Anda di halaman 1dari 68

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PELAKSANAAN PEMILU

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengantar Ilmu Politik


Universitas Lmabung Mangkurat

Oleh

tAMBAHE

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2019
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Politik adalah seni mencari masalah, menemukan masalah di mana-mana,


mendiagnosisnya secara serampananga dan memberikan obat yang salah
(Groucho Mark)

Di dalam politik, kau akan tahu bahwa kau lebih diarahkan untuk kedudukan
dengan alasan palsu. Jangan pernah mengeluh dan jangan pernah menjelaskan
(Stanley Baldwin)

Akar Kekerasan: Kekayaan tanpa harus bekerja, Kesenangan tanpa nurani,


Pengetahuan tanpa karakter, Perniagaan tanpa moralitas, Ilmu tanpa
kemanusiaan, Pemujaan tanpa pengorbanan, Politik tanpa prinsip.
(Mohandas K. Gandhi)

Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah SWT dan cintaku pada
Rasululloh SAW.
Skripsi ini saya persembahkan untuk :

 Dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik,semoga selalu sehat.


 Masyarakat Desa Berangas Barito Kuala,yang sudah membantu
menyelesaikan skripsi ini
 Semua teman-teman PPKN 2019, jangan pernah menyerah….

v
“Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pelaksanaan Pemilu Tahun 2009 Di
Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala”. Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Lambung Mangkurat.

Kata Kunci : Partisipasi Politik, Pemilih Pemula, Pemilu Legislatif.

Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan disebagian


besar negara di dunia termasuk Indonesia, yang notabene memiliki
masyarakat yang heterogen. Melalui Pemilu memungkinkan semua pihak bisa
terakomodasi apa yang diinginkan dan cita-citakan sehingga terwujud
kehidupan yang lebih baik. Masyarakat (warga negara) adalah komponen
penentu berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemilu. Karena pada dasarnya
hanya kekuatan pemilihan masyarakatlah yang bisa menentukan nasib negara
dan bangsa kedepan. Setiap warga negara, apapun latar belakangnya seperti
suku, agama, ras, jenis kelamin, status sosial, dan golongan, mereka memiliki
hak yang sama untuk menyatakan pendapat, menyikapi secara kritis
kebijakan pemerintah dan pejabat negara. Hak ini disebut hak politik yang
secara luas dapat langsung diaplikasikan secara kongkrit melalui pemilihan
umum.
Kesadaran politik warga negara menjadi faktor determinan dalam
partisipasi politik masyarakat, artinya sebagai hal yang berhubungan
pengetahuan dan kesadaran akan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan
lingkungan masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar
seseorang terlibat dalam proses partisipasi politik
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana
bentuk partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu tahun
2019 Di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala ?,(2) Sejauhmana
partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019 di
Desa Puguh Kecamatan Boja Kabupaten Kendal? (3) Faktor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu
tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala?.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui bentuk partisipasi
politik pemilih pemula di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala
dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019. (2) Ingin mengetahui sejauhmana
partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019 di
Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala. (3) Ingin mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam
pelaksanaan Pemilu tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito
Kuala .
Fokus penelitian ini adalah partisipasi politik pemilih pemula dalam
pelaksanaan pemilu tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito
Kuala. Dengan menguraikan dan menganalisa bentuk-bentuk partisipasi
politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019 di Desa
Berangas

vi
Alalak Kabupaten Barito Kuala, dan kendala-kendala yang dihadapi pemilih
pemula berpartisipasi politik dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019 di Alalak
Kabupaten Barito Kuala.
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data berupa : metode
observasi metode wawancara metode dokumentasi. Pengambilan data pada
responden pemilih pemula di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala .
dan aktivis politik sebagai informan penelitian. Analisis data menggunakan
analisis data kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi politik pemilih
pemula dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019 di Desa Berangas Alalak
Kabupaten Barito Kuala . terbagi dalam bentuk pemberian suara, kampanye,
dan berbicara masalah politik. Tingkat Partisipasi politik pemilih pemula
dalam Pemilu legislatif tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten
Barito Kuala yaitu pemberian suara, bentuk partisipasi politik ini dilakukan
95% pemilih pemula yang terdaftar dalam DPT Desa Berangas dan sesuai
daftar kehadiran. Kampanye, kegiatan ini dilakukan oleh pemilih pemula
karena faktor hiburan, sedangkan untuk alasan memperhatikan isu kampanye
masih minim. Berbicara masalah politik. Kegiatan ini banyak dilakkan oleh
pemilih pemula di lingkungan kerja namun hanya pemilih pemula tertentu
saja yang melakukan kegiatan tersebut hal ini di pengaruhi oleh berbagai
faktor.
Faktor penghambat partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilu
legislatif tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala
.adalah kesibukan kegiatan sehari-hari, perasaan tidak mampu, dan larangan
dari pihak keluarga, sedangkan faktor pendorong partisipasi politik pemilih
pemula dalam Pemilu legislatif tahun 2019 adalah : rasa ingin tahu dan
kesadaran politik para pemilih.
Saran yang disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : Pemilih
pemula hendaknya lebih membuka dirinya untuk dapat menunjukkan
kemampuannya dalam dunia politik, serta menjauhkan diri dari perasaan
tidak mampu atau minder, selain itu juga dukungan dari keluarga dan
lingkungan tempat tinggal serta para tokoh masyarakat melalui pendidikan
politik pada pemilih pemula dapat meningkatkan kualitas peran pemilih
pemula dalam dunia politik. Sementara itu, pemerintah seharusnya
menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kegaiatan pemilih
pemula dalam dunia politik, serta pemberian pendidikan politik yang
ditunjukkan khusus untuk pemilih pemula sehingga dapat merangsang
kainginan pemilih pemula untuk berpartisipasi dalam dunia politik.

vii
PRAKATA

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT selaku pemilik


kebenaran yang hakiki atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Salah satu nikmat terbesar adalah dengan diselesaikannya penulisan akhir
skripsi denagn judul “Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pelaksanaan
Pemilu Tahun 2019 Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala .” dengan
lancar, sebagai salah satu persyaratan dalam rangka memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Kewarganegaraan.
Melalui skripsi ini, penulis banyak belajar mengenai politik, partisipasi
politik, peran politik pemilih pemula dalam masyarakat, serta kegiatan pemilihan
umum legislatif tahun 2019.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyeleseaian
skripsi ini.
Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bapak dan Ibuku tercinta. Terimakasih atas semua doa yang di berikan,
semoga kami semua bisa menjadi anak yang bisa di banggakan oleh
keluarga.
2. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. Rektor ULM

3. Dr. Chairil Faif Pasani, M.Si. Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan

4. Dr. Sarbaini, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah pengantar ilmu politik

viii
5. Teman-teman kelompok seperjuangan Guruh Nugraha,Sri Maulida
Ulfah,Nur Anisa,Anita Indriani,Yenni Purnamasari. Semoga kita termasuk
orang-orang yang sukses.
6. Pemerintah Desa Berangas dan seluruh masyarakat Desa Berangas serta
semua pihak yang telah membantu tim penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Demikian skripsi ini tim penulis susun dengan begitu banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, diharapkan masukan untuk memperbaiki
penenlitian ini. Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menambah wacana dalam dunia pendidikan dan politik.

Banjarmasin, Desember 2019

Tim Penulis
ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN..........................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................v

SARI......................................................................................................................vi

PRAKATA.............................................................................................................viii

DAFTAR ISI..........................................................................................................x

DAFTAR TABEL..................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................... 9

C. Tujuan............................................................................................9

D. Manfaat Penelitian.........................................................................10

E. Garis-garis Besar Sistematika Skripsi.............. 11

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................... 12

A. Partisipasi Politik .............................................

B. Pemilihan Umum (Pemilu)............................................................24

C. Pemilih Pemula 32

BAB III METODOLOGI PENENLITIAN....................................................... 34

A. Jenis Penelitian............................................................................. 34
B. Fokus Penelitian........................................................................... 34

C. Sumber Data Penelitian................................................................. 35

D. Metode Pengumpulan Data........................................................... 37

E. Keabsahan Data.............................................................................40

F. Analisis Data................................................................................. 41

x
G. Prosedur Penelitian ............................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 45
A. Hasil Penelitian...................................................................... 45
B. Pembahasan ........................................................................... 66
BAB V PENUTUP .................................................................................. 81
A. Kesimpulan ........................................................................... 81
B. Saran .................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................84

LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data partisipasi pemilih pemilu tahun 1971-2004


Tabel 2 Bentuk-bentuk partisipasi politik
Tabel 3 Piramida partisipasi politik
Tabel 4 Bentuk sekema analisis data
Tabel 5 Jumlah penduduk Desa Berangas menurut jenis kelamin dan
umur
Tabel 6 Daftar mata pencaharian penduduk Desa Berangas Alalak
Kabupaten Barito Kuala
Tabel 7 Tingkat pendidikan masyarakat Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala

Tabel 8 Daftar jumlah pemilih dan pemilih pemula Desa Puguh tiap TPS pada
pemilu legislatif tahun 2019
xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar : foto kegiatan dan tanda identitas pemilih pemula Desa Berangas
Timur Kecamatan.Alalak Kabupaten.Barito Kuala
DAFTAR GAMBAR

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan disebagian


besar negara di dunia termasuk Indonesia, yang notabene memiliki masyarakat
yang heterogen. Melalui Pemilu memungkinkan semua pihak bisa terakomodasi
apa yang diinginkan dan cita-citakan sehingga terwujud kehidupan yang lebih
baik. Pemilihan umum tahun 2019 mendatang merupakan langkah awal
terbentuknya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, memiliki kebebasan
berekspresi dan berkehendak, dan mendapatkan akses terpenuhinya hak-hak
mereka sebagai warga negara.
Masyarakat (warga negara) adalah komponen penentu berhasil atau
tidaknya pelaksanaan pemilu. Karena pada dasarnya hanya kekuatan pemilihan
masyarakatlah yang bisa menentukan nasib negara dan bangsa kedepan. Setiap
warga negara, apapun latar belakangnya seperti suku, agama, ras, jenis kelamin,
status sosial, dan golongan, mereka memiliki hak yang sama untuk berserikat dan
berkumpul, menyatakan pendapat, menyikapi secara kritis kebijakan pemerintah
dan pejabat negara. Hak ini disebut hak politik yang secara luas dapat langsung
diaplikasikan secara kongkrit melalui pemilihan umum.
Sastroatmodjo (1995:67) menyatakan negara Indonesia adalah negara
yang berdasarkan prinsip kedaulatan rakyat dalam kerangka demokrasi Pancasila.
Dimana untuk mewujudkan pola kehidupan sistem kedaulatan rakyat yang

1
demokratis tersebut adalah melalui pemilihan umum. Dengan pemilihan umum
tersebut, rakyat Indonesia ingin turut serta secara aktif untuk berpartisipasi dalam
memilih wakil mereka dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kebijaksanaan pemerintah karena partisipasi politik merupakan aspek penting
dalam sebuah tatanan negara demokrasi sekaligus merupakan ciri khas adanya
moderenisasi politik.
Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk partisipasi politik sebagai
perwujudan dari kedaulatan rakyat, karena pada saat pemilu itulah, rakyat menjadi
pihak yang paling menentukan bagi proses politik disuatu wilayah dengan
memberikan suara secara langsung.
Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dari demokrasi. Asumsi
yang mendasari demokrasi (partisipasi) merupakan orang yang paling tahu tentang
apa yang baik bagi dirinya adalah orang itu sendiri. Karena keputusan politik yang
dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi
kehidupan warga negara maka warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi
keputusan yang mempengaruhi hidupnya dalam keikutsertaan warga negara dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Kegiatan
warga negara biasa dibagi dua mempengaruhi isi kebijakan umum dan ikut
menentukan pembuatan dan pelaksana keputusan politik.
Kesadaran politik warga negara menjadi faktor determinan dalam
partisipasi politik masyarakat, artinya sebagai hal yang berhubungan pengetahuan
dan kesadaran akan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan
masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat
dalam proses partisipasi politik. Pengalaman pemilihan umum yang berlangsung
dalam beberapa dekade menunjukkan banyaknya para pemilih yang tidak
memberikan suaranya. Sebagai fenomena penggambaran di atas apabila seseorang
memiliki kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah tinggi maka
partisipasi politik cenderung aktif, sedangkan apabila kesadaran dan kepercayaan
sangat kecil maka partisipasi politik menjadi pasif dan apatis.
Sejarah penyelenggaraan pemilu di Indonesia menunjukkan fakta
terjadinya penurunan tingkat partisipasi pemilih.
Tabel 1 :

Data partisipasi pemilih pemilu tahun 1971-2004

Mengg Suara
Pemilih Tidak Suara
Tahun unakan Tidak Golput
Terdaftar Menggunakan Sah
Hak Sah * (%)
(jiwa) Hak (%) (%)
(%) (%)
1971 58.558.776 96,62 3,38 96,59 3,41 6,67

1977 69.871.092 96,52 3,48 94,90 5,10 8,40

1982 82.134.195 96,47 3,53 93,71 6,29 9,61

1987 93.737.633 96,43 3,57 95,00 5,00 8,39

1992 107.565.413 95,06 4,94 95,67 4,33 9,05

1997 125.640.987 93,55 6,45 96,13 3,87 10,07

1999 118.158.778 92,74 7,26 96,61 3,39 10,40

2004** 148.000.369 84,07 15,93 91,19 8,81 23,34

2004*** 155.048.803 78,23 21,77 97,83 2,17 23,47

2004**** 152.246.188 76,63 23,37 97,94 2,06 24,95

Sumber : Kompas, edisi 6 April 2009 (hal : 4)


Keterangan

* : Dalam tabel diatas, yang dimaksud golput adalah jumlah pemilih


terdaftar yang tidak menggunakan hak pilih dan suara tidak sah.
** : Legislatif

*** : Pilpres putaran I

**** : Pilpres putaran II

Selama periode Orde Baru tingkat partisipasi pemilih dalam setiap


penyelenggaraan pemilu selalu di atas 90 %. Partisipasi politik di bawah rezim
pemerintahan Soeharto dinilai semu, sejumlah faktor yang menggiring pada
persepsi ini adalah represi politik dan model mobilisasi yang sangat kuat selama
enam periode Pemilu sepanjang 32 tahun pemerintahan Orde Baru. Partisipasi
Pemilu pada era Orde Baru memang memiliki kecenderungan turun dalam setiap
penyelenggaraan, tetapi penurunannya tak terlalu signifikan. Pada
penyelenggaraan pemilu pertama di era reformasi, antusiasme pemilih masih
tinggi, tercatat lebih dari 92,74 % pemilih yang menggunakan hak pilihnya.
Dalam pemilu legislatif yang diselenggarakan dengan sistem langsung untuk
pertama kali pada tahun 2004, tingkat partisipasi melorot drastis jumlah pemilih
yang tidak menggunakan hak pilih melonjak sampai 15,93 %, kemudian pada
pilpres putaran pertama, pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya sebesar
21,77 %, jumlah tersebut kembali melonjak jadi 23,37 % pada pilpres putaran
kedua. Pemilu legislatif tahun 2019 angka partisipasi politik masyarakat
menaglami penurunan di bandingkan pemilu yang di lakukan sebelumnya tapi
penurunan itu tidak terlalu signifikan berdasarkan data yang di keluarkan oleh
Meningkatnya angka pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya
penulis mensinyalir bahwa peran dari pemilih pemula sangat mendominasi
mengingat pemilih pemula yang baru mamasuki usia hak pilih sebagian besar
belum memiliki jangkauan politik yang luas untuk menentukan ke mana mereka
harus memilih. Selain itu, ketidaktahuan dalam soal politik praktis, membuat
pemilih pemula sering tidak berpikir rasional dan lebih memikirkan kepentingan
jangka pendek. Sehingga, terkadang apa yang mereka pilih tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
Menurut pasal 1 ayat (22) UU No 10 tahun 2008, pemilih adalah warga
negara Indonesia yang telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau
sudah/pernah kawin, kemudian pasal 19 ayat (1 dan 2) UU No. 10 tahun 2008
menerangkan bahwa pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga negara
Indonesia yang didaftar oleh penyelenggara Pemilu dalam daftar pemilih dan pada
hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih atau
sudah/pemah kawin.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilih pemula
adalah warga negara yang didaftar oleh penyelenggara Pemilu dalam daftar
pemilih, dan baru mengikuti pemilu (memberikan suara) pertama kali sejak
pemilu yang diselenggarakan di Indonesia dengan rentang usia 17-21 tahun.
Layaknya sebagai pemilih pemula, mereka tidak memiliki pengalaman voting
pada pemilu sebelumnya, namun ketiadaan pengalaman bukan berarti
mencerminkan keterbatasan menyalurkan aspirasi politik.
Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Amanat konstitusi tersebut untuk
memenuhi tuntutan perkembangan demokrasi yang sejalan dengan pertumbuhan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perwujudan kedaulatan rakyat dilaksanakan melalui pemilihan umum
secara langsung sebagai sarana bagi rakyat untuk memilih wakil wakilnya.
Pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan sarana perwujudan
kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Penyelenggaraan pemilihan umum secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara
pemilihan umum yang mempunyai integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas.
Menurut undang-undang repubilik Indonesia nomor 22 tahun 2007
tentang penyelenggara pemilihan umum dijelaskan pengertian Pemilu atau
pemilihan umum, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang
diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam
negara kesatuan republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sesuai Pasal 22 E ayat (2) UUD
1945, pemilihan umum diselenggrakan untuk memilih Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Presiden dan Wakil Presiden serta
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Jadi Pemilu 2009 ini ada dua
serangkaian pemilihan umum, dimana Pemilu putaran pertama memilih angota
DPR, DPD dan DPRD atau lebih dikenal dengan pemilu legislatif kemudian
Pemilu putaran ke dua yaitu memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Dalam undang-undang republik Indonesia nomor 10 tahun 2008 tentang
pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD, dalam Pasal 5 ayat 1 dan 2
disebutkan bahwa sistem pemilu di Indonesia adalah sistem proporsional dengan
daftar calon terbuka untuk DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dan
sistem distrik untuk memilih anggota DPD. Hal ini mendorong seluruh partai
politik muncul di Indonesia untuk berebut dalam Pemilu pada bulan April 2019.
Pemilih pemula merupakan subjek dan objek dalam kegiatan politik,
dalam kegiatan politik termasuk didalamnya adanya kegiatan pemilihan umum.
Pemilih pemula sebagai objek dalam kegiatan politik, yaitu mereka yang masih
memerlukan pembinaan dalam orientasi kearah pertumbuhan potensi dan
kemampuannya ke depan dapat berperan dalam bidang politik. Mereka sebagai
penerus bangsa perlu memiliki wawasan dan pengetahuan dalam bidang politik
termasuk kegiatan pemilihan umum agar mereka jangan sampai tidak ikut
berpartisipasi politik (golput) pada pelaksanaan pemilihan umum. Golput
merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab atas pembangunan dan
kelangsungan bangsa dan negara. Dengan demikian meskipun hanya pemula,
tetapi partisipasi mereka ikut menentukan arah kebijakan di Indonesia ke depan.
Dalam konteks tersebut, pemilih pemula perlu mengerti apa makna
demokrasi dalam sebuah negara dan bagaimana mancapainya. Mereka sadar
bahwa yang mereka lakukan dalam kegiatan pemilu legislatif merupakan kegiatan
yang berguana bagi negara. Dengan begitu mereka memposisikan sebagai
warganegara yang mempunyai kewajiban untuk menggunakan haknya sebagai
warganegara. Dalam upaya itu, mereka memerlukan pendidikan politik untuk
membimbing mereka ke arah yang lebih baik karena pada dasarnya pemilih
pemula sangat minim sekali pengalaman mereka dalam dunia politik.
Desa Berangas merupakan sebuah desa yang memiliki kewajiban untuk
menyelenggarakan kegiatan pemilu secara serentak dengan daerah-daerah lain
sesuai undang-undang demi mensukseskan demokrasi di negeri ini.
Desa Puguh merupakan desa yang terletak di wilayah kecamatan Batola
tidak jauh berbeda dengan desa-desa lain yang terletak di wilayah Batola dimana
pemilih pemula di daerah ini sangat minim sekali mendapat pendidikan politik
dari aktivis-aktivis partai politik maupun pemerintah hal ini di tunjukkan dengan
minimnya pengurus partai politik yang ada di tingkat desa dan juga pengetahuan
tentang politik pemilih pemula di desa tersebut sangat kurang. Dari minimnya
pendidikan politik yang di peroleh oleh pemuda di tingkat desa penulis
mensinyalir bahwa pemilih pemula yang rendah pendidikan politik ini akan ikut
mendominasi dalam peningkatan angka partisipasi politik di tingkat nasional
Untuk mengetahui bagaimana bentuk partisipasi politik pemilih pemula
dalam pemilihan umum tahun 2019 maka perlu diadakan penelitian terhadap hal
tersebut, adapun penelitian akan dilaksanakan di Desa Berangas Alalak Kabupaten
Barito Kuala
Kabupaten Kendal. Dari latar belakang tersebut penulis terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam
Pelaksanaan Pemilu Tahun 2019 Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito
Kuala”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka


permasalahan yang akan diteliti adalah ”Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam
Pelaksanaan Pemilu Tahun 2019 Di Desa Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten
Barito Kuala”. Dengan uraian permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana bentuk partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan
Pemilu tahun 2019 Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala?
2. Sejauhmana partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu
tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala?
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula dalam
pelaksanaan Pemilu tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito
Kuala?

C. Tujuan

Adanya penulisan penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk partisipasi politik pemilih pemula .


2. Ingin mengetahui sejauhmana partisipasi politik pemilih pemula dalam
pelaksanaan Pemilu tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito
Kuala
3. Ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik
pemilih pemula dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019 di Desa Berangas
Alalak Kabupaten Barito Kuala

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan


dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah pada
permasalahan dan kondisi di masyarakat, sehingga mendapatkan suatu
pengalaman antara teori dengan kenyataan di lapangan.
b. Bagi civitas akademika, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang Ilmu Politik.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana


partisipasi politik para pemilih pemula pada pemilu 2019.
b. Bagi pemilih pemula (generasi muda)
Para generasi muda mengetahui pentingnya partisipasi mereka dalam
pemilu yang demokratis.
c. Bagi aktivis partai politik dan tokoh politik

Agar mereka lebih meningkatkan peran serta pemilih pemula pada kegiatan
partai politik pada masa yang akan datang.
d. Bagi Fakultas Ilmu Sosial (FIS)

Bermanfaat untuk menambah kepustakaan dan dapat digunakan sebagai


bahan acuan dalam penelitian yang sejenis.
e. Bagi masyarakat

Dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bagi


masyarakat umum yang tertarik terhadap ilmu Politik dan menambah
pengetahuan tentang pentingnya partisipasi politik pemilih pemula.

E. Garis-garis Besar Sistematika Skripsi

Dalam memberikan gambaran umum mengenai isi penelitian skripsi ini,


perlu dikemukakan garis besar pembahasan melalui sistematika skripsi. Adapun
skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
1. Pendahuluan, meliputi: judul, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi, meliputi :

a. Bab I Pendahuluan, berisi: latar belakang, permasalahan, tujuan dan


manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
b. Bab II Landasan Teori, berisi: partisipasi politik, pemilihan umum,
pemilih pemula.
c. Bab III Metode Penelitian, meliputi: jenis penelitian, fokus penelitian,
sumber data penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data,
analisis data dan prosedur penelitian.
d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi: gambaran umum
lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
e. Bab V Penutup, meliputi simpulan dan saran.

3. Bagian akhir, meliputi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tinjauan Tentang Pemilu


2.1.1Pengertian Pemilu

Pemilihan umum atau yang sering kita sebut dengan pemilu.Pemilu itu sendiri ialah
proses di mana kita sebagai pemilih,memilih seseorang untuk menduduki suatu jabatan
perpolitikan,yang mana di mulai dari presiden,wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan
sampai kepada kepala desa.Pemilu itu sendiri di selenggarakan setiap 5 tahun sekali.Pemilu
menganut asas LUBER yaitu langsung,umum,bebas, dan rahasia.Asas ini sudah ada sejak
zaman Orde Baru.Kemudian di era reformasi berkembang pula asas JURDIL yaitu jujur dan
adil.

Adapun pengertian pemilu menurut UU Nomor 8 Tahun 2012 ialah pemilihan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Di dalam pemilu seorang pemilih disebut juga sebagai konstituen, di mana para calon
pasangan yang mencalonkan dirinya sebagai orang yang terjun ke dalam perpolitikan.Mereka
menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye tersebut
dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan.Setelah pemungutan suara dilakukan, proses
penghitungan dimulai. Pemenangan Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem
penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan
disosialisasikan ke para pemilih. Proses pemilihan umum merupakan bagian dari
demokrasi.Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa pemilihan umum adalah proses
pemilihan atau penentuan sikap yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memilih
penguasa ataupun pejabat politik untuk memimpin suatu Negara yang juga diselenggarakan
oleh Negara.
14
2.1.2 Hak Pilih dalam Pemilu

Pada azasnya setiap warga negara berhak ikut serta dalam Pemilihan Umum. Hak warga
negara untuk ikut serta dalam pemilihan umum disebut Hak Pilih, yang terdiri dari:

a.Hak pilih aktif (hak memilih)

b.Hak pilih pasif (hak dipilih)Setiap warga negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara
sudah berumur tujuh belas tahun atau lebih atau sudah/ pernah kawin, mempunyai hak
memilih. Seorang warga negara Indonesia yang telah mempunyai hak memilih, baru bisa
menggunakan haknya, apabila telah terdaftar sebagai pemilih.

2.1.3.Syarat sebagai pemilih

a)Tidak gangguan jiwa

b) Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, sebaliknya seorang warga negara Indonesia yang telah terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT), kemudian ternyata tidak lagi memenuhi persyaratan tersebut di
atas, tidak dapat menggunakan hak memilihnya.

Adapun ketidakakuratan pemilih/DPT di sebabkan karena beberapa faktor diantaranya:

1. Belum tertatanya dengan baik data kependudukan, yang mana hal ini merupakan
wewenang dan tanggung jawab Pemerintah, dalam hal ini Depatemen Dalam Negeri
beserta jajarannya.

2. Pemutakhiran data/ verifikasi data pemilih tidak dilakukan oleh KPU beserta
jajarannya dengan baik.

3. Masyarakat, dalam hal ini calon pemilih, tidak berusaha secara aktif, agar mereka
tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

2.1.4.Kampanye dalam pemilu

Kampanye itu sendiri adalah serangkaian usaha dan tindakan komunikasi yang
terencana untuk mendapatkan dukungan dari sejumlah besar khalayak umum yang
15
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara terorganisir dalam suatu
proses pengambilan keputusan dan dilakukan secara berkelanjutan dalam kurun waktu
yang telah di tertentu.

 Kampanye memiliki empat unsur yaitu:

1. Kegiatan kampanye bertujuan untuk menciptakan dampak atau efek tertentu.

2. Sasaran kampanye adalah khalayak dalam jumlah yang besar.

3. Kegiatan kampanye umumnya fokus dalam waktu tertentu.

4.Kampanye dilakukan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir.

 Metode-metode kampanye

1. Pertemuan terbatas

2. Pertemuan tatap muka

3. Penyebaran bahan kampanye

4. Pemasangan alat peraga kampanye

5. Kampanye media sosial

6. Debat publik

7. Kegiatan-kegiatan lainnya

2.2Tinjauan Tentang Pemilukada

2.2.1Pengertian Pemilukada

Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) merupakan
instrumen yang sangat penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan
prinsip demokrasi di daerah, karena disinilah wujud bahwa rakyat sebagai pemegang
kedaulatan menentukan kebijakan kenegaraan. Mengandung arti bahwa kekuasaan tertinggi
untuk mengatur pemerintahan Negara ada pada rakyat.Melalui Pemilukada, rakyat dapat
memilih siapa yang menjadi pemimpin dan wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi, yang
selanjutnya menentukan arah masa depan sebuah negara.
16
 Manfaat sekaligus harapan bagi pertumbuhan, pendalaman dan perluasan demokrasi
lokal antara lain:

1. Sistem demokrasi langsung melalui pemilukada di mana itu membuka ruang


partisipasi yang lebih luas bagi warga masyarakat dalam menentukan kepemimpinan
politik di tingkat lokal.

2. Kita juga dapat melihat dari sisi kompetensi politik dimana Pemilukada langsung
memungkinkan munculnya secara lebih lebar preferensi kandidat-kandidat
berkompetensi dalam ruang yang lebih terbuka dibandingkan ketertutupan yang sering
terjadi dalam demokrasi perwakilan.

3. Sistem pemilihan langsung itu akan memberi peluang bagi warga masyarakat untuk
mengaktualisasi hak-hak politiknya secara lebih baik tanpa harus direduksi oleh
kepentingan-kepentingan elite politik seperti yang kasat mata muncul dalam
sistem demokrasi perwakilan.

4. Memperbesar harapan untuk mendapatkan figur pemimpin yang aspiratif,


kompeten dan legitimate. Karena, melalui pemilukada langsung, kepala daerah
yang terpilih akan lebih berorientasi pada warga dibandingkan pada segelintir elite
di DPRD.

5. Kepala daerah yang terpilih melalui pemilukada langsung akan memiliki


legitimasi politik yang kuat sehingga akan terbangun perimbangan kekuatan (check
and balance) di daerah antara kepala daerah dengan DPRD.

2.2.2Pelaksanaan Pemilukada

Proses pelaksanaan Pemilukada diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004


Tentang Pemerintahan Daerah khususnya pada pasal 65 dan 66, dimana dalam pasal 65 ayat
(4) dikemukakan bahwa “masa persiapan Pemilukada diatur oleh KPUD dengan
berpedoman pada Peraturan Daerah”.

Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dilaksanakan melalui masa
persiapan, dan tahap pelaksanaan.

Pelaksanaan dalam tahap tersebut meliputi beberapa tahapan, yakni;

a. Penetapan daftar pemilih


17
b. Pendaftaran dan Penetapan calon kepala daerah/wakil kepala daerah

c. Kampanye

d. Pemungutan suara

e. Penghitungan suara

f. Penetapan pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daerah terpilih, pengesahan, dan
pelantikan.

2.2.3Penetapan dan Pengumuman Dafar Pemilih Tetap

Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah daftar masyarakat yang telah memiliki hak untuk
memilih dan telah tercatat sebagai calon pemilih dalam pesta demokrasi pada suatu
daerah.Hal ini diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2010
tentang “Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah” Pasal 3 dikemukakan bahwa “Warga
Negara Republik Indonesia yang pada hari dan tanggal pemungutan suara Pemilu
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau
lebih dan/atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih”.

Dimana pemilih seperti juga tercantum pada pasal 4 ayat (2) harus memenuhi
syarat:

a. Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya.

b. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.

c. Berdomisili di daerah pemilihan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum disahkannya


daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau dokumen
kependudukan dari instansi yang berwenang.

2.3Tinjauan Tentang Partisipasi Politik

2.3.1Pengertian Partisipasi

Partisipasi merupakan komponen penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses


pemberdayaan. Pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi yang sangat potensial
dalam rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transformasi budaya.Suatu realitas,bahwa
18
dalam mewujudkan berbagai kepentingan dan anggota masyarakat acapkali harus berbenturan
dengan kepentingan dan kebijaksanaan negara.

2.3.2Pengertian Partisipasi Politik

Istilah partisipasi politik diterapkan kepada aktivitas orang dari semua tingkat sistem
politik; pemilih (pemberi suara) berpartisipasi dengan memberikan suaranya,menteri luar
negeri berpartisipasi dalam menetapkan kebijaksanaan luar negeri.Maka dapat disimpulkan
bahwa partisipasi politik adalah kegiatan warga negara dalam proses pemilihan
pemimpin negara yang absah dan di dalamnya turut serta dalam penentuan kebijakan
secara umum.

2.3.3Jenis-jenisPartisipasi Politik

Partisipasi politik dapat terwujud dalam sebagai bentuk.Studi-studi tentang partisipasi


dapat menggunakan skema-skema klasifikasi yang agak berbeda-beda.

 Jenis-jenis perilaku dibedakan sebagai berikut:

a.Kegiatan pemilihan mencakup suara akan tetapi juga sumbangan-sumbangan untuk


kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan,mencari dukungan dibagi seorang calon,atau setiap
tindakan yang bertujuan mempengaruhi hasil proses pemilihan.Ikut dalam proses
pemungutan suara adalah jauh lebih meluas dibandingkan dengan bentuk-bentuk partisipasi
politik lain,termasuk kegiatan membedakannya dari jenis-jenis partisipasi lain,termasuk
kegiatan kampanye lainnya. Namun demikian,ada suatu kumpulan kegiatan-kegiatan yang
berkaitan satu sama lain yang difokuskan sekitar siklus pemilihan dan pemungutan suara dan
dengan jelas dapat dibedakan dari bentuk-bentuk utama lainnya dari tindakan politik.

b.Lobbying mencakup upaya-upaya perorangan atau kelompok untuk menghubungi pejabat-


pejabat pemerintah dan pemimpin-pemimpin politik dengan maksud mempengaruhi
keputusan-keputusan mereka mengenai persoalan-persoalan yang menyangkut sejumlah besar
orang.

c.Kegiatan organisasi menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam suatu
organisasi yang tujuannya utama dan eksplisi adalah mempengaruhi pengambilan keputusan
pemerintah.
19
d.Mencari koneksi (contacting)merupakan tindakan perorangan yang ditujukan terhadap
pejabat-pejabat pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat bagi hanya
satu orang atau segelintir orang.

e.Tindak kekerasan(violence)juga dapat merupakan satu bentuk partisipasi politik,dan untuk


keperluasan analisa ada manfaatnya untuk mendefinisikannya sebagai satu kategori tersendiri,
artinya sebagai upaya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah dengan jalan
menimbulkankerugian fisik terhadap orang-orang atau harta benda.

2.3.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Terdapat banyak hal yang mempengaruhi partisipasi seseorang dalam suatu kegiatan tertentu.
Menurut Myron Weinerpaling tidak ada 5 faktor yang menyebabkan timbulnya gerakan ke
arah partisipasi lebih luas dalam proses politik ini

a.Modernisasi.

Modernisasi di segal bidang berimplikasi pada komersialisasi pertanian,industrialisasi,


meningkatnya arus urbanisasi,peningkatan tingkat pendidikan, meluasnya peran media
massa dan media komunikasi.Kemajuan itu berakibat pada meningkatnya partisipasi warga
negara, terutama di perkotaan,untuk turut serta dalam kekuasaan politik.Mereka ini misalnya
kaum buruh, para, pedagang dan paraprofesional.

b.Terjadinyaperubahan-perubahan struktur kelas esensial.

Dalam hal ini adalah munculnya kelas menengah dan pekerja baru yang semakin
meluas dalam era industrialisasi.Kemunculan mereka tentu saja dibarengi tuntutan-tuntutan
baru pada gilirannya akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah.

c.Pengaruh kaum intelektual dan meningkatnya komunikasi massa.

Ide-ide nasionalisme,liberalisme,dan egaliterisme membangkitkan tuntutan-tuntutan


untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

d.Adanya konflik di antara pemimpin-pemimpin politik.

Pemimpin politik yang saling memperebutkan kekuasaan,seringkali untuk mencapai


kemenangan dilakukan dengan cara mencari dukungan massa.Dalam konteks ini seringkali
terjadi partisipasi yang dimobilisasikan.
20
e.Adanya keterlibatan pemerintah yang semakin meluas dalam urusan sosial,ekonomi dan
kebudayaan.

Meluasnya ruang lingkup aktivitas pemerintah ini seringkali merangsang tumbuhnya


tuntutan yang terorganisasi untuk ikut serta dalam mempengaruhi perbuatan keputusan politik.
Hal tersebut merupakan konsekuensi dari perbuatan pemerintah dalam segala bidang
kehidupan.

Kerangka Pikir

Fokus penelitian ini lebih kepada partisipasi pemilih pemula pada Pemilu kemarin yang di
laksanakan pada tanggal 17 April 2019 di Desa Berangas.Dalam hal ini terlihat pada hak pilih
pemilu yang dimana termasuk kedalam hak pilih aktif.

Hipotesis

Hipotesis adalah penjelasan tentatif(sementara)tentang tingkah laku,fenomena(gejala),atau


kejadian yang akan terjadi mengenai kejadian yang sedang berjalan.Berdasarkan latar
belakang masalah,rumusan masalah dan kerangka pemikiran,maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: partisipasi pemilih pemula dengan hasil suara tidak memiliki hubungan.

Ha: partisipasi pemilih pemula sangat berhubungan dengan hasil suara.


BAB III METODOLOGI
PENENLITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian tentang partisipasi politik pemilih pemula dalam


pelaksanaan pemilu tahun 2019 peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah (Moleong, 2002:3) prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan prilaku yang dapat diamati. Sementara itu Kirk dan Miler
mendefinisikan bahwa pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Dengan pendekatan ini diharapkan mampu menjaring realita di lapangan
dengan mengumpulkan data secara langsung dilapangan melalui wawancara,
dokumentasi dan observasi.

B. Fokus Penelitian

Penentuan fokus penelitian memiliki dua tujuan. Pertama, penetapan


fokus dapat membatasi studi, jadi dalam fokus akan membatasi bidang inkuiri.
Kedua, penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau

35
36

kriteria masuk-keluar suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan (Moleong,


2007: 94).
Di dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah partisipasi
politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019 di Desa Berangas
Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Agar dapat memberikan hasil yang
lengkap maka fokus penelitian tersebut dirinci dalam unit-unit kajian sebagai
berikut pertama, bentuk partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan
pemilu tahun 2019 di Desa Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala.
Kedua, tingkat partisipasi politik pemilih pemula dalam pelaksanaan pemilu tahun
2019 di Desa Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Ketiga,
kendala-kendala yang dihadapi pemilih pemula berpartisipasi politik dalam
pelaksanaan pemilu tahun 2019 di Desa Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten
Barito Kuala.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan


tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain
(Moleong, 2007:157).
Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa
sesuatu yang diketahui atau yang dianggap. Data dapat di gambarkan lewat angka,
simbol, dan lain-lain. Data perlu dikelompok-kelompokan terlebih dahulu
sebelum dipakai dalam proses analisis. Pengelompokan disesuaikan dengan
karakteristik yang menyertainya (Hasan, 2002:8)
Berdasarkan sumber pengambilan datanya di bedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh


langsung di lapangan oleh orang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan. Data primer ini disebut juga data asli atau baru (Hasan,
2002:80). Sumber data primer yang pertama yaitu responden, responden
merupakan objek dari penelitian. Dari responden inilah, peneliti dapat
mencari data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini yang menjadi
responden adalah pemilih pemula yang terdaftar dan mempunyai hak
pilih di Desa Puguh Kecamatan Boja Kabupaten Kendal.
Sementara itu sumber data primer yang kedua adalah Informan,
informan merupakan sumber berupa orang, dari beberapa informan,
diharapkan dapat terungkap kata-kata dan tindakan yang diharapkan.
Informan ini dipilih dari beberapa orang yang betul-betul dapat
dipercaya dan mengetahui obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
yang dijadikan informan adalah aktivis partai politik Desa Berabfas,
tokoh masyarakat Desa Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten Barito
Kuala.
2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh atau yang dikumpulkan


oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah
ada. Sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah,
sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi, data ini
biasanya dari perpustakaan atau dari laporan dari peneliti terdahulu. Data
sekunder disebut juga data tersedia (Hasan, 2002:82). Untuk penelitian
ini data diperoleh dari sumber tertulis, yaitu bersumber dari buku-buku
atau literatur yang berkaitan dengan judul dan tema dari penelitian ini.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini


digunakan berbagai teknik sebagai berikut :
1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,

2007:186).

Teknik wawancara adalah cara mengumpulkan data melalui kontak atau

hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data

(Rachman, 1999:82).

Dalam pelaksanaanya peneliti menggunakan teknik komunikasi

langsung yang berbentuk wawancara tak berstruktur karena teknik ini


memiliki kelebihan antara lain :

a. Memungkinkan peneliti untuk mendapatkan keterangan dengan


lebih cepat.
b. Ada kenyakinan bahwa penafsiran responden terhadap pertanyaan
yang diajukan adalah tepat.
c. Sifatnya lebih luas.

d. Pembatasan-pembatasan dapat dilakukan secara langsung, apabila


jawaban yang diberikan melewati batas ruang lingkup masalah yang
di teliti.
e. Kebenaran jawaban dapat di periksa secara langsung.

Yang menjadi fokus wawancara adalah tokoh masyarakat Desa


Berangas, pemilih pemula yang terdaftar di Desa Berangas.

E. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah merupakan salah satu bagian yang sangat penting
didalam penelitian kualitatif, untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil
penelitian yang dilakukan. Apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap
keabsahan data secara cermat dengan teknik yang tepat dapat diperoleh hasil
penelitian yang benar-benar dapat di pertanggung jawabkan dari berbagai segi.
Untuk mendapatkan validitas data dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan data. Trianggulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu (Moleong, 2007:330). Teknik trianggulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Teknik trianggulasi dengan memanfaatkan penggunaan
sumber dan metode yaitu teknik pemeriksaan dan keabsahan data yang
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan
dokumentasi serta dengan pengecekan penemuan hasil penelitian dari beberapa
teknik pengumpulan data. Kedua teknik trianggulasi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Triangulasi dengan sumber

Berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan


sesuatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
Hal ini di capai dengan jalan :
a. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan orang secara pribadi.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
c. Membandingkan keadaan pada perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat orang lain.
d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi sesuatu dokumen yang
berkaitan.
2. Triangulasi dengan metode terdapat dua strategi yaitu :

a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa


teknik pengumpulan data.
b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dan metode
yang sama (Moleong, 2007:331).

F. Analisis Data

Patton mengatakan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan


data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar
(Hasan 2002:97). Analisis data dibagi menjadi dua yaitu analisis data statistik dan
analisis data non statistik, mengingat data penulisan ini tidak berupa hasil tetapi
proses maka analisis yang digunakan adalah analisis data non statistik yang di
sebut juga sebagai analisis kualitatif yaitu analisis yang tidak menggunakan model
matematik, model statistik dan ekonometrik atau model tertentu lainnya. Analisis
data di lakukan terbatas pada teknik pengolahan datanya seperti pada pengecekan
data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau
angka-angka yang tersedia kemudian melakukan uraian dan penafsiran (Hasan,
2002:98).
Data di analisis dan diolah dengan cara :

1. Pengumpulan data, pengumpulan data di lakukan dengan cara mencari


data dan mengumpulkan berbagai jenis data atau sumber di lapangan
yang mendukung penelitian ini.
2. Reduksi data, reduksi data yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar’’ yang
muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu
bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhirnya dapat di tarik dan di
verivikasi.
3. Penyajian data, penyajian data yaitu sekumpulan informasi yang
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
4. Menarik kesimpulan atau verivikasi, kesimpulan adalah suatu tinjauan
ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan daapat ditinjau sebagai
makna yang muncul data yang harus diuji kebenarannya, kekokohanya
yaitu merupakan validitasnya.
Dari tahapan analisis data tersebut diatas dapat digambarkan dengan
bentuk skema sebagai berikut :
Tabel 4 :

Bentuk sekema analisis data

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan- kesimpulan

Sumber : Milles dan Hubermen (1999:20).

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini meliputi tiga


tahap yaitu :
1. Tahap pembuatan rancangan penelitian

Pada tahap ini peneliti membuat rancangan yang akan digunakan untuk
peneliti di lapangan, yang mana hal ini disebut proposal penelitian yang
memuat latar belakang dari penelitian, kerangka teoritik dan metode
yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian

Peneliti berusaha mengumpulkan data-data yang diperlukan baik data


primer maupun data sekunder. Data–data tersebut diperoleh dari
responden, informan, maupun dokumen. Data tersebut digunakan untuk
menjelaskan objek yang menjadi fokus dari penelitian yang telah di
tentukan oleh peneliti. Sehingga dapat memberikan hasil yang akurat
terhadap kejelasan suatu objek yang diteliti.
3. Tahap menyusun laporan penelitian.

Hasil penelitian disusun, ditulis secara sistematis sesuai dengan peraturan


yang telah ditentukan agar hasilnya dapat diketahui orang lain.
Disamping itu dengan disusun dan ditulisnya hasil penelitian prosedur
yang ditempuh dalam penelitianpun dapat juga di ketahui oleh orang
lain sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan peneliti (Arikunto,
2002:24).
46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI UMUM KOTA BARITO KUALA


 GEOGRAFIS, TOPOGRAFIS DAN GEOHIDROLOGI

Pada bab ini menjelaskan tentang kondisi geografis, topografis dan kondisi
geohidrologis Kabupaten Barito Kuala.

 GEOGRAFIS

Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu kabupaten dari 13 kabupaten/kota di


Propinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis wilayah kabupaten Barito Kuala terletak
pada 2029’50” – 3030’18” Lintang Selatan dan 114020’50” – 114050’18” Bujur Timur

Kabupaten Barito Kuala memiliki batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin

 Sebelah Selatan : Laut Jawa

 Sebelah Timur : Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin

 Sebelah Barat : Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah

Jarak ibukota Kabupaten Barito Kuala dengan ibukota Propinsi Kalimantan Selatan
sejauh +/- 47 km.

Jarak Ibukota Kabupaten dengan Kota Kecamatan

Di Kabupaten Barito Kuala

Jarak terhadap Ibu Kota


No Kecamatan Ibukota Kecamatan (Km)

Kabupaten/Kota

1 Tabunganen Tabunganen 107


47

2 Tamban Purwosari 95

3 Mekarsari Tamban Raya 89

4 Anjir Pasar Anjir Pasar 68

5 Anjir Muara Anjir Muara 62

6 Alalak Handil Bakti 40

7 Mandastana Sei Puntik 39

8 Belawang Belawang 43

9 Wanaraya Sido Mulyo 61

10 Barambai Barambai 14

Rantau 13
11 Sungai Gampa
Badauh
12 Cerbon Bantuil 5

13 Bakumpai Lepasan 7

14 Marabahan Marabahan Kota 0

15 Tabukan Tabukan Raya 37

16 Kuripan Rimbun Tulang 37

17 Jejangkit Jejangkit Pasar 31

Sumber : Hasil olah data

 TOPOGRAFIS

Pola topografi Kabupaten Barito Kuala berada pada hamparan wilayah yang
berkelerengan datar sampai landai (0% - 2%) dengan ketinggian lahan berkisar antara 1
– 3 meter diatas permukaan laut.

 GEOHIDROLOGIS

Lahan utama penyusun wilayah adalah hamparan rawa gambut (peat) yang terakumulasi
dengan endapan alluvial, yang selanjutnya membentuk delta besar dan dikenal sebagai
Pulau Petak. Dengan demikian lahan yang menyusun wilayah adalah lahan-lahan
marginal yang umumnya merupakan tanah sulfat masam, dengan pH di bawah angka 4.
Pada wilayah-wilayah yang masih memperoleh limpahan pasang surut air laut, tingkat
keasaman lahan dapat dinetaralisasikan sehingga tingkat kesuburan meningkat dan
48
memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi terhadap budi daya cocok tanam padi serat
tanaman pangan lainnya.

Kondisi geohidrologi, akan terdiri dari :

1. Kondisi air permukaan

Kabupaten Barito Kuala dialiri oleh beberapa sungai antara lain Sungai Barito,
Sungai Negara, Sungai Alalak dan handil-handil. Kabupaten Barito Kuala termasuk
dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang sangat luas, karena itu daerah ini
merupakan daerah yang selalu tergenang sepanjang tahun serta pada beberapa
wilayah selalu terjadi banjir musiman setiap tahun, terutama pada musim hujan
akibat dari hujan yang turun dibagian hulu sungai.

2. Kondisi air tanah

Kondisi air tanah di Kabupaten Barito Kuala terdapat di Kecamatan Marabahan,


Kecamatan Barambai, Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Belawang, Kecamatan
Rantau Badauh, Kecamatan Mandastana, Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan
Tabukan dan Kecamatan Bakumpai, yang termasuk dalam rencana pemgembangan
sumber air baku untuk air minum.
Sedangkan untuk Cekungan Air Tanah (CAT) Kabupaten Barito Kuala termasuk
dalam CAT Palangkaraya – Banjarmasin.

3. Kondisi klimatologi

Wilayah Kabupaten Barito Kuala termasuk daerah hujan TIPE B. menurut klasifikasi
yang ditetapkan "Schmit and Ferguson", yaitu daerah yang hanya memiliki 1 - 2
bulan kering dalam setahun, dengan jumlah hari hujan 107 hari dan total curah hujan
2.665 mm per tahun. Memiliki temperatur harian rata-rata yang berfluktuasi dari 26 °
Celsius - 27° Celsius. Setiap tahun suhu minimal terjadi pada bulan Juli (26,50 °
Celsius dan suhu maksimal berlangsung pada bulan Oktober (27,50° Celsius).

Data curah hujan dan hari hujan setiap bulan selama tahun 2010 dapat dilihat pada
tabel 2.2

B. PROFIL KPU KABUPATEN BARITO KUALA

 Visi Komisi Pemilihan Umum


49
Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang
memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya
demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pernyataan visi diatas telah memberikan gambaran yang tegas mengenai komitmen
Komisi Pemilihan Umum yang memperjuangkan kepentingan nasional khususnya dalam tugas
pokok dan fungsinya (core competency) yaitu menyelenggarakan Pemilihan Umum dan
pelaksanaan demokrasi. Relevansi pernyataan visi Komisi Pemilihan Umum dengan Visi
Nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahap Ke-2
(2010-2014) menyiratkan pentingnya penyelenggaraan Pemilihan Umum yang memiliki
integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel dan pelaksanaan demokrasi
Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
 Misi Komisi Pemilihan Umum

Dalam upaya mencapai visi tersebut, Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan 5 (lima)
misi yang akan dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja selama kurun waktu 2010-2014
sebagai berikut :

1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki kompetensi,


kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum

2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan


Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan
Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab

3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien dan


efektif

4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara,
serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilihan


Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

C. Deskripsi Hasil Penelitian


50

Penelitian ini mengambil pendapat para pemuda dan pemudi dalam mengikuti pemilu
2019. Metode yang dilakukan dalam pengambilan data adalah dengan teknik
wawancara dan dokumentasi. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara tidak tersruktur, peneliti hanya membuat pertanyaan-pertanyaan utama
sebagai pedoman kemudian pertanyaan tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti
pada saat wawancara. Para peneliti tidak mendapatkan data dari kelurahan desa
tersebut sehingga pada saat melakukan wawancara para peneliti melakukan observasi
di lingkungan masyarakat yang ada di daerah tersebut terutama khusus anak muda
yang ada disana dan dalam proses wawancara tersebut kami menggunakan pertanyaan
- pertanyaan yang sederhana yang mana agar mempermudah dalam proses
wawancara tersebut dan agar anak muda lebih mudah memjawab pertanyaan dari para
peneliti.

Dalam proses penelitian sendiri kami sendiri memiliki kendala yaitu sulit
mendapat para pemilih pemula dikarena meraka memiliki kesibukan masing-masing
seperti sekolah,bekerja, dan sulit membujuk yang tidak mau di wawancara sehingga
menyebabkan memakan waktu cukup lama saat melakukan wawancara. Sebelum
melakukan wawancara kami meminta ijin ke bagian akademik universitas lambung
mangkurat dalam melakukan wawancara ke desa tersebut.

Adapun beberapa informan yang kami dapat dalam wawancara di desa Berangas.

N NAMA STATUS ALAMAT HARI /TANGGAL


O PEKERJAAN WAWANCARA
1. M. ANIS Pelajar/Mahasisawa Jl.Berangas Selasa,17 Desember 2019
Timur
2. BURHANNUDIN Mahasiswa Jl.Berangas Selasa,17 Desember 2019
Timur
3. SANI Tidak Bekerja Jl.Berangas Selasa,17 Desember 2019
Timur
4. SITI TITIN NOR AIDA Ibu Rumah Tangga Jl.Berangas Selasa,17 Desember 2019
Timur
5. MURHAN Mahasiswa Jl.Berangas Selasa,17 Desember 2019
Timur
6. EMELDA Belum Bekerja Kel. Berangas Rabu, 18 Desember 2019
7. RAMA Pelajar Jl.Berangas Rabu, 18 Desember 2019
8. MAHFUD Pekerja Bengkel Jl.Berangas Rabu, 18 Desember 2019
9. APRIANI Ibu Rumah Tangga Jl.Berangas Rabu, 18 Desember 2019
10. MAWARDAH Ibu Rumah Tangga Jl.Berangas Rabu, 18 Desember 2019
Timur
11. ABDUL ZIDAN Pelajar/Mahasiswa Jl.Berangas Rabu, 18 Desember 2019
51
12. IRUN Kel. Berangas Rabu, 18 Desember 2019
13. ILHAM Buruhan harian Jl. Pulau Alalak Rabu, 18 Desember 2019
lepas
14. ABDUL HALIK Pelajar/Mahasiswa Jl.Berangas Rabu, 18 Desember 2019
15. EDDY Wiraswasta Jl.Berangas Rabu, 18 Desember 2019
16. AGUSTINA HAYATI Mahasiswa Jl.Berangas Rabu, 18 Desember 2019
Barat
17. NOOR ISRA AMELLIA Mahasiswa Jl.Berangas Rabu, 18 Desember 2019
Barat
18. HASNIA Mahasiswa Jl.Berangas Kamis ,19 Desember
Timur 2019
19. NURMELDAAMELIA Pelajar/Mahasiswa Sungai Lumbah Kamis ,19 Desember
2019
20. RUSIDAH Pelajar/Mahasiswa Jl.Berangas Kamis ,19 Desember
2019
21. MEGAWATI Mahasiswa Jl.Berangas Kamis ,19 Desember
Timur 2019
22. Taufik Hidayat Umum Sungai Lumbah Kamis ,19 Desember
2019
23. Ahmad Firjatullah Umum Jl.Berangas Kamis ,19 Desember
Barat 2019
24. Dimas Muhammad Iman Pelajaar Jl.Berangas Kamis ,19 Desember
Barat 2019
25. Haris Fadhilah Mahasiswa Jl.Berangas Kamis ,19 Desember
Timur 2019

D. HASIL DARI WAWANCARA PERTANYAAN


1. Anda tau tidak apa itu pemilu?
2. Menurut anda pemilu kemarin sebagai pemilih pemula itu bagus saja atau kurang?
3. Bagaimana perasaan anda sebagai pemilih pemula? Gugup atau biasa saja?
4. Dalam pemilih pemula, anda tau tidak bagaimana mekanisme pencoblosan pemilu
tersebut?
5. Apakah dalam masa pemilu kemarin masih terdapat money politic ?

N NAMA PERTANYAAN PERTANYAAN PERTANYAAN PERTANYAAN PERTANYAAN


5
O 1 2 3 4
52
1. M.ANIS Pemilihan Menurut saya Perasaan saya Sebelum saya Ada misalnya uang
pemimpin bagus saja tidak biasa-biasa saja pernah
ada kendala mengikuti
apapun dalam pemilihan di
pemilunya. sekolah yaitu
pemilihan osis
jadi dapat
gambaran
sedikit demi
sedikit dari situ.
2. BURHANN Pemilihan Menurut saya Perasaan saya Dari situ kan Kalo masalahnya itu
UDIN bermacam- itu sudah bagus agar ribet dalam ada pelatihan sudah umum pasti ada
macam seperti tapi baiknya di pemilu kali ini. terlebih dahulu seperti uang dan
caleg,presiden tambah bagaiaman cara sembako.
dan wakil fasilitasnya dan menjomblos dan
presiden,gubern akomondasinya adanya
ur, dan bupati. di tambah penyeluhan juga
lagi.dalam dari TPS.
pemilihan
tersebut kendala
dalam melipas
kertas sehingga
menjadi rebet
kana da 5 yang
di pilih.
3. SANI Pemilihan Menurut saya Perasaan saya Adanya orang Ada misalnya uang
umum pemilihan ada rasa gugup TPS yang ikut
kemaren sangat membantu.
bagus.
4. SITI TITIN Pemilihan Menurut saya Perasaan saya Saya tau ketikan Ada misalnya uang
NOR AIDA umum bagus saja ada rasa gugup saya berada di
dikarenakan TPS.para
saya baru anggota TPS
pertama yang
memilih. mengarahkan
bagaiamana cara
menjoblos
5. MURHAN Pemilu adalah Menurut saya Perasaan saya Saya tau karena Tentu nya ada misalnya
53
hak suara bagi pemilihan senang mendapat surat uang.
masyarakat yang kemaren tidak dari dari TPS.
sesuai dengan terlalu bagus
umurnya.
6. EMELDA Pemilu itu Biasa saja Biasa saja dan Tau, karena Tidak ada
pemilihan tidak gugup telah diberitau
umum oleh pihak kpps
7. RAMA Tidak Biasa saja Biasa saja dan Tau, karena Tidak ada
mengetahui apa tidak gugup diberitahu oleh
itu pemilu petugas
kpu/kpps
8. MAHFUD Pemilu itu Lumayan karena Masih sedikit Tau, karena Ada tapi dengan cara
semacam masih pemula gugup karena disana diawasi diam-diam
pemilihan masih bingung para pengawas
gubernur,preside apa saja yang pemilu dan
n dan bupati dll dipilih dan diberitau cara-
bagaimana caranya
caranya

9 APRIANI Pemilu itu Ribet Karena Biasa saja Tau, karena Ada, tetapi saya tidak
pemilihan banyak yang telah diberitau menerimanya.
umum harus dicoblos oleh kpu
dan juga dalam walaupun tidak
melipat kertas sedetail detail
suara. nya dan agak
sedikit
kebingungan
karena terlalu
banyak yang
dicoblos.

10 MAWARD Pemilu itu lumayan bagus tidak terlalu Tau, karena Ada, Karena tau sa
AH pemilihan gugup telah diberitau kalau kita misalkan tid
umum oleh pihak kpu memilihnya kampun
tidak akan di perbai
fasilitasnya.
54

11. ABDUL Pemilu itu Alhamdulillah Saya sebagai Saya Ya,ada.


ZIDAN pemilihan baik aja pemilu mengetahui
umum pemula,perasaan mekanisme
nya biasa saja. pemilu di beri
tahu sebelumnya

12. IRUN Pemilu itu Tidak menjadi Ada kelebihan Di beritahu oleh Misalkan seperti itu
mencalonkan pemilu pemula dan tim KPU/KPPS sudah menjadi kebiasaa
diri. melaikan sudah kekuranganya,k di kampung,tidak
beberapa kali. elebihanya menjadi rahasia lagi
adanya bantuan-
bantuan dan
kekurangannya
itu masih
banyak orang-
orang yang
menganggur(kur
angnya lapangan
pekerjaan)

13. ILHAM Pemilu itu Jadi pemilu Ada sedikit Diberi tahu Pasti ada,tapi saya tidak
pemilihan kemarin itu gugup sebelumnya mau menerima karna
umum lancar saja sesuatu alasan yang tida
bisa saya jelaskan.
14. ABDUL Pemilu itu yang Biasa saja karna Baik saja sudah Sudah di beri Ada kebanyakan uang
HALIK mengadakan sudah beberapa tahu dan janji perbaikan
pemilihan suara. kali sebelumnya. kampong.Alhamdulilah
sudah terpenuhi

15. EDDY Pemilihan Saya sudah 2 Kalau dari segi Di beritahu Ada
umum kali mengikuti penyelenggaraa terlebih dahulu
pemilu nya baik saja
sudah,tapi tidak
bisa kita tutupi
masih saja
55
terdapat
beberapa oknum
yang bermain
belakang
16. AGUSTIN Pemilihan Lumayan Baru pertama Sudah ada diberi Kalau ditawarkan belum
A HAYATI umum untuk menyusahkam kali dan itu tahu tata ada namun teman-tema
memilih calon karena ribet merasa sangat caranya sebelum yang lain ada ditawari
legislatif dan membuka dan gugup karena melakukan uang dan sebagainya
presiden melipat kembali baru sekali pemilihan
ataupun kertas pilihan langsung
pemilihan yang sangat memilih untuk 5
lainnya. lebar. pilihan.
17. NOOR Pemilihan Menyusahkan Untuk pemilih Sudah diberi sudah pasti ada.
ISRA umum karena melipat pemula sudah tahu oleh
AMELLIA kembali kertas pasti ada petugas TPS.
suara itu perasaan gugup.
lumayan susah
18. HASNIA Pemilihan untuk Itu Biasa saja. Melihat dari Ada
memilih calon menyusahkan Karena orang-orang
DPR,DPD bagi pemula. disekolah juga yang berada di
Karena baru ada melakukan TPS.
pertama kali pemilu misalnya
namun langsung memilih ketua
memilih untuk 5 osis.
pilihan
19. NURMELD Pemilihan Susah karena Gugup dan Ada diberi tahu Ada berupa uang dan
AAMELIA umum memilih melipatnya itu sedikit ada oleh petugas jilbab
calon dewan sangat rumit perasaan takut TPS
20. RUSIDAH Pemilihan Bagus,namun Perasaannya Ada diberitahu Ada
umum kalau bisa takut,karena oleh petugas
jangan langsung takut salah TPS
memilih 5 mencoblos
pilihan
21. MEGAWAT Pemilihan Mekanisme nya Biasa saja Ada ditunjukkan Sudah pasti ada. Berupa
I umum untuk sudah bagus dan karena sudah oleh petugas uang dan bahan sembak
memilih calon dalam melipat pernah ikut TPS bagaimana
pemimpin kembali surat pemilu di caranya
suara itu rumit sekolah
22. Tauf pemilu cukup bagus tidak mekanismenya saya tidak menemukan
56
ik merupakan tapi yang gugup,biasa saja menurut saya adanya moneey politik
Hida pemilihan mengherankan kan prosesnya cukup panjang daerah saya
yat umum kenapa ada singkat karena yang
dilaksanakan 5 banyak korban dipilih bukan
tahun sekali seperti itu hanya presiden
tetapi juga
anggota dewan
23. Ahmad tidak tahu tidak tepat sedikit gugup saya tidak tahu banyak,bahkan dari kub
Firjatullah karena banyak mekanismenya yg sekarang berkuasa
kecurangan juga ada
24. Dimas pemilu ya Cukup bukan gugup tidak tahu kurang tahu tapi kata ib
Muhammad pemilihan mengecewakan malah saya ada uang dari caleg
Iman umum karena banyak senang,pertama caleg tertentu yang
korban kali melakukan sampai RT kami
pemilu soalnya
25. Haris tahu pemilu sudah cukup kalau dibilang g kurang tahu tentu ada di tempat saya
Fadhilah merupakan bagus gugup sih nggak karena saya juga banyak caleg-caleg
pemilihan biasa aja cuma tahu yang melakukan itu
umum mencoblos dan
dilaksanakan 5 menunggu hasil
tahun sekali dari
biasanya penghimpunan
presiden yang suara.
dipilih

E. KESIMPULAN HASIL WAWANCARA

Dari 25 sumber yang kami wawancarai masih banyak yang belum mengetahui
secara menyeluruh tentang pemilu itu apa. Mereka juga masih banyak mengetahui
pemilihan yang umum-umum saja dan tidak mengetahui tentang pemilihan lainnya.
Dalam sumber kami dapatkan banyak pemuda maupun pemudi yang merasa tidak
gugup dalam melakukan pencoblosan meskipun masih pemula. Dimekanisme nya
mereka sudah banyak mengetahui dari pengawas-pengawas pemilu setempat. Dari
hasil wawancara ini kami juga menyimpulkan tentang masih banyak pasangan calon
yang cenderung melakukan money politic. Jika tidak menerima nya maka ancaman
bagi pemuda-pemudi adalah tidak diperbaikinya fasilitas-fasilitas untuk
57
mensejahterakan kampung mereka. Meskipun ada yang tidak menerima money politic
tersebut.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat di


simpulkan bahwa :
1. Partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilu legislatif tahun 2019 di Desa
Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala yaitu pemberian suara,
kampanye, berbicara masalah politik dan sebagai anggota pengurus partai
politik.
2. Tingkat partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilu legislatif tahun 2019
di Desa Berangas kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala yaitu pemberian
suara, bentuk partisipasi politik ini sangat antusias karena hampir 95% pemilih
pemula Desa Berangas yang terdaftar dalam DPT datang ke TPS untuk
menggunakan hak pilihnya. Kampanye, kegiatan ini dilakukan oleh sebagian
pemilih pemula di Desa Berangas. Pemilih pemula Desa Berangas melakukan
kegiatan kampanye karena faktor hiburan, sedangkan untuk alasan
memperhatikan isu kampanye masih minim. Berbicara masalah politik,
partisipasi politik ini dilakkan oleh pemilih pemula Desa Berangas biasanya di
lingkungan kerja dan lingkungan sekolah. Kegiatan ini dilakukan oleh pemilih
pemula tertentu saja, hal ini di pengaruhi beberapa faktor diantaranya
pendidikan, jenis kelamin dan setatus sosial ekonomi. Sebagai anggota
pengurus partai politik, dalam kegiatan sebagai pengurus partai politik pemilih

82
83

pemula di Desa Berangas belum bisa dikatakan berpartisipasi karena


minimnya pemilih pemula yang menjadi anggota pengurus partai politik.
3. Faktor penghambat partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilu legislatif
tahun 2019 di Desa Berangas Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala
adalah kesibukan kegiatan sehari-hari, perasaan tidak mampu, dan larangan
dari pihak keluarga, sedangkan faktor pendorong partisipasi politik pemilih
pemula dalam Pemilu legislatif tahun 2019 adalah : pertama rasa ingin tahu
pemilih pemula yang sebelumnya hanya sebagai penonton proses politik
pemilihan angota legislatif, kini mereka akan menjadi pelaku atau pemilih
yang akan menentukan terpilihnya seorang anggota legislatif. Dari sinilah rasa
keingin tahuan pemilih pemula untuk ikut andil dalam pesta demokrasi dan
ingin merasakan secara langsung keterlibatan mereka dalam pemilu. Kedua
kesadaran politik para pemilih. Hal ini dikarenakan pemilih pemula di Desa
Berangas mempunyai keinginan untuk mensukseskan pemilu legislatif yang
diselenggarakan untuk membawa negri ini ke arah yang lebih baik.

B. Saran

Saran yang disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Pemilih pemula hendaknya lebih membuka dirinya untuk dapat menunjukkan


kemampuannya dalam dunia politik, serta menjauhkan diri dari perasaan tidak
mampu atau minder.
2. Dukungan dari keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta para tokoh
masyarakat melalui pendidikan politik secara dini pada pemilih pemula dapat
meningkatkan kualitas peran pemilih pemula dalam dunia politik.
3. Pemerintah seharusnya menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung
kegaiatan pemilih pemula dalam dunia politik, serta pemberian pendidikan
politik yang ditunjukkan khusus untuk pemilih pemula sehingga dapat
merangsang kainginan pemilih pemula untuk berpartisipasi dalam dunia
politik.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta

: Rineka Cipta.

Azwar. 2008. Mencerdaskan pemilih pemula. http://www.ressay_wordpress.com

Minggu, 01/03/08 08.45 WIB

Budiharjo. Mariam. 1998. Partsisipasi dan Partai Politik. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Hafiz Anshary, Abdul. 2010. KPU Evaluasi Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu
2009. http://www.kpu.go.id Kamis, 04/02/2010 20.45 WIB
Hermawan, Eman. 2001. Politik Membela Yang Benar. Yogyakarta : Yayasan
KLIK.
Huberman, Michael dan Miles, B. Mathew. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta

: Universitas Indonesia Press.

Huntington, Samuel P. dan Juan M. Nelson. 1994. Partisipasi Politik di Negara


Berkembang. Jakarta : Rineka Cipta.
Hasan, Ikbal. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Renaja
Rosdakarya.
Kusnardi Moh. Dan Harmailiy Ibrahim. 1994. Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia. Jakarta : Sinar Bakti.
Mas’oed Mochtar dan Colin Mac Andrew. 2008. Perbandingan Sistem Politik.

Yogyakarta : Gajah Mada University Press.


85
86

Moleong Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda


Karya.
------------------. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 35 tahun 2008 Tentang Pedoman
Teknis Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara di Tempat
Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/kota Tahun
2009. http//www.kpu.go.id (15 januari 2009).
Rachman, Maman. 1999. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang :
IKIP Semarang Pers.
Raga Maran, Rafael. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : Rineka Cipta.
Rahman H, A. 2007. Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Partisipasi Politik. Semarang : IKIP Semarang
Press.
Suryadi, Budi. 2007. Sosiologi Politik Sejarah, Definisi dan Perkembangan
Konsep. Yogyakarta : IRCiSoD.
Syarbaini, Syahrial, Dkk. 2002. Sosiologi dan Politik. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 2007 tentang Penyelenggara


Pemilihan Umum. Jakarta : Sinar Grafika.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan
umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Yogyakarta : Gradien
Mediatama.
Undang-undang republik Indonesia Nomor 42 tahun 2008 Tentang Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden. Yogyakarta : Pustaka Timur.

Anda mungkin juga menyukai