Oleh :
David Ilham
NIM. 115120607111001
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah dinyatakan dapat diuji, Laporan Praktik Kerja Nyata yang dilakukan oleh
Mahasiswa:
Nama
: David Ilham
NIM
: 115120607111001
Peminatan
: Inovasi Pemerintahan
Program Studi
: Ilmu Pemerintahan
Judul PKN
Lokasi
Waktu PKN
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dinyatakan secara sah Laporan Praktik Kerja Nyata yang dilakukan oleh
Mahasiswa:
Nama
: David Ilham
NIM
: 115120607111001
Program Studi
: Ilmu Pemerintahan
Judul PKN
Lokasi
Waktu
Laporan ini telah diujikan dan dinyatakan LULUS mata kuliah Praktik Kerja Nyata
(PKN) pada hari
Dosen Penguji I
Dosen Penguji II
Pembantu Dekan I
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan kuasaNya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Nyata (PKN). Laporan PKN
dengan judul Strategi Pemenangan Partai GOLKAR Provinsi Riau Pada
Pemilihan Umum Tahun 2014 ini ditulis sebagai salah satu tahapan yang harus
ditempuh untuk menyelesaikan Strata 1 (satu) Program Studi Ilmu Pemerintahan
Universitas Brawijaya Malang. Tulisan ini merupakan refleksi atas terbatasnya studi
yang dilakukan mengenai Strategi Pemenangan dan Partai Golongan Karya
(GOLKAR) khususnya di Provinsi Riau .
Studi Strategi Pemenangan ini difokuskan pada Partai GOLKAR di Provinsi
Riau yang menjadi pemenang Pemilihan Umum tahun 2014 di Provinsi Riau. Strategi
pemenangan merupakan rencana atau cara khusus yang dilakukan oleh Partai
GOLKAR Provinsi Riau untuk meraih kemenangan demi mempertahankan
kekuasaan dan merebut kekuasaan. Keberhasilan Partai GOLKAR di Provinsi Riau
menjadi pemenang pada Pemilihan Umum periode 1999-2014 merupakan
implementasi strategi yang terstruktur.
Walaupun tulisan ini jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap tulisan
ini bisa menambah ilmu dan wawasan pembaca mengenai strategi pemenangan
khususnya Partai GOLKAR di Provinsi Riau.
Pada kesempatan ini juga, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap semua pihak yang telah membantu
hingga selesainya laporan PKN ini :
1. Prof. Dr. Ir. H. Darsono Wisadirana, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
2. Aswin Ariyanto Azis, S.IP., M.Devst. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
3. Bapak Muhtar Haboddin, S.IP., M.A. selaku pembimbing PKN sejak proposal
hingga penyusunan laporan.
4. H. Annas Maamun sebagai Ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau
5. Ruspan Aman sebagai Ketua Harian DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau
6. Syahruddin AS sebagai Sekretaris DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau
7. Erna Wilianti, sebagai Bendahara umum DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau
8. Sjamsul Bahri sebagai Kepala Sekretariat DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau
9. Zulvan Zura, sebagai Anggota Bidang Pemenangan Pemillihan Umum
10. Roni Amriel, sebagai Sekretaris DPD Partai GOLKAR Kota Pekanbaru
11. Sri Suharni, sebagai anggota Sekretariat DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau
dan Pembimbing Lapangan kegiatan PKN
12. Seluruh staf DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, Bang Adi, Bang Hendri Cia,
Bang Eka, dan Pak Edi atas keramahannya dalam membantu penulis
mendapatkan data-data dan melakukan kegiatan PKN
13. Kedua orang tua, Ir. H. Nisri Bakri dan Hj. Eriyati, SKM yang tidak hentihentinya memberi semangat dan memanjatkan doa selama proses PKN dan
penulisan Laporan PKN. Serta Arief Irawan dan Khairani Permatasari yang telah
membantu dan memberikan semangat selama proses PKN.
14. Seluruh sahabat terbaik, Diana Valentina, Hafied Fasholi, Melinda Ade, Rengga
Pratama, Prama Donal Malik, Ilmiawan Muhamad Bahriansyah, Sinto Dwily,
dan Renalt Febriano yang selalu memberi semangat dan doanya.
15. Terakhir, penulis mengucapkan kepada seluruh Kader GMNI Komisariat FISIP
Cabang Malang Raya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam proses
PKN hingga penyusunan laporan PKN ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak untuk turut menyempurnakan laporan ini hingga
nantinya dapat bermanfaat.
Malang,
November 2014
David Ilham
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan ................................................................................... ii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iii
Kata Pengantar ............................................................................................. iv
Daftar Isi ........................................................................................................ vii
Daftar Gambar .............................................................................................. x
Daftar Tabel .................................................................................................. xi
Daftar Diagram ............................................................................................. xii
Daftar Lampiran ........................................................................................... xiii
Daftar Istilah ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Responden proses wawancara....16
Tabel 3.1 Daftar Ketua Sekber GOLKAR Partai GOLKAR Provinsi Riau
(1964-2014)
.............................................................................................................. 2
3
Tabel 3.2 Struktur Kepengurusan DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau..26
Tabel 3.3 Agenda Kegiatan Praktek Kerja Nyata ................................................. 43
Tabel 4.1 Tokoh Partai GOLKAR Pada Setiap Pemilihan Umum ....................... 53
Tabel 4.2 Organisasi Penyalur Aspirasi Kepada Partai GOLKAR ....................... 61
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
A
AMPG
AMPI
B
Basis
Bergejolak
Berkaca
C
Campur Tangan
D
Defensif
Doktrin
DPD
DPP
DPR RI
DPRD
E
Eksekutif
F
Faksi
G
GAPENSI
GAKARI
Generalisasi
GERINDRA
GOLKAR
H
HANKAM
HUT
HWK
Intensif
Interview Guide
Interviewee
Interviewer
J
JK
K
KNPI
Konstituen
KOSGORO
KPU
KPUD
Kubu
Legislatif
Lumbung
M
MDI
Menguningkan
Merit Sistem
Metamorphosis
MKGR
Moment politik
Money Politik
MUSDA
N
Nama besar
Ninik Mamak
O
Offensif
OKK
Oknum
Oposisi
Organisasi Sayap
P
Partai Beringin
PEMILU
Pencitraan
Pendulang Suara
PILKADA
Positioning
R
RAKERDA
RAKERNAS
S
SATKAR Ulama
SEKBER
Sepak Terjang
Simpatisan
SK
SOKSI
T
THR
TPS
V
Valid
Veteran
BAB I
PENDAHULUAN
K. Ramanathan, Konsep Azas politik (Jakarta: ALMS Digital Enterprise, 2000), Hlm. 167
Pemilihan Umum (Pemilu) untuk memilih Legislatif dan Presiden. Pada Pemilu tahun
ini Partai Golongan Karya (GOLKAR) keluar sebagai partai pemenang kedua
Pemilihan Legislatif. Posisi kedua ini tidak terlepas dari perolehan suara Partai
GOLKAR di Provinsi Riau.
Partai GOLKAR Provinsi Riau merupakan partai yang sudah ada sejak tahun
1964 yang masih bernama Sekretariat Bersama (SEKBER) GOLKAR. Saat ini Partai
GOLKAR masih membuktikan sebagai partai yang besar pada Pemilu di Provinsi
Riau. Partai GOLKAR sebagai partai yang mengutamakan karya-kekaryaan dan
selalu menjadi alat aspirasi bagi masyarakat Riau, sehingga selalu mendapat
dukungan dari masyarakat Riau. Selain itu, Partai GOLKAR juga merupakan
pemegang kekuasaan di Provinsi Riau, baik pada Pemilu yang terbaru pada tahun
2014, maupun pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada tahun 2013. Oleh
karena itu ada empat alasan utama untuk mengangkat Partai GOLKAR di Provinsi
Riau.
Pertama, selama 4 kali Pemilu Legislatif khususnya di Provinsi Riau, Partai
GOLKAR selalu menjadi partai yang memenangkan perolehan suara masyarakat di
Provinsi Riau. Dimulai dari Pemilu Legislatif tahun 1999 memperoleh 30,1%,
Pemilu Legislatif tahun 2004 memperoleh 30% suara di Provinsi Riau, Pemilu
Legislatif tahun 2009 dengan memperoleh 23% suara, dan terakhir tahun 2014
presentase perolehan suara Partai GOLKAR sebanyak 20% suara.2 Keberhasilan
www.pemilu.asia, Pemilihan legislatif, DPR 1999, 2004,2009, 2014 Provinsi Riau, diakses dari
http://www.pemilu.asia/?c=54&opt=1 pada 26 September 2014 pukul 23.07
Partai GOLKAR selama empat kali Pemilu Legislatif menarik untuk dikaji tentang
penerapan strategi keberhasilan tersebut.
Kedua, Kebesaran Partai GOLKAR di Provinsi Riau bukan hanya terlihat
pada Pemilu untuk memilih legislatif, namun juga terlihat dari Pilkada Provinsi Riau
tingkat I (Gubernur). Partai GOLKAR dari tahun 1998-sekarang selalu berhasil
memenangkan calon yang diusungnya pada Pilkada Provinsi. Pemilihan Gubernur
pada tahun 1998 calon yang berasal dari Partai GOLKAR yaitu Saleh Djasit (19982003) berhasil terpilih menjadi Gubernur Riau, selanjutnya pada Pilkada tahun 2003
dan 2008 Partai GOLKAR mengusung Rusli Zainal (2004-2013) juga berhasil
menjadi Gubernur Riau, Rusli Zainal terpilih menjadi Gubernur selama 2 periode.
Kemudian pada Pilkada tahun 2013, DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau mengusung
nama Annas Maamun sebagai calon Gubernur Provinsi Riau. Hasilnya Partai
GOLKAR Provinsi Riau juga berhasil memenangkan Annas Maamun (2013Sekarang) sebagai Gubernur Provinsi Riau.
Ketiga, belum banyaknya Praktik Kerja Nyata (PKN) yang mengangkat Partai
GOLKAR khususnya di Provinsi Riau. Kebesaran Partai GOLKAR di Provinsi Riau
menjadikan PKN ini menarik untuk ditelaah. Adanya PKN ini penulis berharap akan
memberikan gambaran tentang Partai GOLKAR di Provinsi Riau kepada masyarakat.
Perkembangan politik di Indonesia akhir-akhir ini mengalami peningkatan dari aspek
partisipasi masyarakat, termasuk di daerah Provinsi Riau. Partai GOLKAR di
Provinsi Riau merupakan partai pemenang Pemilu tahun 2014, maka dari itu kegiatan
PKN ini mengangkat mengenai Partai GOLKAR Provinsi Riau.
Keempat, Setiap daerah memiliki cara khusus atau strategi untuk meraih
kemenangan pada setiap pemilihan berdasarkan daerahnya masing-masing. Dinamika
politik yang sering terjadi pada Partai GOLKAR khususnya Provinsi Riau tidak
menjadi penghalang bagi Partai GOLKAR Provinsi Riau memeroleh suara dan
memenangkan Pemilu di Provinsi Riau. Selain itu, banyaknya isu-isu negatif yaitu isu
korupsi, asusila, dan perpecahan di dalam partai yang merugikan bagi kader ataupun
Partai GOLKAR juga akan menurunkan simpati masyarakat terhadap Partai
GOLKAR, namun khusus di Provinsi Riau DPD Partai GOLKAR tetap memperoleh
kemenangan pada Pemilu tahun 2014. Pola atau strategi untuk mempertahankan
kemenangan walaupun dipengaruhi oleh isu-isu negatif bagi kader maupun Partai
GOLKAR itu sendiri, hal inilah yang akan sangat menarik untuk ditelaah.
Berdasarkan empat penjelasan di atas, maka Partai GOLKAR memiliki
peranan penting dalam perkembangan politik di Provinsi Riau, selain itu kebesaran
Partai GOLKAR menarik untuk ditelaah walaupun dipengaruhi oleh isu isu yang
negatif, namun Partai GOLKAR di Provinsi Riau masih tetap menjadi pemenang
pada Pemilu tahun 2014. Untuk mempertahankan kekuasaan, Partai GOLKAR
tentunya memakai strategi atau pola khusus yang digunakan di Provinsi Riau, maka
dari itu PKN ini mengambil fokus tentang Strategi Pemenangan Partai GOLKAR
(DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau) Pada Pemilihan Umum Tahun 2014.
1.2. TUJUAN
Kegiatan PKN yang dilakukan penulis di DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau
memiliki dua tujuan utama yang ingin didapatkan penulis, yaitu tujuan akademik dan
tujuan praksis. Berikut penjelasan menganai tujuan-tujuan tersebut :
1.2.1. Tujuan Akademis :
1. Mengetahui tentang strategi pemenangan yang diterapkan oleh DPD Partai
GOLKAR Provinsi Riau pada Pemilu tahun 2014
2. Dapat dijadikan Refrensi bagi masyarakat dan pengamat partai politik
mengenai strategi politik.
1.3. MANFAAT
Setiap melakukan kegiatan PKN selain tujuan, maka setelah melakukan PKN
penulis memiliki manfaat utama yang ingin dicapai. Manfaat tersebut terbagi atas 3
bagian, yaitu manfaat bagi mahasiswa, bagi perguruan tinggi, dan bagi instansi
terkait. Berikut penjelasan mengenai manfaat tersebut :
1. Sebagai alat untuk mengevaluasi atas mata kuliah kepartaian serta kurikulum
yang dilaksanakan antara kebutuhan teori dan praktik dalam dunia kerja.
2. Menambah eksistensi Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas
Brawijaya terhadap lembaga/organisasi, instansi pemerintah, perusahaan, dan
masyarakat.
BAB II
KERANGKA KONSEP KEGIATAN
Pada bab ini akan membahas tentang kerangka konsep atau teori yang
digunakan untuk menganalisis strategi pemenangan Partai GOLKAR di Provinsi
Riau. Kemenangan tentunya dilatarbelakangi oleh strategi yang baik dan rapi, maka
dari itu pada bab II
menjelaskan tentang fokus dalam melakukan PKN dan metode yang digunakan untuk
mendapatkan data-data PKN.
2.1 Strategi
Strategi merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan secara baik dan
rapi sebelum berperang atau untuk menghadapi pertandingan tertentu, bahkan dalam
melaksanakan segala hal dalam kehidupan harus mempunyai strategi khusus agar
kehidupan ini sukses dijalani. Misalnya dalam menjalani kuliah, strategi juga
dibutuhkan agar lulus dalam waktu yang tepat dan nilai yang baik. Strategi
dibutuhkan untuk mencapai hal tertentu, tidak terlepas oleh partai politik yang
bertujuan untuk mencapai kekuasaan.
Awal mulanya kata strategi berasal dari konsep militer dan kata strategi
berasal dari bahasa Yunani 3. Sebuah keputusan atau kebijakan yang tepat dan
menguntungkan bagi salah satu kelompok memimpin sebuah kelompok besar dan
3
Peter Schoder. Strategi Politik, (Jakarta: Frederich Neumann Stiftung Fuer Die Freiheit, 2014), Hlm.
2
memberikan pengarahan kepada kelompok besar tersebut, maka salah satu kelompok
yang menguasai kelompok besar tersebut bisa memberikan pengaruhnya. Hal tersebut
yang dianggap sebagai sebuah strategi untuk menguasai dan mengeluarkan
pertimbangan yang strategis. Setiap pemikiran dan perencanaan yang diarahkan
pada tujuan khusus dan sengaja dijalankan dengan bersandar pada tujuan tertentu
maka sebenarnya hal tersebut sudah termasuk dalam perencanaan strategis.4
Berdasarkan Kamus Istilah Politik Kontemporer, Strategi merupakan suatu
ancang-ancang untuk mengalahkan lawan atau mencapai tujuan lain, strategi biasanya
mengacu pada rencana menyeluruh yang mencakup serangkaian gerakan langsung
diarahkan untuk tujuan menyeluruh.5 Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat
diartikan bahwa strategi merupakan rencana yang dirancang untuk mencapai sebuah
tujuan. Jadi setiap perencanaan yang dibuat untuk mencapai tujuan adalah sebuah
strategi.
Walaupun strategi berasal dari bahasa Yunani, namun sebelumnya sudah ada
yang memakai konsep strategi, yaitu konsep strategi perang yang diperkenalkan oleh
orang Tiongkok yang bernama Sun Tzu.6 Hal ini dapat dibuktikan melalui karyanya
yang berjudul Seni Berperang. Konsep militer tentang strategi digunakan dalam
berperang untuk meraih kemenangan. Menurut Carl Von Clausewitz,strategi adalah
ajaran tentang pemanfataan pertempuran untuk tujuan perang dan tujuan dari strategi
sebenarnya bukanlah kemenangan yang terlihat di permukaan, melainkan kedamaian
4
Ibid
Akbar Kaelola. Kamus Istilah Politik Kontemporer.(Yogyakarta: Cakrawala, 2009) Hlm. 326
6
Peter Schoder. Op.cit. Hlm. 2
5
yang terletak dibelakangnya.7 Maka dari itu kemenangan yang diraih bukan pada
saat meraih kemenangan tersebut melainkan setelah kemenangan diraih bisa
menguasai yang dikalahkan.
Pada saat ini strategi bukan hanya digunakan pada militer, konsep kemiliteran
yang dahulu digunakan sudah dipemudah dengan berbagai pengertian, dari aspek
bisnis dan politik juga menggunakan strategi dengan tujuan tertentu. Selain itu seperti
yang kita ketahui bersama segala aspek dalam kehidupan juga membutuhkan
perencanaan untuk mencapai tujuan, bahkan dalam dunia olahraga khususnya sepak
bola juga menggunakan strategi untuk meraih kemenangan pada setiap pertandingan.
Hal ini membuktikan bahwa sebuah perencanaan dibutuhkan agar seseorang atau
kelompok dapat tertata rapi sesuai dengan arah yang diinginkan. Sebuah strategi
adalah dampak dari langkah-langkah yang dilakukan dengan maksud untuk mencapai
tujuan dengan menjaga sumber daya. Tujuan tersebut pada sebagian besar kasus
membawa kerugian kepada seseorang atau beberapa orang lainnya.8
2.2 Strategi Politik
Berdasarkan strategi politik, kemenangan partai politik diraih bukan dilihat
pada saat meraih kemenangannya, namun dilihat dari awal strategi dilaksanakan
untuk meraih kemenangan dan menguasai setelah kemenangan. Tujuan strategi
dibidang politik adalah perlombaan untuk memperkaya diri sendiri, pertarungan
untuk memperoleh kekuasaan, atau perjuangan untuk mencapai tujuan yang
7
8
Ibid. Hlm. 3
Ibid. Hlm. 4
tersembunyi atau tujuan yang berbeda dari tujuan yang diumumkan di depan
publik.9 Strategi inilah yang digunakan oleh kebanyakan politisi di Indonesia untuk
menarik suara masyarakat dengan janji yang menarik simpati masyarakat lalu setelah
orang tersebut menduduki posisi pemimpin ataupun wakil rakyat tidak menepati janji
tersebut. Menurut Peter Schroder dalam bukunya yang berjudul strategi politik,
strategi politik merupakan strategi yang digunakan untuk merealisasikan
cita-cita politik. Contohnya perlakuan peraturan baru, pembentukan struktur
baru dalam administrasi pemerintahan, atau dijalankannya program
deregulasi, privatisasi atau desentralisasi.10
Maka dari itu strategi politik bukan hanya menjelang pemilihan saja
dilakukan, namun strategi politik lebih baik direncanakan dan dijalankan pada saat
jauh menjelang adanya Pemilu dan daerah. Menurut Kamus Istilah Politik
Kontemporer,Strategi Politik merupakan siasat perjuangan yang dilakukan partai
atau politisi untuk mencapai tujuan politiknya.11
Kemenangan dan kekuasaan merupakan tujuan dan cita-cita awal dari partai
politik, setelah meraih kemenangan dan kekuasaan maka partai politik akan dengan
mudah untuk menyalurkan kepentingan partainya di dalam pemerintahan yang
dikuasai melalui kebijakan dan peraturan yang mereka buat dan kendalikan. Strategi
politik tersebut digunakan oleh partai politik untuk memperlihatkan pengaruhnya
dimasyarakat, sebab dengan kebijakan dan program yang mereka tetapkan
dimasyarakat maka mereka akan dipandang baik masyarakat.
Ibid. Hlm.3
Ibid. Hlm.7
11
Akbar Kaelola. Op.cit. Hlm.2
10
Opini yang baik dimasyarakat juga merupakan salah satu strategi yang banyak
digunakan oleh partai politik, membangun citra yang baik akan membuat masyarakat
percaya dan bersimpati kepada partai tersebut. Ada 2 jenis strategi politik yan biasa
digunakan oleh organisasi politik, adapun jenis strategi politik tersebut yaitu pertama,
strategi offensive merupakan strategi untuk memperluas kekuasaan. Kedua, Strategi
defensive merupakan strategi mempertahankan daerah kekuasaan. 12
Strategi offensive biasanya digunakan oleh partai yang baru muncul di politik,
sehingga dibutuhkan banyak perjuangan agar partai tersebut lebih dikenal oleh
masyarakat dan mendapat tempat di hati masyarakat. Strategi offensive diterapkan
dengan memberikan penawaran baru terhadap masyarakat dari partai pesaing agar
menarik simpati dan pengakuan dari masyarakat.13 Pengakuan akan hadirnya sebuah
partai baru sangat penting bagi partai baru tersebut, sebab pada Negara demokrasi
seperti di Indonesia, tentunya membutuhkan suara atau dukungan dari masyarakat
untuk dapat menguasai daerah ataupun sekedar mendapatkan bagian di pemerintahan.
Strategi offensive biasanya juga digunakan oleh partai lama namun kurang mendapat
suara dari masyarakat, maka dari itu diperlukan sebuah gebrakan baru membentuk
citra baik dari partai tersebut di masyarakat.
Strategi defensive digunakan bagi partai yang sudah cukup mendominasi
suatu daerah ataupun Negara tertentu untuk bisa mempertahankan para simpatisan
12
13
dan pemilihnya.14 Strategi ini digunakan oleh partai besar dan yang sudah benarbenar mengakar di suatu daerah, sehingga para penerus partai ini hanya tinggal
mempertahankan kekuasaannya dan menambah jumlah kadernya untuk lebih
mendominasi. Berdasarkan penjelasan di atas maka Partai GOLKAR di Provinsi Riau
memakai strategi defensive, yaitu untuk mempertahankan kekuasaannya di Provinsi
Riau. Strategi defensive yang dilakukan oleh Partai GOLKAR di Provinsi Riau ada
beberapa cara, namun yang paling menonjol dengan cara menciptakan tokoh yang
dekat dan berpengaruh di masyarakat.
Partai GOLKAR di Provinsi Riau sangat besar, ini terbukti dengan 5 periode sukses
memenangkan kadernya menjadi gubernur. Dominasi seperti ini yang menurut
penulis menarik untuk ditelaah lebih lanjut mengenai strategi Partai GOLKAR.
15
Partai GOLKAR Provinsi Riau, selain itu data juga didaptkan dari studi pustaka, serta
dari arsip Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Riau.
2.4.1 Wawancara
Wawancara merupakan data primer yang berupa lisan didapatkan dari
narasumber atau orang yang kompeten dibidangnya. Data wawancara biasanya
berupa data keadaan fakta seperti yang terjadi di lapangan. Percakapan dalam
wawancara dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara17.
Pengertian lain dari wawancara adalah proses mendapatkan keterangan untuk
tujuan mengkaji dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si
pewawancara atau penanya dengam si responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan panduan wawancara (interview guide), yaitu panduan pertanyaan yang
ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya.18 Saat melakukan
proses wawancara seorang penulis harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, selain
itu pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya harus langsung menyinggung
persoalan agar tidak berbelit-belit pada saat melakukan proses wawancara.
17
18
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010) Hlm. 174
Mohamad, Nazir. Metodologi Penellitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), Hlm. 193
terhadap
orang,
berikut
nama-nama
narasumber:
Sumber : dokumentasi
penulis, 2014
No
Nama
Tabel 2.1
Responden Proses Wawancara
Jabatan
Sjamsul Bahri
Erna Wilianti
Zulvan Zura
Ruspan Aman
Syahruddin AS
Sri Suharni
Roni Amriel
Nono Pratama -
dan ke-8 berdasarkan tabel di atas, dilakukan pada hari libur di rumah narasumber
tersebut, hal ini dikarenakan narasumber tersebut tidak bisa dijumpai pada hari-hari
biasa.
19
melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari
literatur-literatur ilmiah.20
20
BAB III
SELAYANG PANDANG PARTAI GOLKAR
Bab III akan menjelaskan gambaran umum mengenai Partai Golongan Karya
(GOLKAR) mulai dari profil partai, visi-misi, ideologi, tujuan, dan struktur pengurus
DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau. Bab ini juga akan menjelaskan sejarah awal
berdirinya Partai GOLKAR di Provinsi Riau, selain itu pada bab III juga akan
dijelaskan program-program agar tercapainya tujuan partai. Untuk mencapai visi-misi
dan tujuan partai tentu dibutuhkan sebuah program yang sangat berpengaruh bagi
masyarakat. Diakhir akan dijelaskan terkait kegiatan yang dilakukan pada saat
kegiatan PKN di DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau.
3.1 Sekapur Sirih Partai Golongan Karya di Provinsi Riau
Sepak terjang Partai GOLKAR dalam dunia perpolitikan nasional tentunya
tidak bisa diragukan lagi, Partai GOLKAR merupakan partai besar yang sudah lama
berdiri. Disebut sebagai partai besar tentunya bukan tanpa alasan, sebab Partai
GOLKAR salah satu partai yang masih berdiri kokoh dan tetap menjadi pilihan
masyarakat Indonesia. Partai GOLKAR yang awalnya merupakan gabungan dari
beberapa organisasi bermetamorposis menjadi sebuah kekuatan baru di dunia politik
sejak era reformasi.
Pada awalnya Partai GOLKAR merupakan gabungan organisasi yang
bernama SEKBER GOLKAR dibentuk pada tahun 1964 yang diketuai oleh Brigjen
Djumartono. Pada awal pembentukannya organisasi ini membawahi 61 organisasi,
Situs resmi Partai Golongan Karya, Sejarah Partai Golongan Karya, diakses dari
(http://PartaiGOLKAR.or.id/GOLKAR/sejarah-Partai-golongan-karya/ pada 14-09-14 jam 04.22)
22
Ibid
Pengaruh Partai GOLKAR di Provinsi Riau pada saat itu tidak terlepas dari
campur tangan pihak militer, sebab pada tahun 1960-an Indonesia masih dikuasai
milter dan setiap organisasi yang berdiri harus diawasi oleh pihak militer. Berhubung
yang menjadi ketua SEKBER GOLKAR Provinsi Riau pada saat itu adalah pejabat
militer, maka persebaran dokrin organisasi bagi SEKBER GOLKAR dengan cepat
menyebar di Provinsi Riau. selain itu, adanya pembatasan bagi paham-paham
komunis yang pada saat itu sangat berkembang di Indonesia, menjadikan doktrin
GOLKAR yang berasaskan Pancasila sangat mudah untuk masuk di masyarakat
Provinsi Riau.
Perkembangan GOLKAR dimulai dari daerah-daerah Riau bagian utara, barat,
dan selatan, disinilah awalnya pusat perolehan suara GOLKAR di Provinsi Riau.
Fenomena ini terbukti pada Pemilu tahun 1971 GOLKAR di Provinsi Riau berhasil
memenangi Pemilu khusus untuk Provinsi Riau. Padahal pada Pemilu tahun 1955
Provinsi Riau merupakan basis bagi organisasi politik yang berasaskan ke-islam-an.
Hal ini dikarenakan pengaruh adat melayu yang sangat selaras dengan agama islam
sehingga partai islam memiliki pengaruh yang kuat pada tahun 1955. Namun Pemilu
1971 justru GOLKAR yang menjadi pemenang di Riau, ini disebabkan GOLKAR
sudah bisa berbaur dengan adat melayu. Selain itu, faktor tokoh birokrasi, tokoh
agama, tokoh panutan adat yang ada di GOLKAR juga menjadi penyebab suara partai
islam bergeser ke GOLKAR.23
23
Hasil wawancara dengan kepala Sekretariat DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, Sjamsul Bahri
pada tanggal 7 Juli 2014
NAMA
LETKOL. MOCH SORONTO
MAY. ABBAS JAMIL
KAPT. T. SJOEMARI
KOL. H. MASNOER
KOL. H. ABBAS JAMIL
DRS. H. BAHARUDDIN YUSUF
IR. M. FIRDAUS MALIK
DRS. A. RIVAI RACHMAN
DRS. DARWIS RIDHA
RAMLAN ZAZ, SH
H. RUSLI ZAINAL, SE
INDRA MUCHLSI ADNAN
H. ANNAS MAAMUN
MASA BAKTI
1964-1966
1966-1970
1970-1973
1973-1978
1978-1983
1983-1988
1988-1993
1993-1998
1998-2003
2003-2004
2004-2009
2009-2012
2012-2015
tahun 1970, setelah itu dilanjutkan oleh Kapt. T. Sjoemari yang bertugas hingga
tahun 1973. Jika melihat dari daftar table 3.1 maka bisa dillihat ketua DPD Tingkat 1
Provinsi Riau yang berasal dari militer berjumlah 5 orang yaitu Letkol. Moch
Sorornto, Mayor Abban Jamil, Kapten T Sjoemari, Kolonel H. Masnoer, dan Kolonel
H.Abbas Jamil, hal ini tidak terlepas dari kebanyakan tokoh-tokoh yang militer yang
terjun ke dunia politik cendrung untuk masuk ke Partai GOLKAR maka dari itu
timbul kedekatan antara militer dan Partai GOLKAR.
Selain itu pada masa orde baru atau kepemimpinan Presiden Soeharto
pengaruh militer yang kuat pada pemerintahan menyebabkan banyaknya pemimpin
yang berasal dari anggota militer. Baru pada tahun 1983 muncul nama ketua yang
bukan berasal dari anggota militer, yaitu Drs. H. Baharuddin Yusuf. Munculnya ketua
yang bukan berasal dari militer akhirnya meruntuhkan dominasi militer sebagai ketua
di Provinsi Riau. Ketua selanjutnya juga diisi oleh orang yang bukan berasal dari
militer, hal ini bertahan hingga saat ini.
3.3 Struktur Organisasi Dewan Pimpinan Daerah
Berdasarkan anggaran rumah tangga Partai GOLKAR struktur organisasi
yang ditetapkan untuk Dewan Pimpinan Daerah Provinsi adalah sebagai berikut 24 :
1. Susunan Dewan Pimpinan Daerah Provinsi, terdiri atas:
1) Ketua;
2) Ketua Harian, apabila diperlukan;
3) Wakil-wakil Ketua;
4) Sekretaris;
24
Anggaran Rumah Tangga Partai Golongan Karya Pasal 7 tentang Struktur dan Kepengurusan
5) Wakil-wakil Sekretaris;
6) Bendahara;
7) Wakil-wakil Bendahara;
8) Ketua-ketua Biro;
9) Dewan Pimpinan Daerah Provinsi terdiri atas Pengurus Pleno dan Pengurus
Harian;
10) Pengurus Pleno adalah seluruh Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Provinsi
Struktur berdasarkan anggaran rumah tangga yang telah ditetapkan oleh
DPP Partai GOLKAR, terdapat 2 struktur kepengurusan. Susunan Dewan Pimpinan
Daerah provinsi terdapat 2 bentuk kepengurusan yaitu pengurus pleno dan pengurus
harian. Pengurus pleno merupakan seluruh pengurus Dewan Pimpinan Daerah
Provinsi, sedangkan pengurus harian merupakan pengurus inti yang bertugas pada
kegiatan sehari-hari di sekretariat. Jadi pengurus harian yang bekerja di sekretariat
merupakan orang-orang yang mengerjakan administrasi partai, seperti pembuatan SK
hasil rapat pleno, mencatat surat masuk/keluar, mengarsipkan semua surat-menyurat,
dan lain-lain. Pada intinya pengurus harian adalah orang-orang yang mengurusi
segala kegiatan yang ada di sekretariat.
Pengurus harian yang bertugas di sekretariat selain mengurusi administrasi
Partai berupa surat-menyurat, pengurus harian juga bertanggung jawab terhadap isuisu mengenai Partai GOLKAR yang berkembang di masyarakat. Pengurus harian
harus berperan aktif dalam meluruskan setiap isu tentang Partai GOLKAR. Kegiatankegiatan yang menjadi program kerja Partai GOLKAR Provinsi Riau juga menjadi
tanggung jawab pengurus harian, misalnya kegiatan buka bersama yang diadakan
setiap tahun pada bulan Ramadhan pangurus harian bertugas menyiapkan acara dan
menjadi panitia acara tersebut. Berdasarkan Surat Keterangan nomor : KEP215/DPP/GOLKAR/XI/2012 dari DPP Partai GOLKAR tentang pengesahan
personalia DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Struktur Kepengurusan
DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau 2012-2015
Juni Ardianto
Masnur
Pemenangan Pemilu
Dinawati
Eva Nora
Tabrani Maamun
Syahruddin
AS
Annas
Maamun
Ruspan
Aman
Erna Wilianti
Yulsantosa Tarigan
Yose Saputra
Teguh Pribadi
Savitri Golkaria
Abdullah Syarif
Edy RM
Kastalani Rahman
Nasir Day
DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau memiliki Ketua Harian yang bertugas
sebagai pengganti ketua umum yang bertugas untuk mengelola DPD Partai GOLKAR
Provinsi Riau, hal ini dikarenakan ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau
merupakan Gubernur Provinsi Riau maka dari itu ketua harian dibutuhkan untuk
menggantikan tugas Ketua umum. Selain itu didalam struktur kepengurusan Partai
GOLKAR mempunyai bidang-bidang yang mempunyai tugasnya masing-masing.
Untuk bidang pemenangan Pemilu dibagi menjadi beberapa daerah sesuai dengan
pembagian Daerah Pemilihan (Dapil) yang ditetapkan oleh KPU Provinsi Riau.
Struktur pengurus harian di DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau yang
bertugas di sekretariat terdiri dari ketua harian, sekretaris, bendahara, kepala
sekretariat, dan anggota sekretariat. Ketua harian bertugas sebagai kepala DPD Partai
GOLKAR Provinsi Riau dan mengelola kegiatan yang internal dan eksternal partai.
sekretaris dan bendahara bertugas membantu ketua harian mengelola administrasi dan
mengelola keuangan seluruh kegiatan DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau. Seluruh
kegiatan administrasi yang ada di sekretariat, sekretaris juga dibantu oleh kepala
sekretariat dan anggota sekretariat. Anggota sekretariat terdiri dari beberapa bagian
atau fungsinya masing-masing, bagian tersebut antara lain, bagian komputer terdiri
dari 2 orang, bagian ekspedisi terdiri dari 1 orang, dan petugas kebersihan dan
penjaga sekretariat terdiri dari 2 orang.
Ketua harian bertanggungjawab atas jalannya kegiatan yang dilaksanakan
oleh DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, sebab sebagai pengganti ketua umum,
ketua harian memegang amanah untuk memutuskan sesuatu yang penting namun
tetap harus diketahui dan disetujui oleh ketua umum. Selain itu sebagai ketua harian,
juga memiliki tugas untuk menghadiri acara-acara resmi Partai GOLKAR tingkat
DPD kota/kabupaten, seperti acara rapat pleno, musyawarah daerah, dan rapat kerja
DPD kota/kabupaten.
3.3.1 Wewenang dan Kewajiban
Organisasi yang baik adalah organisasi yang taat terhadap ketetapan anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga. Anggaran dasar Partai GOLKAR pasal 20, Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi merupakan badan pelaksana partai yang bersifat
kolektif ditingkat provinsi. Selain itu, dalam anggaran dasar Partai GOLKAR pasal
20 juga mengatur wewenang dan kewajiban dari DPD, wewenang dari DPD25 yaitu
pertama, menentukan kebijakan tingkat provinsi sesuai dengan anggaran dasar,
anggaran rumah tangga, keputusan musyawarah dan rapat, baik tingkat nasional
maupun tingkat provinsi, serta peraturan organisasi Partai GOLKAR. Kedua,
mengesahkan komposisi personalia Dewan Pertimbangan DPD Partai GOLKAR
Provinsi.
Selanjutnya yang ketiga, mengesahkan komposisi dan personalia Dewan
Pertimbangan DPD Partai GOLKAR Provinsi. Keempat, menyelesaikan perselisihan
kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota. Sesuai dengan anggaran
dasar Partai GOLKAR DPD berperan penting untuk mengontrol DPD Kabupaten,
25
Anggaran dasar Partai Golongan Karya pasal 20 tentang Struktur Organisasi Serta Wewenang Dan
Kewajiban Pimpinan Provinsi
termasuk menghadapi masalah seperti poin keempat. Namun DPD tidak berhak untuk
langsung memberhentikan kader atau mengeluarkan salah satu kader secara langsung,
pemberhentian kader harus disetujui terlebih dahulu oleh Dewan Pimpinan
Pusat(DPP).
Kewajiban dari DPD Provinsi sesuai dengan anggaran dasar Partai GOLKAR
pasal 20 yaitu26, pertama, melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai
dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan musyawarah dan rapat,
baik tingkat nasional maupun tingkat provinsi serta peraturan organisasi Partai
GOLKAR. Kedua, memberikan pertanggungjawaban pada musyawarah daerah
provinsi. Secara tidak langsung jika melihat dari poin kedua maka DPD juga
berkewajiban melaksanakan musyawarah daerah. Musyawarah daerah selain untuk
melihat pertanggungjawaban dari kepengurusan sebelumnya, juga untuk memilih
Ketua DPD yang baru.
DPD sebagai representasi DPP di daerah, juga harus selalu berkoordinasi
dengan DPP dalam setiap kegiatan ataupun permasalahan yang ada di daerah
Provinsi. Jadi DPD bertugas layaknya pimpinan di daerah Provinsi yang
mengkoordinir DPD Kabupaten. Penentuan Ketua DPRD yang akan dimajukan oleh
Partai GOLKAR, DPD Kabupaten harus melaksanakan rapat pleno yang harus
dihadiri oleh DPD Provinsi. Hasil dari rapat pleno ini kemudian akan dilaporkan oleh
DPD Provinsi kepada DPP, nama calon Ketua DPRD dari Partai GOLKAR hasil dari
rapat pleno ini hanya berupa usulan yang nantinya akan disetujui oleh DPP.
26
Ibid
3.3.2 Doktrin
Untuk lebih mengakarkan Partai GOLKAR dimasyarakat, maka Partai
GOLKAR memiliki doktrin sendiri untuk lebih dikenal dan diingat oleh masyarakat
mengenai jasa-jasa dalam hal karya kekaryaannya, adapun doktrin Partai GOLKAR
menurut anggaran dasar pasal 10 adalah pertama, Partai GOLKAR mempunyai
doktrin karya dan kekaryaan yang disebut KARYA SIAGA GATRA PRAJA, kedua,
KARYA SIAGA GATRA PRAJA merupakan kesatuan pemikiran dan paham-paham
yang menyangkut pengembangan serta pelaksanaan karya dan kekaryaan secara nyata
dalam perjuangan Partai GOLKAR, ketiga, KARYA SIAGA GATRA PRAJA,
merupakan pedoman, pegangan, dan bimbingan dalam melaksanakan segala kegiatan
dan usaha dalam bidang ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial, dan budaya.
Keempat, doktrin Partai GOLKAR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam naskah tersendiri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari anggaran
dasar ini.27
Maka dari itu untuk lebih menciptakan doktrin atau pemikiran tentang
karya dan kekaryaan ini para kader maupun simpatisan harus benarbenar memahami
maksud dari doktrin tersebut. Doktrin ini juga menunjukkan bahwa keinginan yang
besar dari Partai GOLKAR agar seluruh elemen yang ada dalam Partai GOLKAR
mengutamakan karya-kekaryaan dalam segala aspek kehidupan. Diharapkan dengan
karya dan kekaryaan sebagai pedoman para kader akan lebih mengarahkan mereka
27
Visi
Seperti halnya organisasi atau partai politik biasanya, maka Partai
GOLKAR memiliki visi. Visi merupakan tujuan umum yang ingin dilakukan oleh
sebuah organisasi ataupun partai politik. Dengan adanya visi pada Partai GOLKAR
diharapkan para kader dapat mempunyai acuan yang harus dicapai oleh Partai
GOLKAR. Sejalan dengan para founding fathers cita-cita yang ingin dicapai
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia dan menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan yang terdapat
dalam proklamasi.28 Untuk mewujudkan hal tersebut maka Partai GOLKAR harus
memiliki visi yang sesuai untuk mendukung cita-cita tersebut. Berikut visi Partai
GOLKAR sesuai menurut situs Partai GOLKAR :
Visi dari Partai GOLKAR adalah berjuang demi terwujudnya Indonesia
baru yang maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur dengan
masyarakat yang beriman dan bertaqwa, berahlak baik, menjunjung tinggi
hak asasi manusia, cinta tanah air, demokratis, dan adil dalam tatanan
masyarakat madani yang mandiri, terbuka, egaliter, berkesadaran hukum
dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki
etos kerja dan semangat kekaryaan, serta disiplin yang tinggi. 29
28
Situs resmi Partai Golongan Karya, dalam Visi dan Misi (http://PartaiGOLKAR.or.id/GOLKAR
diakses pada 14-09-14 jam 04.30)
29
Ibid
kedua,
mewujudkan
cita-cita
proklamasi
melalui
pelaksanaan
30
31
Ibid
Ibid
Pertama,
mempertegas
komitmen
untuk
menyerap,
memadukan,
oleh 2/3 Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten/Kota di Riau dan Dewan Pimpinan
Pusat.
Ketiga, Rapat pimpinan daerah ini berwenang untuk mengambil
keputusan-keputusan selain yang ditetapkan pada saat Musda, selain itu rapat
pimpinan daerah ini dilakukan sekurang-kurangnya sekali setahun34. Rapat ini
berfungsi untuk membuat aturan-aturan baru yang tidak ditetapkan pada saat Musda,
hal ini terjadi untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang tidak terduga dan
tidak dibahas pada saat Musda.
Keempat, Rapat Kerja Daerah (Rakerda) provinsi dilaksanakan pada saat
awal kepengurusan dan pertengahan kepengurusan dari DPD provinsi. Rakerda ini
bertujuan untuk menyusun dan mencermati kembali program-program kerja yanga
akan dilaksanan dan yang sudah dilaksanakan untuk menciptakan program kerja yang
benar-benar sesuai dengan keadaan di daerah provinsi, namun tidak melanggar
ketentuan yang ditetapkan pada saat Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
Selain program kerja internal seperti di atas, ada juga beberapa program
kerja DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau untuk lebih memperlihatkan eksistensi
Partai GOLKAR di Provinsi Riau. Salah satu programnya adalah bakti sosial. Bakti
sosial dilakukan setiap tahun pada moment-moment tertentu. Pada saat moment HUT
Partai GOLKAR pada tanggal 20 Oktober setiap tahunnya akan dilaksanakan donor
darah dan berkunjung ke makam pahlawan. Selain itu pada moment Idul Fitri 2014,
34
dilaksanakan bakti sosial pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan pemberian
sembako pada janda-janda para veteran.
Bakti
Gambar 3.1
Acara bakti sosial
sosial
pemberian
THR
dan
ini
dilaksanakan
untuk
Riau terhadap para veteran, sebab para veteran termasuk pada faksi-faksi atau
kelompok yang membangun Partai GOLKAR. Maka dari itu Partai GOLKAR setiap
tahunnya selalu menjaga hubungan baik antara partai dengan veteran, dalam hal ini
yang menerima bantuan adalah janda dan cucu-cucu dari para veteran.
3.5 Hasil Pemilu Partai GOLKAR di Provinsi Riau
Partai GOLKAR di Provinsi Riau merupakan partai yang sudah besar dan bisa
dikatakan yang menguasai Provinsi Riau dari setiap kali Pemilu. Hal ini dimulai dari
tahun 1999 setelah resmi mengganti nama menjadi Partai Golongan Karya
(GOLKAR). Pada proses Pemilu tentunya Partai GOLKAR juga mengalami kenaikan
dan penurunan jumlah suara. Berkat strategi yang dijalankan dengan baik, Partai
GOLKAR di Provinsi Riau masih tetap menjadi pemenang pada setiap Pemilu dari
tahun 1999-2014. Berikut jumlah kabupaten/kota yang dimenangkan oleh Partai
GOLKAR dari Pemilu tahun 1999-2014 :
Grafik 3.1
Jumlah Kabupaten/Kota Yang Dimenangkan Partai GOLKAR dari 1999-2014
11
8
7
1999
2004
2009
2014
15
14
1999
2004
2009
2014
Kegiatan yang dilakukan oleh penulis pada saat bekerja di DPD Partai GOLKAR
Provinsi Riau hari pertama PKN hanya memperkenalkan diri dan berusaha untuk
membaur dengan karyawan lain, juga berdiskusi dengan kepala sekretariat tentang
kegiatan sehari-hari di sekretariat dan Partai GOLKAR Provinsi Riau. Hari-hari
selanjutnya penulis lebih banyak mengurusi surat menyurat, sebab pada saat bekerja
di DPD Parta GOLKAR tersebut bertepatan dengan proses pasca Pemilihan
Legislatif. Adapun penjelasan tentang kegiatan yang dilakukan penulis selama
bekerja di DPD Partai GOLKAR antara lain:
Gambar 3.2
Membuat surat mandat
keterangan penunjukan Ketua DPRD sementara, membuat surat usulan nama Ketua
DPRD sementara untuk DPP Partai GOLKAR, dan membuat surat mandat. Fungsi
surat mandat sendiri untuk memberikan mandat atau penunjukan perwakilan
mengahadiri acara-acara yang dilaksanakan Partai GOLKAR baik dari DPD Partai
GOLKAR tingkat II maupun DPP Partai GOLKAR.
Ketiga, penulis juga ikut serta dalam
Gambar 3.3
Erna wilianti (Bendahara) memberikan
bantuan pada acara bakti sosial.
(Tunjangan
Hari
Lebaran)
kepada
Perkumpulan Janda Para Veteran Kota Pekanbaru. Kegiatan pemberian THR ini
memang setiap tahun dilakukan oleh Partai GOLKAR sebagai bentuk rasa
terimakasih Partai GOLKAR Provinsi Riau terhadap perjuangan pahlawan yang ada
di Riau khususnya. Pada kegiatan sosialiasi ini penulis ditugaskan menjadi panitia
dan ditempatkan pada bagian dokumentasi. Selama jalannya acara bakti sosial penulis
membantu melakukan dokumentasi pada saat pembukaan, pemberian sembako, dan
pemberian THR. Selain itu, penulis juga diminta untuk mengkoordinasikan hasil
dokumentasi dengan wartawan dari media cetak yang meliput acara bakti sosial.
Kegiatan lain yang diikuti penulis pada saat melakukan PKN adalah
mendampingi sekretaris DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau untuk menghadiri rapat
pleno rekapitulasi hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) yang dilaksanakan KPU
Provinsi Riau. Rapat pleno ini membahas mengenai perolehan suara dari kedua
pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akhirnya di Provinsi Riau
dimenangkan oleh pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Rapat pleno
penetapan hasil Pilpres ini penulis hanya mengamati jalannya rapat bersama
sekretaris sebagai tamu undangan. Berikut agenda kegiatan penulis pada saat
melakukan kegiatan PKN di DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau :
Tabel 3.3
Agenda Kegiatan PKN
No
Hari
(Tanggal)
Kegiatan PKN
Jam
(Datang dan
Pergi)
Senin,
7 Juli 2014
09.00-14.00
Selasa,
8 Juli 2014
09.00-14.00
Rabu,
9 Juli 2014
09.00-14.00
Kamis,
10 Juli 2014
Jumat,
09.00-14.00
09.00-14.00
-Perkenalan
dengan
anggota
sekretariat
-Penulis mewawancarai dengan
kepala sekretariat mengenai keadaan
di sekretariat dan keadaan Partai
GOLKAR Provinsi Riau.
-Penjelasan
mengenai
struktur
sekretariat dan struktur pengurus
-Mencatat surat masuk dan lembar
disposisi dari DPD Partai GOLKAR
Kabupaten Indragiri Hilir
-Libur Pemilu
-Membuat surat mandat rapat pleno
DPD Partai GOLKAR Kabupaten
Indragiri Hilir
-Mengarsipkan surat keluar
-Mencatat surat masuk & lembar
11 Juli 2014
Senin,
14 Juli 2014
09.00-14.00
Selasa,
15 Juli 2014
09.00-14.00
Rabu,
16 Juli 2014
09.00-14.00
Kamis,
17 Juli 2014
09.00-14.00
10
Jumat,
18 Juli 2014
09.00-14.00
11
Senin,
21 Juli 2014
09.00-14.00
12
Selasa,
22 Juli 2014
13
Rabu,
09.00-14.00
09.00-14.00
23 Juli 2014
14
Kamis,
24 Juli 2014
09.00-14.00
15
Jumat,
25 Juli 2014
09.00-14.00
16
Rabu,
6 Agustus 2014
09.00-15.00
17
Kamis,
7 Agustus 2014
09.00-15.00
18
Jumat,
8 Agustus 2014
09.00-15.00
19
Senin,
09.00-15.00
11 Agustus 2014
20
Selasa,
12 Agustus 2014
09.00-15.00
21
Rabu,
13 Agustus 2014
09.00-15.00
22
Kamis,
14 Agustus 2014
09.00-15.00
23
Jumat,
15 Agustus 2014
09.00-15.00
Berdasarkan tabel di atas bisa dilihat juga bahwa sebagian besar kegiatan
yang dilakukan penulis adalah membuat surat menyurat dan mencatat administarasi
surat masuk. Banyaknya kegiatan surat menyurat tidak terlepas dari hasil Pemilihan
legistaltif tahun 2014, berdasarakan hasil Pemilihan legislatif tahun 2014 tersebut
Partai GOLKAR Provinsi Riau menjadi pemenang Pemilu di Provinsi Riau. Maka
dari itu kegiatan penulis lebih disibukkan dengan pembuatan surat surat keputusan
tentang ketua ataupun wakil DPRD dari masing-masing DPD tingkat II Partai
GOLKAR.
BAB IV
STRATEGI PEMENANGAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi strategi yang digunakan
oleh DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau untuk meraih kemenangan. Strategi
merupakan cara khusus yang direncanakan oleh seseorang atau kelompok untuk
mencapai tujuan tertentu. Jika berkaca
pemenangan merupakan cara khusus yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
untuk meraih kemenangan. Sebagai partai politik, tentunya memiliki cara sendiri
untuk meraih kemenangan tersebut, maka dari itu yang namanya sebuah strategi
tentunya telah direncanakan secara baik dan rapi yang digunakan pada moment
politik agar meraih kemenangan. Strategi pemenangan bagi partai politik bisa
didasarkan dari prinsip strategi politik.
4.1 Strategi Defensive
DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau memiliki strategi sendiri untuk meraih
kemenangan pada moment-moment politik. Berdasarkan kegiatan PKN yang
dilakukan penulis, DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau menggunakan strategi politik
defensive seperti yang kemukakan oleh Peter schroder pada buku strategi politik.
Strategi politik defensive merupakan cara partai politik penguasa pemerintah atau
sebuah koalisi pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai ingin mempertahankan
mayoritasnya atau jika pangsa pasar (konstituen) ingin dipertahankan.35
Kekuasaan di pemerintahan tentunya menjadi langkah awal untuk partai
politik menguasai kebijakan sesuai dengan kepentingan partai tersebut, maka dari itu
jika menggunakan strategi defensive maka pemerintahan yang berasal dari partai yang
berkuasa akan mengeluarkan kebijakan yang berlawanan dengan pihak oposisi. Hal
ini dilakukan untuk menarik simpati masyarakat terhadap pemerintahan dan
eksistensi partai politik penguasa pemerintah tersebut, sehingga masyarakat yang
memilih partai penguasa tersebut percaya dan mempertahankan pilihannya, selain itu
juga untuk memperluas jangkauan partai tersebut terhadap pemilih pemula untuk ikut
memilih partai pemerintahan tersebut.
Hubungan dengan multiplikator dan alisansi, partai-partai yang menerapkan
strategi defensive akan berinteraksi intensif dengan multiplikator dan menawarkan
insentif kepada multiplikator dan aliansi tersebut.36 Sebagai partai politik tentunya
pemilih menjadi suatu yang harus dipertahankan dan diperbanyak sebab dengan
sistem demokrasi langsung maka perolehan suara yang didapat dari pemilih akan
menunjukkan eksitensi suatu partai tersebut. Berdasarkan strategi defensive untuk
mempertahankan pasar (konstituen) maka partai politik harus memelihara pemilih
tetap/pemilih tradisional, serta memperkuat pemilih musiman.37 Melalui penjelasan di
35
atas, maka ada 2 langkah utama yang dilakukan DPD Partai GOLKAR untuk meraih
kemenangan pada setiap Pemilu , yaitu : tokoh dan organisasi. Berdasarkan
pengamantan dan wawancara penulis dua hal tersebut yang diterapkan oleh Partai
GOLKAR Provinsi Riau untuk terus meraih kemenangan pada Pemilu.
4.1.1 Ketokohan
Berdasarkan kegiatan PKN didapatkan bahwa yang cukup berpengaruh
terhadap kemenangan Partai GOLKAR di Riau adalah tokoh yang didukung maju
untuk setiap pemilihan. Setiap calon yang akan dinaikkan atau didukung oleh
GOLKAR haruslah orang yang berpengaruh di masyarakat dan dekat dengan
masyarakat. Kedekatan ini dibangun oleh calon bukan pada saat ingin mencalonkan,
namun dibangun jauh sebelum pencalonan atau bisa dibilang pencitraan yang baik
oleh calon bisa membantu Partai GOLKAR meraih kekuasaan.
Berbicara mengenai tokoh maka yang paling berperan adalah cara atau
pola kaderisasi yang dilakukan oleh DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, sebab
apabila pola kaderisasi yang telah ditetapkan oleh DPP berjalan dengan baik, maka
akan menciptakan tokoh-tokoh yang berkualitas juga. Penokohan tentunya tidak
dengan mudah dapat dibentuk apalagi untuk menarik simpati masyarakat harus
memiliki strategi khusus untuk menarik simpati masyarakat kepada Partai GOLKAR.
Maka dari itu, ada enam persyaratan untuk melakukan proses kaderisasi yang akan
melahirkan tokoh tokoh baru38:
a. Kecakapan, seorang kader Partai GOLKAR harus memiliki kemampuan
untuk menguasai pengetahuan dan atau keterampilan tertentu atau
kemampuan untuk memecahkan permasalahan tertentu.
b. Keuletan,
seorang
kader
juga
harus
memiliki
kemampuan
untuk
memperjuangkan sesuatu secara tekun, oleh karena itu kader Partai GOLKAR
dituntut harus ulet dalam menghadapi masalah apapun.
c. Prakarsa, kemampuan untuk mengambil keputusan dan melaksanakannya
guna mengatasi suatu keadaan untuk kepentingan organisasi dalam rangka
kebijaksaan umum DPP.
d. Militansi, kemauan dan kemampuan berjuang keras dan tidak gentar
menghadapi kesulitan dan tantangan untuk mencapai tujuan dan berani
mengambil resiko dengan diperhitungkan.
e. Disiplin, kemauan dan kemampuan untuk mentaati ketentuan dan tata cara
perjuangan yang ditetapkan oleh organisasi.
f. Kompetensi, dalam perspektif partai, kompetensi merupakan tingkatan
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan
seorang
kader
dalam
38
Hasil RAKERDA Partai GOLKAR tahun 2010, tentang Ruang Lingkup dan Sasaran. Sekretariat
Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya. Hlm.10
kompetensi
politik,
kompetensi
ke-golkar-an,
kompetensi
Tahun
1999
Tokoh
Saleh Djasit
Darwis Ridha
Rusli Zainal
2004
Saleh Djasit
Rusli Zainal
2009
2014
Annas Maamun
Tokoh pertama adalah Saleh Djasit, beliau merupakan tokoh berpengaruh dari
Partai GOLKAR Provinsi Riau pada Pemilu tahun 1999 dan 2004. Pada tahun 1999
Saleh Djasit merupakan Gubernur Provinsi Riau, dan kebesaran pengaruhnya di
wilayah Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru berhasil membawa Partai GOLKAR
menguasai 2 kabupaten dan kota tersebut. Selanjutnya pada Pemilu tahun 2004 Saleh
Djasit mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPR RI, dan berhasil memperoleh
195.348 suara (perolehan terbanyak di Provinsi Riau)39.
Saleh Djasit merupakan orang yang memiliki karir politik yang cemerlang,
setelah menjadi Bupati Kampar selama 2 periode 1986-1996, setelah masa jabatannya
berakhir Saleh Djasit mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI. Hasilnya Saleh
Djasit terpilih menjadi anggota DPR RI 1997-1998. Tahun 1998 beliau
mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI karena mencalonkan diri sebagai
Gubernur Provinsi Riau. Nama besar Saleh Djasit sebagai tokoh politik Riau
menjadikannya sebagai Gubernur Riau periode 1998-2003. Setelah masa jabatannya
habis sebagai gubernur, Saleh Djasit kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR
RI, dan hasilnya Saleh Djasit kembali terpilih menjadi anggota DPR RI.40
Perannya dalam perolehan suara Partai GOLKAR dilihat dari karier
politiknya selama menjabat, beliau termasuk tokoh senior di Partai GOLKAR
Provinsi Riau, daerah Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, dan Kota Pekanbaru
39
www.pemilu.asia, Op.cit
Atiqoh Hasan, profil Saleh djasit, diolah dari http://profil.merdeka.com/indonesia/s/saleh-djasit/
pada tanggal 1 Desember 2014 pukul 20.24
40
merupakan basis masa dari Saleh Djasit. Walaupun Saleh Djasit tidak memiliki latar
belakang organisasi yang menjadi basis masanya pada setiap Pemilu namun
sumbangan suaranya pada Pemilu tahun 2004 sebagai yang terbanyak di Provinsi
Riau sudah membuktikan bahwa beliau adalah tokoh masyarakat
Darwis Ridha merupakan ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau pada
periode 1998 hingga 2003 dan juga sebagai anggota DPR RI pada tahun 1999-2004.
Pada Pemilu tahun 1999 Darwis Ridha mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR
RI dari Partai GOLKAR Provinsi Riau, dan beliau berhasil menang dengan
memperoleh suara 94.228.41 Selain itu pada Pemilu tahun 2004 Darwis Ridha juga
mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, namun tidak berhasil menang pada
Pemilu tersebut.
Rusli
Zainal
merupakan
tokoh
besar
Partai
GOLKAR
pada
era
kepemimpinannya sebagai ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau. Rusli Zainal
terpilih menjadi ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau periode 2004-2009.
Selain itu, Rusli Zainal merupakan Gubernur Riau ke-11 periode 2003-2008 dan
dilanjutkan pada periode kedua pada tahun 2008-2013. Sebenarnya karir politik Rusli
Zainal bermula pada saat menjadi Bupati Kabupaten Indragiri Hilir periode 19992003. Rusli Zainal juga pernah wakil ketua organisasi pendiri Partai GOLKAR yaitu
SOKSI.
41
2012.
Sebenarnya
Indra
Muchlis
Adnan
tidak
menyelesaikan
42
Vizcardine, audinovic. Profile Rusli zainal, diolah dari http://profil.merdeka.com/indonesia/r/ruslizainal/ pada tanggal 1 Desember 2014 pukul 20.49
pernah menjadi ketua AMPI Riau, dan Wakil ketua umum DPP MKGR di bawah
pimpinan Priyo Budi Santoso.43
Selain aktif di organisasi Partai GOLKAR, Indra Muchlis Adnan juga aktif di
organisasi masyarakat. Organisasi masyarakat yang diikuti oleh beliau adalah KNPI,
selama aktif di KNPI Provinsi Riau beliau pernah menjadi sekretaris dan Ketua
umum KNPI Provinsi Riau. Selain itu beliau juga aktif di organisasi kepemudaan
GMPPA 45/PPAPRI Riau sebagai ketua umum. Selanjutnya Indra muchlis adnan
pernah menjabat sebagai Ketua GAPENSI Riau. Karir organisasi Indra berlanjut
hingga menjadi Ketua umum PSSI Riau.44 Banyaknya organisasi masyarakat yang
diikuti oleh Indra Muchlis Adnan ini menjadikan beliau sebagai tokoh muda yang
dikenal masyarakat.
Herman Abdullah dan Annas Maamun merupakan tokoh dan kader Partai
GOLKAR yang sama sama memperebutkan Gubernur Riau pada tahun 2013.
Herman Abdullah merupakan tokoh Partai GOLKAR senior yang masih aktif di
organisasi pendiri Partai GOLKAR yaitu KOSGORO 1957 sebagai Ketua Umum
periode 1997-2004 dan periode kedua pada tahun 2012-2017 . Selain itu Herman
Abdullah juga pernah menjadi Walikota Pekanbaru selama 2 periode dari tahun 2001-
43
20011.45 Pada saat Pilkada tahun 2013 suara Partai GOLKAR Provinsi Riau
terpecah antara kubu Herman Abdullah dengan kubu Annas Maamun.
Annas Maamun merupakan Ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau
periode 2012-2015. Karir politik Annas Maamun dimulai dari daerah Kabupaten
Rokan Hilir sebagai bupati di Daerah tersebut. Beliau terpillih menjadi Bupati Rokan
Hilir selama 2 periode dimulai dari tahun 2006 hingga tahun 2014, Annas Maamun
mengundurkan diri dari jabatan Bupati Kabupaten Rokan Hilir karena terpilih
menjadi Gubernur Riau pada tahun 2013. Pada pemilihan Kepala Daerah Tahun 2013
Annas Maamun berhasil menjadi pemenang setelah mengalahkan kader Partai
GOLKAR lain yaitu Herman Abdullah yang didukung oleh Partai Gerindra dan 7
partai lain.
Putaran Pilkada Provinsi Riau terdapat 5 calon pasangan Gubernur dan Wakil
Gubernur Riau yang akan bertarung pada Pilkada 2013. Kelima pasangan tersebut
yaitu Herman Abdullah dengan Agus Widayat, Annas Maamun dengan
Arsyadjuliandi Rachman, M.Lukman Edy dengan Suryadi Khusaini, Achmad dengan
Masrul Kasny, dan Jon Erizal dengan Mambang Mit. Berdasarkan hasil Pilkada
pada putaran pertama tidak ada calon gubernur dan wakil gubernur yang melebihi
30% suara, maka akan dilanjutkan dengan Pilkada putaran kedua. Pilkada putaran
kedua tersebut diikuti oleh pasangan Herman Abdullah dan Agus widayat, dan
45
Mengenal
Sosok
Herman
Abdullah
Calon
Gubernur
Riau,
diakses
dari
http://www.riaudailyphoto.com/2013/07/mengenal-sosok-herman-abdullah-calon.html pada tanggal 8
November 2014 pukul 22.17
pasangan Annas Maamun dan Arsyadjuliandi Rachman. Berikut hasil Pilkada putaran
kedua Provinsi Riau tahun 2013 :
Diagram 4.1
Hasil Putaran Kedua Pilkada Provinsi Riau Tahun 2013
39%
61%
Herman - Agus
Annas - Andi
Sumber : Arsip DPD Partai GOLKAR berdasarkan hasil rekapitulasi KPUD Provinsi Riau
46
Pengaruh tokoh adat juga menjadi salah satu cara yang dilakukan oleh
kandidat untuk memperoleh suara lebih banyak. Hal ini terjadi dikarenakan mayoritas
masyarakat Riau masih menjunjung tinggi adat atau budaya melayu, sehingga pada
moment-moment Pemilu maupun Pilkada pendapat dan suara dari pimpinan adat
sangat didengarkan oleh para masyarakat. Menurut Nono pratama sebagai anggota
DPRD Kabupaten Rokan Hulu (incumbent) dari Partai GOLKAR,Ninik mamak
menjadi alat untuk memobilisasi masa, khusus di kecamatan Ujung batu ninik mamak
sangat membantu beliau dalam memperoleh suara pada Pemilu 2014, cara kerjanya
dengan mempengaruhi masyarakat dengan memanfaatkan jabatan adatnya.47 Maka
dari itu Partai GOLKAR di Provinsi Riau harus beradaptasi dan mengikuti alur
budaya melayu agar dalam menjalankan strateginya bisa diterima oleh masyarakat
banyak.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah satu anggota badan
pemenangan DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, penokohan dibentuk berdasarkan
kinerja seseorang di masyarakat, selain itu, tokoh adat juga mempunyai peranan
penting dalam perolehan suara Partai GOLKAR di Provinsi Riau.48 Dua hal ini yang
menjadi pendongkrak suara Partai GOLKAR di Provinsi Riau, penokohan kader
Partai GOLKAR yang menggunakan doktrin karya-kekaryaan atas pembangunan di
47
Hasil wawancara dengan anggota DPRD Kabupaten Rokan Hulu tahun 2014 dari Partai GOLKAR,
Nono pratama pada tanggal 19 agustus 2014
48
Hasil wawancara dengan Wakil Ketua Pemenangan PEMILU Wilayah III (Rokan Hulu dan Rokan
Hilir), Zulvan Zura pada tanggal 11 Agustus 2014.
HWK
(Himpunan Wanita Karya)
Pengajian Al-Hidayah
49
banyaknya
jumlah
perwakilan/cabang
KOSGORO
yang
di
daerah
50
Hasil wawancara dengan Sekretaris DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, Syahruddin AS pada
tanggal 15 agustus 2014
51
Ibid
Gambar 4.1
Diklat jurkamda dan workshop BPP
Partai GOLKAR
dan
menimbulkan
organisasi
kemenangan
sayap
akan
bagi
Partai
menyalurkan aspirasinya kepada partai. Maka dari itu Partai GOLKAR Provinsi Riau
setiap menjelang Pemilu selalu melakukan pelatihan bagi organisasi-organisasi ini
untuk memberikan pembekalan tentang strategi pemenangan Pemilu, salah satu
pelatihan yang dilakukan oleh Partai GOLKAR Provinsi Riau adalah workshop
Juru Kampanye Daerah (Jurkamda) Partai GOLKAR Provinsi Riau.
Keberadaan organisasi pendiri, yang didirikan, dan organisasi sayap
menjadikan salah satu faktor bagi Partai GOLKAR Provinsi Riau untuk
memenangkan Pemilu. Strategi penyebaran doktrin Partai GOLKAR melalui
organisasi partai pendiri, yang didirikan, dan organisasi sayap yang ada di setiap
daerah di Provinsi Riau menjadikan Partai GOLKAR dikenal masyarakat dan
memiliki banyak simpatisan dan kader. Kuantitas kader partai maupun kader
organisasi yang ada di Provinsi Riau menjadi modal bagi kemenangan Partai
GOLKAR di Provinsi Riau.
mampu bekerja keras untuk pembangunan masyarakat serta nama baik partai. Kader
memegang peranan penting dalam perolehan suara Partai GOLKAR di Provinsi Riau,
termasuk Karakterdes. Ada 4 tipologi kader berdasarkan hasil Rakerda Partai
GOLKAR pada tahun 2010, yaitu :53
a. Kader penggerak masyarakat, yaitu kader yang ditugaskan dan berada pada
kelompok-kelompok
masyarakat
(profesional
dan
fungsional)
dalam
dalam
berbagai
tingkatan
yang
bertugas
mengelola
54
55
Ibid
Syahruddin, AS. Op.cit
masyarakat
melalui
kinerja
Karakterdes
dalam
membantu
proses
56
Ibid
Diagram 4.2
Kepala Daerah Berdasarkan Warna Partai Politik
8%
8%
9%
50%
25%
hulu. Lima kabupaten yang dipimpin oleh kader Partai GOLKAR berhasil
dimenangkan pada Pemilu tahun 2014. Kabupaten Rokan hilir berhasil menang
dengan perolehan suara 78.660, Kabupaten Kuantan sengingi memperoleh suara
56.143, Kabupaten Indragiri hilir memperoleh suara 91.441, Kabupaten Indragiri
hulu memperoleh 40.767, dan Kabupaten Pelalawan memperoleh 59.007 suara.59
Strategi perluasan pasar (konstituen) yang dilakukan oleh Partai GOLKAR
terbukti berhasil berdasarkan hasil Pemilu 2014, perolehan suara Partai GOLKAR di
Provinsi Riau 68.137 dari Pemilu 2009. Hal ini juga berdampak di daerah-daerah
yang dipimpin oleh kepala daerah yang berasal dari Partai GOLKAR, seperti
Kabupaten Indragiri hilir pada Pemilu 2009 Partai GOLKAR memperoleh suara
84.639 dan pada Pemilu 2014 Indragiri hilir menjadi pemenang perolehan suara bagi
Partai GOLKAR terbanyak dengan menyumbangkan 91.441 suara. 60 Peningkatan
jumlah perolehan suara jelas terlihat sebesar 6.802 suara dibandingkan Pemilu 2009.
Peran kepala daerah dalam perolehan suara Partai GOLKAR di Provinsi Riau
dapat dilihat dari kinerja yang kader/pemimpin daerah tersebut ciptakan di
masyarakat. Kinerja yang baik dalam membangun daerah kabupaten akan
menghasilkan citra yang baik pula terhadap Partai GOLKAR Provinsi Riau. Merebut
kursi kepala daerah dapat memberi ruang bagi Partai GOLKAR Provinsi Riau untuk
menunjukkan kepada masyarakat mengenai karya-kekaryaan kader Partai GOLKAR
59
60
Ibid
Ibid
61
BAB V
HAMBATAN DAN TANTANGAN
Pada bab 5 ini penulis akan membahas tentang hambatan dan tantangan yang
dihadapi oleh DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau dalam menerapkan strategi
pemenangannya. Jika melihat permasalahan yang timbul pada organisasi biasanya
menyangkut permasalahan dasar yang pasti akan dialami oleh organisasi. Pertama,
permasalahan yang datangnya dari internal orginisasi, hal ini kebanyakan terjadi
dikarenakan di dalam organisasi ada banyak pikiran dan setiap orang tersebut
memiliki pemikiran yang menurut mereka benar dan harus diikuti. Kedua, ada
hambatan dari luar organisasi, permasalahan yang timbul bagi DPD Partai GOLKAR
Provinsi Riau adalah perubahan masyarakat, selain itu juga ada pengaruh dari sistem
Pemilu yang setiap tahunnya berubah baik secara teknis pelaksanaan, maupun dari
peraturan-peraturannya. Maka dari itu pada bab 5 ini penulis mencoba mengungkap
permasalahan yang dihadapi oleh DPD Partai GOLKAR di Provinsi Riau pada setiap
penerapan strateginya.
5.1. Konflik Internal
Penerapan rencana atau strategi terkadang sering mendapat kendala, baik
kendala dari dalam maupun dari luar. Dinamika dalam beroganisasi terkadang
menimbulkan konflik diantara kader organisasi tersebut, tidak menutup kemungkinan
juga hal ini terjadi pada partai atau organisasi yang sudah berdiri lama. DPD Partai
GOLKAR Provinsi Riau pernah mengalami konflik internal partai, yang membuat
partai beringin di Provinsi Riau ini bergejolak di internalnya.
Pada tahun 2004 menjelang Pemilu tahun 2004, Partai GOLKAR di Provinsi
Riau dihadapkan oleh permasalahan ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau yang
tertangkap kasus korupsi yaitu Ramlan zas yang pada saat itu sebagai Bupati
Kabupaten Rokan Hulu.
Menurut Ketua Harian DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, dengan
ditangkapnya ketua DPD Partai GOLKAR pada saat itu, menimbulkan konflik
di internal Partai GOLKAR Provinsi Riau, dikarenakan para pendukung atau
orang-orang pro-Ramlan Zas tidak menginginkan Ramlan Zas untuk dicopot
jabatannya. Namun tuntutan yang besar dari DPD Partai GOLKAR
Kabupaten dan kota sangat ingin ketua DPD Provinsi Riau tersebut dicopot
karena telah mencoreng nama besar Partai GOLKAR di Provinsi Riau, para
kader dari DPD Partai GOLKAR Kabupaten juga menghawatirkan suara
Partai GOLKAR menurun pada saat Pemilu 2004.62
Akhirnya Partai GOLKAR Provinsi Riau terpecah menjadi 2 kelompok, ada
kelompok pro-Ramlan zas dan ada kelompok yang mendukung pergantian ketua.
Dan pada akhirnya ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau yang
tertangkap karena kasus korupsi tersebut dicopot dari jabatannya melalui
musyawarah daerah luar biasa dan menunjuk Rusli zainal sebagai ketua DPD
Partai GOLKAR Provinsi Riau. Hal ini berdampak kepada hasil suara Partai
GOLKAR di Kabupaten Rokan Hulu karena Ramlan zas berasal dari
Kabupaten Rokan Hulu, kelompok pro-Ramlan zas menolak untuk terlibat
dalam kampanye Partai GOLKAR di Kabupaten Rokan Hulu63.
Semenjak adanya konflik ini suara Partai GOLKAR di Kabupaten Rokan
Hulu hingga saat ini tidak stabil, kebanyakan para kader Partai GOLKAR yang pro62
Hasil wawancara dengan Ketua Harian DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, Ruspan Aman pada
tanggal 13 agustus 2014
63
Ibid
Ramlan Zas dikeluarkan dari kader Partai GOLKAR dan pindah ke Partai
Demokrat64. Namun konflik ini tidak berlangsung begitu lama, Partai GOLKAR di
Kabupaten Rokan Hulu kembali mendapatkan hati di masyarakat. Hal ini terbukti
dari 2 kali pemilihan yaitu Pilkada partai golkar memperoleh 32.982 suara dan
kembali meningkat pada saat Pemilu 2014 dengan memperoleh 42.187 suara.65
Walaupun pada saat ini Kabupaten Rokan Hulu bupatinya berasal dari kader Partai
Demokrat, namun Partai GOLKAR Kabupaten Rokan Hulu semakin banyak
mendapat dukungan dari masyarakat, ini terbukti dengan peningkatan suara pada saat
pemilu yaitu 9.205 suara dari pilkada 2013.
Konflik internal pergantian ketua pada tahun 2004 ini kembali terulang pada
tahun 2012. Konflik ini terjadi dikarenakan ketua DPD Partai GOLKAR pada tahun
2012 adalah Indra Muchlis mendapat tuntutan untuk turun dari jabatannya sebagai
ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau. Berikut pernyataan ruspan aman
mengenai konflik yang terjadi pada tahun 2012 :
Pada periode 2009-2012 DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau dipimpin oleh
Indra Muclhis Adnan, seharusnya memimpin DPD Partai GOLKAR Provinsi
Riau hingga tahun 2015, namun setelah Pemilu tahun 2009 dan sejak dipilih
jadi ketua DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, DPD Partai GOLKAR tidak
menunjukkan progress apapun, program yang dibebankan oleh DPP Partai
GOLKAR tidak terlaksana dengan baik dan program kerja yang direncakan
oleh DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau sesuai dengan janjinya tidak pernah
terlaksana.66
64
Hal ini mendapat kritik keras dari DPD Partai GOLKAR kabupaten/kota dan
mendesak untuk dilaksanakan Musyawarah Daerah Luar Biasa. Akhirnya pada tahun
2012 Indra Muchlis Adnan resmi digantikan oleh Annas Maamun hingga saat ini.
Pergantian ini juga berdampak kepada Pemilu tahun 2014 ini, Partai GOLKAR yang
tergabung dalam Koalisi Merah Putih ternyata membuat Indra Muclhlis Adnan
berbelok arah justru mendukung Koalisi Indonesia Hebat. Indra Muclis Adnan juga
secara terang-terangan untuk mendukung presiden yang didukung oleh Koalisi
Indonesia Hebat yaitu Jokowi-JK dengan menjadi kepala tim sukses Jokowi-JK di
Provinsi Riau. Hingga akhirnya pada Indra Muclhlis Adnan sukses memecah suara
Partai GOLKAR yang ada di Provinsi Riau dengan berhasil menyumbangkan 49 %
suara bagi Jokowi-JK, beda 1 persen dari Prabowo-Hata yang memperoleh 51% suara
di Provinsi Riau. Berikut hasil Pilpres 2014 di Provinsi Riau :
Diagram 5.1
REKAP HASIL PEMILIHAN PRESIDEN Di PROVINSI RIAU
Jokowi-JK
49%
1.
2.
Prabowo-Hata
Jokowi-JK
Prabowo-Hata
51%
: 1.349.338
: 1.342.817
hanya sebagai wadah untuk mereka mencalonkan diri, setelah proses pemilihan dan
calon tersebut terpilih, kebanyakan calon lupa sama jasa partainya.67
Selain itu para calon pada saat sekarang hanya sekedar memajang nama besar
partai pada spanduk ataupun posternya, tanpa mengetahui tujuan maupun arah
perjuangan partai, sehingga banyak pejabat yang terpilih terkena kasus korupsi
karena ingin memperkaya dirinya sendiri tanpa memikirkan nama baik partai yang
mengusungnya. Tantangan bagi Partai GOLKAR Provinsi Riau sendiri datang untuk
menciptakan tokoh-tokoh yang dikenal oleh masyarakat dan bisa menjaga nama baik
Partai GOLKAR Provinsi Riau di masyarakat.
5.2.2. Perubahan Cara Pemilihan Calon
Perubahan cara pemilihan calon merupakan perubahan yang dilakukan oleh
Komisi Pemilu (KPU) dalam proses teknis pemilihan, yaitu dengan cara di coblos
menjadi ceklis. KPU sebenarnya bermaksud baik mengenai perubahan tersebut,
perubahan dari sebelumnya dengan mencoblos diganti dengan menceklis foto calon
ataupun partainya. Perubahan ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam hal
pengecekan surat suara, selain itu juga untuk mengurangi terjadi kecurangan yang
merugikan calon lain.
Permasalahan yang muncul pada surat suara kebanyakan ada surat suara
yang sudang bolong baik tidak sengaja dikarenakan dari pihak percetakan maupun
67
yang sengaja dilakukan oleh oknum lain untuk meraik keuntungan. Penggunaan tanda
ceklis menjadikan masyarakat tidak perlu lama-lama membuka surat suara pada
saat dibilik TPS jika sudah mengenal calon atau partainya, sehingga dengan
menggunakan ceklis akan lebih mempersingkat waktu masyarakat.
Permasalahan yang muncul akibat perubahan ini, banyak masyarakat yang
kurang paham caranya menceklis bagi daerah-daerah terpencil. Bagi masyarakat yang
berada di daerah terpencil sosialisasi yang diberikan oleh KPU melalui KPUD masih
belum mereka dapatkan, sehingga hal ini dimanfaatkan oleh oknum calon yang ingin
berbuat curang dengan cara melakukan sosialisasi ke rumah-rumah warga yang di
daerah tepencil. Hal ini dibenarkan melalui pernyataan sekretaris DPD Partai
GOLKAR Kota Pekanbaru seperti dibawah ini,
Oknum ataupun tim sukses dari calon mensosialisasikan surat suara yang
dicetak persis dengan suarat suara yang dibuat oleh KPU namun telah
ditambahkan foto, nama calon, lambang partai tertentu tanpa menyertakan
calon yang lainnya. Bagi masyarakat yang berada di daerah terpencil dan
mayoritas memiliki tingkat pendidikan yang rendah tentu akan lebih
mudah untuk diingat di kepala mereka nomor urut, foto, dan lambang
partai tersebut. Kecurangan seperti ini yang muncul setelah terjadi
perubahan68.
68
Hasil wawancara dengan Sekretaris DPD Partai GOLKAR Kota Pekanbaru dan calon legislatif
DPRD Kota Pekanbaru, Roni Amriel pada tanggal 16 Agustus 2014
lain di Provinsi Riau, strategi yang digunakan oleh Partai GOLKAR adalah
melakukan pendekatan dengan warga melalui ketokohan dan organisasi dari Partai
GOLKAR. namun strategi ini kurang berjalan baik di daerah Kabupaten Meranti,
Partai GOLKAR di Kabupaten Meranti tidak meraih hasil maksimal, dengan
memperoleh 9.000 suara atau hanya 1,8% dari keseluruhan suara yang diperoleh
Partai GOLKAR Provinsi Riau .69 Selain kecurangan mengenai sosialisasi dari
oknum yang tertentu, masalah pertumbuhan ekonomi di kabupaten yang baru
berkembang ini juga menjadikan masyarakatnya sebagai sasaran bagi partai politik
untuk melakukan money politik.
5.3 Keterbatasan Organisasi
Keberhasilan sebuah partai politik memenangkan Pemilu juga merupakan
keberhasilan organisasi yang bergerak di bawah arahan partai tersebut. Selain
dikarenakan kader dan simpatisasan partai, organisasi sayap memiliki peranan
penting untuk memobilisasi masa, sebab organisasi sayap merupakan bagian dari
partai politik tersebut. Berdirinya Partai GOLKAR di Provinsi Riau sudah lama
bukan menjadi jaminan bagi organisasi sayapnya untuk mengalami keteerbatasan
dalam hal pemenangan Pemilu.
Partai GOLKAR Provinsi Riau memiliki organisasi pendiri, yang didirikan,
dan organisasi sayap sebanyak 10 organisasi, namun yang terlihat kinerjanya dalam
usaha mendekatkan diri ke masyarakat hanya beberapa, seperti KOSGORO 1957,
69
KPU Provinsi Riau, Keputusan KPU Provinsi Riau Tentang Penetapan Hasil Rekapitulasi
Perolehan Perolehan Penghitungan Suara Tingkat Provinsi, Nomor : 80/Kpts/KPU.Prov-004/2014
pejuang pada saat Pemilu, hasilnya yang terjadi pada saat Pemilu organisasi yang
kurang berjalan programya tidak bisa memobilisasi masyarakat. Sosok pemimpin dari
setiap organisasi juga berpengaruh terhadap jalan atau tidaknya organisasi tersebut,
sehingga organisasi benar-benar dirasakan manfaatnya bagi Partai GOLKAR Provinsi
Riau.
Berdasarkan hasil Pemilu legislatif 2014 Partai GOLKAR menang di 7
kota/kabupaten dari 12 kota/kabupaten yang ada di Provinsi Riau. Ketujuh kabupaten
tersebut adalah Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir,
Kampar, Pelalawan, dan Kuantan Sengingi.71 Ketujuh kabupaten tersebut merupakan
basis masa dari Partai GOLKAR dari pemilihan tahun 1999, namun yang harus
dicermati adalah pada ketujuh kabupaten tersebut organisasi pendiri, yang didirikan
dan organisasi sayap begitu terliihat kinerjanya di masing-masing daerah.
Pada daerah Kabupaten Meranti Partai GOLKAR kurang mendapat simpati
dari masyarakat dan hasilnya Partai GOLKAR kalah di kabupaten tersebut.
permasalahan yang muncul di Kabupaten Meranti adalah belum adanya organisasi
pendiri, yang didirikan, dan organisasi sayap partai yang memiliki perwakilan daerah
kabupaten dari beberapa organisasi di Kabupaten Meranti. hanya ada 4 organisasi
yang didirikan dan organisasi sayap Partai GOLKAR yaitu MDI, HWK, AMPG, dan
KPPG. Menurut Sri Suharni, organisasi pendiri dan yang didirikan oleh Partai
70
71
GOLKAR di Kabupaten Meranti dalam masa proses pembuatan, belum ada kepastian
dikarenakan harus ada tokoh dari Kabupaten Meranti yang terdafar dalam organisasi
SOKSI, MKGR, KOSGORO, Pengajian Al-Hidayah, SATKAR ULAMA, dan
AMPI.72
Keterbatasan organisasi yang ada di Kabupaten Meranti berdampak terhadap
perolehan suara Partai GOLKAR di Provinsi Riau, namun Partai GOLKAR akan
terus berupaya untuk membentuk organisasi-organisasi Partai GOLKAR yang belum
terdapat di Kabupaten tersebut agar bisa memperluas doktrin Partai GOLKAR. Peran
organisasi baik pendiri, yang didirikan, dan organisasi sayap Partai GOLKAR di
Provinsi Riau memiliki peranan penting dalam kesuksesan dan kemenangan Partai
GOLKAR pada setiap pemilihan.
72
Hasil wawancara dengan Anggota Sekretariat DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau Dan Anggota
Organisasi HWK, Sri Suharni pada tanggal 15 Agustus 2014
BAB VI
CATATAN PENUTUP
Pada bab VI atau Penutup dari PKN yang dilakukan di DPD Partai GOLKAR
Provinsi Riau akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian dengan fokus
Strategi Pemenangan Partai GOLKAR Provinsi Riau Pada Pemilu Tahun 2014.
Selain itu, pada bab VI akan dijelaskan mengenai rekomendasi berdasarkan kegiatan
PKN yang di DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau.
6.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan telah dijelaskan mengenai strategi pemenangan yang
diterapkan oleh Partai GOLKAR di Provinsi Riau, berikut kesimpulan yang didapat
berdasarkan hasil PKN dan juga pembahasan :
Pertama, strategi pembentukan citra dan popularitas yang dibentuk oleh
kader-kader Partai GOLKAR di Provinsi Riau yang menjabat sebagai pejabat
eksekutif daerah tingkat I maupun tingkat II sangat membantu Partai GOLKAR
dalam menarik simpati masyarakat. Seorang pejabat baik Bupati ataupun Gubernur
yang berasal dari Partai GOLKAR memegang peranan penting dalam perolehan suara
Partai GOLKAR dalam Pemilu, sebab setiap daerah yang dipimpin oleh kader Partai
GOLKAR Provinsi Riau harus mampu dimenangkan oleh Partai GOLKAR. Maka
target awal Partai GOLKAR adalah merebut kepala daerah agar daerah yang
dikepalai dari Partai GOLKAR dapat dimenangkan oleh Partai GOLKAR.
pada suatu daerah, sehingga setiap daerah mempunyai keberagaman bagi partai
politik dalam merencanakan dan menerapkan strategi.
6.2 Rekomendasi
Berdasarkan kegiatan PKN yang dilakukan di DPD Partai GOLKAR Provinsi
Riau maka perlu adanya rekomendasi mengenai kritik dan saran kepada DPD Partai
GOLKAR Provinsi Riau mengenai strategi pemenangan Partai GOLKAR.
Rekomendasi ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan dan perubahan dalam
penerapan strategi DPD Partai GOLKAR khususnya di Provinsi Riau. adapun
rekomendasi tersebut sebagai berikut :
Pertama, perlu adanya proses regenerasi kader yang benar-benar akan
melahirkan
kader-kader
muda
Partai
GOLKAR
yang
berkualitas
dengan
man in the right place). Dinasti pemerintahan yang dibangun oleh ketua DPD Partai
GOLKAR di Provinsi Riau dan juga Gubernur Provinsi Riau akan berpengaruh
terhadap kepercayaan masyarakat Riau terhadap Partai GOLKAR dan pemimpin
yang berasal Partai GOLKAR.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
K. Ramanathan. 2000. Konsep AZas politik, Jakarta: ALMS Digital Enterprise
Kaelola, Akbar. 2009. Kamus Istilah Politik Kontemporer. Yogyakarta: Cakrawala
Koentjaraningrat. 1983. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Moleong, J Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nazir, Mohamad. 2009. Metodologi Penellitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Schoder, Peter. 2014. Strategi Politi. Jakarta: Frederich Neumann Stiftung Fuer Die Freiheit
Sugiyono. 2010. Metode Penellitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, dan R&D.)
Bandung: CV.Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penellitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, dan R&D).
Bandung: CV.Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
B. Dokumen
Hasil RAKERDA Partai GOLKAR Provinsi Riau tahun 2010, tentang Ruang Lingkup dan
Sasaran. Sekretariat Jendral Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya. hal.10
KPU Provinsi Riau, Keputusan KPU Provinsi Riau Tentang Penetapan Hasil Rekapitulasi
Perolehan
Perolehan
Penghitungan
Suara
Tingkat
Provinsi,
Nomor
80/Kpts/KPU.Prov-004/2014
Anggaran Rumah Tangga Partai Golongan Karya Pasal 7 tentang Struktur dan Kepengurusan
Anggaran dasar Partai Golongan Karya pasal 20 tentang Struktur Organisasi Serta
Wewenang Dan Kewajiban Pimpinan Provinsi
C. Wawancara
Wawancara dengan kepala sekretariat DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, Sjamsul Bahri
pada tanggal 7 Juli 2014
Wawancara dengan Wakil Ketua Pemenangan PEMILU Wilayah III (Rokan Hulu dan Rokan
Hilir), Zulvan Zura pada tanggal 11 Agustus 2014.
Wawancara dengan Sekretaris DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, Syahruddin AS pada
tanggal 15 Agustus 2014
Wawancara dengan Ketua Harian DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau, Ruspan Aman pada
tanggal 13 Agustus 2014
Wawancara dengan Sekretaris DPD Partai GOLKAR Kota Pekanbaru dan calon legislatif
DPRD Kota Pekanbaru, Roni Amriel pada tanggal 16 Agustus 2014
Wawancara dengan Anggota Sekretariat DPD Partai GOLKAR Provinsi Riau Dan Anggota
Organisasi HWK, Sri Suharni pada tanggal 15 Agustus 2014
Wawancara dengan anggota DPRD Kabupaten Rokan Hulu tahun 2014 dari Partai
GOLKAR, Nono Pratama pada tanggal 19 agustus 2014
D. Internet
http://www.pemilu.asia/?c=54&opt=1 pada 26 September 2014 pukul 23.07
http://PartaiGOLKAR.or.id/GOLKAR/sejarah-Partai-golongan-karya/
04.22
http://PartaiGOLKAR.or.id/GOLKAR diakses pada 14-09-14 jam 04.30)
http://merajutharapan.com/2013/06/06/indra-review-2/ pada tanggal 8 November 2014 pukul
23.03
http://www.riaudailyphoto.com/2013/07/mengenal-sosok-herman-abdullah-calon.html
pada