Deddy Mulyadi
Guru Besar STIA LAN Bandung
e-mail: demul10@yahoo.com
Abstrak
Melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah
Indonesia memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik di daerah dengan tujuan untuk mendorong percepatan
pembangunan. Penyelenggaraan pemerintah daerah memerlukan perangkat daerah yang mampu
melaksanakan tugasnya secara optimal. Oleh karenanya kebijakan kelembagaan yang berkaitan
dengan perangkat daerah sangat penting dalam menjalankan fungsi pemerintah daerah guna
mengimplementasikan pelayanan publik di daerah.
Kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif mengenai kebijakan kelembagaan dan
dampaknya terhadap pelayanan publik. Kajian ini menggunakan metode socio legal research dengan
mengkaji hukum/peraturan penundang-undangan.Data diperoleh melalui studi pustaka terhadap
peraturan perundang-undangan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah di bidang kewenangan
pemerintahan daerah, dan kelembagaan perangkat daerah, serta berbagai hasil penelitian yang relevan
dan berbagai literatur-literatur lainnya yang terkait dengan kelembagaan dan pelayanan publik.
Hasil kajian menunjukkan bahwa perlu dilakukan perubahan kelembagaan organisasi agar lebih
tanggap terhadap kebutuhan perubahan lingkungan, baik internal maupun eksternal. Saran hasil kajian
mencakup sosialisasi dan teknis implementasi PP tentang perangkat daerah, pembentukan perda
tentang Perangkat Daerah, pemberian fasilitasi dan dukungan teknis kepada pemerintah daerah dalam
penyusunan Perda Perangkat daerah, fasilitasi kerjasama dengan perguruan tinggi yang berkompeten
atau Lembaga Administrasi Negara, Kemendagri, Kemenpan & RB.
Kata Kunci: Kebijakan Kelembagaan, Pemerintah Daerah, Pelayan Publik
Abstract
Through Law No. 23 Year 2014 on Local Government, the Indonesian government gives authority to
local governments to regulate the administration and public services in the regions with the aim to accelerate
local development. The implementation of local governance requires local apparatus capable of performing their
duties optimally. Therefore, institutional policy relating to local institutions is considered very crucial for local
governments to run their functions and implement local public services.
The study employed a qualitative descriptive approach regarding institutional policy and its impact on
public services. It used socio legal method by examining the legal/regulatory documents. The data were obtained by
reviewing relevant legal/regulatory documents, both central and local, concerning local government authority and
local institutions. The data were also enriched a variety of relevant research results and other literatures related to
local institutions and public services.
The analysis result showed that institutional changes needed to be made in order that local agencies
became more responsive to the changing environment, both internal and external. The study came up with the
recommendations that included the socialization and technical implementation of government regulation concerning
local institutions, establishment of local regulation on Local Institutions, facilitation and technical support to local
governments in establishing local regulation on local institutions, and facilitation for cooperation with competent
universities or with such government institutions as the National Institute of Public Administration (LAN RI),
Ministry of Internal Affairs, and Ministry of State Apparatus Empowermnet and Bureaucratic Reform.
Keywords: Institutional Policy, Local Government, Public Service
389
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
390
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
dan saling berhubungan yang unsur utamanya Adapun Urusan Pemerintahan Wajib
terdiri dari Kepala Daerah dan DPRD yang yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar,
secara formal mempunyai kewajiban dan hak sebagaimana UU No. 23 tahun 2014 tentang
untuk mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahan Daerah meliputi:
daerahnya, sekaligus mempunyai kewajiban 1) Tenaga kerja;
dan hak untuk menyerap dan merumuskan 2) Pemberdayaan perempuan dan per
aspirasi rakyatnya dalam wujud berbagai upaya lindungan anak;
penyelenggaraan Pemerintahan. Kewajiban ini 3) Pangan;
pada dirinya mengandung sifat dan nilai politik
4) Pertanahan;
karena anggota-anggota DPRD dipilih oleh
5) Lingkungan hidup;
rakyat melalui Pemilihan Umum secara nasional
6) Administrasi kependudukan dan pen
dan memang hal itu untuk mewujudkan prinsip
catatan sipil;
yang ditegaskan dalam penjelasan pasal 18 UUD
1945 bahwa” di daerah-daerah yang bersifat 7) Pemberdayaan masyarakat dan desa;
otonom akan diadakan Badan Perwakilan oleh 8) Pengendalian penduduk dan keluarga
karena di daerah pun, Pemerintah akan bersendi berencana;
atas dasar permusyawaratan”. 9) Perhubungan;
Dalam sistem pemerintahan daerah peran 10) Komunikasi dan informatika;
organisasi daerah atau yang sekarang disebut 11) Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
sebagai perangkat daerah sangat penting. 12) Penanaman modal;
Perangkat daerah sebagaimana Peraturan 13) Kepemudaan dan olah raga;
pemerintah No. 18 Tahun 2016 tentang
14) Statistik;
Perangkat Daerah disebutkan bahwa perangkat
15) Persandian;
daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah
16) Kebudayaan;
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang 17) Perpustakaan;
menjadi kewenangan Daerah. Dengan demikian 18) Kearsipan.
peran peran perangkat daerah begitu penting Adapun untuk Urusan Pemerintahan
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan Pilihan, sebagaimana UU No. 23 tahun 2014
daerah. Urusan pemerinah daerah sebagaimana tentang pemerintahan Daerah adalah meliputi:
UU No. 23 tahun 2014 tentang pemerintahan 1) Kelautan dan perikanan;
Daerah menjelaskan bahwa urusan
2) Pariwisata;
pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib
3) Pertanian;
dan urusan pemerintahan pilihan. Adapun
4) Kehutanan;
urusan pemerintahan wajib terdiri atas urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan 5) Energi dan sumber daya mineral;
pelayanan dasar dan urusan pemerintahan 6) Perdagangan;
wajib yang tidak berikaitan dengan pelayanan 7) Perindustrian;
dasar. Adapun Urusan Pemerintahan Wajib 8) Transmigrasi.
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar,
Dengan adanya kebijakan tersebut ber
sebagaimana UU No. 23 tahun 2014 tentang
kaitan dengan pembagian urusan pemerintahan
pemerintahan Daerah meliputi:
dalam pelaksanaan otonomi daerah maka
1) Pendidikan; diharapkan peran pemerintahan daerah lebih
2) Kesehatan; baik lagi dalam kerangkan meningkatkan
3) Pekerjaan umum dan penataan ruang; kualitas dan kinerja aparatur daerah.
4) Perumahan rakyat dan kawasan per
mukiman; 2. Mencermati Pelaksanaan
5) Ketenteraman, ketertiban umum, dan Otonomi daerah selama lebih dari satu
pelindungan masyarakat; decade ini telah menghasilkan banyak persoalan.
6) Sosial. Banyak kemajuan yang diperoleh namun
391
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
392
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk serta unsur pelaksana urusan daerah yang
mengatur dan mengurus pemerintahan dalam diwadahi dalam lembaga dinas daerah.
sistem Negara kesatuan republik Indonesia. Dasar utama penyusunan perangkat
Urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
dalam kerangka otonomi disampaikan dalam adanya urusan pemerintahan yang perlu
pembagian urusan pemerintahan. ditangani. Namun tidak berarti bahwa setiap
penanganan urusan pemerintahan harus
3. Perangkat Daerah dan Implementasinya
dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.
Negara Kesatuan Republik Indonesia Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-
dibagi atas daerah-daerah Provinsi. Daerah kurangnya mempertimbangkan faktor
Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten kemampuan keuangan; kebutuhan daerah;
dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi, daerah cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang
Kabupaten, dan daerah Kota mempunyai harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas;
Pemerintahan Daerah yang diatur dengan luas wilayah kerja dan kondisi geografis; jumlah
undang-undang. Pemerintah Daerah dan DPRD dan kepadatan penduduk; potensi daerah yang
adalah penyelenggara Pemerintahan Daerah bertalian dengan urusan yang akan ditangani;
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik daerah bagi masing-masing daerah tidak
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam senantiasa sama atau seragam. Tata cara atau
Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintah Daerah prosedur, persyaratan, kriteria pembentukan
adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan suatu organisasi perangkat daerah ditetapkan
Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara dalam peraturan daerah yang mengacu
Pemerintahan Daerah. pedoman yang ditetapkan Pemerintah.
Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Dengan adanya Peraturan pemerintah No.
kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah maka
Daerah dalam penyelenggaraan Urusan secara konseptual hal ini menunjukkan adanya
Pemerintahan yang menjadi kewenangan penyeragaman urusan yang diserahkan kepada
Daerah. (PP No. 18 tahun 2016). Perangkat daerah. Penyeragaman urusan yang diserahkan
Daerah dibentuk oleh masing-masing Daerah kepada daerah, tanpa memperhatikan usia,
berdasarkan pertimbangan karakteristik, karakteristik daerah, dan kapasitas daerah
potensi, dan kebutuhan Daerah. Organisasi dinilai sebagai kebijakan yang tidak optimal
Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan dalam menyikapi keragaman daerah (Dwiyanto,
Daerah setempat dengan berpedoman kepada 2015). Melalui pemahaman ini diharapkan
Peraturan Pemerintah. Pengendalian organisasi Peraturan pemerintah tersebut mampu menjadi
perangkat daerah dilakukan oleh Pemerintah kebijakan yang dapat meningkatkan kulaitas
Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk pelayanan perangkat derah dalam kerangka
Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Peraturan Pemerintah. Formasi dan persyaratan Dalam pembentukan perangkat daerah
jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan sebagaimana peraturan pemerintah No.
Peraturan Kepala Daerah dengan berpedoman 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah
pada Peraturan Pemerintah. disampaikan bahwa: Pembentukan Perangkat
Dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah dilakukan berdasarkan asas:
daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat a) Urusan Pemerintahan yang menjadi
daerah. Secara umum perangkat daerah terdiri kewenangan Daerah;
dari unsur staf yang membantu penyusunan b) Intensitas Urusan Pemerintahan dan
kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam potensi Daerah;
lembaga sekretariat; unsur pendukung c) Efisiensi;
tugas kepala daerah dalam penyusunan dan
d) Efektivitas;
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat
e) Pembagian habis tugas;
spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah;
393
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
394
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
struktur serta proses pelaksanaan kegiatan yang mengutamakan hak-hak atau kepentingan
tekanannya pada kegiatan organisasi yaitu untuk kalangan yang berkemampuan atau pengusaha.
mencapai tujuan dan dikerjakan oleh beberapa Diperlukan keseimbangan pola pikir dari para
orang dengan perbantuan tertentu. Dalam hal penyelenggara pelayanan di dalam menyikapi
ini pemerintahan dibagi atas pemerintahan kondisi nyata di daerah. (Modul Kebijakan
pusat dan daerah atau yang dikelan dengan pelayanan Publik, LAN: 2007).
otonomi daerah.
Paradigma kebijakan pelayanan publik C. METODE
di era otonomi daerah yang diatur melalui
Kajian ini menggunakan pendekatan
berbagai macam peraturan perundang-
deskriptif kualitatif yang mengenai kebijakan
undangan, hakekatnya untuk mewujudkan
kelembagaan dan dampaknya terhadap
kepemerintahan yang baik. Konsep pemberian
pelayanan publik didasarkan pada hasil
otonomi kepada daerah dan konsep desentralisasi
penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan
yang telah diuraikan diatas, mengandung
menggunakan metode pendekatan socio legal
pemahaman bahwa kebijakan pelayanan publik
research. Melalui pendekatan ini, pengkajian
di era otonomi daerah, adalah dalam kerangka
hukum/peraturan perundang-undangan
terselenggaranya kepemerintahan yang baik.
ditujukan terhadap dua obyek, yaitu obyek legal
Perwujudannya, adalah tanggung jawab
yang berupa peraturan perundang-undangan
dan kewajiban daerah untuk meningkatkan
dan/atau kebijakan dan obyek realitas sosial
pelayanan publik guna mensejahterakan
yang berupa kebutuhan dan aspirasi masyarakat
masyarakat di daerahnya. Konsep kebijakan
akan peraturan daerah terkait dengan kebijakan
pelayanan publik yang dikemas melalui produk
kelembagaan dan dampaknya terhadap
hukum dan/atau kebijakan daerah, umumnya
pelayanan publik.
masih didasarkan pada pendekatan kekuasaan
Data yang terkait dengan peraturan
atau kewenangan (rule government) yang lebih
perundang-undangan dan/atau kebijakan
mengedepankan kepentingan pemerintah
didapatkan melalui studi pustaka terhadap
daerah dan/atau birokrasi, dan kurang
peraturan perundang-undangan baik di
berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan
tingkat pusat maupun di tingkat daerah di
yang diharapkan masyarakat.
bidang kewenangan pemerintahan daerah,
Konsep kebijakan pelayanan publik apakah
kelembagaan perangkat daerah, serta peraturan
berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan
perundang-undangan yang relevan lainnya.
masyarakat (pelanggan) atau berorientasi pada
Dan kebijakan yang berkaitan dengan perangkat
kepentingan pemerintah daerah dan/atau
daerah sebagaimana di atur dalam Peraturan
aparat birokrasi (PAD = pendapatan asli daerah
Pemerintah No. 18 tahun 2016 tentang Perangkat
atau pendapatan diri sendiri) sangat dipengaruhi
Daerah. Sementara itu, data yang terkait dengan
dan tergantung dari konsep manajemen
realitas sosial yang berupa kebutuhan dan
pemerintahan yang digunakan. Penggunaan
aspirasi masyarakat diperoleh melalui studi
manajemen pemerintahan by kekuasaan
pustaka terhadap berbagai hasil penelitian
atau kewenangan dan pendekatan pangreh
yang relevan dan berbagai literatur-literatur
praja (kebiasaan dilayani, memerintah dan
lainnya yang terkait dengan kelembagaan dan
menyalahkan) seharusnya sudah ditinggalkan.
pelayanan publik.
Konsep kebijakan pelayanan publik di era
Pengkajian terhadap peraturan perundang-
otonomi daerah yang berorientasi pelayanan,
undangan dan kebijakan dilakukan melalui
pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan
statute approach terhadap peraturan-peraturan
pelayanan kepada masyarakat (pelanggan)
perundang-undangan dan dokumen-dokumen
dan memberdayakan (empowerment) staf
yang terkait lainnya. Sementara itu, pengkajian
penyelenggara pelayanan dan masyarakat. Oleh
terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat
karena itu, bobot orientasi pelayanan publik,
akan peraturan terkait dengan kelembagaan
seharusnya untuk kepentingan dan kebutuhan
perangkat daerah dilakukan melalui analisis
masyarakat yang kurang mampu atau miskin,
sosial terhadap pandangan, persepsi, keinginan,
Apapun alasannya, tidak seharusnya pelayanan
dan harapan aparatur daerah yang terekam
395
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-
Kedua hasil pengkajian tersebut kemudian beda satu sama lainnya. Dalam penataan
dianalisis dengan menggunakan metode kelembagaan pemerintah daerah, kebutuhan
analisis kualitatif untuk kemudian ditarik dan potensi yang dimiliki harus diperhatikan.
simpulannya dan kemudian dideskripsikan Faktor-faktor kebutuhan dan potensi daerah
untuk menggambarkan mengenai kebijakan yang harus diperhatikan adalah luas wilayah
kelembagaan yang berkaitan dengan pelayanan kerja atau besarnya objek kewenangan yang
publik. Yang dikaitkan dengan PP No.18 Tahun ditangani, jumlah penduduk yang mendapatkan
2016 tentang Perangkat Daerah, serta Undang- layanan, potensi pemerintah daerah, kebutuhan
Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah masyarakat, kompleksitas pekerjaan yang
Daerah dan Kebijakan lainnya Undang-Undang dilakukan, serta potensi masyarakat dan swasta.
Aparatur Sipil Negara ( UU No. 5 Tahun 2014) Potensi dan kebutuhan tersebut akan menjalani
alat bantu untuk memprediksi beban pekerjaan
D. Pembahasan yang harus dilaksanakan oleh suatu daerah.
Misalnya, daerah yang potensi pertaniannya
Perubahan kelembagaan organisasi
besar, kelembagaan yang mengelola urudan
diperlukan agar desain dan bentuk struktur
pertanian harus dibentuk. Ini berbeda dengan
organisasi yang lebih tanggap terhadap
daerah atau kawasan perkotaan yang relative
kebutuhan perubahan lingkungan, baik
tidak memiliki areal pertanian sehingga
internal maupn eksternal. Hal ini sesuai
kelembagaan yang menanggani pertanian tidak
dengan gagasan teori sistem yang melandasi
dibutuhkan. Kalaupun dibutuhkan, fungsinya
perspektif modernis, bahwa suatu sistem
dapat dilekatkan dengan fungsi yang sejenis.
cenderung mempertahankan ekuilibrium atau
Nilai strategis daerah juga harus men jadi
keseimbangan. Artinya, suatu sistem (termasuk
pertimbangan dalam penusunan ke lembagaan
dalam hal ini organisasi), tanpa ada dorongan
daerah. Nilai strategis daerah itu harus dituangkan
faktor-faktor internal dan eksternal tertentu,
ke dalam visi-misi pemerintahan daerah. Setelah
niscanya memilih untuk tidak berubah dan lebih
menentukan barulah sektor-sektor tertentu yang
cenderung bertahan dalam keadaan semula.
menjadi unggulan (core competency), barulah
Di dalam konsep perubahan kelembagaan
membentuk kelembagaan yang menangani sektor
ini, hal utama yang menjadi sasaran strategi
tersebut. Perlu diingat bahwa berhasil tidaknya
reformasi kelembagaan pemerintah pusat
suatu daerah dalam penataan kelembagaan yang
dan pemerintah daerah adalah terbentuknya
penataan kelembagaan daerah bukan diukur
kelembagaan pemerintahan yang ramping
dari besar kecilnya kelembagaan yang dibuat
tetapi kaya fungsi. Hal itu bertujuan untuk
melainkan dari nilai kebermamfaaatan lembaga
meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi
itu bagi masyarakat. Juga, bukan besar kecilnya
pemerintah sehingga konsep good governance
kelembagaan tersebut, melainkan dari kesesuaian
dalam penyelenggaraan pemerintahan dapat
lembaga itu dalam upaya peningkatan pelayanan
dicapai. Hal ini sebagaimana dengan adanya
kepada masyarakat. Jadi, kelembagaan yang
perubahan Peraturan Pemerintah Nomor. 18
dibutuhkan adalah kelembagaan daerah yang
tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, dengan
rasional.
adanya perubahan tersebut diharapkan
Dalam rangka mewujudkan birokrasi
organsasi pemerintah daerah mampu
kelembagaan oraganisasi pemerintah se
membenahi organisasinya sesuai dengan
bagaimana Peraturan Pemerintah No. 18 tahun
kebutuhan daerah dalam rangka melakukan
2016 tentang Perangka daerah, yang dapat
pelayanan kepada masyarakat.
memberikan pelayanan terbiik bagi masyarakat
Dengan adanya peraturan tersebut,
menjadi perhatian seluruh lapisan masyarakat.
merupakan salah satu upaya yang dilakukan
Ditengah dinamika gejolak reformasi birokrasi
dalam melaksanakan reformasi kelembagaan
tanpa dibarengi oleh perangkat kelembagaan
birokrasi yang saat ini masih belum optimal,
yang memberikan support menjadi distortif.
dengan adanya peraturan tersebut organisasi
Pemerintah tidak bisa bertindak pasif dan wait
pemerintah deerah diharapkan mampu
and see saja namun harus dengan cepat mengikuti
menyesuaikan perangkat daerah dengan baik.
396
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
perkembangan yang terjadi di lingkungan sering kali sasaran program dan pelayanan
ekstemal. Tiga faktor yang krusial untuk jatuh pada kebutuhan komunitas atau
melancarkan proses demokrasi, desentralisasi kelompok masyarakat yang sama. Dengan
dan transformasi secara untuk yang dapat kata lain asas “pembagian habis tugas’ juga
memberikan road map yang jelas di masa depan. harusnya dibarengi dengan pendekatan job
Sekali lagi siapapun yang memegang pimpinan coordination atau sinergitas kewenangan.
akan cenderung kurang menyukai pembakuan
b) Aspek pengendalian amat kental. PP ini
kelembagaan pemerintah karena ia berpendapat
masih menggunakan pendekatan yang
bahwa penyusunan kabinet pemerintahan tidak
mirip dengan PP No. 41/2007 yang lebih
hanya dengan menunjuk kepada menteri saja
menekankan pada aspek pengendalian
tetapi merupakan hak preogratif presiden untuk
dan pengawasan terhadap pembentukan
menentukan susunan kabinetnya.
Perangkat Daerah. Hal tersebut telihat
Dalam perspektif manajemen modern,
antara lain melalui Pasal 3 dan Pasal 110.
birokrasi modern yang sangat diperlukan saat
ini adalah yang secara fisik organisasional c) Salah satu kerancuan prosedur yang
kecil tapi secara kualitatif kapasitasnya besar muncul dalam PP ini adalah mekanisme
atau yang selama ini dikenal dengan "ramping “persetujuan” yagn diatur dalam Pasal
struktur kaya fungsi" yang bersanding dengan 3. Pasal tersebut mengatur bahwa Perda
konsep .. money follows function" dimana tentang Perangkat Daerah (PD) harus
anggaran yang dialokasikan dipatokkan dengan disetujui lebih dahulu oleh Menteri Dalam
fungsi yang dimiliki oleh lembaga tersebul. Negeri untuk Perangkat Daerah Propinsi
Dengan demikian, diharapkan akan mengurangi dan Gubernur (selaku utusan pemerintah
hukum Parkinson Effect yang menyebutkan pusat) untuk perangkat daerah kabupaten/
bahwa organisasi itu dari waktu ke waktu kota. Model persetujuannya ada dua,
cenderung menggemukkan dengan sendirinya. yaitu: persetujuan secara keseluruhan dan
Dengan efektifnya sutu kelembagaan yang ada persetujuan dengan perbaikan (revisi).
di pemerintah daerah tentu akan berimplikasi Artinya tidak ada mekanisme “penolakan”.
pada pelayanan publik yang berkaitan dengan Namun yang menjadi persoalan bagaimana
masyarakat. Pelayanan publik sangat penting jika daerah mengundangkan Perda
untuk diperhatikan oleh organisasi karena tentang PD namun tidak mau merevisi
pelayanan publik merupakan salah satu atau melakukan perbaikan, padahal telah
bagianpenting dalam program prioritas daerah disetujui. PP mengatur bahwa Menteri/
dalam menjalankan urusan pemerintah daerah Gubernur dapat mencabut perda tersebut,
sebagai urusan wajib pemerintahan. namun apa artinya persetujuan jika
memang tetap akan dicabut. Akan lebih
Kajian Kritis tentang Perangkat Daerah dan jelas jika melalui mekanisme “penolakan”
Dampaknya bukan “persetujuan dengan perbaikan”.
Berdasarkan hasil analisis dan telaahan d) Selain itu, potensi permasalahan yang
terhadap Peraturan pemerintah No. 18 Tahun lain adalah apa mungkin Menteri dan
2016 tentang Perangkat daerah. Terdapat Gubernur memeriksa dan mengendalikan
beberapa hal yang perlu dikritisi dan berpotensi puluhan bahkah ratusan calon perda dari
menjadi persoalan dalam praktik berkaitan berbagai propinsi dan kabupaten/kota.
dengan perangkat daerah antara lain: Sedangkan masa pengambilan persetujuan
hanya 15 hari.
a) Dikenalnya asas “pembagian habis
tugas”. PP ini dominan menggunakan e) Variabel yang digunakan dalam peng
pendekatan bahwa tugas harus dibagi-bagi hitungan kuantitas perangkat daerah
ke dalam banyak fungsi, namun belum ada terlalu umum dan tidak berkorelasi logis
mekanisme bagaimana tugas-tugas yang dengan pertimbangan utama pembentukan
telah dipisah tersebut dipadukan atau PD. PP menunjukkan bahwa pembentukan
dikoordinasikan pelaksanaannya. Padahal PD di semua propinsi dan kab/kota
397
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
398
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
Daerah dan DPRD adalah penyelenggara pemikiran mengenai mekanisme apa yang
pemerintahan daerah menurut asas otonomi dapat ditempuh oleh pemerintah daerah
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi dan sarana dukungan apa yang dapat
seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara diperoleh.
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
b) Membangun koordinasi yang efektif
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
dan membuat prosedur/mekanisme
1945. Pemerintah daerah adalah Gubernur,
baku dan jelas terkait persetujuan oleh
Bupati, atau Walikota, dan Perangkat Daerah
Menteri dan Gubernur terhadap perda
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
tentang Perangkat Daerah. Hal ini untuk
daerah. Dalam Peraturan pemerintah No.
mengurangi tingkat konflik politik antara
18 tahun 2016 tentang perangkat daerah
pusat dan daerah atau propinsi dan
disebutkan bahwa susunan pemerintah daerah
kabupaten/kota.
terdiri atas perangkat daerah Propinsi dan
Perangkat Daerah kabupaten/Kota. Keduanya c) Perlu disusun petunjuk teknis dan
sebagai penyelenggara Pemerintahan Daerah sosialisasi yang segera dan menyeluruh
mempunyai tugas dan wewenang masing- terkait teknis pelaksanaan Peraturan
masing yang telah diatur di dalam konstitusi Pemerintah tersebut kepada daerah.
Negara Republik Indonesia. d) Kementerian Dalam Negeri diharapkan
Perubahan kelembagaan organisasi segera membentuk tim kerja teknis baik di
diperlukan agar desain dan bentuk struktur tingkat pusat, regional atau daerah dengan
organisasi yang lebih tanggap terhadap unsur kementerian lain atau LAN, BKN,
kebutuhan perubahan lingkungan, baik internal MENPAN untuk memberikan fasilitasi
maupn eksternal. Sejauh ini, berbagai upaya yang kepada daerah terkait penyusunan
telah dilakukan dalam melaksanakan reformasi bantuan fasilitator lainnya.
kelembagaan birokrasi, hal ini sebagaimana
e) Perlu dilakukan analisis mendalam
hadirnya peraturan Pemerintah No. 18 Tahun
bekerja
sama dengan perguruan tinggi,
2016 tentang perangkat daerah. Kelembagaan
narasumber kelembagaan untuk mem
ideal di masa mendatang lebih bersifat ramping,
bangun organisasi yang efektif dan efisien.
flat/datar dan dapat diadaptasikan dengan
perkembangan lingkungan. Adapun aspek f) Perlu analisis jabatan, analisis pegawai,
yang mempengaruhi penataan kelembagaan analisis beban kerja, analisis kebutuhan
pemerintah daerah antara lain: aspek diklat pegawai, SOP, standar Pelayanan
kewenangan, aspek SDM, aspek keuangan, kelembagaan pelayanan yang baru agar
aspek teknologi, aspek kebutuhan pelayanan kualitas pelayanan publik meningkat lebih
dan aspek nilai strategis daerah. baik lagi.
g) Dalam jangka berikutnya perlu dibuat
Rekomendasi
kajian kelembagaan dengan penataan
Terkait dengan potensi persoalan yang sumber daya aparaturnya bekerjasama
amat mungkin muncul dalam pelaksanaan dengan perguruan tinggi yang kompeten
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 2016 dibidangnya atau LAN.
Tentang Perangkat Daerah tersebut, maka untuk
h) Perlu dibuat pola karier pegawai dengan
mengatasi hal tersebut ada beberapa hal yang
kelembagaan baru tersebut, semestinya
dapat dilakukan, yaitu:
penempatan jabatan struktural maupun
a) Dalam Peraturan tersebut, belum diatur jabatan fungsional harus dibina kariernya
secara rinci sehingga daerah belum mampu dengan kapasitas yang sama.
membentuk semua badan, dinas, dan
perangkat daerah lainnya disebabkan oleh DAFTAR PUSTAKA
keterbatasan APBD, kondisi force majeur,
Adisasmita, Rahardjo, 2011. Manajemen
atau keterbatasan SDM di daerah, atau
Pemerintahan Daerah. Graham Ilmu,
karena kondisi teknis lainnya. Maka perlu
Yogyakarta.
399
Implikasi Kebijakan Kelembagaan Terhadap Aparatur & Pelayanan Publik
} Deddy Mulyadi
Dwiyanto, Agus, 2015, Administrasi Publik: USAID - DRSP, 2009. Decentralization 2009,
Desentralisasi, Kelembagaan dan Apartus Update-Stock Taking On Indonesia’s Recent
Sipil Negara, Gadjah Mada University Press Desentralizatin Reform, Main Report,
Bekerjasama dengan LAN RI. Prepared For The Donor Working Group
On Decentralization.
Dwiyanto, Agus, 2015, Reformasi Birokrasi
Konstektual, Gadjah Mada Unibersity Press Tjokroamidjojo, Bintoro. Pengantar Administrai
Bekerjasama dengan LAN RI. Pembangunan, Lp3es Jakarta, 1987.
Dwiyanto, Agus, Dkk, 2007, Kinerja Tata …………………………... Pengantar Administrai
Pemerintahan Daerah, Yogyakarta, PSKK Pembangunan, Lp3es Jakarta, 2000.
UGM.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang
Mulyadi, Deddy, 2015. Studi Kebjakan Publik Dan Pemerintahan Daerah
Pelayanan Publik, Alfa Beta, Bandung.
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 2016 tentang
LAN, 2007. Modul Kebijakan Pelayanan Publik, Perangkat Daerah
Jakarta.
Sedarmayanti, 2002, Good Governance & Good
Corporate Governance, Mandar Maju,
Bandung.
400