Anda di halaman 1dari 32

REGULASI

PERTAMBANGN
KULIAH

UU NO. 4 TAHUN 2009


WP, USAHA PERTAMBANGAN, HAK
DAN KEWAJIBAN

Prodi Teknik Pertambangan


KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA

Pengelolaan Pertambangan (Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota)


1. Kewenangan Menteri antara lain:
a. Pemberian IUP serta pembinaan, pengawasan usaha pertambangan yang
bersifat lintas provinsi dan/atau wilayah lebih 12 mil laut
b. Pemberian IUPK
c. Melakukan evaluasi terhadap IUP Operasi Produksi yang dikeluarkan oleh
PEMDA
d. Penyelesaian konflik sesuai dengan letak kewenangan
2. Kewenangan Gubernurt antara lain:
a. Pemberian IUP serta pembinaan, pengawasan usaha pertambangan yang
bersifat lintas Kabupaten/Kota dan/atau wilayah laut 4 - 12 mil laut
b. Penyelesaian konflik sesuai dengan letak kewenangan
3. Kewenangan Bupati/Walikota antara lain:
a. Pemberian IUP serta pembinaan, pengawasan usaha pertambangan yang
bersifat lintas Kabupaten/Kota dan/atau wilayah sampai dengan 4 mil laut
b. Penyelesaian konflik sesuai dengan letak kewenangan 2
WILAYAH PERTAMBANGAN
WILAYAH PERTAMBANGAN (1)

Perencanaan Wilayah Pertambangan


1. Tahapan Perencanaan WP melalui invetarisasi potensi pertambangan dan penyusunan rencana WP;
2. Inventarisasi ditujukan untuk mengumpulkan data dan informasi potensi pertambangan sebagai
dasar penyusunan rencana penetapan WP yang dilakukan melalui kegiatan penyelidikan dan
penelitian;
3. Penyelidikan dan penelitian dilaksanakan secara terkoordinasi oleh Menteri, gubernur atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
4. Rencana WP dituangan dlm lembar peta dan dalam bentuk digital;
5. Rencana WP digunakan sebagai dasar penetapan WP.

Penugasan
1. Menteri /gubernur sesuai kewenangannya dapat memberikan penugasan kepada lembaga riset
negara dan/atau daerah untuk melakukan penyelidikan dan penelitian di WP untuk penyiapan WUP
dan WPN;
2. Menteri dapat memberikan penugasan kepada lembaga/organisasi yang ditunjuk pemerintah dalam
rangka kerjasama antar negara baik multilateral maupun bilateral; dan
3. Bupati/walikota dapat mengusulkan kepada Menteri/Gubernur sesuai kewenangannya suatu wilayah
untuk dilakukan penyelidikan dan penelitian dalam rangka penugasan 4
WILAYAH PERTAMBANGAN (2)

HARUS DAPAT DIMANFAATKAN


MINERAL DAN BATUBARA SERACA OPTIMAL

EKSPLOITASI (M & BB):

• DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK


NEGATIF TERHADAP LINGKUNGAN
• KONFLIK PENGGUNAAN LAHAN

PERLU DIBUAT
WILAYAH PERTAMBANGAN
(MINERAL DAN BATUBARA)
YANG MEMPERTIMBANGKAN
KESEIMBANGAN DAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
DEPOSIT
SUMBER DAYA MINERAL
DAN BATUBARA DIUSULKAN UNTUK DIJADIKAN
WILAYAH PERTAMBANGAN
DALAM RTRW

•RTRW K (KABUPATEN)
• WP HARUS DISAMPAIKAN KE PEMERINTAH •RTRW P (PROVINSI)
• JIKA TERJADI DISPUTE WP DENGAN “PERUNTUKAN •RTRW N (NASIONAL)
LAIN” DISAMPAIKAN KE BKTRN JIKA WP TERSEBUT
OLEH BKTRN MENJADI “PERUNTUKAN LAIN” MAKA 5
LANGSUNG JADI WPN
WILAYAH PERTAMBANGAN (3) Pemerintah *)

Koordinasi dengan daerah


Mekanisme Penetapan WP
Pelaporan ke DPR

WUP

Persetujuan DPR

Wilayah
wilayah WPN
Hukum
Pertambangan (WP)
Indonesia
Pemda
Kab./Kota
WUP : Wilayah Usaha Pertambangan
WPN : Wilayah Pencadangan Negara
WPR : Wilayah Pertambangan Rakyat Konsultasi ke DPRD
*) Pemerintah dapat
mendelegasikannya kepada
Gubernur WPR 6

6
WILAYAH PERTAMBANGAN (4)

Delineasi Zonasi untuk WIUP/WIUPK Operasi Produksi dalam Kawasan Lindung

1. Peta Zonasi WIUP/WIUPK Eksplorasi pada kawasan lindung dapat di delineasi


menjadi peta zonasi WIUP/WIUPK Operasi Produksi;
2. Delineasi zonasi dilakukan berdasarkan hasil kajian kelayakan dan memperhatikan
keseimbangan antara biaya dan manfaat serta antara resiko dan manfaat dalam
konservasi kawasan lindung.
3. Keseimbangan antara biaya dan manfaat dan antara resiko dan manfaat dilakukan
dengan memperhitungkan reklamasi, pascatambang, teknologi, program
pengembangan masyarakat yang berkelanjutan, dan pengelolaan lingkungan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7
WILAYAH PERTAMBANGAN (5)

Penetapan Wilayah Pertambangan


1. Pemerintah & Pemerintah Daerah wajib melakukan penelitian dalam rangka
penyiapan WP;
2. WP ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah;
3. Penetapan WP dilaksanakan secara transparan, terpadu, dengan
mempertimbangkan aspek ekologi-ekonomi-sosial budaya-serta berwawasan
lingkungan;
4. WP terdiri atas Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pencadangan
Negara (WPN) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

Kepastian Usaha
1. Merupakan Bagian dari tata ruang (nasional)
2. Memberikan kepastian hukum
3. Memberikan kepastian berusaha
4. Memberikan perlindungan bagi masyarakat
8
1. Penetapan WUP dilakukan oleh pemerintah setelah koordinasi dgn pemda
WIUP WUP 2. Pemerintah dpt melimpahkan kewenangan penetapan kpd gubernur
/IUP 3. WUP yang diusahakan disebut dengan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
4. Satu WUP terdiri dari satu atau lebih WIUP
WIUP 5. Luas dan batas WIUP ditetapkan oleh pemerintah berkoordnasi dengan pemda
/IUP 6. Kriteria penetapan WIUP adalah, letak geografis, kaidah konservasi, daya dukung lingkungan, optimalisasi
sumberdaya mineral/batubara dan tingkat kepadatan penduduk
WIUP 7. Izin pengusahaannya adalah Izin Usaha Pertambangan (IUP)
/IUP
1. Penetapan WPRdilakukan oleh bupati/walikota setelah berkoordiansi dengan DPRD
WPR 2.
3.
Dalam penetapan WPR terlebih dahulu diumumkan kepada masyarakat
Sebagai wadah kegiatan tambang rakyat
4. Izin pengusahaannya adalah Izin Pertambangan Rakyat (IPR)
5. Kriteria WPR adalah :
IPR a. Mempunyai cadangan sekunder yg terdapat di sungai, tepi sungai dan antara tepi sungai
b. Mempunyai cadangan primer dgn kedalaman maks 25 m
IPR c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba
d. luas maks 25 hektar
IPR e. Merupakan wilayah kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 25 tahun.

1. Penetapan WPN dilakukan oleh Pemerintah (untuk kepentingan nasional) dgn memperhatikan aspirasi daerah dan
persetujuan DPR
WPN 2. WPN yang diusahakan disebut dengan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK)
WIUPK/IUPK 3. WIUPK ditetapka oleh pemerintah setelah berkoordiansi dengan pemerintah daerah
4. Penetapan WIUPK dengan mempertimbangkan :
a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri
WIUPK/IUPK b. Sumber devisa negara
c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana
WIUPK/IUPK
d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
e. Daya dukung lingkungan
9
f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal yang besar
WILAYAH PERTAMBANGAN (6)

Pelelangan WIUP dan WIUPK


1. Pemerintah/PEMDA (sesuai kewenangan) mengumumkan adanya pelelangan serta
membentuk panitia lelang,
2. Panitia Lelang terdiri atas:
a. Anggota panitia terdiri dari KESDM-Provinsi-Kabupaten/Kota
b. Tugas dan wewenang a.l. menilai kualifikasi, evaluasi penawaran, melaksanakan
lelang serta mengesahkan pemenang, mengumumkan ulang apabila peminat hanya 1
peserta,
c. Prosedur penentuan pemenang a.l. penetapan peringkat, penunjukan pemenang, dalam
hal peserta hanya 1 (satu), maka ybs. ditetapkan sebagai pemenang dengan
ketentuan harga dasar atau harga penawaran apabila ternyata lebih tinggi dari harga dasar,
d. Penunjukan pemenang berdasarkan harga dan pertimbangan teknis,
e. Kesempatan sanggahan.

5. Persyaratan lelang
a. Persyaratan administratif
b. Persyaratan teknis
c. Persyaratan finansial
6. Usulan pemenang lelang berserta dokumen lelang diserahkan kepada
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota untuk penerbitan IUP/IUPK
10
WILAYAH PERTAMBANGAN (7)

Pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK)


1. Menteri terlebih dahulu menawarkan dan/atau memberikan WIUPK kepada
BUMN dan BUMD dengan cara prioritas,
2. Bahan galian mineral logam dan batubara dengan cara prioritas atau lelang,
3. Peminat lebih dari satu, WIUPK diberikan kepada BUMN/BUMD yang lebih dulu
dan telah memenuhi persyaratan.
4. Bila BUMN/BUMD tidak berminat, ditawarkan kepada swasta dengan cara lelang,
5. BUMN/BUMD yang mendapat prioritas setelah memenuhi persyaratan
administrasi, teknis, lingkungan dan finansial diberikan peta WIUPK dan batas
koordinat,
6. WIUPK diberikan oleh Menteri.

Permohonan WIUP untuk Batuan dan Nonlogam


1. Pemohon mengajukan permohonan kepada
pemerintah/Gubernur/Bupati/Walikota (sesuai kewenangan);
2. Memenuhi persyaratan yaitu administrasi, finansial, teknis, dan lingkungan.
USAHA PERTAMBANGAN
USAHA PERTAMBANGAN

1. Usaha pertambangan dikelompokkan menjadi pertambangan


mineral dan batubara;
2. Usaha pertambangan dilaksanakan dalam bentuk IUP/WIUP,
IUPK/WIUPK, dan IPR/WPR (nomenklatur baru dari KP/KK/PKP2B);
3. WIUP/WIUPK didapat dengan cara lelang dan/atau permohonan;
4. Pelaksana tugas pemerintahan pengelolaan usaha pertambangan
adalah Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya;
5. Pelaku usaha adalah badan usaha, koperasi dan perorangan;
6. good mining practice-lingkungan-pascatambang;
7. Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat;
8. Sanksi.

13
IZIN USAHA PERTAMBANGAN (1)

Mekanisme Permohonan IUP dan IUPK


Permohonan Pemerintah IUP
Pemohon
Persyaratan
permohonan IUP

IUP
Pengumuman Pemerintah IUP
Lelang
Pemohon

IU Lelang Peserta lelang Panitia Lelang Calon pemenang

Persyaratan Lelang

IUPK Lelang sda

WPR ditetapkan oleh Bupati/Walikota


14
IPR diberikan oleh Bupati/Walikota
IZIN USAHA PERTAMBANGAN (2)

Tata Cara Pemberian IUP dan IUPK


1. IUP terbagi menjadi IUP/IUPK Eksplorasi dan IUP/IUPK Operasi Produksi (OP).
2. Tatacara mendapatkan WIUP dan WIUPK:
a. 1 (satu) WIUP atau 1 (satu) WIUPK hanya diberikan kepada 1 (satu) pemohon
(badan usaha, koperasi, perseorangan).
b. Dalam hal pemohon merupakan badan usaha yang telah terbuka (go public) dapat
diberikan lebih dari 1 (satu) WIUP atau WIUPK.
3. WIUP/IUP didapat dengan cara lelang dan permohonan.
4. WIUPK/IUPK didapat dengan cara lelang (BUMN/BUMD mendapat prioritas).
5. Apabila BUMN atau BUMD tidak berminat maka WIUPK ditawarkan kepada Badan
Usaha Swasta dengan cara lelang.
6. Permohonan tersebut hanya dapat diberikan 1 WIUPK.
7. Pemegang IUP Eksplorasi dapat mengajukan wilayah diluar WIUP kepada Menteri,
gubernur atau bup/walikota sesuai dengan kewenanganya untuk menunjang kegiatan
usaha pertambangannya.
IZIN USAHA PERTAMBANGAN (3)

Tata Cara Pemberian IUP dan IUPK


8. IUP OP diberikan kepada badan usaha, koperasi dan perseorangan sebagai peningkatan
dari kegiatan eksplorasi.
9. Pemegang IUP Eksplorasi dijamin memperoleh IUP OP khusus.
10. Dalam hal pemegang IUP OP tidak melakukan pengangkutan dan penjualan dan/atau
pengangkutan dan penjualan kegiatannya dapat dilakukan oleh pihak lain yang
memiliki IUP OP.
11. Dalam hal pada lokasi WIUP ditemukan komoditas tambang lainnya yang bukan
asosiasi mineral yang diberikan dalam IUP, pemegang IUP Eksplorasi dan IUP OP
memperoleh keutamaan dalam mengusahakan komoditas tambang lainnya yang
ditemukan.
12. Dalam mengusahakannya tersebut diharuskan membentuk badan usaha baru.
13. Apabila tidak berminat kesempatan pengusahaannya dapat diberikan kepada pihak lain
dan diselenggarakan dengan cara lelang atau permohonan.
14. Pihak lain pemenang lelang/permohonan tersebut harus berkoordinasi dengan
pemegang IUP Ekspolari dan IUP OP.
IZIN USAHA PERTAMBANGAN (4)

Penciutan WIUP dan WIUPK


Pemegang IUP/IUPK dalam penciutan WIUP/WIUPK wajib menyerahkan :
1. laporan, data dan informasi penciutan atau pengembalian yang berisikan semua penemuan
teknis dan geologis dan alasan penciutan atau pengembalian serta data lapangan hasil
kegiatan;
2. peta wilayah penciutan atau pengembalian beserta koordinatnya;
3. bukti pembayaran kewajiban keuangan;
4. laporan kegiatan sesuai status tahapan terakhir;
5. laporan pelaksanaan reklamasi pada wilayah yang diciutkan atau dilepaskan.

Jenis Izin Usaha Pertambangan


1. Izin Usaha Pertambangan (IUP),
2. Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan
3. Izin Pertambangan Rakyat (IPR).
Tahapan Izin Usaha Pertambangan
1. IUP/IUPK Eksplorasi
2. IUP/IUPK Operasi Produksi
IZIN USAHA PERTAMBANGAN (5)

Tahapan, Jangka Waktu dan Luas Izin Usaha Pertambangan

IUP EKSPLORASI IUP OPERASI PRODUKSI

JENIS
BAHAN PU EXPL FS LUAS (Ha) KONST PROD LUAS (Ha)
GALIAN
1 3 + (2X1) 1+(1) Max. 100.000 2 20 + (2x10) Max. 25.000
LOGAM
Min. 5.000
1 2 + (2X1) 2 Max. 50.000 2 20 + (2x10) Max. 15.000
BATUBARA
Min. 5.000
1 3 + (1X1) 1 + (1) Max. 25.000 3 20 +(2x10) Max. 5.000
BUKAN Semen
LOGAM Min. 500
10 + (2x5)
1 1 1 Max. 5.000 1 5 + (2x5) Max. 5.000
BATUAN
Min. 5
RADIO 1 3+(1x1) 1 Tergantung Tergantung Tergantung
AKTIF Penugasan Penugasan Penugasan
IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT
Pertambangan Rakyat
1. WPR ditetapkan dalam WP dan harus berada di luar WUP dan/atau WPN,
2. WPR ditetapkan oleh Bupati/Walikota setelah berkoordinasi dg provinsi dan DPRD;
3. Penetapan WPR antara lain dg mempertimbangkan:
a. keterdapatan cadangan mineral sekunder pada sungai dan/atau diantara tepi dan tepi
sungai dan/atau dataran, endapan teras, dataran banjir dan cadangan sungai purba,
b. keterdapatan cadangan primer logam/batubara dg kedalaman maks 25 meter dan/atau
wilayah tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang-
kurangnya 15 tahun.
4. IPR diberikan oleh Bupati/Walikota,
5. Dapat dilaksanakan setelah mendapatkan IPR.
Luas Wilayah Pertambangan Rakyat
1. Perseorangan maks. 1 ha,
2. Kelompok masyarakat maks. 5 ha,
3. Koperasi maks 10 ha,
4. IPR diberikan untuk waktu 5 tahun dan dpt diperpanjang.
Hak dan kewajiban

20
HAK DAN KEWAJIBAN (1)
1. Pemegang IUP dan IUPK dapat melakukan sebagian atau
seluruh tahapan usaha pertambangan, baik kegiatan eksplorasi
maupun kegiatan operasi produksi,
2. Pemegang IUP dan IUPK dapat memanfaatkan prasarana dan
sarana umum untuk keperluan pertambangan setelah
memenuhi ketentuan peraturan perundangan-undangan,
3. Pemegang IUP dan IUPK wajib menjamin penerapan standar
dan baku mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu
daerah,
4. Pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana
reklamasi dan rencana pascatambang, serta menyediakan
dana jaminan reklamasi dan pascatambang pada saat
mengajukan permohonan IUP/IUPK operasi produksi,
5. Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan
pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam
negeri. 21
HAK DAN KEWAJIBAN (2)
Penciutan Wilayah, dengan menyerahkan:
1. Laporan, data dan informasi penciutan/pengembalian,
2. Peta wilayah dan koordinat
3. Bukti pembayaran
4. Laporan kegiatan
5. Laporan reklamasi pada wilayah penciutan

a. IUP/IUPK Mineral Logam: Tahun ke-4 wilayah yang dipertahankan


maksimal 50.000 Ha dan pada tahun ke-8 wilayah yang dipertahankan
maksimal 25.000 Ha,
b. IUP/IUPK Batubara: Tahun ke-4 wilayah yang dipertahankan maksimal
25.000 Ha dan pada tahun ke-7 wilayah yang dipertahankan maksimal
15.000 Ha,
c. IUP/IUPK Mineral bukan Logam: Tahun ke-2 wilayah yang dipertahankan
maksimal 12.500 Ha dan pada tahun ke-3 wilayah yang dipertahankan
maksimal 5.000 Ha,
d. IUP/IUPK Batuan: Tahun ke-2 wilayah yang dipertahankan maksimal 2.500
Ha dan pada tahun ke-3 wilayah yang dipertahankan maksimal 1.000 Ha.
22
HAK DAN KEWAJIBAN (3)
Penghentian Sementara
apabila terjadi:
1. Keadaan kahar,
2. Keadaan yang menghalangi,
3. Kondisi daya dukung lingkungan.
permohonan kepada penerbit IUP dapat diajukan untuk selama 1 tahun dan
dapat diperpanjang 1 kali.

Pengutamaan Kepentingan Dalam Negeri, Produksi dan Penjualan


1. Mengutamakan kepentingan dalam negeri,
2. Kebutuhan untuk industri pengolahan dan pemakaian langsung,
3. Dapat diekspor setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
dilakukan untuk:
1. Memenuhi aspek ketentuan lingkungan
2. Melakukan konservasi sumber daya mineral dan batubara
3. Mengendalikan harga.
23
HAK DAN KEWAJIBAN (4)
Peningkatan Nilai Tambah
1. Wajib melakukan pengolahan dan pemurnian,
2. Dapat bekerja sama dg pemegang izin OP khusus untuk pengolahan dan
pemurnian,
3. Diberikan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota.

Divestasi Saham oleh Asing


1. Setelah 5 tahun produksi wajib melakukan divestasi sahamnya minimal
mencapai 20% dimiliki peserta Indonesia,
2. peserta Indonesia: pemerintah, pemda provinsi atau kabupaten/ kota,
BUMD, BUMD atau badan usaha swasta nasional,
3. Apabila pemerintah tdk bersedia, ditawarkan kpd provinsi atau
kabupaten/kota, apabila tidak bersedia ditawarkan kpd BUMN dan BUMD
dg cara lelang, apabila tidak bersedia ditawarkan kpd badan usaha swasta
dg cara lelang,
4. Penawaran dilakukan paling lambat 90 hari sejak 5 tahun diterbitkan izin
OP tahap penambangan.
24
HAK DAN KEWAJIBAN (5)
Divestasi Saham oleh Asing
5. Peserta Indonesia harus menyampaikan minatnya paling lambat 60 hari
setelah tanggal penawaran,
6. Apabila (a) tidak berminat, maka ditawarkan kpd badan usaha swasta
paling lambat 30 hari tanggal penawaran,
7. Pembayaran dan penyerahan saham yg dibeli dilaksanakan paling lambat
90 hari setelah tanggal pernyataan minat atau penetapan pemenang
lelang,
8. Apabila hal di atas tidak tercapai, penawaran sahan dilakukan pada tahun
berikutnya.
Penggunaan Tanah untuk Kegiatan Operasi Produksi
1. Sebelum melakukan kegiatan produksi wajib menyelesaikan sebagian
atau seluruhnya hak atas tanah dalam WIUP/WUPK dg pemegang hak
atas tanah,
2. Dilaksanakan berdasarkan kesepakatan,
3. Apabila hal di atas sudah dilaksanakan tetapi pada pelaksanaan
penambangan dirintangi, maka diancam dengan pidana kurungan paling
lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta. 25
HAK DAN KEWAJIBAN (6)
Tatacara Penyampaian Laporan
1. Wajib menyerahkan seluruh data hasil eksplorasi/produksi,
2. Wajib menyampaikan RKAB secara berkala,
3. Apabila pemegang IUP/IUPK yang dengan sengaja menyampaikan
laporan dengan tidak benar atau menyampaikan keterangan palsu
diancam pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak
Rp. 10 Milyar,
4. Bupati/walikota menyampaikan laporan mengenai pengelolaan
pertambangan kpd Gubernur setiap 6 bulan,
5. Gubernur atau Bupati/walikota menyampaikan laporan mengenai
pengelolaan pertambangan kpd Menteri setiap 6 bulan.
Keuangan
1. Pendapatan Negara (bukan pajak dan dalam bentuk pajak) dan
Pendapatan Daerah,
2. Investasi.
26
HAK DAN KEWAJIBAN (7)

Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Tambang

1. Wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan,


2. Harus dikonsultasikan dg pemerintah, provinsi, kabupaten/kota dan
masyarakat setempat,
3. Masyarakat dapat mengajukan usulan kegiatan pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat kpd bupati/walikota untuk diteruskan kpd
pemegang IUP/IUPK,
4. Kegiatan diprioritaskan untuk masyarakat yang terkena dampak langsung
akibat aktifitas pertambangan,
5. Pemegang IUP/IUPK setiap tahun wajib menyampaikan rencana dan
biaya pelaksanaan program kpd Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
untuk mendapatkan persetujuan.

27
HAK BADAN USAHA

 Melakukan sebagian atau seluruh tahapan


usaha pertambangan.
 Pemanfaatan prasarana dan sarana umum
dan air untuk keperluan pertambangan.
 Pengalihan kepemilikan saham.
 Hak memiliki mineral atau batubara setelah
membayar iuran produksi (royalti).

14
KEWAJIBAN BADAN USAHA

 Pengelolaan lingkungan/ Kepatuhan pada standard dan buku mutu lingkungan


 Penyelesaian ganti rugi lahan
 Reklamasi dan penutupan tambang (Pasca Tambang)
 Dana jaminan reklamasi dan dana jaminan Pasca Tambang
 Tenaga kerja lokal
 Barang dan jasa dalam negeri
 Pengembangan masyarakat
 Peningkatan nilai tambah : Pengolahan dan pemurnian dalam negeri
 Keuangan (penerimaan negara)
 Kaidah pertambangan yang baik dan benar (Good Mining Practice)
 Divestasi saham

15
MEKANISME SANKSI

Pelanggaraan oleh Pelaku Usaha, a.l:


• Pelanggaran terhadap ketentuan perundangan yang berlaku oleh Pemegang IUP dan
Pemegang IUPK
• Pelaku usaha PETI
Dapat dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis, penghentian sementara sebagian atau
seluruh kegiatan eksplorasi atau operasi produksi, atau pencabutan IUP, IPR, dan IUPK.
Untuk pelaku usaha tanpa izin IUP, IPR, atau IUPK (dikatagorikan sbg PETI) dapat
dikenakan sangsi pidana

Pelanggaran karena Penyalahgunaan Wewenang, dapat dikenakan sangsi berupa :


 Dalam hal terjadi pelanggaran prosedur atau regulasi dalam perizinan IUP yang
dikeluarkan oleh pemda, Pemerintah dapat menghentikan dan mencabut izin IUP
yang dikeluarkan oleh Pemda tersebut.
 Dikenakan hukuman maks 2 tahun kurungan atau denda maks Rp. 200.000.000
terhadap petugas Pemerintah yang mengeluarkan izin tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

31
KETENTUAN PIDANA

Kejahatan/Pelanggaran Pidana Denda


Tidak mempunyai izin Penjara 10 th denda paling
banyak Rp 10 Miliar
Menyampaikan laporan tidak benar atau menyampaikan Penjara 10 th denda paling
laporan palsu banyak Rp 10 Miliar
Tidak memiliki IUP melakukan eksplorasi kurungan 1 th denda paling
banyak Rp. 200 juta
Tidak mempunyai IUP atau mempunyai IUP eksplorasi penjara 5 th denda paling
tetapi melakukan kegiatan operasi produksi banyak Rp. 10
Miliar
Membeli/menampung & memanfaatkan batubara dari hasil penjara 10 th denda paling
kegiatan yang tidak memiliki IUP, IPR, atau IUPK banyak Rp.100
Milyar
Setiap orang yang mengeluarkan izin yang bertentangan kurungan 2 th denda paling
dengan UU ini dan menyalahgunakan kewenangannya banyak Rp. 200 juta
Mengganggu atau merintangi kegiatan operasi produksi kurungan 1 th denda paling
pemegang IUP yang telah memenuhi persyaratan banyak Rp. 100
juta.

32
Apabila pidana dilakukan oleh Badan Hukum, maka sanksi & denda ditambah 1/3

Anda mungkin juga menyukai