mineral atau batubara dengan cara lelang.
1). BUMN dan BUMD yang telah mendapatkan WIUPK wajib mengajukan
permohonan IUPK mineral logam atau batubara kepada Menteri.
2). Dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya
permohonan, Menteri memberikan IUPK kepada BUMN atau BUMD
setelah memenuhi persyaratan.
75
2. TATA CARA LELANG WIUPK MINERAL LOGAM DAN BATUBARA
1). Sebelum dilakukan pelangan WIUPK mineral logam atau batubara, Menteri
mengumumkan secara terbuka WIUPK yang akan dilelang dalam jangka
waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan lelang.
2). Dalam pelaksanaan pelelangan WIUPK, Menteri membentuk panitia lelang
WIUPK mineral logam atau batubara.
3). Anggota panitia lelang WIUPK berjumlah gasal yang memiliki kompetensi
di bidang pertambangan mineral atau batubara.
4). Tugas dan wewenang panitia lelang WIUPK mineral logam dan batubara:
a). penyiapan lelang WIUPK
b). penyiapan dokumen lelang WIUPK
c). penyusunan jadwal lelang WIUPK
d). pengumuman waktu pelaksanaan lelang WIUPK
e). melaksanakan pengumuman ulang paling banyak 2 (dua) kali, apabila
peserta lelang WIUPK hanya 1 (satu)
f). penilaian kualifikasi peserta lelang WIUPK
g). melakukan evaluasi terhadap penwaran yang masuk
h). pelaksanaan lelang WIUPK
i). pembuatan berita acara hasil pelaksanaan lelang dan mengusulkan
pemenang lelang WIUPK. 76
5). Untuk mengikuti lelang, peserta lelang WIUPK harus memenuhi
persyaratan :
a). Administrasi
b). Teknis
c). Finansial.
6). Persyaratan administrasi meliputi :
a). Mengisi formulir yang sudah disiapkan panitia lelang
b). Profil badan usaha
c). Akte pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha
pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang
d). Nomor pokok wajib pajak.
7). Persyaratan teknis meliputi :
a). Pengalaman badan usaha di bidang pertambangan mineral atau
batubara paling sedikit 3 (tiga) tahun, atau bagi perusahaan baru harus
mendapat dukungan dari perusahaan induk, mitra kerja, atau
afiliasinya yang bergerak di bidang pertambangan
b). Mempunyai paling sedikit 1 (satu) tenaga ahli dalam bidang
pertambangan dan / atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3
(tiga) tahun
c). Rencana kerja dan anggaran biaya untuk kegiatan 1 (satu) tahun. 77
8). Persyaratan finansial meliputi :
a). Laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit akuntan publik
b). Menempatkan jaminan kesungguhan lelang dalam bentuk uang tunai
di bank pemerintah sebesar 10 % (sepuluh persen) dari nilai
kompensasi data informasi atau total biaya pengganti investasi untuk
lelang WIUPK yang telah berakhir
c). Pernyataan bersedia membayar nilai sesuai surat penawaran lelang
dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman lelang.
B. PEMBERIAN IUPK
IUPK diberikan oleh Menteri kepada BUMN, BUMD, atau badan usaha swasta
setelah mendapatkan WIUPK.
a. Persyaratan administratif
(1). Untuk IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi mineral logam dan
batubara yang diajukan BUMN atau BUMD yang diberikan berdasarkan
prioritas :
(a). Surat permohonan
(b). Profil badan usaha
(c). Akte pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha
pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat berwenang
(d). Nomor pokok wajib pajak
(e). Susunan direksi dan daftar pemegang saham
(f). Surat keterangan domosili.
79
(2). Untuk IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi mineral logam dan
batubara yang diajukan oleh pemenang lelang WIUPK :
(a). Surat permohonan
(b). Susunan direksi dan daftar pemegang saham
(c). Surat keterangan domisili.
b. Persyaratan teknis meliputi :
(1). Pengalaman BUMN, BUMD, atau badan usaha swasta di bidang
pertambangan mineral atau batubara paling sedikit 3 (tiga) tahun
(2). Mempunyai paling sedikit 1(satu) orang tenaga ahli dalam bidang
pertambangan dan / atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3
(tiga) tahun
(3). Rencana kerja dan anggaran biaya untuk kegiatan 1 (satu) tahun.
c. Persyaratan lingkingan meliputi :
(1). Untuk IUPK Eksplorasi meliputi pernyataan untuk memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
(2). Untuk IUPK Opedrasi Produksi meliputi :
(a). Pernyataan kesanggupan untuk memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
(b). Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan 80
peraturan perundang-undangan.
d. Persyaratan finansial meliputi :
(1). IUPK Eksplorasi meliputi :
(a). Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan
eksplorasi
(b). Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi atau
sesuai dengan surat penawaran.
(2). IUPK Operasi Produksi meliputi :
(a). Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan
publik
(b). Bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir.
1). BUMN atau BUMD yang diberikan WIUPK berdasarkan prioritas atau
pemenang lelang WIUPK mineral logam atau batubara, harus
menyampaikan permohonan IUPK Eksplorasi kepada Menteri dalam
jangka waktu 5 (lima) hari kerja setelah penetapan pengumuman
pemenang lelang WIUPK. 81
2). Apabila BUMN atau BUMD yang diberikan WIUPK berdasarkan prioritas
atau pemenang lelang WIUPK dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja tidak
menyampaikan ermohonan IUPK, dianggap mengundurkan diri
3). Dalam hal pemenang lelang WIUPK telah dianggap mengundurkan diri,
WIUPK ditawarkan kepada peserta lelang urutan berikutnya secara
berjenjang dengan syarat nilai harga kompensasi data informasi sama
dengan harga yang ditawarkan oleh pemenang pertama.
4). Menteri melakukan lelang ulang WIUPK apabila peserta lelang tidak ada
yang berminat.
5). Pemegang IUPK Ekspl,orasi atau pemegang IUPK Operasi Produksi, dapat
mengajukan permohonan wilayah di luar WIUPK kepada Menteri untuk
menunjang usaha kegiatan pertambangannya.
82
6). IUPK Eksplorasi sekurng-kurangnya memuat :
a). Nama perusahaan
b). Lokasi dan luas wilayah
c). Rencana umum tata ruang
d). Jaminan kesungguhan
e). Modal investasi
f). Perpanjangan waktu tahap kegiatan
g). Hak dan kewajiban pemegang IUPK
h). Jangka waktu berlakunya tahap kegiatan
i). Jenis usaha yang diberikan
j). Rencana pengembangan dan pemberdayaan mayarakat di sekitar
wilayah pertambangan
k). Perpajakan
l). Penyelesaian perselisihan masalah pertanahan
m). Iuran tetap dan iuran eksplorasi
n). Amdal.
83
2. TATA CARA PENERBITAN IUPK OPERASI PRODUKSI MINERAL LOGAM DAN
BATUBARA
1). IUPK Operasi Produksi diberikan kepada BUMN, BUMD, atau badan
usaha swasta sebagai peningkatan dari kegiatan eksplorasi.
5). WIUPK yang telah mempunyai data lengkap meliputi data eksplorasi, studi
kelayakan dan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui oleh
instansi yang berwenang dapat diberikan IUPK Opertasi Produksi kepada
BUMN atau BUMD dengan cara prioritas atau pemenang lelang.
84
6). IUPK Operasi Produksi sekurang-kurangnya memuat :
a). Nama perusahaan
b). Luas wilayah
c). Lokasi penambangan
d). Lokasi pengolahan dan pemurnian
e). Pengangkutan dan penjualan
f). Modal investasi
g). Jangka waktu berlakunya IUPK
h). Jangka waktu tahap kegiatan
i). Penyelesaian masalah pertanahan
j). Lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang
k). Dana jaminan reklamasi dan jaminan pascatambang
l). Perpanjangan IUPK
m). Hak dan kewajiban pemegang IUPK
n). Rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar
wilayah pertambangan
o). Perpajakan
p). Iuran tetap dan iuran produksi serta bagian pendapatan negara/
daerah, yang terdiri atas bagi hasil dari keuntungan bersih sejak
berproduksi 85
q). Penyelesaian perselisihan
r). Keselamatan dan kesehatan kerja
s). Konservasi mineral atau batubara
t). Pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi serta kemampuan rekayasa dan
rancang bangun dalam negeri
u). Penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan pertambangan yang
baik
v). Pengembangan tenaga kerja Indonesia
w). Pengelolaan data mineral atau batubara
x). Penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan
mineral atau batubara.
y). Divestasi saham.
7). IUPK tidak dapat digunakan selain yang dimaksud dalam pemberian IUPK.
8). Dalam hal kegiatan eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang
IUPK Eksplorasi yang mendapatkan mineral logam atau batubara yang
tergali wajib melaporkan kepada Menteri.
9). Pemegang IUPK Eksplorasi yang ingin menjual mineral logam atau
batubara wajib mengajukan izin sementara untuk melakukan
pengangkutan dan penjualan.
10). Izin sementara diberikan oleh Menteri. 86
11). Mineral atau batubara yang tergali dikenai iuran produksi.
C. PEMASANGAN TANDA BATAS
3. Dalam hal terjadi perubahan batas wilayah pada WIUPK Operasi Produksi,
harus dilakukan perubahan tanda batas wilayah dengan pemasangan patok
baru pada WIUPK.
1. Dalam hal pada lokasi WIUPK ditemukan komoditas lainnya yang bukan
asosiasi mineral yang diberikan dalam IUPK, pemegang IUPK Eksplorasi dan
IUPK Operasi Produksi memperoleh keutamaan dalam mengusahakan
komoditas tambang lainnya yang ditemukan.
87
2. Dalam mengusahakan komoditas tambang lainnya harus membentuk
badan usaha baru.
3. Apabila pemegang IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi tidak
berminat atas komoditas tambang lainnya, pengusahaannya dapat
diberikan kepada pihak lain dan diselenggarakan dengan cara prioritas atau
lelang.
4. Pihak lain yang mendapatkan IUPK berdasarkan prioritas atau lelang harus
berkordinasi dengan pemegang IUPK Eksplorasi dan IUPK Operasi Produksi
pertama.
90
JANGKA WAKTU & LUAS WIUP/WIUPK
IUP OPERASI
IUP EKSPLORASI
PRODUKSI
11. Apabila dalam kurun waktu sebelum habis masa penghentian sementara
berakhir pemegang IUP dan IUPK sudah siap melakukan kegiatan
operasinya, kegiatan dimaksud wajib dilaporkan kepada Menteri,
gubernur, atau bupati / walikota sesuai dengan kewenangannya.
13. Pemegang IUP dan IUPK yang telah diberikan persetujuan penghentian
sementara dikarenakan keadaan kahar tidak mempunyai kewajiban
untuk
memenuhi kewajiban keuangan sesuai dengan peraturan perundang 97
14. Pemegang IUP dan IUPK yang telah diberikan persetujuan penghentian
sementara dikarenakan keadaan yang menghalangi dan / atau kondisi
daya dukung lingkungan wajib :
a. Menyampaikan laporan kepada Menteri, gubernur, atau bupati /
walikota sesuai dengan kewenangannya
b. Memenuhi kewajiban keuangan
c. Tetap melaksanakan pengelolaan lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja, serta pemantauan lingkungan.
15. Persetujuan penghentian sementar berakhir karena :
a. habis masa berlakunya
b. Permohonan pencabutan dari pemegang IUP atau IUPK.
16. Dalam hal jangka waktu yang telah ditentukan dalam pemberian
persetujuan penghentian sementara telah habis dan tidak diajukan
permohonan perpanjangan atau permohonan perpanjangan tidak
disetujui, penghentian sementara tersebut berakhir.
17. Apabila kurun waktu penghentian sementara belum berakhir dan
pemegang IUP atau IUPK sudah siap untuk melakukan kegiatan operasinya
kembali, dapat mengajukan permohonan pencabutan penghentian
sementra kepada Menteri, gubernur, atau bupati / walikota sesuai dengan
kewenangannya.
18. Berdasarkan permohonan Menteri, gubernur, atau bupati / walikota
sesuai dengan kewenangannya menyatakan pengakhiran penghentian 98
VII. BERAKHIRNYA IZIN USAHA PERTAMBANGAN DAN IZIN USAHA
PERTAMBANGAN KHUSUS
2. Pemegang IUP atau IUPK dapat menyerahkan kembali IUP atau IUPK-nya
dengan pernyataan tertulis kepada Menteri, gubernur, atau bupati /
walikota sesuai dengan kewenangannya dan disertai dengan alasan yang
jelas dimaksud antara lain tidak ditemukannya prospek secara teknis,
ekonomis, atau lingkungan.
3. Pengembalian IUP atau IUPK dinyatakan sah setelah disetujui oleh Menteri,
gubernur, atau bupati / walikota sesuai dengan kewenangannya dan
setelah memenuhi kewajibannya.
99
4. Pemegang IUP atau IUPK dapat dicabut izinnya oleh Menteri, gubernur,
atau bupati / walikota sesuai dengan kewenangannya apabila :
a. Tidak memenuhi kewajiban yang ditetapkan dalam IUP atau IUPK serta
peraturan perundang-undangan
b. Melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
ini
c. Dinyatakan pailit.
5. Dalam hal jangka waktu yang ditentukan dalam IUP dan IUPK telah habis
dan tidak diajukan permohonan peningkatan atau perpanjangan tahap
kegiatan atau pengajuan permohonan tetapi tidak memenuhi persyaratan,
IUP dan IUPK tersebut berakhir.
6. Pemegang IUP atau IUPK yang IUP-nya atau IUPK-nya berakhir karena
alasan dikembalikan, dicabut, atau habis masa berlakunya wajib memenuhi
dan menyelesaikan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
101
Golongan Komoditas Tambang
102
Hak atas WIUP, WPR, WIUPK tidak meliputi hak atas tanah
permukaan bumi hak atas IUP/IUPK/IPR bukan merupakan
pemilikan hak atas tanah
Kegiatan usaha pertambangan tidak dapat dilaksanakan pada tempat
yang dilarang untuk melakukan kegiatan usaha pertambangan
Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi hanya dapat melaksanakan
kegiatannya setelah mendapat persetujuan dari pemegang hak atas
tanah (Persetujuan dimaksudkan untuk menyelesaikan lahan-lahan
yang terganggu oleh kegiatan eksplorasi a.n pengeboran, parit uji)
Pemegang IUP/IUPK sebelum melakukan kegiatan operasi produksi
wajib menyelesaikan hak atas tanah dengan pemegang hak sesuai
ketentuan peraturan perudang-udnangan
Pemegang IUP/IUPK OP wajib memberikan kompensasi berdasarkan
kesepakatan bersama dengan pemegang hak atas tanah
kompensasi dapat berupa sewa menyewa, jual beli, atau pinjam
103 pakai
Pemegang IUP/IUPK wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat (PPM) di sekitar WIUP/WIUPK
PPM harus dikonsultasikan dengan Pemerintah, Pemprov, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dan Masyarakat setempat
Masyarakat dapat mengajukan usulan PPM kepada bupati/walikota setempat untuk
diteruskan kepada pemegang IUP/IUPK
PPM diprioritaskan untuk masyarakat di sekitar WIUP/WIUPK yang terkena dampak
langsung akibat aktivitas pertambangan dengan tidak melihat batas administrasi
wilayah kecamatan/kabupaten
PPM dibiayai dari alokasi biaya PPM pada anggaran dan biaya pemegang
IUP/IUPK setiap tahun
Pemegang IUP/IUPK setiap tahun wajib menyampaikan rencana dan biaya
pelaksanaan PPM sebagai bagian dari RKAB tahunan kepada Menteri, Gubernur,
atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya untuk mendapat persetujuan
Setiap pemegang IUP Operasi Produksi wajib menyampaikan laporan realisasi PPM
setiap 6 bulan kepada Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya
104
USAHA JASA PERTAMBANGAN
(1) Usaha Jasa Pertambangan terdiri atas:
1. Usaha Jasa Pertambangan;
2. Usaha Jasa Pertambangan Non Inti.
(2)Jenis Usaha Jasa Pertambangan meliputi:
a. konsultasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pengujian
peralatan di bidang
1. penyelidikan umum;
2. eksplorasi;
3. studi kelayakan;
4. konstruksi pertambangan;
5. pengangkutan;
6. lingkungan pertambangan;
7. pascatambang dan reklamasi; dan/atau
8. keselamatan dan kesehatan kerja
b. konsultasi, perencanaan, dan pengujian peralatan di bidang
penambangan; atau pengolahan pemurnian
105
HAK BADAN USAHA
106
KEWAJIBAN BADAN USAHA
Pengelolaan lingkungan/ Kepatuhan pada standard dan buku mutu lingkungan
Penyelesaian ganti rugi lahan
Reklamasi dan penutupan tambang (Pasca Tambang)
Dana jaminan reklamasi dan dana jaminan Pasca Tambang
Tenaga kerja lokal
Barang dan jasa dalam negeri
Pengembangan masyarakat
Peningkatan nilai tambah : Pengolahan dan pemurnian dalam negeri
Keuangan (penerimaan negara)
Divestasi saham
Good Mining Practice
107
MEKANISME SANKSI
108
KETENTUAN PIDANA
Menyampaikan laporan tidak benar atau menyampaikan laporan palsu Penjara 10 th denda paling banyak Rp 10
Miliar
Tidak memiliki IUP melakukan eksplorasi kurungan 1 th denda paling banyak Rp.
200 juta
Tidak mempunyai IUP atau mempunyai IUP eksplorasi tetapi melakukan penjara 5 th denda paling banyak Rp.
kegiatan operasi produksi 10 Miliar
Membeli/menampung & memanfaatkan batubara dari hasil kegiatan yang tidak penjara 10 th denda paling banyak
memiliki IUP, IPR, atau IUPK Rp.100 Milyar
Setiap orang yang mengeluarkan izin yang bertentangan dengan UU ini dan kurungan 2 th denda paling banyak Rp.
menyalahgunakan kewenangannya 200 juta
Mengganggu atau merintangi kegiatan operasi produksi pemegang IUP yang kurungan 1 th denda paling banyak Rp.
telah memenuhi persyaratan 100 juta.
109
KETENTUAN PERALIHAN UU 4/2009 (1)
Pasal 169
Pasal 170
Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang sudah
berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103
ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
110
KETENTUAN PERALIHAN UU 4/2009 (2)
Pasal 171
1) Pemegang kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan
batubara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang telah melakukan tahapan
kegiatan eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, atau operasi produksi paling
lambat 1 (satu) tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini harus menyampaikan
rencana kegiatan pada seluruh wilayah kontrak/perjanjian sampai dengan jangka
waktu berakhirnya kontrak/perjanjian untuk mendapatkan persetujuan pemerintah.
2) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, luas
wilayah pertambangan yang telah diberikan kepada pemegang kontrak karya dan
perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara disesuaikan dengan
Undang-Undang ini.
Pasal 172
Permohonan kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan
batubara yang telah diajukan kepada Menteri paling lambat 1 (satu) tahun
sebelum berlakunya Undang-Undang ini dan sudah mendapatkan surat
persetujuan prinsip atau surat izin penyelidikan pendahuluan tetap dihormati dan
dapat diproses perizinannya tanpa melalui lelang berdasarkan Undang-Undang ini.
111
Pada saat PP 23/2010 diberlakukan :
1. KK dan PKP2B yang ditandatangani yang ditandatangani sebelum diundangkannya PP
ini dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu berakhirnya, dan yang belum
memperoleh perpanjangan kesatu dan/atau kedua dapat diperpanjang dalam bentuk IUP
Perpanjangan tanpa melalui lelang sesuai dengan ketentuan PP ini.
2. KP, SIPD dan SIPR yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebelum ditetapkannya peraturan pemerintah ini tetap diberlakukan sampai
jangka waktu berakhirnya , dan wajib :
a) disesuaikan menjadi IUP atau IPR dengan mengikuti ketentuan peraturan pemerintah
ini paling lambat 3 bulan sejak berlakunya PP ini (1 Mei 2010);
b) Menyampaikan rencana kegiatan pada seluruh wilayah KP sampai jangka waktu
berakhirnya KP kepada Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya
c) wajib melakukan pengolahan dan pemurnian paling lambat 5 tahun sejak berlakunya
UU No 4 Tahun 2009
3. Permohonan KP yang telah diterima Menteri/Gub/Bup/Wal sebelum terbitnya UU Minerba
dan telah mendapatkan pencadangan wilayah dapat diproses perizinannya dalam bentuk
IUP tanpa melalui lelang paling lambat 3 bulan setelah berlakunya PP ini (1 Mei 2010)
112
PENUTUP
113
TERIMA KASIH
114