Anda di halaman 1dari 8

 

 
 
 
  “STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK ANGGOTA DPRD KABUPATEN
SINJAI DALAM MENJALANKAN FUNGSI LEGISLASI”
 
 
PROPOSAL
Diajukan Untuk Mengikuti Syarat Dalam Menyusun Skripsi Pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik
(STISIP) Muhammadiyah Sinjai

 
AKBAR
NIM : 11.21.026
 
 
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK (STISIP) MUHAMMADIYAH SINJAI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semenjak era otonomi daerah (otoda) bergulir, telah menempatkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
pada posisi strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah melalui fungsi legislasi, anggaran dan
pengawasan. Namun pada kenyataan nya kinerja anggota DPRD tersebut belum berjalan secara maksimal. Salah
satunya dalam bidang legislasi, terbukti dengan minimnya peraturan daerah yang menjadi inisiatif wakil rakyat dan
Selain dari pada itu kebijakan politik yang lahir di DPRD tidak begitu di ketahui oleh masyarakat.
Kemungkinan ini disebabkan karna Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam melakukan
komunikasi Politik tidak terlalu massif dalam menyebarluaskan kebijakan politik sehingga masyarakat tidak
mengetahui setiap kebijakan yang lahir di Daerah maupun di pusat. Hal ini perlu dilakukan penelitian guna melihat
sejauh mana anggota Dewan telah benar-benar melaksanakan tugasnya, mewakili warga atau konstituen yang
diwakilinya. Justru setelah dipilih dan terpilih sebagai wakil rakyat lah, anggota Dewan harus lebih aktif bergerak
serta jeli melihat persoalan yang di hadapi rakyat yang di wakilinya. Sehingga lahirlah sebuah kebijakan politik yang
tentunya pro rakyat.
Selanjutnya Berdasarkan hal tersebut, penulis mengambil studi kasus di DPRD Kabupaten Sinjai, karena
penulis merasa tertarik dengan melihat latar belakang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten Sinjai
sangat beragam. Latar belakang anggota dewan antara lain pekerjaan, pendidikan,usia, rekam jejak, latar belakang
motivasi, pengetahuan, organisasi yang pernah diikuti, dan tentu saja latar belakang partainya. Latar belakang
tersebut akan berdampak pada cara mereka menempatkan dirinya sebagai wakil rakyat, pemahaman mereka terhadap
tugas-tugas mewakili rakyat, dan mempengaruhi keberpihakan mereka. Bila latar belakang anggota dewan adalah
pengusaha, besar kemungkinan mereka lebih memihak pada kepentingan para pengusaha, bila mereka berlatar
belakang petani, mereka akan berpihak kepada kepentingan sektor pertanian. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut,
bagaimana komunikasi politik para anggota DPRD Sinjai dengan mengangkat judul “Strategi Komunikasi Politik
Anggota DPRD Kabupaten Sinjai Dalam Menjalankan fungsi legislasi”
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Strategi Komunikasi Politik Anggota DPRD Kabupaten Sinjai
Dalam Menjalankan fungsi legislasi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Untuk
mengetahui Strategi Komunikasi Politik DPRD Kabupaten Sinjai Dalam Menjalankan
Fungsi Legislasi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang
mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Bagi instansi terkait dan masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi lembaga DPRD Kabupaten Sinjai dalam hal
Komunikasi Politik yang efektif bagi Anggota DPRD Kabupaten sinjai Strategi
Komunikasi Politik DPRD Kabupaten Sinjai Dalam Menjalankan Fungsi Legislasi
dapat di ketahui oleh masyarakat setiap kebijakan yang lahir di DPRD.
BAB II
TINJAU PUSTAKA

A. Strategi Komunikasi Politik


Strategi Komunikasi Politik adalah rencana yang meliputi metode, teknik dan tata hubungan fungsional
antara unsur-unsur dan faktor-faktor dari proses komunikasi guna kegiatan operasional antara unsur-unsur dan
faktor-faktor dari proses komunikasi guna kegiatan operasional untuk mencapai tujuan dan sasaran (Abdullah
2008).
Menurut Harold Y. Pattiasina (2015), Faktor-faktor dari proses komunikasi politik adalah meliputi :
Komunikator Politik Komunikator politik adalah Partisipan yang dapat menyampaikan atau memberikan
informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik .
1. Komunikator Politik
Komunikator politik adalah Partisipan yang dapat menyampaikan atau memberikan informasi tentang hal-hal
yang mengandung makna atau bobot politik .
2. Pesan Politik
Pesan politik adalah pernyataan yang disampaikan , baik secara tertulis maupun tidak tertulis , baik secara verbal
maupun non-verbal, tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun tidak disadari yang isinya
mengandung bobok politik. Yaitu bagaimana agar setiap pesan politik yang disampaikan dapat dimengerti oleh
setiap anggota ataupun masyarakat.
3. Saluran atau Media politik
Saluran atau media Politik adalah alat atau sarana yang dipergunakan oleh para komunikator politik dalam
menyampaikan pesan politik nya. Dimana setiap kegiatan ataupun pesan yang ingin disampaikan oleh politisi di
tampilkan disetiap media politik.
4. Sasaran atau Target Politik
Sasaran atau target politik adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberi dukungan atau masukan
dari apa yang di sampaikan kepada masyarakat.
5. Pengaruh atau Efek Komunikasi Politik
Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan
kebijakan politik, dimana nuansanya akan bermuara pada pemberian dukungan kepada anggota Dewan dalam
menjalankan fungsinya di parlemen.
Pendapat lain menyebutkan bahwa “strategi komunikasi politik sebagai proses dimana komunikasi massa
termasuk dalam komunikasi antar pribadi dan elemen-elemen di dalam proses komunikasi politik yang terjadi
mempunyai dampak-dampak terhadap perilaku politik” (Susanto 2014)
Sedangkan Strategi komunikasi politik menurut Cutlip dkk (2006 : 288) yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
B. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Berdasarkan Rancangan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU
MD3) menjadi undang-undang. Dalam peraturan yang baru ini beberapa pasal dihapus dan ada juga yang
mengalami perubahan. Pasal yang mengalami perubahan itu antara lain terkait dengan tugas dan wewenang DPR,
komposisi pemimpin komisi dan Badan Legislasi (Baleg), Badan Anggaran (Banggar), dan Badan Urusan Rumah
Tangga (BURT). Revisi yang telah disahkan ini disetujui 10 fraksi di parlemen.
Pada umumnya, kinerja DPRD adalah seberapa jauh output yang dihasilkan memenuhi target (rencana yang
telah ditetapkan), sehingga optimalisasi peran DPRD dalam pelaksanaan otonomi daerah menjadi sangat krusial.
Itu bukan saja karena lembaga ini merupakan tempat lahirnya semua peraturan yang menjadi landasan bagi setiap
kebijakan publik yang diterapkan didaerah, tetapi karena posisinya yang menentukan dalam proses pengawasan
pemerintahan. Karena itu, penguatan posisi lembaga DPRD di era otonomi daerah merupakan kebutuhan yang
harus diupayakan agar dapat melaksanakan tugas, wewenang dan haknya secara efektif.
C. Fungsi Legislasi
Fungsi DPRD yang sangat penting dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi luas di daerah adalah
fungsi legislasi. Untuk melaksanakan fungsi legislasi DPRD diberi bermacam-macam hak yang salah satunya ialah
“hak mengajukan rancangan peraturan daerah dan hak mengadakan perubahan atas Raperda” atau implementasi
dari fungsi legislasi harus ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah (Perda). Istilah perwakilan rakyat seringkali
digantikan dengan istilah legislatif atau sebaliknya. Dalam sejarahnya lembaga perwakilan berkembang dalam dua
tahap. Pertama-tama dalam pengertian sebagai pembuat Undang-Undang, yang dalam pengertian itu lembaga
perwakilan sudah ada sejak abad ke-14 di Inggris, namun demikian peran legislatif atau pembuat Undang-Undang
baru berkembang sepenuhnya kurang lebih pada 5 abad terakhir. Pengertian legislatif lebih mengacu pada
pengertian klasik tentang kekuasaan Negara. Kekuasaan Negara dalam
D. Kerang konsep

Anggota DPRD Kabupaten. Sinjai

Strategi Komunikasi Politik DPRD


Kabupaten Sinjai:
1. Keberadaan Pemimpin Politik
2. Ketokohan dan Kelembagaan
3. Menciptakan Kebersamaan
4. Negosiasi
5. Membangun Konsensus

Fungsi Legislasi

Produk PERDA

Gambar : Skema Kerangka Konsep


BAB III
METODE PENELITIAN

Lokasi dan Jadwal Tipe Dasar Informan Teknik Pengumpulan Teknik Analisis
Penelitian Penelitian Data Data

Kantor Dewan kualitatif 1. Ketua DPRD 1. Observasi 1. Pengumpulan


Perwakilan Rakyat Kabupaten Sinjai. 2. Wawancara data
Daerah (DPRD) 2. Anggota Alat 3. Dokumentasi 2. Reduksi data
Kabupaten Sinjai. Kelengkapan 3. Penyajian data
waktu penelitian DPRD Kabupaten
dilaksanakan selama 1 Sinjai.
(satu) bulan. 3. Anggota DPRD
Kabupaten Sinjai
4. Sekretaris Dewan
Kabupaten Sinjai.
5. Pengamat Politik
Kabupaten Sinjai.
6. Masyarakat di
Kabupaten Sinjai
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai