ABSTRACT
The purpose of this study is to identify and analyze the role of Kepulauan Meranti Regency in building
participation through public aspirations implementation pattern. This research was conducted with
qualitative methods, the data collection is done by interviews and field observations. The interview
process conducted by the informant is set, then the data were analyzed with descriptive qualitative. The
research found that the role of parliaments in building a people's aspirations conducted through formal
and informal, basically has been running pretty well. This means that the efforts of local legislators in
building civic participation by absorbing aspirations articulated already running, either through formal
activities such as recess, working visits or spot checks or through informal activities such as blusukkan
done by the members of the board.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis peran DPRD Kabupaten Kepulauan
Meranti dalam membangun partisipasi melalui pola penerapan aspirasi masyarakat. Penelitian ini
dilakukan dengan metode kualitatif, yang pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara dan
observasi lapangan. Proses wawancara dilakukan dengan informan yang sudah ditetapkan, kemudian data
dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa peran DPRD dalam membangun
aspirasi masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan formal dan informal, pada dasarnya sudah berjalan
dengan cukup baik. Artinya upaya yang dilakukan anggota DPRD dalam membangun partisipasi
masyarakat dengan menyerap aspirasi yang disampaikan sudah berjalan, baik melalui kegiatan formal
seperti reses, kunjungan kerja atau sidak atau melalui kegiatan informal seperti blusukkan yang dilakukan
oleh para anggota dewan.
30
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
31
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
Pada konteks inilah, dalam penyelenggaraan berkaitan dengan posisi status tertentu.
pemerintahan yang demokratis, penyusunan Berdasarkan kepada pendapat diatas maka
Perda perlu mengikutsertakan masyarakat dapat disimpulkan bahwa peran adalah
dengan tujuan agar dapat mengakomodasi seperangkat tingkah laku yang diharapkan
kepentingan masyarakat. Peran serta oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
masyarakat tersebut akan mempermudah kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
sosialisasi dan penerapan substansi apabila dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
Perda ditetapkan dan diundangkan. dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
Mekanisme yang memungkinkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
pelibatan aktif masyarakat harus menjamin (DPRD) adalah sebuah lembaga perwakilan
terlaksananya hak masyarakat minimal harus rakyat di daerah yang terdiri atas anggota
mengatur penyampaian informasi tentang partai politik peserta pemilihan umum
kebijakan yang akan diambil termasuk (pemilu) yang dipilih berdasarkan hasil
jadwal dan prosedur pelibatan, tanggapan pemilihan umum. Berdasarkan Undang-
terhadap aspirasi, hasil akomodasi, dan undang No. 23 Tahun 2014 tentang
keberatan masyarakat. Pemerintahan daerah Pemerintahan Daerah, DPRD merupakan
(pemerintah daerah dan DPRD) secara fisik lembaga perwakilan rakyat Daerah yang
lebih dekat dengan masyarakat, sehingga berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
masyarakat lebih mudah mengetahui Pemerintahan Daerah. Sebagai Legislatif
kebijakan yang diambil pemerintahan Daerah, DPRD mempunyai fungsi
daerah. Dan apabila ada kebijakan yang sebagaimana tercantum Undang Nomor 23
kurang sesuai dengan segera mengajukan Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
keberatan pada kebijakan tersebut, yang menyebutkan bahwa DPRD memiliki
pemerintahan daerah terutama DPRD harus fungsi antara lain : (a) fungsi legislasi, (b)
menanggapi aspirasi masyarakat. Pelibatan fungsi pengawasan, dan (c) fungsi anggaran.
peran serta masyarakat harus dijadikan Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka
kebutuhan bersama, agar penyelenggaran DPRD dilengkapi dengan tugas, wewenang,
pemerintahan daerah lebih dinamis dan kewajiban dan hak.
dapat mewujudkan aspirasi masyarakat. Istilah perwakilan rakyat seringkali
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu digantikan dengan istilah legislatif atau
bagaimana peran DPRD Kabupaten sebaliknya. Dalam sejarahnya lembaga
Kepulauan Meranti dalam membangun perwakilan berkembang dalam dua tahap.
partisipasi melalui pola penerapan aspirasi Pertama, pengertian sebagai pembuat
masyarakat ?. Undang-Undang, yang dalam pengertian itu
Landasan teoritis yang dikemukakan oleh lembaga perwakilan sudah ada sejak abad
Goffman, sebagaimana yang dikutip oleh ke-14 di Inggris, namun demikian peran
Hartono dan Chester, mengatakan peran legislatif atau pembuat Undang-Undang
adalah prilaku yang diharapkan seseorang baru berkembang sepenuhnya kurang lebih
yang mempuyai suatu status. Setiap orang pada 5 abad terakhir. Kedua, Pengertian
mempunyai sejumlah status yang diharapkan legislatif lebih mengacu pada pengertian
mengisi peran yang dengan status tersebut. klasik tentang kekuasaan Negara. Kekuasaan
Peran yang berkaitan dengan pekerjaan akan Negara dalam pengertian itu dibagi dalam
menimbulkan perubahan pribadi, sehingga tiga kelompok yaitu : a). Kekuasaan
terdapat pengaruh timbal balik dari manusia perundang-undangan (legislatif power). b).
terhadap pekerjaan dan dari pekerjaan Kekuasaan penyelenggara pemerintahan
terhadap manusia (Fitriani, 2013). (eksekutif power). c). Kekuasaan peradilan
Kemudian Ali (2002) menjelaskan peranan (judicial power).
adalah perilaku yang berlangsung atau Perkembangan lebih lanjut para anggota
tindakan yang berkaitan dengan kedudukan legislatif tidak hanya sebagai pembuat
tertentu dalam sturuktur organisasi. Undang-Undang, tetapi bertambah
Selanjutnya beliau menambahkan bahwa fungsinya sebagai badan perwakilan rakyat
istilah peranan dipakai untuk menunjukan (representatif) untuk mewakili dan
gabungan pola-pola kebudayaan yang memperjuangkan segala kepentingan rakyat
32
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
dari berbagai aspek. Seorang wakil rakyat akuntabilitas anggota DPRD terhadap rakyat
dituntut berkemampuan : 1). Menampung yang diwakilinya.
dan merumuskan kepentingan rakyat. 2). Secara umum istilah partisipasi dapat
Agregasi berbagai kepentingan yang akan diartikan sebagai keikutsertaan seseorang
disalurkan. 3). Menyalurkan dan atau sekelompok anggota masyarakat dalam
memperjuangkan kepentingan tersebut. 4). suatu kegiatan. Pengertian partisipasi seperti
Evaluasi dan pertanggungjawaban kepada ini juga didukung oleh pengertian dari para
rakyat. (LIPI, 2007) ahli, seperti : Bornby yang mengatakan
Ryaas Rasyid (2001) menilai perlunya bahwa partisipasi sebagai tindakan untuk
penguatan peran DPRD, baik dalam proses mengambil bagian yaitu kegiatan dengan
legislasi maupun atas jalannya maksud untuk memperoleh manfaat.
pemerintahan, termasuk konsekwensi Kemudian pendapatan Theodorson
pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran mengatakan partisipasi merupakan
pembiayaan dan belanja daerah. Fungsi keikutsertaan seseorang didalam kelompok
legislasi yang dimaksud adalah fungsi sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan
DPRD untuk membentuk peraturan daerah masyarakatnya di luar pekerjaan atau
bersama kepala daerah. Kemudian yang profesinya sendiri. Beal berpendapat bahwa
dimaksud dengan fungsi anggaran adalah partisipasi tumbuh karena pengaruh atau
fungsi DPRD bersama-sama dengan adanya rangsangan dari luar yang
pemerintah daerah menyusun dan merupakan gejala dan indikasi dari proses
menetapkan APBD yang didalamnya perubahan sosial yang eksogen (exogenous
termasuk anggaran untuk pelaksanaan change). (Aprillia Theresia, dkk, 2014)
fungsi, tugas dan wewenang DPRD. Karakteristik dari proses partisipasi
Selanjutnya yang dimaksud dengan fungsi adalah semakin mantapnya jaringan sosial
pengawasan adalah fungsi DPRD untuk (social network) yang baru dan membentuk
melakukan pengawasan terhadap suatu jariangan sosial bagi terwujudnya
pelaksanaan undang-undang, peraturan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
daerah, dan keputusan kepala daerah serta diinginkan. Karena itu, partisipasi sebagai
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah proses akan menciptakan jaringan sosial
daerah. baru yang masing-masing berusaha
Sehingga secara teoritis untuk melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan
mengetahui hubungan masyarakat dengan demi tercapainya tujuan akhir yang
DPRD atau hubungan wakil dengan yang diinginkan masyarakat atau struktur sosial
diwakili dapat dilihat dari tipe wakil rakyat. yang bersangkutan. Sebagai suatu kegiatan,
Oleh karenanya ada empat tipe wakil rakyat Verhangen menyatakan bahwa partisipasi
menurut Lili Romli (2007), yaitu tipe wali, merupakan suatu bentuk khusus dari
tipe delegasi, tipe politico dan tipe partisan. interaksi dan komunikasi yang berkaitan
Sehingga apabila dikaitkan dengan sistem dengan pembagian kewenangan, tanggung
pemilu di Indonesia yang menggunakan jawab dan manfaat. Tumbuhnya interaksi
sistem proposional, maka akan melahirkan dan komunukasi, dilandasi oleh adanya
tipe wakil rakyat yaitu tipe wali dan tipe kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat
partisan. Dengan melahirkan tipe wali dan yang bersangkutan. (Aprillia Theresia, dkk,
tipe partisan, maka wakil rakyak (DPRD) 2014)
akan jauh dengan rakyat. Hal ini Kemudian Mubyarto dalam Rahayu
dikarenakan anggota DPRD akan bertindak (2008) mendefinisikan partisipasi sebagai
atas nama sendiri atau partai, bukan atas ketersediaan membantu berhasilnya setiap
nama rakyat yang diwakilinya. Dampaknya program sesuai kemampuan setiap orang
hubungan antara rakyat dan DPRD akan tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri
jauh dan renggang, tidak ada ikatan yang sendiri. Selanjutnya menurut Ali (2007)
kuat dari hubungan tersebut. Efek domaian keterlibatan masyarakat secara aktif, meski
dari dampak ini adalah tidak adanya disadari merupakan elemen kunci dalam
pembangunan, dipengaruhi oleh kondisi
33
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
Gambar 1
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap
Tumbuh Berkembangnya Partisipasi
PARTISIPASI
SIKAP
KEBUTUHAN /
KEPENTINGAN MANFAAT / REWARDS
34
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
35
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
kontrol yang utama dari rakyat kepada pemahaman akan permasalahan dan tujuan
wakilnya di parlemen. Alat kontrol lain yang penelitian. Setalah data terkumpul dari
dipergunakan masyarakat adalah setiap sasaran dan objek kajian, kemudian
demonstrasi atau bentuk-bentuk pengerahan akan digunakan metode triangulasi dengan
massa lainnya, atau bisa juga melalui cek and cross cek terhadap hasil tanggapan
prosedur hukum. (Muhammad aziz, 2010). yang diberikan sasaran dan objek kajian.
Pemerintahan yang baik dan demokratis Sasaran dan objek kajian yang ditetapkan
harus menjamin terealisasinya prinsip- melalui tehnik purposive sampling, yaitu :
prinsip tersebut. Bentuk upaya menjaring 1). Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan
partisipasi masyarakat yang dapat dilakukan Meranti. 2). Wakil Ketua DPRD Kabupaten
oleh pembentukan perda yaitu melakukan Kepulauan Meranti. 3). Komisi-komisi di
penelitian terpadu sebelum perancangan DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti. 4).
perda, menggelar rapat dengar pendapat Media massa atau pers di Kabupaten
umum materi yang akan diajukan dan Kepulauan Meranti. 5). LSM dan organisasi
memberi kesempatan warga mengikuti masyarakat di Kabupaten Kepulauan
persidangan di Kantor DPRD (dengan Meranti. 6). Tokoh masyarakat, tokoh
membuka informasi jadwal sidang pemuda dan tokoh pendidikan di Kabupaten
pembentukan perda). Apabila pemerintah Kepulauan Meranti.
telah memenuhi kewajiban untuk Kemudian untuk memperoleh data yang
memfasilitasi partisipasi masyarakat, maka akurat tentunya diperlukan pula teknik
masyarakat harus mampu secara aktif dan pengumpulan data yang tepat, cepat, efisien
efektif menggunakan haknya untuk dan ekonomis, diantaranya : Pertama,
melakukan pengawasan, memantau DPRD wawancara yaitu teknis penggalian data dan
atau Partai politik sehingga masyarakat informasi secara lebih mendalam, dalam
dapat menjadi kekuatan kontrol tersendiri. upaya pemahaman secara komprehensif,
(Suwidi Tono. 2003) dengan cara melalui tanya jawab secara
langsung yang ditujukan secara lisan
METODE terhadap informan, yang berisikan sejumlah
pertanyaan pokok yang telah dipersiapkan,
Penelitian ini dilaksanakan dengan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti
pendekatan kualitatif, dimana pendekatan dalam melakukan wawancara, karena
kualitatif memiliki tahapan penelitian yang pertanyaan telah terstruktur sehingga
melampaui berbagai tahapan berfikir kritis mendapat hasil yang sesuai dengan yang
ilmiah, yang mana seorang peneliti mulai diharapkan. Kedua, observasi yaitu
berfikir secara induktif yaitu menangkap observasi partisipan (active participation)
berbagai fakta atau fenomena-fenomena adalah suatu teknik untuk mendapatkan data
sosial melalui pengamatan di lapangan, dari tempat kegiatan penelitian yang
kemudian menganalisisnya dan berupaya diamati, dimana peneliti ikut terlibat dalam
melakukan teorisasi berdasarkan apa yang kegiatan tersebut.
diamati itu. Dimana peneliti diarahkan oleh Penelitian ini menggunakan analisa data
produk berfikir induktif untuk menemukan kualitatif, yaitu prosedur pemecahan
jawaban logis terhadap apa yang sedang masalah yang diteliti dengan menggunakan
menjadi pusat perhatian dalam penelitian cara memaparkan data yang diperoleh dari
dan akhirnya produk berfikir induktif pengamatan kepustakaan dan pengamatan
menjadi jawaban sementara terhadap apa lapangan, kemudian dianalisa dan
yang dipertanyakan dalam penelitian dan diinterprestasikan dengan memberikan
yang menjadi perhatian itu. (Burhan Bungin, kesimpulan. Penelitian kualitatif proses
2011). penelitiannya berbentuk siklus, yang artinya
Sasaran dan objek kajian sebagai sumber kegiatan pengumpulan data dan analisa data
informasi untuk memperoleh data yang langsung secara simultan. Untuk itu sangat
dibutuhkan diperoleh melalui tehnik diperlukan kepekaan teoritik dalam proses
purposive sampling yaitu sebuah tehnik pengumpulan data dan analisa data di
penentuan sumber informasi berdasarkan lapangan, karena itu peneliti sendirilah yang
36
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
bertindak sebagai instrumen utama. Dengan kebijakan pembangunan yang ada di daerah
menggunakan pendekatan kualitatif berjalan sesuai dengan kebutuhan
diharapkan peneliti dapat menyajikan masyarakat yang ada di daerah. Oleh karena
gambaran maupun hasil analisa yang tidak itu, untuk menilai peran DPRD dalam
hanya berbentuk angka-angka, melainkan membangun partisipasi masyarakat atau
gambaran yang lebih mendalam ssuai penyerapan aspirasi masyarakat yang
dengan fokus penelitian yang telah dilaksanakan oleh DPRD Kabupaten
ditetapkan. Kepulauan Meranti dapat diuraikan sebagai
berikut :
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. SECARA FORMAL
Peran DPRD harus mampu menjaring Pengaduan dan/atau aspirasi masyarakat
aspirasi masyarakat dalam upaya dapat ditindaklanjuti dengan rapat dengar
mendekatkan penerapan kebijakan sesuai pendapat umum, rapat dengar pendapat,
dengan kebutuhan masyarakat. Aspirasi kunjungan kerja atau rapat kerja alat
masyarakat adalah harapan dan tujuan dari kelengkapan DPRD dengan mitra kerjanya.
masyarakat untuk keberhasilan pada masa Kemudian tata cara penerimaan dan tindak
yang akan datang berkaitan dengan hajat lanjut pengaduan dan/atau aspirasi
hidup mereka, baik secara individu maupun masyarakat diatur oleh sekretaris DPRD
secara kelompok. Masyarakat harus dengan persetujuan pimpinan DPRD. Oleh
dijadikan sebagai bahan pertimbangan karena dalam upaya melaksanakan perannya
dalam menyusun rencana dan kebijakan oleh DPRD untuk membangun partisipasi
pemerintah daerah dan DPRD, dan bukan masyarakat, dilakukan dengan cara :
hanya merupakan hasil dari interaksi
pemerintah daerah dan DPRD. Dan juga a. Reses
diperlukan penguatan peran kelompok Reses merupakan kegiatan yang diatur
kepentingan dan pers di daerah untuk dalam perundang-undang untuk menyerap
mendorong DPRD lebih aspiratif. Pasal 53 aspirasi masyarakat yang menjadi
Undang-undang No. 10 Tahun 2004 tentang konstituennya pada daerah pemilihan
pembentukkan peraturan perundang- anggota dewan masing-masing. Masa reses
undangan, telah menjamin hak masyarakat dilaksanakan paling lama 6 (enam) hari
dalam memberikan masukan penyusunan kerja dalam 1 (satu) kali reses. Masa reses
kebijakan tanpa memerinci implikasinya dipergunakan oleh anggota DPRD secara
bagi pemerintah, karena penjelasan UU ini perseorangan atau kelompok untuk
menyatakan bahwa teknis penjaminan hak mengunjungi daerah pemilihannya guna
masyarakat ini diatur dalam Tata Tertib menyerap aspirasi masyarakat. Anggota
DPRD. Kendati ini membantu transparansi DPRD secara perseorangan atau kelompok
dan akuntabilitas pemerintah dalam wajib membuat laporan tertulis atas hasil
implementasi kebijakan nantinya, ia tidak pelaksanaan tugasnya pada masa reses yang
memadai untuk memastikan lahirnya disampaikan kepada pimpinan DPRD dalam
kebijakan yang aspiratif. rapat paripurna.
Salah satu tuntutan pemekaran dalam Kegiatan reses ini dilakukan oleh DPRD
upaya meningkatkan kesejahteraan untuk menyerap aspirasi masyarakat baik
masyarakat dilakukan melalui percepatan secara perorangan maupun kelompok di
pertumbuhan kehidupan demokrasi didalam daerah pemilihan masing-masing yang telah
masyarakat. Menumbuhkan dan membangun ditentukan. Hal ini juga seperti yang
kehidupan demokrasi dilakukan dengan dikatakan salah seorang anggota DPRD
membuka ruang partisipasi bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, Bapak
yang harus dapat diperankan oleh wakil Ardiansyah, SH, M.Si sebagai berikut :
rakyat yang ada di daerah yaitu DPRD. “Peran DPRD dalam membangun
Peran DPRD dalam membangun partisipasi partisipasi masyarakat dilakukan
masyarakat perlu dilaksanakan, supaya berdasarkan UU MD3, yang dilakukan
37
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
melalui pola reses yang setiap tahunya dinotulenkan oleh staf ahli atau pegawai
dilakukan 3 kali pada bulan april, agustus Sekretariat Dewan yang ikut serta dalam
dan desember. Hasil reses yang diperoleh kegiatan reses. Setelah aspirasi masyarakat
akan dijadikan usulan pada anggaran dicatat dan dinotulenkan, nantinya akan
APBD pada tahun berikutnya. Dalam diseleksi untuk menjadi pokok-pokok fikiran
kegiatan reses, biasanya masyarakat yang yang akan diusulkan kepada SKPD atau
hadir cukup banyak sekitar 50 – 150 pemerintah daerah.
orang, hal ini dilakukan dengan Pernyataan yang sama juga diberikan
mengundang masyarakat pada waktu oleh anggota DPRD Kabupaten Kepulauan
sebelum dilakukannya reses. Dalam Meranti yang lainnya, seperti Bapak
kegiatan reses aspirasi yang disampaikan Asmawi, S.Ap, Bapak H. Nursyahruddin,
berupa keluhan masyarakat akan SE dan Bapak Azni Safri, sebagai berikut :
infrastruktur, pelayanan pemerintah, “Reses dilakukan 3 kali dalam setahun,
ekonomi, sosial dan sebagainya. Setiap dimana dalam kegiatan ini anggota
keluhan yang disampaikan nantinya DPRD berusaha untuk menyerap aspirasi
dicatat atau dinotulenkan oleh staf ahli masyarakat. Aspirasi yang disampaikan
untuk kemudian dibahas untuk menjadi nantinya akan diusulkan kepada SKPD
usulan program atau skala prioritas”. untuk dijadikan program kegiatan”.
38
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
39
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
keinginan individu dari masyarakat itu masyarakat yang diharapkan dapat dipenuhi
sendiri. Setiap aspirasi yang disampaikan oleh wakil masyarakat di pemerintahan.
oleh masyarakat akan ditampung dan dicatat Setiap aspirasi yang disampaikan akan
oleh tim reses yang ikut hadir dalam dicatat dan dinotulenkan, yang nantinya
kegiatan reses tersebut. Hasil catatan yang akan diseleksi untuk menjadi pokok-pokok
diperoleh nantinya akan diseleksi untuk fikiran yang akan disampaikan kepada
dijadikan usulan prioritas kepada pemerintah pemerintah daerah atau SKPD. Namun
daerah. Namun banyak masyarakat yang hendaknya dalam upaya menampung
tidak mengetahui bahwa tidak semua usulan aspirasi yang sudah disampaikan oleh
atau aspirasi yang disampaikan akan masyarakat yang menjadi konstituennya
direaliasikan atau dipenuhi oleh anggota dewan, harus memperhatikan orientasi
dewan. Sebab anggota dewan perlu aspirasi tersebut. Dimana sebaiknya aspirasi
memilah-milah setiap usulan yang yang disampaikan berorientasi kepada hasil
disampaikan oleh masyarakat, mana yang atau output, yang artinya usulan yang
merupakan kebutuhan bersama dan mana ditampung dan dijadikan skala prioritas
yang merupakan keinginan bersama. Kriteria harus merupakan kebutuhan masyarakat dan
ini menjadi dasar bagi anggota dewan untuk bukan keinginan masyarakat. Sehingga
menindaklajuti setiap usulan masyarakat apabila hal ini dapat terlaksana, maka setiap
yang sudah ditampung dalam kegiatan reses. aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat
Tetapi akibat ketidaktahuan masyarakat dan ditampung oleh dewan serta diwujudkan
akan proses penjalanan aspirasi yang dalam sebuah program oleh pemerintah
disampaikan, membuat masyarakat selalu dapat benar-benar mengatasi permasalahan
menuntut aspirasi yang disampaikan harus didalam kehidupan masyarakat.
dipenuhi. Kondisi inilah yang perlu
disosialisasikan kembali oleh anggota dewan b. Kunjungan kerja atau sidak
setiap kegiatan reses yang dilakukan. Agar Kunjungan kerja atau sidak merupakan
masyarakat memahami dan mengetahui kegiatan penyerapan aspirasi masyarakat
bahwa setiap usulan atau aspirasi yang yang dilakukan untuk menyelesaikan
disampaikan tidak semuanya dipenuhi oleh permasalahan-permasalahan khusus yang
anggota dewan. Karena perlu dipilah-pilah dihadapi oleh masyarakat. Sehingga anggota
untuk dijadikan skala prioritas dan dewan yang turun untuk melakukan sidak
disesuaikan dengan program kegiatan yang atau kunjungan kerja tidak harus anggota
sudah disusun oleh pemerintah daerah. dewan yang berasal dari daerah
Dari penjelasan wawancara yang telah pemilihannya. Bisa saja anggota dewan yang
dilakukan kepada stakeholders yang sudah berasal dari daerah pemilihan yang berbeda,
dipilih, maka dapat disimpulkan bahwa yang penting bertujuan untuk menampung
kegiatan reses yang merupakan pelaksanaan aspirasi masyarakat guna menyelesaikan
peran DPRD dalam membangun partisipasi permasalahan khusus yang dihadapi.
masyarakat sudah berjalan dengan cukup Pernyataan ini dibenarkan oleh anggota
baik. Artinya kegiatan reses yang dilakukan DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti,
oleh anggota DPRD dalam setahun 3 kali, Bapak Asmawi, S.Ap, Bapak Azni Safri dan
memang untuk menampung aspirasi Bapak H. Nursyahruddin, SE sebagai berikut
masyarakat yang ada di wilayah :
pemilihannya. Pada dasarnya kegiatan ini “Kegiatan kunjungan kerja atau sidak
memang efektif untuk menampung segala memang dilakukan dewan untuk
bentuk aspirasi dan usulan yang permasalahan-permasalahan khusus,
disampaikan oleh masyarakat. Sebab dalam seperti tentang pembangunan turap,
kegiatan reses, anggota DPRD bertemu pembangunan jalan bes yang bersifat
langsung dengan masyarakat sebagai mengawasi proses pelaksanaan
konstituennya untuk menampung setiap pembangunan yang dilakukan. Apakah
keluhan-keluhan dari masyarakat. Keluhan- pembangunan sudah sesuai dengan
keluhan yang disampaikan oleh masyarakat aturan dan perencanaan yang sudah
dapat merupakan kebutuhan atau keinginan ditetapkan, apakah kontraktor yang
40
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
41
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
“Kegiatan reses, kunjungan kerja atau Proses ini dapat dijadikan masukan untuk
sidak sudah dilakukan oleh anggota evaluasi terhadap program pembangunan
dewan tetapi belum maksimal. Artinya yang sudah dilakukan oleh pemerintah
untuk masyarakat Tionghoa sendiri daerah dan buah fikiran bagi para dewan
belum ada kunjungan yang dilakukan untuk melakukan kegiatan reses yang sudah
oleh anggota dewan, kecuali hanya diatur dalam perundang-undangan.
kepada konstituennya saja. Padahal Dari penjelasan wawancara yang telah
seharusnya anggota dewan harus berani dilakukan kepada stakeholders yang sudah
untuk bertemu dengan masyarakat dalam dipilih, maka dapat disimpulkan bahwa
upaya shering untuk menggali aspirasi kegiatan kunjungan kerja atau sidak yang
langsung dari masyarakat”. merupakan pelaksanaan peran DPRD dalam
membangun partisipasi masyarakat pada
Hasil wawancara ini menjelaskan bahwa dasarnya sudah berjalan tetapi belum
kunjungan kerja atau sidak sudah dilakukan maksimal. Artinya kegiatan ini sudah
oleh anggota dewan, tetapi belum maksimal dilakukan oleh anggota dewan dalam
dilaksanakan. Kegiatan kunjungan kerja atau melakanakan tugas dan fungsinya, namun
sidak hanya dilakukan pada permasalahan- belum berjalan optimal keseluruh
permasalahan yang urgent atau penting- masyarakat yang ada di Kebupaten
penting saja, tidak mengakomodir seluruh Kepulauan Meranti. Hal ini terjadi bisa saja
permasalahan yang sedang dihadapi oleh disebabkan oleh banyaknya permasalahan
masyarakat. Seharusnya dalam upaya yang masuk dan dilaporkan kepada pihak
mendekatkan diri dengan masyarakat secara dewan, sehingga para anggota dewan harus
umum, anggota dewan harus dapat benar-benar menseleksi setiap permasalahan
melakukan sidak atau kunjungan kerja ke yang timbul di lingkungan masyarakat
setiap lingkungan masyarakat. Sebab setiap akibat pelaksanaan program pemerintah
masyarakat sangat membutuhkan perhatian daerah. Selain melaksanakan kegiatan
dari anggota dewan dalam upaya kunjungan kerja atau sidak dan reses,
menyampaikan aspirasinya kepada wakil anggota dewan juga memiliki tugas dan
masyarakat di pemerintahan. Oleh karena itu fungsi lain yang harus dijalankan dalam
kegiatan kunjungan kerja atau sidak perlu melaksanakan kinerjanya. Oleh karena itu,
ditingkatkan atau ditambah waktunya oleh pihak masyarakat juga harus mulai
para anggota dewan secara keseluruhan memahami setiap aktivitas, tugas dan fungsi
kepada masyarakat yang ada di Kabupaten anggota dewan dalam melaksanakan
Kepulauan Meranti tanpa membeda-bedakan tugasnya. Sehingga tidak semua
suku, agama dan ras yang ada. Apabila permasalahan yang dilaporkan dapat segara
kondisi ini dapat dilakukan oleh dewan, ditanggapi atau dijawab oleh para anggota
maka masyarakat sangat terayomi dengan dewan. Untuk itu perlu disosialisasikan
keberadaan anggota dewan sebagai wakil kepada masyarakat tentang tugas dan fungsi
masyarakat di pemerintahan. Untuk itu dewan kepada masyarakat, agar masyarakat
dalam meningkatkan kinerja dewan dalam mengetahui kinerja dewan dan kesibukkan
upaya menampung aspirasi masyarakat, anggota dewan dalam setiap pelaksanaan
maka perlu dilakukan kunjungan kerja dan tugas yang dibebankan.
sidak yang terjadwal kepada seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini dilakukan supaya 2. SECARA INFORMAL
masyarakat mengenal siapa saja wakil- Implementasi peran DPRD dalam
wakilnya yang duduk di pemerintahan dan membangun partisipasi masyarakat tidak
disiap mengawal aspirasi yang sudah hanya dilakukan secara formal saja seperti
disampaikan. Maka dari itu dalam kegiatan yang sudah diatur dalam peraturan
kunjungan kerja atau sidak, hendaknya perundang-undangan. Tetapi juga dilakukan
anggota dewan harus mampu shering atau secara informal dalam upaya menggali
dengar pendapat dengan masyarakat untuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang
menggali informasi tentang permasalahan dilakukan dalam pemerintahan daerah.
yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan anggota dewan
42
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
43
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
44
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
dengan sebanyak-banyaknya sesuai dengan tetapi ada juga yang dilaksanakan secara
kebutuhan masyarakat. Namun terkadang sungguh-sungguh dalam upaya menampung
pandangan pragmatis masyarakat yang aspirasi masyarakat. Pola reses yang formal
membuat anggota dewan merupakan sosok biasanya dilakukan dengan mengundang
yang mampu untuk membantu masyarakat atau mengumpulkan masyarakat di wilayah
dalam hal apa saja, membuat anggota dewan tempat reses, seperti aparatur kecamatan,
tidak sedikit mengeluarkan pembiayaan dari aparatur desa, RW, RT, tokoh masyarakat,
anggaran pribadi untuk memenuhi aspirasi tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh cerdik
masyarakat yang sudah diterimanya. Oleh pandai dan sebagainya. Partisipasi
karena itu perlu dibangun suatu pola masyarakat dalam menyampaikan
penyerapan aspirasi yang ideal, sehingga aspirasinya pada waktu reses umumnya
masyarakat yang menyampaikan aspirasi sangat tinggi, karena ini menjadi suatu
tidak langsung menagihnya kepada anggota kesempatan bagi masyarakat untuk ketemu
dewan yang ditemui. Untuk itu menjadi wakilnya dalam menyampaikan aspirasi.
sebuah keperluan dalam menyusun model Kehadiran masyarakat dalam kegiatan reses
penyerapan aspirasi masyarakat, hal ini akan itu di mobilisasi oleh anggota dewan. Tidak
dapat dijadikan informasi bagi masyarakat jarang pula dalam reses masyarakat ada
bahwa setiap aspirasi yang disampaian harus yang menuntut keberadaan dan fungsi
berproses sampai ditetapkan menjadi sebuah dewan sebagai wakil masyarakat untuk
program. mengawal aspirasi yang mereka miliki.
Berdasarkan penjelasan tentang peran Namun tidak semua aspirasi masyarakat
DPRD dalam membangun aspirasi juga bisa ditampung, hal ini tentunya harus
masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan disesuaikan dengan program yang dibuat
formal dan informal, pada dasarnya sudah oleh SKPD. Realitas ini yang banyak
berjalan dengan cukup baik. Artinya upaya masyarakat tidak mengerti, sehingga mereka
yang dilakukan anggota DPRD dalam berharap usulan yang disampaikan pasti
membangun partisipasi masyarakat dengan akan terpenuhi oleh dewan. Kemudian pola
menyerap aspirasi yang disampaikan sudah penyerapan aspirasi masyarakat secara
berjalan, baik melalui kegiatan formal informal merupakan suatu pola yang tanpa
seperti reses, kunjungan kerja atau sidak direncanakan oleh anggota DPRD untuk
atau melalui kegiatan informal seperti menampung aspirasi masyarakat, tetapi
blusukkan yang dilakukan oleh para anggota kegiatan ini dapat menyerap aspirasi
dewan. Pola penyerapan aspirasi masyarakat masyarakat. Seperti pada saat anggota
yang dilakukan oleh anggota DPRD ada dewan pulang kampung atau pulang ke
yang formal, semi formal dan tidak formal. dapilnya, tanpa sengaja masyarakat datang
Pola penyerapan aspirasi masyarakat secara untuk menyampikan aspirasinya. Bentuk
formal dilakukan seperti yang diatur dalam aspirasi yang disampaikan dapat berupa
aturan perundang-undangan yaitu reses. Pola cerita keluhan kepada dewan atau ada juga
penyerapan aspirasi semi formal dilakukan yang sudah menyiapkan proposal
dengan mengumpulkan massa ditempat- permohonan.
tempat tertentu, seperti di rumah, kedai kopi, Dalam melaksanakan peran DPRD untuk
pelabuhan, mesjid dan sebagainya. membangun partisipasi masyarakat yang
Sedangkan pola penyerapan aspirasi tidak dilakukan melalui penyerapan aspirasi
formal dilakukan dengan blusukan-blusukan sering tidak berjalan dengan sebagaimana
atau masyarakat yang secara pribadi atau mestiya. Dimana penyaluran aspirasi
kelompok langsung menemui anggota masyarakat kepada dewan sangatlah tinggi,
DPRD. Pola reses yang dilakukan oleh bahkan anggota dewan sering kewalahan
dewan pada dasarnya merupakan pola yang menampung aspirasi masyarakat. Padahal
efektif dalam upaya menampung aspirasi masa reses belum datang, tetapi masyarakat
masyarakat. Namun dalam melaksanakan sudah menyampaikan aspirasinya dengan
pola reses ada yang dilakukan dengan mendatangi rumah atau kediaman anggota
serimonial saja oleh sebagian oknum dewan dewan. Bentuk aspirasi yang disampaikan
45
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
46
Adianto-Hasim As’ari PUBLIKa.,Vol 2,No 1,April,hal 30-47 (2016)
47