KOMUNIKASI POLITIK
OLEH :
ABDUL RIMAN
C1B1 17 069
KENDARI 2018
Strategi Komunikasi Politik Anggota DPRD Kota Kendari Dalam
Menyikapi Aksi Demonstrasi
ABDIANSYAH G2C1 13043. Strategi Komunikasi Politik Anggota DPRD Kota Kendari
dalam Menyikapi Aksi Demonstrasi. Pembimbing I Ibu Hj. Sitti Harmin dan Pembimbing II
Bapak M. Najib Husain.
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi komunikasi politik yang
digunakan anggota DPRD Kota Kendari dalam menyikapi aksi demonstrasi. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi politik yang digunakan anggota DPRD
Kota Kendari. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Komunikasi
Politik Anggota DPRD dalam menerima aksi demonstrasi masyarakat. Manfaat dalam
peneelitian ini adalah Secara teoritis, dapat dijadikan refrensi untuk mahasiswa dalam
menambah wawasan keilmuwan tentang strategi komunikasi politik anggota DPRD Kota
Kendari dalam menerima aksi para demonstrasi. Secara praktis, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan kepada anggota Legislatif DPRD kota Kendari
sehingga dapat menjadi kajian dalam membangun pemerintahan yang baik. Secara
metodologis dapat menjadi kajian dalam rangka pengembangan riset dan bagi mereka yang
akan melakukan penelitian tentang bagaimana strategi komunikasi politik Anggota DPRD
Kota Kendari dalam menangani aksi demonstrasi.
Lokasi penelitian adalah DPRD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Teori yang
digunakan pada penelitian ini adalah teori strategi komunikasi yang dikemukakan Arifin,
bahwa efektifitas komunikasi dapat tercapai jika dilakukan pengenalan khalayak, penyusunan
isi pesan, penentuan teknik penyampaian pesan, dan pemilihan media. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif untuk menggambarkan strategi
komunikasi yang dilakukan anggota DPRD di Kota Kendari. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian berjumlah
tujuh orang ditentukan secara purposif.
Hasil penelitian menunjukan adanya strategi komunikasi yang dilakukan melalui
pengenalan khalayak, setelah itu dilakukan penyusunan isi pesan berupa produk politik yaitu
janji program. Pesan politik itu disampaikan melalui teknik penyampaian pesan yang sesuai
dengan kondisi khalayak seperti teknik redundancy dan canalizing, selanjutnya adalah
menentukan media sebagai penyalur pesan politik. Media yang digunakan yaitu, media
komunikasi langsung atau face to face, dan media massa yaitu surat kabar. Strategi
komunikasi politik ini di jalankan dalam bentuk sosialisasi langsung atau melalui media
komunikasi seperti media cetak dan media massa. Pemberian bantuan juga dilakukan yaitu
berupa bantuan jasa atau bantuan hukum kepada masyarakat. Strategi utama yang dijalankan
adalah pembentukan tim sosialisasi sebagai upaya pendekatan kepada khalayak atau
demonstran.
PENDAHULUAN
Strategi komunikasi politik merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen
kom-unikasi untuk mencapai suatu tujuan politik. Strategi komunikasi dapat ditempuh
dengan pendekatan penyampaian pesan secara informatif, persuasif dan instruktif/koersif
kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang efektif. Strategi komunikasi DPRD dalam
menyikapi aksi demonstrasi harus senantiasa menggunakan strategi, agar dapat tercapai
tujuan yang di inginkan dari masing-masing pihak, ter-utama masyarakat yang men-
gharapkan aspirasinya dapat didengar dan diterapkan.
Kemampuan memadukan kepentingan pemerintah dan masyarakat masih sangat jauh
dari apa yang diharapkan, DPRD yang merupakan penyelenggara negara, sebagai abdi negara
dan masyarakat pemerintah harus mampu bertindak sebagai pelopor demokrasi masyarakat
yang diwakili. Keteladanan dem-okrasi Anggota DPRD adalah sesuatu yang sangat
diharapkan masyarakat guna memediasi hal-hal yang menjadi hak ma-syarakat. Sebab seperti
yang lazim terjadi di negara manapun, DPRD seharusnya menjadi mediator dan katalisator
hub-ungan kepentingan negara dan rakyatnya. Eksistensi DPRD dalam kehidupan demokrasi,
ditentukan sejauh mana kemauan dan kemampuan mereka men-umbuh kembangkan
hubungan yang harmonis diantara berbagai konflik kepentingan dalam sel-uruh bidang
pengabdiannya.
Suatu realitas yang sen-antiasa ada pada kehidupan kita, dimana diantara berbagai
lapisan masyarakat terdapat berbagai permasalahan yang sena-ntiasa membutuhkan cam-pur
tangan dari pihak DPRD. Sebagai komunikator politik, anggota DPRD harus jeli dalam
mengamati kondisi sosial, ge-ografis dan kultur yang ada dalam masyarakat, sehingga
melalui pengetahuan mengenai kondisi sosial masyarakat, anggota DPRD mampu men-yusun
program yang ditawarkan oleh demonstran sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Melakukan
komunikasi tatap muka secara langsung juga memudahkan anggota DPRD dalam menerima
pesan politik dari para dem-onstran.
Harapan masyarakat sangat besar terhadap DPRD yang merupakan penyambung lidah
aspirasi para demonstran, DPRD dengan komunikasi politiknya merupakan pemegang
kekuasaan legislatif, pelaksanaan fungsi legislatif itu juga merupakan lembaga pengontrol
terhadap kekuasaan pemerintahan di dae-rah. Oleh karena itu, sesun-gguhnya DPRD lebih
berfungsi sebagai lembaga pengontrol kebijakan pemerintah dan seb-agai lembaga pengawas
terhadap kekuasaan pemerintah, namun dalam kenyataannya lembaga DPRD sebagai
lembaga legislatif belum berperan secara optimal. Padahal masyarakat mengingin-kan peran
yang lebih aktif dan kompleks dalam menyikapi dan menyampaikan aspirasi-aspirasi
masyarakat khususnya dem-onstran yang menyuarakan keinginan-keinginan mereka, setiap
sikap masyarakat yang disampaikan diharapkan untuk segera direalisasikan. DPRD sebagai
pengontrol jalannya pemerintahan di daerah, DPRD bertindak sebagai lembaga pengen-dali
atau pengontrol yang dapat menyetujui atau bahkan menolak setiap aspirasi mas-yarakat.
Sesuai fungsinya sebagai lembaga pengawasan politik yang kedudukannya sederajat
dengan pemerintah setempat, maka DPRD juga diberi hak untuk melakukan amandemen.
Akan tetapi yang menjadi feno-mena senantiasa terjadi adalah kurang tanggapnya dari pihak
DPRD dalam menyikapi setiap Problem Masyarakatnya. She-ingga akhirnya muncullah aksi
Demonstrasi dari pihak Masy-arakat untuk menuntut tanggung jawab DPRD sebagai wakil
yang dapat menyuarakan hati nuran-inya.
Adapun sedangkan tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui Strategi Kom-unikasi Politik Anggota DPRD dalam menerima aksi demo-nstrasi
masyarakat. Sedangkan manfaat yang diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Secara teoritis, dapat dija-dikan refrensi untuk mah-asiswa dalam menambah wawasan
keilmuwan tentang strategi komunikasi politik anggota DPRD Kota Kendari dalam
menerima aksi para demonstrasi.
2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada anggota
Legislatif DPRD kota Kendari sehi-ngga dapat menjadi kajian dalam membangun pemer-
intahan yang baik.
3. Secara metodologis dapat menjadi kajian dalam rangka pengembangan riset dan bagi
mereka yang akan melak-ukan penelitian tentang bagaimana strategi komu-nikasi politik
Anggota DPRD Kota Kendari dalam menangani aksi demonstrasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini meng-gunakan metode kualitatif yaitu untuk melihat dan menelaah
dengan menggunakan deskriktif analisis untuk memperoleh hasil secara mendalam dan
meny-eluruh dengan konsep straregi komunikasi politik yang ditera-pkan anggota DPRD
kota Kendari dalam menangani masal-ah aksi demonstrasi
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor DPRD Kota Kendari dengan pertimbangan
bahwa kantor DPRD kota kendari adalah tempat dimana hampir setiap hari aksi demonstrasi
yang dilakukan oleh warga Masyarakat Kota Kendari dari berbagai latar belakang lembaga
seperti Aktivis Mahasiswa, LSM serta dari berbagai unsur masyarakat lain-nya.
Informan penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan teknik Purposif sampling yaitu
pemilihan informan secara sengaja berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti
disesuaikan dengan tujuan penelitian serta dianggap mampu memberikan data dan informasi
yang diharapkan peneliti. Adapun informan penel-itian ini sebanyak 7 orang.
Sosialisasi Politik
Tatap muka langsung merupakan strategi untuk mem-berikan pemahaman, pengertian,
dan memperkenalkan diri kepada masyarakat. Proses sosialisasi ini umumnya dilakukan
secara berulang-ulang. Sosialisasi poli-tik yang dilakukan para legi-slator ini tentu
berdasarkan asumsi terhadap nilai efek-tifitasnya itu sendiri.
Pesan politik yang disampai-kan harus sesuai dengan isu politik atau permasalahan yang
disuarakan. Pesan politik adalah hal penting dalam proses komunikasi politik, sehingga
penyusunan pesan politik harus mem-enuhi persyaratan pesan politik yang layak, yaitu
bernilai guna, tidak hanya merupakan wacana, namun harus mengandung cara
penyelesaiannya, dan ma-mpu menjawab kebutuhan masyarakat.
Efektifitas pesan politik tidak hanya ditunjang oleh kualitas pesannya, namun mesti
memperhatikan bentuk penyajian pesan itu sendiri, seperti one side issue (sepihak) dan both
side issue (kedua belah pihak). One side issue adalah bentuk penyajian pesan oleh
komunikator secara sepihak tanpa mendengarkan pen-dapat khalayak, adapun Both side issue
adalah bentuk penyajian pesan oleh komunikator dengan men-dengarkan dan mempertim-
bangkan pendapat khalayak.
Identifikasi permasalahan yang dilakukan oleh anggota DPRD dalam menangani masalah
yang diajukan oleh demonstran yaitu dengan cara melakukan proses hearing atau dengar
pendapat bersama seluruh jajaran eksekutif dengan men-dengarkan pandangan lang-sung
setiap permasalah-an dan apa solusi yang tepat untuk digunakan dalam menangani masalah
tersebut.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini me-nemukan bahwa adanya ragam strategi komunikasi politik yang
dilakukan oleh Anggota DPRD Kota Kendari yakni, sosialisasi politik secara langsung, mem-
bentuk tim so-sialisasi, dan sosialisasi terbuka.
Strategi komunikasi politik yang di-gunakan adalah pengenalan khalayak yang
digunakan dan dikembangkan oleh Anggota DPRD Kota Kendari.
Peny-usunan pesan politik, pesan politik itu mencakup janji dan realisasi program.
Teknik peny-ampaian pesan yang digunakan oleh para legislator adalah redundancy dan
canalizing.
Redundancy adalah cara penya-mpaian pesan yang terus menerus dan berulang, dan
canalizing adalah penyampaian pesan dengan melihat pengaruh oknum atau kelompok dalam
aksi demonstrasi, dan media yang umum digunakan adalah media massa, media cetak, media
komunikasi langsung atau face to face dan media sosial.