Anda di halaman 1dari 18

JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

FUNGSI DAN WEWENANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM


PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
(STUDI DI DESA SOOKO KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO).

Suaida Hanum; Rulam Ahmadi; Slamet Muchsin

Abstrak

Badan Permusyawaratan Desa(BPD) merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk


mengurus kepentingan masyarakat desa. BPD memiliki seperangkat tugas yang antara lain
adalah memberdayakan masyarakat sehingga menjadi masyarakat mampu mengatasi
masalahnya sendiri. Pemberdayaan adalah upaya meningkatkan harkat, martabat, kemampuan
dan kemandirian masyarakat guna mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan dalam suasana
keadilan social yang berkelanjutan (Perda. Kabupaten Malang No. 14 Tahun 2004 Pasal 1
ayat 54). Pemberdayaan adalah bagian dari paradigm pembangunan yang memfokuskan
perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia di lingkungannya yakni mulai
dari aspek intelektual (Sumber Daya Manusia), aspek material dan fisik, sampai aspek
manajerial,

Kata Kunci: Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintahan Desa, Pemberdayaan Masyarakat

PENDAHULUAN Permusyawaratan Desa dalam mengatur


Negara Republik Indonesia sebagai dan mengurus kepentingan masyarakat
negara kesatuan menganut asas setempat berdasarkan asal usul dan adat
desentralisasi dalam menyelenggarakan istiadat setempat yang diakui dan
pemerintahan dengan memberikan dihormati dalam Sistem Pemerintahan
kesempatan dan keleluasaan kepada daerah Republik Indonesia (Peraturan Daerah
untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Kabupaten Mojokerto Nomor 13 tahun
Karena itu pasal 18 Undang Undang 2006 tentang Lembaga Kemasyarakatan di
Dasar 1945 antara lain menyatakan bahwa Desa). Pemerintah Desa terdiri dari
pembagian daerah Indonesia atas daerah Kepala Desa atau yang disebut dengan
besar dan kecil dengan bentuk dan susunan perangkat desa yang dipilih langsung oleh
Pemerintahannya ditetapkan dengan penduduk desa dari calon-calon yang
Undang Undang dengan memandang dan sudah ditetapkan yaitu penduduk desa yang
mengingat dasar permusyawaratan dalam berstatus sebagai warga negara Indonesia.
sistem pemerintahan negara dan hak-hak Mengingat beratnya tugas dan kewajiban
asal-usul dalam daerah daerah yang yang harus dipikul oleh kepala desa, maka
bersifat istimewa. Daerah Indonesia akan seorang kepala desa disamping harus
dibagi dalam daerah propinsi dan daerah memenuhi syarat syarat formal juga
propinsi akan dibagi dalam daerah yang harus mempunyai tanggung jawab dalam
lebih kecil diantarnya daerah otonom atau menjalankan tugas dan kewajibannya
desa. kepada rakyat melalui Badan
Oleh karena itu desa merupakan satu Permusyawaratan Desa atau yang biasa
kesatuan masyarakat hukum dimana dalam disebut BPD yang merupakan lembaga
kehidupan dibatasi oleh sebuah peraturan perwujudan demokrasi dalam
yang harus ditaati, peraturan dibuat penyelenggaraan pemerintahan desa
dengan tujuan agar dalam kehidupan sebagai unsur penyelenggaraan
bermasyarakat tercipta suatu kehidupan pemerintahan desa (Peraturan Bupati
yang harmonis, adil, aman dan makmur. Mojokerto Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Pemerintahan Desa adalah Tata Cara Pelaporan dan
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
pemerintah desa dan Badan Pemerintahan Desa).
1
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

sumbangan pemikiran bagi Pemerintah


Tujuan Penelitian Desa tentang langkah-langkah yang
Sesuai dengan latarbelakang dan dapat dilakukan dalam meningkatkan
rumusan masalah yang telah diuraikan partisipasi masyarakat dalam
sebelumnya, penelitian ini mempunyai pelaksanaan fungsi legislasi BPD. 2)
tujuan sebagai berikut: Sebagai bahan pertimbangan dalam
1. Untuk mengetahui bagaimana menakar penyusunan peraturan-peraturan
peran dan wewenang BPD dalam selanjutnya terutama yang berkaitan
penyelenggaraan pemerintahan desa. dengan Pemerintahan Desa.
2. Untuk mengetahui kendala kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan LANDASAN TEORI
fungsi BPD. Teori Wewenang
3. Untuk mengetahui bagaimana langkah- Dalam setiap penelitian diperlukan
langkah yang dilakukan untuk sebuah teori yang dijadikan landasan,
mengatasi kendala-kendala tersebut. untuk itu penelitian ini menggunakan teori
wewenang yang dijelaskan dalam kamus
Manfaat Penelitian besar bahasa Indonesia yang berarti hak
Sesuai dengan latar belakang dan dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu.
rumusan masalah yang telah diuraikan Wewenang juga dapat diartikan sebagai
sebelumnya, penelitian ini mempunyai kekuasaan untuk melakukan sesuatu tindak
manfaat sebagai berikut: hukum publik, misalnya wewenang
1. Kegunaan Teoritis. Menambah menandatangani/ menerbitkan surat surat
pengetahuan bagi masyarakat izin dari seorang pejabat atas nama
umumnya dan bagi peneliti khususnya Menteri. Kita juga perlu membedakan
terhadap berbagai upaya peningkatan antara wewenang dan kewenangan.
partisipasi masyarakat terhadap Kewenangan (yang biasanya terdiri atas
pelaksanaan fungsi legislasi oleh BPD beberapa wewenang) adalah kekuasaan
dalam pembuatan Peraturan Desa. terhadap segolongan orang orang tertentu
2. Kegunaan Praktis: a) Bagi Lembaga atau kekuasaan terhadap sesuatu bidang
BPD: 1) Memberi dorongan agar BPD pemerintahan (atau bidang urusan) tertentu
lebih meningkatkan peran aktifnya yang bulat, sedangkan wewenang hanya
dalam melaksanakan fungsinya sesuai mengenai suatu onderdil tertentu saja
ketentuan Undang-Undang Republik (Atmosudirdjo; 2006:78).
Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
sebagaimana telah diubah dengan Konsep Pemerintahan Desa
Undang-Undang Republik Indonesia Pengertian Desa
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Menurut Bintarto (1983), Desa
Pemerintahan Daerah. 2) Sebagai disebutkan merupakan hasil perpaduan
sumbang saran atau masukan terhadap antara kegiatan sekelompok manusia
pelaksanaan fungsi legislasi oleh BPD. dengan lingkungannya. Perpaduan tersebut
b) Bagi Masyarakat Desa: 1) terutang dalam kenampakannya
Meningkatkan kesadaran masyarakat dipermukaan bumi, yang tidak lain berasal
untuk menjadikan BPD sebagai saluran dari komponen komponen fisiografi,
aspirasinya pada tingkat Desa. sosial, ekonomi, politik dan budaya yang
Meningkatkan kesadaran masyarakat saling berinteraksi. Kecirian fisiknya
untuk mengontrol kinerja BPD agar ditandai oleh pemukiman yang tidak padat,
mampu menjalankan fungsinya dengan sarana transportasi yang langka,
benar. 2) Sebagai sarana motivasi bagi penggunaan tanah sebagai lahan
masyarakat agar lebih meningkatkan persawahan, kecerian lain berupa ikatan
partisipasinya terhadap pelaksanaan tali kekeluargaan yang sangat erat dan
fungsi legislasi BPD. c) Bagi perilaku gotong -royong masyarakat
Pemerintah Desa: 1) Memberi menjadi dominan (Raldi, 1997:5).
2
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

perwujudan demokrasi dalam


Demokratisasi di Desa penyelenggaraan pemerintahan desa yang
Demokrasi memiliki makna bahwa berkedudukan ssebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan dan penyelenggara pemerintahan desa.
pelaksanaan pembangunan harus Ketertiban dan peran BPD dalam
mengakomodasi aspirasi masyarakat. menyelenggarakan Pemerintahan Desa
Istilah Demokrasi itu sendiri berasal dari dimulai dari sejak proses perencanaan yang
bahasa yunani yang terdiri dari dua ditandai dengan kegiatan menampung
perkataan yaitu, demosyang berarti rakyat aspirasi masyarakat dan membentuk
dan cratein yang berarti berkuasa. Dengan Peraturan Desa. Pengendalian dalam
demikian, demokrasi secara terminologi pelaksanaan yang dilakukan oleh
berarti pemerintahan dari rakyat, oleh Pemerintah Desa sampai dengan
rakyat dan untuk rakyat (Budiadjo; 2000: pengawasan yang diakhiri dengan
50). Dalam arti yang relatif agak luas permintaan pertanggungjawaban Kepala
demokrasi sering dimaknai sebagai desa sebagai pelaksana.
pemerintahan dengan segenap kegiatan
yang dikelola, dengan menjadikan rakyat Perbandingan Hasil Penelitian
sebagai subjek dan titik tumpu roda terdahulu Tentang Legislasi BPD
penentu berjalannya kepolitikan dan Penelitian Terdahulu Mengenai
kepemerintahan (Agustino, 2006:212). Legislasi Di Desa Sooko Kecamatan
Sooko Kabupaten Mojokerto
Pemberdayaan BPD Penelitian pendahuluan (observasi)
Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti terungkap
meningkatkan harkat, martabat, bahwa secara umum masyarakat Desa
kemampuan dan kemandirian masyarakat Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten
guna mewujudkan kemajuan dan Mojokerto masih belum dapat penjelasan
kesejahteraan dalam suasana keadilan secara memadai tentang konseptualisasi
social yang berkelanjutan (Perda. otonomi daerah. Menurut mereka otonomi
Kabupaten Malang No. 14 Tahun 2004 daerah baru akrab lewat radio, televisi,
Pasal 1 ayat 54). Pemberdayaan adalah koran-koran, maupun pidato-pidato politik
bagian dari paradigm pembangunan yang pejabat politisi, sehingga pengertian
memfokuskan perhatiannya kepada semua mendetail tentang seluk beluk otonomi
aspek yang prinsipil dari manusia di daerah dirasakan masih kurang.
lingkungannya yakni mulai dari aspek Namun setelah Pemerintah
intelektual (Sumber Daya Manusia), aspek mengeluarkan Peraturan Pemerintah RI
material dan fisik, sampai aspek Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa yang
manajerial. menjelaskan tentang seluk beluk
pemerintah Desa, tata cara dan pedoman
Kedudukan dan Fungsi BPD kerja BPD serta beberapa sumber yang
Sebagai perwujudan demokrasi, di dekat dengan mereka, narasumber lain
desa dibentuk Badan Perwakilan Desa memberikan beberapa informasi kunci dan
Permusyawaratan Desa yang sesuai dengan menjelaskan gambaran dasar kerangka
budaya yang berkembang di desa yang prasyarat kelembagaan desa dalam
bersangkutan, yang berfungsi sebagai mewujudkan otonomi daerah, yang
lembaga legislasi dan pengawasan dalam kemudian ditanggapi oleh masyarakat,
hal pelaksanaan peraturan desa, anggaran akhirnya masyarakat sangat respon
pendapatan dan belanja desa dan keputusan terhadap berdirinya BPD. Dengan
kepala desa. demikian maka diharapkan peran BPD
dalam menyaluran aspirasi masyarakat
Pelaksanaan Fungsi Legislasi dapat terlaksana dan berjalan dengan
Badan Permusyawaratan Desa semestinya(Dikutip dari Karya Ilmiah
sebagai lembaga yang merupakan Hendi Setyawa: Universitas
3
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

Muhammadiyah Malang ; Department of demokratisasi. Kelahiran kebijakan


Tarbiyah-student-research.umm.ac.id: pemerintah khususnya Undangundang No.
2008). 8 Tahun 2005 mengenai Pemerintah
Daerah ini membawa sebuah harapan baru
Penelitian Terdahulu bagi perjalanan bangsa ini ke masa ke
Penelitian tentang Legislasi di depan. Hal ini sangatlah wajar karena
Desa Pulungdowo Kecamatan Tumpang kebijakan sebelumnya yang notabene
Kabupaten Malang. Hasil penelitian melahirkan sebuah kenyataan politis yakni
menunjukkan: (1) kinerja BPD adanya sentralisasi di hampir segala bidang
Pulungdowo ditinjau dari sisi proses, telah membawa dampak yang begitu besar
penyelenggaraan pemerintahan yang dengan multi krisis sebagai akhir episode
mengedepankan aspirasi, partisipasi dan sebuah rezim. Karena itu, Pasal 18
tanggungjawab demi kemajuan, Undang-Undang Dasar 1945 antara lain
kesejahteraan dan kemakmuran menyatakan bahwa pembagian daerah
masyarakat. Hal ini berarti Indonesia atas daerah besar dan kecil,
penyelenggaraan pemerintahan dengan bentuk dan susunan
mengandung prinsip responsivitas, pemerintahannya ditetapkan dengan
responsibilitas dan akuntabilitas. Ditinjau undang-undang. Dengan demikian,
dari sisi produk, kinerja Badan Undang- Undang Dasar Negara Republik
Permusyawaratan Desa (BPD) Indonesia Tahun 1945 pemerintah daerah
Pulungdowo diwujudkan dengan adanya berwenang untuk mengatur dan mengurus
pembentukan tata tertib BPD, Pembuatan sendiri urusan pemerintahan menurut asas
Perdes bersama dengan Pemerintah Desa, otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian
pengangkatan dan pemberhentian kepala otonomi luas kepada daerah diarahkan
desa serta bebrapa keputusan BPD.Hasil untuk mempercepat terwujudnya
kinerja BPD di bidang pembangungan kesejahteraan masyarakat melalui
(fisik) contoh pengaspalan, pengerasan peningkatan pelayanan, pemberdayaan,
jalan (makadam), pembuatan jembatan. (2) dan peran serta masyarakat.
Faktor pendukung yang mempengaruhi Solusi/ Rekomendasi yang dapat diberikan
kinerja BPD Pulungdowo sumber daya dari oleh peneliti antara lain:
anggota BPD. kelengkapan sarana dan 1. Mempertahankan kinerja BPD dalam
prasarana (fasilitas yang ada), tersedianya melaksanakan tugas dan fungsinya,
sumber dana untuk kegiatan operasional, sebagai bukti kinerja BPD difokuskan
proses komunikasi, kepemimpinan dan sesuai dengan keinginan dan aspirasi
pengambilan keputusan dan koordinasi masyarakat;
antar organisasi. Sedangkan faktor 2. Perlu dikembangkan lebih intensif
penghambat kinerja BPD yaitu kondisi komunikasi yang sehat, baik secara
sosial masyarakat yang masih belum horizontal maupun vertikal dan
percaya dengan adanya BPD, masyarakat komunikasi yang mengedepankan
masih merasa bahwa BPD belum benar- kepentingan masyarakat di atas
benar menjalankan tugasnya sesuai dengan kepentingan pribadi / kelompok;
harapan dari masyarakat. (Dikutip dari 3. Perlu adanya masukan dari lembaga-
Karya Ilmiah Rani Ika Ramayanti, lembaga lain misal Pemdes, LPMD,
Fakultas Ilmu Sosial UM, 2008 ). yang bersifat membangun dan
meningkatkan kinerja BPD demi
Kesimpulan dan Solusi tercapainya kemajuan, kesejahteraan
Kesimpulan yang dapat diambil oleh dan kemakmuran masyarakat;
peneliti dari perbandingan kedua penelitian 4. Perlu mempertahankan kebersamaan
tersebut yang dilandasi dari Munculnya antara BPD, Pemdes, LPMD dan
Undang-undang No. 8 Tahun 2005 tentang masyarakat dalam menyikapi program
Pemerintahan Daerah (otonomi) dipandang yang diharapkan pemerintah dan
sebagai bagian dari proses besar
4
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

keinginan masyarakat sesuai dengan Data Primer. Data primer merupakan


kemajuan jaman; data yang didapat dari sumber pertama
5. Masyarakat harus lebih aktif dan kritis baik dari individu atau perseorangan
di dalam menyikapi berbagai kebijakan seperti hasil dari wawancara atau hasil
dan produk hukum yang dihasilkan pengisian kuisioner yang biasa dilakukan
oleh BPD, serta di dalam proses oleh peneliti.
penyusunan kebijakan. Data Sekunder. Data sekunder
merupakan data primer yang telah diolah
METODE PENELITIAN lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian pengumpul data primer atau oleh fihak lain
Jenis Penelitian
Dilihat dari sifat penelitian, Teknik Pengumpulan Data
penelitian ini bersifat replika Tehnik pengumpulan data
pengembangan yaitu penelitian yang merupakan suatu formula untuk
memiliki beberapa kesamaan dengan memperoleh informasi data dari berbagai
penelitian sebelumnya, namun ada sumber. Menurut Arikunto (2005:134)
beberapa perbedaan yang bertujuan untuk menyatakan bahwa instrumen
mengembangkan penelitian terdahulu. mengumpulkan data adalah alat bantu yang
Perbedaan tersebut nampak dalam dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
pemilihan obyek penelitian serta periode kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
penelitian yang dipakai. Adapun obyek tersebut menjadi sistematis dan
penelitian pada penelitian ini adalah pada dipermudah olehnya. Instrumen tersebut
Badan Permusyawaratan Desa Sooko berupa pedoman wawancara, formulir
Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. observasi, dokumentasi dan lain
Akan tetapi bila dilihat dari jenisnya, sebagainya.
penelitian ini termasuk discriptif Sedangkan teknik pengumpulan data
kualitatif.Menurut Indiartono (1999) berupa dokumentasi, survey, observasi,
discpiftif kualitatif atau disebut juga literatur dan arsip yang dapat digunakan
dengan penelitian yang bersifat sebagai pelengkap data dalam penelitian
menerangkan atau menjelaskan fenomena- ini.
fenomena yang terjadi pada obyek
penelitian. Alat Analisis Data
Dalam penelitian ini alat analisis data
Lokasi Penelitian yang digunakan adalah metode analisis
Lokasi penelitian yang dilakukan diskriftif kualitatif yaitu teknik analisis
adalah pada Badan Permusyawaratan Desa dengan caramenjelaskan fenomena-
Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten fenomena yang terjadi berkaitan dengan
Mojokerto obyek penelitian.

Waktu Penelitian Definisi Operasional


Penelitian ini dilaksanakan bulan 1. Badan adalah suatu lembaga atau
Maret Juli 2014. perkumpulan orang.
2. Permusyawaratan adalah upaya
Obyek Penelitian untuk saling bertukar pikiran antara
Untuk mendapatkan data yang dapat masyarakat satu dengan masyarakat
digunakan sebagai bahan penelitian, lainnya.
pemilihan obyek penelitian ini pada Badan 3. Desa adalah merupakan hasil
Permusyawaratan Desa Sooko Kecamatan perpaduan antara kegiatan
Sooko Kabupaten Mojokerto. sekelompok manusia dengan
lingkungannya.
Metode Pengumpulan Data
Jenis dan Sumber Data
5
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

HASIL PENELITIAN Keputusan yang telah ditetapkan oleh


Pemerintah Desa dan BPD secara
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa demokrasi.
Dari hasil penelitian menunjukkan Melihat dari permasalahan kurang
gejala bahwa BPD di Desa Sooko di dalam baiknya koordinasi anatara pemerintahan
melaksanakan pemerintahan di desa desa dengan BPD tersebut pastinya akan
mempunyai fungsi yang nampak pada mempengaruhi dari kinerja
legislasi Peraturan Desa. Dengan adanya penyelenggaraan pemerintahan keduanya.
BPD, Pemerintah Desa dalam menetapkan Tetapi demikian, dengan adanya tata teitib
segala bentuk Peraturan Desa Sooko selalu yang dihasilkan BPD, fungsi dan
meminta persetujuan dari BPD baik dari wewenang BPD dalam penyelenggaraan
Ketua BPD rnaupun dan anggota BPD, Pemerintahan Desa Sooko lebih terarah,
baik ini masalah tata tertib Desa Sooko, sebab apa yang menjadi keputusannya
Anggaran Pendapatan Belanja Desa, adalah ketentuan yang telah ditetapkan dan
maupun masalah-masalah yang berkaitan merupakan pedoman yang harus ditaati
dengan Pemerintahan Desa Sooko. serta dipenuhi, sehingga BPD dan
Tata tertib BPD yang telah Pemerintahan Desa harus melaksanakan
ditetapkan merupakan keputusan yang tugas sesuai dengan tanggung jawabnya.
harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh Dengan demikian sudah tentu BPD akan
anggota BPD, baik Ketua BPD, Wakil lebih berwibawa dan dihormati, sehingga
Ketua BPD dan anggota BPD itu sendiri. demokrasi di Desa Sooko dapat berjalan
Adanya keharusan kerjasama antara BPD dengan baik dan fungsi BPD di Desa
dengan pemerintah desa menimbulkan Sooko yang telah terlaksana dapat
hubungan yang harmonis, yakni saling dirasakan oleh masyarakat.
menghormati. menghargai pendapat satu Ada pun wewenang BPD
sama lain dalam rangka memajukan desa. sebagaimana telah dijelaskan
Keputusan yang ada sekarang ini harus dalamPeraturan Daerah Kabupaten
terbuka untuk umum dalam arti diketahui Mojokerto Nomor 12 tahun 2006 pasal 8
oleh masyarakat Desa Sooko. diantaranya sebagai berikut:
Pemerintahan Desa Sooko, setelah a. Membahas rancangan peraturan desa
adanya BPD, masyarakat Desa Sooko bersama kepala desa. Pelaksanaan
diharapkan mengetahui apa yang menjadi legislasi oleh BPD didalam pembentukan
Keputusan pemerintahan Desa Sooko. peraturan perundang-undangan melalui
Setelah adanya BPD juga diharapkan dapat tahap persiapan. Pembuatanrancangan dan
menunjukkan dan meningkatkan pembahasan serta pengesahan yang
pembangunan Desa Sooko. Jadi dilakukan bersama-sama dengankepala
masyarakat Desa Sooko akan lebih desa.
semangat dalam melaksanakan demokrasi Selain tahapan-tahapan persiapan,
yang berdasarkan Pancasila. Tetapi pembuatan, rancangan, pembahasandan
sebaliknya jika anggota BPD sendiri tidak pengesahan terdapat juga 3 (tiga)
mau melaksanakan atau menjalankan apa tahapan didalam proses
yang menjadi keputusannya. Maka sudah pembuatanperaturan desa yakni tahap
tentu BPD di Desa Sooko tidak dapat inisiasi, tahap sosio politis dan tahap
diharapkan atau diperlukan lagi oleh yuridiskemudian disimpulkan bahwa
masyarakat Desa Sooko.BPD mendukuug setelah Pemerintah Desa menerima
terhadap Pemerintahan Desa yang ada kembali rancangan Peraturan Desa
sekarang ini, sebab BPD itu sendiri yang dibahas oleh BPD maka langkah
merupakan mitra kerja Pemerintah Desa. selanjutnya Kepala Desa akan
Maka sudah tentu dengan adanya menetapkan Rancangan Peraturan Desa
koordinasi yang baik Pemerintahan Desa tersebut menjadi Peraturan Desa. Agar
Sooko dapat melaksanakan apa yang warga tahu kalau ada peraturan yang
menjadi keputusan mereka, yaitu mengikat di Desa Sooko ini.
6
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

diadakansosialisasi Peranuan Desa dengan mengawasi segala tindakan yang


melalui rapat-rapat RT atau pada saat dilakukan oleh pelaksanaPeraturan
pertemuan, warga mengundang salah Desa.Dari berbagai bentuk
satu anggota BPD yang ada di penyelewangan hak maupun kewajiban
wilayahnya atau Kepala Bidang untuk dari pelaksanaan pemerintahan di Desa
memberikan penjelasan tentang Sooko itu sendiri. BPD tidak tinggal diam
Peraturan Desa tersebut. melihat kondisi yang terjadi di Desa
Fungsi legislasi BPD belum dapat Sooko ini. BPD pun mempunyai tindakan
berjalan secara maksimal, hal ini terhadap penyelewengan atau pelanggaran
ditunjukkan dengan kurang yang terjadi di desa.
komprehensipnya BPD Sooko dalam c. Mengusulkan pengangkatan dan
membingkai peraturan -peraturan desa pemberhentian kepala desa. Fungsi dari
yang masih bersifat konvensional atau BPD selain untuk menampung dan
kebiasaan kedalam bentuk peraturan menyalurkan aspirasi masyarakat juga
tidak tertulis. Aturan yang hidup dalam memiliki kewenangan untuk mengusulkan
masyarakat Desa Sooko diantaranya pengangkatan dan pemberhentian kepala
adalah. aturan tentang hibah untuk desa. Pengangkatan kepala desa itu sendiri
jalan umum serta aturan tentang komisi ditetapkan dengan keputusan Walikota
jual beli tanah. yang diajukan oleh Camat atas usulan
b. Pelaksanaan pengawasan terhadap BPD.
pelaksanaan peraturan desa dan peraturan BPD rnemberitahukan kepada kepala desa
kepala desa.Jenis pertanggungjawaban mengenai akan berakirnya masa jabatan
kepala desa kepada BPD adalah kepala desa secara tertulis 6 (enam) bulan
memberikan keterangan laporan sebelum berakhir masa jabatannya. 4
pertangungjawaban dan kepada rakyat (empat) bulan sebelum berakhirnya masa
menyampaikan infornasi pokok-pokok jabatan kepala desa, BPD
pertanggungjawaban. Kepala desa rnemberitahukan secara tertulis rencana
mempunyai kewajiban untuk memberikan pelaksanaan pemilihan kepala desa kepada
lapoian penyelenggaraan pemerintahan Walikota dan Camat. 3 (tiga) bulan
desa kepada Walikota melalui Camat, sebelumberakhirnya masa jabatan Kepala
menyampaikan laporan keterangan desa, BPD telah membentuk panitia
pertanggungjawaban kepada BPD, pemilihan kepala desa untuk memproses
menginformasikan laporan persiapan pemilihan kepala desa. Panitia
penyelenggaraan pemerintahan desa peniilihan dan pimpinan BPD wajib
kepada masyarakat dan menyampaikan melaksanakan sosialisasi mengenai
laporan akhir masa jabatan kepala desa. rencana pelaksanaan pemilihan kepala
BPD mempunyai fungsi membuat dan desa. Calon kepala desa terpilih
menetapkan Peraturan Desa beisama-sama ditetapkan dengan keputusan BPD
dengan pemerintah desa, selain itu BPD berdasarkan laporan berita acara
juga berfungsi mengawasi jalannya pemilihan dari panitia pemilihan. Calon
pemerintah desa. Fungsi dalam bidang kepala desa terpilih disampaikan oleh
pengawasan ini meliputi pengawasan BPD kepada Walikota melalui Camat
terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, untuk disahkan menjadi kepala desa
pengawasan terhadap Anggaran terpilih.
Pendapatan dan Belanja Desa (APBD). Selain berperan serta dalam usulan
dan pengawasan terhadap keputusan pengangkatan kepala desa BPD juga
Kepala Desa. Dalam pelaksanaan fungsi memiliki wewenang untuk memberikan
pengawasan ini, BPD berhak rneminta Usulan pemberhentian kepala desa baik
pertanggungjawaban Kepala Desa serta karena kepala desa meninggal dunia,
meminta keterangan kepada pemerintah permintaan sendiri atau diberhentikan
desa.Badan Permusyawaratan Desa (BPD) karena alasan tertentu. Usulan tersebut
dalam menjalankan fungsinyayaitu disampaikan oleh pinipinan BPD kepada
7
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

Walikota melalui Camat berdasarkan keluhan yang kemudian ditindaklanjuti


keputusan musyawarah BPD yang yaitu dengan cara tertulis dansecara
dihadiri 2/3 (dua per tiga) dari jumlah lisan. Cara tertulis misalnya dengan
anggota BPD. Pengesahan pemberhentian membuka kotak kritik dansaran baik itu
kepala desa ditetapkan dengan keputusan untuk pemerintah desa. BPD itu sendiri
Walikota paling lama 30 (tiga puluh) hari ataupun aparat yangdi atasnya.
sejak usulan diterima. Dandengan cara lisan yaitu masyarakat
d. Membentuk Panitia Pemilihan Kepala menyampaikan aspirasinya langsung
desa. Di dalam pelaksanaan pemilihan kepada BPD pada saat ada pertemuan
kepala desa BPD membentuk desa atau rembug desa dan ketika ada
panitiapemilihan yang keanggotaannya rapat BPD. Kemudian BPD
terdiri dari unsur perangkat desa,pengurus menyampaikan dan membahasnya
lembaga kemasyaiakatan dan tokoh bersama pemerintah desa pada
masyarkat. pertemuan rutin setiap 3 (tiga) bulan
e. Susunan panitia penulihan ditetapkan sekali. Apabila masalahnya mendesak,
dengan keputusan BPD dan diberitahukan maka BPD langsung koordinasi dengan
secara tertulis kepada Walikota dan pemerintah desa untuk membicarakan
Camat. Rapat BPD dalam rangka masalah tersebut.
pembentukan panitia pemilihan dihadiri Dari penjelasan di atas. kinerja BPD
oleh Camat selaku ketua timpembina. Sooko di dalam melaksanaanfungsi
Pada tingkat kecamatan pun dibentuk tim sebagai penyalur aspirasi masyarakat
pembina kecamatan dan di tingkat sudah cukup baik, karenaBPD sudah
kabupaten dibentuk tim monitoring dan bisa dikatakan sebagai wadah aspirasi
evaluasi kota. masyarakat desa denganmemanfaatkan
f. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya kotak saran dan pertemuan rutin
panitia pemilihan bertanggung jawab didalam membahasmasalah yang ada.
kepada BPD selambat-lambatnya 1 (satu) sekarang tinggal bagaimana
minggu setelah selesainya pelaksanaan pelaksanaan dari aspirasiyang
pemilihan kepala desa. ketua panitia dimusyawarahkan tersebut dapat
pemilihan menyampaikan laporan hasil berjalan baik atau tidak.
pelaksanaan tugasnya termasuk h. Menyusun tata tertib BPD. Badan
pertanggung jawaban penggunaan biaya permusyawaratan desa sebagai lembaga
kepada BPD dan wajib melaksanakan yang merupakan perwujudan demokrasi
sosialisasi mengenai rancangan dalam penyelenggaraan pemerintahan
pelaksanaan pemilihan kepala desa. desa berkedudukan sebagai unsur
Didalam pemilihan kepala desa, pemilih penyelenggaraan desa. Peraturan tata
dan calon yang berhak dipilih wajib hadir tertib BPD ditentukan oleh rapat anggota
untuk melaksanakan hak pilihnya dan BPD dan ditetapkan dalam keputusan
tidak boleh mewakilkan kepada siapapun BPD dengan berpedoman pada peraturan
dan dengan alasan apapun. walikota, keputusan BPD diberitahukan
g. Menggali, menampung, menghimpun, secara tertulis kepada Walikota melalui
merumuskan dan menyalurkan aspirasi camat.
masyarakat. Badan Permusyawaratan Dengan ditetapkannya Peratuian
Desa (BPD) sebagai wakil rakyat di desa Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang
adalah sebagai tempat bagi masyarakat Desa maka Peraturan Daerah yang
desa untuk menyampaikanaspirasinya dan mengatur tentang pedoman pembentukan
untuk menampung segala keluhan- Badan Permusyawaratan Desa disesuaikan
keluhannya dankemudian menindaklanjuti pula dengan Peraturan Pemerintah
aspirasi tersebut untuk disampaikan tersebut.
kepadainstansi atau lembaga yang terkait. Badan Permusyawaratan Desa
Banyak cara yang dilakukan BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa
untuk menampung segala keluhan- bersama Kepala Desa, menampung dan
8
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

meyalurkan aspirasi masyarakat. anggota BPD dan masyarakat.


Dengan demikian diharapkan dapat Diskusirutin atau pertemuan antara
meningkatkan BPD dan Kepala Desa dengan RT,
penyelenggaraanPemerintahan Desa RW, dantokoh masyarakat
yang demokratis yangmencerminkan dilaksanakan dua minggu sekali.
kedaulatanrakyat. Rapat koordinasi inidilakukan agar
Dengan adanya perangkat hukum BPD dan Kepala Desa dapat
tersebut telah membuka peluang bagi bertukar pikiran dalammemecahkan
terwujudnya demokratisasi sampai masalah-masalah pemerintahan
pada tingkat pedesaan melalui desa.
perubahan pemerintahan desa dengan 2. Kendala masih minimnya fasihtas
menghadirkan Badan Permusyawratan yang kurang memadai.Dalam
Desa (BPD) sebagai institusi mengatasi kendala kurangnya
perwakilan rakyat di tingkat Desa yang fasilitas yang kurang memadai pada
mempunyai kedudukan sejajar dan BPD maka dilakukan kegiatan yang
menjadi paniitia PemerintahDesa. mengarah kepada efisiensi dengan
Dari hasil pembahasan tersebut dapat menghimpun dan menghemat
diambil kesimpulan bahwa fungsi sumber daya untuk dialokasikan
legislasi BPD Desa Sooko belum dapat pada bidang-bidang lain yang
berjalan dengan optimal, hal ini berhubungan dengan legislasi
ditunjukkan dengan kurang BPD.Diharapkan dengan cara
komprehensipnya BPD Sooko di dalam seperti ini dana sarana dan prasarana
membingkai peraturan-peraturan desa dapat lebih memadai sehingga dapat
yang masih bersifat kebiasaan pada digunakan sebagai pembangunan
masyarakat kedalam bentuk peraturan atau renovasi gedung BPD yang
tidak tertulis. Aturan yang hidup dalam diharapkan dapat mampu
masyarakat Desa Sooko antara lain meningkatkan kinerja dari anggota
aturan tentang hibah jalan umum yang BPD.Jika langkah ini dapat berjalan
belum berbentuk peraturan desa. secara efektif, pada gilirannya BPD
Oleh karena itu, Badan akan mendapatkan peningkatan
Permusyawaratan Desa merupakan sumber daya sehingga kinerja dalam
salah satu unsur penting dalam pelaksanaan fungsi legislasi menjadi
penyelenggaraan pemerintahau desa. meningkat. Dengan peningkatan ini
mengingat tugas, kedudukan, fungsinya masyarakat pun akan meningkatkan
BPD memiliki peran penting dalam kepercayaannya kepada BPD.
menciptakan pemerintahan desa yang 3. Kendala Dana operasional yang
bersik. efektif. terarah sesuai dengan tidak mencukupi. Permasalahan
tujuan kesejahteraan masyarakat desa. kesejahteraan anggota BPD jelas
belum dapat dipenuhi dari
Langkah-langkah yang dilakukan Pemerintahan Desa sebagaimana
oleh BPD untuk mengatasi kendala- anggota BPD. Sedangkanperangkat
kendala Pelaksanaan fungsi Legislasi desa selain Kepala Desa sebagian
oleh BPD besar belum mencukupikebutuhan
1. Kendala masih rendahnya sumber hidupnya. langkah yang sama dalam
daya manusia. Kendala masih mengatasi kendala fasilitasyang
rendahnya sumber daya manusia kurang memadai yakni ditempuh
dari anggota BPDbelum ada dengan perampingan PerangkatDesa
pemecahan yang memadai namun yaitu dengan mengurangi jumlah
demikian langkah-langkahuntuk perangkat desa khususnya
meningkatkan pengetahuan telah yangmemiliki purna tugas.Langkah
dilakukan melalui pertemuan- perampingan dapat dipandang
pertemuan antara perangkat desa, sebagai yang efisien tentunya akan
9
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

dapat menghimpun dan menghemat dari tahun ke tahun. yaitu Peraturan Desa
sumber dana untuk dialokasikan tentang .Anggaran Pendapatan Belanja
pada bidang-bidang lain diantaranya Desa (APBDes). Dengan adanya
bidang legislasi oleh BPD. Jika pembahasan RAPBDes oleh BPD yang
langkah ini dapat be:jalan secara disusun oleh Kepala Desa diikuti
efektif. pada gilirannya BPD akan masyarakat, berarti prcduk hukum yang
mendapatkan peningkatan sumber berupa kebijakan anggaran belanja desa
daya sehingga kinerja dalam bersifat responsif Kebijakan Pemerintah
pelaksanaan fungsi legislasi menjadi Desa yang bersifat responsif, yakni
meningkat. Dengan peningkatan ini kebijakan yang mendapat tanggapan dan
masyarakat pun akan meningkatkan masukan yang baik dari Pemerintah Desa,
kepercayaannya kepada BPD. BPD dan masyarakat desa yang dapat
4. Mengatasi kurangnya bimbingan memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga
teknis dari Pemerintah kesejahteraan masyarakat dapat terjamin
Daerahkhususnya dalam bidang yaitu terpenuhinya atau tercukupinya
legislasi. Kendala belum adanya kebutuhan masyarakat. Peraturan Desa
pembinaan secara intensif dari tentang APBDes yang telah disusun dan
pejabatPemerintah Daerah dalam ditetapkan oleh BPD bersama Kepala Desa
penyusunan Peraturan Desa selama diharapkan dapat dilaksanakan dengan
ini belumada langkah-langkah untuk penuh tanggung jawab dalam
mengatasinya. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Meskipun dihadapkan dengan Selanjutnya peraturan desa insidental
berbagai kendala BPD berusaha merupakan Peraturan Desa yang dibuat
untuk mengatasi berbagai kendala sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada
tersebut dengan langkah-langkah saat itu, misalnya Peraturan Desa tentang
yang ditempuh sesuai dengan Lelang Tanah Bengkok Perangkat Desa
kemampuan desa. Hal ini akan yang Kosong, Peraturan Desa tentang Tata
menjadi lebih baik apabila ada Cara Pencalonan, Pemilihan. Pengangkatan
koordinasi antara perangkat desa dan Pemberhentian Kepala Desa. Peraturan
dengan BPD. Dengan adanya Desa merupakan produk pelaksanaan
fasilitator yangmelakukan legislasi oleh BPD Desa Sooko telah sesuai
pendidikan dan pelatihan dalam dengan hierarki Perundang-undangan dan
penyusunan Peraturan Desa. dalam pembuataunya juga melaui tahapan-
sehingga BPD bersama dengan tahapan yang sesuai dengan aturan yang
Peraugkat Desa dapat sejalan dalam sudah ditetapkan. Tahapan persiapan untuk
menyelenggarakan Pemerintahan Peraturan Desa dipersiapkan oleh BPD
Desa. Kondisi ini dapat mendukung beserta rancangan-rancangannya dan
terwujudnya Pemerintahan Desa selanjutnya dibahas untuk ditetapkan
dalam mendapatkan pengakuan bersama-sama dengan Kepala Desa.
yang baik dihadapan masyarakat BPD dan pemerintah desa dalam hal
dimana keberadaan BPD benar- ini memang sudah melaksanakan
benar sebagai mitra Pemerintah perencanaan pembuatan peraturan yang
Desa dengan penyelenggaraan sesuai dengan peraturan UU nomor 10
fungsi legislasinya secara efektif. tahun 2004 akan tetapi didalam membuat
suatu peraturan atau undang-undang
PEMBAHASAN tidaklah mudah bahkan bagi suatu Negara
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang relatif masih muda maupun Negara
Didalam peraturan Desa Sooko yang sudah tua sekalipun, bahkan
terdapat 2 (dua) jenis peraturan desa yaitu dibutuhkan juga kemampuan pengetahuan
peraturan desa rutin dan peraturan desa yang memadai dan didukung oleh
insidental. Peraturan Desa rutin merupakan kecerdasan, kecermatan dan keterampilan.
Peraturan Desa yang dibuat secara rutin
10
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

Ini bertolak belakang sekali dengan Kendala-kendala yang dihadapai dalam


penelitian yang terjadi dilapangan. Padahal pelaksanaan fungsi legislasi BPD serta
data hasil penehtian menunjukkan bahwa langkah-langkah dalam mengatasi
pendidikan dan pelatihan bagi anggota kendala tersebut
BPD dalam penyusunan Peraturan Desa Dalam pelaksanaan fungsi BPD
belum pernah diberikan sementaia sumber secara intern dan ekstern terdapat beberapa
daya manusia anggota BPD belum ada kendala. Kendala-kendala tersebut antara
yang memiliki kompetensi di bidang lain:
hukum secara memadai. Namun demikian 1. Kendala Intern - Kendala dalam
Peraturan Desa dalam negara hukum tetap pelaksanaan fungsi BPD di Desa Sooko
berjalan apa adanya. secara intern adalah SDM (sumber
Pelaksanaan legislasi dalam arti Daya Manusia) yang kiirang mumpuni
pembentukan Peraturan Perundang- di bidang hukum dari anggota BPD.
undangan yang dapat mewadahi semua Salah satu contoh dampak dari
asas-asas baik pembentukan maupun rendahya SDM anggota BPD Desa
materi yang dimuatya memang bukan hal Sooko dalam melaksanakan fungsinya
yang mudah. Faktor sumber daya manusia adalah dari sisi legislasi. BPD Desa
sangat menentukan kualitas Peraturan Sooko belum dapat membingkai semua
Perundang-undangan yang dibentuk. aturan yang sudah menjadi kebiasaan
Walaupun demikian didalam suatu di Desa Sooko dalam suatu wadah
kelompok masyarakat khususnya di desa yang berbentuk Peraturan Desa tertulis
harus ada suatu aturan didalam kehidupan dikarenakan kurangnya koordinasi
bemiasyarakat dan penyelenggaraan yang baik antara BPD dengan aparatur
kepemerintahan tanpa berlandaskan kukum desa bahkan dengan masyarakat
yang mengikat dalam hal ini peraturan ditambah rendahnya pemahaman para
desa dengan alas an belum adanya sumber anggota BPD khususnya didalam
daya manusia yang memadai. pelaksanaan legislasinya. Hal ini
Berdasarkan pembahasan tersebut menjadi permasalahan karena syarat
pelaksanaan fungsi legislasi oleh BPD sebuah peraturan atau undang-undang
Desa Sooko memang telah terlaksana dan adalah berbentuk tertulis dan dibuat
sesuai dengan Peraturan Perundang- melalui tahapan prosedual.
undangan dan tahapan-tahapan yang benar. 2. Kendala Ekstem - Kendala yang
Namun fungsi legislasi BPD belum dapat dihadapi BPD Desa Sooko secara
berjalan secara maksimal, hal ini ekstern atau kendala dari luar yang
ditunjukkan dengan kurang menyebabkan terhambatnya
komprehensipnya BPD Sooko dalam pelaksanaan fungsi BPD adalah:
membingkai peraturan-peraturan desa yang a. Fasilitas yang kurang memadai.
masih bersifat konvensional atau kebiasaan b. Sarana dan prasarana BPD Desa Sooko
kedalam bentuk peraturan tertulis. yang belum terpenuhi seperti fasilitas
BPD didalam melaksanakan fungsi ruang kerja ter sendiri untuk BPD
legislasinya tidak terlepas dari dukungan Gedung BPD nampak tidak dirawat dan
sumber daya manusia, sumber daya sarana tidak dimanfaatkan dengan baik, hal ini
dan prasarana. sumber daya keuangan serta mengkondisikan adanya kendala alokasi
fasilitas dari pemerintahan yang lebih dana yang tidak mencukupi untuk
tinggi dalam hal ini adalah Pemerintah pemeliharaan sarana prasarana dan
Daerah. dengan demikian apabila kondisi untuk memfasilitasi BPD dalam
sumber daya teisebut kurang memadai, melakukan kegiatan.
dapat dipastikan akan terjadi hambatan- c. Dana operasional tidak mencukupi.
hambatan yang dalam hal ini disebut Dana operasional yang diteiima BPD
sebagai kendala Desa Sooko tidak mencukupi,
sementara mereka dituntut aktif
memperjuangkan kepentingan
11
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

masyarakat dan menjalankan berbagai lnforrnasi. pengalaman, dalam rangka


tugas dan wewenang dalam hubungan terwujudnya pemecahan masalah-
tata kerja dengan pemerintah desa. masalah pemerintahan,
Akibatnya produktifitas, dan kreatifitas pembangunandan kemasyarakatan
anggota BPD menjadi tidak maksimal yang merujuk kepada satu
karena mereka tentu lebih pemerintahan bersama yang benar.
mengutamakan kepentingan ekonomi d. Adanya dukungan dari BPD terhadap
keluarga (bekerja) daripada memikirkan Pemerintahan yang ada sekarang ini
tugas-tugas BPD yang merupakan sehingga BPD dapat melaksanakan
kegiatan sosial kemasyarakatan. fungsi legislasinya dalam penyusunan
d. Kurangnya bimbingan teknis dari dan penetapan Peraturan Desa
Pemerintah Daerah khususnya dalam meskipun dengan fasilitas seadanya.
bidang legislasi. Pembinaan pendidikan e. Masyarakat lebih terbuka dalam
dan latihan dari Penierintah Daerah melaksanakan kegiatan yang ada
kepada anggota BPD masih sangat hubungannya dengan pelaksanaan
kurang bahkan belum pernah dilakukan. fungsi legislasi BPD. Masyarakat
Hal ini ditunjukkan dengan data hasil mendukung segala kegiatan BPD
penelitian yakni begitu anggota BPD dalam pelaksanaan fungsi legislasi
dilantik terus ditinggalkan begitu saja. BPD. Dalam pembahasan dan
Tidakada pembinaan sebagai tindak penetapan Peraturan Desa. masyarakat
lanjut tugas dan kewenangan yang barus ikut terlibat.
dilakukan BPD dalam pembuatan
Peraturan Desa. Faktor Penghambat
e. Dalam melaksanakan fungsi legislasi a. Rendahnya kemampuan aparat BPD
BPD Desa Sooko ini terdapat beberapa merupakan salah satu faktor
faktor pendukung dan faktor penghambat bagi proses penilaian
penghambat sebagai berikut: terhadap bidang tugas. Sumber daya
manusia yang masih rendah yaitu
Faktor Pendukung kurangnya jumlah anggota BPD Desa
a. Lembaga BPD di Desa Sooko sudah Sooko yang berpengalaman sebagai
mempunyai fungsi yang nampak pada legislasi desa serta kurangnya anggota
Pemerintahan Desa Sooko yaitu BPD yang berpendidikan tinggi
dengan adanya Pemerintah Desa sangat berkaitan sekali terhadap
menetapkan segala bentuk Peraturan pelaksanaan fungsi dan wewenang
Desa selalu meminta persetujuan dari BPD dalam penyelenggaraan
BPD. baik dari Ketua BPD ataupun pemerintahan.
dari anggota BPD. baik itu mengenai b. Kurangnya bimbingan teknis dari
masalah tata tertib Desa Sooko . Pemerintah Daerah khususnya di
APBDes ataupun masalah-masalah bidang legislasi. Serta dana
yang berkaitan dengan masyarakat dan kesejahteraananggota BPD yang
Pemerintahan Desa Sooko. sangat tidak mendukung untuk
b. Terpenuhinya formasi aparat BPD di melaksanakan kegiatan fungsi
pemerintahan Desa, keberadaan dan legislasinya secara maksimal
terpenuhinya formasi aparat yang Terbatasnya dana menyebabkan
cukup dengan rasio jumlah penduduk terbatasnya ruang gerak kegiatan
merupakan modal yang cukup pembinaan. Rentang tugas yang
signifikan terhadap kinerja dalam begitu luas, membutuhkan dana yang
penyelenggaraan pemerintahan desa proporsional sehingga masalah
secara aspiratif dan demokrasi. pembinaan dapat dielininasi.
c. Adanya forum komunikasi BPD. forum c. Kurangnya koordinasi antara aparatur
komunikasi ini sebagai wadah bagi desa dan masyarakat, Adanya kesalah
para anggota BPD untuk saling tukar pahaman dan kekurang pahaman
12
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

masyarakat Desa Sooko tentang tugas memahami suatu ketentuan Peraturan


dan fungsi legislasi BPD Perundang-undangan dengan baik,
mengakibatkan kurangnya kerjasama tepat dan benar, seringkah BPD
yang baik antara BPD dengan warga mengalami kesulitan-kesulitan
Desa Sooko. Kurangnya pengetahuan pemahaman.
tentang hukum, rendahnya 2. Kurangnya koordinasi yang baik anatra
pengetahuan dan pendidikan pemerintah desa dengan BPD
masyarakat Desa Sooko sehingga khusunya dengan masyarakat karena
frekuensi penyelesaian masalah dapat mempengaruhi kelangsungan
makin jarang dilakukan. Hal ini akan hidup organisasi. Organisasi tidak
berpengaruh kepada tingkat hidup sendiri tetapi juga harus
pemahaman kinerja yang dilakukan. diperhitungkan lingkungannya
d. Rendahnya kesadaran masyarkat termasuk mitra kerja dalam hal
terhadap keberadaan BPD, inipemerintah desa dan masyarakat.
keberadaan BPD dimata masyarakat Oleh sebeb itu dalam program kegiatan
masih belum didukung sepenuhnya. yang terkoordinasi kadang-kadang
Hal ini akan berpengaruh terhadap mengikutsertakan unit-unit kerja lain.
kinerja BPD itu sendiri. Maka harus jelaslah siapa mengerjakau
e. Rendahnya partisipasi masyaiakat apa, kapan dikerjakan, kapan berakhir
didalam pembangunan sehingga pekerjaan itu apa hasilnya dan kepada
banyak kebijakan desa yang sudah siapa mempertangguugj awabkan
dibuat tetapi belum terlaksana secara pekerjaannya.
baik. Padahal 3. Minimnya fasilitas yang kuiang
partisipasimasyarakatmerupakan memadai telah ditempuh dengan
modal utama suksesnya perampingan Perangkat Desa. Langkah
pelaksanaanpembangunan. perampingan dapat dipandang sebagai
Berdasarkan kendala-kendala di alas telah langkah yang mengarah pada efisiensi.
ditempuh langkah-langkah sebagaimana Akibat dari efisiensi tentunya akan
paparan data hasil penelitian diatas. Guna dapat menghimpun dan menghemat
pembahasan lebih lanjut langkah-langkah sumber daya untuk dialokasikan pada
dalam mengatasi kendala seperti bidang-bidang lain diantaranya bidang
dipaparkan diatas dapat disajikan ulang legislasi oleh BPD. Demikian juga
sebagai berikut: halnya dengan dana operasional yang
1. Rendahnya sumber daya manusia dari tidak mencukupi ditempuh dengan
anggota BPD belum ada pemecahan langkah yang sama dalam mengatasi
yang memadai. Namun demikian kendala fasilitas yang kurang memadai
langkah-langkah untuk meningkatkan yakni ditempuh dengan perampingan
pengetahuan telah dilakukan melalui Perangkat Desa.
pertemuan-pertemuan antara peiangkat 4. Belum efektifnya dan belum
desa, anggota BPD dan masyarakat, intensifnya pembinaan, pendidikan dan
selain itu juga dilakukan dengan cara pelatihan para anggota BPD dalam
para anggota BPD dan Kepala Desa menyusun Peraturan Desa yang
serta perangkatnya diberikan dasar seharusnya dilakukan oleh pejabat
pengetahuan dan pelatihan dasar Pemerintah Daerah, BPD rnenempuh
melalui tutor ataupun pejabat langkah selalu mengadakan
kecamatan yang diundang langsung musyawarah dalam memecahkan
oleh Kepala Desa. Dalam penyusunan berbagai permasalahan dalam
produk hukum dalam hal ini Peraturan pembentukan Peraturan Desa. Melalui
Desa sudah barang tentu terdapat musyawarah ternyata permasalahan
norma-norma atau ketentuan yang dapat terselesaikan dan dapat diterima
harus dijadikan sebagai pedoman, penyelesaian oleh semua pihak
namun demikian untuk dapat sehingga semuanya menjadi beres. Hal
13
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

ini juga mengandung makna seperti pembentukan peraturan desa lebih


hasil pembinaan, karena hasil banyak berasal dari kepala desa
pembinaan dalam penyusunan dibandingkan dengan BPD. Seharusnya
Peraturan Desa tujuan akhimya adalah fungsi BPD dapat lebih aktif
untukmewujudkau kondisi kehidupan menyuarakan aspirasi masyarakat
warga desa yang lebih teratur, tertib, karena BPD merupakan wakil dari
aman dan damai. masyarakat desa agar kebijakan yang
Berdasarkan penjelasan tersebut, dibuat nanti dapat arif dan bijaksana
dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah sesuai dengan keinginan dari semua
yang dilakukan BPD dalam hal fungsi dan pihak khususnya dari masyarakat
wewenangnya sebagai penyelenggaraan sehingga tidak terjadi keresahan yang
pemerintahan desa sudah cukup baik. nantinya dapat mengganggu kestabilan
Ukuran kebaikannya berdasakan pada pemerintahan desa.
kondisi kemampuan lembaga BPD dari 2. Setelah diperoleh suatu kebijakan atau
segala kekurangan dan keterbatasannya. peraturan desa. Maka diadakan
Kemudian guna kelancaran fungsi legislasi sosialisasi yang bertujuan untuk
BPD diperlukan adanya tenaga yang rnemberikan informasi bahwa ada
memfasilitasi atau sebagai fasilitator di peraturan yang mengikat di Desa
bidang pelaksanaan fungsi legislasi BPD Sooko. Sosialisasi dilakukan dengan
Fasilitator ini akan membantu baik cara mengadakan rapat-rapat antar RT
Pemerintah Desa maupun BPD dalam dan pada saat pertemuan, warga
menjalankan tugas masing-masing mengundang salah satu anggota BPD
khususnya pelaksanaan fungsi legislasi. yang ada di wilayahnya untuk
Langkah-langkah yang ditempuh memberikan penjelasan tentang
oleh BPD dan Pemerintah Desa dalam peraturan daerah tersebut.
mengatasi kendala pelaksanaan fungsi 3. Di dalam melaksanakan peran dan
legislasi selama ini meskipun sudah baik fungsi legislasinya BPD belum dapat
tetapi belum menyentuh perlunya menjalankan secara maksimal, hal ini
fasilitator. Bagaimanapun juga persoalan ditunjukkan dengan peraturan-
Peraturan Desa adalah persoalan hukum peraturan desa yang masih bersifat
dan persoalan hukum ini mau tidak mau kebiasaan atau kebudayaan di desa
membutuhkan teknisi yang terampil, yang belum dibentuk ke dalam
berkemampuan, memadai dan memiliki peraturan tertulis. Aturan yang hidup di
motivasi kerja yang tinggi. dalam rnasyarakat Desa Sooko antara
lain tentang jalan, aturan tentang
PENUTUP kondisi jual beli tanah, bahkan sampai
Kesimpulan aturan tentang hiburan yang
Berdasarkan hasil penelitian dan diselenggarakan di desa semuanya
pembahasan hasil tentang optimalisasi belum terbentuk secara tertulis tetapi
peningkatan peran dan fungsi Badan masih bersifat konvensional.
Permusyawaratan Desa Dalam 4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam
menjalankan roda pemerintahan Desa pelaksanaan peran dan fungsi BPD
Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten didalam pelaksanaan pemerintahan
Mojokerto, maka dapat diambil desa di Desa Sooko Kecamatan Sooko
kesimpulan sebagai berikut: Kabupaten Mojokerto.
1. Pelaksanaan optimalisasi peran dan Kendala-kendala yang dihadapai
fungsi BPD di Desa Sooko Kecamatan oleh BPD di dalam melaksanakan peran
Sooko Kabupaten Mojokerto dalam dan fungsi legislasinya adalah:
penyelenggaraan peran dan fungsinya 1. Kendala Intern. Kendala pelaksanaan
BPD kurang aktif didalam menyerap fungsi legislasi BPD secara intent
dan menampung aspirasi masyarakat, adalah rendahnya sumber daya
ini dikarenakan gagasan di dalam manusia. Rendahnya sumber daya
14
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

manusia khususnya di bidang desa, anggota BPD dan masyarakat,


pemahaman hukum dari anggota BPD selain itu juga dilakukan dengan cara
dikarenakan banyak dari mereka yang para anggota BPD dan Kepala Desa
hanya lulusan SMA, bahkan ada yang serta perangkatnya diberikan dasar
lulusan SMP. Dari 7 anggota BPD pengetahuan yang diberikan melalui
Desa Sooko hanya 2 (dua) orang yang tutor ataupun pejabat kecamatan yang
memiliki pendidikan S 1 yaitu ketua diundang langsung oleh Kepala Desa.
Kuncoro sebagai ketua BPD dan 2. Kendala Ekstem. Minimnya fasilitas
Tohnidin sebagai sekretaris BPD, yang kurang memadai telah ditempuh
sisanya 3 (tiga) orang berpendidikan dengan perampingan Perangkat Desa.
SMA dan 2 (dua) orang berpendidikan Langkah perampingan dapat dipandang
SMP sebagai anggota BPD. Praktis sebagai langkah yang mengarah pada
kemampuan pelaksanaan fungsi efisiensi. Akibat dari efisiensi tentunya
legislasi tersebut tidak dapat berjalan akan dapat menghimpun dan
dengan efektif. menghemat sumber daya untuk
2. Kendala Ekstern. Kendala yang dialokasikan pada bidang-bidang lain
dihadapi BPD Desa Sooko Kecamatan diantaranya bidang legislasi oleh BPD.
Sooko Kabupaten Mojokerto secara Sama halnya dengan dana operasional
ektertn atau kendala dari luar yang yang tidak mencukupi ditempuh
menyebabkan terhambatnya dengan langkah yang sama dalam
pelaksanaan fungsi legislasi oleh BPD mengatasi kendala fasilitas yang
meliputi: kurang memadai yakni ditempuh
a) Fasilitas yang kurang memadai seperti dengan perampingan Perangkat Desa.
belum terpenuhinya sarana dan 3. Belum intensifnya pembinaan,
prasarana ruang kerja tersendiri untuk pendidikan dan pelatihan para anggota
BPD. BPD dalam menyusun Peraturan Desa
b) Dana operasional tidak mencukupi yang seharusnya dilakukan oleh
sementara BPD dituntut aktif pejabat Pemerintah Daerah. BPD
memperjuangkan kepentingan menempuh langkah selalu mengadakan
masyarakat dan menjalankan berbagai musyawarah dalam memecahkan
peran dan fungsinya dalam hubungan berbagai perrnasalahan dalam
tata kerja dengan pemerintah desa. pembentukan Peraturan Desa.
c) Kurangnya bimbingan teknis dari 4. Di dalam suatu kegiatan sangat
Pemerintah Daerah khususnya dalam dibutuhkan sekali koordinasi yang baik
bidang legislasi. dari segala lini. Lemahnya koordinasi
d) Kurangnya koordinasi yang baik antara antara aparatur desa dengan BPD dapat
pemerintah desa dengan BPD ditempuh dengan langkah
khusunya dengan masyarakat karena mengikutsertakan unit-unit kerja lain.
dapat mempengaruhi kelangsungan Maka harus jelaslah siapa mengerjakan
hidup organisasi. apa, kapau dikerjakan. kapan berakhir'
Adapun langkah-langkah yang pekerjaan itu apa hasilnya dan kepada
dilakukan untuk mengatasi kendala - siapa mempertanggungjawabkan
kendala pelaksanaan fungsi dan wewenang pekerjaannya.
legislasi BPD di Desa Sooko sebagai
berikut: SARAN
1. Kendala Intern. Masih rendahnya Berdasarkan hasil penelitian tentang
sumber daya manusia dari anggota optimalisasi peran dan fungsi BPD dalam
BPD belum ada pemecahan yang penyelenggaraan pemerintahan Desa
memadai. Namun demikian langkah- Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten
langkah untuk meningkatkan Mojokerto dapat disampaikan saran
pengetahuan telah dilakukan melaui sebagai berikut:
pertemuan-pertemuan antara perangkat
15
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

1. Pelaksanaan peran dan fungsi BPD BPD, fungsi BPD. dan kewajiban BPD
dalam penyelenggaraan pemerintahan tetutama untuk anggota BPD yang baru
desa BPD sebagai wakil dari dilantik. Dengan hal ini akan
masyarakat desa harus lebih aktif menambah pengetahuan dan
dalam menyerap dan menampung ketrampilan para anggota BPD dalam
aspirasi rnasyarakat. BPD Desa Sooko menjalankan tugas-tugasnya.
Kecamatan Sooko Kabupaten 2. Kendala Ekstern
Mojokerto hendaknya lebih a. Pemerintah Desa perlu mengalokasikan
meningkatkan kinerjanya dalam dana untuk sarana prasarana dan
menjalankan fungsi pengawasan, kesejahteraan anggota BPD sesuai
fungsi legislasi dan fungsi pendamping dengan kemampuan desa guna
dan penyalur aspirasi masyarakat meningkatkan motivasi kerja BPD.
dengan cara menjalankan semua yang b. Masyarakat harus aktif mengontrol
sudah ditetapkan dalam rencana kinerja BPD agar dalam menjalankan
strategis. peran dan fungsinya tetap berpijak
2. Pada rapat pembahasan atau pada kepentingan masyarakat. Untuk
pembuatan kebijakan hendaknya tidak efektivitas kegiatan dapat dikontrol dan
ada kelompok yang dimarginalkan atau mencapai hasil yang diharapkan, maka
dianggap lemah serta tidak ada langkah-langkah yang telah ditetapkan
kelompok yang rnerasa lebih kuat atau melalui rencana kegiatan yang
lebih pandai dan juga dapat terkoordinasi yang selanjutnya disusun
membedakan antara tugas dan menurut prioritas dengan
kepentingan pribadi. Sehingga memperhitungkan sumber daya yang
diharapkan dapat terciptanya dapat dilaksanakan demi tercapainya
keharmonisan di dalam membuat dan tujuan yang diinginkan.Dalam memilih
menjalankan kebijakan demi anggota BPD pada periode selanjutnya.
kepentingan bersarna. hendaknya tidak hanya memihh
3. Kendala-kendala yang dihadapi serta berdasarkan pengenalan atau kedekatan
langkah-langkah yang dilakukan untuk tapi lebih didasari pertimbangan
mengatasi kendala- kendala tersebut. rasional terhadap kualitas calon
Adapun kendala-kendala yang anggota BPD yang akan dipilih sebagai
dihadapi BPD serta langkah-langkah untuk langkah akhir hendaklah dilakukan
mengatasi kendala-kendala tersebut kegiatan monitoring, evaluasi dan
diantaranya adalah sebagai beiikut: laporan sesuai dengan apa yang sudah
1. Kendala Intern direncanakan atau jika terdapat
a. BPD bersarna Kepala Desa perlu penyimpangan dengan memperhatikan
rnengajukan usulan pada Pemerintah jadwal yang merupakan urutan
Daerah untuk menyelenggarakan diklat kegiatan, sehingga perlu dibentuknya
penyusunan Peraturan Desa agar suatu wadah atau forum yang khusus
pelaksanaan fungsi legislasi BPD dapat mengawasi kinerja BPD dan Kepala
berjalan lancar maka perlu adanya Desa mengingat BPD dan Kepala Desa
fasilitator atau sernacam staf ahli BPD adalah unsur pemerintahan paling
di bidang legislasi yang rutin tiap bawah yang mendasari untuk
periode memberikan pengarahan dan penyelenggaraan pemerintahan yang
pelatihan karena melihat dari kondisi baik sehingga pelayanan pada
lingkungan yang selalu berubah maka masyarakat dapat ditingkatkan.
diperlukan anggota yang selalu siap
dalam segala situasi dan kondisi. DAFTAR PUSTAKA
b. Perlunya para anggota BPD Desa Pelaksanaan
Abdullah Rozali. 2003.
Sooko diberikan pendidikan dan
pelaiihan tentang BPD seperti
Otonomi Luas Dan Isu
pengenalan lebih dalam tentang tugas Fundamental Sebagai Suatu
16
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

Alternatif. Jakarta. PT Raja Daerah Secara Langsung. Jakarta. PT


Grafindo Persada Raja Grafindo Persada
Agustino Leo. 2006. Politik Dan Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian
Kebijakan Publik. Bandung. Kualitatif. Bandung. Alfabeta
AIPI Bandung Suharsirni, Arikunto. 2002. Prosedur
Atmosudirdjo Prajudi. 2006. Hukum Penelitian Suatu Pendekatan
Administrasi Negara. Jakarta. Ghalia Praktek. Jakarta. Rineka Cipta
Indonesia Syafiie Inu Kencana. 2006. Ilmu
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Administrasi Publik. Jakarta. PT
Penelitian Kualitatif. Jakarta. Rineka Cipta
PT Raja Grafindo Persada Widjaja. 1988. Percontohan Otonomi
Budiardjo Miriam. 2000. Dasar - Daerah Di Indonesia. Jakarta. PT
Dasar Ilmu Politik. Jakarta. PT Rineka Cipta
Gramedia pustaka Utama 2003, Otonomi Desa. Jakarta. PT
Budi. Eko Setia. 2006. Prospek dan Raja Grafindo Persada
Ekonomi Indonesia Berbasis Wirawan Sarwono. Sarlito . 2002 Teori-
sektoral. Jakarta: Iskandarsyah teori Psikologi Sosial. PT. Raja
Institute Grafindo Persada : Jakarta
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Hukum Pemerintahan
Juanda. 2004.
Indonesia Tahun 1945
Daerah. Bandung. PT Alumni Undang-Undang No.17 Tahun 2003
Kahu Ri\vu Josef. 1988. Prospek Tentang Keuangan Negara
Otonomi Daerah Di Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47)
RI. Jakarta. PT Raja Grafindo Undang-Undang No.32 Tahun 2004
Persada Tentang Pemerintahan Daerah
Pembangunan
Kartasasmita, G. 1996. (Lembaran Negara Republik
Untuk Rakyat: Memadukan Indonesia Tahun 2004 Nomor 125)
Pertumbuhan dan Undang-Undang No.33 tahun 2004
Tentang Perimbangan Keuangan
Pemerataan. Jakarta : Cides Antara Pemerintah Pusat Dan
Manan Bagir. 1994. Pelaksanaan Pemerintah Daerah. ( Lembaran
Demokrasi Pancasila Dalam Negara Republik Indonesia Tahun
Pembangunan Jangka 2004 Nomor 126)
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005
Panjang II. Bandung, makalah Tentang Dana Perimbangan
dalam Lokakarya Pancasila (Lembaran Negara Republik
Moleong, Lexy j. 2004. Metodologi Indonesia Tahun 2005 Nomor 137)
Penelitian Kualitatif. Bandung. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Rosda. 216/PMK.07/2010 tentang
Nugroho Iwan, Dahuri Rokhmin. 2004. Pedoman Umum Dan Alokasi Dana
Pembangunan Wilayah. Alokasi Khusus Tahun Anggaran
Jakarta. LP3ES 2011 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 590)
Perspektif
Raldi, H. Koestoer. 1997.
Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto
Lingkungan Desa Dan Kota. Tentang Badan Permusyawaratan
Jakarta. UI Press Desa, Tahun 2013.Seri E Nomor 6
2005, Pelaksanaan Otonomi Tahun 2006.
Luas Dengan Pemilihan Kepala
17
JI_MILD - Volume VII - Nomor 1 Agustus 2016 ISSN: 2337-697X

Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto, Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto


Peraturan Daerah Mojokerto Nomor 12 Tahun 2006 Tentang
Tentang Perangkat Desa, Bagian Lembaga Kemasyarakatan di Desa.
Hukum Setda Kabupaten Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto
Mojokerto Tahun 2012. Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Tata
Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto, Cara Pelaporan Dan
Peraturan Daerah Kabupaten Pertanggungjawaban
Mojokerto Nomor 10 Tahun 2006 Penyelenggaraan Pemerintahan
Tentang Kepala Desa, Bagian Desa
Hukum Setda Kabupaten Undang-undang Republik Indonesia
Mojokerto. Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

18

Anda mungkin juga menyukai