SKRIPSI
Oleh
tAMBAHE
2019
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Di dalam politik, kau akan tahu bahwa kau lebih diarahkan untuk kedudukan
dengan alasan palsu. Jangan pernah mengeluh dan jangan pernah menjelaskan
(Stanley Baldwin)
Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah SWT dan cintaku pada
Rasululloh SAW.
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
v
“Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pelaksanaan Pemilu Tahun 2009 Di
Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala”. Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Lambung Mangkurat.
vi
Alalak Kabupaten Barito Kuala, dan kendala-kendala yang dihadapi pemilih
pemula berpartisipasi politik dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019 di Alalak
Kabupaten Barito Kuala.
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data berupa : metode
observasi metode wawancara metode dokumentasi. Pengambilan data pada
responden pemilih pemula di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala .
dan aktivis politik sebagai informan penelitian. Analisis data menggunakan
analisis data kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi politik pemilih
pemula dalam pelaksanaan pemilu tahun 2019 di Desa Berangas Alalak
Kabupaten Barito Kuala . terbagi dalam bentuk pemberian suara, kampanye,
dan berbicara masalah politik. Tingkat Partisipasi politik pemilih pemula
dalam Pemilu legislatif tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten
Barito Kuala yaitu pemberian suara, bentuk partisipasi politik ini dilakukan
95% pemilih pemula yang terdaftar dalam DPT Desa Berangas dan sesuai
daftar kehadiran. Kampanye, kegiatan ini dilakukan oleh pemilih pemula
karena faktor hiburan, sedangkan untuk alasan memperhatikan isu kampanye
masih minim. Berbicara masalah politik. Kegiatan ini banyak dilakkan oleh
pemilih pemula di lingkungan kerja namun hanya pemilih pemula tertentu
saja yang melakukan kegiatan tersebut hal ini di pengaruhi oleh berbagai
faktor.
Faktor penghambat partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilu
legislatif tahun 2019 di Desa Berangas Alalak Kabupaten Barito Kuala
.adalah kesibukan kegiatan sehari-hari, perasaan tidak mampu, dan larangan
dari pihak keluarga, sedangkan faktor pendorong partisipasi politik pemilih
pemula dalam Pemilu legislatif tahun 2019 adalah : rasa ingin tahu dan
kesadaran politik para pemilih.
Saran yang disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : Pemilih
pemula hendaknya lebih membuka dirinya untuk dapat menunjukkan
kemampuannya dalam dunia politik, serta menjauhkan diri dari perasaan
tidak mampu atau minder, selain itu juga dukungan dari keluarga dan
lingkungan tempat tinggal serta para tokoh masyarakat melalui pendidikan
politik pada pemilih pemula dapat meningkatkan kualitas peran pemilih
pemula dalam dunia politik. Sementara itu, pemerintah seharusnya
menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung kegaiatan pemilih
pemula dalam dunia politik, serta pemberian pendidikan politik yang
ditunjukkan khusus untuk pemilih pemula sehingga dapat merangsang
kainginan pemilih pemula untuk berpartisipasi dalam dunia politik.
vii
PRAKATA
1. Bapak dan Ibuku tercinta. Terimakasih atas semua doa yang di berikan,
semoga kami semua bisa menjadi anak yang bisa di banggakan oleh
keluarga.
2. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc. Rektor ULM
3. Dr. Chairil Faif Pasani, M.Si. Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan
4. Dr. Sarbaini, M.Pd. sebagai dosen mata kuliah pengantar ilmu politik
viii
5. Teman-teman kelompok seperjuangan Guruh Nugraha,Sri Maulida
Ulfah,Nur Anisa,Anita Indriani,Yenni Purnamasari. Semoga kita termasuk
orang-orang yang sukses.
6. Pemerintah Desa Berangas dan seluruh masyarakat Desa Berangas serta
semua pihak yang telah membantu tim penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Demikian skripsi ini tim penulis susun dengan begitu banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, diharapkan masukan untuk memperbaiki
penenlitian ini. Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menambah wacana dalam dunia pendidikan dan politik.
Tim Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................iv
SARI......................................................................................................................vi
PRAKATA.............................................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 9
C. Tujuan............................................................................................9
D. Manfaat Penelitian.........................................................................10
C. Pemilih Pemula 32
A. Jenis Penelitian............................................................................. 34
B. Fokus Penelitian........................................................................... 34
E. Keabsahan Data.............................................................................40
F. Analisis Data................................................................................. 41
x
G. Prosedur Penelitian ............................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 45
A. Hasil Penelitian...................................................................... 45
B. Pembahasan ........................................................................... 66
BAB V PENUTUP .................................................................................. 81
A. Kesimpulan ........................................................................... 81
B. Saran .................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................84
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 8 Daftar jumlah pemilih dan pemilih pemula Desa Puguh tiap TPS pada
pemilu legislatif tahun 2019
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar : foto kegiatan dan tanda identitas pemilih pemula Desa Berangas
Timur Kecamatan.Alalak Kabupaten.Barito Kuala
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
demokratis tersebut adalah melalui pemilihan umum. Dengan pemilihan umum
tersebut, rakyat Indonesia ingin turut serta secara aktif untuk berpartisipasi dalam
memilih wakil mereka dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
kebijaksanaan pemerintah karena partisipasi politik merupakan aspek penting
dalam sebuah tatanan negara demokrasi sekaligus merupakan ciri khas adanya
moderenisasi politik.
Pemilihan umum merupakan salah satu bentuk partisipasi politik sebagai
perwujudan dari kedaulatan rakyat, karena pada saat pemilu itulah, rakyat menjadi
pihak yang paling menentukan bagi proses politik disuatu wilayah dengan
memberikan suara secara langsung.
Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dari demokrasi. Asumsi
yang mendasari demokrasi (partisipasi) merupakan orang yang paling tahu tentang
apa yang baik bagi dirinya adalah orang itu sendiri. Karena keputusan politik yang
dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi
kehidupan warga negara maka warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi
keputusan yang mempengaruhi hidupnya dalam keikutsertaan warga negara dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Kegiatan
warga negara biasa dibagi dua mempengaruhi isi kebijakan umum dan ikut
menentukan pembuatan dan pelaksana keputusan politik.
Kesadaran politik warga negara menjadi faktor determinan dalam
partisipasi politik masyarakat, artinya sebagai hal yang berhubungan pengetahuan
dan kesadaran akan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan
masyarakat dan kegiatan politik menjadi ukuran dan kadar seseorang terlibat
dalam proses partisipasi politik. Pengalaman pemilihan umum yang berlangsung
dalam beberapa dekade menunjukkan banyaknya para pemilih yang tidak
memberikan suaranya. Sebagai fenomena penggambaran di atas apabila seseorang
memiliki kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah tinggi maka
partisipasi politik cenderung aktif, sedangkan apabila kesadaran dan kepercayaan
sangat kecil maka partisipasi politik menjadi pasif dan apatis.
Sejarah penyelenggaraan pemilu di Indonesia menunjukkan fakta
terjadinya penurunan tingkat partisipasi pemilih.
Tabel 1 :
Mengg Suara
Pemilih Tidak Suara
Tahun unakan Tidak Golput
Terdaftar Menggunakan Sah
Hak Sah * (%)
(jiwa) Hak (%) (%)
(%) (%)
1971 58.558.776 96,62 3,38 96,59 3,41 6,67
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti
Agar mereka lebih meningkatkan peran serta pemilih pemula pada kegiatan
partai politik pada masa yang akan datang.
d. Bagi Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pemilihan umum atau yang sering kita sebut dengan pemilu.Pemilu itu sendiri ialah
proses di mana kita sebagai pemilih,memilih seseorang untuk menduduki suatu jabatan
perpolitikan,yang mana di mulai dari presiden,wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan
sampai kepada kepala desa.Pemilu itu sendiri di selenggarakan setiap 5 tahun sekali.Pemilu
menganut asas LUBER yaitu langsung,umum,bebas, dan rahasia.Asas ini sudah ada sejak
zaman Orde Baru.Kemudian di era reformasi berkembang pula asas JURDIL yaitu jujur dan
adil.
Adapun pengertian pemilu menurut UU Nomor 8 Tahun 2012 ialah pemilihan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Di dalam pemilu seorang pemilih disebut juga sebagai konstituen, di mana para calon
pasangan yang mencalonkan dirinya sebagai orang yang terjun ke dalam perpolitikan.Mereka
menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye. Kampanye tersebut
dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan.Setelah pemungutan suara dilakukan, proses
penghitungan dimulai. Pemenangan Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem
penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan
disosialisasikan ke para pemilih. Proses pemilihan umum merupakan bagian dari
demokrasi.Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa pemilihan umum adalah proses
pemilihan atau penentuan sikap yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memilih
penguasa ataupun pejabat politik untuk memimpin suatu Negara yang juga diselenggarakan
oleh Negara.
14
2.1.2 Hak Pilih dalam Pemilu
Pada azasnya setiap warga negara berhak ikut serta dalam Pemilihan Umum. Hak warga
negara untuk ikut serta dalam pemilihan umum disebut Hak Pilih, yang terdiri dari:
b.Hak pilih pasif (hak dipilih)Setiap warga negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara
sudah berumur tujuh belas tahun atau lebih atau sudah/ pernah kawin, mempunyai hak
memilih. Seorang warga negara Indonesia yang telah mempunyai hak memilih, baru bisa
menggunakan haknya, apabila telah terdaftar sebagai pemilih.
b) Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, sebaliknya seorang warga negara Indonesia yang telah terdaftar dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT), kemudian ternyata tidak lagi memenuhi persyaratan tersebut di
atas, tidak dapat menggunakan hak memilihnya.
1. Belum tertatanya dengan baik data kependudukan, yang mana hal ini merupakan
wewenang dan tanggung jawab Pemerintah, dalam hal ini Depatemen Dalam Negeri
beserta jajarannya.
2. Pemutakhiran data/ verifikasi data pemilih tidak dilakukan oleh KPU beserta
jajarannya dengan baik.
3. Masyarakat, dalam hal ini calon pemilih, tidak berusaha secara aktif, agar mereka
tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Kampanye itu sendiri adalah serangkaian usaha dan tindakan komunikasi yang
terencana untuk mendapatkan dukungan dari sejumlah besar khalayak umum yang
15
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara terorganisir dalam suatu
proses pengambilan keputusan dan dilakukan secara berkelanjutan dalam kurun waktu
yang telah di tertentu.
Metode-metode kampanye
1. Pertemuan terbatas
6. Debat publik
7. Kegiatan-kegiatan lainnya
2.2.1Pengertian Pemilukada
Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada) merupakan
instrumen yang sangat penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan
prinsip demokrasi di daerah, karena disinilah wujud bahwa rakyat sebagai pemegang
kedaulatan menentukan kebijakan kenegaraan. Mengandung arti bahwa kekuasaan tertinggi
untuk mengatur pemerintahan Negara ada pada rakyat.Melalui Pemilukada, rakyat dapat
memilih siapa yang menjadi pemimpin dan wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi, yang
selanjutnya menentukan arah masa depan sebuah negara.
16
Manfaat sekaligus harapan bagi pertumbuhan, pendalaman dan perluasan demokrasi
lokal antara lain:
2. Kita juga dapat melihat dari sisi kompetensi politik dimana Pemilukada langsung
memungkinkan munculnya secara lebih lebar preferensi kandidat-kandidat
berkompetensi dalam ruang yang lebih terbuka dibandingkan ketertutupan yang sering
terjadi dalam demokrasi perwakilan.
3. Sistem pemilihan langsung itu akan memberi peluang bagi warga masyarakat untuk
mengaktualisasi hak-hak politiknya secara lebih baik tanpa harus direduksi oleh
kepentingan-kepentingan elite politik seperti yang kasat mata muncul dalam
sistem demokrasi perwakilan.
2.2.2Pelaksanaan Pemilukada
Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dilaksanakan melalui masa
persiapan, dan tahap pelaksanaan.
c. Kampanye
d. Pemungutan suara
e. Penghitungan suara
f. Penetapan pasangan calon kepala daerah/wakil kepala daerah terpilih, pengesahan, dan
pelantikan.
Daftar Pemilih Tetap (DPT) adalah daftar masyarakat yang telah memiliki hak untuk
memilih dan telah tercatat sebagai calon pemilih dalam pesta demokrasi pada suatu
daerah.Hal ini diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2010
tentang “Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah” Pasal 3 dikemukakan bahwa “Warga
Negara Republik Indonesia yang pada hari dan tanggal pemungutan suara Pemilu
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau
lebih dan/atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih”.
Dimana pemilih seperti juga tercantum pada pasal 4 ayat (2) harus memenuhi
syarat:
b. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
2.3.1Pengertian Partisipasi
Istilah partisipasi politik diterapkan kepada aktivitas orang dari semua tingkat sistem
politik; pemilih (pemberi suara) berpartisipasi dengan memberikan suaranya,menteri luar
negeri berpartisipasi dalam menetapkan kebijaksanaan luar negeri.Maka dapat disimpulkan
bahwa partisipasi politik adalah kegiatan warga negara dalam proses pemilihan
pemimpin negara yang absah dan di dalamnya turut serta dalam penentuan kebijakan
secara umum.
2.3.3Jenis-jenisPartisipasi Politik
c.Kegiatan organisasi menyangkut partisipasi sebagai anggota atau pejabat dalam suatu
organisasi yang tujuannya utama dan eksplisi adalah mempengaruhi pengambilan keputusan
pemerintah.
19
d.Mencari koneksi (contacting)merupakan tindakan perorangan yang ditujukan terhadap
pejabat-pejabat pemerintah dan biasanya dengan maksud memperoleh manfaat bagi hanya
satu orang atau segelintir orang.
Terdapat banyak hal yang mempengaruhi partisipasi seseorang dalam suatu kegiatan tertentu.
Menurut Myron Weinerpaling tidak ada 5 faktor yang menyebabkan timbulnya gerakan ke
arah partisipasi lebih luas dalam proses politik ini
a.Modernisasi.
Dalam hal ini adalah munculnya kelas menengah dan pekerja baru yang semakin
meluas dalam era industrialisasi.Kemunculan mereka tentu saja dibarengi tuntutan-tuntutan
baru pada gilirannya akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah.
Kerangka Pikir
Fokus penelitian ini lebih kepada partisipasi pemilih pemula pada Pemilu kemarin yang di
laksanakan pada tanggal 17 April 2019 di Desa Berangas.Dalam hal ini terlihat pada hak pilih
pemilu yang dimana termasuk kedalam hak pilih aktif.
Hipotesis
Ho: partisipasi pemilih pemula dengan hasil suara tidak memiliki hubungan.
A. Jenis Penelitian
B. Fokus Penelitian
35
36
1. Data Primer
2007:186).
(Rachman, 1999:82).
E. Keabsahan Data
Keabsahan data adalah merupakan salah satu bagian yang sangat penting
didalam penelitian kualitatif, untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil
penelitian yang dilakukan. Apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap
keabsahan data secara cermat dengan teknik yang tepat dapat diperoleh hasil
penelitian yang benar-benar dapat di pertanggung jawabkan dari berbagai segi.
Untuk mendapatkan validitas data dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan data. Trianggulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu (Moleong, 2007:330). Teknik trianggulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Teknik trianggulasi dengan memanfaatkan penggunaan
sumber dan metode yaitu teknik pemeriksaan dan keabsahan data yang
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan
dokumentasi serta dengan pengecekan penemuan hasil penelitian dari beberapa
teknik pengumpulan data. Kedua teknik trianggulasi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Triangulasi dengan sumber
F. Analisis Data
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan- kesimpulan
G. Prosedur Penelitian
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan yang akan digunakan untuk
peneliti di lapangan, yang mana hal ini disebut proposal penelitian yang
memuat latar belakang dari penelitian, kerangka teoritik dan metode
yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
BAB IV
Pada bab ini menjelaskan tentang kondisi geografis, topografis dan kondisi
geohidrologis Kabupaten Barito Kuala.
GEOGRAFIS
Jarak ibukota Kabupaten Barito Kuala dengan ibukota Propinsi Kalimantan Selatan
sejauh +/- 47 km.
Kabupaten/Kota
2 Tamban Purwosari 95
8 Belawang Belawang 43
10 Barambai Barambai 14
Rantau 13
11 Sungai Gampa
Badauh
12 Cerbon Bantuil 5
13 Bakumpai Lepasan 7
TOPOGRAFIS
Pola topografi Kabupaten Barito Kuala berada pada hamparan wilayah yang
berkelerengan datar sampai landai (0% - 2%) dengan ketinggian lahan berkisar antara 1
– 3 meter diatas permukaan laut.
GEOHIDROLOGIS
Lahan utama penyusun wilayah adalah hamparan rawa gambut (peat) yang terakumulasi
dengan endapan alluvial, yang selanjutnya membentuk delta besar dan dikenal sebagai
Pulau Petak. Dengan demikian lahan yang menyusun wilayah adalah lahan-lahan
marginal yang umumnya merupakan tanah sulfat masam, dengan pH di bawah angka 4.
Pada wilayah-wilayah yang masih memperoleh limpahan pasang surut air laut, tingkat
keasaman lahan dapat dinetaralisasikan sehingga tingkat kesuburan meningkat dan
48
memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi terhadap budi daya cocok tanam padi serat
tanaman pangan lainnya.
Kabupaten Barito Kuala dialiri oleh beberapa sungai antara lain Sungai Barito,
Sungai Negara, Sungai Alalak dan handil-handil. Kabupaten Barito Kuala termasuk
dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang sangat luas, karena itu daerah ini
merupakan daerah yang selalu tergenang sepanjang tahun serta pada beberapa
wilayah selalu terjadi banjir musiman setiap tahun, terutama pada musim hujan
akibat dari hujan yang turun dibagian hulu sungai.
3. Kondisi klimatologi
Wilayah Kabupaten Barito Kuala termasuk daerah hujan TIPE B. menurut klasifikasi
yang ditetapkan "Schmit and Ferguson", yaitu daerah yang hanya memiliki 1 - 2
bulan kering dalam setahun, dengan jumlah hari hujan 107 hari dan total curah hujan
2.665 mm per tahun. Memiliki temperatur harian rata-rata yang berfluktuasi dari 26 °
Celsius - 27° Celsius. Setiap tahun suhu minimal terjadi pada bulan Juli (26,50 °
Celsius dan suhu maksimal berlangsung pada bulan Oktober (27,50° Celsius).
Data curah hujan dan hari hujan setiap bulan selama tahun 2010 dapat dilihat pada
tabel 2.2
Pernyataan visi diatas telah memberikan gambaran yang tegas mengenai komitmen
Komisi Pemilihan Umum yang memperjuangkan kepentingan nasional khususnya dalam tugas
pokok dan fungsinya (core competency) yaitu menyelenggarakan Pemilihan Umum dan
pelaksanaan demokrasi. Relevansi pernyataan visi Komisi Pemilihan Umum dengan Visi
Nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahap Ke-2
(2010-2014) menyiratkan pentingnya penyelenggaraan Pemilihan Umum yang memiliki
integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel dan pelaksanaan demokrasi
Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Misi Komisi Pemilihan Umum
Dalam upaya mencapai visi tersebut, Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan 5 (lima)
misi yang akan dilaksanakan oleh seluruh Satuan Kerja selama kurun waktu 2010-2014
sebagai berikut :
4. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara,
serta menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Penelitian ini mengambil pendapat para pemuda dan pemudi dalam mengikuti pemilu
2019. Metode yang dilakukan dalam pengambilan data adalah dengan teknik
wawancara dan dokumentasi. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan metode
wawancara tidak tersruktur, peneliti hanya membuat pertanyaan-pertanyaan utama
sebagai pedoman kemudian pertanyaan tersebut dikembangkan sendiri oleh peneliti
pada saat wawancara. Para peneliti tidak mendapatkan data dari kelurahan desa
tersebut sehingga pada saat melakukan wawancara para peneliti melakukan observasi
di lingkungan masyarakat yang ada di daerah tersebut terutama khusus anak muda
yang ada disana dan dalam proses wawancara tersebut kami menggunakan pertanyaan
- pertanyaan yang sederhana yang mana agar mempermudah dalam proses
wawancara tersebut dan agar anak muda lebih mudah memjawab pertanyaan dari para
peneliti.
Dalam proses penelitian sendiri kami sendiri memiliki kendala yaitu sulit
mendapat para pemilih pemula dikarena meraka memiliki kesibukan masing-masing
seperti sekolah,bekerja, dan sulit membujuk yang tidak mau di wawancara sehingga
menyebabkan memakan waktu cukup lama saat melakukan wawancara. Sebelum
melakukan wawancara kami meminta ijin ke bagian akademik universitas lambung
mangkurat dalam melakukan wawancara ke desa tersebut.
Adapun beberapa informan yang kami dapat dalam wawancara di desa Berangas.
9 APRIANI Pemilu itu Ribet Karena Biasa saja Tau, karena Ada, tetapi saya tidak
pemilihan banyak yang telah diberitau menerimanya.
umum harus dicoblos oleh kpu
dan juga dalam walaupun tidak
melipat kertas sedetail detail
suara. nya dan agak
sedikit
kebingungan
karena terlalu
banyak yang
dicoblos.
10 MAWARD Pemilu itu lumayan bagus tidak terlalu Tau, karena Ada, Karena tau sa
AH pemilihan gugup telah diberitau kalau kita misalkan tid
umum oleh pihak kpu memilihnya kampun
tidak akan di perbai
fasilitasnya.
54
12. IRUN Pemilu itu Tidak menjadi Ada kelebihan Di beritahu oleh Misalkan seperti itu
mencalonkan pemilu pemula dan tim KPU/KPPS sudah menjadi kebiasaa
diri. melaikan sudah kekuranganya,k di kampung,tidak
beberapa kali. elebihanya menjadi rahasia lagi
adanya bantuan-
bantuan dan
kekurangannya
itu masih
banyak orang-
orang yang
menganggur(kur
angnya lapangan
pekerjaan)
13. ILHAM Pemilu itu Jadi pemilu Ada sedikit Diberi tahu Pasti ada,tapi saya tidak
pemilihan kemarin itu gugup sebelumnya mau menerima karna
umum lancar saja sesuatu alasan yang tida
bisa saya jelaskan.
14. ABDUL Pemilu itu yang Biasa saja karna Baik saja sudah Sudah di beri Ada kebanyakan uang
HALIK mengadakan sudah beberapa tahu dan janji perbaikan
pemilihan suara. kali sebelumnya. kampong.Alhamdulilah
sudah terpenuhi
15. EDDY Pemilihan Saya sudah 2 Kalau dari segi Di beritahu Ada
umum kali mengikuti penyelenggaraa terlebih dahulu
pemilu nya baik saja
sudah,tapi tidak
bisa kita tutupi
masih saja
55
terdapat
beberapa oknum
yang bermain
belakang
16. AGUSTIN Pemilihan Lumayan Baru pertama Sudah ada diberi Kalau ditawarkan belum
A HAYATI umum untuk menyusahkam kali dan itu tahu tata ada namun teman-tema
memilih calon karena ribet merasa sangat caranya sebelum yang lain ada ditawari
legislatif dan membuka dan gugup karena melakukan uang dan sebagainya
presiden melipat kembali baru sekali pemilihan
ataupun kertas pilihan langsung
pemilihan yang sangat memilih untuk 5
lainnya. lebar. pilihan.
17. NOOR Pemilihan Menyusahkan Untuk pemilih Sudah diberi sudah pasti ada.
ISRA umum karena melipat pemula sudah tahu oleh
AMELLIA kembali kertas pasti ada petugas TPS.
suara itu perasaan gugup.
lumayan susah
18. HASNIA Pemilihan untuk Itu Biasa saja. Melihat dari Ada
memilih calon menyusahkan Karena orang-orang
DPR,DPD bagi pemula. disekolah juga yang berada di
Karena baru ada melakukan TPS.
pertama kali pemilu misalnya
namun langsung memilih ketua
memilih untuk 5 osis.
pilihan
19. NURMELD Pemilihan Susah karena Gugup dan Ada diberi tahu Ada berupa uang dan
AAMELIA umum memilih melipatnya itu sedikit ada oleh petugas jilbab
calon dewan sangat rumit perasaan takut TPS
20. RUSIDAH Pemilihan Bagus,namun Perasaannya Ada diberitahu Ada
umum kalau bisa takut,karena oleh petugas
jangan langsung takut salah TPS
memilih 5 mencoblos
pilihan
21. MEGAWAT Pemilihan Mekanisme nya Biasa saja Ada ditunjukkan Sudah pasti ada. Berupa
I umum untuk sudah bagus dan karena sudah oleh petugas uang dan bahan sembak
memilih calon dalam melipat pernah ikut TPS bagaimana
pemimpin kembali surat pemilu di caranya
suara itu rumit sekolah
22. Tauf pemilu cukup bagus tidak mekanismenya saya tidak menemukan
56
ik merupakan tapi yang gugup,biasa saja menurut saya adanya moneey politik
Hida pemilihan mengherankan kan prosesnya cukup panjang daerah saya
yat umum kenapa ada singkat karena yang
dilaksanakan 5 banyak korban dipilih bukan
tahun sekali seperti itu hanya presiden
tetapi juga
anggota dewan
23. Ahmad tidak tahu tidak tepat sedikit gugup saya tidak tahu banyak,bahkan dari kub
Firjatullah karena banyak mekanismenya yg sekarang berkuasa
kecurangan juga ada
24. Dimas pemilu ya Cukup bukan gugup tidak tahu kurang tahu tapi kata ib
Muhammad pemilihan mengecewakan malah saya ada uang dari caleg
Iman umum karena banyak senang,pertama caleg tertentu yang
korban kali melakukan sampai RT kami
pemilu soalnya
25. Haris tahu pemilu sudah cukup kalau dibilang g kurang tahu tentu ada di tempat saya
Fadhilah merupakan bagus gugup sih nggak karena saya juga banyak caleg-caleg
pemilihan biasa aja cuma tahu yang melakukan itu
umum mencoblos dan
dilaksanakan 5 menunggu hasil
tahun sekali dari
biasanya penghimpunan
presiden yang suara.
dipilih
Dari 25 sumber yang kami wawancarai masih banyak yang belum mengetahui
secara menyeluruh tentang pemilu itu apa. Mereka juga masih banyak mengetahui
pemilihan yang umum-umum saja dan tidak mengetahui tentang pemilihan lainnya.
Dalam sumber kami dapatkan banyak pemuda maupun pemudi yang merasa tidak
gugup dalam melakukan pencoblosan meskipun masih pemula. Dimekanisme nya
mereka sudah banyak mengetahui dari pengawas-pengawas pemilu setempat. Dari
hasil wawancara ini kami juga menyimpulkan tentang masih banyak pasangan calon
yang cenderung melakukan money politic. Jika tidak menerima nya maka ancaman
bagi pemuda-pemudi adalah tidak diperbaikinya fasilitas-fasilitas untuk
57
mensejahterakan kampung mereka. Meskipun ada yang tidak menerima money politic
tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
82
83
B. Saran
: Rineka Cipta.
Budiharjo. Mariam. 1998. Partsisipasi dan Partai Politik. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia.
Hafiz Anshary, Abdul. 2010. KPU Evaluasi Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu
2009. http://www.kpu.go.id Kamis, 04/02/2010 20.45 WIB
Hermawan, Eman. 2001. Politik Membela Yang Benar. Yogyakarta : Yayasan
KLIK.
Huberman, Michael dan Miles, B. Mathew. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta