Anda di halaman 1dari 10

EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736

Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan


Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

KEWENANGAN PEMERINTAH DESA DALAM PENINGKATAN


PEREKONOMIAN DI DESA MAHANGIANG KECAMATAN
TAGULANDANG KABUPATEN KEPULAUAN SITARO

Rafly Rilandi Puasa1


Johny Lumolos2
Neni Kumayas3

Abstrak
Kewenangan diibaratkan sebagai penentu, apabila kewenangan yang diambil sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat maka keputusan yang dibuat akan membawa
hasil yang memuaskan, sedangkan kewenangan yang diambil tanpa melihat secara
keseluruhan keberadaan masyarakat yang ada, kewenangan tersebut hanya akan
menjadi sesuatu yang sia-sia. Oleh karena itu bagaimana kewenangan itu dapat betul-
betul dimanfaatkan salah satunya adalah siapa yang menjadi pemegang kewenangan
itu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kewenangan Pemerintah Desa Dalam
Peningkatan Perekonomian Di Desa Mahangiang Kecamatan Tagulandang Kabupaten
Kepulauan Sitaro. Teknik analisa data yang dipakai adalah teknik deskriptif kualitatif
sesuai dengan data dan fakta dilapangan, dimaksudkan untuk mengkaji secara
menyeluruh permasalahan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa kewenangan Pemerintah Desa dalam peningkatan perekonomian di Desa
Mahangiang Kecamatan Tagulandang Kabupataen Kepulauan Sitaro cukup baik,
karena kewenangan pemerintah desa Mahangiang sudah terlaksana, seperti program
Bumdes (Badan Usaha Milik Desa), meskipun dalam pelaksanaannya ada beberapa
kendala yang terjadi tetapi pemerintah desa Mahangiang sendiri berusaha untuk
mengatasi hal tersebut dengan memberikan sosialisasi dan arahan kepada masyarakat
desa. Masyarakat serta desa dapat merasakan manfaat dari kewenangan tersebut
seperti respon masyarakat yang baik dan merasa senang karena dapat mempermudah
dan membantu mereka dalam peningkatan perekonomian.

Kata Kunci : Kewenangan, Pemerintah Desa, Perekonomian.

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat
2
Ketua Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi
3
Sekretaris Penguji/Dosen Pembimbing Skripsi
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Pendahuluan yang lebih optimal dari pemerintah,


Indonesia merupakan kepulauan kebijakan yang dimbil lebih tepat
terbesar di dunia yang terdiri dari sasaran, serta pembangunan-
13.466 pulau yang terbentang luas. pembangunan dapat menjangkau ke
Indonesia saat ini secara de facto semua daerah.
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Otonomi daerah untuk pertama
Negeri Nomor 56 Tahun 2015 Tentang kalinya mulai diberlakukan di Indonesia
Kode dan Data Wilayah Administrasi melalui Undang-Undang Nomor 22
Pemerintahan Indonesia terdiri dari 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
provinsi. Provinsi dibagi menjadi 416 Daerah yang hingga saat ini telah
kabupaten dan 98 kota serta 7160 mengalami beberapa kali perubahan dan
daerah setingkat kecamatan, 8.430 sekarang telah menjadi Undang-Undang
kelurahan dan 74.754 desa. Negara Nomor 9 Tahun 2015. Pelaksanaan
Indonesia yang begitu luas dengan letak otonomi daerah di Indonesia tersebut
geografis yang terbagi atas pulau-pulau telah mengakibatkan perubahan dalam
membuat Indonesia dalam pelaksanaan sistem pemerintahan di Indonesia yang
pemerintahannya mengambil kemudian juga membawa pengaruh
kewenangan dengan menjalankan terhadap kehidupan masyarakat di
sistem desentralisasi yaitu penyerahan berbagai bidang.
urusan pemerintahan oleh pemerintah Dalam konsep otonomi daerah,
pusat kepada daerah otonom pemerintah dan masyarakat di suatu
berdasarkan asas otonomi. daerah memiliki peranan yang penting
Dengan adanya desentralisasi dalam peningkatan kualitas
dimaksudkan untuk mencegah pembangunan di daerahnya masing-
penumpukan kekuasaan pada satu pihak masing. Hal ini terutama disebabkan
saja, dianggap sebagai tindakan karena dalam otonomi daerah terjadi
pendemokrasian, untuk menarik rakyat peralihan kewenangan yang pada
ikut serta dalam pemerintahan dan awalnya diselenggarakan oleh
melatih diri dalam mempergunakan pemerintah pusat kini menjadi urusan
hak-hak demokrasi, untuk mencapai pemerintahan daerah masing-masing
suatu pemerintahan yang efisien, dan kemudian dari tingkat daerah turun
perhatian dapat sepenuhnya sampai ke desa-desa.
ditumpahkan kepada kekhususan Undang-undang No. 6 tahun 2014
sesuatu daerah, dan juga desentralisasi tentang Desa pasal 1 menyebutkan desa
diperlukan karena pemerintah daerah adalah desa dan desa adat atau yang
dapat secara langsung membantu disebut dengan nama lain, selanjutnya
berkembangnya pembangunan di disebut Desa, adalah kesatuan
daerah. Dalam perwujudannya yaitu masyarakat hukum yang memiliki batas
dengan adanya otonomi daerah. wilayah yang berwenang untuk
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, mengatur dan mengurus urusan
dan kewajiban daerah otonom untuk pemerintahan, kepentingan masyarakat
mengatur dan mengurus sendiri urusan setempat berdasarkan prakarsa
pemerintahan dan kepentingan masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
masyarakat setempat dalam sistem tradisional yang diakui dan dihormati
Negara Kesatuan Republik Indonesia. dalam sistem pemerintahan Negara
Dengan otonomi daerah memudahkan Kesatuan Republik Indonesia.
pemerintah pusat untuk dapat Dalam suatu desa yang menjadi
mengontrol daerah-daerah dan pemegang kewenangan adalah
masyarakat dapat merasakan pelayanan pemerintah desa itu sendiri. Pemerintah
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

desa menurut Peraturan Bupati mempunyai area perkebunan yang


Kepulauan Sitaro No. 7 Tahun 2015 cukup luas yang di dalamnya terdapat
adalah kapitalau dibantu perangkat desa tanaman pala, cengkih, dan juga kelapa
sebagai unsur penyelenggara serta ada juga kekayaan laut seperti
pemerintahan desa. Dalam Undang- sumber daya perikanan. Jika dilihat dari
undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa hasil pertanian desa dan laut, diperlukan
pada pasal 26 ayat 2 Poin h, pemerintah perhatian pemerintah desa untuk bisa
desa mempunyai wewenang salah meningkatkan perekonomian
satunya adalah membina dan masyarakat dengan penjualan hasil
meningkatkan perekonomian desa serta pertanian dan hasil laut tersebut serta
mengintegrasikannya agar mencapai menunjang para usaha-usaha kecil
perekonomian skala produktif untuk untuk bisa mengolah hasil yang ada
sebesar-besarnya kemakmuran untuk dipasarkan dalam bentuk
masyarakat desa. barang/bahan produksi agar dapat
Undang-Undang Nomor 6 Tahun meningkatkan perekonomian yang ada
2014 Tentang Desa telah menjadi di masyarakat.
barometer awal desa dalam memetakan
ulang kewenangan desa. Secara jelas Tinjauan Pustaka
kewenangan desa termaktub dalam Secara konseptual, istilah wewenang
Permendesa Nomor 01 Tahun 2015 atau Wewenang merupakan bagian yang
Tentang pedoman kewenangan sangat penting dalam Hukum Tata
berdasarkan hak asal usul dan Pemerintahan (Hukum Administrasi),
kewenangan lokal berskala desa. karena pemerintahan baru dapat
Peluang ini merupakan peluang yang menjalankan fungsinya atas dasar
baik untuk desa bisa menentukan wewenang yang diperolehnya.
nasibnya sendiri dalam merencanakan, Pengertian kewenangan dalam Kamus
melaksanakan dan mengevaluasi Umum Bahasa Indonesia diartikan sama
pembangunan yang ada di desa, dengan wewenang, yaitu hak dan
termasuk dalam pengelolaan keuangan kekuasaan untuk melakukan sesuatu
atau perekonomian desa yang tentunya (Peter S & Yeni S, 2009:68).
memungkinkan desa untuk Kewenangan secara umum
meningkatkan kreatifitasnya dalam merupakan lingkup kekuasaan yang
meningkatkan pendapatan desa atau dimiliki seseorang atau kelompok untuk
perekonomian desa. memerintah, mengatur, dan
Ekonomi pedesaan adalah ekonomi menjalankan tugas di bidangnya
yang dijalankan oleh setiap desa, seperti masing-masing. Kewenangan
halnya dengan Desa Mahangiang yang merupakan unsur dari kekuasaan yang
merupakan desa yang terletak di dimiliki seseorang. Dalam berkuasa
Kecamatan Tagulandang Kabupaten biasanya seorang pemegang kuasa
Kepulauan Sitaro Provinsi Sulawesi berwenangan untuk menjalankan
Utara. Profesi Masyarakat di Desa kekuasaannya sesuai dengan wewenang
Mahangiang pada umumnya adalah yang diberikan kepadanya. Menurut
petani, nelayan dan pedagang serta ada Kaplan (Budiardjo,2013:65)
juga yang berprofesi sebagai sopir, “kewenangan adalah kekuasaan Formal
tukang, swasta dan pegawai. Dari yang berhak untuk mengeluarkan
sebagian besar masyarakat yang ada di perintah dan membuat peraturan-
desa Mahangiang masih berada di peraturan serta berhak mengharapkan
tingkat kehidupan ekonomi menengah kapatuhan terhadap peraturan-
ke bawah. Sedangkan Desa Mahangiang peraturan”. Adapun pengertian
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

kewenangan menurut Budiardjo mandat, prosedur pelimpahan dalam


(2013:63) adalah kekuasaan yang rangka hubungan atasan bawahan yang
dilembagakan, kemampuan untuk bersifat rutin. Adapun tanggung jawab
melakukan tindakan hukum tertentu dan tanggung gugat tetap pada pemberi
yang dimaksudkan untuk menimbulkan mandat. Setiap saat pemberi mandat
akibat hukum, dan hak yang berisi dapat menggunakan sendiri wewenang
kebebasan untuk melakukan atau tidak yang dilimpahkan itu.
melakukan tindakan tertentu atau Sedangkan menurut P. Nicholai di
menuntut pihak lain untuk melakukan dalam SF. Marbun (2010:94)
tindakan tertentu. disebutkan bahwa kewenangan adalah
Beberapa pendapat ahli mengenai kemampuan untuk melakukan tindakan
kewenangan dan wewenang dan hukum tertentu, yaitu tindakan-tindakan
sumber-sumber kewenangan sangatlah yang dimaksudkan untuk menimbulkan
beragam, ada yang mengaitkan akibat hukum, dan mencakup mengenai
kewenangan dengan kekuasaan dan timbul dan lenyapnya akibat hukum
membedakannya serta membedakan tertentu. Hak berisi kebebasan untuk
antara atribusi, delegasi dan mandat. melakukan atau tidak melakukan
Philipus M. Hadjon (2008: 87), tindakan tertentu atau menurut pihak
mengatakan bahwa setiap tindakan lain untuk melakukan tindakan tertentu,
pemerintahan disyaratkan harus sedangkan kewajiban memuat
bertumpu atas kewenangan yang sah. keharusan untuk melakukan atau tidak
Kewenangan itu diperoleh melalui tiga melakukan tindakan tertentu.
sumber, yaitu atribusi, delegasi, dan Kewenangan tidaklah sama dengan
mandat. Kewenangan atribusi lazimnya kekuasaan, karena kekuasaan hanyalah
digariskan melalui pembagian menggambarkan hak untuk berbuat dan
kekuasaan negara oleh undang-undang atau tidak berbuat, sedangkan
dasar, sedangkan kewenangan delegasi wewenangan mengandung hak dan juga
dan mandat adalah kewenangan yang kewajiban. Kewajiban dari suatu
berasal dari pelimpahan. kewenangan, ada kewenangan secara
Kemudian Philipus M Hadjon horizontal dan kewenangan secara
(2008:88) pada dasarnya membuat vertikal, kewenangan secara horizontal
perbedaan antara delegasi dan mandat. berarti kekuasaan tersebut digunakan
Dalam hal delegasi mengenai prosedur untuk menyelenggarakan pemerintah
pelimpahannya berasal dari suatu organ sebagaimana mestinya, sedangkan
pemerintahan kepada organ kewenangan secara vertikal berarti
pemerintahan yang lainnya dengan kekuasaan tersebut adalah untuk
peraturan perundang-undangan, dengan menjalankan pemerintahan dalam suatu
tanggung jawab dan tanggung gugat tertib ikatan pemerintahan negara secara
beralih ke delegataris. Pemberi delegasi keseluruhan (Ridwan, 2014:103).
tidak dapat menggunakan wewenang Pengertian kewenangan menurut
itu lagi, kecuali setelah ada pencabutan Stout (2013:71) adalah pengertian yang
dengan berpegang dengan asas berasal dari hukum organisasi
”contrarius actus”. Artinya, setiap pemerintah, yang dapat dijelaskan
perobahan, pencabutan suatu peraturan sebagai keseluruhan aturan yang
pelaksanaan perundang-undangan, berkenaan dengan perolehandan
dilakukan oleh pejabat yang penggunaan wewenang-wewenang
menetapkan peraturan dimaksud, dan pemerintah oleh subjek hukum publik di
dilakukan dengan peraturan yang setaraf dalam hubungan hukum publik.
atau yang lebih tinggi. Dalam hal
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Harorld D. Laswell dan Abraham tekanan dari konsep kewenangan adalah


Kaplan (Budiardjo, 2013 : 64) dalam terletak pada hak yang ada pada
buku Power and Society bahwa seseorang atau sekelompok orang untuk
wewenang (authority) adalah kekuasaan menggunakan sumber-sumber
formal (formal power). Dianggap kekuasaan dalam mempengaruhi
bahwa yang mempunyai wewenang perilaku pihak lain. Prinsip moral itu
(authority) berhak untuk mengeluarkan sifatnya lebih spesifik daripada nilai-
perintah dan membuat peraturan- nilai umum, yang berwujud tertulis dan
peraturan serta berhak untuk tidak tertulis. Prinsip moral ini
mengharapkan kepatuhan terhadap memberikan hak untuk memerintah
peraturan-peraturannya. Wewenang kepada orang tertentu atau kelompok
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995) tertentu. Dan prinsip moral ini mengatur
didefinisikan sebagai kekuasaan perilaku yang memerintah selaku
membuat keputusan, memerintah, dan pembuat dan pelaksana keputusan
melimpahkan tanggung jawab kepada publik, dan juga mengatur perilaku
orang lain, fungsi yang boleh tidak yang diperintah atau yang dipengaruhi.
dilaksanakan. Kewenangan yaitu hak Oleh karena itu, prinsip moral akan
dan kekuasaan yang dipunyai untuk menentukan siapa yang berhak
melakukan sesuatu. membuat dan melaksanakan keputusan
Demikian juga Bagir Manan publik, dan akan mengatur cara
(2007:2) , menyatakan dalam Hukum prosedur melaksanakan kewenangan.
Tata Negara, kekuasaan Dalam hukum tata pemerintahan
menggambarkan hak untuk berbuat atau pelimpahan wewenang ada 3(tiga) yakni
tidak berbuat. Wewenang mengandung (Ridwan, 2013:104):
arti hak dan kewajiban. Hak berisi 1. Atribusi, merupakan pemberian
kebebasan untuk melakukan atau tidak wewenang pemerintahan oleh
melakukan tindakan tertentu atau pembuat undang-undang kepada
menuntut pihak lain untuk melakukan organ pemerintahan
tindakan tertentu. Kewajiban memuat 2. Mandat, pemberi mandat dinamakan
keharusan untuk melakukan atau tidak mandans, penerimanya dinamakan
melakukan tindakan tertentu . mandataris. Dalam mandat hanya
Menurut Setiadi dan Kolip sebagian wewenang yang
(2013:163), kewenangan merupakan dilimpahkan dan yang terpenting
hak moral yang sejalan dengan nilai dan adalah tanggung
norma untuk membuat dan jawab/pertanggungjawaban tetap
melaksanakan keputusan publik yang pada sipemilik wewenang. Dalam
mempunyai pengaruh besar terhadap HTP jika mandat digugat, yang
pembuat dan pelaksanaan keputusan digugat ialah pemberi mandat dan
publik. Orang yang mempunyai penerima mandat. Contoh : Dosen
kewenangan berarti mempunyai hak pengampu memberi mandat pada
moral untuk membuat dan asistennya untuk mengadakan ujian,
melaksanakan keputusan publik. tetap yang berwenang memberi nilai
Dengan demikian, wewenang yang tetap dosen bukan asistennya.
melekat pada diri seseorang yang 3. Delegasi, pemberi delegasi namanya
dimaksud bukan hanya terletak pada delegans, penerimanya dinamakan
kepemilikan dan kemampuan seseorang delegatoris. Dalam delegasi semua
untuk menggunakan sumber-sumber wewenang beralih pada sipenerima
kekuasaan untuk mempengaruhi delegasi termasuk pertanggung
perilaku pihak lain. Akan tetapi, titik jawaban. Dalam HTP jika delegasi
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

digugat makahanya satu yakni yang ditimbulkan oleh faktor-faktor


sipenerima delegasi. alamiah maupun sosial, seperti
Dalam ilmu pemerintahan dikenal fisiografis, sosial ekonomi, politik, dan
dengan adanaya 2 definisi pemerintah budaya yang saling berinteraksi antar
yakni dalam arti luas dan dalam arti unsur tersebut dan juga dalam
sempit. Dalam arti luas pemerintah hubungannya dengan daerah-daerah
didefinisikam sebagai suatu bentuk lain. Selanjutnya, Bintarto (2010:22)
organisasi yang bekerja dengan tugas mengemukakan bahwa minimal ada tiga
menjalankan suatu sistem unsur utama desa, yaitu sebagai berikut.
pemerintahan, sedangkan dalam arti 1. Daerah, dalam arti suatu kawasan
esmpit didefinisikan sebagai suatu perdesaan tentunya memiliki wilayah
badan persekumpulan yang memiliki sendiri dengan berbagai aspeknya,
kebijakan tersendiri untuk mengelola, seperti lokasi, luas wilayah, bentuk
menjalankan manajemen, serta lahan, keadaan tanah, kondisi tata
mengatur jalannya suatu sistem air, dan aspek-aspek lainnya.
pemerintahan (Labolo, 2014:21). 2. Penduduk dengan berbagai
Pemerintah adalah organisasi yang karakteristik demografis
memiliki kewenangan untuk membuat masyarakatnya, seperti jumlah
kebijakan dalam bentuk penerapan penduduk, tingkat kelahiran,
hukum dan undang-undang di kawasan kematian, persebaran dan kepadatan,
tertentu yang merupakan kawasan yang rasio jenis kelamin, komposisi
berada di bawah kekuasaan mereka. penduduk, serta kualitas
Kamus Besar Bahasa Indonesia penduduknya.
pemerintah memiliki arti sistem yang 3. Tata Kehidupan, berkaitan erat
menjalankan wewenang dan kekuasaan dengan adat istiadat, norma, dan
mengatur kehidupan sosial, ekonomi, karakteristik budaya lainnya.
dan politik suatu negara atau bagian- Pengertian peningkatan menurut
bagiannya. Sehingga dapat disimpulkan bernama Adi S (2014:37) , Peningkatan
bahwa pemerintah merupakan sebuah berasal dari kata tingkat. Yang berarti
organisasi yang memiliki tugas dan lapis atau lapisan dari sesuatu yang
fungsi untuk mengelola sistem kemudian membentuk susunan.
pemerintahn dan menetapkan kebijakan Peningkatan adalah usaha untuk
untuk mencapai tujuan negara. membuat sesuatu menjadi lebih baik
Desa menurut Prof. Drs. HAW. daripada sebelumnya. Suatu usaha
Widjaja (2014 : 3) menyatakan bahwa untuk tercapainya suatu peningkatan
desa adalah kesatuan masyarakat hukum biasanya diperlukan perencanaan dan
yang mempunyai susunan asli eksekusi yangbaik.Perencanaan dan
berdasarkan hak asal usul yang bersifat eksekusi ini harus saling berhubungan
istimewa, landasan pemikiran dalam dan tidak menyimpang dari tujuan yang
mengenai desa adalah keanekaragaman, telah ditentukan.
partisipasi, otonomi asli, demokratisasi Sedangkan menurut Sumayang,
dan pemberdayaan masyarakat. (2013:46), peningkatan merupakan
Pengertian desa dalam sudut pandang upaya untuk menambah derajat, tingkat,
geografi dikemukakan oleh R. Bintarto dan kualitas maupun kuantitas.
(2010:21) desa adalah suatu hasil Peningkatan juga dapat berarti
perpaduan antara kegiatan sekelompok penambahan keterampilan dan
manusia dan lingkungannya. Hasil kemampuan agar menjadi lebih baik.
perpaduan tersebut merupakan suatu Selain itu, peningkatan juga berarti
perwujudan atau ketampakan geografis
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, tentang kewenangan (Budiardjo, 2013 :


hubungan dan sebagainya. 64), melalui kajian:
Menurut Kamus Besar Bahasa 1. Kewenangan pemerintah desa dalam
Indonesia (2015:159) Ekonomi adalah peningkatan perekonomian di desa
salah satu ilmu yang mempelajari Mahangiang.
aktivitas manusia yang berkaitan 2. Pelaksanaan kewenangan pemerintah
dengan produksi, distribusi, serta desa Mahangiang.
konsumsi dengan barang dan jasa. 3. Kendala yang dihadapi oleh
Istilah “ekonomi” berasal dari bahasa pemerintah desa Mahangiang
Yunani, yaitu oikos yang berarti rumah 4. Upaya yang dilakukan pemerintah
tangga atau keluarga dan nomos berarti desa dalam mengatasi kendala dari
hukum atau peraturan. Secara kewenangan tersebut.
keseluruhan, ekonomi merupakan 5. Manfaat dari kewenangan
manajemen rumah tangga atau suatu pemerintah tersebut.
aturan di dalam keluarga. 6. Respon masyarakat terhadap
Menurut Sadono (2014:41) ekonomi kewenangan pemerintah.
adalah suatu studi mengenai individu- Informan yang dilibatkan merupakan
individu dan masyarakat membuat orang yang dapat memberikan
pilihan, dengan atau tanpa penggunaan informasi tentang situasi dan kondisi
uang, dengan menggunakan sumber- latar belakang penelitian, oleh karena
sumber daya yang terbatas, tetapi dapat itu seorang informan harus benar-benar
digunakan dalam berbagai cara untuk tau dan terlibat langsung dengan
menghasilkan berbagai jenis barang dan permasalahan penelitian. Misalnya
jasa dan mendistribusikan untuk dengan pertimbangan memilih orang-
kebutuhan konsumsi, sekarang dan orang yang dianggap paling tahu
dimasa datang, kepada individu dan tentang apa yang diharapkan sehingga
golongan masyarakat. akan memudahkan peneliti dalam
menjelajahi obyek sosial yang diteliti
Metode Penelitian (Sugiyono, 2012:208). Informan dalam
Dalam penelitian ini peneliti penelitian ini adalah sebagai berikut:
melakukan penelitian secara kualitatif 1. Kepala Desa
yaitu, dimana peneliti menggambarkan 2. Sekretaris Desa
fenomena-fenomena yang terjadi di 3. Ketua Bumdes
lapangan. Menurut Sugiyono (2007:17) 4. Tokoh Masyarakat
penelitian kualitatif yaitu jenis 5. Masyarakat
penelitian yang memberikan gambaran
atau uraian suatu keadaan pada objek Hasil Penelitian
yang diteliti. Data yang terkumpul akan Berdasarkan hasil wawancara dengan
dianalisa secara kualitatif, dimana beberapa informan yang ada di Desa
peneliti mendeskripsikan apa yang Mahangiang menunjukkan bahwa
dilihat, didengar, dirasakan dan pemerintah desa masih memiliki
dinyatakan. kepedulian pada masyarakat. dimana
Fokus penelitian ini adalah pemerintah telah berupaya untuk
mengetahui bagaimana kewenangan membuat kewenangan yang mendukung
pemerintah desa untuk peningkatan pertumbuhan perekonomian di desa
perekonomian di desa Mahangiang, Mahangiang dengan pembentukkan
dengan menggunakan teori dari Harorld Bumdes (Badan Usaha Milik Desa)
D. Laswell dan Abraham Kaplan sesuai dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Kepulauan Siau
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Tagulandang Biaro Nomor 4 Tahun kepada pelaksana operasional dalam


2016 tentang Pendirian dan Pengelolaan menjalankan kegiatan pengurusan dan
Badan Usaha Milik Desa (Lembaran pengelolaan usaha Desa. Penasihat
Daerah Kabupaten Kepulauan Siau dalam melaksanakan tugas sebagaimana
Tagulandang Biaro Tahun 2016 Nomor dimaksud mempunyai kewenangan
4) serta sesuai dengan tujuan meminta penjelasan pelaksana
penyelenggaraan yang tertuang dalam operasional mengenai pengurusan dan
Anggaran Dasar Badan Usaha Milik pengelolaan usaha Desa. Hal ini
Desa Mahangiang Pasal 7, yaitu: membuktikan, bahwa sebagai
Meningkatkan pendapatan asli desa pemerintah desa Mahangiang dan
dalam rangka penyelenggaraan masyarakat desa memiliki peran
pemerintahan desa, pembangunan desa strategis dalam pengembangan
dan pelayanan kepada masyarakat, BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)
mengembangkan potensi yang dimiliki demi kepentingan pemberdayaan
oleh masyarakat untuk mendorong ekonomi rakyat.
pengembangan perekonomian Permasalahan dan kendala yang ada,
masyarakat desa secara keseluruhan. menjadi tugas baru bagi pemerintah
Menciptakan iklim permodalan yang desa Mahangiang untuk segera dapat
sehat, menciptakan lapangan kerja bagi mengatasi hal tersebut. Sebagai
masyarakat desa, memperkokoh pemerintah telah menjadi sebuah
perekonomian rakyat sebagai dasar kewajiban untuk tanggap mengatasi
kekuatan dan ketahanan perekonomian masalah ataupun kendala yang terjadi
desa dan berusaha untuk mewujudkan dan mencari jalan keluar dari
dan mengembangkan perekonomian permasalahan tersebut. Dalam
nasional yang merupakan usaha penyelesaian masalah tentu saja
bersama berdasarkan atas azas dari, oleh pemerintah desa tidak dapat
dan untuk masyarakat. melaksanakannya sendiri tanpa ada
Kewenangan Pemerintahan Desa dukungan dan kerjasama yang baik
dalam Lembaga Perekonomian dengan warga masyarakat untuk dapat
Masyarakat Desa berdasarkan Undang- mencapai tujuan bersama. Sehingga
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang pemerintah desa Mahangiang
Desa tidak disebutkan secara tegas mengharapkan ada kesadaran dari
namun diatur dalam ketentuan masyarakat demi kebaikan bersama.
pelaksananya yaitu berdasarkan Berdasarkan hasil wawancara, menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun pemahaman dari peneliti bahwa
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan pemerintah desa Mahangiang sudah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 berusaha dengan maksimal dalam
tentang Desa. Dalam hal ini mengupayakan program yang telah
kewenangan pemerintahan desa adalah dibuat terlebih khusus dalam
sebagai organ pembina dan penasehat perekonomian yang ada di desa.
dalam Bumdes (Badan Usaha Milik Berdasarkan observasi dari peneliti,
Desa), karena pendirian Bumdes (Badan pemerintah Desa Mahangiang sangat
Usaha Milik Desa) sebagaimana percaya diri dengan keputusan tersebut
dimaksud terpisah dari organisasi pemerintah yakin bahwa dengan
Pemerintahan Desa. program Bumdes (Badan Usaha Milik
Organ Penasihat Bumdes (Badan Desa) ini dapat benar-benar
Usaha Milik Desa) sebagaimana memberikan manfaat bagi
dimaksud mempunyai tugas melakukan perekonomian desa dan masyarakat
pengawasan dan memberikan nasihat desa khususnya yang berprofesi sebagai
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

petani, pedagang, nelayan serta belajar dan melatih keterampilan


masyarakat dengan profesi lainnya. mereka dalam pengelolaan Bumdes.
Program Bumdes tidak semata-mata Selain itu masyarakat harus bisa
didasarkan pada aspek target mengolah dan memanfaatkan Bumdes
pertumbuhan ekonomi, akan tetapi yang yang ada. Sebagai proses pembelajaran,
lebih penting adalah menciptakan masyarakat desa sampai saat ini mampu
aktifitas ekonomi yang kondusif serta menciptakan usaha-usaha baru dan
kesejahteraan sosial di tingkat desa mempunyai pendapatan lebih sehingga
paling tidak memecahkan kendala dapat meningkatkan kesejahteraan
pengembangan usaha desa guna hidup mereka.
mendorong peningkatan pendapatan Pemerintah desa Mahangiang sendiri
masyarakat sehingga dapat mewujudkan tentu memiliki keinginan untuk dapat
kesejahteraan masyarakat secara luas. mengembangkan desanya sendiri
Wujud dari pembangunan desa adalah dengan berusaha yang terbaik demi
adanya berbagai program dan proyek untuk memberikan peningkatan
pembangunan yang bertujuan perekonomian yang ada di desa
menciptakan kemajuan desa. Dengan Mahangiang. Setiap masalah yang ada
demikian, program dan proyek itu tidak di bidang perekonomian di desa
hanya untuk mencapai kemajuan fisik Mahangiang, pemerintah terus
saja, tetapi juga meningkatkan memikirkan jalan keluar untuk dapat
kemampuan masyarakat. Seperti salah menangani masalah tersebut, kunci
satu program Bumdes Mahangiang utama untuk mencapai tujuan tersebut
yaitu akses jalan ke perkebunan. Akses adalah dengan bekerjasama yang baik
jalan ke perkebunan juga bisa antara pemerintah desa dan masyarakat
meningkatkan perekonomian dari desa Mahangiang.
masyarakat desa itu sendiri.
Berdasarkan observasi peneliti ada Kesimpulan
beberapa masyarakat merasakan 1. Kewenangan Pemerintah Desa dalam
manfaat dari program bumdes yaitu Peningkatan Perekonomian di Desa
pembuatan akses jalan ke perkebunan Mahangiang Kecamatan
tersebut. Biasanya masyarakat hanya Tagulandang Kabupataen Kepulauan
bisa jalan kaki ke perkebunan dan Sitaro cukup baik, karena
membawa hasil panen dengan cara di kewenangan pemerintah desa
panggul, tetapi dengan adanya Mahangiang sudah terlaksana,
kewenangan pemerintah dalam program seperti program Bumdes (Badan
Bumdes ini sehingga masyarakat bisa Usaha Milik Desa.
membawa pulang hasil panen tersebut 2. Meskipun dalam pelaksanaannya ada
dengan memakai motor atau mobil. beberapa kendala yang terjadi tetapi
Dengan demikian perekonomian pemerintah desa Mahangiang sendiri
masyarakat tersebut meningkat. berusaha untuk mengatasi hal
Namun, pemerintah juga berharap tersebut dengan memberikan
agar masyarakat pun mempunyai sosialisasi dan arahan kepada
pemikiran yang sama dengan masyarakat desa.
pemerintah untuk dapat mencapai 3. Masyarakat serta desa dapat
tujuan bersama karena melalui Bumdes merasakan manfaat dari kewenangan
ini tidak hanya mementingkan hasil tersebut seperti respon masyarakat
yang akan dicapai melainkan untuk yang baik dan merasa senang karena
meningkatkan kemampuan sumber daya dapat mempermudah dan membantu
manusianya juga. Masyarakat bisa
EKSEKUTIF ISSN : 2337 - 5736
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan
Volome 1 No. 1 Tahun 2018
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

mereka dalam peningkatan Lasoma M, D, 2015. “Kewenangan


perekonomian. Pemerintah Desa dalam Bidang
Kemasyarakatan di Desa Bolangitan
Saran Dua Kabupaten Bolaang
1. Sumber daya manusia perlu lebih Mongondow Utara.” (Online)
ditingkatkan lagi, agar kelak mampu diakses pada tanggal 7 Juli 2018.
mengakomodir dan menjangkau Ndraha T. 2013. Kybernology (Ilmu
masyarakat secara keseluruhan. Pemerintahan Baru) Jilid 2. Jakarta:
2. Perlu adanya pengawasan dan Rineka Cipta.
pemantauaan yang rutin untuk Ndraha. T. 2013. Kybernology (Ilmu
perangkat desa dan kebutuhan Pemerintahan Baru) Jilid 2. Jakarta:
masyarakat, agar adanya sinergitas Rineka Cipta.
pelayanan yang maksimal dan Nurmayani. 2009. Hukum Administrasi
hubungan yang baik dari seluruh Daerah. Bandar Lampung:
elemen desa Mahangiang. Universitas Lampung.
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut Peter S & Yeni S. 2009. Kamus Bahasa
mengenai kewenangan pemerintah Indonesia Kontemporer. Jakarta:
dalam peningkatan perekonomian di Modern Press.
desa dengan metode yang berbeda Ridwan HR dan SF Marbun. 2010.
dan terhadap informan lainnya. Hukum Administrasi Negara,
Jakarta: Rajawali Press.
DAFTAR PUSTAKA Sadono Sukirno. 2010. Mikro Ekonomi,
Bagir Manan. 2007. Dasar-Dasar Jakarta: Raja Grafindo.
Sistem Ketatanegaraan Republik Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Indonesia Menurut UUD 1945. Kuantitatif, Kualitatif dan RD.
Bandung: Universitas Pedjajaran. Bandung: Alfabeta.
Budiardjo, M. 2013. Dasar-dasar Ilmu Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Bisnis. Jakarta: Alfabeta.
Utama. Sugiono. 2017. Metode Penelitian
Hadari N. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif &
Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
University Press. Tim Penyusun. 2015. Kamus Besar
Kamal H. 2010. Efektivitas Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Penyelenggaraan dalam Sistem Pustaka.
Pemerintahan Daerah di Indonesia. Widjaja, A.W. 2014. Otonomi Desa.
Makassar: Pustaka Refleksi. Jakarta: PT Radusunrafindo Perada.
Labolo M. 2014. Memahami Ilmu
Pemerintahan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai